Mengasihi Sesama

Mengasihi Sesama
Ibu Theresa dari Calcuta

Jumat, 01 Desember 2023

SERI 10 : PROTOEVANGELIUM SEBUAH JANJI KESELAMATAN SETELAH KEJATUHAN

PERMUSUHAN IBLIS DAN WANITA

Gen 3:15 I will put enmity between you and the woman, and between your seed and her seed; he shall bruise your head, and you shall bruise his heel."

Kej 3:15  “Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini antara keturunanmu dan benihnya; keturunannya akan meremukkan kepalamu dan engkau akan meremukkan tumitnya.”

Allah telah memutuskan untuk menjadikan 'benih wanita' /her seed atau keturunan wanita itu untuk meremukkan kepala iblis.

KETURUNAN WANITA ??? BENIH WANITA ???

Coba pikirkan ... sepertinya ada yang janggal dalam kalimat atau kata-kata tersebut : "keturunan wanita ???"  atau "her seed"  atau tepatnya "benih wanita"

Apa yang mau disampaikan ayat Kej 3:15 itu ya ? Ada 2 hal yang tampil :

pertama

  • permusuhan antara iblis/ular dan wanita
  • permusuhan antara keturunan iblis/your seed dengan keturunan wanita/ her seed

kedua :

seorang anak akan dilahirkan oleh seorang perawan ... dari benih wanita ... tanpa campur tangan benih seorang pria ... alias seorang perawan akan mengandung tanpa persetubuhan dengan seorang pria

Kok Bisa ??? 

Ya tentu saja bisa ... Allah menegaskan lagi ... dalam Yes 7:14 :

“Therefore the Lord Himself will give you a sign: Behold, the virgin shall conceive and bear a Son, and shall call His name Immanuel"

 לָכֵן יִתֵּן אֲדֹנָי הוּא לָכֶם אֹות הִנֵּה הָעַלְמָה הָרָה וְיֹלֶדֶת בֵּן וְקָרָאת שְׁמֹו עִמָּנוּ אֵל׃

laken yiten ‘Adonay hu’ lakem (kalian) ‘oth (pertanda) hinneh ha`al’mah harah w’yoledeth ben w’qara’th sh’mo `Immanu ‘El.

διὰ τοῦτο δώσει κύριος αὐτὸς ὑμῖν (kalian) σημεῖον (pertanda)  ἰδοὺ ἡ παρθένος ἐν γαστρὶ ἕξει καὶ τέξεται υἱόν καὶ καλέσεις τὸ   ὄνομα αὐτοῦ Εμμανουηλ

dia touto dosei kyrios autos hymin (kalian) semeion;  idou he  parthenos en gastri hexei kai texetai huion,  kai kaleseis to onoma autou Emmanou el;

terjemahannya :

"Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepada kalian suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perawan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel." Yesaya 7:14 

 Mohon maaf di atas ayatnya menggunakan teks Ibrani modern Masoretik dan Teks Septuaginta LXX ... tujuannya agar mengungkapkan isi ayat tersebut dengan seasli-aslinya atau sesungguh-sungguhnya agar mengungkapkan kekacauan yg dibuat oleh orang-orang yg membenci kristen atau juga bagi orang kristen yg mencemooh Maria ...

Baiklah secara singkat saja (karena ada ditulisan tersendiri) misalanya kata 'al’mah' bagi orang Yahudi modern (Tovia Singer dan antek2nya) di artikan sebagai 'gadis/wanita muda' menyingkirkan arti kata 'perawan' ... apa tujuan mereka ? Pembaca bisa menebak ? ...

Ya ... benar !!! mereka ingin memelintir Yes 7:14 sebagai nubuat tentang Mesias ... tentang Yesus ... mereka sengaja melontarkan tuduhan bahwa orang kristen menterjemahkan kata al’mah dengan keliru ... begitu narasi yg coba dibangun ... banyak orang tertipu atau terjebak oleh ocehan mereka ... karena mereka dikenal sebagai orang Yahudi ... walau ... tentu saja ... bukanlah orang Yahudi zaman Yesus ...

Mereka lupa ... atau pura-pura lupa ... tidak tahu ... atau memang 'terbodohi oleh para rabi modern' ... lho apa maksudnya ???

Begini ... di atas kan ditampilkan juga teks Septuaginta LXX ... teks ini adalah terjemahan para ahli dizaman Ptolomeus II sekitar th 282 sebelum Masehi. Jadi terjemahan al’mah sebagai parthenos atau perawan ... BUKANLAH terjemahan yg dilakukan oleh pengikut Kristus Yesus ... seperti yang mereka tuduhkan ... tetapi diterjemahkan oleh ahli2 Taurat yg dikirim imam Besar Eleazar di zaman Ptolemeus II. Karenanya para rasul dan penulis kitab Suci PB juga mengutipnya dari Septuaginta ... yang saat itu marak digunakan di synagog2 ... seperti yg menjadi tujuan terjemahan tersebut.

