Benarkah Gereja Katolik Bukan Gereja Universal?
Pertanyaan:
Shalom
katolisitas, berikut tanggapan saya …
Gereja
Roma Katolik walau menggunakan istilah katolik tidaklah otomatis
berarti gereja yang bersifat universal melainkan hanya gereja yang
berpusat di Roma saja.
Hanya
‘Invisible Church” atau tubuh KRISTUS yang tidak kelihatan adalah
benar benar gereja ‘am’ yang sesungguhnya.
Gereja
mula mula namanya gereja Kristen yang dimulai disebut demikian di
Anthiokia,inilah akar semua gereja.
Kisah
Para Rasul 11:26 Mereka tinggal bersama-sama dengan jemaat itu satu
tahun lamanya, sambil mengajar banyak orang. Di Antiokhialah
murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut Kristen.
Kisah
Para Rasul 26:28 Jawab Agripa: “Hampir-hampir saja kauyakinkan aku
menjadi orang Kristen!”
Roma
16:7 Salam kepada Andronikus dan Yunias, saudara-saudaraku sebangsa,
yang pernah dipenjarakan bersama-sama dengan aku, yaitu orang-orang
yang terpandang di antara para rasul dan yang telah menjadi Kristen
sebelum aku.
I
Korintus 9:5 Tidakkah kami mempunyai hak untuk membawa seorang isteri
Kristen, dalam perjalanan kami, seperti yang dilakukan rasul-rasul
lain dan saudara-saudara Tuhan dan Kefas?
II
Korintus 12:2 Aku tahu tentang seorang Kristen; empat belas tahun
yang lampau — entah di dalam tubuh, aku tidak tahu, entah di luar
tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya — orang itu
tiba-tiba diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga.
I
Petrus 4:16 Tetapi, jika ia menderita sebagai orang Kristen, maka
janganlah ia malu, melainkan hendaklah ia memuliakan Allah dalam nama
KRISTUS itu.
Jadi
gereja awal di Yerusalem adalah gereja Kristen namanya,bukan gereja
katolik !
Semua
uskup diseluruh dunia diawal gereja berdiri sendiri sendiri tidak ada
saling membawahi sebagaimana juga para Rasul tidak ada saling
membawahi satu sama lain (Sistim Episcopal).
Perpecahan
gereja timbul hanya karena Uskup Roma memproklamirkan dirinya sebagai
Paus yang membawahi semua Uskup didunia.
Perpecahan
dengan Protestan juga terjadi karena Gereja Roma Katolik telah
menyalahgunakan ajaran Alkitab.
Pada
prinsipnya otoritas tulisan yang bukan Rasul tidak setara dengan
tulisan Rasul yang diinspirasikan oleh ROH KUDUS.
Apapun
tulisan bapa gereja sepanjang itu tidak bertentangan dengan kebenaran
Kitab Suci tidak persoalan karena itu bersifat teologis. Jangankan
dulu sekarang saja semua teologia boleh kita pegang kalau sepenuhnya
berdasarkan Alkitab.
Sejarah
GRK
1.
Tahun 300, Menetapkan tanda salib
2. Tahun 300, Berdoa bagi orang mati
3. Tahun 320, Menetapkan penyalaan lilin
4. Tahun 375, Membuat patung malaikat dan orang kudus yang telah meninggal dan menyembah mereka
5. Tahun 394, Menetapkan setiap hari melaksanakan misa
6. Tahun 481, Mulai meninggikan Maria; dalam konsili Efesus untuk pertama kalinya menyebut Maria sebagai “Bunda Allah” (Mother of God)
7. Tahun 526, Upacara pengurapan minyak pada orang menjelang kematiannya
8. Tahun 593, Gregory I mengemukakan teory purgatory
9. Tahun 600, Berdoa kepada Maria, para orang kudus yang telah meninggal, dan kepada malaikat
10. Tahun 607-610, Boniface III adalah orang pertama yang disebut sebagai Paus
11. Tahun 709, Mencium kaki Paus
12. Tahun 786, Menghormati kayu salib, lukisan dan benda-benda peninggalan para orang kudus
13. Tahun 850, Penyediaan air kudus: percampuran garam dan air yang dilakukan oleh imam
14. Tahun 890, Menghormati Santo Yusuf (ayah tiri Tuhan YESUS)
15. Tahun995, Paus Yohanes XV untuk pertama kalinya ditetapkan sebagai orang kudus yang telah meninggal
16. Tahun 1079, Mengumumkan sistem membujang (selibat) bagi imam
17. Tahun 1190, Penjualan surat pengampunan dosa
18. Abad ke-12, Peter Lombard menetapkan 7 sakramen kudus
19. Tahun 1215, Innocentius III menetapkan teori Transubstansiasi
20. Tahun1215, Paus Innocentius III menetapkan para imam mewakili Allah untuk mendengarkan pengakuan dosa orang
21. Tahun 1220, Hororius III mengumumkan penghormatan air kudus
22. Tahun 1229, Konsili Valencia menetapkan larangan bagi kaum awam membaca Alkitab
23. Tahun 1251, Simon Stock dari Inggris memugar kuburan-kuburan orang kudus (Scapular-kuburan KRISTUS)
24. Tahun 1439, Konsili Florence menetapkan doktrin Purgatory
25. Tahun 1545, Konsili Trent mengumunkan tradisi gereja mempunyai otoritas yang setara dengan Alkitab
26. Tahun 1546, Konsili Trent menetapkan Deuterokanonika sebagai bagian dari Alkitab
27. Tahun 1854, Paus Pius IX dengan resmi mengumumkan ajaran resmi dikandung tanpa dosa (Immacullate Conception of Mary)
28. Tahun 1870, Konsili Vatikan mengumumkan ajaran ketidaksalahan Paus dalam iman kepercayaan dan hidup moral
29. Tahun 1950, Paus Pius XI mengumumkan Maria naik ke surga
30. Tahun 1965, Paus Paulus VI mengumumkan Maria sebagai Ibu gereja
2. Tahun 300, Berdoa bagi orang mati
3. Tahun 320, Menetapkan penyalaan lilin
4. Tahun 375, Membuat patung malaikat dan orang kudus yang telah meninggal dan menyembah mereka
5. Tahun 394, Menetapkan setiap hari melaksanakan misa
6. Tahun 481, Mulai meninggikan Maria; dalam konsili Efesus untuk pertama kalinya menyebut Maria sebagai “Bunda Allah” (Mother of God)
7. Tahun 526, Upacara pengurapan minyak pada orang menjelang kematiannya
8. Tahun 593, Gregory I mengemukakan teory purgatory
9. Tahun 600, Berdoa kepada Maria, para orang kudus yang telah meninggal, dan kepada malaikat
10. Tahun 607-610, Boniface III adalah orang pertama yang disebut sebagai Paus
11. Tahun 709, Mencium kaki Paus
12. Tahun 786, Menghormati kayu salib, lukisan dan benda-benda peninggalan para orang kudus
13. Tahun 850, Penyediaan air kudus: percampuran garam dan air yang dilakukan oleh imam
14. Tahun 890, Menghormati Santo Yusuf (ayah tiri Tuhan YESUS)
15. Tahun995, Paus Yohanes XV untuk pertama kalinya ditetapkan sebagai orang kudus yang telah meninggal
16. Tahun 1079, Mengumumkan sistem membujang (selibat) bagi imam
17. Tahun 1190, Penjualan surat pengampunan dosa
18. Abad ke-12, Peter Lombard menetapkan 7 sakramen kudus
19. Tahun 1215, Innocentius III menetapkan teori Transubstansiasi
20. Tahun1215, Paus Innocentius III menetapkan para imam mewakili Allah untuk mendengarkan pengakuan dosa orang
21. Tahun 1220, Hororius III mengumumkan penghormatan air kudus
22. Tahun 1229, Konsili Valencia menetapkan larangan bagi kaum awam membaca Alkitab
23. Tahun 1251, Simon Stock dari Inggris memugar kuburan-kuburan orang kudus (Scapular-kuburan KRISTUS)
24. Tahun 1439, Konsili Florence menetapkan doktrin Purgatory
25. Tahun 1545, Konsili Trent mengumunkan tradisi gereja mempunyai otoritas yang setara dengan Alkitab
26. Tahun 1546, Konsili Trent menetapkan Deuterokanonika sebagai bagian dari Alkitab
27. Tahun 1854, Paus Pius IX dengan resmi mengumumkan ajaran resmi dikandung tanpa dosa (Immacullate Conception of Mary)
28. Tahun 1870, Konsili Vatikan mengumumkan ajaran ketidaksalahan Paus dalam iman kepercayaan dan hidup moral
29. Tahun 1950, Paus Pius XI mengumumkan Maria naik ke surga
30. Tahun 1965, Paus Paulus VI mengumumkan Maria sebagai Ibu gereja
Jadi
baru diabad ke-7 saja mulai ada jabatan resmi yang namanya Paus.
