Mengasihi Sesama

Mengasihi Sesama
Ibu Theresa dari Calcuta

Senin, 12 Desember 2016

RENUNGAN MENJELANG NATAL 2016

Untuk kesekian kali, bulan Desember menjelang. Masa Advent telah mencapai minggu yang ke tiga. Lantas apa yang menjadi pengisi batin dan hati kita dalam merayakan Lahir-Nya , DIA, Sang Juru selamat di tahun ini ? Menapaki jalan panggilan sebagai orang katolik, khususnya, bagi saya, terasa penuh dengan rasa malu. Sekian puluh tahun, anugerah-Nya, seakan terabaikan. Kapan Yesus, pengasihku, lahir di hati? Siapa yang menghantar Yesus ke dalam hati? Mengapa selama ini, aku mengisi, kasih-Nya dengan acuh tak acuh. Dimanakah kasih semula yang kupunyai? 

Terpikirlah bahwa, memperoleh Kristus Yesus di dunia ini, tak dapat lepas dari ingatan akan St. Perawan Maria dan St. Yosef.

St. Maria, mengandung Yesus, dari Roh Kudus. Maria seorang gadis muda yang murni, dia disiapkan dan dipilh Allah untuk tempat kediaman-Nya. Tentulah dia, seorang yang murni hati, murni tubuh dan murni jiwa raganya. Hal ini menunjukkan bahwa Yesus mencintai kemurnian diri, bagi orang yang mendambakan kebersamaan dengan-Nya.

Maka, bagi kita yang akan dan ingin menyambutnya secara istimewa, dibutuhkan pembersihan diri. Gereja kita, Gereja Katolik, memiliki sarana pembersihan ini, yakni sakramen pengakuan dosa. Jika kita ingin menerima-Nya dengan sebaik-baiknya, marilah kita bersama mempersiapkan diri kita dengan menjalankan sakramen ini sebaik-baiknya. Bagi kita pendosa ini, betapa tidak layaknya , memeluk dia dalam 'rahim' yang penuh dosa, tetapi KASIHNYA begitu besar pada kita, DIA menghampiri kita para pendosa, dan IA memberikan kita sarana memurnikan diri, mengapa? Karena IA ingin kita merangkul-Nya.

St. Yosef, dipilih menjadi 'ayah atau bapa Yesus', karena dia , seorang pria yang lurus hati, juga murni. Yang memiliki rahmat menjaga kekudusan St.Maria, seorang yang dengan sekuat tenaga melayani kebutuhan hidup istrinya dan anaknya Yesus. Yang pontang panting harus melakukan perjalanan ke Mesir ketika harus menyelamatkan puteranya karena terancam Herodes, yang membunuh anak-anak tak berdosa karena kelahiran Yesus. Yang di dalam kemiskinannya, sekuat daya mengupayakan makanan dan minuman bagi sang Penyelamat dan isterinya. Dia yang dengan segala daya seorang pria, bersungguh-sungguh menjadi suami dan ayah bagi keluarga kudus.

Maka, bagi kita yang akan menyambut Yesus secara istimewa, dalam masa adven ini, di dorong untuk memberikan makanan dan minuman, bagi 'bayi-bayi' dan 'ibu-ibu' disekitar kita, bukan dalam jumlah fantastis yang membuat orang berdecak kagum, melainkan dalam KASIH TULUS. Karena bisa jadi derma yang kita siapkan, kita siapkan bagi putera dan puteri kita sendiri di rumah, yang selama ini, barangkali, kita mencukupinya dengan materi semata, tetapi ... barangkali, sentuhan, pelukan, kecupan manis ... bisa jadi jarang kita berikan. Bagi masyarakat sekitar, masih banyak diantara kita yang semakin 'eksklusif' dan karenanya jarang bersosialisasi dengan masyarakat sekitar, mari kita mulai mengusahakan lagi bersosialisasi, tidak mudah, bisa juga di tolak, dicurigai ... atau dicemooh. Bagi fakir miskin, sediakanlah jumlah derma yang disiapkan dengan tulus.

Selamat menyambut, DIA, Sang Bayi Kudus, dalam diri yang dibersihkan, dan silih yang kita lakukan melalui derma tulus yang berbentuk perhatian dan sebagian rezeki kita.

Minggu, 27 November 2016

PERSIAPAN DIRI SEBELUM MENGIKUTI MISA KUDUS !!!

SERINGKALI,  saat kita akan Misa, kita kurang memperhatikan hal-hal berikut :

  1. kepada siapa? kita akan menghadap ! (Jika kita diundang ke perjamuan syukur seorang pengusaha besar atau tokoh penting, akankah saya berpakaian ..., bersepatu ..., ber ...)
  2. waktu kita hendak berangkat, apakah 30 menit sebelumnya, 5 menit ? 1 jam ? Atau cuek aja, mau terlambat atau tidak yang penting ... santap aja ( dalam artian asal sempat terima hosti kudus aja)
  3. dll ... dlsb
Nah, ke timbang kita berbuat salah dan dosa dalam sikap kita, sebaiknya kita ikuti Khotbah St. Yohanes Maria Vianney berikut :


Pemikiran Dalam Perjalanan ke Gereja
Ketika kewajiban memanggil kita datang ke tempat-Nya yang kudus, tidakkah orang akan mengatakan bahwa kita lebih menyerupai kriminal-kriminal yang digiring ke hadapan hakim untuk dijatuhi hukuman aniaya yang paling ngeri, daripada sebagai umat Kristiani yang oleh kasih semata dihantar kepada Tuhan? Betapa amat butanya kita, saudara-saudaraku terkasih, memiliki minat yang begitu sedikit terhadap hal-hal surgawi, sementara pada saat yang sama kita begitu terpikat oleh hal-hal duniawi! Sungguh, apabila masalahnya menyangkut hal-hal duniawi atau bahkan kenikmatan, semua orang akan terpikat olehnya. Mereka akan memikirkannya jauh sebelumnya. Mereka akan asyik merenungkannya.

Tetapi, sayangnya, apabila masalahnya menyangkut salah satu pelayanan kepada Tuhan dan keselamatan jiwa-jiwa kita yang malang, maka seluruhnya akan menjadi masalah rutinitas dan keacuhan yang tak terpahami.

Andai, seseorang hendak berbicara kepada seorang yang amat penting atau berpengaruh untuk memohon bantuannya. Ia akan sibuk memikirkan hal itu jauh sebelumnya. Ia akan meminta nasehat dari mereka yang menurutnya lebih berpendidikan atau lebih berpengalaman dari dirinya sendiri guna mencari tahu bagaimana sebaiknya ia berbicara kepada orang ini. Ia akan menghaturkan diri di hadapan orang penting itu dengan segala kerendahan hati serta penuh hormat. Tetapi, apabila orang datang ke rumah Tuhan, ah, tidak ada lagi hal semacam itu. Tak seorang pun memikirkan apa yang akan ia lakukan atau apa yang akan ia mohonkan kepada Tuhan.

Katakanlah, saudara-saudaraku terkasih, siapakah gerangan yang, sementara dalam perjalanan ke gereja, mengatakan kepada dirinya sendiri: Kemanakah aku hendak pergi?