Yang lebih menunjukkan bukti terjadinya penyimpangan mereka ... adalah temuan Dead Sea Sroll yang usianya jauh lebih tua dari teks Masoretik ... ada indikasi bahwa memang ... 'sebagian kecil teks itu' ... BERBEDA ... dibawah ini diberikan contoh : ayat Yes 7:14 Dead Sea Scroll di bandingkan Masoretik


DSS Qumran Text
transliterasinya sbb : 

Masoretik Teksnya sbb :


tranliterasinya sbb :

Bisa melihat perbedaannya ???

Kembali kepada pokok bahasan semula ... bahwa Kej 3:15 dan Yes 7: 14 menunjukkan bahwa ada kesinambungan nubuat tentang keselamatan bukan ? Kedua ayat itu dikatakan oleh Allah sendiri ... her seed ... benih wanita  dengan seorang perawan yang mengandung seorang putera ... sangat terlihat keterkaitannya.

Mari kita lihat bagaimana St. Lukas memahami nubuat itu :

Dia menuliskan kembali apa yang dialami Maria :
  1. Maria seorang perawan bertunangan dengan Yusuf dari keluarga Daud (Luk 1:27 ; Mat 1:18)
  2. Maria adalah juga keturunan Daud (Luk 1:32), karena Anaknya akan mewarisi tahta Daud, bapa leluhur-Nya.
  3. Maria adalah Ibu Ratu (Queen Mother) karena Yesus adalah Raja atas Israel (Luk 1:33)
  4. Maria mengandung dari Roh Kudus (Luk 1:35 ; Mat 1:18)
  5. Maria dan Elisabeth adalah kerabat dekat (Luk 1:36). Elisabeth adalah keturunan Harun (Luk 1: 5)
Dengan demikian ... jelas bagi kita yang percaya ... Maria lah yang dimaksud wanita dalam Kej 3:15 dan Yes 7:14 ... diwujudkan dalam kesaksian St. Lukas dan St. Matius dalam Injil Suci.

Selamat Merenung

Kamis, 23 November 2023

SERI 9: KEKHARITOMENE .... κεχαριτωμένη

 Kecharitomene

Posisi Katolik dalam Lukas 1:28

"Dan dia mendatanginya dan berkata, 'Salam, penuh kasih karunia, Tuhan menyertai kamu!" 

Banyak denominasi2 di luar Katolik salah informasi tentang apa yang Malaikat Gabriel katakan kepada Perawan Maria yang Terberkati. 

Sebagian, berkata  “Dogma Dikandung Tanpa Noda harus menjadi contoh terburuk dari Gereja Katolik yang terlibat dalam“ seluruh lembar  penafsiran ”Kitab Suci.“ Menariknya, kita terkadang tidak bisa tidak memahami bagaimana mereka benar-benar keliru atas klaimnya sendiri?

Berapa banyak denominasi yang telah dibentuk berdasarkan interpretasi  mereka terhadap Kitab Suci. Kita bisa menyebut Sola Scriptura, sebuah doktrin yang dikembangkan oleh Martin Luther sebagai salah satu doktrin utama yang dianut melawan posisi Katolik dalam Kitab Suci sebagai contoh. 

Bagaimana kita menunjukkan pendekatan Gereja Katolik selama 2.000 tahun terhadap Lukas 1:28 didukung oleh tradisi apostolik. Orang - orang tersebut ingin mengajukan tantangan utamanya, bertanya : apakah St. Stephanus telah lahir Dikandung Tanpa Noda? Kita telah mendengar argumen ini sebelumnya, yang mereka maksud adalah Kisah Para Rasul 6: 8 yang menyatakan, "Dan Stefanus, yang penuh kasih karunia dan kuasa, melakukan mujizat dan tanda-tanda besar di antara orang-orang."

Apa yang ditantang kepada kita adalah jelas, apakah teks alkitab untuk Perawan Maria, "Kekharitomene/penuh rahmat" dan teks bagi St Stephen : "plērēs charitos/penuh kasih karunia" adalah identik? Ini membutuhkan beberapa pemikiran, terutama ketika ditantang oleh seseorang yang mengira mereka tahu jawabannya

Jelas, tantangannya berpusat pada dua hal, pertama, bahwa Gereja Katolik bertentangan dengan Alkitab saat memilih mendasarkan diri pada tradisinya, dan kedua, bahwa dogma "Dikandung Tanpa Noda" adalah mitos buatan manusia berdasarkan tradisi.

Untuk benar-benar memahami ini lebih sepenuhnya, mari kita lihat dalam  Teks Yunani untuk "kekharitomene / penuh kasih karunia". (atau penuh rahmat)

Teks Yunani adalah teks asli kitab Perjanjian Baru. 

Itu adalah bahasa kedua yang biasa bagi banyak orang di Tanah Suci pada zaman Yesus, seperti pemakaian bahasa Inggris saat ini di seluruh dunia.