Kalau
mau pakai nama Gereja Rasuli tentunya semua gereja yang benar benar
memegang teguh ajaran para Rasul yang merupakan fondasi gereja
(Ef.2:19,20),bukan menambah nambah ajaran para Rasul sepanjang
sejarah.
Gereja
yang tetap memegang teguh ajaran para Rasul yang tertulislah yaitu
prinsip ‘Back to Bible’ yang mencerminkan gereja rasuli yang
sejati,seperti yang dicanangkan oleh gerakan Reformasi Gereja abad
16.
Pemahaman
anda mengenai gereja masih bersifat institutional organisatif
sehingga hanya melihat formalitas administrative duniawi gereja,oleh
karena itu silahkan dalami lagi makna gereja secara spiritual
berdasarkan Kitab Suci agar tidak melenceng terus argumentasinya.
Kalau
istilah itu anda gunakan bagi Petrus yang anda anggap pendiri GRK
maka sudah pasti kebablasan sifatnya karena :
1.
YESUS tidak pernah mendirikan sistim kepausan seperti GRK
2.
Petrus tidak pernah diangkat menjadi Paus
3.
Petrus tidak pernah mengangkat Paus
4.
Petrus bukan pendiri gereja di Roma melainkan Paulus
5.
Petrus menikah bukan seperti Paus sekarang
6.
Petrus dan semua Rasul lainnya sama derajatnya dimata Tuhan,hanya
berbeda talenta dan karunianya. Malah Petrus yang paling sering
melakukan kesalahan teologis dan ditegur oleh YESUS dibandingkan
dengan Paulus misalnya.
Perlu
kita ingat Pertama-tama Paulus sendiri tidak menafikan perpecahan
kalau itu diperlukan !
I
Korintus 11:19 Sebab di antara kamu harus ada perpecahan, supaya
nyata nanti siapakah di antara kamu yang tahan uji.
YESUS
bukan saja membawa damai tetapi juga pedang pemisah ….karena demi
kebenaran maka konsekwensi beriman kepada YESUS dan kebenaran Injil
juga bisa membawa perpecahan baik didalam keluarga apa lagi dengan
orang luar.
Mat.
10:34 – 39 “Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa
damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan
pedang. Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak
perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya, dan
musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya.Barangsiapa mengasihi
bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan
barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari
pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku.Barangsiapa tidak memikul salibnya
dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku.Barangsiapa mempertahankan
nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan
nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.
Jadi
jelas Kitab Suci sudah menjawab pertanyaan anda sendiri yaitu
‘Gerakan Reformasi’ lahir karena konsekwen kepada kebenaran
ajaran tertulis para Rasul dimana Kitab Suci merupakan satu satunya
otoritas tertinggi bukan manusia fana dan para pemimpin gereja yang
kerjanya cuman bikin dosa melulu.
ereja
adalah kumpulan orang percaya yang dipanggil bersekutu untuk
dikhususkan melayani Tuhan.
Gereja
adalah manusianya bukan
gedung,organisasi,institusi,hierarchi,sistim,sakramen dsb.
Cikal
bakal semua gereja adalah Gereja Kristen Awal yang berpusat di
Yerusalem dibawah pimpinan Yakobus.
Dan
dari cikal bakal ini gereja tersebar keseluruh pelosok dunia bukan
hanya di Roma doang.
GRK
hanyalah gereja lokal (bukan universal) yang berpusat di Roma yang
merupakan negara agama dan politik bercampur menjadi satu.
Hanya
gereja sebagai tubuh KRISTUS yang bersifat Universal karena diikat
hanya oleh satu otoritas yaitu Injil kebenaran Allah.
Gereja
yang satu dan am yaitu tubuh KRISTUS itu berdiri pada hari
Pentakosta.
Mau
tahu sejarah jabatan gerejawi ?
1.
Setelah Pentakosta para Rasul dengan pimpinan ROH KUDUS menyebar
keberbagai pelosok dunia untuk membawa kabar baik yaitu Injil. Dunia
pada masa itu sering disebut ‘Mediterranean world.’
2.
Jabatan gereja kelompok yang pertama disebut ‘diakonoi’ atau
‘diaken’ yang berarti pelayan (1 Tim.3:8 – 13).Mereka melayani
kebutuhan gereja dan para janda (Kis.6:1-6 ; 1 Tim.5:9-16)
3.
Kelompok berikutnya adalah ‘presbuteroi (1 Tim.3:1-7 ; Titus
1:5-9). Istilah itu berarti Penatua/Tua Tua (older man atau elders).
Mereka dianggap yang memiliki pengetahuan rohaniah yang baik
khususnya Kitab Suci. PB sering menyebutnya juga dengan ‘episkopoi’
yang berarti over-watcher,overseers atau juga bishops
(uskup).(Kis.20:17 ,28 ; Titus 1:5,7).
4.
Periode abad pertama sampai ketiga terjadi perkembangan jabatan
gerejawi seiring dengan semakin tersebar-luasnya gereja. Terdapat
seorang pemimpin gereja yang bergelar ‘bishop’ pada suatu daerah
tertentu. Jadi sudah ada mulai hierarchi yaitu Bishop – kelompok
Penatua – kelompok Diaken. Inilah pola dasar kepemimpinan gereja
sejak awalnya.
5.
Perkembangan selanjutnya khususnya di Barat setelah Kristen menjadi
agama negara pada era Constantine dan penerusnya,dimana unsur politik
sudah memasuki gereja dan banyak timbul kota kota metropolitan maka
timbul jabatan baru bagi bishop atau uskup yaitu ‘archbishops atau
kalau di Timur disebut ‘metropolitants.’ Mereka sering dianggap
menduduki jabatan lebih penting karena pengaruh lokasinya,yaitu kota
yang penting sebagai pusat Kekristenan.
6.
Selama abad ke-4 dimana Kristen sudah merupakan agama negara maka
kaisar Roma memberikan status tambahan sebagai ‘Government
Officials’ kepada para uskup dikota kota besar. Archbishop yang
paling besar pada masa itu adalah yang menjabat di
Roma,Konstantinopel,Alexandria dan Antiokia. Sedangkan bishop
Yerusalem tetap dianggap yang terpenting dan dijuluki sebagai
‘patriarchs.’
7.
Pada abad kelima seorang bishop sudah dianggap sebagai pemimpin resmi
dan guru kepala sebuah gereja tertentu.
8.
Cikal bakal kepausan (papacy) jejaknya dimulai bishop Roma yg ke-8
yaitu Sylvester (314-335). Ketika Kaisar Constantine tahun 330
memindahkan ibukotanya ke Konstantinopel maka terdapat kevakuman
kuasa politik di Roma (Eropa Barat). Kevakuman kuasa politik ditambah
mulai suramnya kekuasaan kerajaan Romawi melahirkan benih dan ide
berkuasa dari bishop Roma Sylvester dan penerusnya yang lain.
9.
Setelah Sylvester maka bishop Leo I (440 – 461) memegang tampuk
kekuasaan gereja di Roma. Dia dipanggil sebagai ‘ Leo yang Agung’
atas jasa jasanya menghindarkan Roma dari kehancuran total oleh
pendudukan pasukan Barbar Attila tahun 452. Demikian juga Paus Leo
ini yang menyelamatkan Roma dari kehancuran serangan Vandals tahun
455.
10.
Banyak pengamat sejarah menobatkan bahwa bishop Leo ini yang pertama
kali memproklamirkan bahwa Petrus adalah pendiri gereja Roma dan
mengklaim bahwa Bishop Roma adalah ‘Primary Peter’s Sucessor.’