Adakah ke rumah seorang rakyat jelata atau ke istana seorang raja? Ah, tidak, tetapi ke rumah Tuhan-ku, ke tempat tinggal Dia yang mengasihiku lebih dari Diri-Nya Sendiri, sebab Ia wafat bagiku, yang mata-Nya yang penuh belas kasihan melihat segala tindakanku, yang telinga-Nya yang seksama memberikan perhatian pada doa-doaku, senantiasa sedia mendengarkan doa-doaku dan mengampuniku. Dipenuhi dengan pemikiran-pemikiran saleh ini, mengapakah kita tak hendak berseru bersama Raja Daud yang kudus, “Wahai jiwaku, bersukacitalah sebab engkau akan memasuki rumah Tuhan,” guna menyampaikan sembah sujudmu kepada-Nya, guna menyatakan kebutuhan-kebutuhanmu kepada-Nya, guna mendengarkan sabda ilahi-Nya, guna memohon rahmat dari-Nya.

Oh, apakah gerangan yang harus kukatakan kepada-Nya, rahmat apakah yang harus aku mohon daripada-Nya, betapa syukur terima kasih harus aku sampaikan kepada-Nya! Aku akan berbicara kepada-Nya mengenai segala kekhawatiranku, dan aku tahu bahwa Ia akan menghiburku. Aku akan mengakui kesalahan-kesalahanku di hadapan-Nya, dan Ia akan mengampuniku. Aku akan berbicara kepada-Nya mengenai keluargaku, dan Ia akan memberkatinya dengan aneka rupa belas kasihan. Ya, Tuhan-ku, aku hendak sujud menyembah-Mu di bait-Mu yang kudus, dan aku akan pulang dari sana dengan dipenuhi segala macam rahmat dan berkat.

Katakanlah, saudara-sudaraku terkasih, adakah pemikiran yang demikian mengisi benak kalian ketika kewajiban agama memanggil kalian ke gereja?

Adakah pemikiran-pemikiran macam itu sungguh ada dalam benak kalian, setelah kalian memboroskan sepanjang pagi itu dengan memperbincangkan jual beli kalian, atau sekurang-kurangnya, hal-hal lain yang sama sekali tak berguna? Kalian datang dengan tergesa-gesa untuk mendengarkan Misa yang kerap kali telah setengah selesai.

Sungguh malang! Andai aku berani mengungkapkan dalam kata-kata berapa banyak yang mengunjungi dewa kemabukan sebelum mengunjungi Pencipta mereka; dan, datang ke gereja setengah mabuk, mereka akan berbicara dan menyibukkan diri dengan hal-hal duniawi tepat di depan pintu gereja! Oh! Tuhan terkasih! Adakah ini umat Kristiani, yang sepatutnya hidup bagai malaikat-malaikat di atas bumi?

Bagaimanakah dengan kalian, para wanita yang baik, adakah pikiran kalian lebih baik sekarang setelah kalian memenuhi benak kalian dan memboroskan sebagian waktu kalian dengan memikirkan bagaimana kalian akan berbusana, sehingga kalian dapat menyenangkan hati orang-orang yang kalian kenal; dan kemudian kalian datang ke tempat di mana sepatutnya kalian datang hanya untuk menangisi dosa-dosa kalian?

Sungguh, terlalu sering imam telah menaiki tangga altar sementara kalian masih berputar-putar, mematut diri di depan cermin. Ah, Tuhan terkasih! Adakah ini sungguh umat Kristiani yang telah menempatkan Engkau sebagai Teladan mereka, Engkau, yang sepanjang hidup-Mu Engkau lewatkan di tengah cemooh dan airmata? Dengarlah, nonaku terkasih, akan apa yang harus diajarkan St Ambrosius, Uskup Milan, kepadamu. Suatu hari, sementara ia berada di pintu masuk gereja, ia melihat seorang perempuan muda datang dengan mengenakan busana yang ditata dengan amat cermat. Ia bertanya kepadanya, “Kemanakah engkau hendak pergi, nona?” Perempuan itu mengatakan bahwa ia hendak ke gereja. “Engkau hendak ke gereja,” kata Uskup kudus itu kepadanya, “tetapi orang akan lebih berpikir bahwa engkau hendak pergi ke pesta dansa atau ke panggung sandiwara atau ke pertunjukkan.”

Pergilah, perempuan berdosa, dan tangisilah dosamu diam-diam, dan janganlah datang ke gereja untuk menghinakan Tuhan yang tersalib dengan dandananmu yang tak pantas.”

Tuhan terkasih! Betapa abad kita telah menyediakan bagi kita …. [kalimat tidak selesai - Trans.] Betapa banyak orang, ketika mereka datang ke gereja, tidak memikirkan yang lain selain dari diri mereka sendiri dan busana serta dandanan mereka.

Mereka memasuki bait Allah seraya berkata dari lubuk hatinya, “Mari, pandanglah aku.” Ketika kita melihat disposisi batin yang salah macam itu, bagaimanakah kita dapat tidak mencucurkan airmata?

Dan kalian, para bapak dan ibu, bagaimanakah disposisi batin kalian ketika kalian datang ke gereja, ke Misa? Sungguh sayang! Kami harus mengakui dengan sedih bahwa terlebih sering kami melihat para bapak dan ibu datang ke gereja ketika imam telah berada di altar, atau bahkan di mimbar! Ah, kalian akan mengatakan kepadaku, kami datang sesegera mungkin; ada hal-hal lain yang harus kami kerjakan.

Tentu saja ada hal-hal lain yang harus kalian kerjakan. Tetapi aku tahu dengan sangat baik juga, bahwa jika kalian tidak menunda-nunda hingga hari Minggu seribu satu macam hal dalam rumah kalian yang seharusnya kalian selesaikan pada hari Sabtu, dan jika kalian bangun sedikit lebih awal di pagi hari, maka kalian akan dapat menyelesaikan semuanya sebelum Misa kudus, dan kalian akan tiba di gereja sebelum imam mendaki tangga altar. Begitu pula halnya dengan anak-anak dan para pelayan kalian; andai kalian tidak memberikan perintah-perintah kepada mereka hingga dentang terakhir lonceng Misa, pastilah mereka tiba di gereja lebih awal. Aku tidak tahu apakah Tuhan akan menerima begitu saja segala macam alasan kalian ini; saya pikir tidak demikian.

Tetapi mengapakah, saudara-saudaraku terkasih, saya membicarakan hal-hal ini? Tentu saja karena sebagian besar dari kalian berperilaku demikian.

Ya, ketika kalian dipanggil ke gereja agar rahmat-rahmat Tuhan dapat dicurahkan atas kalian, siapapun dapat melihat kurangnya antusiasme dalam diri kalian, keacuhtakacuhan, keengganan yang mengusai kalian, nyata tiadanya perhatian. Katakan, di manakah kalian melihat mayoritas umat ketika ibadat telah dimulai? Bukankah Ibadat Sore telah separuh didaraskan ketika kalian tiba?

Ada pekerjaan-pekerjaan yang harus kami lakukan, demikian kata kalian.

