Mengasihi Sesama

Mengasihi Sesama
Ibu Theresa dari Calcuta

Selasa, 23 Mei 2023

KATA "ALMAH" MENURUT JUSTIN MARTYR DAN IRENEUS PADA ABAD KE 2 M


Dari tulisan ini ... akan terlihat bahwa usaha mengacaukan ke kristenan oleh pihak musuh-musuh pengikut Yesus telah berlangsung sejak awal kekristenan.

Saat ini, zaman ini muncul kembali ... dimotori oleh Tovia Singer, yg intinya meneruskan tradisi leluhurnya ... dan yang menyedihkan ada orang2 kristen protestant yang mengikuti arus ini ... karena kebenciannya terhadap katolik dan orthodox yang menghormati bunda Maria ... mereka menjadikan senjata pada awal ke kristenan ini dimunculkan kembali.

Sayangnya, katolik memiliki tulisan warisan St. Justin Martyr, St. Ireneus ... dll ...

Yang menunjukkan dengan telak ... bahwa Septuaginta ... (yg mulai ditulis dari Zaman Ptolemeus II, sekitar thn 282 sM hingga dilengkapi sekitar tahun100 an sM) ... diterjemahkan oleh 72 orang Yahudi (ahli bahasa Ibrani, Yunani dan Aram)... masing2 terdiri dari 6 orang per-suku Israel = 6x12 = 72 orang. Ahli2 ini dikirim oleh Imam Besar saat itu, Eleazar atas permintaan Raja Ptolemeus II, untuk mengisi perpustakaan besar yang didirikannya.

Jadi terjemahan kata 'alma' atau 'almah' dari bahasa Ibrani 

adalah parthenos atau perawan, sama sekali bukanlah terjemahan orang-orang Kristen.

Almah diterjemahkan sebagai parthenos oleh ahli2 kiriman Imam Besar, keahliannya tak dapat disepelekan. 72 orang tsb ternyata menterjemahkan kata almah (Yes 7:14) sebagai parthenos, ... bukan 'neanis' = wanita muda (Aquila ...)

Ratusan tahun sebelum kekristenan lahir, Septuaginta sudah ada. Jadi salah alamat jika 'penyesat-penyesat' itu menuduh orang katolik yang melakukannya.

Mari kita kutip 2 tokoh gereja awal kita ... simaklah ...

St. Justin Martyr

Pasal 43. 

Ia menyimpulkan bahwa hukum Taurat telah berakhir di dalam Kristus, yang lahir dari perawan. Sekarang jelaslah bagi semua orang, bahwa dari antara keturunan Abraham menurut daging tidak ada seorangpun yang dilahirkan dari seorang perawan, atau yang dikatakan dilahirkan dari seorang [seorang perawan], selain dari pada Mesias kita ini. Tetapi karena Anda dan guru-guru Anda berani menegaskan bahwa dalam nubuat Yesaya tidak dikatakan, 'Lihatlah, perawan itu akan mengandung,' tetapi, 'Lihatlah, perempuan muda itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki,' dan [karena] Anda menjelaskan nubuat itu seolah-olah [nubuat itu] mengacu pada Hizkia, yang adalah raja Anda, maka saya akan berusaha untuk membahas secara singkat hal ini sebagai perlawanan kepada Anda, dan untuk menunjukkan bahwa acuannya dibuat kepada Dia yang diakui oleh kita.

Chapter 43. 

Dialogue with Trypho

He concludes that the law had an end in Christ, who was born of the Virgin. Now it is evident to all, that in the race of Abraham according to the flesh no one has been born of a virgin, or is said to have been born [of a virgin], save this our Christ. But since you and your teachers venture to affirm that in the prophecy of Isaiah it is not said, 'Behold, the virgin shall conceive,' but, 'Behold, the young woman shall conceive, and bear a son;' and [since] you explain the prophecy as if [it referred] to Hezekiah, who was your king, I shall endeavour to discuss shortly this point in opposition to you, and to show that reference is made to Him who is acknowledged by us. (https://www.newadvent.org/fathers/012...)

St. Ireneus

Pembenaran atas nubuat dalam Yesaya 7:14 melawan penafsiran yang salah dari Theodosius, Aquila, kaum Ebionit, dan orang-orang Yahudi. 

Otoritas dari versi Septuaginta. 

Argumen-argumen yang membuktikan bahwa Kristus dilahirkan dari seorang perawan.

1. Allah telah menjadi manusia, dan Tuhan telah menyelamatkan kita, dengan memberikan kepada kita tanda dari perawan. Tetapi tidak seperti yang dituduhkan oleh beberapa orang, di antara mereka yang menafsirkan Kitab Suci: "Sesungguhnya, seorang perempuan muda akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki", Yesaya 7:14, seperti yang ditafsirkan oleh Theodosius dari Efesus dan Aquila dari Pontus, keduanya adalah penganut agama Yahudi

Orang-orang Ebionit, mengikuti semua ini, menyatakan bahwa Dia diperanakkan oleh Yusuf; dengan demikian menghancurkan, sejauh yang ada di dalam diri mereka, dispensasi Allah yang luar biasa, dan mengesampingkan kesaksian para nabi yang berasal dari Allah.

Against Heresies (Book III, Chapter 21)

A vindication of the prophecy in Isaiah 7:14 against the misinterpretations of Theodotion, Aquila, the Ebionites, and the Jews. 

Authority of the Septuagint version

Arguments in proof that Christ was born of a virgin.

1. God, then, was made man, and the Lord did Himself save us, giving us the token of the Virgin. But not as some allege, among those now presuming to expound the Scripture, [thus:] Behold, a young woman shall conceive, and bring forth a son, Isaiah 7:14 as Theodotion the Ephesian has interpreted, and Aquila of Pontus, both Jewish proselytes. 

The Ebionites, following these, assert that He was begotten by Joseph; thus destroying, as far as in them lies, such a marvellous dispensation of God, and setting aside the testimony of the prophets which proceeded from God. (https://www.newadvent.org/fathers/010...)

St. Jerome (St.Hieronimus)

Karena pada masa kini, setelah seluruh dunia memeluk iman, orang-orang Yahudi berpendapat bahwa ketika Yesaya berkata, Sesungguhnya, seorang perawan akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, kata Ibrani itu menunjuk pada seorang perempuan muda, bukan seorang perawan; artinya, kata itu adalah Almah, bukan Bethulah, sebuah pendapat yang akan kita bahas lebih lanjut secara lebih terperinci. Terakhir, kecuali Yusuf, Elisabet, dan Maria sendiri, dan beberapa orang lain yang, kita duga, mendengar kebenaran dari mereka, semuanya menganggap Yesus adalah anak Yusuf.

https://www.newadvent.org/fathers/300...

The Perpetual Virginity of Blessed Mary

For at the present day, now that the whole world has embraced the faith, the Jews argue that when Isaiah says, Behold, a virgin shall conceive and bear a son, the Hebrew word denotes a young woman, not a virgin, that is to say, the word is Almah, not Bethulah, a position which, farther on, we shall dispute more in detail. Lastly, excepting Joseph, and Elizabeth, and Mary herself, and some few others who, we may suppose, heard the truth from them, all considered Jesus to be the son of Joseph.