( Klaim GRK masalah Petrus ini sudah banyak didiskusikan dan ditolak
diforum ini karena memang tidak ada dasar Kitab Sucinya sama sekali.)
11.
Bishop Leo mengklaim berdasarkan ‘Hukum Roma’ bahwa semua bishop
berikutnya yang diangkat di Roma adalah suksesi jabatan Petrus yang
dianggap sebagai bishop yang pertama di Roma dan semua bishop didunia
harus tunduk kepadanya.
12.
Sudah tentu klaim sepihak bishop Roma ini ditolak mentah mentah oleh
Bishop penting lainnya yang berada di Timur seperti
Yerusalem,Konstantinopel,Alexandria dan Antiokia. Mereka yang di
Timur tetap menganggap bahwa semua bishop adalah setara. Klaim Bishop
Roma yang haus kekuasaan inilah yang pertama kali menimbulkan bibit
dan sumber perpecahan didalam tubuh gereja Kristen.
13.
Agenda mendirikan dinasti papacy ini tetap diperjuangkan oleh bishop
Roma dan mencapai puncaknya oleh bishop Gregory The Great (590 –
604). Dialah yang sering dianggap sebagai yang pertama kali memegang
jabatan yang disebut Paus,walaupun ia mendapat tantangan keras dari
John IV Patriarch Konstantinopel yang menganggapnya sangat arogan
karena menyatakan dirinya sebagai ‘Universal Bishop.’ Pada era
ini bishop Roma disebut ‘papa’ (Latin) atau ‘papas’ (Greek)
yang berarti ‘Bapa.’Istilah ‘Bapa’ ini sebenarnya sudah
melawan ajaran YESUS sendiri yang mengatakan : Matius 23:9 Dan
janganlah kamu menyebut siapa pun bapa di bumi ini, karena hanya satu
Bapamu, yaitu Dia yang di sorga.
Demikian
sedikit uraian sejarah gereja di Barat mudah mudahan bisa menyadarkan
keangkuhan dan arogansi anda terhadap gereja anda dan bisa melihat
secara clear fakta fakta sejarah yang obyektif.
Saya
lanjutkan saja sepak terjang Paus Roma sejak abad ke-7 :
1.
Pada abad 11 ambisi kekuasaan politik Paus menjadi-jadi dengan
melakukan penjajahan melalui penaklukan militer. Tahun 1905 Paus
Urban II mengangkat pedang dan mengangkat para ‘crusader’
menyerang Yerusalem. 200 tahun lamanya perang ini dilakukan dengan
korban jutaan manusia dikedua belah pihak.
2.
Para Paus yang gila hormat kemudian membuat mahkota kepausan (Tiara)
bagi dirinya. Sejak Paus Gregory IX (1227 – 1241) para Paus mulai
pakai mahkota kebesaran. (Padahal Kepala Gereja yaitu YESUS sendiri
memakai mahkota duri).
3.
Paus Gregory IX inilah yang mulai mengeluarkan keputusan pembersihan
ajaran gereja melalui ‘Inquisisition’ tahun 1231 yang dilanjutkan
dengan ‘Spanish Inquisition’ ( 1478 – 1820) yang penuh
kekejaman membunuhi jutaan orang Kristen yang dianggap
bidat.http://www.the-bible-antichrist.com/roman-catholic-church-persecution.html.
4.
Puncak ambisi kuasa Kepausan terjadi pada kekuasaan Paus Pius IX
(1846 – 1878),yaitu pada Konsili Vatican I (1869 – 1870) Paus
mendeklarasikan jabatannya sebagai ‘Supreme Apostolic Authority’
yang infallible. Dengan demikian ia sudah meninggikan dirinya
sedemikian rupa seperti ilahi yang tidak mungkin melakukan kesalahan.
(Petrus sendiri tidak pernah mengklaim dirinya setinggi ini dan
sering bikin kekeliruan teologis).
Kalau
kita perhatikan sepak terjang para Paus yang gila hormat dan haus
akan kuasa ini maka tidak heran kalau apa yang dianggap Babel Besar
didalam kitab Wahyu itu adalah Vatican.
Antikristus
yang dinubuatkan didalam Alkitab kelak juga memiliki kuasa agama dan
politik yang sangat besar.
Kalau
GRK masih mengaku gereja rasuliah juga dengan segala sejarah gelapnya
ini maka hanya satu ayat yang saya kutip dari perkataan YESUS :
Wahyu
2:2 Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun
ketekunanmu. Aku tahu, bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap
orang-orang jahat, bahwa engkau telah mencobai mereka yang menyebut
dirinya RASUL, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, bahwa engkau
telah mendapati mereka pendusta.
Semoga
dapat membantu, salam
David
David
Jawaban:
Shalom
David,
1. Gereja Katolik bukan Gereja universal, namun hanya Gereja yang berpusat di Roma?
Bukti
sejarah menunjukkan bahwa istilah katolik yang artinya universal,
digunakan sebagai nama yang tidak terpisahkan dari Gereja universal
yang berpusat di Roma, untuk membedakannya dengan banyak aliran-
aliran sesat di abad- abad awal yang sama- sama mengklaim sebagai
pengikut Kristus/ Kristen, namun mengajarkan ajaran yang tidak
lengkap, sehingga disebut sebagai bidaah (ajaran sesat), seperti
misalnya Gnosticism, Docetism, Ebionit, Valentinian, dst. Hal ini
kita ketahui dari tulisan para Bapa Gereja, seperti St. Ignatius dari
Antiokhia, St. Irenaeus, Tertullian, dst. Tentang topik sejak kapan
Gereja disebut Gereja Katolik sudah pernah dibahas di sini, silakan
klik.
Memang
benar istilah Kristen mulai dikenal di Antiokhia (lih. Kis 11:26),
namun pendirian Gereja ini sendiri bukan baru terjadi di Antiokhia.
Kristus telah mengatakan bahwa Ia mendirikan Gereja-Nya di atas Rasul
Petrus, dan memberikan kuasa kepada Petrus untuk memimpin Gereja-Nya
(lih. Mat 16:18-19). Setelah kebangkitan-Nya dan kenaikan-Nya,
Kristus memerintahkan para Rasul untuk pergi ke seluruh
dunia,
membaptis, mewartakan Injil dan mengajarkan segala perintah-Nya
(lih. Mat 28:19-20). Karena itulah Rasul Petrus dan Paulus menuju
Roma yang menjadi pusat dunia pada saat itu; dan mereka mendirikan
Gereja di sana. Maka memang para pengikut Kristus disebut sebagai
Kristen (karena Kristen berasal dari kata Christ-ian artinya pengikut
Kristus), namun Gereja yang didirikan oleh Kristus di atas Rasul
Petrus dan yang secara keseluruhan mengajarkan
ajaran Kristus, disebut sebagai Gereja Katolik (karena ‘katolik’
artinya ‘seluruhnya’/ universal).
Maka
Gereja Katolik yang dipimpin oleh Paus (Uskup Roma) adalah Gereja
universal, karena tersebar di seluruh dunia
dan karena mengajarkan keseluruhan ajaran
Kristus dan para Rasul.
2. Gereja dimaksudkan Yesus sebagai Tubuh Kristus yang tidak kelihatan/ invisible?
Kristus
tidak pernah mengatakan bahwa Gereja itu harus bersifat tidak
kelihatan/ invisible.
Sebaliknya yang dikatakann-Nya adalah agar kita orang percaya menjadi
terang dunia, “Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas
gunung tidak mungkin tersembunyi…” (Mat 5:14). Maka Gereja harus
menjadi seperti Kristus yang adalah Terang dunia (lih. Yoh 8:12), dan
dengan demikian Kristus tidak menghendakinya agar tersembunyi/ tidak
kelihatan, tetapi justru agar seperti terang, yang pasti terlihat
cahayanya, agar menerangi dunia, dan dengan demikian orang yang
melihatnya memuliakan Allah (lih. Mat 5:14-16).
3. Gereja-gereja berdiri sendiri-sendiri?
Jika
kita membaca tulisan para Bapa Gereja, kita akan mengetahui bahwa
tidak benar bahwa gereja di seluruh dunia berdiri sendiri-sendiri.