Berikut adalah Teks Yunani untuk Lukas 1:28

 καὶ εἰσελθὼν πρὸς αὐτὴν εἶπεν χαῖρε κεχαριτωμένη ὁ κύριος μετὰ σοῦ

“Kai eiselthon pros auten eipen,“ Caire, kecharitomene ! ho Kurios meta sou. ”

Berikut adalah Teks Yunani untuk Kisah Para Rasul 6: 8

Στέφανος δὲ πλήρης χάριτος καὶ δυνάμεως ἐποίει τέρατα καὶ σημεῖα μεγάλα ἐν τῷ λαῷ

“Stephanos de plērēs charitos kai dynameōs epoiei terata kai sēmeia megala en tō laō.”

Dapatkah Anda melihat perbedaan dan persamaannya di sini? 

Menariknya, baik Injil Lukas maupun kitab Kisah Para Rasul ditulis oleh St. Lukas. Perhatikan dalam Lukas 1:28, kata Caire, kecharitomene digunakan, sedangkan dalam Kis 6: 8, kata yang dipakai adalah plērēs charitos.

Kata bahasa Inggris "grace" berasal dari kata Yunani, charis dan dengan demikian kita dapat melihat bahwa kedua teks tersebut menggunakan kata charis atau grace di dalamnya, tetapi apakah artinya sama? Tidak.

Perhatikan bahwa kata yang digunakan dalam Kis 6: 8 untuk Stefanus adalah kata yang berbeda dari kata yang mengacu pada Maria. Itu jelas.

Kis 6: 8 menggambarkan Stefanus "pleres charitos" yang secara harfiah berarti "dipenuhi dengan kasih karunia". 

Menurut pandangan Katolik di sini adalah bahwa St. Lukas mengartikan St. Stefanus, pada saat itu, dia penuh dengan rahmat. Artinya menurut ajaran Katolik, seorang martir sejati akan langsung masuk surga. Mereka tidak perlu masuk Api Penyucian dan hal itu di dasarkan atas pemahaman dari teks ini, bahwa pada saat itu, St. Stefanus penuh rahmat.

Dengan cara yang sama, mari kita lihat kembali Lukas 1:28, kata/sebutan yang diberikan kepada Maria oleh malaikat Gabriel adalah "Kecharitomene", sebuah perfect passive participle dari "charitoo".

Ingatlah bahwa Charis berarti kasih karunia, charitoo adalah kata kerja yang berasal dari akar kata Yunani "charis" - yang berarti "kasih karunia". Jadi, dari teks ini, charitoó berarti mengisi atau memberkahi dengan kasih karunia atau dengan kata lain berarti: “Salam, orang yang selalu penuh kasih karunia”.

Ketika Stefanus dikatakan sebagai penuh rahmat menunjuk pada saat itu, Maria dikatakan sebagai penuh rahmat sejak awal keberadaannya.

Jadi, "kecharitomene" menurut definisi adalah perfected passive participle yang berarti "penuh dengan rahmat". Bahwa Perawan Maria menerima rahmat tunggal dari Tuhan dengan tujuan untuk membawa Yesus ke dunia. 

Maria lebih dari sekedar penuh kasih karunia untuk suatu periode waktu, tetapi untuk seluruh waktu-Nya, ya membuka pintu tidak hanya untuk St Stephen, tetapi untuk semua “orang-orang yang menuruti perintah Allah dan memiliki kesaksian Yesus.” Wahyu 12:17

Apabila orang2 denominasi lain memahami ini, kalau ya. kemudian akan membuka jalan  untuk sisa ceritanya!

Pesta Kabar Sukacita adalah peristiwa terpenting dalam seluruh sejarah manusia. Anak Domba Allah yang menghapus dosa umat-Nya dibawa ke dunia melalui Perawan Maria yang Terberkati.

Di sinilah Kitab Suci mencatat Bunda Maria memberi jawaban "YA" kepada Malaikat Tuhan tanpa ragu-ragu dan tanpa tuntutan apa pun. Maria menaruh kepercayaan penuhnya kepada Tuhan. Itu tanpa pamrih, bagaikan cek terbuka!

Di sinilah pertama kali kita mengetahui tentang St. Joseph, Ayah terhebat di dunia yang merawat Maria ketika dia hamil. Diperlukan mukjizat dari Surga untuk menunjukkan kepada Yusuf bahwa Maria benar-benar melahirkan bayinya melalui Kuasa Allah.

Di sinilah kita belajar bahwa Yesus akan duduk di atas takhta bapa-Nya Daud dan Kerajaan-Nya akan bertahan selamanya. Ini penting bagi Iman Katolik karena ini adalah Kerajaan Allah di bumi.