....

Eusibius

32. Yesaya menceritakan tentang misteri iman dan pengharapan kita:44784478 Yes. vii. 14. "Sesungguhnya, seorang anak dara akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel." Saya tahu bahwa orang-orang Yahudi biasa mengajukan keberatan kepada kami bahwa dalam bahasa Ibrani kata Almah tidak berarti perawan, tetapi seorang wanita muda. Dan, sejujurnya, seorang perawan memang benar disebut Bethulah, tetapi seorang wanita muda, atau seorang gadis, bukanlah Almah, melainkan Naarah!" Delitzsch berkomentar, "Pernyataan Jerome tidak dapat dipertahankan." Lihat Cheyne, catatan kritis atas Yes. vii. 14. Kata ini mungkin menunjuk pada seorang perempuan, yang sudah menikah atau belum menikah, yang baru saja mencapai kedewasaan. Namun di setiap bagian lain, konteksnya menunjukkan bahwa kata tersebut digunakan untuk seorang wanita yang belum menikah. Seorang perawan yang tersembunyi, yaitu, bukan hanya perawan, tetapi perawan dan sesuatu yang lebih, karena tidak semua perawan tersembunyi, tertutup dari pandangan laki-laki.

32. Isaiah tells of the mystery of our faith and hope:44784478 Is. vii. 14.“Behold a virgin shall conceive, and bear a son, and shall call his name Emmanuel.” I know that the Jews are accustomed to meet us with the objection that in Hebrew the word Almah does not mean a virgin, but a young woman. And, to speak truth, a virgin is properly called Bethulah, but a young woman, or a girl, is not Almah, but Naarah!44794479 Delitzsch remarks, “The assertion of Jerome is untenable.” See Cheyne, critical note on Is. vii. 14. The word probably denotes a female, married or unmarried, just attaining maturity. But in every other passage, the context shows that the word is used of an unmarried woman.What then is the meaning of Almah? A hidden virgin, that is, not merely virgin, but a virgin and something more, because not every virgin is hidden, shut off from the occasional sight of men.

Origen, 

Contra Celsum, Book I

10. Mengenai terjemahan Kitab Suci yang diilhami oleh Tujuh Puluh, dengarkanlah kata-kata yang ditulisnya: Allah telah menjadi manusia, dan Tuhan sendiri telah menyelamatkan kita, dengan memberikan tanda dari anak dara; tetapi tidak seperti yang dikatakan beberapa orang, yang sekarang berani menterjemahkan Kitab Suci: Lihatlah, seorang perempuan muda mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, sebagaimana yang ditafsirkan oleh Theodotion dari Efesus dan Akwila dari Pontus, keduanya adalah penganut agama Yahudi, dan kemudian, orang-orang Ebionit mengatakan bahwa ia diperanakkan oleh Yusuf.

34. Tetapi seperti yang dinubuatkan oleh para nabi, dari seorang anak dara akan lahir seorang anak yang akan menamakan Dia sesuai dengan tanda yang dijanjikan, seorang yang akan menamai Dia sesuai dengan nama-Nya, yang menunjukkan bahwa pada saat kelahiran-Nya Allah akan menyertai manusia. Bagi saya, tampaknya sesuai dengan karakter seorang Yahudi untuk mengutip nubuat Yesaya, yang mengatakan bahwa Imanuel akan lahir dari seorang perawan. Akan tetapi, Celsus, yang mengaku mengetahui segala sesuatu, tidak melakukan hal ini, entah karena ketidaktahuan atau karena keengganan (jika ia membacanya dan dengan sukarela melewatinya dalam diam) untuk memberikan argumen yang dapat menggagalkan tujuannya.

Dan nubuat itu berjalan demikian: Berfirmanlah TUHAN kepada Ahas: "Mintalah kepadamu suatu tanda dari pada TUHAN, Allahmu, mintalah di tempat yang dalam atau di tempat yang tinggi. Tetapi kata Ahas: Aku tidak akan meminta, dan aku tidak akan mencobai TUHAN. Firman-Nya: "Dengarlah sekarang, hai kaum keturunan Daud, apakah hal yang kecil bagimu untuk melelahkan manusia, dan apakah kamu akan melelahkan Allahku juga? Oleh karena itu, TUHAN sendiri akan memberikan kepadamu suatu tanda. Sesungguhnya, seorang anak dara akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel, yang berarti: Allah menyertai kita.

Dan bahwa Celsus tidak mengutip nubuat ini dengan sengaja, jelaslah bagi saya dari sini, bahwa meskipun ia membuat banyak kutipan dari Injil Matius, seperti tentang bintang yang muncul pada saat kelahiran Kristus, dan kejadian-kejadian ajaib lainnya, ia sama sekali tidak menyinggungnya. Sekarang, jika seorang Yahudi memecah kata-kata, dan mengatakan bahwa yang dimaksud bukanlah, Lo, seorang perawan, tetapi, Lo, seorang perempuan muda, kami menjawab bahwa kata Olmah - yang menurut Septuaginta diterjemahkan sebagai perawan, dan yang lainnya sebagai perempuan muda - muncul, seperti yang mereka katakan, dalam Ulangan, seperti yang diterapkan pada seorang perawan, dalam hubungan berikut ini:

https://www.newadvent.org/fathers/250105.htm

10. Concerning the translation of the inspired Scriptures by the Seventy, hear the very words which he writes:God in truth became man, and the Lord himself saved us, giving the sign of the virgin; but not as some say, who now venture to translate the Scripture, 'Behold, a young woman shall conceive and bring forth a son,' as Theodotion of Ephesus and Aquila of Pontus, both of them Jewish proselytes, interpreted; following whom, the Ebionites say that he was begotten by Joseph.


34. But it was, as the prophets also predicted, from a virgin that there was to be born, according to the promised sign, one who was to give His name to the fact, showing that at His birth God was to be with man. Now it seems to me appropriate to the character of a Jew to have quoted the prophecy of Isaiah, which says that Immanuel was to be born of a virgin. This, however, Celsus, who professes to know everything, has not done, either from ignorance or from an unwillingness (if he had read it and voluntarily passed it by in silence) to furnish an argument which might defeat his purpose.

And the prediction runs thus: And the Lord spoke again unto Ahaz, saying, Ask you a sign of the Lord your God; ask it either in the depth or in the height above. But Ahaz said, I will not ask, neitherwill I tempt the Lord . And he said, Hear now, O house of David; is it a small thing for you to weary men, but will you weary my God also? Therefore the Lord Himself shall give you a sign. Behold, a virgin shall conceive, and bear a son, and shall call His name Immanuel, which is, being interpreted, God with us.

And that it was from intentional malice that Celsus did not quote this prophecy, is clear to me from this, that although he makes numerous quotations from the Gospel according to Matthew, as of the star that appeared at the birth of Christ, and other miraculous occurrences, he has made no mention at all of this. Now, if a Jew should split words, and say that the words are not, Lo, a virgin, but, Lo, a young woman, we reply that the word Olmah— which the Septuagint have rendered by a virgin, and others by a young woman— occurs, as they say, in Deuteronomy, as applied to a virgin, in the following connection:

Apabila seorang gadis yang masih perawan telah bertunangan dengan seorang laki-laki, lalu laki-laki itu mendapatinya di dalam kota, lalu tidur dengan dia, maka haruslah kamu membawa keduanya ke luar ke pintu gerbang kota itu, dan haruslah kamu melempari keduanya dengan batu sampai mati; gadis itu, karena ia tidak berteriak-teriak di dalam kota, dan laki-laki itu, karena ia telah merendahkan istri sesamanya. Dan lagi: Tetapi apabila seorang laki-laki menemukan seorang gadis yang bertunangan di ladang, lalu laki-laki itu memaksanya dan tidur dengan dia, maka hanya laki-laki yang tidur dengan dia itu yang harus mati, tetapi terhadap gadis itu janganlah kaulakukan sesuatu; tidak ada dosa padanya yang patut dihukum mati.

If a damsel that is a virgin be betrothed unto an husband, and a man find her in the city, and lie with her; then you shall bring them both out unto the gate of that city, and you shall stone them with stones that they die; the damsel, because she cried not, being in the city; and the man, because he humbled his neighbour's wife. And again: But if a man find a betrothed damsel in a field, and the man force her, and lie with her: then the man only that lay with her shall die: but unto the damsel you shall do nothing; there is in her no sin worthy of death.

Tetapi supaya kita tidak kelihatan, karena sebuah kata dalam bahasa Ibrani, berusaha meyakinkan mereka yang tidak dapat menentukan apakah mereka harus percaya atau tidak, bahwa nabi itu berbicara tentang orang yang dilahirkan dari seorang perawan, karena pada saat kelahirannya kata-kata ini, Allah beserta kita, diucapkan, marilah kita membuat poin kita dari kata-kata itu sendiri. Tuhan dikatakan telah berfirman kepada Ahas demikian: Mintalah suatu tanda bagimu dari TUHAN, Allahmu, baik dari tempat yang dalam maupun dari tempat yang tinggi, dan setelah itu berikanlah tanda itu: Sesungguhnya, seorang anak dara akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki. Maka, tanda apakah itu, seorang perempuan muda yang tidak perawan melahirkan seorang anak? Dan siapakah di antara keduanya yang lebih layak menjadi ibu Imanuel (yaitu, Allah beserta kita) - apakah seorang perempuan yang telah bersetubuh dengan seorang laki-laki dan yang telah mengandung menurut cara perempuan, ataukah seorang perempuan yang masih perawan murni dan suci?

Tentunya hanya pantas bagi yang terakhir untuk menghasilkan makhluk yang pada saat kelahirannya dikatakan, Tuhan beserta kita. Dan jika dia begitu lancang dengan mengatakan bahwa kepada Ahaslah perintah itu ditujukan, Mintalah suatu tanda bagi dirimu sendiri dari TUHAN, Allahmu, maka kami akan bertanya sebagai balasannya, siapakah yang pada zaman Ahas melahirkan seorang anak laki-laki yang pada waktu kelahirannya dikatakan, Imanuel, yaitu Allah menyertai kita? Dan jika tidak ada seorang pun yang dapat ditemukan, maka sesungguhnya apa yang dikatakan kepada Ahas telah dikatakan kepada keluarga Daud, karena ada tertulis: "Juruselamat telah dilahirkan dari keturunan Daud menurut daging." Dan tanda itu dikatakan di tempat yang dalam dan di tempat yang tinggi, karena Dia yang turun itu sama dengan Dia yang telah naik ke tempat yang tinggi di atas segala langit untuk memenuhi segala sesuatu.

But that we may not seem, because of a Hebrew word, to endeavour to persuade those who are unable to determine whether they ought to believe it or not, that the prophet spoke of this man being born of a virgin, because at his birth these words, God with us, were uttered, let us make good our point from the words themselves. The Lord is related to have spoken to Ahaz thus: Ask a sign for yourself from the Lord your God, either in the depth or height above; and afterwards the sign is given, Behold, a virgin shall conceive, and bear a son. What kind of sign, then, would that have been — a young woman who was not a virgin giving birth to a child? And which of the two is the more appropriate as the mother of Immanuel (i.e., God with us) — whether a woman who has had intercourse with a man, and who has conceived after the manner of women, or one who is still a pure and holy virgin?

Surely it is appropriate only to the latter to produce a being at whose birth it is said, God with us. And should he be so captious as to say that it is to Ahaz that the command is addressed, Ask for yourself a sign from the Lord your God, we shall ask in return, who in the times of Ahaz bore a son at whose birth the expression is made use of, Immanuel, i.e., God with us? And if no one can be found, then manifestly what was said to Ahaz was said to the house of David, because it is written that the Saviour was born of the house of David according to the flesh; and this sign is said to be in the depth or in the height, since He that descended is the same also that ascended up far above all heavens, that He might fill all things.

Dan argumen-argumen ini saya gunakan untuk menentang orang Yahudi yang percaya pada nubuat. Sekarang coba Celsus katakan kepada saya, atau kepada siapa pun yang sependapat dengannya, dengan makna apakah sang nabi mengucapkan pernyataan-pernyataan tentang masa depan, atau pernyataan-pernyataan lain yang terkandung dalam nubuat? Apakah dengan pandangan ke depan tentang masa depan atau tidak? Jika dengan pandangan masa depan, maka para nabi diilhami secara ilahi; jika tanpa pandangan masa depan, biarlah ia menjelaskan makna orang yang berbicara dengan berani mengenai masa depan, dan yang menjadi objek kekaguman di antara orang-orang Yahudi karena kekuatan kenabiannya.

And these arguments I employ as against a Jew who believes in prophecy. Let Celsus now tell me, or any of those who think with him, with what meaning the prophet utters either these statements about the future, or the others which are contained in the prophecies? Is it with any foresight of the future or not? If with a foresight of the future, then the prophets were divinely inspired; if with no foresight of the future, let him explain the meaning of one who speaks thus boldly regarding the future, and who is an object of admiration among the Jews because of his prophetic powers.

Kutipan Lengkapnya sbb :

https://www.newadvent.org/fathers/04161.htm 

Chapter 34

But it was, as the prophets also predicted, from a virgin that there was to be born, according to the promised sign, one who was to give His name to the fact, showing that at His birth God was to be with man. Now it seems to me appropriate to the character of a Jew to have quoted the prophecy of Isaiah, which says that Immanuel was to be born of a virgin. This, however, Celsus, who professes to know everything, has not done, either from ignorance or from an unwillingness (if he had read it and voluntarily passed it by in silence) to furnish an argument which might defeat his purpose. And the prediction runs thus: And the Lord spoke again unto Ahaz, saying, Ask you a sign of the Lord your God; ask it either in the depth or in the height above. But Ahaz said, I will not ask, neither will I tempt the Lord . And he said, Hear now, O house of David; is it a small thing for you to weary men, but will you weary my God also? Therefore the Lord Himself shall give you a sign. Behold, a virgin shall conceive, and bear a son, and shall call His name Immanuel, which is, being interpreted, God with us. And that it was from intentional malice that Celsus did not quote this prophecy, is clear to me from this, that although he makes numerous quotations from the Gospel according to Matthew, as of the star that appeared at the birth of Christ, and other miraculous occurrences, he has made no mention at all of this. Now, if a Jew should split words, and say that the words are not, Lo, a virgin, but, Lo, a young woman, we reply that the word Olmah— which the Septuagint have rendered by virgin, and others by a young woman— occurs, as they say, in Deuteronomy, as applied to a virgin, in the following connection: If a damsel that is a virgin be betrothed unto an husband, and a man find her in the city, and lie with her; then you shall bring them both out unto the gate of that city, and you shall stone them with stones that they die; the damsel, because she cried not, being in the city; and the man, because he humbled his neighbour's wife. And again: But if a man find a betrothed damsel in a field, and the man force her, and lie with her: then the man only that lay with her shall die: but unto the damsel you shall do nothing; there is in her no sin worthy of death.       

Chapter 35

But that we may not seem, because of a Hebrew word, to endeavour to persuade those who are unable to determine whether they ought to believe it or not, that the prophet spoke of this man being born of a virgin, because at his birth these words, God with us, were uttered, let us make good our point from the words themselves. The Lord is related to have spoken to Ahaz thus: Ask a sign for yourself from the Lord your God, either in the depth or height above; and afterwards the sign is given, Behold, a virgin shall conceive, and bear a son. What kind of sign, then, would that have been — a young woman who was not a virgin giving birth to a child? And which of the two is the more appropriate as the mother of Immanuel (i.e., God with us) — whether a woman who has had intercourse with a man, and who has conceived after the manner of women, or one who is still a pure and holy virgin? Surely it is appropriate only to the latter to produce a being at whose birth it is said, God with us. And should he be so captious as to say that it is to Ahaz that the command is addressed, Ask for yourself a sign from the Lord your God, we shall ask in return, who in the times of Ahaz bore a son at whose birth the expression is made use of, Immanuel, i.e., God with us? And if no one can be found, then manifestly what was said to Ahaz was said to the house of David, because it is written that the Saviour was born of the house of David according to the flesh; and this sign is said to be in the depth or in the height, since He that descended is the same also that ascended up far above all heavens, that He might fill all things. And these arguments I employ as against a Jew who believes in prophecy. Let Celsus now tell me, or any of those who think with him, with what meaning the prophet utters either these statements about the future, or the others which are contained in the prophecies? Is it with any foresight of the future or not? If with a foresight of the future, then the prophets were divinely inspired; if with no foresight of the future, let him explain the meaning of one who speaks thus boldly regarding the future, and who is an object of admiration among the Jews because of his prophetic powers.

Sebagai penutup ... perhatikan ayat Kej 24:16 berikut

Kata na'arah 

dan b'thulah 

dua-duanya diterjemahkan sebagai parthenos atau perawan.

Selamat merenungkan ....

Rabu, 10 Mei 2023

MARIA MENURUT KITAB SUCI

Maria Menurut Alkitab


Sejak munculnya agama Protestan, telah terjadi perdebatan mengenai penghormatan terhadap Perawan Maria. Umat Kristen Ortodoks berpendapat bahwa karena Maria adalah Bunda Tuhan Yesus Kristus, maka ia harus diberi penghormatan yang layak. Sebagai orang Kristen Ortodoks, kami menyebutnya Bunda Allah, Tabut Perjanjian Baru, Ratu Surga, Pengantara, Hawa Baru, Maha Kudus, dan selalu perawan. Adalah tujuan saya untuk membuktikan bahwa setiap peran ini dikaitkan dengan Maria dalam Alkitab.


Bunda Allah


Peran Maria yang paling penting adalah perannya sebagai Theotokos, yang secara kasar diterjemahkan sebagai "Bunda Allah", tetapi lebih tepat diterjemahkan sebagai "Pembawa Allah". Apakah pantas menyebut Perawan Maria sebagai "Bunda Allah"? Ya! Semua orang Protestan mengakui ajaran Alkitab tentang keilahian Kristus, tetapi, demi kelengkapan, mari kita tinjau sebuah ayat Alkitab yang penting.

 Sebab di dalam Dialah berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan keilahian. (Kolose 2:9)

Di dalam tubuh Tuhan Yesus Kristus, seluruh kepenuhan Allah berdiam. Dengan demikian, jika Maria melahirkan tubuh Yesus Kristus, seperti yang diakui oleh semua orang Protestan, apa yang keluar dari rahimnya juga adalah Allah, karena Allah berdiam di dalam tubuh Kristus. Oleh karena itu, adalah tepat untuk menyebutnya sebagai "pembawa Allah" atau Theotokos, dan, sebagai konsekuensinya, "Bunda Allah."


Tabut Perjanjian Baru


 
Bahkan, St. Elizabeth berkata kepada Maria:

 Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku ? (Lukas 1:43) 

Pertanyaan yang ada di hadapan kita adalah apakah "Tuhanku" di sini mengacu pada natur ilahi Yesus Kristus. Mungkinkah hal itu hanya merujuk pada sifat manusiawi? Hal ini langsung membawa kita kepada pembahasan tentang Maria sebagai "Tabut Perjanjian Baru". Ketika Elisabet bertanya bagaimana mungkin ibu Tuhan akan datang kepadanya, ia secara langsung menyinggung kata-kata yang diucapkan oleh Nabi Daud

Pada waktu itu Daud takut kepada TUHAN, lalu katanya: "Bagaimanakah tabut TUHAN dapat datang kepadaku?" (2 Samuel 6:9)

Orang Yahudi kuno menghafal Alkitab Ibrani. Kemiripan dalam kata-kata akan langsung terlihat oleh mereka. Jelas sekali: ketika Elisabet bertanya bagaimana Bunda Tuhan dapat datang kepadanya, ia secara langsung menyinggung perkataan Nabi. Penting untuk dicatat bahwa dalam terjemahan Septuaginta Alkitab Ibrani, YHWH akan digantikan dengan "Tuhan"

Jadi, ketika Elisabet menyebut Maria sebagai "ibu Tuhanku", mengacu pada kata-kata Daud, ia menyebut Maria sebagai "Bunda YHWH". Dengan demikian, sangatlah tepat untuk menyebut Maria sebagai Bunda Allah!

Lebih jauh lagi, Elisabet menyamakan Tabut Perjanjian dengan Perawan Maria. Sebagaimana Tabut Perjanjian Lama adalah tempat kediaman Allah pada zaman Perjanjian Lama, demikian juga Tabut Perjanjian Baru, yaitu Perawan Maria, adalah tempat kediaman Allah Firman pada zaman kita, zaman Perjanjian Baru. Mari kita lihat beberapa ayat Alkitab tambahan yang menunjukkan status Maria sebagai Tabut Perjanjian Baru.

Lalu awan menutupi Kemah Pertemuan dan kemuliaan TUHAN memenuhi Kemah Suci. (Keluaran 40:34) 

Kuasa Tuhan turun atas Tabut Perjanjian. Demikian pula:

Jawab malaikat itu kepadanya: "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, yaitu Anak Allah. (Lukas 1:35)

Kuasa Allah Yang Mahatinggi menaungi Anak Dara yang Terberkati, sama seperti kuasa itu menaungi Tabut Perjanjian.

Dengarkanlah apa yang terjadi ketika Tabut Perjanjian dibawa ke hadapan Daud:

Lalu Daud menari-nari di hadapan TUHAN dengan segenap kekuatannya. Daud memakai baju efod dari kain lenan (2 Samuel 6:14).

Baju efod linen ini adalah jubah imam. Demikian juga, Yohanes Pembaptis adalah bagian dari garis keturunan imam Harun, dan sama seperti Daud yang menari-nari ketika melihat Tabut Perjanjian, demikian juga Yohanes Pembaptis:

Ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang ada di dalam rahimnya. Dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus. (Lukas 1:41)

Anak itu, Yohanes Pembaptis melompat di dalam rahim Elisabet ketika mendengar Tabut Perjanjian.

Setelah Daud menari-nari di depan Tabut Perjanjian, tabut itu tinggal selama tiga bulan:

Dan tabut TUHAN tinggal di rumah Obed-Edom, orang Gat itu, tiga bulan lamanya, lalu TUHAN memberkati Obed-Edom dan segenap isi rumahnya. (2 Samuel 6:11)

Dan setelah Yohanes Pembaptis menari-nari ketika mendengar Maria, tinggallah ia tiga bulan lamanya:

Dan Maria tinggal bersama-sama dengan dia kira-kira tiga bulan lamanya, lalu ia pulang ke rumahnya. (Lukas 1:56)

Mungkinkah semua ini hanya sebuah kebetulan? Ketika ayat demi ayat ditumpuk, hampir tidak mungkin hal itu terjadi. Buktinya jelas bahwa Lukas menampilkan Maria sebagai Tabut Perjanjian Baru.

Selain itu, kita juga mendengar tentang Maria sebagai Tabut Perjanjian Baru dalam kitab Wahyu Yohanes:

Maka terbukalah bait Allah di sorga dan tabut perjanjian-Nya terlihat di dalam bait-Nya. Dan terjadilah kilat, suara gemuruh, guntur yang menggelegar, gempa bumi dan hujan es yang lebat. (Wahyu 11:19)  

 


Kita melihat Bait Suci Surgawi, dan kita melihat Tabut Perjanjian. Apakah Tabut Perjanjian Lama masih memiliki arti penting? Tidak. Perjanjian Lama telah selesai, dan kemuliaan Allah telah meninggalkan tabutnya. Tetapi Perjanjian Kasih Karunia yang Baru masih berlaku, dan Tabutnya adalah sesuatu yang mulia. Tabut apakah yang dimaksud dengan Tabut ini? Yohanes memberi tahu kita dalam ayat berikutnya:

Dan suatu tanda besar tampak di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari dan bulan di bawah kakinya dan di atas kepalanya ada sebuah mahkota dari dua belas bintang. (Wahyu 12:1) 


 

Siapakah perempuan itu?

Ia melahirkan seorang anak laki-laki, yang akan memerintah segala bangsa dengan gada besi, tetapi anaknya itu diangkat kepada Allah dan kepada takhta-Nya. (Wahyu 12:5)

Dan siapakah yang memerintah bangsa-bangsa dengan gada besi? Allah Sang Firman, Yesus Kristus.

Ia memakai jubah yang berlumuran darah, dan nama-Nya ialah Firman Allah. Dan bala tentara surga berpakaian putih bersih, lenan halus dan putih bersih, dan mereka mengiringi Dia dengan menunggang kuda-kuda putih. Dan dari mulut-Nya keluar sebilah pedang yang tajam untuk membunuh bangsa-bangsa dan Ia akan memerintah mereka dengan gada besi." (Wahyu 19:13-15)

Jadi, perempuan dalam Wahyu 12 adalah ibu dari Yesus Kristus. Siapakah ibu Kristus? Tentu saja, Perawan Maria yang Terberkati.

Oleh karena itu, kita melihat bahwa Tabut Perjanjian Baru diidentifikasikan dengan jelas sebagai Perawan Maria dalam Wahyu Yohanes. Namun, beberapa orang Protestan berpendapat bahwa Perempuan itu bukanlah Maria, melainkan Israel, dengan mendasarkan penafsiran mereka di sini:

Kemudian ia bermimpi lagi dan menceritakannya kepada saudara-saudaranya, katanya: "Sesungguhnya, aku telah bermimpi lagi. Sesungguhnya, matahari, bulan dan sebelas bintang sujud menyembah kepadaku." (Kejadian 37:9)

Ini merujuk kepada Israel. Jadi, apakah Israel adalah rujukan dalam nubuat Yohanes? Ya! Dalam nubuat Alkitab, tidak jarang sebuah nubuat memiliki banyak referen. Izinkan saya memberikan sebuah contoh dari nubuat Yesaya yang terkenal:

Sebab itu, TUHAN sendiri akan memberikan kepadamu suatu tanda. Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel. (Yesaya 7:14)

Semua orang Kristen tahu bahwa hal ini pada akhirnya digenapi di dalam Yesus Kristus. Namun, ada penggenapan sementara, di mana seorang anak dara yang tidak perawan melahirkan seorang anak yang diberi nama Imanuel sebagai tanda bahwa Tuhan menyertai mereka.

"Dan ia akan menyapu Yehuda, ia akan meluap dan meluas sampai ke leher, dan sayapnya yang terkembang akan memenuhi tanahmu, hai Imanuel." (Yesaya 8:8)

Ada beberapa bagian di mana Yesaya merujuk kepada kedua referen tersebut, dan ada juga bagian di mana ia hanya merujuk kepada salah satunya. Perhatikanlah bagian ini:

Sebab sebelum anak itu tahu menolak yang jahat dan memilih yang baik, maka negeri yang ditakuti oleh kedua raja itu akan menjadi sunyi sepi. (Yesaya 7:16)

Apakah pernah ada waktu ketika Tuhan Yesus Kristus tidak mengetahui yang baik dan yang jahat? Tidak pernah. Dengan demikian, ayat enam belas hanya merujuk pada rujukan pertama, dan bukan rujukan mesianis.

Demikian juga, dalam Wahyu 12, ada bagian-bagian di mana Yohanes merujuk kepada Maria, ada bagian-bagian di mana ia merujuk kepada Hawa, ada bagian-bagian di mana ia merujuk kepada Gereja, dan ada bagian-bagian di mana ia merujuk kepada Israel. Namun, sebagian besar, ia merujuk kepada keempatnya. Jadi, dengan demikian, mari kita lihat implikasi lebih lanjut dari Wahyu 12.


Ratu Surga


Maka tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari dan bulan di bawah kakinya dan di atas kepalanya ada sebuah mahkota dari dua belas bintang. (Wahyu 12:1)

Maria di sini mengenakan Mahkota Dua Belas Bintang. Seperti yang kita lihat dalam mimpi Yusuf, bintang-bintang adalah simbol Israel. Maria mengenakan Mahkota Israel. Namun, Israel Baru adalah umat Gereja, Kerajaan Surga. Kristus berkata:

Yesus menjawab, "Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini. Jikalau kerajaan-Ku dari dunia ini, tentulah hamba-hamba-Ku telah berperang, supaya Aku jangan diserahkan kepada orang-orang Yahudi. Tetapi kerajaan-Ku bukan dari dunia ini." (Yohanes 18:36)

Kerajaan Israel Baru adalah kerajaan surga. Dengan demikian, Maria di sini digambarkan mengenakan mahkota Israel Baru - dia adalah Ratu Surga.

Fakta penting lainnya adalah bahwa Yesus adalah seorang raja menurut keturunan Daud - Dia adalah raja Daud. Siapakah ratu-ratu dari raja-raja Daud? Menariknya, mereka bukanlah istri-istri mereka. Melainkan ibu mereka. Perhatikan ayat ini:

Katakanlah kepada raja dan ibu suri: "Duduklah di tempat yang rendah, karena mahkota yang indah itu telah turun dari kepalamu." (Yeremia 13:18)


Perantara

Jadi, Yesus, sebagai Raja Daud di Surga, memiliki ratu Daud, yaitu Bunda-Nya, Maria. Apa saja fungsi dari Ibu Suri? Pengantaraan di hadapan Raja.

Maka Batsyeba pergi menghadap Raja Salomo untuk berbicara kepadanya atas nama Adonia. Dan raja bangkit untuk menemuinya dan sujud menyembah kepadanya. Lalu duduklah raja di atas takhtanya dan dibawanya tempat duduk untuk ibu raja, lalu duduklah ia di sebelah kanannya. Lalu ia berkata, "Aku mempunyai satu permintaan kecil kepadamu, janganlah engkau menolaknya." Jawab raja kepadanya: "Ajukanlah permintaanmu itu, hai ibuku, sebab aku tidak akan menolaknya." (1 Raja-raja 2:19-20) 

Ratu Daud, Batsyeba, bersyafaat atas nama Adonia atas permintaannya, di hadapan raja Daud, putranya Salomo, dan Salomo mendengarkan dengan penuh perhatian terhadap permintaan ratu. Hal ini sama persis dengan situasi yang terjadi pada masa kini di kalangan umat Kristen Ortodoks. Umat Kristen Ortodoks meminta perantaraan Ratu kita, Maria. Dia bersyafaat di hadapan putranya, Yesus Kristus, sang Raja, atas permintaan kita dan Dia mendengarkan dengan perhatian khusus.


Hawa yang baru


Santo Yohanes menulis:

Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu telah dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada sesuatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. (Yohanes 1:1-3)

Dia membuka dengan membahas awal mula dunia, dibuka dengan "pada mulanya". Ingatlah bahwa orang Yahudi kuno mengenal Alkitab Ibrani dari hafalan. Mereka akan langsung berpikir:

Pada mulanya, Allah menciptakan langit dan bumi. (Kejadian 1:1)

Kesejajaran lebih lanjut dapat ditarik:

Di dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya. (Yohanes 1:4-5)

Berfirmanlah Allah: "Jadilah terang," maka terang itu jadi. Dan Allah melihat, bahwa terang itu baik. Lalu Allah memisahkan terang itu dari gelap. (Kejadian 1:3-4)

Jadi, Yohanes menulis untuk menyejajarkan dengan pasal-pasal pembuka kitab Kejadian. Ia menghitung hari-hari:

Mulailah dengan satu hari dalam pembukaan Yohanes.

Keesokan harinya ia melihat Yesus datang kepadanya dan berkata: "Lihatlah Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia. (Yohanes 1:29)

Dua.

Keesokan harinya Yohanes berdiri di tengah-tengah dua orang muridnya. (Yohanes 1:35)

Tiga.

Keesokan harinya Yesus memutuskan untuk pergi ke Galilea. Ia bertemu dengan Filipus dan berkata kepadanya, "Ikutlah Aku." (Yohanes 1:43)

Empat.

Pada hari ketiga, di Kana, Galilea, ada sebuah pesta perkawinan, dan ibu Yesus ada di sana. (Yohanes 2:1)

Tujuh.

Pernikahan di Kana terjadi pada hari ketujuh. Pada hari ketujuh, Maria meminta Yesus melakukan sesuatu:

Ketika anggur itu habis, berkatalah ibu Yesus kepada-Nya: "Mereka tidak mempunyai anggur." (Yohanes 2:3)

Yesus melakukan sebuah mukjizat:

Ketika tuan pesta mencicipi air yang telah menjadi anggur itu dan tidak tahu dari mana asalnya (meskipun para pelayan yang menimba air itu tahu), tuan pesta itu memanggil mempelai laki-laki (Yohanes 2:9)

Kita tahu dari Kitab Suci bahwa Yesus adalah Adam Baru:

Ada tertulis: "Manusia pertama, Adam, menjadi makhluk yang hidup"; Adam yang terakhir menjadi roh yang menghidupkan. (1 Korintus 15:45)

Apa yang dilakukan Hawa kepada Adam pada hari ketujuh?

Ketika perempuan itu melihat, bahwa pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, dan bahwa buahnya menarik hati orang, lalu diambilnya dari pohon itu dan dimakannya; dan diberikannya sebagian kepada suaminya, yang bersama-sama dengan dia, dan suaminya itu pun memakannya (Kejadian 3:6).

Pada hari ketujuh setelah pembukaan kitab Kejadian, Hawa membujuk Adam untuk melakukan dosa pertamanya. Pada hari ketujuh setelah pembukaan kitab Yohanes, yang membawa pikiran kita kembali ke kitab Kejadian, Maria membujuk Adam yang baru untuk melakukan mukjizat pertamanya. Kesimpulannya jelas: Maria adalah Hawa yang Baru. Kita juga dapat mempertimbangkan ketaatan Maria kepada Jibril dibandingkan dengan ketaatan Hawa kepada Iblis:

Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: "Engkau tidak akan mati sekarang juga. Sebab Allah tahu, bahwa pada waktu engkau memakannya, matamu akan terbuka dan engkau akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat." (Kejadian 3:4-5)

Jadi, Hawa menuruti malaikat jahat Iblis, yang membujuknya untuk membawa maut ke dalam dunia.

Malaikat itu berkata kepadanya: "Janganlah takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia dari Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. (Lukas 1:30-31)



Siapakah Yesus?

Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku." (Yohanes 14:6)

Yesus adalah Hidup. Maria menyetujui pesan dari malaikat yang baik, Gabriel, untuk membawa Kehidupan ke dalam dunia. Hawa menyetujui pesan dari malaikat jahat, Setan, untuk membawa maut ke dalam dunia. Sudah jelas apa yang dikatakan Alkitab. Maria jelas adalah Hawa yang Baru.


Maha Kudus

Umat Kristen Ortodoks percaya bahwa oleh kasih karunia Allah, Maria dipelihara dari noda dosa pribadi. Kami percaya bahwa dia, sebagian karena hal ini, ditinggikan di atas semua malaikat kudus. Apakah buktinya untuk hal ini? Sebagian besar berasal dari Lukas 1:28.