Baiklah, teman-temanku, jika kalian katakan kepadaku bahwa kalian tidak mempunyai iman, pun kasih akan Tuhan, pun kerinduan untuk menyelamatkan jiwa-jiwa kalian yang malang, aku akan dapat lebih percaya kepada kalian. Alangkah malang! Apakah yang dapat dipikirkan orang mengenai itu semua? …. Ada banyak yang perlu ditangisi dalam apa yang dilihat sebagai disposisi batin sebagian besar umat Kristiani! Kebanyakan tampaknya datang ke gereja di luar kehendak mereka sendiri atau, jika aku berani mengatakannya, seolah seseorang menyeret mereka ke sana. Dari rumah ke gereja, hanya hal-hal duniawi saja yang dibicarakan. Kelompok gadis-gadis akan membicarakan tak lain selain dari mode, kecantikan, dan hal-hal serupa itu; pemuda-pemuda akan membicarakan pertandingan dan kesenangan diri atau hal-hal lain yang lebih jahat. Para bapak atau tuan rumah akan membicarakan properti atau bisnis, mengenai jual beli. Para ibu tertarik hanya kepada urusan rumah tangga dan anak-anak mereka. Tak seorang pun dapat menyangkal hal itu. Alangkah malang! Tak sebersit pun pemikiran diberikan kepada kebahagiaan yang menanti mereka, tak sebersit pun permenungan ditujukan bagi kebutuhan jiwa-jiwa mereka yang malang, atau jiwa-jiwa anak-anak atau para pelayan mereka! Mereka memasuki bait Allah dengan tidak hormat, tanpa perhatian, dan sebagian besar dari mereka datang selambat mungkin. Berapa banyak lainnya yang bahkan tak hendak berepot-repot masuk, melainkan tinggal di luar, guna mendapatkan cara-cara yang lebih baik untuk mengalihkan perhatian mereka? Sabda Allah tidak menggugah batin mereka: mereka mengengok kiri dan kanan kepada mereka yang datang dan pergi…. Tuhan terkasih! Adakah ini sungguh umat Kristiani yang untuknya Engkau menanggung sengsara begitu hebat demi membahagiakan mereka? Dan cuma inikah yang mereka pikirkan? ….   

Dengan disposisi batin macam itu, betapa banyak dosa yang pastilah dilakukan sepanjang ibadat? Betapa banyak orang yang pastilah melakukan lebih banyak dosa pada hari Minggu dibandingkan sepanjang seluruh hari lainnya dalam minggu! ….

Dengarkanlah apa yang dikatakan St Martinus kepada kita…. Ketika ia sedang menyanyikan Misa bersama St Brice, ia memperhatikan bahwa muridnya itu tersenyum. Setelah Misa usai, ia bertanya kepada muridnya itu apa yang membuatnya tersenyum. St Brice menjawab, “Pater, saya melihat sesuatu yang luar biasa sementara kita menyanyikan Misa Kudus. Di belakang altar, saya melihat iblis; ia sedang menuliskan dosa-dosa yang tengah dilakukan di gereja pada selembar perkamen yang amat besar; dan perkamennya telah cukup penuh sebelum Misa usai. Maka iblis menempatkan lembar perkamen itu di antara gigi-giginya dan menariknya begitu kuat hingga ia mengoyakkan perkamen itu hingga berkeping-keping. Itulah yang membuat saya tersenyum.”

Betapa dosa-dosa, dan bahkan dosa-dosa berat, kita lakukan sepanjang ibadat karena kurangnya devosi dan permenungan kita! Sungguh malang! Apakah yang telah terjadi dengan masa-masa bahagia ketika umat Kristiani melewatkan tidak hanya siang hari, melainkan bahkan sebagian besar malam hari dalam gereja, menangisi dosa-dosa mereka dan memadahkan puji-pujian kepada Tuhan? Lihatlah, bahkan dalam Perjanjian Lama, lihatlah nabiah Hana yang kudus, yang tidak pernah meninggalkan Bait Allah. Lihatlah Simeon tua yang kudus.

Lihatlah juga Zakharia dan begitu banyak lainnya yang melewatkan sebagian besar hidup mereka dalam pelayanan kepada Tuhan. Dan perhatikan pula, betapa menakjubkan dan betapa amat berharga rahmat-rahmat yang Tuhan limpahkan atas mereka. Guna mengganjari Hana, Tuhan menghendaki agar ia menjadi yang pertama mengenali Tuhan kita.

Simeon tua yang kudus juga termasuk yang pertama, sesudah St Yosef, yang menikmati kebahagiaan, sukacita luar biasa, membuai Juruselamat dunia dalam dekapannya. Zakharia yang kudus dipilih untuk menjadi ayah dari seorang anak yang ditentukan untuk menjadi utusan Bapa yang Kekal dalam memaklumkan kedatangan PutraNya ke dalam dunia. Rahmat-rahmat mengagumkan apakah yang tak hendak dianugerahkan Allah bagi mereka yang melaksanakan kewajibannya untuk datang mengunjungi-Nya di bait-Nya yang kudus sesering yang dapat mereka lakukan ….


sumber : “Thoughts on the Way to Church by Saint John Vianney”; www.jesus-passion.com

Diperkenankan mengutip / menyebarluaskan artikel di atas dengan mencantumkan“diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin Catholic Spiritual Direction.”

Jumat, 19 Agustus 2016

SEPUTAR ROSARIO

Kemarin saya buka-buka file mengenai Bunda Maria, saya temukan tulisan sahabat saya almarhum, saya pikir bagus juga ya kalau saya muat di sini sebagai penambah pengetahuan, sekaligus sebagai tambahan pengetahuan mengenai Rosario, selamat menyimak .

ROSARIO
SANTA PERAWAN MARIA

Rosario berasal dari kata “Rosa” dalam bahasa Latin berarti Bunga Mawar. Rosarium = Rosario berarti rangkaian bunga mawar.  Dengan berdoa Rosario, secara simbolis kita memberikan mahkota (korona) dari rangaian bunga mawar kepada Bunda Maria yang merupakan Ibu surgawi kita.

Pada tahun 1573, Paus Gregorius XIII menetapkan tanggal 7 Oktober sebagai pesta peringatan Maria Ratu Rosario.

Pesta ini dimaksudkan untuk mengenang kemenangan armada laut Kristen mengalahkan armada Turki yang mengancam pantai negara-negara Kristen di seluruh Laut Tengah pada 7 Oktober 1571 di Lepanto, Timur Tengah.  Diyakini bahwa ke-menangan tersebut disebabkan oleh Doa Rosario yang didoakan oleh umat ketika terjadi perang.

Pada tahun 1884, Paus Leo XIII (Paus Rosario) menetapkan bulan Oktober sebagai bulan Rosario dan menghimbau agar umat berdoa Rosario setiap hari terutama di bulan ini.
Pada tahun 2002, Paus Yohanes Paulus II menetapkan Tahun Rosario yang dimulai dari bulan Oktober 2002 sampai dengan Oktober 2003.

1.   Sekilas Sejarah Rosario
      Sekitar abad pertengahan:
Para rahib Irlandia mempunyai doa wajib yaitu pembacaan 150 Mazmur.  Dalam perkembangannya, karena terlalu panjang, maka doa dibagi menjadi 3 kelompok terdiri dari 50 Mazmur.  Karena banyak diantaranya masih buta huruf, maka doa ini diganti dengan doa 150 ’Bapa Kami’, tetapi dibagi 3 kelompok yang terdiri dari 50 ’Bapa Kami’.  Pada waktu itu menggunakan batu kerikil sebagai alat hitung atau meng-gunakan simpul tali.