Kitab Suci berbunyi sebagai berikut:

Pada bulan keenam malaikat Gabriel diutus oleh Tuhan ke sebuah kota di Galilea bernama Nazareth, kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang pria bernama Yusuf, dari keluarga Daud; dan nama perawan itu Maria. Dan dia mendatanginya dan berkata, "Salam, penuh kasih karunia, Tuhan menyertaimu!" Tapi dia sangat bingung dengan ucapan itu, dan memikirkan dalam benaknya sapaan macam apa ini. Dan malaikat itu berkata kepadanya, "Jangan takut, Maria, karena kamu telah mendapatkan kasih sayang Tuhan. Dan lihatlah, kamu akan mengandung di dalam rahimmu dan melahirkan seorang putra, dan kamu akan memanggil namanya Yesus. Dia akan menjadi besar, dan akan disebut Putra Yang Mahatinggi; dan Tuhan Allah akan memberikan kepadanya takhta ayahnya Daud, dan dia akan memerintah atas keluarga Yakub untuk selama-lamanya; dan kerajaannya tidak akan ada akhirnya. " Dan Maria berkata kepada malaikat itu, " Bagaimana ini akan terjadi, karena saya seorang perawan? "Dan malaikat itu berkata kepadanya," Roh Kudus akan turun ke atasmu, dan kuasa Yang Mahatinggi akan menaungi kamu; oleh karena itu anak yang akan dilahirkan akan disebut kudus, Anak Allah.

Sebagai bukti, Malaikat kemudian memberi tahu Maria bahwa pertanda baik lainnya sedang terjadi dengan sepupunya Elizabeth. Sebagai pemenuhan firman Tuhan yang diberikan kepada Zakharia, bapa dari St. Yohanes Pembaptis, Maria akan melakukan perjalanan ke pegunungan Yudea dan membantu sepupunya selama tiga bulan.


Dan lihatlah, saudara perempuanmu Elizabeth di usia tuanya juga telah mengandung seorang anak laki-laki; dan ini adalah bulan keenam baginya yang disebut mandul itu. Karena bagi Tuhan tidak ada yang mustahil." Dan Maria berkata," Sesungguhnya, aku adalah hamba Tuhan; biarlah terjadi kepadaku menurut sabdamu." Dan malaikat itu pergi darinya. Pada hari-hari itu Maria bangkit dan pergi dengan tergesa-gesa ke pegunungan, ke kota Yehuda, dan dia memasuki rumah Zakharia dan menyapa Elisabet.

Penjelasan selanjutnya:

Anda tidak harus menjadi seorang sarjana Yunani untuk dapat melihat ini, tetapi syukurlah, Iman Katolik telah menyajikan kisah Natal ini selama hampir 2.000 tahun dan penerapannya telah bertahan seiring dengan berlalunya waktu. St Paulus memberitahu kita untuk berpegang pada tradisi yang pertama kali diajarkan kepada kita melalui ajaran lisan atau menurut tulisan/surat2nya (2 Tesalonika 2:15) dan ini termasuk seluruh ajaran Kristus (Matius 28:20).

Biasanya, ketika seseorang datang mengetuk pintu Anda dan membuat argumen seperti itu melawan Perawan Maria, mereka memiliki agenda  untuk merusak Iman Katolik. Sebagai umat Katolik, penting bagi kita untuk mempercayai Tuhan dengan segenap hati kita dan mempercayai mereka yang telah Dia kirim sejak awal. Sekali lagi, Teks Kitab Suci lain dari St. Lukas menegaskan pokok ini, "Dia yang mendengar kamu mendengarkan Aku, dan dia yang menolak kamu menolak Aku, dan dia yang menolak aku menolak Dia yang mengutus aku." Lukas 10:16


 

Satu hal lagi yang ingin saya kemukakan di sini karena kita berbicara tentang kasih karunia, perhatikan Efesus 1: 5-6 yang menyatakan, “Dalam kasih Ia telah menetapkan kita untuk menjadi anak-anaknya melalui Yesus Kristus, sesuai dengan tujuan kehendak-Nya, untuk pujian. kasih karunia-Nya yang mulia yang dianugerahkan dengan cuma-cuma kepada kita dalam Kekasih. " 

St Paulus menggunakan kata Yunani, "echaritosen," dan perhatikan lagi kata Charis atau "charitoo" yang memberikan arti penting di sini. 

Di sini, Tuhan “ memberkati ” kita atau Dia “menganugerahkan kasih karunia” kepada kita yang mewakili waktu tertentu sebagai hasil dari suatu tindakan.

Santo Paulus akan berbagi bahwa menjadi seorang rasul Kristus, bukanlah karena perbuatannya sendiri. Itu bukan untuk egonya sendiri, itu untuk keuntungan kita.

Melalui Sakramen, kita menerima rahmat melalui perjumpaan dengan Kristus yang Hidup melalui Pelayanan Gereja. Rahmat yang diterima St. Stefanus oleh Tuhan adalah rahmat yang luar biasa, kita dipanggil untuk menghidupi rahmat yang besar ini sebagai St. Stefanus karena rahmat yang besar ini.

Ketika Anda menerima Komuni Kudus, Anda menerima tubuh, darah, jiwa, dan keilahian Yesus Kristus.

Ini adalah pertemuan yang sangat penting dengan Yesus. Saat Anda membuka Pengakuan, Anda menerima anugerah yang sama seperti yang diberikan kepada wanita yang tertangkap dalam perzinahan. Ini adalah anugrah Tuhan yang diberikan kepada mereka yang mengikuti Dia. Kabar baik yang berkembang sebagai hasil dari percakapan ini, Individu yang menantang telah diterima ke dalam Iman Katolik. Tuhan sangat baik!

Hari Raya St Stephen adalah 26 Desember. 