Pada awalnya Gereja- gereja ini didirikan oleh para Rasul, dan para
Rasul menganggap Rasul Petrus sebagai pemimpin mereka, sebagaimana
telah dikehendaki oleh Kristus (lih. Mat 16:17-19, Luk 22:32), sebab
Kristus menginginkan agar semua rasul-Nya dan semua orang yang
percaya karena pemberitaan mereka, dapat menjadi satu (lih. Yoh
17:21). Itulah sebabnya secara eksplisit Kristus menyebutkan bahwa Ia
mendirikan Gereja-Nya di atas Rasul Petrus. Jika tidak ada maksud
menjadikan Petrus sebagai pemimpin Gereja-Nya, Ia tidak perlu
menyebutkan secara khusus tentang hal ini.
4. Perpecahan Gereja timbul karena Uskup Roma memproklamirkan diri sebagai Paus?
Sejarah
Gereja menyampaikan fakta bahwa tidak demikian halnya. Sepertihalnya
Rasul Petrus yang tampil sebagai pemimpin yang memutuskan perlu atau
tidaknya sunat bagi umat Kristen non- Yahudi (lih. Kis 15), demikian
pula para penerus Rasul Petrus mempunyai peran dan tugas yang sama.
Di abad-abad awal, jika terjadi perselisihan ataupun adanya ajaran
sesat dalam Gereja, Uskup Romalah (selaku penerus Rasul Petrus) yang
bertindak sebagai pemimpin yang mendamaikan perselisihan tersebut;
dan meluruskan/ menegaskan kembali ajaran yang benar, jika terjadi
adanya ajaran-ajaran sesat yang mengancam kehidupan umat Kristen.
Silakan membaca beberapa contohnya di artikel ini:
Maka
tidak benar jika dikatakan karena ada Paus maka terjadi perpecahan.
Perpecahan dalam Gereja disebabkan karena adanya sekelompok orang
yang memisahkan diri dari kesatuan dengan Gereja Katolik. Walaupun
memang dalam sejarah kita melihat adanya faktor- faktor kekerasan
hati manusia dari pihak-pihak yang terlibat, yang mengakibatkan
perpecahan ini; namun tidak dapat dikatakan bahwa karena adanya
Paus-lah maka terjadi perpecahan. Sebab faktanya, gereja tanpa
pemimpin yang mempunyai otoritas yang dari Kristus, akan terpecah
belah dengan sendirinya, dan inilah yang terjadi pada gereja-gereja
Kristen non- Katolik yang jumlahnya mencapai 28,000 denominasi.
Agaknya firman Kristus ini dapat menjadi permenungan, “…Siapa
tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan…./ “…he
who does not gather with Me, scatters.”
(Mat 12:30)
5. Ajaran Gereja Katolik menurut sejarah (menurut catatan Anda)
Saya
tidak tahu dari mana sumbernya Anda menuliskan daftar ini. Namun dari
daftar yang Anda sebutkan itu nampaklah bahwa Anda tidak memahami
prinsip ajaran Gereja Katolik, sebab: 1) Jika baru disebutkan
definisi suatu ajaran pada tahun tertentu bukan berarti bahwa
sebelumnya ajaran itu tidak diimani. Pengumuman suatu definisi ajaran
dimaksudkan untuk menegaskan kembali apa yang sudah diimani Gereja,
dan umumnya sekaligus untuk menyatakan juga ajaran-ajaran mana yang
menyimpang dari ajaran tersebut. 2) Dalam Gereja Katolik ada ajaran
yang merupakan ajaran iman dan moral yang sifatnya dogmatik, namun
ada pula yang tidak, dan dengan demikian terdapat tingkatan dalam
ajaran-ajaran tersebut.
Berikut
ini saya menanggapi pertanyaan Anda (yang saya beri warna biru):
1. Tahun
300, Menetapkan tanda salib? Hal Tanda Salib merupakan
tradisi cara berdoa yang didasari atas iman akan Kristus yang telah
wafat di salib. Hal tanda salib ini sudah lama hidup di dalam jemaat,
dan bukan baru tahun 300.
2. Tahun
300, Berdoa bagi orang mati? Berdoa bagi orang-orang yang
sudah wafat, ini juga sudah lama dilakukan oleh Gereja (bukan baru
pada tahun 300), dan bahkan dilakukan oleh Tuhan Yesus dan para rasul
sendiri, karena hal ini dituliskan di kitab 2Mak 12: 38-45,
sedangkan kitab Makabe sendiri termasuk dalam kitab-kitab
Septuaginta, yaitu Kitab Suci yang dipergunakan oleh Kristus dan para
Rasul.
3. Tahun
320, Menetapkan penyalaan lilin? Hal penyalaan lilin
bukan ajaran iman ataupun moral dan bukan merupakan bagian dari
Tradisi Suci (pengajaran lisan Kristus dan para rasul). Ini hanya
tradisi/ kebiasaan umat beriman yang mungkin lebih berkaitan dengan
kebiasaan jemaat yang di abad- abad awal merayakan Ekaristi di bawah
tanah (katakomba) karena menghindari pengejaran/ penganiayaan
penguasa; dan hal ini dilanjutkan karena sesuai dengan simbol Kristus
sendiri dan para murid Kristus, sebagai terang dunia.
4. Tahun
375, Membuat patung malaikat dan orang kudus yang telah meninggal dan
menyembah mereka? Membuat
patung malaikat dan orang kudus tidak sama dengan menyembah mereka.
Gereja Katolik tidak
pernah mengajarkan
umatnya menyembah patung. Tentang hal patung sudah pernah dibahas di
sini, silakan
klik dan di
sini.
5. Tahun
394, Menetapkan setiap hari melaksanakan misa? Penetapan
setiap hari Misa bukan merupakan ajaran baru. Sebab hal perayaan
Ekaristi (pengajaran, persekutuan, memecah roti dan berdoa) itu sudah
dilakukan dengan tekun oleh para murid (lih. Kis 2:42).
6. Tahun
481, Mulai meninggikan Maria dengan
sebutan Bunda Allah? Ini keliru. Maria sudah disebut sebagai
Bunda Allah/ ibu Tuhan dalam Kitab Suci (lih. Luk 1:43). Dasar ajaran
mengapa Maria disebut Bunda Allah, sudah pernah dibahas di
sini, silakan
klik.
Di sana terlihat bahwa doktrin itu sudah jauh diimani
Gereja sebelum Konsili
Efesus (di tahun 431).
7. Tahun
526, Upacara pengurapan minyak pada orang menjelang kematiannya? Ini
keliru. Sebab pengurapan minyak pada orang sakit sudah dilakukan
Gereja sejak zaman para rasul dan sebagaimana dicatat dalam Kitab
Suci, Yak 5:14.
8. Tahun
593, Gregory I mengemukakan teory purgatory? Ini
juga keliru. Dasar ajaran tentang Purgatorium/ Api Penyucian adalah
dari Kitab Suci dan Tradisi Suci sebagaimana diajarkan oleh para Bapa
Gereja, yang sudah ada sebelum abad ke-6; tentang ini sudah pernah
ditulis di sini, silakan
klik.
9. Tahun
600, Berdoa kepada Maria, para orang kudus yang telah meninggal? Ini
tidak benar. Ajaran tentang persekutuan orang kudus yang tak
terpisahkan oleh maut, dasarnya adalah dari Kitab Suci, dan hal ini
sudah diimani oleh para jemaat perdana, sebagaimana pernah dibahas di
sini, silakan
klik.
Lagipula, umat Katolik tidak berdoa kepada orang kudus (seperti
berdoa kepada Allah) namun memohon dukungan doa para orang kudus.
Tentang hal ini sudah pernah dibahas di sini, silakan
klik.
10. Tahun
607-610, Boniface III adalah orang pertama yang disebut sebagai
Paus? Paus itu artinya Papa (Bapa/ Father), di sini
konteksnya adalah bapa pemimpin Gereja. Kepemimpinan Gereja sudah ada
sejak Rasul Petrus, sehingga Petrus adalah Paus yang pertama. Bahwa
istilah “Paus” itu baru digunakan abad-abad kemudian sebagai
sebutan pemimpin tertinggi Gereja di dunia, tidak mengubah maksud/
artinya, bahwa bapa pemimpin Gereja sudah ada sejak zaman Rasul
Petrus.