      Abad ke-11:
            Santo Petrus Damianus memprakarsai kebiasaan mendaraskan 150 Salam  
             Maria sebagai ganti Bapa kami.

      Abad ke-12:
            Muncul berbagai rumusan doa pengulangan Salam Maria yang dikaitkan  
             dengan 15 peristiwa (misteri) kehidupan Yesus.

      Abad ke-13:
            Berdasarkan tradisi, Santo Dominik Guzman menerima Rosario dari Bunda 
             Maria sebagai senjata melawan ajaran palsu pada saat itu.

      Abad ke-14:
            Seorang biarawan asal daerah sungai Rhein dari Kalkar meluncurkan gagasan 
            untuk membagikan 150 Salam Maria dalam puluhan yang dipisahkan oleh sebua doa Bapa
            Kami.

      Abad ke-17:
            Meluasnya kebiasaan untuk menambahkan Doa Kemuliaan pada setiap akhir 
             dari rangkaian.
      Abad ke-20:
            Pada penampakan di Fatima, Bunda Maria mengajarkan doa: ”Ya Yesus yang baik, 
             ampunilah dosa-dosa kami, hindarkanlah kami dari api neraka dan hantarkanlah jiwa-jiwa
             ke surga terutama yang membutuhkan kerahiman-Mu” setelah Doa Kemuliaan.
      Abad ke-21:
            Paus Paulus Yohanes II menambahkan 5 peristiwa (misteri) yang diberi nama 
             Misteri Cahaya.
2.    Rosario Sebagai Saluran Karunia Rohani
      St. Dominik Guzman (1170-1221):
Menurut tradisi, Beato Allan de Rupe yang lahir sekitar tahun 1428 menulis bahwa Bunda Maria memberikan rosario (dalam bentuk 5 dasa ’Salam Maria’) kepada St. Dominik sebagai senjata penangkal bermacam-macam ajaran palsu (bidaah Albigen-sian) pada waktu itu.  Baik Beato Alan de Rupe maupun St. Dominik adalah keluarga besar Ordo Dominikan dan keduanya mendapat penampakan dan pesan Bunda Maria antara lain 15 karunia rohani bagi yang mendaraskan Doa Rosario dengan tekun dan bakti (devosi) yang sehat.
3.    15  Karunia Rohani Berdoa Rosario
1.      Barangsiapa dengan setia berdoa Rosario untuk menghormati aku, akan menerima rahmat-rahmat istimewa.
2.      Aku menjanjikan perlindungan khusus dan rahmat paling besar kepada mereka yang selalu berdoa Rosario.
3.      Rosario adalah senjata ampuh untuk memerangi neraka, memberantas kejahatan, mengurangi dosa dan mengalahkan kesesatan iman.
4.      Rosario akan menumbuhkan kebajikan, karya penyelamatan serta kerahiman Allah yang berlimpah akan diberikan kepada jiwa-jiwa, hati manusia akan dijauhkan dari cinta dunia dan dialihkan kepada hal-hal yang abadi dan jiwa-jiwa akan disucikan.
5.      Jiwa yang mempersembahkan diri kepadaku melalui doa rosario tidak akan musnah.
6.      Barangsiapa berdoa Rosario dengan penuh kesungguhan dan merenungkan peristiwa-peristiwa sucinya tidak akan ditimpa kemalangan. Allah tidak akan meng-hukumnya dan dia tidak akan mati mendadak; kalau dia berbuat baik, dia akan tetap berada dalam rahmat Allah dan layak menerima hidup kekal.
7.      Barangsiapa berdoa Rosario dengan sungguh-sungguh, tidak akan mati tanpa menerima sakramen-sakramen Gereja.
8.      Mereka yang berdoa Rosario dengan setia akan melihat cahaya ilahi dan segala rahmatnya sepanjang hidup dan pada saat ajalnya; pada saat kematiannya, mereka akan menkmati pahala dengan para kudus di surga.
9.      Barangsiapa tekun berdoa Rosario akan kubebaskan dari Api Penyucian.
10.  Mereka yang setia pada Rosario akan menikmati kemuliaan besar di surga.
11.  Permohonanmu melalui perantaraanku dengan Doa Rosario akan dikabulkan.
12.  Barangsiapa mewartakan Rosario Suci akan menerima bantuanku dalam kebutuhan mereka.
13.  Putera Ilahiku telah memberitahukan bahwa semua pendukung Rosario akan dibela pada Pengadilan Terakhir selama hidup dan pada saat kematian mereka.
14.  Semua orang yang berdoa Rosario adalah anak-anakku dan saudara-saudara dari Puteraku Yang Tunggal Yesus Kristus.
15.  Devosi kepada rosarioku adalah pratanda keselamatan yang besar.
   
 ”Doa Rosario telah menemani saya saat suka dan duka.
Pada Doa Rosario saya mempercayakan setiap keprihatinan.
Dan di dalam Doa Rosario, saya selalu mendapat peneguhan”.
Paus Yohanes Paulus II

SURAT APOSTOLIK “ROSARIO SANTA PERAWAN MARIA”

Vatican Information Service (VIS), dalam siaran persnya mengumumkan bahwa pada tanggal 16 Oktober 2002, Sri Paus Yohanes Paulus II telah menandatangani dan mengumumkan sebuah Surat Apostolik yang berjudul : ROSARIUM VIRGINIS MARIAE.  Dalam Surat Apostolik itu diumumkan tentang penambahan 5 (lima) misteri baru kepada Rosario Santa Perawan Maria yaitu PERISTIWA CAHAYA, dan TAHUN ROSARIO yang dimulai dari Oktober 2002 s/d Oktober 2003.  Paus Yohanes Paulus II menandai peringatan 24 tahun pelantikannya sebagai Paus, dengan menandatangani surat apostolik tersebut pada saat mengadakan audiensi mingguannya di lapangan Basilika Santo Petrus.  Kelima PERISTIWA CAHAYA pada Rosario Santa Perawan Maria yang dianjurkan Paus adalah :
1.   Yesus dibaptis di Sungai Yordan;
2.   Yesus menyatakan diri-Nya pada pesta nikah di Kana;
3.   Yesus mewartakan Kerajaan Allah dan menyerukan pertobatan;
4.   Yesus dipermuliakan di atas Gunung Tabor;
5.   Yesus menetapkan Ekaristi.

Bapa Suci meminta setiap umat Katolik, khususnya selama tahun rosario, untuk berdoa Rosario sesering mungkin, dengan penuh cinta dan dengan penghayatan bahwa Doa Rosario akan mempersatukan mereka dengan Bunda Maria serta menghantar mereka kepada Yesus.