Rabu, 04 Oktober 2023

TEXT MASORET DIBANDINGKAN TEXT IBRANI ASLI ?

Teks Masoret vs. Ibrani Asli

Teks Masoret sangat berbeda dengan Kitab-Kitab Ibrani asli.

Saya dulu percaya Teks Masoret adalah salinan sempurna dari Perjanjian Lama yang asli. Saya dulu percaya bahwa Teks Masoret adalah cara Tuhan melestarikan Kitab-Kitab Ibrani sepanjang zaman.

Saya salah. Saya keliru ...

Salinan tertua Teks Masoret hanya berasal dari abad ke-10, hampir 1000 tahun setelah zaman Kristus. Dan teks-teks ini berbeda dari aslinya dalam banyak hal tertentu. Nama teks Masoret diambil dari nama kaum Masoret , yang merupakan ahli Taurat dan ahli Taurat yang bekerja di Timur Tengah antara abad ke-7 dan ke-11Teks-teks yang mereka terima, dan hasil edit yang mereka berikan, memastikan bahwa teks-teks Yahudi modern akan menunjukkan penyimpangan yang mencolok dari Kitab-Kitab Ibrani yang asli.

Penelitian sejarah mengungkapkan lima hal penting yang membedakan Teks Masoret dari Perjanjian Lama yang asli:

  1. Kaum Masoret mengakui bahwa mereka   awalnya menerima teks yang diselewengkan .
  2. Teks Masoret ditulis dengan alfabet yang sangat berbeda  dari aslinya.
  3. Kaum Masoret  menambahkan titik-titik vokal yang tidak ada dalam bahasa aslinya.
  4. Teks Masoret  mengecualikan beberapa kitab  dari kitab suci Perjanjian Lama.
  5. Teks Masoret mencakup perubahan nubuatan dan doktrin .

Kami akan mempertimbangkan setiap poin secara bergantian:

Menerima Teks yang Rusak

Banyak orang percaya bahwa teks Kitab Suci Ibrani kuno telah dilestarikan secara ilahi selama berabad-abad, dan pada akhirnya dicatat dalam apa yang sekarang kita sebut “Teks Masoret”. Namun apa yang diyakini oleh kaum Masoret sendiri? Apakah mereka percaya bahwa mereka telah melestarikan teks kuno dengan sempurna? Apakah mereka berpikir bahwa mereka telah  menerima  teks yang sempurna?

Sejarah mengatakan “tidak”. .

Perbaikan juru tulis – Tikkune Soferim

Sumber-sumber para rabi mula-mula, yang berasal dari sekitar tahun 200 M, menyebutkan beberapa bagian Kitab Suci yang tidak dapat dipungkiri menyimpulkan bahwa bacaan kuno pasti berbeda dengan teks yang ada sekarang. Rabbi Simon ben Pazzi (abad ke-3) menyebut bacaan ini sebagai “perbaikan para Ahli Taurat” (tikkune Soferim; Midrash Genesis Rabbah xlix.7), dengan asumsi bahwa para Ahli Taurat benar-benar melakukan perubahan. Pandangan ini dianut oleh Midrash kemudian dan oleh mayoritas kaum Masoret.

Dengan kata lain,  kaum Masorit sendiri merasa bahwa mereka telah menerima teks yang sebagian diselewengkan.  

Aliran tidak bisa naik lebih tinggi dari sumbernya. Jika teks-teks yang mereka mulai telah rusak, bahkan transmisi yang sempurna dari teks-teks tersebut hanya akan mempertahankan kesalahan-kesalahan tersebut . Sekalipun kaum Masoret memperlihatkan kehati-hatian yang besar ketika menyalin teks, ketekunan mereka tidak akan menghasilkan koreksi satu kesalahan pun.

Selain perubahan-perubahan yang disengaja oleh para ahli Taurat Ibrani, nampaknya juga ada sejumlah perubahan yang tidak disengaja yang mereka biarkan menyusup ke dalam teks Ibrani. Misalnya, perhatikan Mazmur 145.

Mazmur 145 adalah puisi akrostikSetiap baris Mazmur dimulai dengan huruf alfabet Ibrani yang berurutanNamun dalam Teks Masoret, salah satu barisnya hilang sama sekali:

Mazmur 145 merupakan mazmur akrostik yang setiap ayatnya dimulai dengan huruf berikutnya dalam alfabet Ibrani. Dalam Kodeks Aleppo ayat pertama dimulai dengan huruf aleph, ayat kedua dengan beyt, ayat ketiga dengan gimel, dan seterusnya. Ayat 13 dimulai dengan huruf מ (huruf yang disorot mem-atas), huruf ke-13 dalam alfabet Ibrani; ayat berikutnya dimulai dengan huruf ס (huruf yang disorot di bagian bawah samach), huruf ke-15 dalam alfabet Ibrani. Tidak ada ayat yang dimulai dengan huruf ke-14 נ (nun).

