Mengasihi Sesama

Mengasihi Sesama
Ibu Theresa dari Calcuta

Minggu, 11 November 2012

Katekismus Gereja Katolik Dalam Setahun - 032

KGK Hari Ke 32

Versi Bahasa Indonesia


Allah adalah kebenaran

215. "Semua sabda-Mu benar, segala hukum-Mu yang adil tetap selama-lamanya" (Mzm 119:160). [2465] "Ya, Tuhanku dan Allahku, Engkau Allah yang Esa, semua janji-Mu Kautepati" (2 Sam 7:28). Karena itu, Allah selalu memenuhi janji-Nya.3 [1063; 156] Allah adalah kebenaran itu sendiri; Sabda-sabda-Nya tidak bisa menipu. Karena itu, dengan penuh kepercayaan orang dapat menyerahkan diri dalam segala hal kepada kebenaran-Nya dan kepada kepastian Sabda-Nya. Dosa dan kejatuhan manusia disebab-kan oleh dusta penggoda yang membawa kebimbangan terhadap Sabda Allah, terhadap kemurahan hati-Nya dan kesetiaan-Nya. [397]

216. Kebenaran Allah adalah juga kebijaksanaan-Nya, yang menetapkan tata tertib seluruh ciptaan dan peredaran dunia.1 [295] Allah, yang Esa, yang menciptakan langit dan bumi,2 adalah juga satu-satunya yang dapat menganugerahkan pengertian yang benar tentang segala ciptaan dalam hubungannya dengan Dia.3 [32]

217. Allah juga benar, apabila Ia mewahyukan Diri: Ajaran yang datang dari Tuhan, adalah "ajaran yang benar" (Mal 2:6). Ia mengutus Putera-Nya ke dunia, supaya Ia "memberikan kesaksian tentang kebenaran" (Yoh 18:37). [851] "Anak Allah telah datang dan telah mengaruniakan pengertian kepada kita, supaya kita mengenal [Allah] Yang Benar" (1 Yoh 5:20)4 [2466]

Allah adalah cinta

218. Dalam peredaran sejarah, Israel dapat mengerti bahwa Allah hanya mempunyai satu alasan untuk mewahyukan Diri kepadanya dan memilihnya dari antara segala bangsa, supaya menjadi milik-Nya: cinta-Nya yang berbelaskasihan.5 Berkat nabi-nabinya Israel mengerti bahwa Allah karena cinta-Nya selalu saja meluputkannya6 dan mengampuni ketidaksetiaannya dan dosa-dosanya.7 [295]

219. Cinta Tuhan kepada Israel dibandingkan dengan cinta seorang bapa kepada puteranya.8 Cinta itu lebih besar daripada cinta seorang ibu kepada anak-anaknya.9 Allah mencintai bangsa-Nya lebih dari seorang pengantin pria mencintai pengantin wanita.10 [239; 796]

Cinta ini malahan akan mengalahkan ketidak-setiaan yang paling buruk.11 Ia akan berlangkah sekian jauh, sampai Ia menyerahkan juga yang paling dicintai-Nya: "Begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal" (Yoh 3:16). [458]

220. Cinta Allah itu "abadi" (Yes 54:8): "Biarpun gunung-gunung beranjak dan bukit-bukit bergoyang, tetapi kasih setia-Ku tidak akan beranjak dari padamu" (Yes 54:10). "Aku mengasihi engkau dengan kasih yang kekal, sebab itu Aku melanjutkan kasih setia-Ku kepadamu" (Yer 31: 3).

221. Santo Yohanes berlangkah lebih jauh lagi dan berkata: "Allah adalah kasih" (1 Yoh 4:8-16): Cinta adalah kodrat Allah. [733] Dengan mengutus Putera-Nya yang tunggal dan Roh cinta pada kepenuhan waktu, Allah mewahyukan rahasia-Nya yang paling dalam12; [851] Ia sendiri adalah pertukaran cinta abadi, Bapa, Putera, dan Roh Kudus, dan Ia telah menentukan supaya kita mengambil bagian dalam pertukaran itu. [257]



Versi Bahasa Inggris


Read the Catechism: Day 32

Part1:The Profession of Faith (26 - 1065)
Section2:The Profession of the Christian Faith (185 - 1065)
Chapter1:I Believe in God the Father (198 - 421)
Article1:"I believe in God the Father almighty, Creator of heaven and earth" (199 - 421)
Paragraph1:I Believe in God (199 - 231)
III. GOD, "HE WHO IS", IS TRUTH AND LOVE
God is Truth
215     "The sum of your word is truth; and every one of your righteous ordinances endures forever." "And now, O LORD God, you are God, and your words are true"; this is why God's promises always come true. God is Truth itself, whose words cannot deceive. This is why one can abandon oneself in full trust to the truth and faithfulness of his word in all things. The beginning of sin and of man's fall was due to a lie of the tempter who induced doubt of God's word, kindness and faithfulness.
216     God's truth is his wisdom, which commands the whole created order and governs the world. God, who alone made heaven and earth, can alone impart true knowledge of every created thing in relation to himself.
217     God is also truthful when he reveals himself — the teaching that comes from God is "true instruction". When he sends his Son into the world it will be "to bear witness to the truth": "We know that the Son of God has come and has given us understanding, to know him who is true."
God is Love
218     In the course of its history, Israel was able to discover that God had only one reason to reveal himself to them, a single motive for choosing them from among all peoples as his special possession: his sheer gratuitous love. And thanks to the prophets Israel understood that it was again out of love that God never stopped saving them and pardoning their unfaithfulness and sins.
219     God's love for Israel is compared to a father's love for his son. His love for his people is stronger than a mother's for her children. God loves his people more than a bridegroom his beloved; his love will be victorious over even the worst infidelities and will extend to his most precious gift: "God so loved the world that he gave his only Son."
220     God's love is "everlasting": "For the mountains may depart and the hills be removed, but my steadfast love shall not depart from you." Through Jeremiah, God declares to his people, "I have loved you with an everlasting love; therefore I have continued my faithfulness to you."
221     But St. John goes even further when he affirms that "God is love": God's very being is love. By sending his only Son and the Spirit of Love in the fullness of time, God has revealed his innermost secret: God himself is an eternal exchange of love, Father, Son and Holy Spirit, and he has destined us to share in that exchange.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar