Mengasihi Sesama

Mengasihi Sesama
Ibu Theresa dari Calcuta

Jumat, 30 Maret 2012

Cara Mengaku Dosa secara Katolik

Hari ini, rencananya mau mengaku dosa.

Bagaimana caranya yang benar? Maka saya copas aja dari www.katolisitas.org, saya ubah sedikit kalimatnya untuk kepentingan saya sendiri. Tapi mudah-mudahan akan berguna juga buat teman-teman lain :


TAHAP-TAHAP YANG HARUS DILAKUKAN SEBELUM MENGAKU DOSA

1. Tata cara mengaku dosa yang baik, sebaiknya dimulai dengan niat sbb:

  • menjalankan proses ini dengan tobat yang tulus bagi dosa-dosa kita
  • mengakukan dosa-dosa kita dengan rendah hati dan jujur
  • memiliki tekad untuk memperbaiki hidup setelah pengakuan dosa dan berusaha sekuat tenaga          menjalankan kehendak Tuhan
  • ingat bahwa Yesus wafat karena saya juga, bukan hanya orang-orang sebelum Yesus hadir di dunia (Yesus di salib karena dosa saya, bukan hanya dosa orang lain)
2. Karenanya, setelah memiliki niat itu, lakukan pemeriksaan batin, dengan cara sbb :

  • memiliki kesadaran akan tingkat dan beratnya serta seringnya kita melakukan dosa, lewat                pikiran, perkataan , perbuatan, dan kelalaian yang kita lakukan atau tindakan baik yang                seharusnya saya lakukan, namun tidak saya lakukan
  • menyadari karena dosa saya, saya melukai/menyalibkan/menyakiti Tuhan, yang telah menyebabkan      sengsara dan wafat Kristus, dan menimbulkan efek yang buruk bagi saya sendiri dan sesama, yang secara    langsung atau tidak langsung terlibat dengan dosa yang saya lakukan.
3. Agar terbantu dalam pemeriksaan batin, perlulah kita melaksanakan langkah berikut :

  • Berdoa kepada Roh Kudus mohon keberanian keterbukaan/penerangan dan sifat tulus serta murni    dalam menjalankan pemeriksaan batin.
  • Membaca Kitab suci yang berkaitan dengan perenungan akibat dosa, besarnya kasih Tuhan dan          kesediaanNya untuk mengampuni kita (ingat kisah anak yang hilang)
  • Memeriksa diri dengan cara menjawab pertanyaan- pertanyaan mengenai tugas kita kepada Tuhan      dan Gereja, kewajiban terhadap keluarga dan sesama.

DOA SEBELUM PEMERIKSAAN BATIN

… Datanglah, ... O Roh Kudus, ke dalam jiwaku .......
Dan bantulah aku mengetahui dosa-dosaku ...
menyesali semua dosaku dan mengakukannya dengan kerendahan hati ...
agar aku dapat menikmati pengampunan Allah Bapa.
Dengan terangMu, terangi kegelapan pikiranku.
Dengan api RohMu, hangatkan dinginnya hatiku,
Dengan kasihMu, isilah aku dengan cinta dan kekuatan,
sehingga aku dapat menyadari kesalahan yang kuperbuat dan kebaikan yg gagal kulakukan
Tolong aku agar sungguh bertobat, dan kuatkan niatku untuk menghindari dosa-dosa di kemudian hari, dan untuk hidup dalam cintaMu, damaiMu dan sukacitaMu. …
Amin.

BEBERAPA TEKS KITAB SUCI UNTUK DIRENUNGKAN

Sebelum pemeriksaan batin, pilih dan baca salah satu dari teks berikut ini dan kemudian renungkan dalam doa teks yang baru saja dibaca.
  • Mat 5: 17-19
  • Mat 5: 20-48
  • Mat 7: 1-5
  • Mat 25: 31-46
  • Luk 15: 1-7
  • Luk 15: 11-32
  • Wah 3:20


KERANGKA PEMERIKSAAN BATIN

Ada beberapa metode dalam pemeriksaan batin, yaitu berdasarkan 10 perintah Allah dan nilai-nilai Kristiani. Berdasarkan 10 perintah Allah, maka kita harus melihat berapa sering dan gagal kita melaksanakannya, Berdasarkan Nilai-nilai Dasar Kristiani, kasih kepada Tuhan dan sesama, kesabaran, kemurnian, kejujuran, dll, dan lihatlah apakah kita melakukan-nya atau tidak. Atau kita juga dapat mengadakan pemeriksaan batin berdasarkan delapan sabda bahagia (Mat 5:3-12).

Apapun caranya, yang terpenting adalah menempatkan diri kita dalam hadirat Allah dan tanyakanlah pada diri sendiri dengan kejujuran total, apakah kita telah menyenangkan hati Tuhan, jika tidak, mengapa?

Pertanyaan Awal:

  1. Kapan terakhir saya mengaku dosa? Apakah itu pengakuan dosa yang baik?
  2. Apakah saya berjanji sesuatu kepada Allah pada kesempatan itu? Apakah janji itu saya tepati
  3. Apakah saya melakukan dosa berat setelah pengakuan dosa yang terakhir?

PERTANYAAN-PERTANYAAN BERDASARKAN KESEPULUH PERINTAH ALLAH

1. Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku.
  • Apakah aku ragu akan keberadaan Tuhan?
  • Apakah aku kurang bersyukur atas segala berkat-berkat yang Tuhan limpahkan?
  • Apakah aku sering menggerutu dalam menjalankan kehendak Tuhan dalam hidupku?
  • Apakah aku menolak untuk menerima permasalahan yang datang dalam hidupku sebagai cara untuk mendatangkan keselamatan?
  • Apakah aku mengabaikan suara Kristus dalam jiwaku ketika Dia meminta kepadaku untuk berkorban sesuatu?
  • Apakah aku sering kuatir dalam kehidupan karena kekurangpercayaanku terhadap penyelenggaraan Allah?
  • Apakah aku melalaikan tugasku sebagai mahluk ciptaan kepada penciptaku?
  • Apakah aku gagal untuk menjadi saksi Kristus, baik dengan perkataan maupun perbuatan?
  • Apakah aku meremehkan, bahkan mengejek ajaran Gereja Katolik?
  • Apakah saya melemahkan iman orang lain, dengan cara menghina agama, Gereja, para imam, dll?
  • Apakah aku malu untuk menunjukkan identitasku sebagai orang Katolik?
  • Apakah aku menjadi anggota dari suatu organisasi yang melawan ajaran Katolik?
  • Apakah aku tidak mengaku dosa paling sedikit satu tahun sekali?
  • Apakah aku lupa untuk melakukan penitensi dari pengakuan dosa yang sebelumnya?
  • Apakah aku lupa untuk berpuasa dan berpantang pada hari-hari yang telah ditentukan?
  • Apakah aku sungguh-sungguh dalam berdosa dan berusaha dengan sepenuh hati untuk melawan godaan?
  • Apakah aku tidak setia dalam doa harianku?
  • Apakah aku tidak membuat prioritas dan mencoba dengan sekuat tenaga untuk hidup kudus?
  • Apakah Tuhan adalah yang paling penting dalam kehidupanku?
  • Apakah aku ragu-ragu tentang iman Katolik?
  • Apakah aku membaca buku atau menonton film yang bertentangan dengan iman Katolik?
  • Apakah aku percaya tahayul, atau pergi ke tukang ramal, percaya ramalan bintang, ramal telapak tangan, atau percaya ilmu gaib/ sihir?
  • Apakah aku selalu percaya kepada Tuhan, terutama dalam kemalangan dan pencobaan?
  • Apakah ada allah-allah lain di hidupku: uang, kesenangan, seks, keberhasilan, popularitas, kekuasaan, terobsesi dengan penampilan ….?
2. Jangan menyebut nama Tuhan Allahmu dengan tidak hormat
  • Apakah aku menggunakan nama Tuhan dengan tidak hormat?
  • Apa aku menggunakan nama Tuhan dalam kemarahan atau kutukan?
  • Apa aku berbohong di bawah sumpah?
  • Apakah aku menepati janjiku kepada Tuhan?
  • Apakah aku berkata yang tidak hormat tentang Yesus, Maria dan orang-orang Kudus?
3. Ingatlah dan kuduskanlah Hari Tuhan
  • Apakah aku setia mengikuti misa kudus pada hari Minggu atau hari-hari tertentu yang ditetapkan dalam kalendar Gereja? Apakah aku datang tepat waktu?
  • Apakah aku mengikuti misa dengan penuh perhatian dan penuh iman?
  • Apakah aku berdoa secara teratur, setidaknya pagi dan sore/ malam hari?
  • Apakah aku membaca Kitab suci setiap hari?
  • Seberapa minatku untuk mengetahui imanku dan membantu orang lain, termasuk teman-teman dan saudara-saudari/ kerabat?
4. Hormatilah ayahmu dan ibumu.

  • Apakah aku membesarkan anak-anak dengan sepenuh hati dan dengan cinta yang tulus?
  • Apakah aku terlalu keras atau terlalu lembek terhadap mereka?
  • Apakah aku memberi contoh yang buruk kepada mereka dengan caraku berbicara atau bertindak?
  • Apakah aku memberi contoh yang baik untuk melaksanakan kewajiban religius dan kewajibanku sebagai warga negara?
  • Apakah aku mengusahakan agar anak-anakku mendapat pengajaran religius yang pantas dan aktif terlibat dalam kegiatan komunitas kristiani dan organisasi?
  • Apakah aku memotivasi mereka untuk terlibat dalam kegiatan Gereja dan kemasyarakatan?
5. Jangan membunuh
  • Apakah aku melukai seseorang dengan perkataanku atau perbuatanku?
  • Apakah aku menolak untuk membantu sesama yang membutuhkan ketika aku diberi kesempatan dan sesungguhnya dapat menolongnya?
  • Apakah aku menyebarkan rumor/ gosip tentang seseorang?
  • Apakah aku memberi contoh buruk? Apakah aku berusaha sebaik mungkin untuk memperbaikinya?
  • Apakah aku mengumpat/ mengomel?
  • Apakah aku meminta maaf segera dan dengan tulus ketika aku menyakiti seseorang?
  • Apakah aku memimpin/ menyebabkan orang lain berdosa dengan perkataan dan perbuatanku?
  • Apakah aku tidak menghormati pendapat ataupun kepercayaan orang lain?
  • Apakah aku mencabut hidup orang lain?
  • Apakah aku menyebabkan kecelakaan fisik, moral atau problem keuangan orang lain? Apakah aku telah memperbaikinya?
  • Apakah aku menjadi anggota organisasi kekerasan?
  • Apakah aku setuju atau mengizinkan, merekomendasikan, mencari atau terlibat dalam proses aborsi?
  • Apakah aku turut andil dalam polusi lingkungan atau penggunaan sumber alam secaraegois?
  • Apakah aku memperhatikan kesehatanku: fisik dan mental?
  • Apakah aku menggunakan obat terlarang, merokok, minum minuman keras berlebihan, dan melakukan apa saja yang membahayakan kesehatanku dan kesehatan orang lain?
  • Pada saat ada kesempatan, apakah aku tidak melakukan sesuatu untuk melawan dosaatau kejahatan?
6 dan 9. Jangan berzinah, dan jangan mengingini istri sesamamu.
      Untuk semua:
  • Apakah aku melihat gambar, pertunjukan atau film, buku-buku dan publikasi lainnya yang tidak sopan dan membangkitkan fantasi seksual dan mengarahkanku kepada dosaketidakmurnian?
  • Apakah aku memakai pakaian yang tidak sopan?
  • Apakah aku mengikuti pikiran yang kotor atau keinginan-keinginan yang tidak suci?
  • Apakah aku melakukan perbuatan yang tidak murni terhadap diri sendiri atau dengan sesama?
  • Apakah aku bertindak bijaksana terhadap sesama yang berlainan jenis kelamin, baik terhadap yang sudah menikah atau tidak/ belum menikah?
  • Apakah aku melontarkan cerita/humor kotor?
  • Apakah aku terlibat dalam pergaulan bebas, seks pranikah, atau aktivitas seksual yang diper-bolehkan hanya untuk suami istri?
  • Untuk pasangan yang sudah menikah:
  • Apakah aku setia kepada istri/ suamiku, baik di dalam pikiran maupun perbuatan?
  • Apakah aku menggunakan pil, alat-alat KB lainnya untuk menghalangi kehamilan? Apakah aku menganjurkan orang lain untuk melakukan hal itu?
  • Apakah aku menggunakan pernikahanku untuk mengekspresikan kasihku yang tulus kepada istri/ suamiku ataukah hanya untuk melampiaskan gairah seksual?
7 dan 10. Jangan mencuri. Jangan mengingini milik sesamamu.
  • Apakah aku menghormati milik orang lain?
  • Apakah aku merusak barang milik publik?
  • Apakah aku mencuri sesuatu? Apakah aku mengembalikan yang kucuri dan membayar sesuai dengan jumlahnya?
  • Apakah aku menyontek di sekolah, atau berbuat curang dalam bisnis? Apakah aku jujur dalam pekerjaan dan melakukannya dengan cara yang terbaik?
  • Apakah aku adil dalam membayar gaji bawahan-ku, pajak dan segala kewajibanku?
  • Apakah aku iri hati terhadap milik dan kesuksesan orang lain?
  • Apakah aku menyia-nyiakan waktu dan kesempatan?
  • Apakah aku serakah?
8. Jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu.
  • Apakah aku berbohong karena kesombonganku atau berbohong untuk mencelakakan orang lain?
  • Apakah aku bersaksi dusta di pengadilan?
  • Apakah aku menyebarkan rumor/ gosip yang dapat merusak reputasi/ nama baik sesamaku?
  • Apakah aku membocorkan rahasia yang dipercayakan kepadaku?
  • Apakah aku membocorkan rahasia kesalahan orang lain?
  • Apakah aku menuduh seseorang sembarangan?
  • Apakah aku menghakimi orang lain?
  • Apakah aku seorang yang berprasangka?
  • Apakah aku dapat menjaga keseimbangan antara kebenaran dan tindakan kasih?