11. Tahun
709, Mencium kaki Paus? Ini bukan ajaran Gereja. Jika
dilakukan, itu adalah ungkapan hormat. Paus Yohanes Paulus II
mempunyai kebiasaan mencuci kaki para imam/ uskup tertentu dan
mencium kaki mereka pada saat perayaan Misa Kamis Putih. Tetapi ini
juga bukan ajaran, namun hanya ungkapan kasih yang tulus, seperti
dahulu Kristus mencuci kaki para rasul pada saat Perjamuan Terakhir.
12. Tahun
786, Menghormati kayu salib, lukisan dan benda-benda peninggalan para
orang kudus? Tentang
hal ini sudah pernah dibahas di sini, silakan
klik.
Menghormati kayu salib, bukan ajaran dogmatik. Penghormatan salib dan
peninggalan para orang kudus merupakan penghormatan dulia relatif,
silakan membaca pengertiannya di sini, silakan
klik.
13. Tahun
850, Penyediaan air kudus: percampuran garam dan air yang dilakukan
oleh imam? Pemberkatan air kudus dari air yang dibubuhi
sedikit garam itu dasarnya dari Kitab Suci, yaitu saat Allah menyuruh
Nabi Elisa untuk mencampurkan sedikit garam ke air sungai, untuk
menjadikan air itu menjadi air yang menyembuhkan penyakit (lih. 2 Raj
2:21).
14. Tahun
890, Menghormati Santo Yusuf (ayah tiri Tuhan YESUS).
Jika kita boleh menghormati ayah kita sendiri dan ayah angkat kita
(bagi yang mempunyai ayah angkat), maka tentu kita boleh menghormati
ayah angkat Yesus. Penghormatan kepada St. Yusuf ini juga sudah lama
dilakukan Gereja. St. Jerome/ Hieronimus (347-420) sudah menuliskan
tentang penghormatan kepada St. Yusuf, yang juga disebutnya sebagai
perawan yang artinya seseorang yang menjaga kemurnian tubuhnya
(chaste)
15. Tahun
995, Paus Yohanes XV untuk pertama kalinya ditetapkan sebagai orang
kudus yang telah meninggal. Hal ini tidak benar, sebab Tradisi
menghormati orang- orang kudus sudah dimulai sejak abad pertama,
yaitu saat jemaat mulai menghormati para rasul, martir (orang- orang
kudus yang dibunuh karena iman mereka), dan para orang kudus lainnya,
terutama Bunda Maria. Sudah ada banyak Paus sebelum Paus Yohanes XV
yang wafat sebagai martir dan telah dihormati sebagai orang kudus.
16. Tahun
1079, Mengumumkan sistem membujang (selibat) bagi imam.
Hal selibat para imam sudah ditetapkan sejak abad-abad awal. Hal ini
sudah pernah dibahas di sini, silakan
klik,
lihat di bawah subjudul Kenapa Imam Tidak Menikah.
17. Tahun
1190, Penjualan surat pengampunan dosa.
Ini tidak benar. Hal ini sudah pernah dibahas di sini, silakan
klik.
18. Abad
ke-12, Peter Lombard menetapkan 7 sakramen kudus. Tidak benar.
Dasar ketujuh sakramen adalah pengajaran Kristus dan para rasul.
Silakan membaca di situs ini tentang ketujuh sakramen, dan di sana
disebutkan ayat- ayat Kitab Suci yang mendukungnya.
19. Tahun
1215, Innocentius III menetapkan teori Transubstansiasi.
Istilah “transubstansiasi” memang mungkin baru digunakan di abad
12 (pertama kali oleh Uskup Agung Hildebert de Lavardin, dan kemudian
resmi diajarkan di Konsili Lateran 1215) tetapi pengertiannya bahwa
roti dan anggur itu setelah melalui perkataan Yesus (yang disebut
konsekrasi) oleh kuasa Roh Kudus diubah menjadi Tubuh dan Darah
Yesus, itu sudah dicatat di dalam Kitab Suci (Mat 26:26-29; Mrk
14:22-25; Luk 22:15-20; 1Kor 11:23-25).
20. Tahun
1215, Paus Innocentius III menetapkan para imam mewakili Allah untuk
mendengarkan pengakuan dosa orang.
Sakramen Pengakuan Dosa sudah diterapkan sejak jemaat awal,
sebagaimana pernah dibahas di sini, silakan
klik,
lihat di subjudul Bukti Sakramen Pengakuan Dosa dari Bapa Gereja.
21. Tahun
1220, Hororius III mengumumkan penghormatan air kudus. Saya
tidak memahami maksud Anda di sini. Sebab menurut pengetahuan saya
Gereja Katolik tidak menghormati air/ air kudus. Sejauh informasi
yang saya ketahui tentang Paus Honorius III (bukan Hororius) tidak
tertulis informasi tentang bahwa ia mengumumkan soal penghormatan air
kudus.
22. Tahun
1229, Konsili Valencia menetapkan larangan bagi kaum awam membaca
Alkitab.
Ini keliru. Tentang hal ini sudah pernah dibahas di sini, silakan
klik.
23. Tahun
1251, Simon Stock dari Inggris memugar kuburan-kuburan orang kudus
(Scapular-kuburan KRISTUS). Bukan merupakan hal yang salah
dengan memugar kuburan.
24. Tahun
1439, Konsili Florence menetapkan doktrin Purgatory.
Dasar ajaran tentangPurgatory/
Api Penyucian adalah Kitab Suci dan Tradisi Suci dan ini sudah lama
diimani Gereja, bukan hanya baru pada tahun 1439. Tentang hal
ini silakan
klik.
25. Tahun
1545, Konsili Trent mengumumkan tradisi gereja mempunyai otoritas
yang setara dengan Alkitab. Yang mengajarkan bahwa Tradisi
Suci (yaitu ajaran lisan dari Kristus dan para rasul) adalah Kitab
Suci, sebagaimana disebutkan dalam 2Tes 2:15. Konsili Trent hanya
menegaskannya kembali saja.
26. Tahun
1546, Konsili Trent menetapkan Deuterokanonika sebagai bagian dari
Alkitab.
Kitab-kitab Deuterokanonika sudah ada sejak Kitab Suci pertama
ditetapkan dalam Kanon yang ditentukan oleh Paus Damasus I di tahun
382. Silakan membaca tentang asal usul Kitab Suci di sini, silakan
klik,
dan tentang Kitab-kitab Deuterokanonika, silakan
klik di sini.
27. Tahun
1854, Paus Pius IX dengan resmi mengumumkan ajaran resmi dikandung
tanpa dosa (Immaculate Conception of Mary). Dasar ajaran tentang
Bunda Maria dikandung Tanpa noda adalah Kitab Suci dan Tradisi Suci,
sebagaimana diajarkan oleh para Bapa Gereja, dan telah lama diimani
oleh Gereja. Tahun 1854 itu hanya merupakan penegasan kembali tentang
ajaran itu. Tentang dasar ajaran ini, silakan membaca di
sini, silakan
klik.
28. Tahun
1870, Konsili Vatikan mengumumkan ajaran ketidaksalahan Paus dalam
iman kepercayaan dan hidup moral.
Tentang infalibilitas Paus itu hanya terbatas jika Paus menyatakan
ajaran tentang iman dan moral, dalam kapasitasnya sebagai penerus
Rasul Petrus, dan jika ajaran ini berlaku untuk seluruh Gereja
universal. Tentang hal ini sudah pernah dibahas di sini, silakan
klik.
29. Tahun
1950, Paus Pius XI mengumumkan Maria naik ke surga.
Pernyataan ini salah. Gereja Katolik tidak mengajarkan bahwa Maria
naik ke surga, tetapi bahwa Bunda Mariadiangkat oleh
Allah ke surga. Dasarnya sudah pernah dipaparkan di sini, silakan
klik.
Tahun 1950 hanya merupakan tahun ditegaskannya kembali dan
disampaikan penjelasannya secara definitif, namun bukan baru pada
saat itu ajaran tersebut diajarkan. Perlu diketahui bahwa ada
perbedaan yang besar antara ‘naik ke surga’ dengan ‘diangkat ke
surga’; sebab keadaan yang pertama terjadi atas kuasanya sendiri
sedangkan yang kedua hanya atas kuasa Allah. Maka yang naik ke surga
adalah Tuhan Yesus, sedangkan Bunda Maria tidak ‘naik’ ke surga
tetapi ‘diangkat’ ke surga oleh Allah.