Lalu ia datang kepadanya dan berkata: "Salam" (Lukas 1:28)

Bahasa Yunani yang digunakan untuk kata "salam" di sini adalah "chairō", yang merupakan gelar yang digunakan untuk seorang atasan, seperti yang terlihat dalam:

Dan ia segera datang kepada Yesus dan berkata: "Salam, (chairō) Guru!" Dan Yesus menciumnya. (Matius 26:49)

Malaikat Gabriel memberi salam kepada Perawan Maria sebagai atasan. Apa artinya ini? Apakah seorang yang berdosa lebih tinggi dari seorang malaikat?

Untuk melanjutkan:

"karena engkau telah beroleh kasih karunia (charitoō), Tuhan menyertai engkau!" (Lukas 1:28) 

Maka Malaikat Gabriel menyapa Maria sebagai seorang yang lebih tinggi, dan menyebutnya "telah dikaruniai", ia telah menerima anugerah khusus dari Allah. Rahmat inilah yang membimbingnya dan melindunginya dari noda dosa pribadi.


Selalu Perawan

Terakhir, umat Kristen Ortodoks percaya bahwa Maria tetap perawan sepanjang hidupnya. Posisi tradisional Ortodoks adalah bahwa "saudara-saudara Yesus" sebenarnya adalah saudara-saudara tiri dari pernikahan Yusuf sebelumnya (dia adalah seorang duda). Apakah posisi ini mendapat dukungan dari Alkitab? Ya! Pertama-tama, mari kita bahas dua indikasi yang dikemukakan oleh kaum Protestan bahwa Maria tidak lagi perawan. Pertama:

Ketika Yusuf bangun dari tidurnya, ia melakukan apa yang diperintahkan malaikat Tuhan kepadanya: ia mengambil isterinya, tetapi ia tidak mengetahuinya, sebelum ia melahirkan seorang anak laki-laki. Lalu ia menamakan Dia Yesus. (Matius 1:24-25)

Kata kunci yang dikemukakan oleh kaum Protestan adalah "sampai". Bahasa Yunaninya adalah "heōs". Di mana lagi kita menemukan kata Yunani ini? Matius 28:20.

Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai (heōs) kepada akhir zaman." (Matius 28:19-20)

Jadi, jika kata "heōs" menyiratkan suatu perubahan dalam tindakan, itu berarti Yesus pada akhirnya akan meninggalkan kita.

Selanjutnya:

Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria dan saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon? Dan bukankah saudara-saudara perempuannya ada di sini bersama kita?" Dan mereka tersinggung mendengarnya. (Markus 6:3)

Apakah pernah dikatakan bahwa anak-anak yang lain ini adalah anak-anak Maria? Tidak, dikatakan bahwa mereka adalah "saudara-saudara Yesus". Mungkinkah ini berarti saudara tiri? Ya, bisa saja, kecuali jika Anda ingin berargumen bahwa Yusuf sebenarnya adalah ayah kandung Yesus.

Dan ayah dan ibu-Nya takjub mendengar apa yang dikatakan tentang [Yesus]. (Lukas 2:33)

Jadi, apa yang sebenarnya diajarkan oleh Markus 6? Mengapa Yesus disebut sebagai anak Maria dan bukan anak Yusuf? Seperti yang telah kita lihat, menyebut Yesus sebagai anak Yusuf adalah hal yang wajar, jadi bukan mengacu pada konsepsi perawan. Lalu mengapa? Cendekiawan Protestan Richard Bauckham menjawabnya:

"... di Nazaret, Yesus akan dikenal sebagai 'anak Maria' karena hal ini membedakannya dengan anak-anak Yusuf dari istri pertamanya."

Jadi Markus 6:3, jauh dari menjadi bukti yang menentang doktrin tradisional, sebenarnya adalah bukti yang mendukungnya! Terakhir, perhatikan perkataan Yesus kepada Rasul Yohanes:

Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya berdiri di dekat-Nya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya: "Hai ibu, lihatlah, inilah anakmu!" (Yohanes 19:26)

Yesus mempercayakan pemeliharaan Anak Dara Maria kepada Rasul Yohanes. Hal ini tentu saja tidak dapat diterima jika Maria memiliki anak yang lain. Jika anak tertua meninggal, pengasuhan ibu jatuh kepada anak tertua berikutnya. Jika anak tertua adalah anak tunggal, adalah tanggung jawabnya untuk menunjuk seseorang untuk merawat ibunya jika ia meninggal. Kita dapat melihat bahwa Yesus bertindak seolah-olah Dia adalah anak tunggal Maria.

Seperti yang dapat kita lihat, tidak ada indikasi dari Alkitab bahwa Maria memiliki anak selain Yesus, dan setidaknya ada dua indikator kuat yang menentangnya. Dari Alkitab saja, kita dapat menyimpulkan dengan cukup aman bahwa Maria adalah seorang perawan abadi.

Maria harus diberikan haknya. Gereja Kristus telah melakukan hal itu selama dua ribu tahun. Kami tetap setia pada ajaran alkitabiah, apostolik, dan patristik mengenai posisi dan status Perawan. Kaum Protestan, melalui pembacaan Alkitab yang ceroboh dan kebencian terhadap tradisi Gereja, telah merendahkannya. Sudah waktunya bagi mereka untuk menolak tradisi manusia dan sejalan dengan Alkitab.



Kapan Kaum Yahudi Rabinik "Secara Resmi" Menolak Deuterokanonika?