Namun terjemahan Perjanjian Lama dalam bahasa Yunani Septuaginta (LXX) memuat ayat yang hilang tersebutDan ketika ayat itu diterjemahkan kembali ke dalam bahasa Ibrani, ayat itu dimulai dengan huruf Ibrani נ (nun) yang hilang dari Teks Masoret.

Pada awal abad ke-20, Gulungan Laut Mati ditemukan di gua-gua dekat QumranMereka mengungkapkan tradisi tekstual Ibrani kuno yang berbeda dari tradisi yang dilestarikan oleh kaum MasoretDitulis dalam bahasa Ibrani, ditemukan salinan Mazmur 145 yang memuat ayat yang hilang:

Ketika kita menelaah Mazmur 145 dari Gulungan Laut Mati, kita menemukan antara ayat yang dimulai dengan huruf מ (mem-atas) dan ayat yang dimulai dengan ס (samech-bottom), ayat yang dimulai dengan huruf נ (nun-center) . Ayat ini, hilang dari Kodeks Aleppo, dan hilang dari semua Alkitab Ibrani modern yang disalin dari kodeks ini, namun ditemukan dalam Gulungan Laut Mati, kata נאמן אלוהים בדבריו וחסיד בכול מעשיו (Tuhan setia pada firman-Nya dan kudus dalam segala hal Pekerjaannya).

Ayat yang hilang berbunyi, “ Tuhan setia dalam firman-Nya dan kudus dalam segala perbuatan-Nya”Ayat ini dapat ditemukan dalam Ortodoks Study Bible , yang didasarkan pada Septuaginta. Namun ayat ini tidak ada dalam King James Version (KJV), New King James Version (NKJV), Complete Jewish Bible , dan setiap terjemahan lain yang didasarkan pada Teks Masoret.

Dalam kasus khusus ini, mudah untuk menunjukkan bahwa Teks Masoret salah, karena jelas bahwa Mazmur 145 awalnya ditulis sebagai Mazmur akrostikNamun apa pendapat kita tentang ribuan lokasi lain di mana Teks Masoret menyimpang dari Septuaginta? Jika Teks Masoret dapat menghapus seluruh ayat dari salah satu Mazmur, berapa banyak bagian Kitab Suci lainnya yang telah diedit? Berapa banyak ayat lain yang telah dihapus?

Nama Tuhan ditampilkan di sini dalam bahasa Paleo-Ibrani (atas) dan dalam bahasa Ibrani modern (bawah). Huruf-huruf Ibrani modern tidak dapat dikenali oleh Abraham, Musa, Daud, dan sebagian besar penulis Perjanjian Lama.

Alfabet yang Sangat Berbeda

Jika Musa melihat salinan Teks Masoret, dia tidak akan bisa membacanya.

Seperti yang dibahas dalam postingan baru-baru ini , kitab suci Perjanjian Lama yang asli ditulis dalam bahasa Paleo-Ibrani, sebuah teks yang terkait erat dengan sistem penulisan Fonecian kuno.

Teks Masoret ditulis dengan alfabet yang dipinjam dari Asyur (Persia) sekitar abad ke 6-7 SM, dan hampir 1000 tahun lebih baru dibandingkan bentuk tulisan yang digunakan oleh Musa, Daud, dan sebagian besar penulis Perjanjian Lama.

Menambahkan Poin Vokal

Selama ribuan tahun, bahasa Ibrani kuno hanya ditulis dengan konsonan, tanpa vokal. Saat membaca teks-teks ini, mereka harus menyediakan semua huruf vokal dari ingatan, berdasarkan tradisi lisan .

Dalam bahasa Ibrani, sama seperti bahasa modern, vokal dapat membuat perbedaan besar. Perubahan satu vokal dapat mengubah arti sebuah kata secara radikal. Contoh dalam bahasa Inggris adalah perbedaan antara “SLAP” dan “SLIP”. Kata-kata ini memiliki definisi yang sangat berbeda. Padahal kalau bahasa kita ditulis tanpa huruf vokal, kedua kata tersebut akan tertulis “SLP”. Oleh karena itu, vokal sangatlah penting.

Perubahan paling luas yang dilakukan kaum Masoret pada teks Ibrani adalah penambahan titik vokal . Dalam upaya untuk memperkuat pembacaan yang “benar” terhadap seluruh Kitab-Kitab Ibrani sepanjang masa, kaum Masoret menambahkan serangkaian titik pada teks tersebut, untuk mengidentifikasi huruf vokal mana yang akan digunakan di lokasi tertentu.

Adam Clarke, seorang sarjana Protestan abad ke-18, menunjukkan bahwa sistem titik vokal sebenarnya adalah komentar berjalan yang dimasukkan ke dalam teks itu sendiri.
Dalam Kata Pengantar Umum dari komentar alkitabiahnya yang diterbitkan pada tahun 1810, Clarke menulis:

“Kaum Masoret adalah komentator Yahudi paling luas yang bisa dibanggakan oleh bangsa ini. Sistem tanda baca, yang mungkin diciptakan oleh mereka, merupakan penyempurnaan terus-menerus terhadap kitab Taurat dan kitab Nabi; titik-titik vokalnya, dan aksen-aksennya yang biasa-biasa saja dan metrik, & sebagainya, memberi setiap kata yang dibubuhinya suatu makna khusus, yang dalam keadaannya yang sederhana, banyak dari mereka yang sama sekali tidak dapat menanggungnya. Titik vokal saja menambahkan seluruh konjugasi ke dalam bahasa. Sistem ini adalah salah satu komentar yang paling dibuat-buat, khusus, dan ekstensif yang pernah ditulis mengenai Firman Tuhan; karena tidak ada satu kata pun di dalam Alkitab yang tidak mendapat perhatian khusus karena pengaruhnya.”