30. Tahun
1965, Paus Paulus VI mengumumkan Maria sebagai Ibu gereja.
Yang memberikan Bunda Maria agar menjadi ibu dari para murid-Nya
adalah Kristus sendiri (lih. Yoh 19:26-27). Maka sudah sejak awal
mula Bunda Maria memang berperan sebagai ibu bagi Gereja (jemaat).
Bahkan para pendiri Gereja Protestan juga mengajarkan bahwa Bunda
Maria adalah Bunda Gereja. Tentang dasar ajaran Bunda Maria sebagai
Bunda Gereja, silakan
klik di sini.
Jadi
nampaknya Anda salah paham di sini. Sebab yang terjadi dalam sejarah
Gereja Katolik adalah apa yang disebut perkembangan ajaran
(development
of doctrine)
dari suatu ajaran yang sudah ada, yang ditegaskan kembali dengan
rumusan yang lebih lengkap; namun bukan merupakan penambahan ataupun
perubahan doktrin.
6. Gereja Rasuli adalah Gereja Reformasi abad ke 16?
Atas
dasar apa Anda berpandangan seperti ini, dan Gereja Reformasi yang
mana yang dimaksud di sini? Sebab Gereja Reformasi itu malah
menghapuskan ataupun mengubah apa yang telah ada sejak awal mula
diajarkan oleh para rasul dan diimani oleh Gereja, seperti: Perjamuan
Ekaristi dimana Kristus sungguh hadir dan bukan hanya sekedar simbol,
persekutuan orang kudus yang tak terputus oleh maut, kepemimpinan
Rasul Petrus dan para penerusnya, dst.
Setelah
abad ke-16 malah terjadi beribu-ribu denominasi yang mengajarkan
ajaran yang berbeda- beda, sehingga tidak dapatlah dikatakan bahwa
gereja- gereja reformasi itu mempertahankan keseluruhan ajaran para
Rasul. Prinsip “hanya Kitab Suci saja” (Sola
Scriptura)
sebagai dasar iman itu malah tidak diajarkan oleh para rasul dan
tidak diajarkan dalam Kitab Suci. Tentang hal ini sudah pernah diulas
di sini, silakan
klik.
7. Petrus pendiri Gereja Katolik?
Gereja
Katolik tidak pernah
mengajarkan demikian, dan kami di Katolisitas juga tidak pernah
menuliskan demikian. Gereja didirikan oleh Kristus, namun Kristus
mengatakan bahwa Gereja-Nya ini didirikan di atas Rasul Petrus (lih.
Mat 16:17-19), dan bahwa tugas kepemimpinan Gereja-Nya diberikan
kepada Petrus (lih. Yoh 21:15-17). Demikian juga, istilah yang
digunakan dalam Yoh 21:16, “Gembalakanlah [pomaine]
domba-domba-Ku” artinya mengatur.
Maka
tidak benar jika dikatakan sistem kepemimpinan/ kepausan tidak
didirikan oleh Kristus. Yang mengangkat Petrus adalah Kristus
sendiri, dan ini dicatat di dalam Kitab Suci, sebagaimana disebutkan
di atas Tentang Keutamaan Petrus menurut Kitab Suci,silakan
klik di sini;
tentang Petros dan Petra, silakan
klik;
tentang kunci-kunci Kerajaan Surga, klik
di sini.
Setelah Petrus, kepemimpinan dilanjutkan oleh Linus, dan ini dicatat
oleh tulisan para Bapa Gereja, antara lain oleh Tertulian
dalam Adversus
Marcionem,
sebagaimana telah diulas di sini, silakan
klik;
yang mengindikasikan bahwa Linus menerima kursi kepemimpinannya dari
Petrus di mana Rasul Petrus sendiri telah duduk.
Yang
mendirikan Gereja di Roma adalah Rasul Petrus dan Paulus, ini pernah
diulas di sini,silakan
klik.
Petrus
memang menikah, namun setelah mengikuti Kristus ia tidak lagi hidup
sebagai suami istri dengan istrinya, melainkan sebagai saudara. St.
Klemens dari Aleksandria (195) menulis
tentang hal ini demikian, “Petrus dan Filipus mempunyai anak-anak,
dan Filipus menyerahkan anak perempuannya untuk menikah. …
Bagaimanapun juga, para rasul lainnya, dalam keselarasan dengan
pelayanan mereka yang khusus, mempersembahkan diri mereka sepenuhnya
untuk mengabarkan Injil tanpa ada pengalih-perhatian dalam bentuk
apapun. Pasangan hidup mereka turut pergi bersama-sama mereka dalam
pelayanan, tetapi bukan sebagai isteri, melainkan sebagai saudara
perempuan, supaya mereka bisa turut melayani dan mengabarkan Injil
kepada para wanita dan ibu rumah tangga.”[1]
Selanjutnya
tentang keutamaan Rasul Petrus di antara para rasul lainnya, selain
dapat dilihat melalui banyak ayat dalam Kitab Suci, dapat juga dibaca
dari kesaksian para Bapa Gereja, di antaranya, tulisan St. Klemens
dari Aleksandria, “Oleh karena itu, setelah mendengarkan perkataan
itu, Rasul
Petrus yang
terberkati, yang terpilih dan yang
utama, yang pertama dari para murid,
yang hanya kepadanya Tuhan Yesus sendiri menghormatinya [Mat 17:27],
dengan cepat menangkap dan memahami perkataan tersebut.”[2]
Demikian juga St. Cyprian dari Carthage, mengajarkan, “Memang para
rasul yang lain ada di mana Petrus berada, namun
keutamaan diberikan kepada Petrus,
di mana sudah dinyatakan dengan jelas bahwa hanya ada satu Gereja dan
satu kursi kepemimpinan…. Hanya ada satu Tuhan dan satu Kristus,
dan satu Gereja dan satu kursi kepemimpinan yang didirikan di atas
Petrus, oleh perkataan Tuhan Yesus. Tidaklah mungkin untuk membangun
altar yang lain atau imamat yang lain di samping altar yang satu dan
imamat yang satu itu. Siapapun yang berkumpul di luar kesatuan itu,
akan tercerai berai.”[3].
St. Yohanes Krisostomus, juga mengajarkan hal serupa, “Petrus
sendiri adalah pemimpin kepala para Rasul,
yang pertama di dalam Gereja, sahabat Kristus, yang menerima wahyu
bukan dari manusia tetapi dari Allah Bapa…”[4]
8. Paulus tidak menafikan perpecahan?
Anda
mengatakan, “Pertama-tama Paulus sendiri
tidak menafikan perpecahan kalau itu diperlukan!” lalu
Anda mengutip ayat 1Kor 11:19.
Jika
Rasul Paulus mengatakan demikian, itu disebabkan karena memang di
jemaat di Korintus sudah terjadi perpecahan jemaat yang disebabkan
bukan karena kehendak Allah tetapi karena kekerasan hati manusia.
Maka karena kesombongan dan penyimpangan hati manusialah terjadi
perpecahan ataupun ajaran yang menyimpang; namun demikian Allah tetap
dapat bekerja dalam keadaan sedemikian untuk mendatangkan kebaikan,
yaitu melalui keadaan tersebut Ia menyatakan orang- orang yang teguh
beriman dan menjadikan iman mereka semakin kuat. Walaupun demikian,
Kitab Suci tetap mengajarkan kepada kita, “Celakalah dunia dengan
segala penyesatannya: memang penyesatan harus ada, tetapi celakalah
orang yang mengadakannya.” (Mat 18:7). Dengan prinsip ini St.
Agustinus mengajarkan, “Let
us use heretics not so as to approve their errors, but to make us
more wary and vigilant, and more strenuous in defending Catholic
doctrine against their deceits.”
Terjemahannya: “Mari kita menggunakan para heretik itu bukan untuk
menyetujui kesalahan-kesalahan mereka, tetapi untuk membuat kita
menjadi semakin waspada dan berjaga, dan semakit kuat dalam
mempertahankan ajaran Katolik melawan penyimpangan-penyimpangan
mereka.”[5]
9. Kitab Suci yang tertinggi dan satu-satunya otoritas tertinggi?
Fakta
menunjukkan tidak demikian, sebab Sola Scriptura (Kitab Suci saja)
tidak diajarkan dalam Kitab Suci itu sendiri. Tentang hal ini sudah
pernah dibahas, silakan
klik.