Tambahan lima PERISTIWA CAHAYA yaitu masa perutusan Yesus di hadapan orang banyak, adalah untuk lebih menekankan bahwa pusat devosi Maria, dimana salah satu bentuk dan praktek lahiriahnya adalah berdoa Rosario, ialah pada Kristus.  Bapa Suci meminta agar Doa Rosario mendapat tempat yang istimewa dalam doa keluarga.  Mendaraskan Doa Rosario bersama-sama dalam keluarga, akan mempersatukan mereka dengan Keluarga Kudus, membawa harapan-harapan serta persoalan-persoalan mereka kepada Tuhan, serta memusatkan perhatian mereka kepada gambaran kehidupan Kristus sendiri, sehingga Kristus menjadi pusat kehidupan keluarga kristiani, lewat semua permenungan peristiwa-peristiwa Rosario Suci Santa Perawan Maria.

PEDOMAN RENUNGAN ROSARIO HARIAN :

Peristiwa Gembira  :  Senin dan Sabtu
Peristiwa Duka       :  Selasa dan Jumat
Peristiwa Mulia      :  Rabu dan Minggu
Peristiwa Cahaya   :  Kamis

 

(Dikutip dari “Ave Maria” , Marian Centre Indonesia; e-mail:  avemaria@

 


PERISTIWA-PERISTIWA  DOA ROSARIO


Peristiwa Gembira (Senin & Sabtu):
1.      Maria menerima kabar gembira dari Malaikat Gabriel.
2.      Maria mengunjungi Elisabet, saudarinya.
3.      Yesus dilahirkan di kandang Betlehem.
4.      Yesus dipersembahkan dalam Bait Allah.
5.      Yesus diketemukan dalam Bait Allah.

Peristiwa Sedih  (Selasa & Jum’at)
1.      Yesus berdoa kepada Bapa-Nya di surga dalam sakratul maut
2.      Yesus didera.
3.      Yesus dimahkotai duri.
4.      Yesus memanggul salib-Nya ke Gunung Kalvari.
5.      Yesus wafat di salib.

Peristiwa Mulia  (Rabu & Minggu)
1.      Yesus bangkit dari kematian.
2.      Yesus naik ke surga.
3.      Roh Kudus turun atas para Rasul.
4.      Maria diangkat ke surga.
5.      Maria dimahkotai di surga.

Peristiwa Terang (Kamis)
1.      Yesus dibaptis di Sungai Yordan.
2.      Yesus menyatakan diri-Nya pada pesta perkawinan di Kana.
3.      Yesus mewartakan Kerajaan Allah  dan menyerukan pertobatan.
4.      Yesus dipermuliakan di atas Gunung Tabor.
5.      Yesus menetapkan Ekaristi.

Selasa, 02 Agustus 2016

Apologetik : Yesus adalah Tuhan

Dua atau tiga hari yang lalu saya membuka sebuah ungguhan video yang mengulas, soal Ke-Tuhanan- Yesus dalam Kitab Suci, oleh seorang tokoh dari agama lain. Isinya sih klasik, itu-itu juga. Cuma memang dia sepertinya memang dipersiapkan dan dididik untuk 'menyerang' tentang ke Kristenan. Hanya saja , saya merasa wajib untuk memberikan respon sebagai salah satu langkah mempertanggungjawabkan iman, yakni iman kepada Yesus, Tuhan dan penyelamat saya.

Seringkali, dalam menyudutkan ke kristenan, biasa dikatakan, dengan tafsiran sendiri, tentunya. Dikatakan tidak ada di dalam Kitab Suci suatu pernyataan tegas, bahwa Yesus harus disembah. Begitu katanya. sebagai bahasan yang sangat singkat padat dan jelas, kita semua bisa membuka artikel diskusi dengan topik ini juga dalam www.ekaristi.org di bagian (silakan klik) http://www.ekaristi.org/forum/viewtopic.php?p=66095#66095

untuk mudahnya saya copas ya, bagus banget, penjelasan Deusvult sbb :

BILAL, kamu harus memahami sudut pandang Kristen, jadi ini tolong dibaca pelan-pelan. Kalau perlu diulang-ulang agar dimengerti. 

1. Bagi orang Kristen, Islam adalah agama baru ciptaan Mohammad dan bukan penerus dari agama Abraham, Daud, Musa, Isa. Hanya Mohammad-lah yang meng-klaim secara sepihak bahwa agama Islam adalah penerus dari agama Abraham, Daud, Musa, Isa. 

2. Untuk mendukung klaimnya, Mohammad mengajarkan bahwa para umat sebelum Islam (ie. pengikut Allah Abraham, Daud, Musa, Isa) telah mengkorupsi dan mengganti ajaran dan Kitab Suci mereka. Mohammad juga meng-klaim bahwa ajaran yang dibawanya (Islam) dan status kenabiannya, sebenarnya sudah dinubuatkan di Kitab Suci yang asli dan ajaran asli dari pengikut Allah Abraham, Daud, Musa, Isa. 

3. Klaim Mohammad ini sangat luar biasa dan keterlaluan. Bila ada seseorang yang meng-klaim bahwa dia adalah nabi penerus Mohammad dan bahwa dia membawa ajaran agama baru karena umat Islam telah mengkorupsi Quran, apakah ada orang moslem yang mau mengakui klaimnya? Tentu saja tidak. Nah, begitu pula orang Kristen tidak akan pernah mengakui Mohammad dan Islam sebagai penerus agama Abraham, Daud, Musa, Isa. 

4. Alasan Mohammad untuk meng-klaim bahwa Kitab Suci sebelumnya dan umat sebelumnya telah menyimpang adalah untuk melegitimasi ajaran barunya [ie. Islam] yang jelas-jelas tidak sesuai dengan ajaran sebelumnya. Daripada repot menjelaskan ketidaksesuaian ajaran barunya [ie. Islam] dengan ajaran lama [yang dibawa Abraham, Daud, Musa, dan Isa], cukup klaim saja bahwa jaran sebelumnya (Taurat dan Injil) telah diubah-ubah. 

5. Yang dilakukan Mohammad tersebut dikalangan ahli sejarah disebut revisi historis. Orang yang melakukan revisi historis disebut "historical revisionist". Seorang historical revisionistmengklaim bahwa sejarah yang sudah mapan, dipahami dan diakui sebenarnya adalah sejarah palsu. Lalu sejarah yang sebenarnya itu yang seperti apa? Yah, sejarah yang sebenarnya adalah sesuai versi si historical revisionist tersebut. Di Indonesia sendiri mantan Presiden Soeharto sedikit banyak adalah seorang historycal revisionist. Pak Harto melarang sejarah yang menjelekkan dirinya dan membumbui sejarah agar dirinya terlihat baik dan mulia. Mohammad tentunya lebih ekstrim lagi. 

6. Tentu saja bagi orang yang obyektif akan gampang untuk menolak klaim seorang historical revisionist. Caranya tentunya adalah menggali-gali sejarah dari berbagai sisi dan melakukan cross check untuk menentukan mana yang benar. 

7. Sebagai contoh bisa dibuktikan dari pihak ketiga bahwa ajaran Mohammad adalah ajaran ciptaannya dan bukan kepenerusan dari agama Abraham, Daud, Musa, Isa. Misalnya mengenai ke-Allah-an Isa, catatan dari sejarahwan kafir menunjukkan bahwa umat Kristen awal, yang berada dalam penganiayaan, menyembah Isa sebagai Allah (cari nama Pliny the Younger,Lucian dari Samosata dan Celsus). Tidak hanya sejarahwan kafir, tapi umat-umat Kristen awalpun (seperti Ignatius dari Antiokia, Yustinus Martyr dll) tidak meyakini iman Islam tapi iman Kristen, seperti pengakuan akan ke-Allahan Yesus, tidak perlunya sunat dll. 

8. Nah, karena itulah aku selalu mengajak kamu [BILAL] untuk kembali ke jaman sebelum Islam. Supaya kamu mampu menilai apakah klaim Mohammad yang sangat bombastis itu benar mengingat sejarah yang sebenarnya (bukan klaim Quran atau Hadits yang berasal dari Mohammad dan sepihak). 

Nah, salah satu nasehat dan penjelasan di atas oleh DV, menurut saya perlu juga dipahami oleh orang-orang Kristen, untuk bisa memahami posisi sejarah agama-agama yang ada, dan yang kadangkala sebagai teknik penyebaran agamanya, akan menyerang atau mengkritik agama lain yang tak dianutnya, tujuannya adalah untuk memperlihatkan agamanya yang benar dan agama orang lain yang salah. Kita sebagai orang Kristen harus senantiasa membekali diri dengan pengetahuan yang memadai, agar tidak langsung mengiakan saja suatu pernyataan orang yang 'nampaknya logis' apalagi dibantu visualisasi yang 'wah'.

Selamat menyimak. JBU

Minggu, 28 Februari 2016

SIAPA PENDIRI GEREJA (Katolik)

Siapa yang mendirikan Gereja Katolik ? Jawabnya yaitu Yesus.

Dalam Mat 16 : 18  tertulis :

  And I tell you, you are Peter, and on this rock I will build my church, and the powers of death shall not prevail against it.

Dalam bahasa Indonesianya,

"Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya." 

Yesus dengan sangat jelas menyatakan hal itu, memulainya dengan 12 Rasul. Dan saat-saat sebelum kenaikkan-Nya ke Sorga, Dia berkata kepada Petrus.

Yoh 21:15-18

Sesudah sarapan Yesus berkata kepada Simon Petrus: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku."

Kata Yesus pula kepadanya untuk kedua kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku."

Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: "Apakah engkau mengasihi Aku?" Dan ia berkata kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku.”


Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ketika engkau masih muda engkau mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke mana saja kaukehendaki, tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan mengulurkan tanganmu dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki.

Tiga kali Yesus meminta Petrus untuk menggembalakan domba-domba-Nya. Setelah Yesus naik ke Sorga Petruslah yang ditugaskan untuk melanjutkan memimpin Gereja-Nya.









Sabtu, 13 Februari 2016

APA YANG PERLU DI SAAT PUASA MASA PRA-PASKAH 2016

Saya menemukan tulisan mengenai puasa yang baik di www.ekaristi.org oleh Rm. Ignatius I Sumarya sbb :

 “Apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu”

Selama masa Puasa bagi Umat Islam di Indonesia sering diambil kebijakan jam kerja di kantor/tempat kerja maupun jam belajar di sekolah dikurangi. Sementara itu setiap sore (jam buka puasa) di berbagai tempat seperti kantor pemerintah atau perusahaan diselenggarakan acara buka puasa bersama. Yang menarik bagi saya selama masa Puasa adalah hasil/produksi menurun dan konsumsi naik, bahkan anggaran belanja juga melebihi dari hari-hari biasa. Maka tidak mengherankan jika terjadi kenaikan harga bahan pokok serta inflasi. Sering kejahatan yang dilakukan oleh beberapa orang juga terjadi dengan alasan untuk mencari beaya pesta di hari kemenangan/Hari Raya Idul Fitri yang akan datang. Padahal hemat saya puasa bertujuan untuk mendekatkan diri pada Allah dan sesama serta meningkatkan semangat kerja dan pelayanan. Maka baiklah mengawali Masa Puasa/Prapaskah atau Masa Retret Agung Umat ini kami ajak merenungkan bacaan-bacaan hari ini.

"Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.” (Mat6:16-18)

Ignatius Loyola menjelaskan maksud puasa atau lakutapa lahir sebagai berikut (lihat LR St.Ignatius Loyola no 87):

· Menyilih dasa-dosa lampau: Menyilih dosa berarti tidak melakukan dosa lagi dan kemudian bertindak ke yang lebih baik dengan penuh gairah atau semangat. Dengan kata lain memang orang yang bersangkutan tidak nampak kalau sedang berpuasa, karena bekerja lebih keras dan giat. Hidup dan kerja sehari-hari berjalan seperti biasa dan diharapkan lebih giat dari yang biasa tersebut.

· Mengalahkan diri, maksudnya: supaya nafsu taat kepada budi, dan semua kemampuan-kemampuan yang lebih rendah makin tunduk kepada yang lebih luhur: Dalam pemahaman psiko-religius hal ini kiranya berarti: jika cara bertindak kita saat ini masih pada tingkat psiko-phisik hendaknya naik menjadi tingkat psiko-sosial, dan jika saat ini pada tingkat psiko-sosial naik menjadi psiko-spiritual. Rasanya perjalanan harus sampai ke penghayatan psiko-spiritual, yang kurang lebih berarti semua cara bertindak kita dijiwai oleh iman atau spiritualitas/charisma atau visi-misi. Maka untuk itu rasanya di masa Tobat atau Retret Agung Umat ini kita baca dan renungkan dokumen-dokumen penting yang terkait dengan panggilan dan tugas perutusan kita, misalnya Konstitusi, Anggaran Dasar, Pedoman Hidup, Rumusan Visi-Misi organisasi, dst..

· Untuk mencari dan mendapatkan suatu rahmat atau anugerah, yang dikehendaki atau diinginkan: “Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu”, demikian sabda Yesus. Balasan dari Bapa di sorga adalah anugerah-anugerah yang berguna bagi keselamatan atau kebahagiaan hidup kita. Anugerah yang kita terima kiranya berbeda satu sama lain sesuai dengan panggilan dan tugas perutusan kita masing-masing. Bagi mereka yang sedang belajar berarti akan dianugerahi semangat atau gairah belajar, demikian juga bagi yang bekerja akan dianugerahi semangat atau gairah belajar. Kepada yang terpanggil: (1) suami-isteri akan memperoleh anugerah untuk semakin saling mengasihi baik dalam untung maupun malang, (2) para anggota hidup bakti/religius akan dianugerahi rahmat untuk semakin setia dalam penghayatan kaul-kaul: keperawanan, kemiskinan dan ketaatan, (3) para imam akan dianugerahi rahmat untuk semakin melayani umat dalam menyalurkan berkat Allah kepada umat dan doa-doa umat kepada Allah. Rahmat atau anugerah tersebut akan kita peroleh jika kita melaksanakan puasa atau lakutapa/matiraga secara benar. Jika kita telah menerima rahmat atau anugerah tersebut marilah kita bersyukur dan berterima kasih kepada Allah dan secara konkret “jangan membuat menjadi sia-sia kasih karunia Allah” tersebut.

“Sebagai teman-teman sekerja, kami menasihatkan kamu, supaya kamu jangan membuat menjadi sia-sia kasih karunia Allah, yang telah kamu terima.” (2Kor6:1)

Orang yang telah menerima rahmat atau anugerah Allah rasanya senantiasa dalam keadaan gembira dan ceria, tidak muram mukanya. Maka melanjutkan catatan-catatan di atas dengan ini kami mengajak untuk berrefleksi sebagai berikut:

1). Mereka yang sedang bertugas belajar di sekolah atau perguruan tinggi kami ajak untuk sungguh belajar; tugas utama atau pokok anda adalah belajar. Di dalam belajar kiranya anda akan menghadapi hal-hal baru, sulit dan nampak tidak mungkin untuk diatasi atau dikerjakan. Hendaknya tidak mundur, frustrasi atau loyo, melainkan hadapi semuanya dengan gairah dan ceria. Ingat salah satu motto bapak Andrie Wongso ini : “Selama kita memiliki kemauan, keuletan, dan keteguhan hati, besi batangan pun bila digosok terus-menerus, pasti akan menjadi sebatang jarum.. Miliki keteguhan hati” . Belajarlah terus menerus agar anda terampil atau mahir belajar.

2). Mereka yang sedang bekerja, entah secara formal maupun informal, sebagai pegawai kantor atau wiraswasta, hendaknya sungguh bekerja secara efisien dan efektif. “Kegiatan manusia baik perorangan maupun kolektig, atau usaha besar-besaran itu sendiri, yang dari zaman ke zaman dikerahkan oleh banyak orang untuk memperbaiki kondisi-kondisi hidup mereka, memang sesuai dengan rencana Allah. Sebab manusia, yang diciptakan menurut gambar Allah, menerima titahNya, supaya menaklukkan bumi beserta segala sesuatu yang terdapat padanya, serta menguasai dunia dalam keadilan dan kesucian” ( Vatikan II: GS no 34). Hendaknya dengan bekerja giat, bergairah dan ceria anda juga mewartakan keadilan serta semakin suci. Adil dalam kerja antara lain melaksanakan kewajiban dan menerima hak sesuai dengan tatanan atau aturan yang sungguh semakin memanusiakan manusia, “yang diciptakan menurut gambar Allah”. Suci berarti semakin dekat dengan, mengasihi dan dikasihi oleh Allah maupun sesama. Maka semakin berpengalaman dan terampil dalam bekerja hendaknya semakin banyak sahabat dan dikasihi oleh Allah dan sesama.

3). Para suami-isteri hendaknya semakin menyadari dan menghayati bahwa pasangan hidupnya, suami atau isteri, adalah anugerah/kado dari Allah. Sebagaimana kita menerima kado dari yang terkasih senantiasa menerima dan memperlakukan dengan penuh kasih, gembira dan ceria serta merawatnya dengan baik, demikian pula sikap kita terhadap pasangan hidup kita masing-masing.”Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh…Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman,supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.” (Ef5:22-23 ; Ef5:25-27)

4) Para imam, bruder dan suster atau yang hidup tidak menikah karena Kerajaan Allah, hendaknya dalam hidup dan cara bertindak semakin menghadirkan diri sebagai yang dirajai atau dikuasai oleh Allah. Hidup terpanggil ini sering disebut sebagai ‘penganten-penganten Yesus Kristus’ artinya menjadi sahabat-sahabat Yesus Kristus, maka baiklah sebagai Yesus bersabda : “Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang." (Mat20:28), marilah kita sebagai sahabat-sahabatNya saling melayani dan mempersembahkan hidup kita demi keselamatan atau kebahagiaan banyak orang.

“Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar! Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku! Sebab aku sendiri sadar akan pelanggaranku, aku senantiasa bergumul dengan dosaku. Terhadap Engkau, terhadap Engkau sajalah aku telah berdosa dan melakukan apa yang Kauanggap jahat”

(Mzm51:3-6a)

Jakarta, 21 Februari 2007
Tgl 20Feb2007 oleh Rm.I. Sumarya, S.J

RENUNGAN MASA PUASA, YESUS, MUSA DAN ELIA !!!

Ada yang menarik mengenai, Yesus, Musa dan Elia seperti yang terungkap pada Lukas 9 : 29 - 31

Luk 9:29Ketika Ia (Yesus) sedang berdoa, rupa wajah-Nya berubah dan pakaian-Nya menjadi putih berkilau-kilauan.
Luk 9:30Dan tampaklah dua orang berbicara dengan Dia, yaitu Musa dan Elia.
Luk 9:31Keduanya menampakkan diri dalam kemuliaan dan berbicara tentang tujuan kepergian-Nya yang akan digenapi-Nya di Yerusalem.

Yesus yang sedang berdoa, kemudian menampakkan kemuliaan-Nya dan nampak bercakap-cakap dengan Musa dan Elia. Kenapa Musa dan Elia ? St. Agustinus dalam khotbahnya SERMO no 205 yang diucapkan pada awal masa puasa 40 hari :

.....Oleh sebab itu, Baik Musa, maupun Elia atau Tuhan sendiri telah berpuasa selama empatpuluh hari ......

ternyata ketiganya sama-sama mengalami dan mengadakan puasa selama empat puluh hari. dan tambahan menurut pengetahuan yang saya dapat : Elia diangkat ke Surga, Musa ... tidak diketemukan makamnya di dunia.... dan Yesus sendiri berasal dan kembali ke sorga. Ketiganya berada pada tempat yang sama ... dan ketiganya membicarakan tentang tujuan kepergian Yesus ke Yerusalem, untuk pengenapan misi-Nya.

Musa

Ulangan 34:5-8

34:5, Lalu matilah Musa, hamba TUHAN itu, di sana di tanah Moab, sesuai dengan firman TUHAN.
34:6, Dan dikuburkan- Nyalah dia di suatu lembah di tanah Moab, di tentangan Bet-Peor, dan tidak ada orang yang tahu kuburnya sampai hari ini.
34:7 Musa berumur seratus dua puluh tahun, ketika ia mati; matanya belum kabur dan kekuatannya belum hilang.
34:8, Orang Israel menangisi Musa di dataran Moab tiga puluh hari lamanya. Maka berakhirlah hari-hari tangis perkabungan karena Musa itu.

Elia

Sedang mereka berjalan terus sambil berkata-kata, tiba-tiba datanglah kereta berapi n  dengan kuda berapi 1  memisahkan keduanya, lalu naiklah Elia ke sorga o  dalam angin badai. p 

 Yesus

Mrk 16:19. Setelah Tuhan (Yesus) bersabda demikian kepada mereka itu, maka terangkatlah Ia naik ke surga lalu duduk di sebelah kanan Allah.

Tiga orang yang dipersatukan karena karya Allah, yang sama-sama berpuasa empat puluh hari.

Musa :

Puasa Musa, 40 hari 40 malam tidak makan dan tidak minum (Kel 24:16 dan Kel 34:28)

Kel 34:28Dan Musa ada di sana bersama-sama dengan TUHAN empat puluh hari empat puluh malam lamanya, tidak makan roti dan tidak minum air, dan ia menuliskan pada loh itu segala perkataan perjanjian, yakni Kesepuluh Firman.

Berdasar yang dicatat dalam Ulangan 9, Musa berpuasa 40 hari 40 malam selama TIGA KALI:

(1) Saat menerima  Kel 24:18.
Kel 24:18Masuklah Musa ke tengah-tengah awan itu dengan mendaki gunung itu. Lalu tinggallah ia di atas gunung itu empat puluh hari dan empat puluh malam lamanya.

(2) Setelah Musa tahu bahwa orang Israel menyembah anak lembu emas Ul 9:18; 10:10, Kel 34:28.

Ul 9:18Sesudah itu aku sujud di hadapan TUHAN, empat puluh hari empat puluh malam lamanya, seperti yang pertama kali?roti tidak kumakan dan air tidak kuminum?karena segala dosa yang telah kamu perbuat, yakni kamu melakukan apa yang jahat di mata TUHAN, sehingga kamu menimbulkan sakit hati-Nya.
Ul 10:10Maka aku ini berdiri di atas gunung seperti yang pertama kali, empat puluh hari empat puluh malam lamanya, dan sekali inipun TUHAN mendengarkan aku: TUHAN tidak mau memusnahkan engkau.
Kel 34:28Dan Musa ada di sana bersama-sama dengan TUHAN empat puluh hari empat puluh malam lamanya, tidak makan roti dan tidak minum air, dan ia menuliskan pada loh itu segala perkataan perjanjian, yakni Kesepuluh Firman.

(3) Di tengah perjalanan orang Israel, saat Tuhan menyuruh orang Israel berangkat dari Kadesh-Barnea, rupa-rupanya Musa berpuasa sekali lagi Ulg 9:25. Peristiwa yang terakhir ini memang tidak dicatat di tempat yang lain.

Ul 9:25Maka aku sujud di hadapan TUHAN?empat puluh hari empat puluh malam lamanya aku sujud?,karena TUHAN telah berfirman akan memunahkan kamu,

Ada yang berpendapat bahwa puasa Musa dalam Ul 9:25 sebenarnya menerangkan peristiwa yang sama dengan puasa yang kedua Ul 9:18 (karena mulai Ulg 9:19-24 adalah penjelasan dari kekerasan hati bangsa Israel).

Mungkin inilah sebabnya sehingga ada yang menganggap 2 kali ada juga yang menganggap 3 kali.

Elia

Puasa Elia, 40 hari 40 malam berjalan kaki (1 Raj 19:8)

1raj 19:8Maka bangunlah ia, lalu makan dan minum, dan oleh kekuatan makanan itu ia berjalan empat puluh hari empat puluh malam lamanya sampai ke gunung Allah, yakni gunung Horeb.
1raj 19:9Di sana masuklah ia ke dalam sebuah gua dan bermalam di situ. Maka firman TUHAN datang kepadanya, demikian: "Apakah kerjamu di sini, hai Elia?"

Yesus

Puasa Yesus, 40 hari 40 malam tidak makan (Mat 4:2)

Mat 4:2Dan setelah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, akhirnya laparlah Yesus.
Makanya, secara tidak langsung, peristiwa di atas mengingatkan kita untuk dapat berpuasa dengan baik dan sesuai anjuran Yesus dan Gereja-Nya. Yang berpuasa selama 40 hari tidak makan dan tidak minum, dalam kitab Suci yang tercatat di dalamnya memang hanya Musa, Elia dan Yesus ... dan masyarakat Niniwe yang di hukum Allah, yang karena puasa mereka, mereka di bebaskan !!!

Sebagai pelengkap, ada petunjuk pantang menurut St. Ignatius Loyola yang bisa kita pertimbangkan untuk dijalankan :

PATOKAN-PATOKAN UNTUK MENGATUR DIRI DALAM HAL MAKANAN

Patokan 1
 Pantang nasi tidaklah begitu perlu, karena bukan makanan yang biasanya begitu merangsang selera tak teratur atau menjadi godaan kuat, seperti makanan-makanan lainya

Patokan 2

Dalam hal minuman, agaknya lebih wajar diadakan pantang daripada makan nasi. Maka dari itu haruslah dilihat betul-betul yang bermanfaat supaya diambil dan yang merugikan supaya dijauhkan.

Patokan 3

Dalam hal makanan-makanan lainnya,  laku-pantang hendaknya dilaksanakan secermat-cermatnya dan seutuh-utuhnya, karena dalam hal ini selera lebih cepat menjadi tak teratur, dan godaannya lebih kuat. Untuk menghindarkan jangan sampai menjadi tak teratur dalam hal makanan, dapatlah dilaksanakan laku pantang dengan dua cara :
       a. membiasakan diri mengambil makanan yang kurang enak
       b.  mengambil sedikit saja, kalau makanannya lezat

Patokan 4

Asalkan menjaga jangan sampai jatuh sakit, makain banyak mengurangi yang normal, makin cepat orang akan mencapai ukuran tengah yang harus ditepati dalam hal makan dan minum. Ada dua alasannya :
   a. dengan usaha menyediakan diri semacam itu, kerapkali dapatlah ia lebih tajam merasakan
       pengertian batin, hiburan dan inspirasi ilahi, untuk menemukan ukuran tengah yang cocok
   b. jika orang melihat, bahwa oleh pantang sekeras itu, tenaga badan atau kesanggupannya untuk
       melakukan latihan-latihan rohani berkurang, maka mudahlah ia menentukan mana yang lebih
       berguna untuk memelihara tubuhnya.

Patokan 5

Pada waktu makan, menimbang-nimbang Kristus Tuhan kita, seolah-olah melihat DIA sedang bersantap bersama rasul-rasul Nya, bagaimana DIA makan minum, bagaimana DIA memandang, bagaimana DIA bicara, dan lalu bagaimana mencoba meneladanNya. Dengan demikian, budi terutama sibuk menimbang-nimbang Tuhan kita, dan tidak begitu memperhatikan soal pemeliharaan badan saja. Demikianlah orang merealisir persesuaian dan ketertiban yang lebih sempurna dalam cara bertindak dan memerintah dirinya sendiri.

Patokan 6

Selama makan , orang pun dapat menimbang-nimbang perkara lain, entah hidup orang-orang kudus, entah gagasan-gagasan saleh, atau tentang suatu tugas rohani yang dilaksanakannya. Karena dengan tercurahnya perhatian pada hal-hal ini, enak dan kepuasan indrawi atas makanan tubuh kurang terasa.

Patokan 7

Terlebih-lebih menjaga jangan sampai seluruh minat dipusatkan kepada apa yang dimakan, membiarkan dirinya dikuasai selera, tetapi hendaknya menguasai diri baik dalam cara makan, maupun dalam banyak sedikitnya yang dimakan.

Patokan 8

Untuk menghilangkan segala ketidak teraturan, sangatlah berguna, sesudah makan siang atau malam, atau pada saat lain, bila orang tak merasakan nafsu makan, menetapkan banyaknya makanan menurut kebutuhannya, untuk makan siang atau malam berikutnya; demikian selanjutnya setiap hari. Ukuran ini tak boleh dilanggar oleh karena nafsu makan atau pun oleh godaan apapun jua. Sebaliknya , untuk mengalahkan segala nafsu makan  yang tak teratur dan sekalian godaan musuh dengan lebih baik, jika orang di goda makan lebih banyak, hendaknya malahan makan kurang.

Semoga, catatan dan tulisan ini bisa membantu kita dalam masa puasa dan pantang selama masa pra-paskah dan sesudahnya.

Salam