Sarjana awal lainnya yang menyelidiki masalah ini adalah Louis Cappel, yang menulis pada awal abad ke-17. Sebuah artikel di Encyclopedia Britannica edisi 1948 memuat informasi berikut mengenai penelitiannya terhadap Teks Masoret:

“Sebagai seorang sarjana Ibrani, ia menyimpulkan bahwa titik vokal dan aksen bukanlah bagian asli dari bahasa Ibrani, namun disisipkan oleh kaum Yahudi Masoret di Tiberias, tidak lebih awal dari abad ke-5 M, dan bahwa karakter Ibrani primitif adalah bahasa Aram dan berasal dari bahasa Ibrani. menggantikan yang lebih kuno pada saat penawanan. Berbagai bacaan dalam Teks Perjanjian Lama dan perbedaan antara versi kuno dan Teks Masoret meyakinkannya bahwa integritas teks Ibrani sebagaimana dianut oleh kaum Protestan, tidak dapat dipertahankan.”

Banyak orang Protestan menyukai Teks Masoret, percaya bahwa teks tersebut merupakan representasi yang dapat dipercaya dari teks asli Kitab Suci Ibrani. Namun, pada saat yang sama, sebagian besar umat Protestan menolak Tradisi Gereja Ortodoks karena dianggap tidak dapat dipercaya. Mereka percaya bahwa tradisi lisan Gereja tidak mungkin melestarikan Kebenaran dalam jangka waktu yang lama.

Oleh karena itu, titik-titik vokal dalam Teks Masoret menempatkan umat Protestan pada posisi yang berbahaya. Jika mereka percaya bahwa vokal Masoret tidak dapat dipercaya, maka mereka mempertanyakan Teks Masoret itu sendiri. Namun jika mereka percaya bahwa huruf vokal Masoret dapat dipercaya, maka mereka terpaksa percaya bahwa orang-orang Yahudi berhasil melestarikan huruf vokal dalam Kitab Suci selama ribuan tahun, melalui tradisi lisan saja , hingga kaum Masoret akhirnya menemukan titik vokal ratusan tahun setelah Masehi. Kesimpulan mana pun bertentangan dengan pemikiran Protestan arus utama.

Entah tradisi lisan bisa dipercaya, atau tidak. Jika bisa dipercaya, maka tidak ada alasan untuk menolak Tradisi Gereja Ortodoks yang telah dilestarikan selama hampir 2000 tahun. Namun jika tradisi selalu tidak dapat dipercaya, maka huruf vokal Masoret juga tidak dapat dipercaya, dan harus ditolak.

Mengecualikan Kitab Suci dari Perjanjian Lama

Teks Masoret mempromosikan kanon Perjanjian Lama yang jauh lebih pendek dibandingkan kanon yang diwakili oleh Septuaginta. Sementara itu, umat Kristen Ortodoks dan Katolik mempunyai Alkitab yang menggunakan kanon Septuaginta. Kitab-kitab dalam Kitab Suci yang ditemukan dalam Septuaginta, namun tidak ditemukan dalam Teks Masoret, umumnya disebut Deuterokanon atau anagignoskomena . Walaupun studi mendalam tentang kanon Kitab Suci berada di luar cakupan artikel ini, ada beberapa hal yang relevan dengan Teks Masoret yang perlu dikemukakan di sini:

  • Dengan pengecualian dua buku, Deuterokanon awalnya ditulis dalam bahasa Ibrani .
  • Di tiga tempat, Talmud secara eksplisit menyebut kitab Sirakh sebagai “Kitab Suci” .
  • Yesus merayakan  Hanukkah , sebuah pesta yang berasal dari kitab 1 Makabe , dan tidak ada dalam Perjanjian Lama lainnya.
  • Kitab Ibrani Perjanjian Baru  menceritakan kisah-kisah berbagai orang suci Perjanjian Lama, termasuk referensi tentang para martir dalam kitab  2 Makabe .
  • Kitab Kebijaksanaan memuat nubuatan yang menakjubkan tentang Kristus , dan penggenapannya dicatat dalam Matius 27 .
  • Banyaknya temuan di antara Gulungan Laut Mati menunjukkan adanya komunitas Yahudi abad ke-1 yang menerima banyak kitab Deuterokanonika sebagai Kitab Suci yang otentik.
  • Ribuan orang Kristen abad ke-1 berpindah agama dari Yudaisme. Gereja mula-mula menerima inspirasi dari Deuterokanon, dan sering mengutip secara resmi dari buku-buku seperti Wisdom, Sirakh, dan Tobit. Praktik Kristen mula-mula ini menunjukkan bahwa banyak orang Yahudi menerima kitab-kitab ini, bahkan sebelum mereka masuk Kristen.
  • Orang Yahudi Etiopia  melestarikan penerimaan Yahudi kuno terhadap Septuaginta, termasuk sebagian besar kanon Kitab Sucinya. Sirakh, Judith, Baruch, dan Tobit termasuk di antara kitab-kitab yang termasuk dalam kanon Yahudi Etiopia .