Kapan Kaum Yahudi Rabi "Secara Resmi" Menolak Deuterokanonika?
Bagi mereka yang tidak tahu apa arti istilah "deuterokanonika". Istilah ini digunakan secara historis untuk apa yang oleh banyak orang puritan protestan dan beberapa orang sekuler disebut sebagai "Apokrifa". Kitab-kitab ini tidak benar-benar disebut "Apokrifa" oleh sebagian besar orang Kristen di masa lalu. Memang benar bahwa beberapa orang menyebut kitab-kitab ini sebagai apokrifa, tetapi hal ini lebih banyak ditemukan di Barat sejak abad ke-5. Sebelum masa Hieronimus, kitab-kitab ini tidak pernah disebut "Apokrifa".
Kata "deuterokanonika" secara sederhana berarti "sekunder". Atau urutan kitab-kitab sekunder. Judul historis untuk kumpulan kitab-kitab yang lain adalah "protokrifa". Yang berarti, "primer", atau urutan kitab-kitab utama. Beberapa cendekiawan Ortodoks memilih untuk tidak menggunakan istilah "Deuterokanonika" karena itu adalah istilah Katolik Roma Barat. Namun, bagaimanapun juga, dalam berbagai tingkatan, Gereja selalu menerima setidaknya beberapa dari kitab-kitab ini sebagai kitab suci.
Jadi, kapan orang-orang Yahudi yang tidak percaya secara resmi menolak "Deuterokanonika"?
Pada tahun 135 M, "Akiba ben Joseph" diangkat menjadi kepala Akademi Jamnia. Di bawah pengaruhnya, orang-orang Yahudi "secara resmi" menolak Deuterokanonika.
Dia mendukung "Bar Kochba" dengan menyebutnya sebagai Mesias Yahudi. Orang-orang Kristen menolak untuk melihatnya sebagai Mesias dan dengan demikian dia membenci Deuterokanonika dan kitab-kitab Perjanjian Baru. Menurut Wiki....dan no....Saya tidak terlalu suka dengan wicki, dan saya menolak sinisme mereka yang menganggap Akiba tidak benar-benar mendukung Bar Kocka dalam pemberontakan.....tetapi satu hal yang mereka masukkan adalah ketidaksukaannya pada agama Kristen dan D.C. http://en.wikipedia.org/wiki/Akiba_ben_Joseph
Seperti yang dikutip dari wicki:
"Dia, bagaimanapun, tidak keberatan dengan pembacaan pribadi dari Apokrifa, seperti yang terbukti dari fakta bahwa ia sendiri sering menggunakan Ecclesiasticus (W. Bacher, Ag. Tan. i. 277; H. Grätz, Gnosticismus, hal. 120).
Akan tetapi, Akiba dengan gigih membela kanonisitas Kidung Agung, dan Ester (Yad. iii.5, Meg. 7a). Pernyataan Grätz (Shir ha-Shirim, hal. 115, dan Kohelet, p. 169) yang menghormati sikap Akiba terhadap kanonisitas Kidung Agung adalah kesalahpahaman, seperti yang ditunjukkan oleh I.H. Weiss (Dor, ii. 97). Untuk motif yang sama yang mendasari permusuhannya terhadap Apokrifa, yaitu, keinginan untuk melucuti orang-orang Kristen - terutama orang Kristen Yahudi - yang mengambil "bukti-bukti" mereka dari Apokrifa, juga harus dikaitkan dengan keinginannya untuk membebaskan orang-orang Yahudi dari dari dominasi Septuaginta, kesalahan dan ketidakakuratan dalam yang sering memutarbalikkan arti sebenarnya dari Kitab Suci, dan bahkan digunakan sebagai argumen melawan orang-orang Yahudi oleh orang-orang Kristen."
Dan dalam buku Michuta, ia mengatakan:
"Pemberontakan pertama (tahun 70 M) adalah pemberontakan nasional; pemberontakan-pemberontakan kedua (sekitar tahun 135 M atau mungkin 150 M) adalah sebuah gerakan mesianis.
Melalui pekerjaan Akiba, sejumlah besar orang Yahudi bergabung dalam pemberontakan. Bahkan Orang-orang Samaria dan penyembah berhala bergabung dengan Bar Kochba dalam pemberontakannya. Namun, ada satu sekte Yahudi yang menolak untuk bergabung: suku keras kepala yang dikenal sebagai orang Kristen. Para Orang-orang Kristen, yang mayoritasnya masih merupakan etnis Yahudi, didesak untuk bergabung dalam perjuangan hidup dan mati dengan Roma, tetapi mereka menolak. Untuk menerima bar Kochba sebagai Mesias, seperti yang ditegaskan oleh Akiba, sama saja dengan murtad; dan karena penolakan mereka untuk melakukannya, orang Kristen diperlakukan oleh orang Yahudi sebagai bid'ah dan pengkhianat. Rabi Akiba yang sama inilah yang merupakan penulis pertama yang secara gamblang dan terang-terangan menolak inspirasi dari Perjanjian Baru dan kitab-kitab Deuterokanonika. Pernyataan Akiba dapat ditemukan dalam Tosefta Yahayim 2:13 yang berbunyi;
"Injil dan kitab-kitab sesat tidak menajiskan tangan. Kitab-kitab Ben Sira dan semua kitab lain yang ditulis sejak saat itu dan semua buku yang ditulis sejak saat itu, tidak menajiskan tangan."
Ada dua hal penting yang dapat ditarik dari deklarasi yang tidak bermoral ini: pertama, pasti sudah menjadi pengetahuan umum bahkan pada bahwa orang-orang Kristen menerima Deuterokanonika dan menggunakannya sebagai Kitab Suci (bersama dengan Injil), jika tidak, tidak akan ada kebutuhan untuk memerintah kedua bahwa setidaknya beberapa orang Yahudi juga harus berbagi penerimaan itu, jika tidak, maka keputusan Akiba tidak akan berguna."
Di sini kita memiliki seorang saksi yang tidak bersahabat yang mengkonfirmasi melalui tindakannya bahwa orang-orang Kristen mula-mula menerima Injil dan deuterokanonika sebagai Kitab Suci yang diilhami dan suci. Dalam peristiwa penting ini - penamaan Mesias palsu Bar Kochba dan pemberian nama anatomi bagi mereka yang menolaknya - yang menyebabkan penolakan pertama yang tidak perlu dipertanyakan lagi terhadap Deuterokanon oleh satu otoritas Yahudi yang diakui secara luas. Pada masa kepemimpinan Akiba inilah tradisi tekstual tunggal Perjanjian Lama pertama kali diadopsi; sebelum masa ini (seperti yang telah kami tunjukkan) berbagai macam teks yang berbeda digunakan di antara orang-orang Yahudi. Di sinilah, sekitar pertengahan abad kedua Masehi, Yudaisme untuk pertama kalinya mengadopsi sebuah teks normatif yang resmi (yaitu Teks Masoret atau MT).
Halaman 68-70 dari buku "Mengapa Alkitab Katolik Lebih Besar: Kisah yang Tak Terungkap tentang kitab-kitab yang hilang dari Alkitab Protestan" oleh Gary G. Michuta
Banyak orang Kristen di Amerika yang tidak mengetahui teori atau penafsiran sejarah ini. Saya akhirnya tahu, sebelumnya tidak tahu, sampai beberapa tahun yang lalu. Sebelumnya saya diberitahu bahwa dewan rabi Yahudi di Jamnia pada tahun 70 M atau 90 M menolak kitab-kitab ini. Namun tampaknya secara resmi hal seperti itu mungkin baru terjadi beberapa dekade kemudian. Yang benar adalah, orang Yahudi tidak memiliki konsili gereja seperti halnya orang Kristen. Jadi tidak pernah benar-benar ada dewan Yahudi di Jamnia. Jamnia adalah sebuah sekolah Yahudi. Sejenis akademi kerabian, jadi akan lebih tepat jika disebut Akademi Jamnia. Orang pertama yang menyebutnya sebagai "sinode" adalah sejarawan Yahudi, H. Graetz (1817-1891). Beberapa orang Kristen yang membaca karyanya berspekulasi bahwa itu adalah versi Yahudi dari konsili gereja Kristen.
Dan dari sinilah asal mula "konsili Jamnia tahun 90 M". Itu berasal dari spekulasi. Sumber-sumber yang kita miliki tentang waktu itu tidak pernah menyebutkan apapun tentang kitab-kitab yang dikeluarkan dari kanon. Sebagian besar perdebatan yang terjadi adalah seputar Kitab Pengkhotbah dan mungkin Kidung Agung. Pertemuan Jamnia ini tidak menetapkan batas-batas kanon Perjanjian Lama. Oleh karena itu, sehubungan dengan Jamnia, akan lebih tepat jika kita merujuk pada apa yang terjadi sekitar tahun 135 M. Karena pada saat itulah mazhab kerabian Jamnia secara resmi menolak bukan hanya kitab-kitab deutero, tetapi juga kitab-kitab Injil.
sumber : http://orthodox-apologetics.blogspot.com/2010/08/when-did-jewsnonbelieving-officially.html