SEGERA SEBELUM PENGAKUAN DOSA

Setelah pemeriksaan batin selesai, dan menyadari berapa sering dan berapa banyak saya telah menyakiti hati Tuhan, sesama dan diri sendiri, maka:

  1. Dengan rendah hati dan tulus memohon pengampunan Tuhan dan kemampuan untuk menghindari dosa di kemudian hari.
  2. Berusaha untuk menemukan akar penyebab dosa-dosa saya: kecenderungan yang salah, kelemahan, kebiasaan buruk…, dan lihat apakah saya dapat menghilangkan setidak-tidaknya satu dari akar penyebabnya. Ini berarti berusaha menjadi orang yang lebih baik dengan membuang sedikitnya satu keburukan moral atau dengan memperkuat satu kualitas moral yang baik. Bayangkan kalau kita dapat menghilangkan satu kebiasaan buruk dalam satu tahun, maka kehidupan spiritual kita akan berkembang dengan pesat.
  3. mohon agar Tuhan membantu saya untuk mengaku dosa dengan baik.

PADA SAAT PENGAKUAN DOSA
  1. Buatlah tanda salib dan berkata: “Berkatilah saya, Pastor, sebab saya telah berdosa.”
    Biarkan Pastor memberkati anda dan apapun perkataannya, dengarkan dengan hati terbuka, lalu katakan:
    Pengakuan dosa saya yang terakhir adalah…. waktu yang lalu. Sejak itu aku melakukan dosa sebagai berikut…..
    Mengakulah dengan jujur dan tulus segala dosa anda mulai dari yang terberat dan yang paling memalukan. Jika anda gugup, atau tak begitu jelas akan dosa tertentu, mintalah bantuan Pastor
    Ingat, untuk sebisanya menyebutkan jumlah frekuensi dosa berat, dankeadaannya untuk memperjelas tingkat keseriusan dosa tersebut.
  2. Setelah selesai menyebutkan dosa-dosa anda, katakanlah:
    Untuk semua dosa-dosa saya ini terutama dosa melawan… (misal: kasih, kejujuran, kemurnian, dll) aku mohon pengampunan dan penitensi dari Pastor.
  3. Pastor akan memberi anda beberapa saran. Ia juga akan memberikan penitensi yang harus dipenuhi setelah sakaramen pengakuan. Setelah itu, ucapkanlah doa tobat baik dengan perkataan sendiri, atau doa tobat sebagai berikut:
    O Tuhanku, aku menyesal atas dosa-dosaku. Aku sungguh patut Engkau hukum, terutama karena aku tidak setia kepada Engkau yang maha pengasih dan maha baik bagiku. Aku benci akan segala dosaku, dan berjanji dengan pertolongan rahmatMu hendak memperbaiki hidupku dan tidak berbuat dosa lagi. Allah yang maha rahim, ampunilah aku, orang berdosa. Amin
  4. Setelah mengucapkan doa tobat, terimalah absolusi dengan rendah hati dan penuh syukur. Ikutilah doa Pastor, yang diakhiri dengan kata penutup “Amin!”

SETELAH PENGAKUAN DOSA

  1. Berlututlah di depan altar atau sakramen Maha Kudus atau gambar/ patung Tuhan Yesus, dan berterimakasihlah padaNya atas karunia pengampunan dosa, Perbaharui niat anda dan mohon pertolonganNya untuk mengatasi segala godaan.
  2. Jika penitensi diberikan dalam bentuk beberapa doa, ucapkanlah doa-doa tersebut dengan tenang dan penuh iman.
  3. Jika penitensi diberikan dalam bentuk tindakan kasih, maka harus dilaksanakan secepat mungkin.
  4. Tersenyumlah pada Yesus, dengan penuh rasa syukur. Bangkitlah dengan suka cita dan percaya diri: Tuhan sudah berbelas kasihan kepadamu. Ia merayakan kembalimu kepadaNya dan meng-inginkan anda termasuk dalam bilangan para kudusNya. Hiduplah untuk Dia, pada setiap saat kehidupanmu, dan biarkanlah orang-orang lain melihat betapa indahnya melayani Tuhan, dan hidup sesuai dengan kehendakNya!

Senin, 19 Maret 2012

Menanggapi Isi Sebuah Tulisan di www.katolisitas.org

Kemarin saya buka www.katolisitas.org, ada seorang bapak bernama Yohanes Xin dan Pak FX Slamet, yang menulis kepada Pak Steph dan khusus ditujukan ke katolisitas, saya diblog saya ini ingin menanggapinya secara pribadi agar teman-teman katolik lain bisa membacanya juga dalam lingkungan terbatas. Tentu saja ini pendapat pribadi saya, tidak mewakili institusi manapun dan terbuka juga untuk diperbincangkan. Selamat mengikuti ...

Tulisan Pak Yohanes Xin sbb:


Salam kasih, buat Pak stef dan ibu Ingrid. (Pengasuh Katolisitas, moderator maksud saya)
Saya hanya ingin me-ralat apa yang telah ditulis oleh teman saya sdr. Slamet tentang penyakit diabetes, disana dia menulis bahwa insulin yang dihasilkan pankreas akan mengolah gula menjadi ensim adrenalin, itu keliru. Mungkin karena kurang mengerti dunia kedokteran, dia menulis seperti itu. Yang benar,adalah Insulin akan mengolah gula dalam darah menjadi glikogen, untuk disimpan didalam Hati. Sedang Hormon Adrenalin bertugas sebaliknya dari hal itu. Kalau Pankreas kita sudah tidak mampu menghasilkan insulin, maka gula dalam darah kita akan naik, itulah sebabnya bagi penderita diabetes, yang harus diperbaiki adalah organ Pankreasnya, supaya kembali bisa normal dan menghasilkan insulin lagi. Untuk ini memang membutuhkan Mujizat dari Yesus, karena dokter manapun tidak bisa memperbaiki kerusakan pankreas.
Saya juga ingin menyampaikan sesuatu untuk pak Stef dan ibu Ingrid.
Kalau saya membaca seluruh tulisan dalam situs ini, saya juga merasakan hal yang sama seperti yang dirasakan sdr. Slamet, dimana seakan-akan apa yang menjadi Ajaran Resmi Katolik itu 100% Benar secara Mutlak. Saya hanya ingin bertanya, apakah anda berdua sungguh meyakininya, atau hanya percaya begitu saja karena itu Ajaran Resmi Gereja? Pernahkah anda berdua merasakan berkat dan mujizat yang nyata, dari apa yang anda anggap pasti Benar ini, saat anda berdua sedang berdoa?
tanggapan saya:
Pak Yohanes ini, kelihatannya karena mengalami pengalaman pribadi dan percakapannya dengan 'Yesus dan Maria' saat mempelajari situs katolisitas ini mendapat informasi dan penjelasan, bahwa mendapati kekeliruan yang serius. Dan menyimpulkan bahwa Ajaran Resmi Gereja tidak 100% Mutlak. Disini karena tidak disebut poin-poin yang mana menjadi tidak jelas dimana koreksiannya, sehingga saya pun tidak dapat menanggapinya secara tepat. Saya hanya ingin mengingatkan pada semua yang membaca tulisannya di atas, bahwa Yesus sendiri pernah berjanji bahwa IA AKAN MENYERTAI para rasul dan tentu saja penggantinya sampai akhir zaman, sedangkan ajaran resmi gereja tentu saja sebuah hasil yang termasuk di jaga-Nya itu. Dan saya percaya penuh. Mengenai mengalami masalah mujizat, karena pengalaman pribadi Pak Yohanes dan istrinya, tentu saja beliau beranggapan bahwa segala sesuatu bahkan seseorang jika di doakan oleh mereka 'pasti' mengalami mujizat. Apa kah sikap seperti ini benar? Saya meragukannya.
Saya bertanya demikian, karena bila anda berdua sedang sehat secara jasmani dan rohani, maka anda berdua tidak akan bisa merasakan kerinduan yang sangat dalam, akan datangnya Mujizat yang nyata dari apa yang kita percayai.
Saya telah bertemu dengan ratusan orang yang sedang berada dalam keadaan sakit yang sangat kronis bahkan akut. Mereka seringkali dibuat kecewa, ketika mereka tidak merasakan manfaat dari apa yang selama ini mereka percayai. Mereka umumnya beragama Katolik, dan selama mereka sehat, mereka sangat yakin akan Ajaran yang mereka terima dari Gereja. Tetapi ketika mereka sakit parah, jangankan untuk mendapat Mujizat dari Yesus yang tidak nampak, untuk bertemu dengan Romo di Gerejanya saja sudah sulit. Kemudian ketika mereka akhirnya bertemu dengan Romo, mereka hanya disuruh berdoa saja, seperti biasanya. Tetapi ternyata mereka menjadi kecewa, karena penyakit mereka tetap ada, bahkan bertambah parah. Mujizat yang dijanjikan Romo itu – kalau mempercayai Kebenaran dari Ajaran Gereja itu – ternyata hanya tinggal janji saja. Kemudian, ketika doa berhari-hari, berminggu-minggu tidak ada hasilnya, dia kembali menemui Romo itu, tetapi ia hanya mendapat jawaban yang mengecewakan. Romo itu hanya berkata dengan ringan :”O, mungkin Tuhan mempunyai rencana lain untuk ibu, cobalah bersabar.”
Tanggapan saya:


Pernyataan di atas tentang ratusan orang yang umumnya katolik, saat sakit parah tidak mendapatkan mujizat, berdoapun tidak dikabulkan dan sebagainya, adalah pernyataan yang sangat tendensius, seakan-akan hanya kelompok tertentu saja yang memiliki kesempatan mendapat mujizat. Menurut saya tidak bijaksana dan sangat sempit. Ada banyak orang suci yang menderita sakit sangat parah dan ... mereka tetap menjalankan sabda Tuhan dalam hidupnya, tanpa mengalami mujizat itu, ... namun mereka hidup berkemenangan dan sampai ke ... sorga. Tidakkah pak Yohanes Xin tahu, betapa sulit tetap beriman dalam keadaan sakit ketimbang beriman dengan mengalami mujizat, dan saya percaya ... jalan sempit yang di firmankan Tuhan tetap berlaku, pernyataan ini bukan berarti saya meremehkan mujizat yang dialami orang-orang yang sungguh mengalaminya dan menjadi hidup lebih baik. Di dalam Kitab Suci pun kita melihat 10 orang kusta di sembuhkan ... dan hanya seorang yang kembali kepada Kristus. Saya di sini hanya ingin mengungkapkan bahwa mengalami mujizat belum tentu mengantar seseorang semakin dekat dengan Kristus dan semakin, mengimaninya. Sebaliknya, tidak sedikit orang yang mengalami penderitaan, imannya semakin mendalam... bahkan daalam kesulitannya itu, orang ini masih bisa membantu orang dengan keterbatasannya. Pelaksanaan kasih yang luar biasa.


Mengenai pernyataan soal romo yang tidak memiliki keperdulian, bisa saja itu memang demikian. Tetapi hal itu tidak berarti 'semua' begitu, kita mendoakan yang memang salah. Tetapi yang tidak salah jangan di korbankan namanya karena ada sedikit yang 'hilap' dan sedang dalam pertumbuhan iman juga. Tetap ada ampun buat semua orang.

Pak Stef dan Ibu Ingrid, kalau orang itu hanya sakit diabetes saja, dia memang bisa bertahan bertahun-tahun dengan diet gula yang ketat. Tetapi, bagaimana kalau penyakit itu Kanker Payudara, yang sel-nya tumbuh membelah diri dengan sangat cepat? Bisakah ibu itu bertahan begitu lama untuk menunggu Mujizat yang dijanjikan oleh Romo, saat dia berkotbah tentang Yesus dan segala mujizat-Nya? Ibu ini seorang Katolik yang sangat taat, tapi masih dibuat kecewa oleh Ajaran yang menjanjikan Mujizat itu.

Tanggapan saya : Apakah semua romo menjanjikan akan adanya mujizat untuk kesembuhan seorang yang menderita kanker? Aneh sekali, justru dalam pengalaman kebanyakan kaum beriman, seringkali romo selalu memberikan dorongan positif dan penguatan kata-kata penghiburan, tetapi dalam kondisi kronis, kadang-kadang mempersiapkan jiwa si sakit untuk lebih mendekat pada Kristus, bahkan mendorongnya untuk mengakukan dosa agar seluruh dosa berat si sakit di akukan dan mendapat absolusi/pengampunan yang berarti keselamatan jiwa si pasien akan sampai ke pangkuan Bapa. Apakah dengan mengalami mujizat, seseorang pasti masuk sorga? Syarat masuk sorga adalah sesaat sebelum meninggal seseorang yang katolik adalah mendapat pengampunan dari Allah Bapa melalui sakramen-sakramen dan kondisi yang diijinkan Allah agar seseorang mendapat kesempatan pengampunan ini dari diri-Nya. Bukan masalah mujizat kesembuhannya, tetapi mujizat pengampunan-Nya.
Saya telah bertemu dengan banyak orang yang keadaannya, benar benar membutuhkan mujizat nyata, secepatnya seperti ibu itu. Dan saya telah kenyang melihat gambaran wajah Skeptis mereka, ketika saya berbicara tentang mujizat Yesus. Mereka bosan dengan Janji yang mereka dengar dari Gereja, kalau mereka mau menerima Kebenaran Ajaran Gereja secara mutlak. Kenyataannya, Mujizat yang sangat mereka harapkan itu tidak pernah mereka rasakan, meskipun mereka percaya. Mereka tidak membutuhkan wacana, tetapi Mujizat Nyata dari Apa yang mereka Yakini, dan SEGERA, bukan nanti.

Tanggapan saya :
Sayang sekali Pak Yohanes ini memiliki prasangka yang demikian. Mujizat memang sangat diharapkan oleh orang-orang sakit seperti ibu itu. Benar kebanyakan dari mereka juga skeptis terhadap  adanya mujizat, tetapi , itu tak ada hubungannya dengan semua ajaran gereja, karena sebagian besar ajaran gereja tidak mengulas mengenai mujizat kesembuhan. Jadi mengapa Pak Yohanes ini mengaitkan mujizat dengan ajaran resmi gereja? Bagi Pak Yohanes mujizat nyata itu mudah. Bagus ! Lanjutkan misi anda, tetapi mengapa harus mengaitkannya dengan ajaran resmi gereja? Saya malah jadi aneh. Bahkan anda katakan mujizatnya segera, bukan nanti. Wah kalau memang benar begitu, syukur kepada Allah. Lanjutkan misi anda dan kalau anda katolik ... sebarkan bahwa Yesus sangat nyata dalam gereja katolik, bukan malah sebaliknya 'membuat ajaran resmi gereja' jadi bulan-bulanan. Kalau ada yang salah, bagian mana? dan tunjukkan juga cara pemecahannya atau solusinya, tapi jangan lupa ... dasar-dasar ajaran anda itu yang anda akui dari Kristus Yesus juga anda tunjukkan. Karena kalau itu benar berasal dari Yesus, Yesus akan mengulasnya dengan tuntas dan jelas, sehingga kelompok orang seperti Pak Steph dan Bu Ingrid bisa memahaminya ... dan mudah-mudahan saya juga kebagian menjadi jelas. Tercerahkan!
Saya berdoa semoga Pak Stef, ibu Ingrid dan anak-anak kalian sehat-sehat selalu, sehingga tidak perlu berada dalam situasi kritis, yang benar-benar membutuhkan Mujizat seperti ibu itu. Dahulu, sdr. Slamet juga bersikap dan berpikir seperti Pak Stef dan ibu Ingrid. Dia sangat yakin pada Ajaran Tritunggal itu, tapi hasilnya seperti yang dialami ibu diatas. Apa yang dia percayai itu tidak menghasilkan Mujizat apa-apa sama sekali.

Tanggapan saya:
Dari pernyataan di atas, saya mendapatkan bahwa omongan pak Yohanes yang telah membaca semua tulisan di situs www.katolisitas.org itu tidak dapat dipercayai sepenuhnya. Karena saya yang hanya membaca sebagian saja dari tulisan-tulisan di katolisitas tahu bahwa Pak Steph dan Bu Ingrid belum dikaruniai anak, karenanya 'anak-anak mereka' belum mengalami krisis kecuali 'anak-anak rohaninya' termasuk saya yang bisa mengalami krisis-krisis. Dan dimana letak kesalahan ajaran Allah Tritunggal? Pak Yohanes mungkin akan menjelaskan bahwa Roh Kudus bukan Allah? Ya Tuhan, bisakah bapak Jelaskan datang dari mana pernyataan ini? Dari 'Yesus' yang menjumpai bapak dan istri? Jelaskanlah !!!
Saya adalah suami dari keluarga yang diceritakan Sdr. Slamet itu. Saya hanya ingin bertanya, bagaimana anda bisa mengatakan bahwa penglihatan yang kami lihat itu salah, padahal anda tidak ikut melihat sama sekali? Dan anda begitu yakin bahwa Roh Kudus itu Roh Allah, padahal saya yakin anda berdua belum pernah melihat wujud Roh Kudus itu secara nyata, seperti yang kami alami. Jangankan Roh Kudus yang sulit dilihat itu, sedangkan Wajah Yesus yang sebenarnya saja, saya yakin anda berdua belum pernah melihatnya, secara Nyata. Padahal saya yakin anda berdua pasti sering berdoa kepada Yesus.


Tanggapan saya: Hebat sekali, pengalaman yang sangat luar biasa
Anda berdua bisa beranggapan bahwa wajah Yesus itu seperti wajah yang tercetak pada Kain Kafan Turin itu. Sayang sekali, karena kain kafan itu palsu. Wajah Yesus tidak seperti itu. Kalau anda berdua ingin tahu, wajah Yesus yang sebenarnya, yang sudah sering kali kami lihat itu, maka lihatlah pada Cover sebuah buku tulisan Sdr. Anand Krishna, yang berjudul “Sabda Pencerahan” Dan kalau anda berdua ingin membayangkan wajah Allah Bapa, saya bisa memberikan gambaran seperti yang diceritakan oleh Bunda Maria kepada kami.

Tanggapan saya :
Pendapat pak Step dan Bu Ingrid saya ga tahu. Hanya saya pribadi yang telah membaca dan mendengar soal kain kafan Turin, tidak berpikir seperti itu. Pak Yohanes keliru, bahkan saya yakin juga kebanyakan yang membacanya tidak seperti anggapan bapak. Karena kami di rumah memiliki patung-patung Yesus yang wajahnya ada yang tampan ada yang agak miring dst, kami tidak melihatnya Pak, wajahnya betul atau tidak, tapi kami berdoa dihadapan-Nya, dan kami bersyukur karena wajah-Nya dapat bermacam-macam, dan bisa juga saya jumpai dalam wajah seorang bapa yang pernah menatap saya dengan penuh kasih, bapa itu saya tahu bukan Yesus. Tetapi melalui tatapannya itu saya tahu, Yesus ada di dalam-Nya.
Allah Bapa sangat sulit dilihat, bukan karena manusia tidak layak, tetapi karena cahaya yang sangat terang melingkupi seluruh tubuh-Nya, sehingga mata kita tidak akan sanggup untuk tetap membuka dan melihatnya. Itulah sebabnya, saya dan istri saya, bertanya kepada Bunda Maria tentang wajah Allah Bapa. Bunda Maria mengatakan : “Wajah Bapa itu mirip sekali dengan Wajah Putraku, hanya saja rambutnya jauh lebih panjang dan warnanya putih keperakkan, tubuh Bapa jauh lebih tinggi besar, dan jenggotnya lebih panjang dari milik Putraku. Bapa tidak seperti yang digambarkan oleh manusia dalam kitab Perjanjian Lama, yang bengis dan tidak bisa didekati.
Allah Bapa sangat mengasihi manusia, seperti seorang Ayah mengasihi anak-anaknya…..”

Tanggapan saya :
'Bunda Maria' yang bapak ceritakan itu, saya tidak tahu apakah dia memang Bunda Maria yang melahirkan Yesus di Betlehem atau bukan, tetapi setahu saya, Musa yang bergaul sekian lama dengan Bapa di Sinai pun tak pernah memberikan gambaran apa-apa, mungkin hanya nabi Daniel yang menggambarkan-Nya sebagai yang Tua, tetapi tidak dikatakan berjenggot. Wah ... saya sungguh tak berani mengomentari tentang 'Bapa'
Bapak Stef dan Ibu Ingrid, bisa saja mengatakan bahwa apapun yang kami lihat bisa saja tidak benar, karena tidak sesuai dengan Ajaran Resmi Gereja Katolik.
Sebelum saya mendapatkan penglihatan, termasuk tentang Akhir Jaman, istri sayalah yang lebih dahulu bertemu dengan Yesus dan Bunda Maria. Saat itu saya juga tidak percaya, bukan hanya karena ada beberapa pesan yang tidak sesuai dengan Ajaran resmi Gereja Katolik, tetapi karena saya tidak melihatnya sama sekali. Tetapi saya tidak serta merta menolak semuanya dan menuduh istri saya salah dan sesat. Tidak. Saya justru mengujinya selama tiga tahun. Bukan sekadar menguji ajaran yang disampaikan Yesus dan Bunda Maria tetapi menguji juga Mujizat yang datang dari Yesus.

Tanggapan saya:
Pak Yohanes termasuk bijak saat tidak langsung menuduh istri salah dan sesat, dan bijak juga mengujinya, itu sesuai dengan ajaran St. Yohanes. Hanya sayangnya pak Yohanes tidak menyertakan seorang romo, katakanlah romo Yohanes di Cikanyere dan berdiskusi dengannya, setidak-tidaknya beliaupun orang 'yang mengalami Kristus' dan tetap berada pada jalur gereja juga ... walaupun ada catatan-catatan ... namun setahu saya ... beliau tidak pernah menyatakan sesuatu yang negatif tentang ajaran resmi gereja katolik. Malah kebanyakan memperjelas maksud-maksud ajaran itu, bukan menyalahkannya, apalagi menyatkan ajaran Tri Tunggal adalah salah.
Dalam proses itu, saya menguji sampai dengan dogma-dogma yang lebih mendalam, yang menjadi Ajaran Gereja Katolik. Dari sanalah saya menyadari bahwa kalau apa yang kita percayai itu sungguh Benar dan Nyata, maka Kita juga dengan mudah akan mendapatkan Mujizat secara Nyata. Tetapi bila ajaran yang kita yakini tidak Nyata, maka itu akan menyumbat Mujizat dari Yesus. Itulah yang dialami banyak umat manusia dimuka bumi ini, baik yang sudah beragama Katolik maupun yang bukan. Selama penyelidikan itu, saya juga melihat kenyataan lain. Bahwa, meskipun saya belum mempercayai istri saya, tetapi hampir setiap hari Yesus tetap memakai tubuhnya untuk menyembuhkan pasien yang datang ke rumah saya. Setelah melewati masa tiga tahun, ketika saya sudah percaya, barulah saya mengalami penglihatan itu.

Tanggapan saya:
Apakah pak Yohanes autodidak belajar dogma? Dogma yang mana itu? Salahnya dimana? 'Yesus' memakai istri bapak untuk misi penyembuhan? Betapa gembiranya saya jika hal itu benar. Tiga tahun kemudian pak Yohanes percaya, dan penglihatanpun datang. Ya jelas pak, karena bapak sudah mengimaninya, 'pintu' bapak telah dibuka oleh bapak sendiri. 'Dia' memasuki hidup bapak, sesuai iman bapak. Sama seperti peristiwa 'pengusiran setan dan penyakit' versi agama lain yang mengimanai 'Allah' yang mereka percayai. Tetapi apakah itu Allah yang sama yang disembah umat katolik?
Saya melihat Bunda Maria, dalam gaun putih berkerudung biru. Saya melihat Yesus, dengan pakaian gaya lama berwarna coklat muda. Saya melihat Malaikat Gabriel dengan sayap putihnya yang panjang dan banyak lagi. Saya juga melihat bahwa kehadiran Yesus selalu didampingi para Malaikat dan murid-murid-Nya, termasuk Rasul Paulus. Mereka semua bisa diajak berkomunikasi, sehingga hampir semua yang tertulis dalam Kitab Suci, bisa saya tanyakan kebenarannya. Anda berdua mungkin tidak percaya, tetapi kenyataannya, Kebenaran yang kami temukan itu bukan Kebenaran Baru, tetapi Kebenaran yang sesungguhnya, bahkan termasuk yang berkaitan dengan beberapa Agama lain yang ada di dunia saat ini.

Tanggapan saya:
Bunda Maria berpakaian putih berkerudung biru? Yesus berpakaian coklat muda? Malaikat Gabriel bersayap putih? Detail sekali. Yesus di dampingi murid-murid dan Paulus? Bisa Pak Yohanes ajak bediskusi? Akhirnya anda tahu itu bukan kebenaran baru, tetapi kebenaran yang sesungguhnya? Juga tentang agama-agama lain? INI milik bapak. Saya tidak bisa berkomentar atas itu, hanya isinya apa yang bapak dapat dari penjelasan itu? Apa alkitab katolik salah, dimana salahnya?
Pak Stef bisa saja menganggap bahwa wahyu yang kami terima itu dari diri sendiri. Itu telah saya uji sejak awal. Kalau wahyu itu dari diri sendiri, bagaimana istri saya bisa tahu tentang akan datangnya Tragedi WTC 11 September 2001, seminggu sebelum kejadian? tentang adanya Bom Bali 1, seminggu sebelum kejadian? Tentang Tzunami di Aceh, tiga hari sebelum kejadian?

Tanggapan saya:
Ini juga kan hanya pengakuan bapak dan isteri, yang saya tidak pernah tahu apalagi bisa mempercayainya.
Kalau wahyu itu datang dari Setan, mengapa kami diajarkan bagaimana berdoa Bapa Kami dengan cara yang Benar? Mengapa kami setiap hari disuruh berdoa dengan tekun agar banyak manusia yang mau bertobat? Mengapa kami selalu disuruh untuk menolong sesama tanpa meminta balasan apapun? Dan Setan tidak akan mengajarkan tentang Kasih kepada sesama. Kami selalu diajarkan tentang kebaikan dan kasih, Setan tidak akan melakukan sesuatu yang merugikan dirinya seperti itu, bukan?

Tanggapan saya:
Kasih kepada sesama yang bapak maksud apakah kasih seperti Yesus yang rela mengorbankan nyawa untuk saya dan untuk bapak? Berdoa dengan Bapa Kami ada cara yang benar dan salah? Seperti apa yang benar? Seperti apa yang salah? Saya pernah ditolong juga oleh sesorang yang tidak meminta balasan saya. Tapi tidak menyebabkan saya masuk ke dalam agamanya. Setan itu pernah di sorga bersama Bapa, dia tahu rupa Bapa, dia tahu Rupa Kristus, dan dia tahu menghujat Roh Kudus itu sebuah dosa yang tak berampun. Maaf apakah Pak Yohanes menganggap Roh Kudus bukan Allah? Bukan yang berada di dalam diri Bapa, bukan berasal dari Bapa? Jadi setan itu tahu tentang hampir yang nampak di luar diri Allah, tetapi dia tidak mengetahui keseluruhan ALLAH, makanya dia berani memiliki keinginan menyamai Allah dan ... membuatnya jatuh bukan. Jadi kalau ada mahluk yang bisa mengetahui tentang Allah rupa, keberadaan dan lain-lainnya, apa anehnya???? Dan diapun bisa menyamar sebagai ... malaikat terang? termasuk menyaru jadi Yesus. Cuma Yesus Lucifer. Maaf pak ini hanya pengetahuan saya saja, tidak bermaksud men-judge bapak, tetapi mengingatkan diri saya pribadi juga. Saya menulis di sini tahu pasti Yesus pun tahu, saya memohon kepada-Nya untuk menegur saya jika pernyataan saya ini salah. Tetapi yang saya minta adalah Yesus yang lahir di Betlehem dari rahim Bunda Maria yang bersuamikan Yosef, yang menghindar ke Mesir dan besar di Nazaret, serta akhirnya di salib di Golgota dan ... dimuliakan Allah. Saya tidak mengenal wajah-Nya yang asli seperti kata orang yang pernah menjumpai-Nya, tetapi saya percaya kepadanya, walaupun dengan iman yang jauh lebih kecil dari biji sesawi.
Dan bagaimana pandangan anda berdua kalau setiap saat, kami mendapat pesan seperti ini :”Manusia harus bertobat, malapetaka dan bencana akan terus terjadi dimana-mana dimuka bumi ini. Masa tuai sudah didepan mata, ilalang harus segera dipisahkan dari gandum. Bumi telah dikuasai oleh Kegelapan, kejahatan telah merajalela, sudah saatnya semua harus diperbaiki. Berdoalah dengan tekun, supaya banyak manusia tergerak hatinya untuk mau bertobat……?”

Tanggapan saya:
Setuju, kalau yang mengucapkannya Yesus yang gereja katolik imani. Selain itu saya tidak setuju. Kata-kata yang benar bisa disampaikan dengan ... ada tertulis ... dan Yesus pun menjawabNya dengan ... ada tertulis ... dst... dst
Mungkin anda masih tidak percaya, tetapi apakah anda tahu, bagaimana latar belakangnya, sehingga kami bisa menerima karunia luar biasa itu? Tidak.
Apakah anda tahu bahwa keluarga saya telah mengorbankan segalanya demi mengikuti segala perintah Yesus, untuk menolong sesama? Apakah anda tahu bahwa istri saya sampai harus berpuasa selama 40 hari 41 malam, tanpa makan dan minum sama sekali, sehingga beratnya turun 17 kg, dan itu dilakukan dua kali? Pada masa Pra-Paskah 2002 dan masa Pra-Paskah 2005? Semua itu demi mengikuti keinginan Yesus, agar kami mengalami apa yang dialami Yesus dahulu. Bapak Stef dan ibu Ingrid, hanya mengetahui satu hal yang tidak cocok, tetapi langsung menghakimi bahwa kami salah. Itu semua baru sekelumit dari perjalanan hidup kami yang pahit selama 11 tahun ini.

Tanggapan saya:
Pengalaman istri bapak, luar biasa. termasuk mujizat. Itu merupakan salah satu pengalaman awal Tuhan Yesus. Tetapi banyak pengalaman Yesus yang lain, memilih 12 rasul, mengajar bersama murid-muridNya , dihianati salah satu murid, ditinggalkan banyak murid yang lain saat menyatakan bahwa pengikut-Nya harus makan daging-Nya dan minum Darah-Nya, ditinggal murid-murid, ... ditangkap... di sesah ..., memanggul salib ... di salib ... wafat ... turun ke tempat penantian ... bangkit dan ... dimuliakan ... dst ...dst yang saya tidak tahu kelanjutan-Nya selain dengan kata-kata DIA TELAH DIMULIAKAN
Ketika Yesus berkata bahwa dari Iman sebiji Sesawi bisa tumbuh menjadi pohon yang besar sehingga burung bisa bersarang disana. Segala sesuatu memang berasal dari yang kecil. Itu bukan hanya berlaku untuk yang percaya, tetapi juga untuk yang tidak percaya. Kalau kita mendengar sesuatu lalu tidak percaya, maka secara otomatis otak kita akan bekerja keras untuk membuktikan, agar kita makin tidak percaya. Begitu pula sebaliknya. Disitulah letaknya peran hati kita dalam mempertimbangkan apa yang akan kita percayai, sehingga kita tidak memutuskan hanya berdasarkan pemikiran saja.

Tanggapan saya:
Setuju Pak. Saya mempercayai dan mengimani Yesus sesuai dengan Ajaran Resmi Gereja Katolik. Kalau saya keliru menurut bapak, saya pun ga bisa apa-apa. ( He-he-he, maaf, saya bukan pak Steph dan Bu Ingrid, yang jauh melalmpaui saya dalam segala hal, tetapi saulus yang berdosa dengan pengetahuan kecil, yang ingin berbagi. Semoga dengan kasih-NYa saya diperkenankan mendapat jawaban. Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin.
Karena itulah, segalanya tetap berada ditangan Bapak Stef dan Ibu Ingrid, apakah mau percaya atau tidak dengan Kesaksian Kami dan Kesaksian Sdr. Slamet yang telah merasakan secara Nyata, manfaat dari yang dipercayainya.
Dari pengalaman saya, yang percaya tidak pernah dikecewakan, yang tidak percaya tidak mendapat apa-apa.
Dilain waktu, Sdr. Slamet mungkin masih akan menulis lagi di situs ini, kalau diperbolehkan, sebab dia telah mengetahui sangat banyak tentang keluarga saya.
Saya minta maaf karena tulisan ini sangat panjang.
Terima kasih.
Salam dalam Kasih Yesus.

Kamis, 15 Maret 2012

Mengkoreksi Berita Bohong Kepala Suku Asmat Keluar dari Katolik

Saya merasa terpanggil untuk memasang klarifikasi dari Bapak Uskup ybs dalam hal berita tidak tepat dari media tentang masuknya seorang Asmat ke dalam agama yang diimaninya kemudian. Simaklah klarifikasi ini ....

Nomor : 49.020.00.05 
Lamp.  : - 
Hal       : Klarifikasi dan Himbauan Pemberitaan : 
              “Kepala Suku Besar Asmat Masuk Islam” 
  
  
  
  
Kepada Yth. 
Pimpinan Majelis Ulama Islam Asmat 
Kepala Penyelenggara Islam Kantor Kementrian Agama Kab. Asmat 
Di 
Agats – Asmat. 
  
  
Dengan hormat, 
  
Menyimak pemberitaan yang dibuat oleh saudara-saudari muslim lewat media maya (dakwatuna.com; Arrahmah.com) mau pun media cetak (Bantenpost; Republika)  dan elektronik (TVRI) tentang “Kepala Suku Besar Asmat Masuk Islam” sungguh disayangkan karena  tidak benar. Mungkin ada benarnya bahwa ada orang Asmat dari Kampung Per bersama keluarganya sebagaimana diberitakan masuk Islam, tetapi bahwa dia adalah seorang kepala suku besar Asmat sungguh suatu kekeliruan atau kesalahan. Pemberitaan sensasional yang keliru atau salah ini langsung mau pun tidak langsung memiliki dampak religius, social dan kultural dalam kehidupan bersama di Asmat.

  
Menyadari semua itu maka kami sebagai Uskup Keuskupan Agats yang adalah Pemimpin Tertinggi Gereja Keuskupan Agats – Asmat ingin menyampaikan beberapa klarifikasi dan harapan atau himbauan kepada kita semua khususnya MUI Asmat dan Kepala Penyelenggara Islam Kantor Kementrian Agama Kab. Asmat, demi terciptanya kerukunan, toleransi dan persaudaraan sejati dalam hidup bersama di tanah Asmat ini. Semoga klarifikasi dan himbauan ini menjadi masukan dan pertimbangan yang membantu kita semua dalam membangun komunikasi yang lebih benar dan objektif. 
  
  
1.        Klarifikasi : “Kepala Suku Besar Asmat” 
  
-          Pengakuan atau gelar Kepala Suku Besar Asmat yang diberikan kepada Sinansius Kayimter (Umar Abdullah Kayimter) tidak benar. Pernyataan atau pemberitaan itu adalah sebuah kebohongan public karena tidak pernah terjadi dan tidak pernah ada dalam kebudayaan suku Asmat sampai dengan saat ini. Gelar kepala suku hanya diberikan, berlaku dan terbatas dalam satu rumpun saja. Kepala suku ini pun bersifat warisan – diturunkan dari leluhur – ayah pada garis lurus dan langsung. Secara structural adat / budaya Asmat, yang ada dan diakui adalah Kepala Perang dan
bukan Kepala Suku apalagi Kepala Suku Besar Asmat. Kepala suku itu ada tetapi bersifat local dan terbatas; artinya tidak diakui dan berlaku untuk seluruh Asmat. Untuk saudara Sinansius, ia adalah warga biasa seperti saudara dan saudari lain yang ditinggal di kampung Peer, Distrik Agats. Dalam struktur social dan budaya/adat, dia tidak memiliki posisi, kedudukan atau pun jabatan (kekuasaan) apa pun. Bahwa media kemudian memberitakan dia sebagai Kepala Suku Besar Asmat, adalah bentuk kebohongan belaka. 
  
-          Setelah dicermati dengan saksama dan berdasarkan document resmi gereja Katolik Keuskupan Agats – Asmat, saudara Sinansius Kayimter (Umar Abdullah Kayimter) adalah warga biasa yang lahir di Per tanggal 13 Desember 1962 dan dibaptis dalam Gereja Katolik pada tanggal 31 Januari 1963 di Per oleh Pastor Miller, OSC. Sebagai saksi pembaptisan waktu itu adalah bapak Mikael Apakci. Data kelahiran dan baptisan ini tercatat dalam buku Baptis Paroki Ewer No. LB. IV. 5988, tahun 1963. 
  
-          Perlu diketahui pula bahwa dewasa ini masyarakat mengenal yang namanya ketua LMAA (Lembaga Masyarkat Adat Asmat). LMAA ini diakui bersama baik oleh masyarakat adat maupun pemerintah  yang diketuai oleh Bapak Yuvensius Alvons Biakai, BA. SH. Jabatan ini ia emban sebelum menjadi bupati sampai sekarang ketika ia dipilih dan menjabat sebagai Bupati Asmat dalam periode kedua berjalan.
  
-          Kami sangat menyesal dan menyayangkan berita yang sensasional itu. Berita ini hemat kami sangat tendensius dan provokatif, dimana dengan mengatakan bahwa Kepala Suku Besar Asmat masuk Islam seolah-olah semua orang Asmat telah masuk atau menjadi islam. Kami mau mengatakan bahwa berita soal Sinansius dan keluarganya menjadi Islam mungkin benar
tetapi bahwa dia seorang Kepala Suku Besar Asmat adalah suatu yang tidak benar, tidak objektif dan merupakan suatu kebohongan public yang direkayasa oleh orang tertentu, kelompok tertentu dan media yang memberitakannya. 
  
-          Tanpa kita sadari bahwa dampak dari pemberitaan yang tidak objektif ini dapat menciptakan keresahan dan konflik internal – konflik saudara – konflik keluarga antara masyarakat di kampung Per maupun kampung lain yang ada di Asmat ini. 
  
2.      Himbauan Bersama 
  
-          Kami mengharapkan agar pimpinan MUI dan Ketua Penyelenggara Agama Islam di Kantor Kementrian Agama Islam Kab. Asmat bisa meneruskan dan mengklarifikasi berita ini kepada sumber-sumber media on line sebagaimana beberapa Website dan Koran yang telah membuat pemberitaan yang tidak benar itu. Intinya bahwa Sinansius Kayimter (Umar Abdullah Kayimter) yang telah menjadi islam setelah melalui upacara pengukuhan pada tanggal 19 Pebruari 2012 di Masjid
Darussalam, Jati Bening – Bekasi, Jawa Barat dengan didampingi oleh ustadz Fadhlan Garamatan dan Imam Masjid Istiqlal – Ali Hanayiah, sesungguhnya bukan Kepala Suku Besar Asmat. Yang bersangkutan hanyalah masyarakat biasa di kampung Per distrik Agats, Kabupaten Asmat. 
  
-          Kami meminta kepada saudara-saudari muslimin dan muslimah agar tetap menjaga toleransi, kerukunan dan persaudaraan antara umat beragama dan masyarakat di Asmat dengan menyampaikan, menyiarkan, mengajarkan, memberitakan segala sesuatu dan khususnya berkaitan dengan agama atau iman kepercayaan yang bersentuhan dengan agama atau kepercayaan lain secara objektif dan akurat. Jangan kita hanya menyebarkan berita bersifat isapan jempol, sensasional dan
tendensius yang bisa berdampak pada disharmonitas dan konflik sosial di kalangan masyarakat Asmat dan Papua pada umumnya. 
  
-          Perlu diketahui dan disadari bersama bahwa semua masyarakat di Asmat telah memiliki iman dan menganut agama atau kepercayaan tertentu (tidak ada yang khafir). Untuk itu mari kita saling menghargai dan mendukung satu sama lain dalam ranah hidup bersama dengan  semangat persaudaraan dan toleransi. 
  
Demikian klarifikasi dan himbauan dari kami Uskup Keuskupan Agats (Pemimpin Gereja Katolik Agats-Asmat) semoga dapat menjadi masukan dan pertimbangan bagi kita semua. Atas perhatian dan tanggapan baik dari semua pihak saya sampaikan banyak terima kasih. 
  
Agats, 9 Maret 2012 
  
Hormat kami, 
  
  
  
  
† Mgr. Aloysius Murwito, OFM 
Uskup Keuskupan Agats 

  
Tembusan kepada Yth. 
  
1.       Bupati Kab. Asmat di Agats
2.       Sekda Kab. Asmat di Agats
3.       Ketua DPRD Kab. Asmat di Agats  
4.       Kepala Kantor Kementrian Agama Asmat di Agats 
5.       Kepala Kantor Kesbang Asmat di Agats
6.       Ketua  LMAA di Agats 
7.       Kapolres Asmat di Agats
8.       Periwira Penghubung Kodim Asmat di Agats
9.       Umat Paroki Ewer (Ewer, Yepem, Peer, Uwus)
10.   Gereja-gereja Kristen di Asmat
11.   Para Pastor se-Keuskupan Agats-Asmat di Agats
12.   File 

  

Kamis, 01 Maret 2012

Gereja Katolik BUKAN Gereja Universal ???!!

Nah, dibawah ini saya copas tulisan Bu Ingrid yang sangat bagus tentang kesalah pahaman kawan-kawan  protestan. Patut di simak ....


Benarkah Gereja Katolik Bukan Gereja Universal?


[Dari Katolisitas: Berikut ini adalah pernyataan dari David yang mungkin mewakili pandangan umum saudara-saudari kita yang Kristen non- Katolik akan Gereja Katolik. Ingrid akan menanggapi pernyataan ini menurut ajaran iman Katolik. Semoga bermanfaat]

Pertanyaan:

Shalom katolisitas, berikut tanggapan saya …
Gereja Roma Katolik walau menggunakan istilah katolik tidaklah otomatis berarti gereja yang bersifat universal melainkan hanya gereja yang berpusat di Roma saja.
Hanya ‘Invisible Church” atau tubuh KRISTUS yang tidak kelihatan adalah benar benar gereja ‘am’ yang sesungguhnya.
Gereja mula mula namanya gereja Kristen yang dimulai disebut demikian di Anthiokia,inilah akar semua gereja.
Kisah Para Rasul 11:26 Mereka tinggal bersama-sama dengan jemaat itu satu tahun lamanya, sambil mengajar banyak orang. Di Antiokhialah murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut Kristen.
Kisah Para Rasul 26:28 Jawab Agripa: “Hampir-hampir saja kauyakinkan aku menjadi orang Kristen!”
Roma 16:7 Salam kepada Andronikus dan Yunias, saudara-saudaraku sebangsa, yang pernah dipenjarakan bersama-sama dengan aku, yaitu orang-orang yang terpandang di antara para rasul dan yang telah menjadi Kristen sebelum aku.
I Korintus 9:5 Tidakkah kami mempunyai hak untuk membawa seorang isteri Kristen, dalam perjalanan kami, seperti yang dilakukan rasul-rasul lain dan saudara-saudara Tuhan dan Kefas?
II Korintus 12:2 Aku tahu tentang seorang Kristen; empat belas tahun yang lampau — entah di dalam tubuh, aku tidak tahu, entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya — orang itu tiba-tiba diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga.
I Petrus 4:16 Tetapi, jika ia menderita sebagai orang Kristen, maka janganlah ia malu, melainkan hendaklah ia memuliakan Allah dalam nama KRISTUS itu.
Jadi gereja awal di Yerusalem adalah gereja Kristen namanya,bukan gereja katolik !
Semua uskup diseluruh dunia diawal gereja berdiri sendiri sendiri tidak ada saling membawahi sebagaimana juga para Rasul tidak ada saling membawahi satu sama lain (Sistim Episcopal).
Perpecahan gereja timbul hanya karena Uskup Roma memproklamirkan dirinya sebagai Paus yang membawahi semua Uskup didunia.
Perpecahan dengan Protestan juga terjadi karena Gereja Roma Katolik telah menyalahgunakan ajaran Alkitab.
Pada prinsipnya otoritas tulisan yang bukan Rasul tidak setara dengan tulisan Rasul yang diinspirasikan oleh ROH KUDUS.
Apapun tulisan bapa gereja sepanjang itu tidak bertentangan dengan kebenaran Kitab Suci tidak persoalan karena itu bersifat teologis. Jangankan dulu sekarang saja semua teologia boleh kita pegang kalau sepenuhnya berdasarkan Alkitab.
Sejarah GRK
1. Tahun 300, Menetapkan tanda salib
2. Tahun 300, Berdoa bagi orang mati
3. Tahun 320, Menetapkan penyalaan lilin
4. Tahun 375, Membuat patung malaikat dan orang kudus yang telah meninggal dan menyembah mereka
5. Tahun 394, Menetapkan setiap hari melaksanakan misa
6. Tahun 481, Mulai meninggikan Maria; dalam konsili Efesus untuk pertama kalinya menyebut Maria sebagai “Bunda Allah” (Mother of God)
7. Tahun 526, Upacara pengurapan minyak pada orang menjelang kematiannya
8. Tahun 593, Gregory I mengemukakan teory purgatory
9. Tahun 600, Berdoa kepada Maria, para orang kudus yang telah meninggal, dan kepada malaikat
10. Tahun 607-610, Boniface III adalah orang pertama yang disebut sebagai Paus
11. Tahun 709, Mencium kaki Paus
12. Tahun 786, Menghormati kayu salib, lukisan dan benda-benda peninggalan para orang kudus
13. Tahun 850, Penyediaan air kudus: percampuran garam dan air yang dilakukan oleh imam
14. Tahun 890, Menghormati Santo Yusuf (ayah tiri Tuhan YESUS)
15. Tahun995, Paus Yohanes XV untuk pertama kalinya ditetapkan sebagai orang kudus yang telah meninggal
16. Tahun 1079, Mengumumkan sistem membujang (selibat) bagi imam
17. Tahun 1190, Penjualan surat pengampunan dosa
18. Abad ke-12, Peter Lombard menetapkan 7 sakramen kudus
19. Tahun 1215, Innocentius III menetapkan teori Transubstansiasi
20. Tahun1215, Paus Innocentius III menetapkan para imam mewakili Allah untuk mendengarkan pengakuan dosa orang
21. Tahun 1220, Hororius III mengumumkan penghormatan air kudus
22. Tahun 1229, Konsili Valencia menetapkan larangan bagi kaum awam membaca Alkitab
23. Tahun 1251, Simon Stock dari Inggris memugar kuburan-kuburan orang kudus (Scapular-kuburan KRISTUS)
24. Tahun 1439, Konsili Florence menetapkan doktrin Purgatory
25. Tahun 1545, Konsili Trent mengumunkan tradisi gereja mempunyai otoritas yang setara dengan Alkitab
26. Tahun 1546, Konsili Trent menetapkan Deuterokanonika sebagai bagian dari Alkitab
27. Tahun 1854, Paus Pius IX dengan resmi mengumumkan ajaran resmi dikandung tanpa dosa (Immacullate Conception of Mary)
28. Tahun 1870, Konsili Vatikan mengumumkan ajaran ketidaksalahan Paus dalam iman kepercayaan dan hidup moral
29. Tahun 1950, Paus Pius XI mengumumkan Maria naik ke surga
30. Tahun 1965, Paus Paulus VI mengumumkan Maria sebagai Ibu gereja
Jadi baru diabad ke-7 saja mulai ada jabatan resmi yang namanya Paus.
Kalau mau pakai nama Gereja Rasuli tentunya semua gereja yang benar benar memegang teguh ajaran para Rasul yang merupakan fondasi gereja (Ef.2:19,20),bukan menambah nambah ajaran para Rasul sepanjang sejarah.
Gereja yang tetap memegang teguh ajaran para Rasul yang tertulislah yaitu prinsip ‘Back to Bible’ yang mencerminkan gereja rasuli yang sejati,seperti yang dicanangkan oleh gerakan Reformasi Gereja abad 16.
Pemahaman anda mengenai gereja masih bersifat institutional organisatif sehingga hanya melihat formalitas administrative duniawi gereja,oleh karena itu silahkan dalami lagi makna gereja secara spiritual berdasarkan Kitab Suci agar tidak melenceng terus argumentasinya.
Kalau istilah itu anda gunakan bagi Petrus yang anda anggap pendiri GRK maka sudah pasti kebablasan sifatnya karena :
1. YESUS tidak pernah mendirikan sistim kepausan seperti GRK
2. Petrus tidak pernah diangkat menjadi Paus
3. Petrus tidak pernah mengangkat Paus
4. Petrus bukan pendiri gereja di Roma melainkan Paulus
5. Petrus menikah bukan seperti Paus sekarang
6. Petrus dan semua Rasul lainnya sama derajatnya dimata Tuhan,hanya berbeda talenta dan karunianya. Malah Petrus yang paling sering melakukan kesalahan teologis dan ditegur oleh YESUS dibandingkan dengan Paulus misalnya.
Perlu kita ingat Pertama-tama Paulus sendiri tidak menafikan perpecahan kalau itu diperlukan !
I Korintus 11:19 Sebab di antara kamu harus ada perpecahan, supaya nyata nanti siapakah di antara kamu yang tahan uji.
YESUS bukan saja membawa damai tetapi juga pedang pemisah ….karena demi kebenaran maka konsekwensi beriman kepada YESUS dan kebenaran Injil juga bisa membawa perpecahan baik didalam keluarga apa lagi dengan orang luar.
Mat. 10:34 – 39 “Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang. Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya, dan musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya.Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku.Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku.Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.
Jadi jelas Kitab Suci sudah menjawab pertanyaan anda sendiri yaitu ‘Gerakan Reformasi’ lahir karena konsekwen kepada kebenaran ajaran tertulis para Rasul dimana Kitab Suci merupakan satu satunya otoritas tertinggi bukan manusia fana dan para pemimpin gereja yang kerjanya cuman bikin dosa melulu.
ereja adalah kumpulan orang percaya yang dipanggil bersekutu untuk dikhususkan melayani Tuhan.
Gereja adalah manusianya bukan gedung,organisasi,institusi,hierarchi,sistim,sakramen dsb.
Cikal bakal semua gereja adalah Gereja Kristen Awal yang berpusat di Yerusalem dibawah pimpinan Yakobus.
Dan dari cikal bakal ini gereja tersebar keseluruh pelosok dunia bukan hanya di Roma doang.
GRK hanyalah gereja lokal (bukan universal) yang berpusat di Roma yang merupakan negara agama dan politik bercampur menjadi satu.
Hanya gereja sebagai tubuh KRISTUS yang bersifat Universal karena diikat hanya oleh satu otoritas yaitu Injil kebenaran Allah.
Gereja yang satu dan am yaitu tubuh KRISTUS itu berdiri pada hari Pentakosta.
Mau tahu sejarah jabatan gerejawi ?
1. Setelah Pentakosta para Rasul dengan pimpinan ROH KUDUS menyebar keberbagai pelosok dunia untuk membawa kabar baik yaitu Injil. Dunia pada masa itu sering disebut ‘Mediterranean world.’
2. Jabatan gereja kelompok yang pertama disebut ‘diakonoi’ atau ‘diaken’ yang berarti pelayan (1 Tim.3:8 – 13).Mereka melayani kebutuhan gereja dan para janda (Kis.6:1-6 ; 1 Tim.5:9-16)
3. Kelompok berikutnya adalah ‘presbuteroi (1 Tim.3:1-7 ; Titus 1:5-9). Istilah itu berarti Penatua/Tua Tua (older man atau elders). Mereka dianggap yang memiliki pengetahuan rohaniah yang baik khususnya Kitab Suci. PB sering menyebutnya juga dengan ‘episkopoi’ yang berarti over-watcher,overseers atau juga bishops (uskup).(Kis.20:17 ,28 ; Titus 1:5,7).
4. Periode abad pertama sampai ketiga terjadi perkembangan jabatan gerejawi seiring dengan semakin tersebar-luasnya gereja. Terdapat seorang pemimpin gereja yang bergelar ‘bishop’ pada suatu daerah tertentu. Jadi sudah ada mulai hierarchi yaitu Bishop – kelompok Penatua – kelompok Diaken. Inilah pola dasar kepemimpinan gereja sejak awalnya.
5. Perkembangan selanjutnya khususnya di Barat setelah Kristen menjadi agama negara pada era Constantine dan penerusnya,dimana unsur politik sudah memasuki gereja dan banyak timbul kota kota metropolitan maka timbul jabatan baru bagi bishop atau uskup yaitu ‘archbishops atau kalau di Timur disebut ‘metropolitants.’ Mereka sering dianggap menduduki jabatan lebih penting karena pengaruh lokasinya,yaitu kota yang penting sebagai pusat Kekristenan.
6. Selama abad ke-4 dimana Kristen sudah merupakan agama negara maka kaisar Roma memberikan status tambahan sebagai ‘Government Officials’ kepada para uskup dikota kota besar. Archbishop yang paling besar pada masa itu adalah yang menjabat di Roma,Konstantinopel,Alexandria dan Antiokia. Sedangkan bishop Yerusalem tetap dianggap yang terpenting dan dijuluki sebagai ‘patriarchs.’
7. Pada abad kelima seorang bishop sudah dianggap sebagai pemimpin resmi dan guru kepala sebuah gereja tertentu.
8. Cikal bakal kepausan (papacy) jejaknya dimulai bishop Roma yg ke-8 yaitu Sylvester (314-335). Ketika Kaisar Constantine tahun 330 memindahkan ibukotanya ke Konstantinopel maka terdapat kevakuman kuasa politik di Roma (Eropa Barat). Kevakuman kuasa politik ditambah mulai suramnya kekuasaan kerajaan Romawi melahirkan benih dan ide berkuasa dari bishop Roma Sylvester dan penerusnya yang lain.
9. Setelah Sylvester maka bishop Leo I (440 – 461) memegang tampuk kekuasaan gereja di Roma. Dia dipanggil sebagai ‘ Leo yang Agung’ atas jasa jasanya menghindarkan Roma dari kehancuran total oleh pendudukan pasukan Barbar Attila tahun 452. Demikian juga Paus Leo ini yang menyelamatkan Roma dari kehancuran serangan Vandals tahun 455.
10. Banyak pengamat sejarah menobatkan bahwa bishop Leo ini yang pertama kali memproklamirkan bahwa Petrus adalah pendiri gereja Roma dan mengklaim bahwa Bishop Roma adalah ‘Primary Peter’s Sucessor.’ ( Klaim GRK masalah Petrus ini sudah banyak didiskusikan dan ditolak diforum ini karena memang tidak ada dasar Kitab Sucinya sama sekali.)
11. Bishop Leo mengklaim berdasarkan ‘Hukum Roma’ bahwa semua bishop berikutnya yang diangkat di Roma adalah suksesi jabatan Petrus yang dianggap sebagai bishop yang pertama di Roma dan semua bishop didunia harus tunduk kepadanya.
12. Sudah tentu klaim sepihak bishop Roma ini ditolak mentah mentah oleh Bishop penting lainnya yang berada di Timur seperti Yerusalem,Konstantinopel,Alexandria dan Antiokia. Mereka yang di Timur tetap menganggap bahwa semua bishop adalah setara. Klaim Bishop Roma yang haus kekuasaan inilah yang pertama kali menimbulkan bibit dan sumber perpecahan didalam tubuh gereja Kristen.
13. Agenda mendirikan dinasti papacy ini tetap diperjuangkan oleh bishop Roma dan mencapai puncaknya oleh bishop Gregory The Great (590 – 604). Dialah yang sering dianggap sebagai yang pertama kali memegang jabatan yang disebut Paus,walaupun ia mendapat tantangan keras dari John IV Patriarch Konstantinopel yang menganggapnya sangat arogan karena menyatakan dirinya sebagai ‘Universal Bishop.’ Pada era ini bishop Roma disebut ‘papa’ (Latin) atau ‘papas’ (Greek) yang berarti ‘Bapa.’Istilah ‘Bapa’ ini sebenarnya sudah melawan ajaran YESUS sendiri yang mengatakan : Matius 23:9 Dan janganlah kamu menyebut siapa pun bapa di bumi ini, karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang di sorga.
Demikian sedikit uraian sejarah gereja di Barat mudah mudahan bisa menyadarkan keangkuhan dan arogansi anda terhadap gereja anda dan bisa melihat secara clear fakta fakta sejarah yang obyektif.
Saya lanjutkan saja sepak terjang Paus Roma sejak abad ke-7 :
1. Pada abad 11 ambisi kekuasaan politik Paus menjadi-jadi dengan melakukan penjajahan melalui penaklukan militer. Tahun 1905 Paus Urban II mengangkat pedang dan mengangkat para ‘crusader’ menyerang Yerusalem. 200 tahun lamanya perang ini dilakukan dengan korban jutaan manusia dikedua belah pihak.
2. Para Paus yang gila hormat kemudian membuat mahkota kepausan (Tiara) bagi dirinya. Sejak Paus Gregory IX (1227 – 1241) para Paus mulai pakai mahkota kebesaran. (Padahal Kepala Gereja yaitu YESUS sendiri memakai mahkota duri).
3. Paus Gregory IX inilah yang mulai mengeluarkan keputusan pembersihan ajaran gereja melalui ‘Inquisisition’ tahun 1231 yang dilanjutkan dengan ‘Spanish Inquisition’ ( 1478 – 1820) yang penuh kekejaman membunuhi jutaan orang Kristen yang dianggap bidat.http://www.the-bible-antichrist.com/roman-catholic-church-persecution.html.
4. Puncak ambisi kuasa Kepausan terjadi pada kekuasaan Paus Pius IX (1846 – 1878),yaitu pada Konsili Vatican I (1869 – 1870) Paus mendeklarasikan jabatannya sebagai ‘Supreme Apostolic Authority’ yang infallible. Dengan demikian ia sudah meninggikan dirinya sedemikian rupa seperti ilahi yang tidak mungkin melakukan kesalahan. (Petrus sendiri tidak pernah mengklaim dirinya setinggi ini dan sering bikin kekeliruan teologis).
Kalau kita perhatikan sepak terjang para Paus yang gila hormat dan haus akan kuasa ini maka tidak heran kalau apa yang dianggap Babel Besar didalam kitab Wahyu itu adalah Vatican.
Antikristus yang dinubuatkan didalam Alkitab kelak juga memiliki kuasa agama dan politik yang sangat besar.
Kalau GRK masih mengaku gereja rasuliah juga dengan segala sejarah gelapnya ini maka hanya satu ayat yang saya kutip dari perkataan YESUS :
Wahyu 2:2 Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat, bahwa engkau telah mencobai mereka yang menyebut dirinya RASUL, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, bahwa engkau telah mendapati mereka pendusta.
Semoga dapat membantu, salam
David