Alasan-alasan ini, antara lain, menunjukkan adanya komunitas besar Yahudi pada abad ke-1 yang menerima Deuterokanon sebagai Kitab Suci yang diilhami. 

Perubahan pada Nubuatan dan Doktrin

Ketika menyusun suatu bagian Kitab Suci, kaum Masoret harus memilih di antara berbagai versi teks Ibrani kuno. Dalam beberapa kasus, perbedaan tekstualnya relatif tidak signifikan. Misalnya, dua teks mungkin berbeda dalam ejaan nama seseorang.

Namun, dalam kasus lain, mereka disajikan dengan varian tekstual yang memberikan dampak besar terhadap doktrin atau nubuatan. Dalam kasus seperti ini, apakah kaum Masoret sepenuhnya objektif? Atau apakah bias anti-Kristen mempengaruhi keputusan penyuntingan mereka?

Pada abad ke-2 M, ratusan tahun sebelum zaman kaum Masoret, Justin Martyr menyelidiki sejumlah teks Perjanjian Lama di berbagai sinagoga Yahudi.
Ia akhirnya menyimpulkan bahwa orang-orang Yahudi yang menolak Kristus juga menolak Septuaginta, dan kini merusak Kitab-Kitab Ibrani itu sendiri:

“Tetapi saya sama sekali tidak menaruh kepercayaan pada guru-guru Anda, yang menolak untuk mengakui bahwa penafsiran yang dibuat oleh tujuh puluh tua-tua yang bersama Ptolemeus [raja] Mesir adalah penafsiran yang benar; dan mereka mencoba menjebak orang lain. Dan saya harap anda memperhatikan, bahwa mereka telah menghapus banyak ayat Kitab Suci dari terjemahan [Septuaginta] yang dilakukan oleh tujuh puluh tua-tua yang bersama Ptolemeus, dan yang dengannya orang yang disalib ini terbukti telah dinyatakan secara tegas sebagai Tuhan. , dan manusia, dan seperti yang disalib, dan seperti sekarat” (~150 M, Justin Martyr, Dialogue with Trypho the Jew, Chapter LXXI)

Jika temuan Justin Martyr benar, kemungkinan besar kaum Masoret mewarisi tradisi tekstual Ibrani yang telah dirusak oleh bias anti-Kristen. Dan jika kita melihat beberapa perbedaan paling signifikan antara Septuaginta dan Teks Masoret, justru itulah yang kita lihat. Misalnya saja perbandingan berikut:

Ini bukanlah perbedaan yang acak dan tidak penting di antara teks-teks tersebut. Sebaliknya, hal ini tampaknya merupakan tempat di mana kaum Masoret (atau nenek moyang mereka) mempunyai beragam pilihan teks untuk dipertimbangkan, dan keputusan mereka dipengaruhi oleh bias anti-Kristen. Hanya dengan memilih satu teks Ibrani dibandingkan yang lain, mereka mampu menumbangkan Inkarnasi, kelahiran dari perawan, keilahian Kristus, penyembuhan orang buta, penyaliban-Nya, dan keselamatan bangsa-bangsa bukan Yahudi. Para ahli Taurat Yahudi mampu menyunting Yesus dari banyak bagian penting, cukup dengan menolak satu teks Ibrani, dan memilih (atau menyunting) teks lain.

Pdt.  Buklet Joseph sekarang tersedia!

Buku kecil Rm.Joseph sekarang tersedia, mengeksplorasi bagaimana Teks Masoret dan Septuaginta telah mempengaruhi berbagai terjemahan Alkitab.

Jadi, Teks Masoret belum secara sempurna melestarikan teks asli Kitab Suci Ibrani. Kaum Masoret awalnya menerima teks-teks yang diubah, mereka menggunakan alfabet yang sangat berbeda dari bahasa Ibrani asli, mereka menambahkan banyak sekali titik-titik vokal yang tidak ada dalam aslinya, mereka mengecualikan beberapa kitab dari kitab suci Perjanjian Lama, dan mereka memasukkan sejumlah perubahan signifikan terhadap nubuatan dan doktrin.

Tampaknya terjemahan Septuaginta (LXX) bukan hanya jauh lebih kuno dibandingkan Teks Masoret. Septuaginta juga jauh lebih akurat . Ini adalah representasi yang lebih tepat dari Kitab-Kitab Ibrani asli.

Mungkin itulah sebabnya Yesus dan para rasul sering mengutip Septuaginta, dan menganggapnya sebagai Firman Allah yang diilhami dan mempunyai otoritas penuh...