10. Gereja adalah manusianya dan bukan gedung, organisasi, institusi, hirarki, sakramen, dst?
Gereja
memang bukan hanya gedung. Gereja (ekklesia) adalah jemaat, yang
punya dimensi ilahi dan manusiawi. Di antara jemaat ini, ada orang-
orang tertentu yang berperan sebagai pemimpin; seperti halnya pada
saat zaman Kristus sendiri. Fakta bahwa Yesus menghendaki hirarki
dalam Gereja-Nya nyata bahwa dalam karya-Nya Ia memilih 12 rasul (Mat
4:18-22; Mrk 1:16-20; Luk 5:1-11) dan juga kemudian ke 70 murid (Luk
10:1). Jika Kristus tidak menghendaki semacam susunan dalam jemaat,
tentu Ia tidak perlu memilih mereka- mereka ini. Maka, adanya susunan
hirarki dalam Gereja justru terbentuk sesuai dengan kehendak Kristus,
yang mendirikan Gereja-Nya di atas Rasul Petrus (lih. Mat 16:18).
Seseorang yang dengan tekun membaca Kitab Suci akan menemukan
banyaknya ayat dalam Kitab Suci yang menunjukkan keutamaan rasul
Petrus jika dibandingkan dengan rasul- rasul lainnya, seperti pernah
secara khusus dibahas di artikel ini, silakan
klik.
Di dalam konsili Yerusalem (49-50) pada saat terjadi konflik jemaat
tentang masalah sunat; Rasul Petruslah yang membuat keputusan;
walaupun kemudian Rasul Yakobus yang berbicara dalam khotbah penutup.
Maka walau benar semua rasul dan penatua yang melayani dalam sidang
itu, namun di dalam sidang itu tetap berdiri seorang pemimpin yang
memutuskan, terutama jika terjadi konflik ataupun perbedaan
pandangan, dan peran ini dilaksanakan oleh Rasul Petrus dan
selanjutnya oleh para penerusnya. Keutamaan Uskup Roma/ Paus (penerus
Rasul Petrus) juga secara khusus nampak pada surat St. Klemens yang
ditujukan kepada jemaat di Korintus untuk menyelesaikan konflik yang
terjadi di sana, seperti pernah dibahas di sini, silakan
klik.
Maka
hal kepemimpinan dalam Gereja juga diajarkan oleh Kristus.
Selanjutnya tentang asal usul hirarki dalam Gereja, klik di sini.
Walaupun demikian Anda benar, bahwa Gereja bukan semata organisasi
ataupun hirarki, sebab Gereja juga adalah Persatuan dengan Kristus,
yaitu sebagai Tubuh Mistik Kristus dan Mempelai Kristus (lih. Ef
5:22-33). Selain itu, Gereja adalah Sakramen keselamatan, artinya
sarana untuk menuju kepada keselamatan; Gereja juga adalah pewarta
Kabar Gembira, dan pelayan Kristus. Jadi Gereja itu mencakup tujuan
keselamatan, dan sekaligus sarana untuk mencapai keselamatan itu.
11. Cikal bakal Gereja berpusat di Yerusalem?
Gereja
pertama memang resmi berdiri di Yerusalem, pada saat Pentakosta.
Namun adalah kehendak dan perintah Yesus agar para murid mewartakan
Kabar Gembira ke seluruh dunia (lih. Kis 1:8). Oleh karena itu Rasul
Petrus dan Paulus menuju Roma, yang adalah pusat dunia saat itu,
untuk mendirikan Gereja di sana; dan Gereja itulah yang tetap eksis
sampai sekarang, yang memimpin Gereja Katolik di seluruh dunia.
12. Gereja Roma Katolik adalah gereja lokal?
Dengan
demikian anggapan Anda bahwa Gereja Katolik yang berpusat di Roma
adalah gereja lokal adalah anggapan yang keliru. Silakan Anda membaca
tentang keutamaan Gereja Roma, yang jelas dituliskan dalam dokumen
awal Gereja, silakan
klik;
dan catatan para Bapa Gereja di lima abad pertama, silakan
klik.
Di sana nampak bahwa Gereja Roma bukan gereja lokal, sebab
Gereja-gereja lain di seluruh dunia mengakui kepemimpinan Gereja Roma
di bahwa pimpinan bapa Paus.
13. Sejarah jabatan gerejawi
Anda
benar bahwa urutan kepemimpinan Gereja adalah diakon, presbiter
(imam) dan uskup. Selain hal tersebut dicatat dalam Kitab Suci (yang
ayat-ayatnya telah Anda sebutkan). Hal hirarki dalam Gereja merupakan
kehendak dari Kristus sendiri dan sejak abad awal telah ada dalam
Gereja, dan ini tercatat dalam tulisan para Bapa Gereja, terutama
oleh St. Ignatius dari Antiokhia (110) dan St. Klemens dari
Aleksandria (150-215), sebagaimana dijabarkan di sini, silakan
klik.
Namun
demikian sudah sejak awal Gereja Roma memegang kepemimpinan dari
seluruh Gereja lokal yang dipimpin oleh uskup ataupun patriarkh,
sebagaimana telah disebutkan di atas. Maka tidak benar bahwa sistem
kepemimpinan kepausan baru dimulai di abad ke-4, seperti yang Anda
tuliskan. Sebutan Paus (papa) sesungguhnya dulu mempunyai arti yang
lebih luas. Di Gereja Timur digunakan sebagai sebutan imam. Namun di
Gereja Barat, sejak awalnya digunakan untuk sebutan Uskup[6].
Walaupun benar bahwa kemungkinan di abad ke-4 istilah Paus digunakan
untuk sebutan Uskup Roma (Paus Siricius 398), namun sistem
kepemimpinan Gereja Roma sudah ada sejak abad pertama dan istilah
tersebut tidak bertentangan dengan Kitab Suci. Rasul Paulus
menyebutkan dirinya sebagai bapa bagi umat di Korintus (1 Kor 4:15)
dan bapa rohani bagi Timotius (1 Tim 1:2, 2 Tim 1:2), dan bagi Titus
(Tit 1:4). Maka sebagai menerus Rasul (yaitu Rasul Petrus), Paus juga
mempunyai peran sebagai bapa bagi umat beriman, sebagaimana Rasul
Paulus kepada umat di Korintus.
Selanjutnya,
kepemimpinan Paus Leo I Agung (440-461) adalah karena ia merupakan
Paus yang cukup tegas dalam menolak ajaran- ajaran sesat yang
berkembang pada saat itu yaitu ajaran Pelagianisme,
Manichaeisme yang saat itu diajarkan oleh kaum Vandals, dan juga
Nestorianisme dan Monophysitisme. Ajarannya yang terkenal adalah the
Tome of Leo, yang terjemahannya ada di sini, silakan
klik.
Maka kepemimpinan Paus Leo sebagai penerus Rasul Petrus adalah dalam
kapasitasnya sebagai pengajar iman, yang dengan setia mengajarkan apa
yang diajarkan oleh para Rasul. Yang meneguhkan bahwa Paus Leo
sebagai penerus Rasul Petrus adalah para Uskup yang hadir (sekitar
600 orang dan hampir semua adalah perwakilan dari Gereja- gereja
Timur) dalam Konsili Kalsedon (451). Silakan membaca lebih lanjut di
link ini tentang pernyataan Konsili Kalsedon tersebut, silakan
klik.
Jadi
anggapan Anda, “Sudah tentu klaim sepihak
bishop Roma ini ditolak mentah mentah oleh Bishop penting lainnya
yang berada di Timur seperti Yerusalem, Konstantinopel, Alexandria
dan Antiokia,” tidaklah benar.