Jawaban:

Shalom David,

1. Gereja Katolik bukan Gereja universal, namun hanya Gereja yang berpusat di Roma?

Bukti sejarah menunjukkan bahwa istilah katolik yang artinya universal, digunakan sebagai nama yang tidak terpisahkan dari Gereja universal yang berpusat di Roma, untuk membedakannya dengan banyak aliran- aliran sesat di abad- abad awal yang sama- sama mengklaim sebagai pengikut Kristus/ Kristen, namun mengajarkan ajaran yang tidak lengkap, sehingga disebut sebagai bidaah (ajaran sesat), seperti misalnya Gnosticism, Docetism, Ebionit, Valentinian, dst. Hal ini kita ketahui dari tulisan para Bapa Gereja, seperti St. Ignatius dari Antiokhia, St. Irenaeus, Tertullian, dst. Tentang topik sejak kapan Gereja disebut Gereja Katolik sudah pernah dibahas di sini, silakan klik.
Memang benar istilah Kristen mulai dikenal di Antiokhia (lih. Kis 11:26), namun pendirian Gereja ini sendiri bukan baru terjadi di Antiokhia. Kristus telah mengatakan bahwa Ia mendirikan Gereja-Nya di atas Rasul Petrus, dan memberikan kuasa kepada Petrus untuk memimpin Gereja-Nya (lih. Mat 16:18-19). Setelah kebangkitan-Nya dan kenaikan-Nya, Kristus memerintahkan para Rasul untuk pergi ke seluruh dunia, membaptis, mewartakan Injil dan mengajarkan segala perintah-Nya (lih. Mat 28:19-20). Karena itulah Rasul Petrus dan Paulus menuju Roma yang menjadi pusat dunia pada saat itu; dan mereka mendirikan Gereja di sana. Maka memang para pengikut Kristus disebut sebagai Kristen (karena Kristen berasal dari kata Christ-ian artinya pengikut Kristus), namun Gereja yang didirikan oleh Kristus di atas Rasul Petrus dan yang secara keseluruhan mengajarkan ajaran Kristus, disebut sebagai Gereja Katolik (karena ‘katolik’ artinya ‘seluruhnya’/ universal).
Maka Gereja Katolik yang dipimpin oleh Paus (Uskup Roma) adalah Gereja universal, karena tersebar di seluruh dunia dan karena mengajarkan keseluruhan ajaran Kristus dan para Rasul.

2. Gereja dimaksudkan Yesus sebagai Tubuh Kristus yang tidak kelihatan/ invisible?

Kristus tidak pernah mengatakan bahwa Gereja itu harus bersifat tidak kelihatan/ invisible. Sebaliknya yang dikatakann-Nya adalah agar kita orang percaya menjadi terang dunia, “Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi…” (Mat 5:14). Maka Gereja harus menjadi seperti Kristus yang adalah Terang dunia (lih. Yoh 8:12), dan dengan demikian Kristus tidak menghendakinya agar tersembunyi/ tidak kelihatan, tetapi justru agar seperti terang, yang pasti terlihat cahayanya, agar menerangi dunia, dan dengan demikian orang yang melihatnya memuliakan Allah (lih. Mat 5:14-16).

3. Gereja-gereja berdiri sendiri-sendiri?

Jika kita membaca tulisan para Bapa Gereja, kita akan mengetahui bahwa tidak benar bahwa gereja di seluruh dunia berdiri sendiri-sendiri. Pada awalnya Gereja- gereja ini didirikan oleh para Rasul, dan para Rasul menganggap Rasul Petrus sebagai pemimpin mereka, sebagaimana telah dikehendaki oleh Kristus (lih. Mat 16:17-19, Luk 22:32), sebab Kristus menginginkan agar semua rasul-Nya dan semua orang yang percaya karena pemberitaan mereka, dapat menjadi satu (lih. Yoh 17:21). Itulah sebabnya secara eksplisit Kristus menyebutkan bahwa Ia mendirikan Gereja-Nya di atas Rasul Petrus. Jika tidak ada maksud menjadikan Petrus sebagai pemimpin Gereja-Nya, Ia tidak perlu menyebutkan secara khusus tentang hal ini.

4. Perpecahan Gereja timbul karena Uskup Roma memproklamirkan diri sebagai Paus?

Sejarah Gereja menyampaikan fakta bahwa tidak demikian halnya. Sepertihalnya Rasul Petrus yang tampil sebagai pemimpin yang memutuskan perlu atau tidaknya sunat bagi umat Kristen non- Yahudi (lih. Kis 15), demikian pula para penerus Rasul Petrus mempunyai peran dan tugas yang sama.  Di abad-abad awal, jika terjadi perselisihan ataupun adanya ajaran sesat dalam Gereja, Uskup Romalah (selaku penerus Rasul Petrus) yang bertindak sebagai pemimpin yang mendamaikan perselisihan tersebut; dan meluruskan/ menegaskan kembali ajaran yang benar, jika terjadi adanya ajaran-ajaran sesat yang mengancam kehidupan umat Kristen. Silakan membaca beberapa contohnya di artikel ini:
Maka tidak benar jika dikatakan karena ada Paus maka terjadi perpecahan. Perpecahan dalam Gereja disebabkan karena adanya sekelompok orang yang memisahkan diri dari kesatuan dengan Gereja Katolik. Walaupun memang dalam sejarah kita melihat adanya faktor- faktor kekerasan hati manusia dari pihak-pihak yang terlibat, yang mengakibatkan perpecahan ini; namun tidak dapat dikatakan bahwa karena adanya Paus-lah maka terjadi perpecahan. Sebab faktanya, gereja tanpa pemimpin yang mempunyai otoritas yang dari Kristus, akan terpecah belah dengan sendirinya, dan inilah yang terjadi pada gereja-gereja Kristen non- Katolik yang jumlahnya mencapai 28,000 denominasi. Agaknya firman Kristus ini dapat menjadi permenungan, “…Siapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan…./ “…he who does not gather with Me, scatters.” (Mat 12:30)

5. Ajaran Gereja Katolik menurut sejarah (menurut catatan Anda)

Saya tidak tahu dari mana sumbernya Anda menuliskan daftar ini. Namun dari daftar yang Anda sebutkan itu nampaklah bahwa Anda tidak memahami prinsip ajaran Gereja Katolik, sebab: 1) Jika baru disebutkan definisi suatu ajaran pada tahun tertentu bukan berarti bahwa sebelumnya ajaran itu tidak diimani. Pengumuman suatu definisi ajaran dimaksudkan untuk menegaskan kembali apa yang sudah diimani Gereja, dan umumnya sekaligus untuk menyatakan juga ajaran-ajaran mana yang menyimpang dari ajaran tersebut. 2) Dalam Gereja Katolik ada ajaran yang merupakan ajaran iman dan moral yang sifatnya dogmatik, namun ada pula yang tidak, dan dengan demikian terdapat tingkatan dalam ajaran-ajaran tersebut.
Berikut ini saya menanggapi pertanyaan Anda (yang saya beri warna biru):
1. Tahun 300, Menetapkan tanda salib? Hal Tanda Salib merupakan tradisi cara berdoa yang didasari atas iman akan Kristus yang telah wafat di salib. Hal tanda salib ini sudah lama hidup di dalam jemaat, dan bukan baru tahun 300.
2. Tahun 300, Berdoa bagi orang mati? Berdoa bagi orang-orang yang sudah wafat, ini juga sudah lama dilakukan oleh Gereja (bukan baru pada tahun 300), dan bahkan dilakukan oleh Tuhan Yesus dan para rasul sendiri, karena hal ini dituliskan di kitab 2Mak 12: 38-45,  sedangkan kitab Makabe sendiri termasuk dalam kitab-kitab Septuaginta, yaitu Kitab Suci yang dipergunakan oleh Kristus dan para Rasul.
3. Tahun 320, Menetapkan penyalaan lilin? Hal penyalaan lilin bukan ajaran iman ataupun moral dan bukan merupakan bagian dari Tradisi Suci (pengajaran lisan Kristus dan para rasul). Ini hanya tradisi/ kebiasaan umat beriman yang mungkin lebih berkaitan dengan kebiasaan jemaat yang di abad- abad awal merayakan Ekaristi di bawah tanah (katakomba) karena menghindari pengejaran/ penganiayaan penguasa; dan hal ini dilanjutkan karena sesuai dengan simbol Kristus sendiri dan para murid Kristus, sebagai terang dunia.
4. Tahun 375, Membuat patung malaikat dan orang kudus yang telah meninggal dan menyembah mereka? Membuat patung malaikat dan orang kudus tidak sama dengan menyembah mereka. Gereja Katolik tidak pernah mengajarkan umatnya menyembah patung. Tentang hal patung sudah pernah dibahas di sini, silakan klik dan di sini.
5. Tahun 394, Menetapkan setiap hari melaksanakan misa? Penetapan setiap hari Misa bukan merupakan ajaran baru. Sebab hal perayaan Ekaristi (pengajaran, persekutuan, memecah roti dan berdoa) itu sudah dilakukan dengan tekun oleh para murid (lih. Kis 2:42).
6. Tahun 481, Mulai meninggikan Maria dengan sebutan Bunda Allah?  Ini keliru. Maria sudah disebut sebagai Bunda Allah/ ibu Tuhan dalam Kitab Suci (lih. Luk 1:43). Dasar ajaran mengapa Maria disebut Bunda Allah, sudah pernah dibahas di sini, silakan klik. Di sana terlihat bahwa doktrin itu sudah jauh diimani Gereja sebelum Konsili Efesus (di tahun 431).
7. Tahun 526, Upacara pengurapan minyak pada orang menjelang kematiannya? Ini keliru. Sebab pengurapan minyak pada orang sakit sudah dilakukan Gereja sejak zaman para rasul dan sebagaimana dicatat dalam Kitab Suci, Yak 5:14.
8. Tahun 593, Gregory I mengemukakan teory purgatory? Ini juga keliru. Dasar ajaran tentang Purgatorium/ Api Penyucian adalah dari Kitab Suci dan Tradisi Suci sebagaimana diajarkan oleh para Bapa Gereja, yang sudah ada sebelum abad ke-6; tentang ini sudah pernah ditulis di sini, silakan klik.
9. Tahun 600, Berdoa kepada Maria, para orang kudus yang telah meninggal? Ini tidak benar. Ajaran tentang persekutuan orang kudus yang tak terpisahkan oleh maut, dasarnya adalah dari Kitab Suci, dan hal ini sudah diimani oleh para jemaat perdana, sebagaimana pernah dibahas di sini, silakan klik. Lagipula, umat Katolik tidak berdoa kepada orang kudus (seperti berdoa kepada Allah) namun memohon dukungan doa para orang kudus. Tentang hal ini sudah pernah dibahas di sini, silakan klik.
10. Tahun 607-610, Boniface III adalah orang pertama yang disebut sebagai Paus? Paus itu artinya Papa (Bapa/ Father), di sini konteksnya adalah bapa pemimpin Gereja. Kepemimpinan Gereja sudah ada sejak Rasul Petrus, sehingga Petrus adalah Paus yang pertama. Bahwa istilah “Paus” itu baru digunakan abad-abad kemudian sebagai sebutan pemimpin tertinggi Gereja di dunia, tidak mengubah maksud/ artinya, bahwa bapa pemimpin Gereja sudah ada sejak zaman Rasul Petrus.
11. Tahun 709, Mencium kaki Paus? Ini bukan ajaran Gereja. Jika dilakukan, itu adalah ungkapan hormat. Paus Yohanes Paulus II mempunyai kebiasaan mencuci kaki para imam/ uskup tertentu dan mencium kaki mereka pada saat perayaan Misa Kamis Putih. Tetapi ini juga bukan ajaran, namun hanya ungkapan kasih yang tulus, seperti dahulu Kristus mencuci kaki para rasul pada saat Perjamuan Terakhir.
12. Tahun 786, Menghormati kayu salib, lukisan dan benda-benda peninggalan para orang kudus? Tentang hal ini sudah pernah dibahas di sini, silakan klik. Menghormati kayu salib, bukan ajaran dogmatik. Penghormatan salib dan peninggalan para orang kudus merupakan penghormatan dulia relatif, silakan membaca pengertiannya di sini, silakan klik.
13. Tahun 850, Penyediaan air kudus: percampuran garam dan air yang dilakukan oleh imam? Pemberkatan air kudus dari air yang dibubuhi sedikit garam itu dasarnya dari Kitab Suci, yaitu saat Allah menyuruh Nabi Elisa untuk mencampurkan sedikit garam ke air sungai, untuk menjadikan air itu menjadi air yang menyembuhkan penyakit (lih. 2 Raj 2:21).
14. Tahun 890, Menghormati Santo Yusuf (ayah tiri Tuhan YESUS). Jika kita boleh menghormati ayah kita sendiri dan ayah angkat kita (bagi yang mempunyai ayah angkat), maka tentu kita boleh menghormati ayah angkat Yesus. Penghormatan kepada St. Yusuf ini juga sudah lama dilakukan Gereja. St. Jerome/ Hieronimus (347-420) sudah menuliskan tentang penghormatan kepada St. Yusuf, yang juga disebutnya sebagai perawan yang artinya seseorang yang menjaga kemurnian tubuhnya (chaste)
15. Tahun 995, Paus Yohanes XV untuk pertama kalinya ditetapkan sebagai orang kudus yang telah meninggal. Hal ini tidak benar, sebab Tradisi menghormati orang- orang kudus sudah dimulai sejak abad pertama, yaitu saat jemaat mulai menghormati para rasul, martir (orang- orang kudus yang dibunuh karena iman mereka), dan para orang kudus lainnya, terutama Bunda Maria. Sudah ada banyak Paus sebelum Paus Yohanes XV yang wafat sebagai martir dan telah dihormati sebagai orang kudus.
16. Tahun 1079, Mengumumkan sistem membujang (selibat) bagi imam. Hal selibat para imam sudah ditetapkan sejak abad-abad awal. Hal ini sudah pernah dibahas di sini, silakan klik, lihat di bawah subjudul Kenapa Imam Tidak Menikah.
17. Tahun 1190, Penjualan surat pengampunan dosa. Ini tidak benar. Hal ini sudah pernah dibahas di sini, silakan klik.
18. Abad ke-12, Peter Lombard menetapkan 7 sakramen kudus. Tidak benar. Dasar ketujuh sakramen adalah pengajaran Kristus dan para rasul. Silakan membaca di situs ini tentang ketujuh sakramen, dan di sana disebutkan ayat- ayat Kitab Suci yang mendukungnya.
19. Tahun 1215, Innocentius III menetapkan teori Transubstansiasi. Istilah “transubstansiasi” memang mungkin baru digunakan di abad 12 (pertama kali oleh Uskup Agung Hildebert de Lavardin, dan kemudian resmi diajarkan di Konsili Lateran 1215) tetapi pengertiannya bahwa roti dan anggur itu setelah melalui perkataan Yesus (yang disebut konsekrasi) oleh kuasa Roh Kudus diubah menjadi Tubuh dan Darah Yesus, itu sudah dicatat di dalam Kitab Suci (Mat 26:26-29; Mrk 14:22-25; Luk 22:15-20; 1Kor 11:23-25).
20. Tahun 1215, Paus Innocentius III menetapkan para imam mewakili Allah untuk mendengarkan pengakuan dosa orang. Sakramen Pengakuan Dosa sudah diterapkan sejak jemaat awal, sebagaimana pernah dibahas di sini, silakan klik, lihat di subjudul Bukti Sakramen Pengakuan Dosa dari Bapa Gereja.
21. Tahun 1220, Hororius III mengumumkan penghormatan air kudus. Saya tidak memahami maksud Anda di sini. Sebab menurut pengetahuan saya Gereja Katolik tidak menghormati air/ air kudus. Sejauh informasi yang saya ketahui tentang Paus Honorius III (bukan Hororius) tidak tertulis informasi tentang bahwa ia mengumumkan soal penghormatan air kudus.
22. Tahun 1229, Konsili Valencia menetapkan larangan bagi kaum awam membaca Alkitab. Ini keliru. Tentang hal ini sudah pernah dibahas di sini, silakan klik.
23. Tahun 1251, Simon Stock dari Inggris memugar kuburan-kuburan orang kudus (Scapular-kuburan KRISTUS). Bukan merupakan hal yang salah dengan memugar kuburan.
24. Tahun 1439, Konsili Florence menetapkan doktrin Purgatory. Dasar ajaran tentangPurgatory/ Api Penyucian adalah Kitab Suci dan Tradisi Suci dan ini sudah lama diimani Gereja, bukan hanya baru pada tahun 1439. Tentang hal ini silakan klik.
25. Tahun 1545, Konsili Trent mengumumkan tradisi gereja mempunyai otoritas yang setara dengan Alkitab. Yang mengajarkan bahwa Tradisi Suci (yaitu ajaran lisan dari Kristus dan para rasul) adalah Kitab Suci, sebagaimana disebutkan dalam 2Tes 2:15. Konsili Trent hanya menegaskannya kembali saja.
26. Tahun 1546, Konsili Trent menetapkan Deuterokanonika sebagai bagian dari Alkitab. Kitab-kitab Deuterokanonika sudah ada sejak Kitab Suci pertama ditetapkan dalam Kanon yang ditentukan oleh Paus Damasus I di tahun 382. Silakan membaca tentang asal usul Kitab Suci di sini, silakan klik, dan tentang Kitab-kitab Deuterokanonika, silakan klik di sini.
27. Tahun 1854, Paus Pius IX dengan resmi mengumumkan ajaran resmi dikandung tanpa dosa (Immaculate Conception of Mary). Dasar ajaran tentang Bunda Maria dikandung Tanpa noda adalah Kitab Suci dan Tradisi Suci, sebagaimana diajarkan oleh para Bapa Gereja, dan telah lama diimani oleh Gereja. Tahun 1854 itu hanya merupakan penegasan kembali tentang ajaran itu. Tentang dasar ajaran ini, silakan membaca di sini, silakan klik.
28. Tahun 1870, Konsili Vatikan mengumumkan ajaran ketidaksalahan Paus dalam iman kepercayaan dan hidup moral. Tentang infalibilitas Paus itu hanya terbatas jika Paus menyatakan ajaran tentang iman dan moral, dalam kapasitasnya sebagai penerus Rasul Petrus, dan jika ajaran ini berlaku untuk seluruh Gereja universal. Tentang hal ini sudah pernah dibahas di sini, silakan klik.
29. Tahun 1950, Paus Pius XI mengumumkan Maria naik ke surga. Pernyataan ini salah. Gereja Katolik tidak mengajarkan bahwa Maria naik ke surga, tetapi bahwa Bunda Mariadiangkat oleh Allah ke surga. Dasarnya sudah pernah dipaparkan di sini, silakan klik. Tahun 1950 hanya merupakan tahun ditegaskannya kembali dan disampaikan penjelasannya secara definitif, namun bukan baru pada saat itu ajaran tersebut diajarkan. Perlu diketahui bahwa ada perbedaan yang besar antara ‘naik ke surga’ dengan ‘diangkat ke surga’; sebab keadaan yang pertama terjadi atas kuasanya sendiri sedangkan yang kedua hanya atas kuasa Allah. Maka yang naik ke surga adalah Tuhan Yesus, sedangkan Bunda Maria tidak ‘naik’ ke surga tetapi ‘diangkat’ ke surga oleh Allah.
30. Tahun 1965, Paus Paulus VI mengumumkan Maria sebagai Ibu gereja. Yang memberikan Bunda Maria agar menjadi ibu dari para murid-Nya adalah Kristus sendiri (lih. Yoh 19:26-27). Maka sudah sejak awal mula Bunda Maria memang berperan sebagai ibu bagi Gereja (jemaat). Bahkan para pendiri Gereja Protestan juga mengajarkan bahwa Bunda Maria adalah Bunda Gereja. Tentang dasar ajaran Bunda Maria sebagai Bunda Gereja, silakan klik di sini.
Jadi nampaknya Anda salah paham di sini. Sebab yang terjadi dalam sejarah Gereja Katolik adalah apa yang disebut perkembangan ajaran (development of doctrine) dari suatu ajaran yang sudah ada, yang ditegaskan kembali dengan rumusan yang lebih lengkap; namun bukan merupakan penambahan ataupun perubahan doktrin.

6. Gereja Rasuli adalah Gereja Reformasi abad ke 16?

Atas dasar apa Anda berpandangan seperti ini, dan Gereja Reformasi yang mana yang dimaksud di sini? Sebab Gereja Reformasi itu malah menghapuskan ataupun mengubah apa yang telah ada sejak awal mula diajarkan oleh para rasul dan diimani oleh Gereja, seperti: Perjamuan Ekaristi dimana Kristus sungguh hadir dan bukan hanya sekedar simbol, persekutuan orang kudus yang tak terputus oleh maut, kepemimpinan Rasul Petrus dan para penerusnya, dst.
Setelah abad ke-16 malah terjadi beribu-ribu denominasi yang mengajarkan ajaran yang berbeda- beda, sehingga tidak dapatlah dikatakan bahwa gereja- gereja reformasi itu mempertahankan keseluruhan ajaran para Rasul. Prinsip “hanya Kitab Suci saja” (Sola Scriptura) sebagai dasar iman itu malah tidak diajarkan oleh para rasul dan tidak diajarkan dalam Kitab Suci. Tentang hal ini sudah pernah diulas di sini, silakan klik.

7. Petrus pendiri Gereja Katolik?

Gereja Katolik tidak pernah mengajarkan demikian, dan kami di Katolisitas juga tidak pernah menuliskan demikian. Gereja didirikan oleh Kristus, namun Kristus mengatakan bahwa Gereja-Nya ini didirikan di atas Rasul Petrus (lih. Mat 16:17-19), dan bahwa tugas kepemimpinan Gereja-Nya diberikan kepada Petrus (lih. Yoh 21:15-17). Demikian juga, istilah yang digunakan dalam Yoh 21:16, “Gembalakanlah [pomaine] domba-domba-Ku” artinya mengatur.
Maka tidak benar jika dikatakan sistem kepemimpinan/ kepausan tidak didirikan oleh Kristus. Yang mengangkat Petrus adalah Kristus sendiri, dan ini dicatat di dalam Kitab Suci, sebagaimana disebutkan di atas Tentang Keutamaan Petrus menurut Kitab Suci,silakan klik di sini; tentang Petros dan Petra, silakan klik; tentang kunci-kunci Kerajaan Surga, klik di sini. Setelah Petrus, kepemimpinan dilanjutkan oleh Linus, dan ini dicatat oleh tulisan para Bapa Gereja, antara lain oleh Tertulian dalam Adversus Marcionem, sebagaimana telah diulas di sini, silakan klik; yang mengindikasikan bahwa Linus menerima kursi kepemimpinannya dari Petrus di mana Rasul Petrus sendiri telah duduk.
Yang mendirikan Gereja di Roma adalah Rasul Petrus dan Paulus, ini pernah diulas di sini,silakan klik.
Petrus memang menikah, namun setelah mengikuti Kristus ia tidak lagi hidup sebagai suami istri dengan istrinya, melainkan sebagai saudara. St. Klemens dari Aleksandria (195) menulis tentang hal ini demikian, “Petrus dan Filipus mempunyai anak-anak, dan Filipus menyerahkan anak perempuannya untuk menikah. … Bagaimanapun juga, para rasul lainnya, dalam keselarasan dengan pelayanan mereka yang khusus, mempersembahkan diri mereka sepenuhnya untuk mengabarkan Injil tanpa ada pengalih-perhatian dalam bentuk apapun. Pasangan hidup mereka turut pergi bersama-sama mereka dalam pelayanan, tetapi bukan sebagai isteri, melainkan sebagai saudara perempuan, supaya mereka bisa turut melayani dan mengabarkan Injil kepada para wanita dan ibu rumah tangga.”[1]
Selanjutnya tentang keutamaan Rasul Petrus di antara para rasul lainnya, selain dapat dilihat melalui banyak ayat dalam Kitab Suci, dapat juga dibaca dari kesaksian para Bapa Gereja, di antaranya, tulisan St. Klemens dari Aleksandria, “Oleh karena itu, setelah mendengarkan perkataan itu, Rasul Petrus yang terberkati, yang terpilih dan yang utama, yang pertama dari para murid, yang hanya kepadanya Tuhan Yesus sendiri menghormatinya [Mat 17:27], dengan cepat menangkap dan memahami perkataan tersebut.”[2] Demikian juga St. Cyprian dari Carthage, mengajarkan, “Memang para rasul yang lain ada di mana Petrus berada, namun keutamaan diberikan kepada Petrus, di mana sudah dinyatakan dengan jelas bahwa hanya ada satu Gereja dan satu kursi kepemimpinan…. Hanya ada satu Tuhan dan satu Kristus, dan satu Gereja dan satu kursi kepemimpinan yang didirikan di atas Petrus, oleh perkataan Tuhan Yesus. Tidaklah mungkin untuk membangun altar yang lain atau imamat yang lain di samping altar yang satu dan imamat yang satu itu. Siapapun yang berkumpul di luar kesatuan itu, akan tercerai berai.”[3]. St. Yohanes Krisostomus, juga mengajarkan hal serupa, “Petrus sendiri adalah pemimpin kepala para Rasul, yang pertama di dalam Gereja, sahabat Kristus, yang menerima wahyu bukan dari manusia tetapi dari Allah Bapa…”[4]

8. Paulus tidak menafikan perpecahan?

Anda mengatakan, “Pertama-tama Paulus sendiri tidak menafikan perpecahan kalau itu diperlukan!” lalu Anda mengutip ayat 1Kor 11:19.
Jika Rasul Paulus mengatakan demikian, itu disebabkan karena memang di jemaat di Korintus sudah terjadi perpecahan jemaat yang disebabkan bukan karena kehendak Allah tetapi karena kekerasan hati manusia. Maka karena kesombongan dan penyimpangan hati manusialah terjadi perpecahan ataupun ajaran yang menyimpang; namun demikian Allah tetap dapat bekerja dalam keadaan sedemikian untuk mendatangkan kebaikan, yaitu melalui keadaan tersebut Ia menyatakan orang- orang yang teguh beriman dan menjadikan iman mereka semakin kuat. Walaupun demikian, Kitab Suci tetap mengajarkan kepada kita, “Celakalah dunia dengan segala penyesatannya: memang penyesatan harus ada, tetapi celakalah orang yang mengadakannya.” (Mat 18:7). Dengan prinsip ini St. Agustinus mengajarkan, “Let us use heretics not so as to approve their errors, but to make us more wary and vigilant, and more strenuous in defending Catholic doctrine against their deceits.” Terjemahannya: “Mari kita menggunakan para heretik itu bukan untuk menyetujui kesalahan-kesalahan mereka, tetapi untuk membuat kita menjadi semakin waspada dan berjaga, dan semakit kuat dalam mempertahankan ajaran Katolik melawan penyimpangan-penyimpangan mereka.”[5]

9. Kitab Suci yang tertinggi dan satu-satunya otoritas tertinggi?

Fakta menunjukkan tidak demikian, sebab Sola Scriptura (Kitab Suci saja) tidak diajarkan dalam Kitab Suci itu sendiri. Tentang hal ini sudah pernah dibahas, silakan klik.

10. Gereja adalah manusianya dan bukan gedung, organisasi, institusi, hirarki, sakramen, dst?

Gereja memang bukan hanya gedung. Gereja (ekklesia) adalah jemaat, yang punya dimensi ilahi dan manusiawi. Di antara jemaat ini, ada orang- orang tertentu yang berperan sebagai pemimpin; seperti halnya pada saat zaman Kristus sendiri. Fakta bahwa Yesus menghendaki hirarki dalam Gereja-Nya nyata bahwa dalam karya-Nya Ia memilih 12 rasul (Mat 4:18-22; Mrk 1:16-20; Luk 5:1-11) dan juga kemudian ke 70 murid (Luk 10:1). Jika Kristus tidak menghendaki semacam susunan dalam jemaat, tentu Ia tidak perlu memilih mereka- mereka ini. Maka, adanya susunan hirarki dalam Gereja justru terbentuk sesuai dengan kehendak Kristus, yang mendirikan Gereja-Nya di atas Rasul Petrus (lih. Mat 16:18). Seseorang yang dengan tekun membaca Kitab Suci akan menemukan banyaknya ayat dalam Kitab Suci yang menunjukkan keutamaan rasul Petrus jika dibandingkan dengan rasul- rasul lainnya, seperti pernah secara khusus dibahas di artikel ini, silakan klik. Di dalam konsili Yerusalem (49-50) pada saat terjadi konflik jemaat tentang masalah sunat; Rasul Petruslah yang membuat keputusan; walaupun kemudian Rasul Yakobus yang berbicara dalam khotbah penutup. Maka walau benar semua rasul dan penatua yang melayani dalam sidang itu, namun di dalam sidang itu tetap berdiri seorang pemimpin yang memutuskan, terutama jika terjadi konflik ataupun perbedaan pandangan, dan peran ini dilaksanakan oleh Rasul Petrus dan selanjutnya oleh para penerusnya. Keutamaan Uskup Roma/ Paus (penerus Rasul Petrus) juga secara khusus nampak pada surat St. Klemens yang ditujukan kepada jemaat di Korintus untuk menyelesaikan konflik yang terjadi di sana, seperti pernah dibahas di sini, silakan klik.
Maka hal kepemimpinan dalam Gereja juga diajarkan oleh Kristus. Selanjutnya tentang asal usul hirarki dalam Gereja, klik di sini. Walaupun demikian Anda benar, bahwa Gereja bukan semata organisasi ataupun hirarki, sebab Gereja juga adalah Persatuan dengan Kristus, yaitu sebagai Tubuh Mistik Kristus dan Mempelai Kristus (lih. Ef 5:22-33). Selain itu, Gereja adalah Sakramen keselamatan, artinya sarana untuk menuju kepada keselamatan; Gereja juga adalah pewarta Kabar Gembira, dan pelayan Kristus. Jadi Gereja itu mencakup tujuan keselamatan, dan sekaligus sarana untuk mencapai keselamatan itu.

11. Cikal bakal Gereja berpusat di Yerusalem?

Gereja pertama memang resmi berdiri di Yerusalem, pada saat Pentakosta. Namun adalah kehendak dan perintah Yesus agar para murid mewartakan Kabar Gembira ke seluruh dunia (lih. Kis 1:8). Oleh karena itu Rasul Petrus dan Paulus menuju Roma, yang adalah pusat dunia saat itu, untuk mendirikan Gereja di sana; dan Gereja itulah yang tetap eksis sampai sekarang, yang memimpin Gereja Katolik di seluruh dunia.

12. Gereja Roma Katolik adalah gereja lokal?

Dengan demikian anggapan Anda bahwa Gereja Katolik yang berpusat di Roma adalah gereja lokal adalah anggapan yang keliru. Silakan Anda membaca tentang keutamaan Gereja Roma, yang jelas dituliskan dalam dokumen awal Gereja, silakan klik; dan catatan para Bapa Gereja di lima abad pertama, silakan klik. Di sana nampak bahwa Gereja Roma bukan gereja lokal, sebab Gereja-gereja lain di seluruh dunia mengakui kepemimpinan Gereja Roma di bahwa pimpinan bapa Paus.

13. Sejarah jabatan gerejawi

Anda benar bahwa urutan kepemimpinan Gereja adalah diakon, presbiter (imam) dan uskup. Selain hal tersebut dicatat dalam Kitab Suci (yang ayat-ayatnya telah Anda sebutkan). Hal hirarki dalam Gereja merupakan kehendak dari Kristus sendiri dan sejak abad awal telah ada dalam Gereja, dan ini tercatat dalam tulisan para Bapa Gereja, terutama oleh St. Ignatius dari Antiokhia (110) dan St. Klemens dari Aleksandria (150-215), sebagaimana dijabarkan di sini, silakan klik.
Namun demikian sudah sejak awal Gereja Roma memegang kepemimpinan dari seluruh Gereja lokal yang dipimpin oleh uskup ataupun patriarkh, sebagaimana telah disebutkan di atas. Maka tidak benar bahwa sistem kepemimpinan kepausan baru dimulai di abad ke-4, seperti yang Anda tuliskan. Sebutan Paus (papa) sesungguhnya dulu mempunyai arti yang lebih luas. Di Gereja Timur digunakan sebagai sebutan imam. Namun di Gereja Barat, sejak awalnya digunakan untuk sebutan Uskup[6]. Walaupun benar bahwa kemungkinan di abad ke-4 istilah Paus digunakan untuk sebutan Uskup Roma (Paus Siricius 398), namun sistem kepemimpinan Gereja Roma sudah ada sejak abad pertama dan istilah tersebut tidak bertentangan dengan Kitab Suci.  Rasul Paulus menyebutkan dirinya sebagai bapa bagi umat di Korintus (1 Kor 4:15) dan bapa rohani bagi Timotius (1 Tim 1:2, 2 Tim 1:2), dan bagi Titus (Tit 1:4). Maka sebagai menerus Rasul (yaitu Rasul Petrus), Paus juga mempunyai peran sebagai bapa bagi umat beriman, sebagaimana Rasul Paulus kepada umat di Korintus.
Selanjutnya, kepemimpinan Paus Leo I Agung (440-461) adalah karena ia merupakan Paus yang cukup tegas dalam menolak ajaran- ajaran sesat yang berkembang pada saat itu yaitu ajaran Pelagianisme,  Manichaeisme yang saat itu diajarkan oleh kaum Vandals, dan juga Nestorianisme dan Monophysitisme. Ajarannya yang terkenal adalah the Tome of Leo, yang terjemahannya ada di sini, silakan klik. Maka kepemimpinan Paus Leo sebagai penerus Rasul Petrus adalah dalam kapasitasnya sebagai pengajar iman, yang dengan setia mengajarkan apa yang diajarkan oleh para Rasul. Yang meneguhkan bahwa Paus Leo sebagai penerus Rasul Petrus adalah para Uskup yang hadir (sekitar 600 orang dan hampir semua adalah perwakilan dari Gereja- gereja Timur) dalam Konsili Kalsedon (451). Silakan membaca lebih lanjut di link ini tentang pernyataan Konsili Kalsedon tersebut, silakan klik.
Jadi anggapan Anda, “Sudah tentu klaim sepihak bishop Roma ini ditolak mentah mentah oleh Bishop penting lainnya yang berada di Timur seperti Yerusalem, Konstantinopel, Alexandria dan Antiokia,” tidaklah benar.
Sedangkan kepemimpinan Paus Gregorius I Agung (540-604) nyata karena pengajarannya tentang prinsip- prinsip tugas penggembalaan para uskup dan imam, yang mengajarkan sifat kebapaan, yang ia sendiri lakukan dalam kehidupannya sebagai pemimpin. Maka istilah “holy father” yang mulai dikenal untuk ditujukan kepada Paus, itu didasari atas ajaran bahwa Paus dalam tugasnya sebagai gembala umat, melakukan tugas kebapaan, dan mengambil bagian dalam peran kebapaan Allah. Hal ini tidaklah bertentangan dengan Kitab Suci, dan tentang hal ini sudah pernah dibahas di sini, silakan klik.
Tentang permasalahan antara Paus Gregorius I dengan Yohanes IV (John IV the Faster) pemuka Gereja Konstantinopel, silakan membaca di sini, silakan klik.

14. Sepak terjang Paus Roma sejak abad ke-7

1) Tentang Perang Salib, silakan membaca di artikel ini, yaitu di point 18, silakan klik
2) Tentang Tiara
Tiara adalah mahkota yang digunakan para Paus kemungkinan sejak abad ke-8, sampai abad ke 20. Sejak 1143 sampai 1963, tiara dipasangkan ke kepala Paus pada saat penobatannya menjadi Paus. Tiara yang juga menunjukkan adanya tiga tingkat mahkota merupakan simbol tiga misi Kristus yang tak terpisahkan, yaitu sebagai Imam, Nabi dan Raja. Namun demikian sering makna itu disalahartikan menjadi semacam lambang kekuasaan, sehingga bahkan ada banyak orang menyangka bahwa tiara adalah tanda Paus yang gila hormat, sebagaimana yang Anda kutip.
Kemungkinan untuk menepis kesalahpahaman ini, maka Paus Paulus VI meninggalkan kebiasaan penggunaan tiaranya setelah Konsili Vatikan II dan secara simbolis meletakkannya di altar Basilika St. Petrus, dan menyumbangkan nilai harganya kepada kaum miskin. Penerus Paus Paulus VI, Paus Yohanes Paulus I, memutuskan untuk tidak mengadakan upacara pemberian mahkota/ tiara tersebut, dan menggantikannya dengan upacara Inagurasi Pontifikat Tertinggi. Setelah Yohanes Paulus I wafat dan Paus Yohanes Paulus II menggantikannya, ia juga tidak menggunakan tiara itu. Paus Yohanes Paulus II mengatakan:
Paus terakhir yang dimahkotai adalah Paus Paulus VI di tahun 1963, tetapi setelah upacara pemahkotaan yang agung itu ia tidak pernah menggunakan tiara itu lagi dan meninggalkan kebebasan kepada para Penerusnya untuk memutuskan tentang hal ini. Paus Yohanes Paulus I, yang kenangannya masih sangat jelas di hati kita, tidak menginginkan tiara tersebut; demikian juga Penerusnya [yaitu Paus Yohanes Paulus II] sekarang ini. Ini bukanlah waktu untuk kembali ke suatu upacara dan suatu obyek/ benda yang dianggap, secara salah, sebagai simbol kekuasaan dunia para Paus. Zaman kita ini memanggil kita, mendesak kita, mewajibkan kita untuk memandang kepada Tuhan dan menenggelamkan kita di dalam kerendahan hati dan permenungan yang khusuk akan misteri kuasa yang tertinggi dari Kristus sendiri.”[7]
3) Tentang Inkuisisi sudah pernah dibahas di  artikel ini, lihat point 19, silakan klik.
4) Tentang Infalibilitas, sudah pernah dibahas di artikel ini, yaitu di point 1, silakan klik.
Jika dipahami makna infalibilitas dan persyaratannya, maka hal ini tidak ada kaitannya dengan ambisi kuasa Kepausan. Ajaran tentang jaminan bahwa Kristus akan menyertai Petrus dalam memimpin Gereja-Nya, dengan memberinya kuasa mengajar kepadanya, itu sudah diajarkan dalam Kitab Suci (lih. Mat 16:17-19). Maka memang bukan Petrus yang mengklaim dirinya mempunyai kuasa ini, namun Kristus yang memberikan kuasa ini kepadanya, dan Konsili Vatikan I hanya menegaskan kembali pengajaran Kristus ini.
Selanjutnya, tentang tanggapan kami tentang tuduhan Babel besar atau Pelacur Babilon (the Whore of Babilon) yang sering ditujukan kepada Gereja Katolik, sudah pernah dibahas di sini, silakan klik.
5) Tentang tanggapan tentang keberatan akan beberapa Paus, sudah pernah dibahas di sini, silakan klik. Gereja Katolik tidak menutup-nutupi jika dahulu memang ada para Paus yang hidupnya tidak sesuai dengan panggilannya sebagai penerus Rasul Petrus.
Namun bagi saya, walaupun sejarah mencatat beberapa Paus yang kontroversial, itu tidak menggoyahkan iman saya, dan malah sebaliknya, makin meyakinkan saya akan janji kesetiaan Kristus untuk menyertai Gereja-Nya sampai akhir jaman (Mat 28:20). Sebab jika hal itu terjadi pada organisasi manusia, maka organisasi itu sudah bubar sejak lama. Namun karena Kristus menjaganya dengan Roh Kudus-Nya, maka Gereja Katolik tetap eksis sampai sekarang.
6) Tentang Why 2:2, yang Anda jadikan dasar untuk mengingatkan kami, berbunyi demikian:
Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat, bahwa engkau telah mencobai mereka yang menyebut dirinya rasul, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, bahwa engkau telah mendapati mereka pendusta.”
Ayat ini ditujukan oleh Rasul Yohanes kepada jemaat di Efesus, yang dipuji ketekunannya oleh Rasul Yohanes untuk menolak para rasul yang palsu (false apostles). Yang dimaksud rasul palsu di sini pada saat itu adalah kaum Nicolaites, yaitu sekte sesat yang berkembang di Efesus. Namun jika ayat ini ingin dihubungkan dengan keadaan jemaat saat ini, maka peringatan dari Rasul Yohanes ini sama- sama ditujukan kepada Anda dan saya, dan semua umat Kristen lainnya; jadi bukan hanya kepada umat Katolik saja. Ayat ini mengingatkan kita agar tekun menolak ajaran- ajaran yang bukan berasal dari para rasul. Maka penting di sini kita mengetahui terlebih dahulu apakah ajaran para rasul yang sesungguhnya, sehingga kita dapat menolak ajaran lain yang menyimpang. Umat Katolik percaya bahwa ajaran yang diajarkan oleh Gereja Katolik adalah ajaran yang berasal dari para Rasul, yang telah dengan setia diturunkan oleh para penerus mereka.
Demikianlah tanggapan yang dapat saya sampaikan tentang pernyataan Anda. Untuk selanjutnya, jika Anda ingin melanjutkan dialog, pilihlah satu topik saja, sehingga pembahasan dapat menjadi lebih fokus. Silakan membaca terlebih dahulu ulasan tentang topik yang terkait, agar tidak terjadi pengulangan pertanyaan dan pembahasan, karena sebagian besar topik yang menjadi keberatan Anda sudah pernah dibahas di situs ini. Bagi saya, dengan membaca pernyataan Anda, saya semakin menyadari bahwa memang terdapat banyak kesalahpahaman dari saudara-saudari non- Katolik, akan apa yang mereka pandang sebagai ajaran Gereja Katolik (padahal sesungguhnya ajarannya tidak demikian). Dengan menanggapi kesalahpahaman itulah saya belajar, dan bahkan saya menjadi semakin mantap dengan ajaran iman Katolik. Untuk itu, malah saya berterima kasih kepada Anda.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org