Sedangkan
kepemimpinan Paus Gregorius I Agung (540-604) nyata karena
pengajarannya tentang prinsip- prinsip tugas penggembalaan para uskup
dan imam, yang mengajarkan sifat kebapaan, yang ia sendiri lakukan
dalam kehidupannya sebagai pemimpin. Maka istilah “holy
father”
yang mulai dikenal untuk ditujukan kepada Paus, itu didasari atas
ajaran bahwa Paus dalam tugasnya sebagai gembala umat, melakukan
tugas kebapaan, dan mengambil bagian dalam peran kebapaan Allah. Hal
ini tidaklah bertentangan dengan Kitab Suci, dan tentang hal ini
sudah pernah dibahas di sini, silakan
klik.
Tentang
permasalahan antara Paus Gregorius I dengan Yohanes IV (John IV the
Faster) pemuka Gereja Konstantinopel, silakan membaca di
sini, silakan
klik.
14. Sepak terjang Paus Roma sejak abad ke-7
1)
Tentang Perang Salib, silakan membaca di artikel ini, yaitu di point
18, silakan
klik
2)
Tentang Tiara
Tiara
adalah mahkota yang digunakan para Paus kemungkinan sejak abad ke-8,
sampai abad ke 20. Sejak 1143 sampai 1963, tiara dipasangkan ke
kepala Paus pada saat penobatannya menjadi Paus. Tiara yang juga
menunjukkan adanya tiga tingkat mahkota merupakan simbol tiga misi
Kristus yang tak terpisahkan, yaitu sebagai Imam, Nabi dan Raja.
Namun demikian sering makna itu disalahartikan menjadi semacam
lambang kekuasaan, sehingga bahkan ada banyak orang menyangka bahwa
tiara adalah tanda Paus yang gila hormat, sebagaimana yang Anda
kutip.
Kemungkinan
untuk menepis kesalahpahaman ini, maka Paus Paulus VI meninggalkan
kebiasaan penggunaan tiaranya setelah Konsili Vatikan II dan secara
simbolis meletakkannya di altar Basilika St. Petrus, dan
menyumbangkan nilai harganya kepada kaum miskin. Penerus Paus Paulus
VI, Paus Yohanes Paulus I, memutuskan untuk tidak mengadakan upacara
pemberian mahkota/ tiara tersebut, dan menggantikannya dengan upacara
Inagurasi Pontifikat Tertinggi. Setelah Yohanes Paulus I wafat dan
Paus Yohanes Paulus II menggantikannya, ia juga tidak menggunakan
tiara itu. Paus Yohanes Paulus II mengatakan:
“Paus
terakhir yang dimahkotai adalah Paus Paulus VI di tahun 1963, tetapi
setelah upacara pemahkotaan yang agung itu ia tidak pernah
menggunakan tiara itu lagi dan meninggalkan kebebasan kepada para
Penerusnya untuk memutuskan tentang hal ini. Paus Yohanes Paulus I,
yang kenangannya masih sangat jelas di hati kita, tidak menginginkan
tiara tersebut; demikian juga Penerusnya [yaitu Paus Yohanes Paulus
II] sekarang ini. Ini bukanlah waktu untuk kembali ke suatu upacara
dan suatu obyek/ benda yang dianggap, secara salah, sebagai simbol
kekuasaan dunia para Paus. Zaman kita ini memanggil kita, mendesak
kita, mewajibkan kita untuk memandang kepada Tuhan dan menenggelamkan
kita di dalam kerendahan hati dan permenungan yang khusuk akan
misteri kuasa yang tertinggi dari Kristus sendiri.”[7]
4)
Tentang Infalibilitas, sudah pernah dibahas di artikel ini, yaitu di
point 1, silakan
klik.
Jika dipahami makna infalibilitas dan persyaratannya, maka hal ini tidak ada kaitannya dengan ambisi kuasa Kepausan. Ajaran tentang jaminan bahwa Kristus akan menyertai Petrus dalam memimpin Gereja-Nya, dengan memberinya kuasa mengajar kepadanya, itu sudah diajarkan dalam Kitab Suci (lih. Mat 16:17-19). Maka memang bukan Petrus yang mengklaim dirinya mempunyai kuasa ini, namun Kristus yang memberikan kuasa ini kepadanya, dan Konsili Vatikan I hanya menegaskan kembali pengajaran Kristus ini.
Jika dipahami makna infalibilitas dan persyaratannya, maka hal ini tidak ada kaitannya dengan ambisi kuasa Kepausan. Ajaran tentang jaminan bahwa Kristus akan menyertai Petrus dalam memimpin Gereja-Nya, dengan memberinya kuasa mengajar kepadanya, itu sudah diajarkan dalam Kitab Suci (lih. Mat 16:17-19). Maka memang bukan Petrus yang mengklaim dirinya mempunyai kuasa ini, namun Kristus yang memberikan kuasa ini kepadanya, dan Konsili Vatikan I hanya menegaskan kembali pengajaran Kristus ini.
Selanjutnya,
tentang tanggapan kami tentang tuduhan Babel besar atau Pelacur
Babilon (the
Whore of Babilon)
yang sering ditujukan kepada Gereja Katolik, sudah pernah dibahas di
sini, silakan
klik.
5)
Tentang tanggapan tentang keberatan akan beberapa Paus, sudah pernah
dibahas di sini, silakan
klik.
Gereja Katolik tidak menutup-nutupi jika dahulu memang ada para Paus
yang hidupnya tidak sesuai dengan panggilannya sebagai penerus Rasul
Petrus.
Namun
bagi saya, walaupun sejarah mencatat beberapa Paus yang
kontroversial, itu tidak menggoyahkan iman saya, dan malah
sebaliknya, makin meyakinkan saya akan janji kesetiaan Kristus untuk
menyertai Gereja-Nya sampai akhir jaman (Mat 28:20). Sebab jika hal
itu terjadi pada organisasi manusia, maka organisasi itu sudah bubar
sejak lama. Namun karena Kristus menjaganya dengan Roh Kudus-Nya,
maka Gereja Katolik tetap eksis sampai sekarang.
6)
Tentang Why 2:2, yang Anda jadikan dasar untuk mengingatkan kami,
berbunyi demikian:
“Aku
tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun ketekunanmu. Aku
tahu, bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat,
bahwa engkau telah mencobai mereka yang menyebut dirinya rasul,
tetapi yang sebenarnya tidak demikian, bahwa engkau telah mendapati
mereka pendusta.”
Ayat
ini ditujukan oleh Rasul Yohanes kepada jemaat di Efesus, yang dipuji
ketekunannya oleh Rasul Yohanes untuk menolak para rasul yang palsu
(false
apostles).
Yang dimaksud rasul palsu di sini pada saat itu adalah kaum
Nicolaites, yaitu sekte sesat yang berkembang di Efesus. Namun jika
ayat ini ingin dihubungkan dengan keadaan jemaat saat ini, maka
peringatan dari Rasul Yohanes ini sama- sama ditujukan kepada Anda
dan saya, dan semua umat Kristen lainnya; jadi bukan hanya kepada
umat Katolik saja. Ayat ini mengingatkan kita agar tekun menolak
ajaran- ajaran yang bukan berasal dari para rasul. Maka penting di
sini kita mengetahui terlebih dahulu apakah ajaran para rasul yang
sesungguhnya, sehingga kita dapat menolak ajaran lain yang
menyimpang. Umat Katolik percaya bahwa ajaran yang diajarkan oleh
Gereja Katolik adalah ajaran yang berasal dari para Rasul, yang telah
dengan setia diturunkan oleh para penerus mereka.
Demikianlah
tanggapan yang dapat saya sampaikan tentang pernyataan Anda. Untuk
selanjutnya, jika Anda ingin melanjutkan dialog, pilihlah satu topik
saja, sehingga pembahasan dapat menjadi lebih fokus. Silakan membaca
terlebih dahulu ulasan tentang topik yang terkait, agar tidak terjadi
pengulangan pertanyaan dan pembahasan, karena sebagian besar topik
yang menjadi keberatan Anda sudah pernah dibahas di situs ini. Bagi
saya, dengan membaca pernyataan Anda, saya semakin menyadari bahwa
memang terdapat banyak kesalahpahaman dari saudara-saudari non-
Katolik, akan apa yang mereka pandang sebagai ajaran Gereja Katolik
(padahal sesungguhnya ajarannya tidak demikian). Dengan menanggapi
kesalahpahaman itulah saya belajar, dan bahkan saya menjadi semakin
mantap dengan ajaran iman Katolik. Untuk itu, malah saya berterima
kasih kepada Anda.
Salam
kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar