Mengasihi Sesama

Mengasihi Sesama
Ibu Theresa dari Calcuta

Rabu, 03 Juli 2013

Ulasan Injil Minggu Biasa XII, Siapa Yesus Itu?

Ulasan Injil Minggu Biasa XII, Siapa Yesus Itu?

Rekan-rekan yang baik!
Kisah tentang Petrus yang menegaskan bahwa Yesus itu Mesias tumbuh dari pendalaman iman di kalangan umat Gereja Perdana yang ingin makin menyadari siapakah Yesus itu. Erat hubungannya dengan kisah ini ialah pemberitahuan yang pertama akan penderitaan, wafat dan kebangkitan Yesus yang dalam ketiga Injil Sinoptik diungkapkan langsung sesudah kisah tadi. Gereja Perdana kiranya menyadari bahwa dua hal itu tak bisa dipisahkan. Marilah kita dekati kenyataan itu lewat Luk 9:18-24 yang dibacakan pada hari Minggu Biasa XII tahun C ini.
PENEGASAN PETRUS – PEMBERITAAN PENDERITAAN
Dapat dicatat beberapa pokok mengenai penegasan Petrus mengenai siapa Yesus itu seperti disampaikan dalam ketiga Injil Sinoptik.
1. Yesus yang mempesona dan diikuti banyak orang ini diakui dan diterima sebagai Mesias, yaitu dia yang resmi ditugasi Allah dan kedatangannya yang dinanti-nantikan banyak orang. Dialah yang akan memberikan kebanggaan menjadi umat Allah seperti dahulu kala. Dia-lah yang bakal memimpin orang banyak makin mendekat kepada Allah sendiri. Dalam kesadaran orang, Mesias ini ialah keturunan Daud yang akan mengawali zaman adil dan damai. Dalam keagamaan Yahudi, gagasan Mesias seperti ini disatukan dengan pengertian “anak manusia”, seperti terungkap dalam penglihatan Daniel (Dan 7:13). Orang-orang yang setia mengabdi Allah akan menjadi “anak manusia”dan dekat dengan Allah sendiri seperti dalam penglihatan tadi. Gereja Perdana percaya bahwa Yesus ialah tokoh ini.
2. Keyakinan bahwa Yesus itu Mesias menjadi pegangan bagi mereka yang ingin memperoleh kepastian bahwa Yesus itulah dia yang dijanjikan Allah dan ditunggu-tunggu kedatangannya oleh banyak orang. Memang ada orang yang berpendapat bahwa Yesus itu Yohanes Pembaptis yang hidup kembali, atau nabi Elia yang menurut cerita orang banyak diangkat ke surga dan akan datang kembali, atau seorang nabi besar lainnya yang datang mewartakan kehadiran Allah walaupun bukan sang Mesias sendiri.
3. Keyakinan tadi mau tak mau berhadapan dengan kenyataan bahwa Yesus akhirnya mengalami penderitaan, ditolak oleh para pemimpin masyarakat Yahudi yang sah (“tetua, imam kepala dan ahli Taurat” ialah tiga macam anggota di dalam Sanhedrin, badan resmi masyarakat Yahudi) sampai dibunuh. Kenyataan ini menjadi sandungan. Tetapi para murid Yesus menyaksikan kebangkitan Yesus pada hari ketiga. Dan pengalaman inilah yang membuat mereka percaya teguh bahwa Yesus itulah Mesias. Rumusan penegasan Petrus dalam Mrk 8:29 “Engkaulah Mesias” mengungkapkan pokok kepercayaan yang tumbuh dalam Gereja Perdana ini. Bukan tanpa arti bila dalam ketiga Injil Sinoptik pemberitahuan mengenai penderitaan, wafat dan kebangkitan yang pertama didahului dengan penegasan mengenai siapa sebenarnya Yesus itu.
4. Penegasan Petrus seperti disampaikan Markus dipertajam oleh Matius dan Lukas dengan cara masing-masing. Menurut Mat 16:16, Petrus berkata, “Engkaulah Mesias, anak Allah yang hidup!” (Mat 16:16). Bagian kedua pernyataan ini, yakni “anak Allah yang hidup” menekankan pilihan Allah kepada Yesus dan menggarisbawahi tugas khusus membuat semua bangsa makin menyadari kehadiran Allah. Matius juga bermaksud menjelaskan bahwa Mesias yang dinanti-nantikan ini bukan pemimpin politik atau penguasa yang bakal membangun kembali kejayaan Israel dengan kekuatan militer. Maklum di kalangan Yahudi harapan semacam ini memang ada.
5. Matius memikirkan kebutuhan umat yang berasal dari kalangan Yahudi. Guna meluruskan pandangan orang di kalangan itu ia menekankan segi non-politik dari ke-mesias-an Yesus. Persoalan ini tidak amat dialami dalam lingkungan Lukas yang bukan berasal dari kalangan Yahudi. Mereka lebih berminat memahami apakah kuasa dan tenaga Yesus itu memang berasal dari Allah sendiri. Begitulah ditandaskan dalam Luk 9:20 bahwa Mesias tadi “dari Allah”. Maksudnya, Yesus datang dari Dia dan membuat Allah datang kepada manusia membebaskan mereka dari kuasa-kuasa jahat, dari penyakit, dari kekersangan batin. Inilah yang membuatnya betul-betul Mesias bagi semua orang, bukan saja bagi orang Yahudi.
YESUS BERDOA
Lukas memulai kisah hari ini dengan menyebutkan bahwa murid-murid datang kepadanya ketika Yesus sedang berdoa sendirian (Luk 9:18). Bahwasanya ia pendoa tentunya bukan hal yang baru. Malah tidak terpikir bahwa Yesus bukan orang yang sering berdoa. Namun bila hal yang biasa seperti ini ditonjolkan sebagai latar, tentunya ada maksud khusus.
Baik diingat bahwa Injil Lukas sering mengungkapkan bahwa Yesus sedang berdoa. Dapat dicatat di sini peristiwa-peristiwa berikut:
1. Ketika Yesus dibaptis oleh Yohanes Pembaptis, Yesus membiarkan diri dikuatkan oleh kehadiran ilahi. (Luk 3:22).
2. Yesus berdoa semalam suntuk di sebuah bukit sebelum menetapkan ke-12 muridnya sebagai rasul (Luk 6:12). Pilihan yang penting ini terjadi dengan mengikutsertakan kekuatan ilahi.
3. Yesus berdoa sebelum menanyai murid-murid mengenai pendapat orang dan mereka sendiri mengenai dirinya seperti dimuat dalam petikan yang sedang diulas ini.
4. Yesus mengajak Petrus, Yakobus dan Yohanes ke gunung. Di situ ia berdoa dan dalam keadaan itu kemuliaannya kelihatan (Luk 9:28; lihat ulasan Minggu Prapaskah ke-2 tgl. 7 Maret 2004).
5. Sebelum mengajarkan doa Bapa Kami kepada orang banyak, terlebih dahulu Yesus berdoa di sebuah tempat (Luk 11:1).
6. Yesus berdoa di Getsemani sewaktu bergulat dengan dirinya sendiri apakah akan menerima kenyataan salib dalam hidupnya (Luk 22:41; sebelumnya ia berdoa bagi Simon, ayat 32, agar imannya tidak runtuh).
7. Pada saat-saat terakhir di kayu salib, ia berdoa memohonkan pengampunan (Luk 23:34). Seruan nyaring ketika menyerahkan nyawa ke pada Bapanya (Luk 23:46) itu juga doa pasrah kepadaNya.
Itulah kesempatan-kesempatan yang secara khusus disebut Lukas. Ada saat-saat lain ketika ia juga berdoa, misalnya pada perjamuan terakhir dengan para murid (Luk 22:19) atau ketika Yesus mensyukuri karya ilahi dalam dirinya (Luk 10:1). Bagi Yesus berdoa ialah menaruh diri di hadapan Yang Ilahi yang dikenalnya dengan akrab sebagai Bapa. Ia membiarkan kekuatan ilahi menghidupinya. Dan inilah yang lambat laun disadari oleh umat dalam Gereja Perdana, khususnya di kalangan Lukas.
MENYANGKAL DIRI DAN MEMIKUL SALIB?
Ayat 24 memuat ajakan agar orang yang mau menjadi muridnya berani menyangkal diri dan memikul salib tiap hari – itulah jalan mengikutinya. Apa artinya? Dijelaskan dalam ayat 25 bahwa mereka yang berusaha menyelamatkan diri (= “nyawanya”) malah tidak akan menemukan diri (“kehilangan nyawanya”), tetapi sebaliknya mereka yang menemukan diri dalam Yesus (“kehilangan nyawanya karena aku”) akan menemukan keselamatan (=”menyelamatkan nyawanya”). Dengan kata lain, makna kehidupan ini barulah sungguh memberi sesuatu yang diidam-idamkan bila dilihat hubungan dengan dia yang terurapi yang datang dari Allah sendiri itu.
Kedua ayat di atas mengungkapkan inti spiritualitas kristiani. Hidup sebagai orang kristen baru ada artinya bila membuat diri menjadi kenampakan Yesus sang Mesias ilahi itu. Disadari sepenuhnya ada pelbagai tarikan menjauh darinya. Ada pula ikatan-ikatan yang membuat orang kurang merdeka mendekat kepadanya. Menjadi muridnya ialah upaya memerdekakan batin.
Lukas menonjolkan Yesus sebagai pendoa, sebagai orang yang membiarkan daya-daya ilahi bekerja di dalam dirinya. Belajar darinya berarti juga belajar membiarkan kehadiran Yang Ilahi menjadi makin nyata. Di sini juga ada himbauan agar Gereja makin menjadi tempat orang dapat melihat bahwa Yang Ilahi tetap berkarya.
Menurut Luk 9:21 murid-murid dilarang mengumumkan bahwa Yesus itu Mesias dari Allah. Jadi apakah kita sekarang mesti merahasiakan hal ini? Konteks pesan itu ialah suasana sebelum kebangkitan. Sesudah kebangkitan, pewartaan seperti itu justru perlu disampaikan kepada semua orang, bukan terutama dengan kata-kata, melainkan dengan menghayati spiritualitas tadi dalam Roh kebenaran.
Salam hangat,
A. Gianto

Rabu, 19 Juni 2013

Katekismus Gereja Katolik Dalam Setahun - 247

KGK ke 247

V. * "Ampunilah kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami"

2838. Permohonan ini sungguh mengherankan. Seandainya ia hanya mempunyai bagian pertama dari kalimat itu, "ampunilah kesalahan kami", maka ia sudah terkandung dalam tiga permohonan pertama dari Bapa Kami, karena kurban Kristus dimaksudkan demi pengampunan dosa. Tetapi sesuai dengan bagian kedua dari kalimat itu, permohonan kita hanya dikabulkan, kalau sebelumnya kita sudah memenuhi satu tuntutan. Permohonan kita mengarah ke masa depan; jawaban kita sudah harus mendahuluinya; satu kata menghubungkan keduanya: "seperti".
"Ampunilah kesalahan kami ...."

2839. Dalam kepercayaan yang berani kita sudah mulai berdoa kepada Bapa kita. Dalam permohonan, agar nama-Nya dikuduskan kita sudah berdoa pula, supaya kita sendiri semakin dikuduskan. Walaupun kita memakai pakaian Pembaptisan, kita tidak berhenti berdosa dan memalingkan diri dari Allah. Sekarang, dalam permohonan baru ini, kita kembali lagi kepada-Nya seperti anak yang hilang itu4 dan kita mengakui diri di depan-Nya sebagai pendosa, seperti yang dilakukan oleh pemungut cukai.5 Permohonan kita mulai dengan "pengakuan", di manti kita sekaligus mengakui kesusahan kita dan kerahiman Allah. Harapan kita tidak tergoyahkan, karena di dalam Putera-Nya "kita memiliki penebusan yaitu pengampunan dosa" (Kol 1:14; Ef 1:7). Di dalam Sakramen-Sakramen Gereja-Nya kita mendapat tanda pengampunan-Nya yang berdaya guna6 dan tidak diragukan lagi.
1 Bdk. 1 Tim 6:8.
2 Bdk. Yoh 6:53-56.
3 Bdk. Yoh 6:51.
4 Bdk. Luk 15:11-32.
5 Bdk. Luk 18:13.
6 Bdk. Mat 26:28; Yoh 20:23.

2840. Sungguh mengejutkan bahwa kerahiman ini tidak dapat meresap di hati kita sebelum kita mengampuni yang bersalah kepada kita. Sebagaimana tubuh Kristus, demikian pula cinta tidak dapat dibagi-bagi. Kita tidak dapat mencintai Allah yang tidak kita lihat, kalau kita tidak mencintai saudara dan saudari kita yang kita lihat.1 Kalau kita menolak mengampuni saudara dan saudari kita, hati kita menutup diri dan kekerasannya tidak dapat ditembus oleh cinta Allah yang penuh kerahiman. Tetapi dengan mengakui dosa-dosa, hati kita membuka diri lagi untuk rahmat-Nya.

2841. Permohonan ini sungguh penting, karena ia adalah satu-satunya yang dibicarakan dan dijelaskan Tuhan dalam khotbah-Nya di bukit.2 Bagi manusia memang tidak mungkin untuk memenuhi tuntutan penting dari misteri perjanjian ini, tetapi "untuk Allah tidak ada yang mustahil". "... seperti Kami pun Mengampuni yang Bersalah kepada Kami"
"... seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami"

2842. "Seperti" ini bukanlah satu-satunya dalam ajaran Yesus: "Haruslah kamu sempurna, seperti Bapamu yang di surga adalah sempurna" (Mat 5:48). "Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati" (Luk 6:36). "Aku memberikan perintah baru kepada kamu yaitu supaya kamu saling mengasihi, sama seperti Aku telah mengasihi kamu..." (Yoh 13:34). Tidaklah mungkin mengikuti perintah Tuhan, andaikata itu berarti mengikuti contoh ilahi secara lahiriah. Tetapi di sini dimaksudkan satu keikutsertaan yang hidup "yang keluar dari kedalaman hati", pada kekudusan, kerahiman, dan cinta Allah kita. Hanya Roh, yang dari-Nya kita "hidup" (Gal 5:25), dapat membuat3 sikap Yesus menjadi sikap "kita". Kesatuan pengampunan menjadi mungkin, apabila kita saling mengampuni, "sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu" (Ef 4:32).

2843. Dengan demikian kata-kata Tuhan mengenai pengampunan, artinya cinta yang mencintai sampai kesudahannya,4 menjadi hidup. Perumpamaan tentang hamba yang tidak berbelas-kasihan, yang mengakhiri ajaran Tuhan mengenai persekutuan Gereja,5 berakhir dengan perkataan: "Bapa-Ku yang di surga akan berbuat demikian juga kepada kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu". Segala sesuatu bergantung pada segenap "hati". Tidak berada dalam kekuasaan kita untuk tidak merasakan lagi kesalahan dan dengan demikian melupakannya; tetapi hati yang membuka diri bagi Roh Kudus, dapat menjadikan luka ini suatu belas kasihan dan membersihkan pikiran, dengan menjadikan kesalahan itu suatu syafaat.

2844. Doa Kristen malahan mengampuni musuh-musuh.6 Ia mengubah murid, dengan menjadi-kannya serupa dengan Guru-Nya. Pengampunan adalah suatu puncak doa Kristen. Karena itu, hanya hati yang sesuai dengan belas kasihan ilahi, dapat menerima anugerah doa di dalam dirinya. Pengampunan membuktikan juga bahwa di dunia kita ini cinta lebih kuat daripada dosa. Para martir pada masa lampau dan dewasa ini memberikan
1 Bdk. 1 Yoh 4:20.
2 Bdk. Mat 6:14-15; 5:23-24; Mrk 11:25.
3 Bdk. Flp 2:1.5.
4 Bdk. Yoh 13:1.
5 Bdk. Mat 18:23-35.
6 Bdk. Mat 5:43-44.
kesaksian ini untuk Yesus. Pengampunan adalah syarat utama untuk perdamaian1 anak-anak Allah dengan Bapa-Nya dan di antara manusia satu sama lain".

2845. Pengampunan ini yang menurut kodratnya bersifat ilahi tidak mengenal takaran maupun batas.2 Kalau yang dibicarakan itu adalah kesalahan (menurut Luk 11:4 "dosa"; menurut Mat 6:12 "utang"), maka kitalah sebenarnya orang yang selalu berutang: "Janganlah kamu berutang apa-apa kepada siapa pun, tetapi hendaklah kamu saling mengasihi" (Rm 13:8). Persekutuan Tritunggal Mahakudus adalah asal dan ukuran kemurnian setiap hubungan.3 Di dalam doa, terutama dalam Ekaristi, persekutuan itu dihayati.4
"Allah tidak menerima kurban orang yang tidak rela berdamai, dan menjauhkan mereka dari altar, supaya berdamai dulu dengan saudaranya, supaya melalui permohonannya yang cinta damai itu mereka juga dapat menemukan perdamaian pada Allah. Kurban yang paling indah di mata Allah adalah apabila perdamaian dan kerukunan ada di antara kita dan apabila umat diikat dalam persatuan dengan Bapa dan Putera dan Roh Kudus" (Siprianus, Dom. orat. 23).

VI. * "Dan janganlah masukkan kami ke dalam percobaan"

2846. Permohonan ini berakar dalam permohonan yang mendahuluinya, karena dosa kita adalah hasil dari persetujuan kita kepada percobaan. Kita memohon Bapa kita, supaya jangan "masukkan" kita ke dalam percobaan. Tidaklah mudah untuk mengungkapkan dalam satu kata ungkapan Yunani yang kira-kira berarti "janganlah membiarkan kami masuk ke dalam percobaan"5 atau "janganlah kami dikalahkan olehnya". "Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat dan Ia sendiri tidak mencobai siapa pun" (Yak 1:13); Ia malahan lebih banyak hendak membebaskan kita darinya. Kita mohon kepada-Nya, supaya jangan membiarkan kita berjalan di jalan yang menuju dosa. Kita berada dalam perjuangan "antara daging dan roh". Demikianlah permohonan Bapa Kami ini memohon roh pembedaan dan kekuatan.

2847. Roh Kudus menyanggupkan kita membeda-bedakan antara percobaan, yang memang perlu sebagai "masa percobaan" penuh harapan (Rm 5:3-5) demi pertumbuhan manusia batin,6 dan godaan yang membawa dosa dan kematian.7 Kita juga harus membeda-bedakan antara "digoda" dan "menyetujui godaan". Selanjutnya anugerah pembedaan membuka kedok penipuan godaan: kelihatannya benda itu indah, menarik, dan "sedap" (Kej 3:6), tetapi pada hakikatnya ia menggiring menuju kematian.
"Allah tidak memaksakan kebaikan, tetapi Ia menghendaki makhluk bebas... Juga godaan mempunyai kebaikannya. Di luar Allah tidak seorang pun tahu apa yang sudah diterima jiwa kita dari Allah, kita sendiri pun tidak. Tetapi godaan membuka rahasia, supaya mengajar kita, agar mengenal diri sendiri dan dengan demikian menemukan kesusahan kita; dan supaya mewajibkan kita, untuk berterima kasih bagi semua yang baik, yang telah godaan singkapkan bagi kita" (Origenes, or. 29).

2848. Supaya dapat melawan godaan, dibutuhkan satu keputusan hati. "Karena di mana hartamu, di situ juga hatimu... Tidak ada seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan" (Mat 6:21.24). "Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh" (Gal 5:25). Dalam "persetujuan" ini kepada Roh Kudus, Bapa memberi kita kekuatan.
1 Bdk. 2 Kor 5:18-21.
2 Bdk. Mat 18:21-22; Luk 17:3-4.
3 Bdk. 1 Yoh 3:19-24.
4 Bdk. Mat 5:23-24
5 Bdk. Mat 26:41.
6 Bdk. Luk 8:13-15; Kis 14:22; 2 Tim 3:12.
7 Bdk. Yak 1:14-15.
"Percobaan yang kamu alami adalah percobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan keluar, sehingga kamu dapat menanggungnya (1 Kor 10:13).

2849. Tetapi kemenangan dalam perjuangan yang demikian itu hanyalah mungkin di dalam doa. Yesus mengalahkan penggoda sejak awal1 sampai kepada perjuangan terakhir dalam sakratul maut-Nya2 melalui doa. Dengan demikian, dalam permohonan ini kepada Bapa kita Kristus mempersatukan kita dengan peduangan-Nya dan sakratul maut-Nya. Kita dinasihati dengan sangat, supaya dalam persekutuan dengan Dia, membuat hati kita waspada.3 Kewaspadaan adalah "penjaga" hati. Yesus memohon untuk kita kepada Bapa-Nya dengan perkataan: "Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu" (Yoh 17:11). Tanpa henti-hentinya Roh Kudus mengajak kita untuk waspada.4 Dalam godaan terakhir perjuangan kita di dunia ini kesungguhan permohonan ini menjadi nyata; ia meminta ketabahan sampai akhir. "Lihatlah, Aku datang seperti pencuri. Berbahagia-lah dia yang berjaga-jaga" (Why 16:15).

VII. * "Tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat"

2850. Juga permohonan terakhir kepada Bapa kita disokong oleh doa Yesus: "Aku tidak meminta, supaya Engkau mengambil mereka dari dunia, tetapi supaya Engkau melin-dungi mereka dari yang jahat" (Yoh 17:15). Ini menyangkut setiap kita secara pribadi, tetapi selalu "kitalah" yang berdoa: dalam persekutuan dengan seluruh Gereja dan demi pembebasan seluruh umat manusia. Doa Tuhan selalu membuka seluruh rencana keselamatan kita, agar keterlibatan kita yang tidak terelakkan dalam dosa dan kematian, diubah menjadi solidaritas dalam Tubuh Kristus, dalam "persekutuan para kudus".5

2851. Dalam permohonan ini, kejahatan bukanlah hanya satu pikiran, melainkan menunjukkan satu pribadi, setan, si jahat, malaikat yang berontak terhadap Allah. "Iblis" [diabolos] melawan keputusan ilahi dan karya keselamatan yang dikedakan di dalam Kristus.

2852. Setan "adalah pembunuh manusia sejak semula... ia pendusta dan asal segala dusta" (Yoh 8:44). Dialah "si ular tua yang bernama iblis, yang menyesatkan seluruh dunia" (Why 12:9). Melalui dia dosa dan kematian masuk ke dalam dunia. Oleh kekalahannya secara definitif "segala ciptaan dibersihkan dari kebusukan dosa dan dilepaskan dari belenggu maut" (MR, Doa Syukur Agung IV).
"Kita tahu bahwa setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa, tetapi Dia yang lahir dari Allah melindunginya dan si jahat tidak dapat menjamahnya. Kita tahu, bahwa kita berasal dari Allah, tetapi seluruh dunia berada di bawah kuasa sijahat" (1 Yoh 5:18-19).
"Tuhan, yang telah menghapus dosa kalian dan mengampuni kesalahan kalian, mampu melindungi dan membela kalian terhadap tipu muslihat setan, yang berjuang melawan kalian, supaya musuh yang biasanya menimbulkan dosa, tidak mengejutkan kalian. Barang siapa mempercayakan diri kepada Allah, tidak takut akan setan. Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita? (Rm 8:31)". (Ambrosius, sacr. 5, 30).
1 Bdk. Mat 4:1-11.
2 Bdk. Mat 26:36 -44.
3 Bdk. Mrk 13:9.23.33-37; 14:38; Luk 12:35-40.
4 Bdk. 1 Kor 16:13; Ko14:2; 1 Tes 5:6; 1 Ptr 5:8.
5 Bdk. RP 16.

2853. Pada saat Yesus menerima kematian dengan sukarela guna memberikan kehidupan-Nya kepada kita, kemenangan diperoleh atas "penguasa dunia" (Yoh 14:30) satu kali untuk selama-lamanya. Itulah pengadilan atas dunia ini, dan penguasa dunia ini "dilemparkan ke luar" (Yoh 12:31).1 Ia "memburu wanita itu",2 tetapi ia tidak berkuasa atasnya; Hawa baru yang "terberkati" oleh Roh Kudus, dibebaskan dari dosa dan dari kebusukan kematian (karena dikandung tanpa noda dosa dan karena sebagai Bunda Allah yang selalu perawan, Maria diangkat ke dalam surga). "Maka marahlah naga itu kepada perempuan itu, lalu pergi memerangi keturunannya yang lain" (Why 12:17). Karena itu Roh dan Gereja berdoa: "Datanglah, ya Tuhan Yesus" (Why 22:20),3 karena kedatangan-Nya akan membebaskan kita dari yang jahat.

2854. Kalau kita memohon, agar dibebaskan dari yang jahat, kita juga memohon untuk dibebaskan dari.segala kemalangan, yang lampau, yang sekarang, dan yang akan datang, yang asalnya dan penggodanya adalah si jahat. Dalam permohonan terakhir ini Gereja membawa seluruh kesusahan dunia ke depan Bapa. Dengan pembebasan dari yang jahat, yang membebani umat manusia, Gereja memohon hal yang bernilai yakni perdamaian dan rahmat supaya dengan tabah menantikan kedatangan Kristus kembali. Kalau Gereja berdoa demikian, ia mengantisipasi dalam kerendahan hati yang beriman persatuan dari semua dan segala-galanya dalam Dia, yang "memegang segala kunci maut dan kerajaan maut" (Why 1:18), "yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, Yang Mahakuasa" (Why 1:8).4
"Ya Bapa, bebaskanlah kami dari segala kemalangan dan berilah kami damai-Mu. Kasihanilah dan bantulah kami supaya selalu bersih dari noda dosa dan terhindar dari segala gangguan, sehingga kami dapat hidup dengan tenteram sambil mengharapkan kedatangan Penyelamat kami Yesus Kristus" (MR, Embolisme).

DOKSOLOGI PENUTUP

2855. Doksologi penutup - "Sebab Engkaulah raja, yang mulia dan berkuasa untuk selama-lamanya" - mengangkat kembali ketiga permohonan kepada Bapa: kemuliaan nama-Nya, kedatangan Kerajaan-Nya, dan kekuasaan kehendak keselamatan-Nya. Tetapi pengulangan ini terjadi, seperti di dalam liturgi surgawi,5 dalam penyembahan dan ucapan terima kasih. Penguasa dunia ini telah mencaplok ketiga gelar kerajaan, kekuasaan, dan kemuliaan6 atas cara yang curang. Kristus, Tuhan, mengembalikannya kepada Bapa-Nya dan Bapa kita, sampai Dia menyerahkan kembali Kerajaan kepada-Nya, apabila misteri keselamatan diselesaikan secara definitif dan Allah menjadi semua di dalam semua.7
2856. "Pada akhir doa kamu mengatakan ‘Amin’. Dengan perkataan ‘Amin’, artinya ‘Semoga terjadi’, kamu mengesahkan isi doa yang diajarkan Allah" (Sirilus dari Yerusalem, catech., myst. 5:18).
1 Bdk Why 12:11.
2 Bdk. Why 12:13-16.
3 Bdk. Why 22:17.
4 Bdk. Why 1:4.
5 Bdk. Why 1:6; 4:11; 5:13
6 Bdk. Luk 4:5-6.
7 Bdk. 1 Kor 15:24-28.

TEKS-TEKS SINGKAT

2857. Ketiga permohonan pertama dari Bapa Kami menyangkut kehormatan Bapa: pengudusan nama-Nya, kedatangan Kerajaan-Nya, dan pemenuhan kehendak ilahi-Nya. Keempat permohonan yang lain mengemukakan kepada-Nya persoalan yang menyangkut kehidupan kita: semoga Ia memberi makanan kepada kita, menyembuhkan kita dari dosa, dan mendampingi kita dalam perjuangan kita untuk memenangkan yang baik atas yang jahat.

2858. Kalau kita memohon: "Dimuliakanlah nama-Mu," kita masuk ke dalam keputusan Allah. Nama-Nya, yang untuk pertama kali diwahyukan kepada Musa dan kemudian melalui Yesus, harus dimuliakan oleh kita dan di dalam kita serta di dalam setiap bangsa dan setiap manusia.

2859. Di dalam permohonan kedua, Gereja terutama mendoakan kedatangan kembali Kristus dan kedatangan Kerajaan Allah secara definitif. Ia juga berdoa untuk pertumbuhan Kerajaan Allah pada kehidupan kita "hari ini".

2860. Dalam permohonan ketiga kita mohon kepada Bapa, semoga Ia mempersatukan kehendak kita dengan kehendak-Nya, supaya terpenuhilah keputusan keselamatan-Nya dalam kehidupan dunia.

2861. Dalam permohonan keempat "berilah kami", kita mengutarakan dalam persekutuan dengan saudara-saudari kita kepercayaan kita sebagai anak kepada Bapa di surga. "Rezeki" berarti makanan duniawi yang perlu bagi kehidupan kita semua. Ia juga menandakan roti kehidupan, Sabda Allah dan tubuh Kristus. Ia diterima "hari ini" dari Allah sebagai makanan hakiki yang tidak dapat diganti, yakni perjamuan pesta dalam Kerajaan Allah yang diantisipasi dalam Ekaristi.

2862. Permohonan kelima meminta kerahiman Allah untuk kesalahan kita. Ini hanya dapat meresap di hati kita, apabila kita sudah mengampuni musuh-musuh kita menurut contoh Kristus dan dengan bantuan-Nya.

2863. Dengan kalimat "Janganlah masukkan kami ke dalam percobaan" kita memohon kepada Allah, supaya jangan membiarkan kita masuk ke jalan yang menuju dosa. Permohonan ini meminta roh pembeda dan kekuatan; memohon rahmat, supaya tetap waspada dan tabah sampai akhir.

2864. Dalam permohonan terakhir "Tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat" orang Kristen berdoa bersama Gereja kepada Allah, supaya Ia menampilkan kemenangan atas "penguasa dunia", setan, yang sudah diperoleh melalui Kristus. Setan adalah malaikat yang secara pribadi berontak terhadap Allah dan keputusan keselamatan-Nya.

2865. Melalui "Amin" kita mengungkapkan "Fiat" kita menyangkut ketujuh permohonan itu: "jadilah demikian".

SINGKATAN
1 Kor
1 Korintus
1 Pet
1 Petrus
1 Raj
1 Raja-raja
1 Sam
1 Samuel
1 Taw
1 Tawarikh
1 Tes
1 Tesalonika
1 Tim
1 Timoteus
1 Yoh
1 Yohanes
2 Kor
2 Korintus
2 Mak
2 Makabea
2 Petr
2 Petrus
2 Raj
2 Raja-Raja
2 Sam
2 Samuel
2 Taw
2 Tawarikh
2 Tes
2 Tesalonika
2 Tim
2 Timoteus
2 Yoh
2 Yohanes
3 Yoh
3 Yohanes
AA
"Apostolicam actuositatem"
AG
"Ad gentes"
Am
Amos
Aman.Ap.
Amanat apostolik
Ams
Amsal
Ayb
Ayub
Bar
Barukh
Ben
De Benedictionibus
Bil
Bilangan
CA
"Centesimus annus"
Catech.R.
Catechismus Romanus
CCEO
Corpus Canonum Ecclesiarum Orientalium
CCL
Corpus Christianorum Lationorum
CD
"Christus Dominus"
CDF
Kongregasi untuk ajaran iman
CIC
Codex Iuris Canonici
CL
"Christifideles laici"
COD
Conciliorum oecumenicorum decreta, edit Istituta per le scienze religiose, Bologna 1973
CSEL
Corpus Scriptorum Ecclesiasticorum
Latinorum
CT
"Catechesi tradendae"
Dan
Daniel
DCG
Directorium Catecheticum Generale
DeV
"Dominum et Vivificantem
DH
"Dignitatis humanae"
DnV
"Donum vitae"
DS
Denzinger Schoenmetzer, Enchidrion Symbolorum, definitionum et declarationum de rebus fidei et morum
DV
"Dei Verbum"
DzH
Denzinger-Huenermann
KGK – 530
Ef
Efesus
EN
"Evangelii nuntiandi"
Ens
Ensiklik
Est
Ester
Esr
Ezra
FC
"Familiaris Consortio"
Flm
Filemon
Flp
Filipi
Gal
Galatia
GE
"Gravissimum educationis"
GS
"Gaudium et spes"
Hak
Hakim
Hos
Hosea
HV
"Humanae vitae"
Ibr
Ibrani
IGLH
Liturgia Horarum (introductio gen-)
IGMR
Missale Romanum (introdvetio gen-)
IM
"Inter mirifica"
Im
Imamat
Instr
lnstruksi
Keb
Kebijaksanaan
Kej
Kejadian
Kel
Keluaran
Kid
Kidung Agung
Kis
Kisah para Rasul
Kol
Kolose
Konst.Ap.
Konstitusi Apostolik
LE
"Laborem exercens"
LG
"Lumen gentium"
LH
Liturgia Horarum (Ibadat Harian)
Luk
Lukas
LXX
Septuaginta
Mal
Maleakhi
Mat
Mateus
Mzm
Mazmur
MC
"Marialis cultus"
MD
"Mulieris dignitatem"
MF
"Mysterium fidei"
Mi
Mikha
MM
"Mater et magistra"
OCf
Ordo confirmationis
OcM
Ordo celebrmidi Matrinumium
OCV
Ordo consecrationis virginum
OE
"Orientalium Ecclesiarum
OEx
Ordo exsequiarum
OICA
Ordo initationis christianae adultormn
OP
Ordo poenitentiae
OT
"Optatam totius"
par
tempat paralel dalam Kitab Suci
PC
"Perfectae caritatis"
PG
Patrologia Graeca
Pkh
Pengkhotbah
PL
Patrologia Latina
PLS
Patrologiae Latinae Supplementum
PO
"Presbyterorum ordinis"
PP
"Populorum progressio"
PR
Pontificale Romanum
KGK – 531
PT
"Pacem in terris"
Rat
Ratapan
RH
"Redemptor hominis"
RM
"Redemptoris missio"
Rm
Roma
RP
"Reconciliatio et poenitentia
SC
"Sacrosanctum concilium"
Sin
Sinode
Sir
Sirakh
SPF
Kredo Umat Allah
SRS
"Sollicitudo rei socialis"
Sur. Ap. Surat Apostolik
Tit Titus
Tob Tobit
UI Ulangan
UR "Unitatis Redintegratio"
Vg Menurut teks Vulgata
Why Wahyu
Yah Yahudi
Yak Yakobus
Ydt Yudit
Yeh Yehezkiel
Yer Yeremias
Yes Yesaya
Yl Yoel
Yn Yunani, teks
Yoh Yohanes
Yos Yosua
Yud Yudas
Yun Yunus
Za Zakharia
Zef Zefanya
Semoga bermanfaat bagi perkembangan iman kita Katolik yang sejati.
Dan semoga Kerajaan Hati Kudus Yesus senantiasa merajai hati kita.

Selasa, 18 Juni 2013

Katekismus Gereja Katolik Dalam Setahun - 246

KGK ke 246

III. * "Jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti di dalam surga"

2822. Adalah kehendak Bapa kita, "supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran" (1 Tim 2:4). Ia sabar, karena "Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa" (2 Ptr 3:9).6 Perintah-Nya yang mencakup semua perintah lain dan menyatakan kehendak-Nya kepada kita, berbunyi: "Kasihilah sesamamu; sama
1 Bdk. Tit 2:13.
2 Bdk. Gal 5:16-25.
3 Bdk. GS 22; 32; 39; 45; EN 31.
4 Bdk. Yoh 17:17-20.
5 Bdk. Mat 5:13-16; 6:24; 7:12-13.
6 Bdk. Mat 18:14.
seperti Aku telah mengasihi kamu, demikian pula kamu harus saling mengasihi" (Yoh 13:34).1

2823. "Allah telah menyatakan rahasia kehendak-Nya kepada kita, sesuai dengan rencana kerelaan-Nya, ... untuk mempersatukan di dalam Kristus sebagai Kepala, segala sesuatu... di dalam Dialah kami mendapat bagian yang dijanjikan - kami yang dari semula ditentukan untuk menerima bagian itu sesuai dengan maksud Allah, yang di dalam segala sesuatu bekerja menurut keputugsn kehendak-Nya" (Ef 1:9-11). Demikian-lah kita berdoa terus-menerus, agar keputusan yang berbelaskasihan ini dapat terlaksana di atas bumi, seperti sekarang ini di surga.

2824. Kehendak Bapa dipenuhi secara sempurna di dalam Kristus oleh kehendak manusiawi-Nya satu kali untuk selama-lamanya. Pada saat masuk ke dunia Yesus berkata: "Sungguh, Aku datang; untuk melakukan kehendak-Mu, ya Allah-Ku" (Ibr 10:7; Mzm 40:8). Hanya Yesus dapat mengatakan tentang Diri sendiri, bahwa Ia "senantiasa berbuat apa yang berkenan kepada Bapa" (Yoh 8:29). Ketika berdoa dalam sakratul maut Ia menyetujui sepenuhnya kehendak Bapa: "Bukan kehendakKu, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi" (Luk 22:42).2 Karena itu Yesus "menyerahkan diri-Nya karena dosa-dosa kita... menurut kehendak Allah dan Bapa kita" (Gal 1:4). "Karena kehendak-Nya inilah kita telah dikuduskan satu kali untuk selama-lamanya oleh persembahan tubuh Yesus Kristus" (Ibr 10:10).

2825. "Dan sekalipun Ia adalah Anak, Yesus telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya" (Ibr 5:8). Terlebih hal itu berlaku bagi kita, makhluk yang berdosa, yang telah menjadi anak angkat di dalam Yesus. Kita memohon kepada Bapa kita, agar Ia mempersatukan kehendak kita dengan kehendak Putera-Nya supaya kita memenuhi kehendak-Nya yaitu rencana keselamatan untuk kehidupan dunia. Dari diri kita sendiri kita sama sekali tidak mampu untuk itu, tetapi bersatu dengan Yesus dan berkat kekuatan Roh Kudus-Nya kita dapat menyerahkan kehendak kita kepada Bapa dan memutuskan untuk melakukan apa yang selalu dipilih Putera: melakukan apa yang berkenan kepada Bapa.3
Kalau kita setia kepada Kristus, "kita dapat menjadi satu Roh bersama Dia dan dengan demikian melaksanakan kehendak-Nya; maka kehendak ini akan dilaksanakan secara sempurna di dunia seperti di dalam surga" (Origenes, or. 26).
"Lihatlah, bagaimana Yesus Kristus mengajar kerendahan hati kepada kita, dengan menjelaskan kepada kita, bahwa kebajikan bukan hanya hasil usaha kita melainkan juga hasil rahmat Allah. Juga di sini Ia menyuruh setiap kita, supaya di dalam doa memperhatikan kesejahteraan seluruh dunia. Oleh karena Ia tidak berkata: Jadilah kehendak-Mu pada aku atau pada kalian, tetapi: di seluruh dunia, supaya segala kekeliruan hilang, kebenaran menjadi tampak, setiap kejahatan dibasmi, kebajikan masuk, dan dengan demikian tidak ada perbedaan lagi antara surga dan bumi" (Yohanes Krisostomus, hom. in Mat 19:5).

2826. Dengan perantafaan doa "kita dapat mengetahui ... manakah kehendak Allah" (Rm 12:2),4 dan "memperoleh ketekunan" untuk "melakukannya" (Ibr 10:36). Yesus mengajarkan kita bahwa bukan setiap orang yang memakai banyak kata akan masuk ke dalam Kerajaan surga, "melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di surga" (Mat 7:21).
1 Bdk. 1 Yoh 3:4; Luk 10:25-37.
2 Bdk. Yoh 4:34; 5:30; 6:38.
3 Bdk. Yoh 8:29.
4 Bdk. Ef 5:17.

2827. "Allah tidak mendengarkan orang berdosa, tetapi orang-orang yang saleh dan yang melakukan kehendak-Nya" (Yoh 9:31).1 Doa Gereja dalam nama Tuhannya mempunyai kekuatan yang begitu besar, terutama dalam Ekaristi. Inilah persekutuan syafaat bersama Bunda Allah yang kudus2 dan semua orang kudus, yang berkenan kepada Tuhan, karena hanya ingin memenuhi kehendak-Nya.
"Tanpa melecehkan kebenaran, kita dapat juga menerjemahkan kata-kata: Jadilah kehendakMu di atas bumi seperti di dalam surga dengan: di dalam Gereja seperti di dalam Tuhan kita Yesus Kristus; di dalam mempelai yang sudah bertunangan dengannya, seperti di dalam mempelai pria, yang melakukan kehendak Bapa" (Agustinus, serm. Dom. 2, 6, 24).

IV. * "Berilah kami rezeki [sehari-hari] pada hari ini"

2828. Berilah kami. Sungguh indah kepercayaan anak-anak yang mengharapkan segala sesuatu dari Bapanya. Bapa "menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar" (Mat 5:45). "Pada waktunya" Ia memberi "makanan" (Mzm 104:27) kepada semua makhluk hidup. Yesus mengajarkan permohonan ini kepada kita untuk memuliakan Bapa kita dengan mengakui kebaikan-Nya yang tiada taranya.

2829. "Berilah kami" adalah juga ungkapan perjanjian: Kita adalah milik Allah dan Ia adalah milik kita dan Ia memperhatikan kita. Dan melalui kata "kami" kita mengakui Dia pula sebagai Bapa semua manusia. Maka kita berdoa kepada-Nya untuk mereka semua, sambil menjadikan kebutuhan dan penderitaan mereka keprihatinan kita juga.

2830. Rezeki kami. Mustahil bahwa Bapa, yang menganugerahkan kehidupan kepada kita, tidak memberikan juga makanan serta segala kebutuhan jasmani dan rohani lainnya bagi kehidupan itu. Dalam khotbah-Nya di bukit Yesus mengajarkan sebuah kepercayaan, di mana kita merasa terjamin dalam penyelenggaraan Bapa.3 Dengan itu Yesus tidak menghendaki kita untuk menerima nasib secara acuh tak acuh.4 Ia ingih membebaskan kita dari segala kesusahan dan kecemasan yang menekan hati. Anak-anak Allah selalu membiarkan diri dalam penyelenggaraan Bapa mereka.
"Mereka yang mencari Kerajaan dan keadilan Allah, akan juga mendapat segala sesuatu yang lain sesuai dengan janji-Nya. Karen bila segala sesuatu adalah milik Allah, maka orang yang memiliki Allah tidak akan kekurangan apa pun, kalau ia sendiri tidak lupa akan kewajibannya terhadap Allah" (Siprianus, Dom. orat. 21)

2831. Ada orang yang lapar karena mereka tidak mempunyai makanan. Kenyataan ini menyingkapkan satu arti yang lebih dalam dari permohonan tadi. Kelaparan di dunia mengajak semua orang Kristen, yang mau berdoa dengan jujur, supaya melaksanakan tanggung jawabnya terhadap saudara-saudarinya. Hal ini berkaitan dengan sikap pribadi dan solidaritas mereka dengan seluruh umat manusia. Maka permohonan dalam doa Tuhan tadi tidak dapat dipisahkan baik dari perumpamaan Lasarus yang miskin,5 maupun dari perumpamaan pengadilan terakhir.6
1 Bdk. 1 Yoh 5:14.
2 Bdk. Luk 1:38.49.
3 Bdk. Mat 6:25-34.
4 Bdk. 2 Tes 3:6-13.
5 Bdk. Luk 16:19-31.
6 Bdk. Mat 25:31-46.

2832. Sebagaimana ragi mengembangkan adonan, demikian Kerajaan Allah harus mengembangkan dunia dengan bantuan Roh Kristus.1 Dan pengaruh ini harus dibuktikan dengan membuat relasi pribadi dan sosial, tata ekonomi, dan hubungan intemasional menjadi lebih adil. Sementara itu, tidak boleh dilupakan bahwa tanpa manusia berusaha untuk berlaku adil, tidak akan tercipta tata dunia yang adil.

2833. Doa kita menyangkut rezeki "kita": "satu" untuk "banyak". Menurut sabda bahagia, kebajikan membagi-bagikan termasuk kemiskinan; yang menyerukan supaya memberi-kan dan membagi-bagikan barang-barang rohani dan jasmani, bukan karena terpaksa, melainkan karena cinta, supaya kelimpahan dari seseorang dapat mencukupkan kekurangan orang lain.2

2834. "Berdoalah dan bekerjalah!".3
"Berdoalah, seakan-akan segala sesuatu bergantung pada Allah, dan bekerjalah, seakan-akan segala sesuatu bergantung pada kamu".
Juga apabila kita telah melakukan pekerjaan kita, makanan tetap merupakan anugerah dari Bapa kita; karena itu ada baiknya supaya meminta kepada-Nya, sambil berterima kasih kepada-Nya untuk itu. Itulah arti dari doa sebelum dan sesudah makan dalam keluarga Kristen.

2835. Permohonan ini, dan tanggung jawab yang dituntutnya, berlaku juga untuk satu kelaparan lain, yang karenanya manusia binasa; "Manusia hidup bukan dari roti saja, melainkan dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah" (Mat 4:4),4 artinya dari sabda dan dari napas Allah. Orang-orang harus melakukan segala upaya, supaya "mewartakan Injil kepada orang-orang miskin". Di dunia ada satu kelaparan lain, "bukan kelaparan akan makanan, bukan kehausan akan air, melainkan akan mendengarkan firman Tuhan" (Am 8:11). Karena itu arti yang khas Kristen dari permohonan keempat ini berhubungan dengan roti kehidupan. Itulah Sabda Allah yang harus kita terima dalam iman, dan tubuh Kristus yang kita terima dalam Ekaristi.5

2836. Hari ini adalah ungkapan kepercayaan yang Tuhan ajarkan6 kepada kita, dan bukan suatu penemuan yang congkak. Karena ini terutama menyangkut Sabda Bapa dan tubuh Putera-Nya, maka "hari ini" bukan saja merupakan kekinian dari waktu kita yang fana, melainkan hari ini yang adalah milik Allah.
"Kalau engkau mendapat rezeki setiap hari, maka setiap hari adalah hari ini untukmu. Kalau Kristus hari ini milikmu, Ia bangkit tiap hari untukmu. Lalu bagaimana? Anak-Ku Engkau! Engkau telah Kuperanakkan hari ini (Mzm 2:7). Hari ini lalu berarti, apabila Kristus bangkit!" (Ambrosius, sacr. 5, 26).
2837. Sehari-hari. Kata ini, epio-sios, hanya terdapat di sini dalam Perjanjian Baru. Kalau dimengerti dalam arti waktu, ia secara pedagogis mengulang "hari ini",7 untuk menguat-kan kita dalam satu kepercayaan tanpa syarat. Diterima dalam arti kualitatif, kata itu berarti yang perlu untuk kehidupan; selanjutnya, setiap barang yang mencukupi keperluan hidup.1 Secara harafiah [epiofisios: melampaui hakikat] kata itu secara langsung berarti roti kehidupan, tubuh Kristus, dan "obat dari kebakaan" (Ignasius dari Antiokia, Eph 20, 2), dan tanpa itu kita tidak mempunyai kehidupan di dalam diri kita.2 Bersama arti harafiah menjadi nyata pula arti surgawi dari permohonan ini: "Hari ini" berarti hari Tuhan. Hari ini adalah hari perjamuan dalam Kerajaan Allah, yang telah diantisipasi dalam Ekaristi, prarasa dari Kerajaan yang akan datang. Karena itu cocok, bila merayakan Ekaristi setiap hari.   
1 Bdk. AA 5.
2 Bdk. 2 Kor 8:1-15.
3 Bdk. Benediktus. reg. 20; 48.
4 Bdk. Ul 8:3.
5 Bdk. Yoh 6:26-58.
6 Bdk. Mat 6:34; Kel 16:19.
7 Bdk. Kel 16:19-21.
"Ekaristi adalah roti kita sehari-hari. Makanan ilahi ini memiliki kekuatan persatuan; ia mempersatu-kan kita dengan tubuh Tuhan dan membuat kita menjadi anggota-Nya, sehingga kita menjadi apa yang kita terima... Roti sehari-hari ini juga terdapat dalam bacaan-bacaan yang setiap hari kalian dengarkan di dalam gereja, dalam madah-madah yang kalian dengarkan dan kalian nyanyikan. Semuanya itu kita butuhkan untuk penziarahan kita" (Agustinus, serm. 57, 7, 7).
Bapa di surga menasihati kita, agar sebagai anak-anak surga meminta roti surgawi ini.3 Kristus "sendiri adalah roti itu, yang ditaburkan di dalam perawan, diragikan dalam daging, diremas dalam kesengsaraan, digoreng dalam perapian makam, disimpan di dalam Gereja, dan dipersembahkan di atas altar. Ia membagi-bagikan roti ini kepada umat beriman hari demi hari sebagai makanan surgawi" (Petrus Krisologus, serm. 67).

Senin, 17 Juni 2013

Katekismus Gereja Katolik Dalam Setahun - 245

KGK ke 245

ARTIKEL 3 : KETUJUH PERMOHONAN

2803. Sesudah kita menempatkan diri di hadirat Allah, Bapa kita, untuk menyembah-Nya, mencintai-Nya dan memuji-Nya, Roh keputeraan melambungkan tujuh permohonan, tujuh pujian dari dalam hati kita. Tiga yang pertama lebih berhubungan dengan Allah dan menarik kita menuju kemuliaan Bapa; empat yang berikut bagaikan jalan menuju Allah dan menyerahkan kesusahan kita kepada rahmat-Nya. "Samudera raya berpanggil-panggilan dengan deru air terjun-Mu" (Mzm 42:8).

2804. Ketiga permohonan pertama membawa kita menuju Allah, demi diri-Nya sendiri; nama-Mu, Kerajaan-Mu dan kehendak-Mu. Adalah unsur hakiki dari cinta, bahwa ia lebih dulu ingat dia yang dicintai. Dalam setiap dari tiga permohonan itu kita tidak berbicara tentang diri sendiri, melainkan kita memberi diri ditangkap oleh "kerinduan yang membara" dan oleh "keprihatinan" Putera terkasih menyangkut kemuliaan Bapa-Nya:1 "dimuliakanlah ... datanglah ... jadilah... " Ketiga permohonan ini sudah dipenuhi dalam kurban Yesus, Penebus; tetapi sekarang, selama Allah belum jadi segalanya di dalam semua,2 permohonan itu oleh harapan diarahkan kepada penyelesaian definitif.

2805. Permohonan-permohonan yang berikut berlangsung seturut arah beberapa epiklese Ekaristi; mereka mempersembahkan harapan kita dan menarik pandangan Bapa kerahiman atas dirinya. Mereka keluar dari kita dan menyangkut kita sekarang ini, di dunia ini: "berilah kami ... ampunilah kami ... janganlah masukkan kami ... bebaskanlah kami ... " Permohonan keempat dan kelima berhubungan dengan kehidupan kita: kita harus dikuatkan oleh makanan dan disembuhkan dari dosa. Dua permohonan terakhir menyangkut perjuangan doa: perjuangan kita demi kemenangan kehidupan.

2806. Oleh tiga permohonan pertama kita dikuatkan dalam iman, dipenuhi oleh harapan dan dinyalakan oleh cinta. Karena kita makhluk dan masih berdosa, kita juga harus berdoa untuk diri sendiri. Kita, yang takluk pada batas-batas dunia dan sejarah, menyerahkan diri kepada cinta Allah kita yang tidak terbatas. Karena melalui nama Kristus dan Kerajaan Roh-Nya, Bapa kita menyelesaikan rencana keselamatan-Nya untuk kita dan seluruh dunia.

I. * Dimuliakanlah nama-Mu

[Permohonan pertama dalam terjemahan yang lazim dipakai umat Katolik di Indonesia berbunyi: "dimuliakanlah nama-Mu". Terjemahan lebih harafiah ialah: "dikuduskanlah nama-Mu". Karena seluruh uraian selanjutnya berputar di sekitar gagasan kekudusan, maka di sini umumnya kita gunakan terjemahan: "dikuduskanlah"].

2807. Perkataan "kuduskan" di sini tidak boleh dimengerti dalam arti menyebabkan (hanya Allah menguduskan, membuat kudus) tetapi terutama dalam arti penilaian: mengakui sesuatu sebagai kudus dan memperlakukannya demikian. Karena itu seruan "dikuduskan-lah..." dalam penyembahan kadang-kadang diartikan sebagai pujian dan syukur.3 Tetapi permohonan ini diajarkan oleh Yesus kepada kita dalam bentuk keinginan: inilah satu
1 Bdk. Luk 22:15; 12:50.
2 Bdk. 1 Kor 15:28.
3 Bdk. Mzm 111:9; Luk 1:49.
permohonan, satu kerinduan dan satu penantian di mana Allah dan manusia ikut terlibat. Permohonan pertama dari Bapa Kami sudah langsung membenamkan kita ke dalam misteri ke-Allah-an-Nya dan ke dalam karya keselamatan bagi umat manusia. Permo-honan kita bahwa nama-Nya dikuduskan, memasukkan kita ke dalam "keputusan penuh rahmat yang diambil lebih dahulu" supaya dalam cinta kita hidup kudus dan tak bercela di hadapan Allah.1

2808. Tuhan menyatakan nama-Nya dalam kejadian-kejadian yang menentukan dalam tata keselamatan-Nya, di mana Ia menyelesaikan karya-Nya. Tetapi karya ini terjadi untuk kita dan di dalam kita hanya, apabila nama-Nya dikuduskan oleh kita dan di dalam kita.

2809. Kekudusan Allah adalah pusat misteri-Nya yang kekal, yang sukar didekati. Apa yang nyata tentang Dia dalam ciptaan dan dalam sejarah, dinamakan Kitab Suci kemuliaan, pancaran kemuliaan-Nya.2 Allah memahkotai manusia "dengan kemuliaan dan hormat" (Mzm 8:6), karena Ia menciptakannya sebagai "gambar", seturut "rupa"-Nya (Kej 1:26). Tetapi oleh karena dosa, manusia "telah kehilangan kemuliaan Allah" (Rm 3:23). Dengan demikian Allah menyatakan kekudusan-Nya, dengan menyatakan dan menyam-paikan nama-Nya, untuk menciptakan manusia baru "menurut gambaran Khaliknya" (Kol 3: 10).

2810. Oleh janji kepada Abraham dan sumpah yang menguatkannya,3 Allah mewajibkan Diri, tetapi tanpa menyingkap nama-Nya. Baru kepada Musa Ia mulai menyatakannya,4 dan Ia memperlihatkan nama-Nya itu di depan mata seluruh bangsa, dengan membebaskan mereka dari orang Mesir: "Ia menjadi tinggi luhur" (Kel 15:1). Sejak perjanjian di Sinai bangsa ini menjadi milik-Nya; Ia dipanggil untuk menjadi bangsa yang "kudus" (atau "ditahbiskan" - dalam bahasa Ibrani kata yang sama),5 karena nama Allah berdiam di dalamnya.

2811. Allah, Yang Kudus,6 selalu secara baru lagi memberi kepada bangsa ini hukum yang kudus dan dengan memperhatikan nama-Nya sendiri, Ia selalu bersabar. Tetapi bangsa ini berpaling dari Yang Kudus Israel dan menajiskan nama-Nya di antara bangsa-bangsa.7 Karena itu orang-orang jujur dari Perjanjian Lama, orang miskin yang telah kembali dari pembuangan dan para nabi dipenuhi oleh semangat yang bernyala-nyala untuk nama-Nya.

2812. Akhirnya dinyatakan dan diberikan kepada kita di dalam Yesus, nama Allah yang kudus di dalam daging sebagai penyelamat.8 Ia dinyatakan oleh pribadi-Nya, kata-kata-Nya dan oleh kurban-Nya.9 Inilah inti doa Imam Agung: Bapa yang kudus "Aku menguduskan diri-Ku bagi mereka, supaya mereka pun dikuduskan dalam kebenaran" (Yoh 17:19). Oleh karena Yesus sendiri "menguduskan" nama-Nya,10 maka Ia "mewahyukan" nama Bapa (Yoh 17:6). Pada akhir Paska-Nya, Bapa menganugerahkan kepada-Nya nama
1 Bdk. Ef 1:9.4.
2 Bdk. Mzm 8; Yes 6:3.
3 Bdk. Ibr 6:13.
4 Bdk. Kel 3:14.
5 Bdk. Kel 19:5-6.
6 Bdk. Im 19:2: "Kuduslah kamu, sebab Aku, Tuhan, Allahmu, kudus".
7 Bdk. Kel 20; 36.
8 Bdk. Mat 1:21; Luk 1:31.
9 Bdk. Yoh 8:28; 17:8; 17:17-19.
10 Bdk. Yeh 20:39; 36:20-21.
yang lebih besar daripada segala nama: Yesus adalah Tuhan demi kemuliaan Allah, Bapa.1

2813. Dalam air Pembaptisan kita telah dibersihkan, dikuduskan, dan "dibenarkan dalam nama Tuhan Yesus Kristus dan dalam Roh Allah kita" (1 Kor 6:11). Allah telah memanggil kita, supaya "menjadi kudus" dalam seluruh kehidupan kita ( 1 Tes 4:7): "Oleh Dia kamu berada dalam Yesus Kristus, yang oleh Allah telah menjadi kekudusan bagi kita" (1 Kor 1:30). Permohonan, agar nama-Nya dikuduskan di dalam kita dan oleh kita, menyangkut kehormatan-Nya dan kehidupan kita. Karena itu permohonan pertama sangat mendesak.
"Oleh siapa Allah dapat dikuduskan, karena Dia sendiri yang menguduskan? Tetapi karena Ia sendiri telah mengatakan: Kuduslah kamu bagi-Ku, sebab Aku ini, Tuhan, kudus (Im 20:26), kita lalu memohon, bahwa kita yang dikuduskan dalam Pembaptisan, berpegang teguh pada keberadaan yang telah mulai diberikan kepada kita. Dan untuk itu kita berdoa hari demi hari; karena kita membutuhkan pengudusan setiap hari, supaya kita yang berdosa setiap hari, dapat membersihkan lagi dosa-dosa kita oleh pembasuhan yang terus-menerus ... Kita berdoa, supaya pengudusan ini tinggal di dalam kita" (Siprianus Dom. orat. 12).

2814. Bergantung pada kehidupan dan sekaligus pada doa kita apakah nama-Nya dikuduskan di antara bangsa-bangsa:
"Kita berdoa, agar Allah menguduskan nama-Nya, yang oleh kekudusan-Nya menyelamatkan dan menguduskan seluruh ciptaan ... Itulah nama yang memberikan kembali keselamatan, yang telah hilang, kepada dunia. Tetapi kita berdoa, supaya nama Allah dikuduskan di dalam kita oleh kehidupan kita. Kalau kita berbuat baik, nama Allah dipuji; kalau kita berbuat buruk, maka Ia akan dihujah sesuai dengan perkataan Rasul: Sebab oleh karena kamulah nama Allah dihujah di antara bangsa-bangsa (Rm 2:24; Yeh 36:20-22). Karena itu kita berdoa, supaya memperoleh sekian banyak kekudusan di dalam hati kita, sebagaimana nama Allah kudus adanya" (Petrus Krisologus, serm. 71).
"Kalau kita mengatakan: dikuduskanlah nama-Mu, kita berdoa, agar Ia dikuduskan di dalam kita yang sudah menjadi milik-Nya, demikian pula di dalam orang lain yang masih dinantikan rahmat Allah, sehingga dengan demikian kita juga patuh kepada peraturan, supaya berdoa bagi semua orang, juga bagi musuh-musuh kita. Karena itu, kita tidak secara khusus berdoa dikuduskanlah nama-Mu di dalam kami, karena kita berdoa agar Ia dikuduskan dalam semua manusia" (Tertulianus, or. 3).

2815. Permohonan pertama ini yang mencakup semua orang lain, seperti enam permohonan yang lain, dikabulkan oleh doa Kristus. Doa kepada Bapa kita adalah doa kita, kalau itu didoakan dalam nama Yesus.2 Yesus berdoa dalam doa Imam Agung-Nya: "Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku" (Yoh 17:11).

II. * Datanglah "Kerajaan-Mu"

2816. Dalam Perjanjian Baru, kata basileia dapat diterjemahkan dengan "kerajaan" (pengertian abstrak), "wilayah kerajaan" (pengertian konkret) atau "pemerintahan" (pengertian bertindak). Kerajaan Allah sudah ada. Kerajaan itu telah mendekat dalam Sabda yang menjadi manusia, telah diumunikan dalam seluruh Injil dan telah datang dalam kematian dan kebangkitan Kristus. Sejak perjamuan malam terakhir Kerajaan Allah datang dalam Ekaristi; ia ada di tengah kita. Kerajaan Allah akan datang dalam kemuliaan, apabila Kristus akan menyerahkannya kepada Bapa.
"Kristus sendiri juga dapat merupakan Kerajaan Allah itu, kepada Siapa kita berseru setiap hari dalam kerinduan kita, dan yang kedatangan-Nya kembali kita nantikan dengan tidak sabar lagi. Oleh karena Ia sendiri adalah kebangkitan kita, karena kita akan bangkit dalam Dia, karena itu Ia sendiri juga dapat
1 Bdk. Flp 2:9-11.
2 Bdk. Yoh 14:13; 15:16; 16:24.26.
diartikan sebagai Kerajaan Allah, karena kita akan memerintah di dalam Dia" (Siprianus, Dom. orat. 13).

2817. Permohonan ini adalah "Marana tha", seruan Roh dan mempelai: "Datanglah Tuhan Yesus!"
"Juga andaikata di dalam doa ini tidak ada perintah, supaya mendoakan kedatangan Kerajaan, namun kita dengan sendirinya harus mengeluarkan seruan ini dan bergegas-gegas untuk merangkul harapan kita. Di bawah altar, jiwa-jiwa para martir memohon dari Tuhan dengan seruan nyaring: Berapa lama lagi Engkau tidak menghakimi dan tidak membalaskan darah kami terhadap mereka yang diam di bumi? (Why 6:10). Karena kepada mereka akan diberikan kebenaran pada akhir zaman. Tuhan, semoga dipercepatkanlah kedatangan Kerajaan-Mu" (Tertulianus, or. 5).

2818. Doa Tuhan terutama berbicara tentang kedatangan definitif Kerajaan Allah dengan kedatangan kembali Kristus.1 Kerinduan ini tidak menyelewengkan Gereja dari perutusannya di dunia ini, tetapi mewajibkan dia untuk melakukannya. Sejak Pentekosta kedatangan Kerajaan adalah karya Roh Kudus, yang "melanjutkan karya Kristus di dunia dan menyelesaikan segala pengudusan" (MR, Doa Syukur Agung IV).

2819. "Kerajaan Allah... adalah kebenaran, damai sejahtera, dan sukacita oleh Roh Kudus" (Rm 14:17). Zaman-zaman terakhir, di mana kita hidup adalah waktu pencurahan Roh Kudus. Dengan itu mulailah perjuangan yang menentukan antara "daging" dan "roh".2
"Hanya jiwa yang murni dapat berkata dengan penuh harapan: Datanglah Kerajaan-Mu. Siapa yang mendengar perkataan Paulus: Hendaktlah dosa jangan berkuasa lagi di dalam tubuhmu yang fana (Rm 6:12), siapa yang tetap murni dalam perbuatan, pikiran, dan pembicaraan, dapat berkata kepada Allah: Datanglah Kerajaan-Mu" (Sirilus dari Yerusalem, catech. myst. 5 13).

2820. Di bawah bimbingan Roh Kudus, orang-orang Kristen harus membeda-bedakan pertumbuhan Kerajaan Allah dari kemajuan kultur dan masyarakat, dalamnya mereka hidup. Pembedaan ini bukanlah pemisahan, karena panggilan manusia menuju kehidupan kekal tidak membebaskan dia dari kewajiban, untuk memanfaatkan kekuatan-kekuatan dan sarana-sarana yang diterima dari Allah untuk keadilan dan perdamaian3 di dalam dunia, melainkan mempertegas tugas ini.

2821. Permohonan ini ditopang dan dikabulkan oleh doa Yesus.4 Di dalam Ekaristi doa ini hadir dan berdaya guna. Permohonan itu berbuah dalam kehidupan baru, yang sesuai dengan sabda bahagia.5

Minggu, 16 Juni 2013

Katekismus Gereja Katolik Dalam Setahun - 244

KGK ke 244

IV. * "Di surga"

2794. Ungkapan biblis ini tidak berbicara tentang suatu tempat [ruang], tetapi satu cara berada; bukan tentang jauhnya Allah, melainkan keagungan-Nya. Bapa kita itu bukan "di tempat lain", melainkan Ia ada "di seberang segala sesuatu" yang dapat kita pikirkan mengenai kekudusan-Nya. Justru karena Ia tiga kali kudus, maka Ia dekat dengan hati yang rendah dan penuh sesal.
"Sepantasnya orang beranggapan bahwa kata-kata "Bapa kami yang ada di surga" berbicara tentang hati orang yang jujur, di mana Allah tinggal seperti dalam kanisah-Nya. Karena itu, juga pendoa akan menghendaki dan merindukan bahwa Ia yang ia sapa, tinggal di dalam dia" (Agustinus, serm. Dom. 2, 5, 17).
1 Bdk. 1 Yoh 5:1; Yoh 3:5.
2 Bdk. Ef 4:4-6.
3 Bdk. UR 8; 22.
4 Bdk. Mat 5:23-24; 6:14-16.
5 Bdk. NA5.
"Surga dapat juga berarti mereka, yang membawa gambaran dunia surgawi dalam dirinya dan di mana Allah tinggal dan berjalan-jalan" (Sirilus dari Yerusalem, catech. myst. 5, 11).

2795. Lambang surga menunjuk misteri perjanjian, yang kita hayati, apabila kita berdoa kepada Bapa. Ia ada dalam surga. Inilah tempat tinggal-Nya. Jadi rumah Bapa adalah juga "tanah air" kita. Dosa telah menghalau kita dari tanah perjanjian,1 dan pertobatan hati membiarkan kita kembali lagi kepada Bapa di surga.2 Di dalam Kristus, surga dan bumi diperdamaikan lagi,3 karena hanya Putera "turun dari surga", dan hanya Ia membiarkan kita naik kembali ke surga bersama Dia melalui salib, kebangkitan dan kenaikan-Nya ke surga.4

2796. Kalau Gereja mendoakan "Bapa kami yang ada di surga" ia mengakui bahwa kita adalah umat Allah, yang "tersembunyi bersama dengan Kristus" (Kol 3:3) telah mempunyai "satu tempat di surga".5 Ia juga mengakui bahwa pada waktu yang sama juga berlaku bagi kita: "Di dalam kemah ini kita mengeluh, karena kita rindu mengenakan tempat kediaman sorgawi di atas tempat kediaman kita yang sekarang ini" (2 Kor 5:2).6
"Mereka [orang Kristen] berada di dalam daging, tetapi mereka tidak hidup menurut daging. Mereka tinggal di bumi, tetapi mereka itu warga surga" (Diognet 5, 8-9).

TEKS-TEKS SINGKAT

2797. Kepercayaan yang sederhana dan setia, harapan yang rendah hati dan gembira adalah sikap yang dengannya kita harus mendoakan Bapa Kami.

2798. Kita dapat menyapa Allah sebagai "Bapa", karena Putera Allah yang telah menjadi manusia, menyatakan-Nya kepada kita. Oleh Pembaptisan kita sudah dijadikan anggota Putera Allah dan anak angkat Allah.

2799. Doa Tuhan memasukkan kita ke dalam persekutuan dengan Bapa dan dengan Putera-Nya Yesus Kristus. Doa ini sekaligus menyatakan kita kepada diri kita sendiri di dalam doa ini.7

2800. Doa kepada Bapa kita harus membangkitkan di dalam kita kehendak menjadi serupa dengan Dia, dan membuat hati kita menjadi remuk redam dan penuh kepercayaan.

2801. Kalau kita menamakan Allah Bapa "kita", kita mendasarkan diri atas perjanjian baru dalam Yesus Kristus, atas persekutuan dengan Tritunggal Mahakudus dan atas cinta ilahi, yang dengan perantaraan Gereja meluas ke seluruh bumi.

2802. Di "surga" tidak berarti tempat, tetapi keagungan Allah dan kehadiran-Nya di dalam hati orang-orang yang benar Surga, rumah Bapa, adalah tanah air yang sesungguhnya, kita mengejarnya dan sekarang kita sudah termasuk di dalamnya.
1 Bdk. Kej 3.
2 Bdk. Yer 3:19-4:1a; Luk 15:18. 21.
3 Bdk. Yes 45:8; Mzm 85:12.
4 Bdk. Yoh 12:32; 14:2-3; 16:28; 20:17; Ef 4:9-10; Ibr 1:3; 2:13.
5 Bdk. Ef 2:6.
6 Bdk. Flp 3:20; Ibr 13:14.
7 Bdk. GS 22, 1.

Katekismus Gereja Katolik Dalam Setahun - 243

KGK ke 243

ARTIKEL 2 : "BAPA KAMI YANG ADA DI SURGA"
I. * "Kita berani mendekat dengan penuh kepercayaan"

2777. Di dalam liturgi Ekaristi Romawi umat diundang, mendoakan Bapa Kami dengan keberanian seorang anak. Liturgi-liturgi Timur menggunakan ungkapan-ungkapan yang serupa dengan itu: "berani dengan penuh kepercayaan" dan "jadikanlah kami layak". Dari semak duri yang menyala disampaikan kepada Musa: "Janganlah datang dekat-dekat: tanggalkanlah kasutmu dari kakimu" (Kel 3:5). Hanya Yesus dapat melewati ambang pintu kekudusan ilahi. Setelah Ia "selesai mengadakan penyucian dosa" (Ibr. 1:3), Ia membimbing kita ke depan hadirat Bapa: "Sesungguhnya, inilah Aku dan anak-anak yang telah diberikan Allah kepada-Ku" (Ibr 2:13).
"Sebenarnya kita harus menyembunyikan diri dalam kesadaran bahwa kita hanyalah hamba belaka, makhluk dari tanah yang harus menjadi debu, apabila bukan perintah kekuasaan Bapa, apabila bukan Roh Putera-Nya sendiri mengajak kita untuk berseru: Ya Abba, ya Bapa (Rm 8:15)... Bilamanakah satu makhluk yang fana berani menamakan Allah itu Bapa, kalau bukan kekuatan-kekuatan surga menghidupkan batin manusia?" (Petrus Krisologus, serm. 71).

2778. Kekuasaan Roh, yang menghantar kita kepada doa Tuhan, diuraikan dalam liturgi Timur dan Barat dalam istilah yang indah dan benar-benar Kristen, parrhesia, yang sama artinya dengan kejujuran yang terus-terang, kepercayaan seorang anak, keyakinan yang gembira, keberanian yang rendah hati, dan kepastian bahwa dicintai.1
II. * "Bapa"
2779. Sebelum kita menjadikan seruan doa Tuhan yang pertama ini milik kita, haruslah dengan rendah hati kita bersihkan hati kita dari gambaran-gambaran palsu "dunia ini". Kerendahan hati itu membuat kita mengakui: "Tidak seorang pun mengenal Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya", yakni "orang-orang kecil" (Mat 11:25-27). Pembersihan hati menyangkut gambaran mengenai bapa dan ibu, yang berasal dari perkembangan pribadi kita dan kebudayaan kita dan mempengaruhi hubungan kita dengan Allah. Allah Bapa kita berada di atas gagasan-gagasan dunia tercipta ini. Siapa yang di bidang ini memindahkan gagasannya sendiri kepada Allah, ia menciptakan untuk dirinya berhala-berhala, yang akan ia sembah atau tolak. Berdoa kepada Bapa berarti masuk ke dalam misteri-Nya sebagaimana ada-Nya dan seperti Putera menyatakan-Nya kepada kita.
"Ungkapan Allah Bapa tidak pemah diwahyukan kepada seorang pun. Ketika Musa sendiri bertanya kepada Allah, siapa nama-Nya, ia mendengar satu nama yang lain. Kepada kita nama itu dinyatakan dalam Putera, karena dalam nama Putera sudah tercakup nama baru Bapa (Tertulianus, or. 3).    
1 Bdk. Ef 3:12; Ibr 3:6; 4:16; 10: 19; 1 Yoh 2:29;3:21;5:14.

2780. Kita dapat menyapa Allah sebagai "Bapa", karena Putera-Nya yang menjadi manusia telah mewahyukan-Nya kepada kita dan karena Roh-Nya memperkenalkan-Nya kepada kita. Kita percaya, bahwa Yesus adalah Kristus dan bahwa kita dilahirkan dari Allah.1 Dengan demikian Roh Putera mengikutsertakan kita dalam hubungan pribadi Putera dengan Bapa-Nya.2 Manusia tidak dapat membayangkan itu, malaikat tidak dapat menduganya.

2781. Kalau kita berdoa kepada Bapa, kita berada dalam persekutuan dengan Dia dan dengan Putera-Nya Yesus Kristus.3 Sementara itu kita mengenal dan mengakui-Nya dengan keheranan yang selalu baru. Perkataan pertama dalam doa Tuhan adalah sembah puji, sebelum ia menjadi seruan permohonan. Karena demi kehormatan Allah, kita mengakui-Nya sebagai "Bapa" dan sebagai Allah yang benar. Kita berterima kasih kepada-Nya, bahwa Ia telah menganugerahkan kepada kita, percaya kepada-Nya, dan menjadi tempat tinggal kehadiran-Nya.

2782. Kita dapat menyembah Bapa, karena dengan menjadikan kita anak angkat-Nya dalam Putera-Nya yang tunggal Ia telah menganugerahkan kepada kita kelahiran kembali ke dalam kehidupan-Nya. Melalui Pembaptisan Ia memasukkan kita ke dalam Tubuh Kristus, yang Terurapi, dan melalui pengurapan dengan Roh-Nya, yang mengalir dari Kepala ke anggota-anggota, Ia membuat kita juga menjadi "terurapi".
"Karena Tuhan telah menentukan bahwa kita menjadi anak angkat-Nya, Ia telah membuat kita serupa dengan Tubuh Kristus yang dimuliakan. Dan setelah kamu mengambil bagian pada yang Terurapi, maka dengan alasan kuat kamu dinamakan terurapi" (Sirilus dari Yerusalem, catech. myst.3.1).
"Manusia baru yang dilahirkan kembali dan diberikan kembali kepada Allahnya oleh rahmat-Nya berkata pertama-tama "Bapa", karena ia telah menjadi anak-Nya" (Siprianus, Dom. orat. 9).

2783. Di dalam doa Tuhan kita diwahyukan kepada diri kita sendiri,4 karena serentak Bapa diwahyukan kepada kita.
"O manusia, engkau tidak berani mengangkat wajah ke langit, engkau menundukkan pandangan ke bumi, dan dengan tiba-tiba engkau menerima rahmat Kristus: semua dosamu telah diampuni. Dari seorang hamba yang jahat engkau telah menjadi seorang putera yang baik ... Jadi, angkatlah pandanganmu kepada Bapa... yang telah menebus engkau melalui Putera-Nya, dan berkatalah: Bapa kami... Jangan sekali-kali mengandalkan hak istimewa. Ia hanyalah Bapa yang sebenarnya dalam hubungan dengan Kristus, sedangkan kita diciptakan oleh-Nya. Karena itu berkatalah karena rahmat: Bapa kami supaya layak menjadi anak-Nya" (Ambrosius, sacr. 5, 19).
1 Bdk. 1 Yoh 5:1.
2 Bdk. Yoh 1:1.
3 Bdk. 1 Yoh 1:3.
4 Bdk. GS 22, 1.

2784. Anugerah rahmat ini, yakni pengangkatan sebagai anak, menuntut dari kita satu pertobatan yang terus-menerus dan satu kehidupan baru. Doa Bapa Kami harus mengembangkan dua sikap dasar di dalam kita.
Kerinduan dan kehendak, supaya menjadi serupa dengan Dia. Karena kita sudah diciptakan menurut citra-Nya, maka karena rahmat, keserupaan dengan Dia itu diberikan lagi kepada kita. Kita harus menyesuaikan diri dengan citra itu.
"Kalau kita menamakan Allah itu Bapa, kita juga harus bersikap sebagai putera-putera Allah" (Siprianus, Dom. orat. 11).
"Kamu tidak dapat menamakan Bapamu itu Allah dari segala yang baik, kalau kamu mempunyai hati yang tidak manusiawi dan kejam. Karena dalam hal itu kamu tidak lagi memiliki tanda kebaikan dari Bapa surgawi di dalam kainu" (Yohanes Krisostomus, hom. in Mat 7:14).
"Kita harus tanpa henti-hentinya memandang keindahan Bapa dan membiarkan jiwa kita diresapi oleh-Nya" (Gregorius dari Nisa, or. dom.2).

2785. Hati yang merendahkan diri dan penuh kepercayaan. Hati macam ini membuat kita menjadi "seperti anak kecil" (Mat 18:3), karena Bapa menyatakan diri kepada "orang kecil" (Mat 11:25).
"[Doa Bapa Kami adalah satu penengadahan kepada Allah sendiri, satu api cinta yang besar. Jiwa lebur, tenggelam di dalam cinta yang kudus dan berbicara dengan Allah seperti dengan Bapanya sendiri, sangat mesra, dalam cinta seorang anak yang sangat khusus, lemah lembut." (Yohanes Kasianus, coll. 9, 18).
"Bapa Kami: sambil kita berdoa, nama ini menimbulkan di dalam kita sekaligus cinta, simpati ... dan juga harapan, bahwa menerima apa yang kita minta ... Bagaimana Ia dapat menolak doa anak-anak-Nya, kalau sebelumnya Ia sudah mengizinkan mereka menjadi anak-anak-Nya?" (Agustinus, serm. Dom. 2, 4, 16).

III. * Bapa "kami"

2786. Sapaan Bapa "kami" diarahkan kepada Allah. Dari pihak kita kata ganti ini bukan menyatakan suatu pemilikan, melainkan satu hubungan yang baru sama sekali dengan Allah.

2787. Kalau kita mengatakan Bapa "kami", kita mengakui lebih dahulu bahwa semua janji cinta-Nya, yang diumumkan para nabi, telah dipenuhi dalam Kristus dalam perjanjian baru dan kekal: sekarang kita menjadi umat-"Nya" dan Ia Allah "kita". Hubungan baru ini adalah satu anugerah keanggotaan. Dalam cinta dan kesetiaan1 kita sekarang harus menjawab "kasih karunia dan kebenaran" (Yoh 1:17), yang telah dikaruniakan kepada kita dalam Yesus Kristus.

2788. Karena doa Tuhan adalah doa umat-Nya dalam "zaman-zaman terakhir" maka kata "kami" ini juga menyatakan kepastian harapan kita atas janji Allah yang terakhir. Di dalam Yerusalem baru Ia mengatakan kepada pemenang: "Aku akan menjadi Allahnya dan ia akan menjadi anak-Ku" (Why 21:7).

2789. Kalau kita berdoa Bapa "kami", secara pribadi kita berpaling kepada Bapa Tuhan kita Yesus Kristus. Kita tidak membagi ke-Allah-an, karena Bapa adalah "sumber dan asalnya". Sebaliknya dengan itu kita mengakui bahwa dari kekal Putera telah dilahirkan oleh-Nya dan Roh Kudus keluar dari Dia. Kita juga tidak mencampur adukkan Pribadi-pribadi karena kita mengakui bahwa kita mempunyai persekutuan dengan Bapa dan Putera-Nya Yesus Kristus dalam Roh Kudus-Nya yang satu-satunya. Tritunggal Mahakudus itu sehakikat dan tidak terbagi. Kalau kita berdoa kepada Bapa, kita menyembah Dia dan memuliakan Dia bersama dengan Putera dan Roh Kudus.  
1 Bdk. Hos 2:21-22; 6:1-6.

2790. Kata "kami" menandakan sesuatu yang dimiliki bersama oleh sejumlah orang. Ada hanya satu Allah, dan Ia diakui sebagai Bapa oleh mereka yang, karena iman kepada Putera tunggal-Nya, dilahirkan kembali dari air dan dari Roh Kudus.1 Gereja adalah persekutuan baru antara Allah dan manusia ini. Bersatu dengan Putera tunggal-Nya, "yang menjadi yang sulung di antara banyak saudara" (Rm 8:29) ia terikat dalam persekutuan dengan Bapa yang satu dan sama, dalam Roh Kudus yang satu dan sama.2 Setiap orang beriman, yang berdoa Bapa "kami", berdoa di dalam persekutuan ini: "Kumpulan orang beriman itu sehati dan sejiwa" (Kis 4:32).

2791. Karena itu, kendati perpecahan di antara orang Kristen, doa kepada Bapa "kita" tetap menjadi milik bersama semua yang telah dibaptis dan merupakan satu ajakan yang mendesak bagi mereka. Diikat oleh iman bersama kepada Kristus dan oleh Pembaptisan, mereka harus berdoa bersama Yesus untuk kesatuan murid-murid-Nya.3

2792. Kalau dengan jujur kita berdoa "Bapa kami", kita menyingkirkan individualisme, karena cinta yang kita terima, membebaskan kita darinya. "Kami" pada awal doa Tuhan sebagaimana "kami" dalam empat permohonan terakhir, tidak mengucilkan seorang pun. Supaya dapat didoakan dengan jujur,4 semua perpecahan dan pertentangan harus diatasi.

2793. Yang sudah dibaptis tidak dapat berdoa kepada Bapa "kami", tanpa membawa semua orang, untuk siapa Putera-Nya yang terkasih telah menyerahkan Diri, ke hadirat Allah. Cinta Allah itu tanpa batas, dan doa kita pun harus demikian pula.5 Bapa kami membuka bagi kita seluruh keluasan cinta Bapa yang telah menjadi tampak dalam Kristus. Kita berdoa bersama semua orang dan untuk semua manusia yang belum mengenal Bapa, supaya "mengumpulkan dan mempersatukan lagi anak-anak Allah yang tercerai-berai" (Yoh 11:52). Keprihatinan ilahi ini bagi semua manusia dan bagi seluruh ciptaan ini menjiwai semua pendoa yang besar; ia harus menghantar doa kita kepada satu cinta dengan hati terbuka lebar, apabila kita beraniberkata: Bapa "kami".

Sabtu, 15 Juni 2013

Katekismus Gereja Katolik Dalam Setahun - 242

KGK ke 242

SEKSI DUA
DOA TUHAN: "BAPA KAMI"

2759. "Pada suatu kali Yesus sedang berdoa di salah satu tempat. Ketika Ia berhenti berdoa, berkatalah seorang dari murid-murid-Nya kepada-Nya: "Tuhan, ajarlah kami berdoa, sama seperti yang diajarkan Yohanes kepada murid-muridnya" (Luk 11:1). Sebagai jawaban atas permohonan ini, Yesus mempercayakan kepada murid-murid-Nya dan Gereja-Nya doa utama Kristen ini. Santo Lukas memberi satu versi singkat dengan lima permohonan,1 santo Matius memberi satu bentuk yang lebih lengkap dengan tujuh permohonan.2 Tradisi liturgi Gereja mempertahankan bentuk santo Matius:
Bapa kami yang ada di Surga,
dimuliakanlah nama-Mu,
datanglah Kerajaan-Mu,
jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti di dalam surga.
Berilah kami rezeki pada hari ini
dan ampunilah kesalahan kami,
seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami dan
janganlah masukkan kami ke dalam percobaan,
tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat.

2760. Sejak abad pertama liturgi menutup doa Tuhan ini dengan satu doksologi. Di dalam Didache (8, 2) bunyinya: "Karena Engkau yang empunya kuasa dan kemuliaan selama-lamanya". Konstitusi apostolik (7, 

24, 1) menambahkan pada awal: "kerajaan". Formulasi ini terdapat di dalam terjemahan ekumenis. Tradisi Bisantin menambahkan sesudah "kemuliaan" "Bapa, Putera dan Roh Kudus". Buku Misa Romawi melanjutkan permohonan terakhir3 dalam satu penantian yang jelas akan "harapan yang membahagiakan" (Tit 2:13) dan akan kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita. Sesudah itu menyusul aklamasi umat, dengan menggunakan doksologi dari konstitusi apostolik.

ARTIKEL I : "KESIMPULAN SELURUH INJIL"

2761. "Doa Tuhan adalah kesimpulan seluruh Injil" (Tertulianus, or. 1). "Ketika Tuhan mewariskan kepada kita rumusan doa ini, Ia menambahkan pula: "Mintalah, maka kamu akan diberi; carilah, maka kamu akan mendapat; ketuklah, maka pintu akan dibukakan bagimu" (Luk 11:9). Jadi setiap orang dapat menyampaikan pelbagai macam doa kesurga seturut kebutuhannya; tetapi ia harus selalu mulai dengan doa Tuhan, yang merupakan doa utama" (Tertulianus, or. 10).    
1 Bdk. Luk 11:2-4.
2 Bdk. Mat 6:9-13.
3 Bdk. MR, Embolisme.

I. * Di tengah Kitab Suci

2762. Setelah menegaskan bahwa mazmur-mazmur merupakan makanan pokok bagi doa Kristen dan bermuara ke dalam permohonan Bapa Kami, santo Agustinus menambah:
"Pelajarilah segala doa yang tercantum dalam Kitab Suci. Menurut pendapat saya kamu tidak akan menemukan apa pun di dalamnya, yang tidak tercakup dalam doa Tuhan" (ep. 130, 12, 22).

2763. Semua buku Perjanjian Lama (hukum, nabi-nabi, dan mazmur) telah digenapi dalam Yesus Kristus.1 Injil adalah warta gembira. Pewartaannya yang pertama disimpulkan oleh santo Matius dalam khotbah di bukit.2 Doa kepada Bapa kita terdapat di tengah pewartaan ini. Hubungan ini menjelaskan tiap permohonan dari doa yang disampaikan oleh Tuhan:
"Doa Tuhan adalah yang paling sempurna... Di dalamnya tidak hanya diminta segala-galanya yang dapat kita rindukan dengan cara yang benar, tetapi juga dalam urutan-urutan, di mana kita harus merindukannya; dengan demikian doa ini tidak hanya mengajar kita meminta-minta, tetapi ia membentuk juga seluruh perasaan kita" (Tomas Aqu., s. th. 2-2, 83, 9).

2764. Khotbah di bukit adalah pedoman hidup, Bapa Kami adalah doa; di dalam keduanya Roh Tuhan membentuk kerinduan kita, artinya perasaan batin kita. Yesus membimbing kita dengan kata-kata-Nya menuju kehidupan baru ini dan mengajar kita, untuk memohon itu di dalam doa. Dari kebenaran doa kita bergantunglah kebenaran kehidupan kita di dalam Kristus.

II. * "Doa Tuhan"

2765. Ungkapan tradisional "doa Tuhan", berarti bahwa Yesus, Tuhan kita, mengajar kepada kita doa kepada Bapa kita. Doa yang berasal dari Yesus ini benar-benar merupakan doa istimewa: ia berasal "dari Tuhan". Pada satu pihak, Putera tunggal memberi kepada kita dalam kata-kata doa ini kata-kata, yang Bapa berikan kepada-Nya:3 Ia adalah guru doa kita. Pada lain pihak, Ia sebagai Sabda yang telah menjadi manusia mengetahui dalam hati manusia-Nya kebutuhan-kebutuhan saudara dan saudari-Nya dan menyatakannya kepada kita: Ia adalah contoh bagi doa kita.

2766. Tetapi Yesus tidak meninggalkan bagi kita satu rumusan yang harus diulang-ulangi secara mekanis.4 Dalam doa Tuhan, Roh Kudus mengajar anak-anak Allah berdoa dengan perantaraan Sabda Allah kepada Bapanya seperti lazimnya pada setiap doa lisan. Yesus tidak hanya memberi kita kata-kata bagi doa itu; tetapi serentak pula memberikan kepada kita Roh Kudus, oleh-Nya kata-kata doa ini di dalam kita menjadi "Roh yang memberi hidup" (Yoh 6:63). Tetapi Bapa juga mengutus "Roh Anak-Nya ke dalam hati kita, yang berseru: Ya Abba, ya Bapa" (Gal 4:6). Inilah bukti dan sekaligus kemungkinan bagi doa kita sebagai anak-anak. Doa kita menyatakan kepada Tuhan kerinduan kita. Karena itu Bapa yang "menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa la, sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus" (Rm 8:27). Dengan cara ini doa kepada Bapa kita termasuk dalam misteri perutusan Putera dan Roh.   
1 Bdk. Luk 24:44.
2 Bdk. Mat 5-7.
3 Bdk. Yoh 17:7.
4 Bdk. Mat 6:7; 1 Raj 18:26-29.

III. * Doa Gereja

2767. Sejak awal Gereja menerima anugerah yang bergabung tak terpisahkan yakni kata-kata Tuhan dan Roh Kudus. Roh Kudus memberi kepada kata-kata Tuhan kehidupan dalam hati umat beriman. Umat pertama mendoakan doa Tuhan "tiga kali sehari" (Didache 8, 3) sebagai pengganti "delapan belas pujian" yang lazim dalam liturgi Yahudi.

2768. Menurut tradisi apostolik doa Tuhan pada hakikatnya berakar dalam liturgi.
"Tuhan mengajar kita berdoa untuk saudara-saudara kita secara bersama-sama. Karena ia tidak mengatakan: Bapaku di dalam surga, tetapi: Bapa kami, sehingga doa kita seperti dari satu jiwa mendoakan seluruh tubuh Gereja" (Yohanes Krisostomus, hom. in Mat 19:4).
Dalam semua tradisi liturgi, doa Tuhan merupakan bagian hakiki dari ibadat pagi dan sore. Tetapi terutama sifat gerejaninya menonjol dalam tiga sakramen inisiasi Kristen:

2769. Penyampaian [traditio] doa Tuhan pada Pembaptisan dan Penguatan merupakan tanda kelahiran kembali dalam kehidupan ilahi. Doa Kristen berarti berbicara kepada Allah dengan Sabda Allah. Dengan demikian mereka yang "dilahirkan kembali bukan dari benih yang fana tetapi dari benih yang tidak fana, oleh firman Allah" (1 Ptr 1:23), belajar untuk berseru kepada-Nya dengan satu-satunya Sabda, yang Bapanya selalu kabulkan. Dan selanjutnya mereka dapat melakukannya karena meterai pengurapan dengan Roh Kudus diukir secara tidak terhapuskan di dalam hati mereka, di dalam telinga mereka, di lidah mereka, di seluruh keberadaannya sebagai putera-puteri Allah. Karena itulah kebanyakan komentar dari bapa-bapa Gereja mengenai Bapa Kami ditujukan kepada para katekumen dan calon baptis. Kalau Gereja berdoa dengan kata-kata Tuhan, maka yang berdoa dan memperoleh kerahiman adalah selalu umat "yang dilahirkan kembali".1

2770. Dalam perayaan Ekaristi, doa Tuhan merupakan doa seluruh Gereja. Di sini tampillah artinya yang penuh dan daya gunanya. Disisipkan antara Doa Syukur Agung [anaphora] dan pembagian komuni ia menyimpulkan di satu pihak seluruh permohonan dan syafaat yang diucapkan dalam epiklese, di lain pihak ia memohon untuk diperbolehkan masuk ke dalam perjamuan perkawinan surgawi, yang diantisipasi dalam komuni sakramental.

2771. Di dalam Ekaristi, doa Tuhan juga menyatakan sifat eskatologis dari permohonannya. Itulah doa "zaman akhir", zaman keselamatan, yang telah mulai dengan curahan Roh Kudus dan akan diselesaikan dengan kedatangan Tuhan kembali. Permohonan Bapa Kami, berbeda dengan doa-doa Perjanjian Lama, bersandar pada misteri keselamatan, yang direalisasikan satu kali untuk selamanya dalam Kristus yang disalibkan dan bangkit kembali.

2772. Dari iman yang tidak tergoyahkan ini muncullah harapan, yang nyata dalam setiap permohonan itu. Ketujuh permohonan itu menyatakan keluhan dari zaman sekarang, zaman ketabahan dan penantian, ketika "belum nyata, apa keadaan kita kelak" (1 Yoh 3:2).2 Perayaan Ekaristi dan Bapa Kami terarah kepada kedatangan Tuhan, "sampai Ia datang" (1 Kor 11:26).
1 Bdk. 1 Ptr 2:1-10.
2 Bdk. Kol 3:4.

TEKS-TEKS SINGKAT

2773. Atas permohonan murid-murid-Nya, "Tuhan, ajarlah kami berdoa" (Luk 11:1) Yesus mempercayakan kepada mereka doa utama Kristen, Bapa Kami.

2774. "Doa Tuhan adalah kesimpulan seluruh Injil" (Tertulianus, or 1) dan "doa yang paling sempurna" (Thomas Aqu., s. th. 2-2, 83, 9). Ia berada pada sentrum Kitab Suci.

2775. Ia dinamakan "doa Tuhan", karena ia berasal dari Yesus, Tuhan, guru, dan contoh doa kita.

2776. Doa Tuhan adalah doa Gereja yang sebenarnya. Ia merupakan bagian pokok dari ibadat pagi dan sore dan dari Sakramen-Sakramen inisiasi Kristen: Pembaptisan, Penguatan, dan Ekaristi. Sebagai bagian dari perayaan Ekaristi, ia menyatakan sifat "eskatologis" dari permohonan-Nya, dalam harapan kepada Tuhan, "sampai Ia datang" (1 Kor 11:26).

Jumat, 14 Juni 2013

Katekismus Gereja Katolik Dalam Setahun - 241

KGK ke 241

IV. * Tabah dalam cinta

2742. "Tetaplah berdoa" (1 Tes 5:17). "Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa kita" (Ef 5:20). "Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang kudus" (Ef 6:18). "Kita tidak diwajibkan untuk tetap bekerja, berjaga-jaga, dan berpuasa. Tetapi adalah satu hukum bagi kita, supaya berdoa dengan tidak putus-putusnya" (Evagrius, cap. pract. 49). Semangat yang tidak kenal lelah ini hanya dapat berasal dari cinta. Perjuangan doa melawan kelambanan dan kemalasan kita adalah perjuangan untuk mendapatkan cinta yang rendah hati, penuh kepercayaan dan ketabahan. Cinta ini membuka hati kita untuk tiga kepastian iman yang gemilang dan menghidupkan:

2743. Doa itu selalu mungkin. Saat orang Kristen adalah saat Kristus yang bangkit, yang berkata kepada kita: "Aku menyertai kamu senantiasa" (Mat 28:20), betapa pun besamya angin ribut2. Saat kita ada dalam tangan Allah.
"Malahan di pasar atau waktu berjalan-jalan dalam kesunyian kamu dapat sering dan dengan rajin berdoa. Juga, apabila kamu duduk di dalam perusahaan, atau waktu menjual atau membeli, malahan juga waktu kamu memasak" (Yohanes Krisostomus, ecl. 2).

2744. Doa itu mutlak perlu. Bukti melalui kebalikannya tidak kurang meyakinkan: kalau kita tidak membiarkan diri dibimbing oleh Roh, kita jatuh kembali ke dalam perhambaan dosa.3 Bagaimana Roh Kudus dapat menjadi "kehidupan kita", kalau hati kita jauh dari-Nya?
"Tidak ada suatu apa pun yang lebih bernilai daripada doa: doa membuat yang tidak mungkin menjadi mungkin, dan yang berat menjadi ringan... Seorang manusia yang berdoa, tidak mungidn berdosa" (Yohanes Krisostomus, Anna 4, 5).
"Siapa berdoa, pasti diselamatkan; siapa tidak berdoa, pasti mengutuki diri sendiri" (Alfonsus dari Liguori, mez.).
1 Bdk. Rm 8:26-39.
2 Bdk. Ibr 5:7; 7:25; 9:24.
3 Bdk. Gal 5:16-25.

2745. Berdoa dan hidup kristiani tidak dapat dipisahkan. Karena keduanya menyangkut cinta dan pengurbanan yang sama, yang keluar dari cinta; menyangkut keserupaan yang sederhana dan penuh cinta dengan keputusan Bapa yang penuh cinta; menyangkut persatuan transformatif yang sama dalam Roh Kudus, yang membuat kita menjadi semakin serupa lagi dengan Yesus Kristus; dan menyangkut cinta yang sama kepada semua orang, yang dengannya Yesus mencintai kita. "Apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, akan diberikan kepadamu. Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain" (Yoh 15:16-17).
"Orang yang menghubungkan doanya dengan perbuatan, dan perbuatannya dengan doa, dia berdoa tanpa henti-hentinya. Hanya dengan demikian kita dapat yakin bahwa prinsip untuk berdoa setiap saat, dapat terlaksana" (Origenes, or. 12).

DOA YESUS SEBAGAI IMAM AGUNG

2746. Karena saat-Nya telah tiba, Yesus berdoa kepada Bapa-Nya.1 Doa-Nya adalah yang terpanjang yang dicantumkan di dalam Injil. Ia mencakup seluruh tata ciptaan dan keselamatan, demikian pula kematian dan kebangkitan Yesus. Doa pada "saat" Yesus tidak pernah berhenti, sebagaimana Paskah-Nya yang terjadi "satu kali untuk selamanya" tetap hadir di dalam liturgi Gereja.

2747. Tradisi Gereja benar, bila menamakan doa itu: doa "Imam Agung" Yesus. Ia merupakan doa Imam Agung kita; ia tidak dapat dipisahkan dari pengurbanan-Nya, dari "kepergian-Nya kepada Bapa" [Paskah], yang olehnya, Ia sepenuhnya "ditahbiskan" kepada Bapa.2

2748. Dalam doa kurban Paskah ini, segala sesuatu dirangkumkan di dalam Yesus, di bawah satu Kepala:3 Allah dan dunia; Sabda dan daging; kehidupan kekal dan waktu; cinta yang menyerahkan diri dan dosa yang mengkhianati cinta; murid-murid yang hadir, dan manusia-manusia yang akan percaya kepada-Nya dengan perantaraan pewartaan mereka; penghinaan dan penghormatan. Itulah doa kesatuan.

2749. Yesus telah menyelesaikan seluruh pekerjaan Bapa, dan sebagaimana kurban-Nya, doa-Nya juga berlangsung sampai akhir zaman. Doa pada saat-Nya, memenuhi zaman-zaman terakhir dan mengantarnya kepada penyempumaannya. Yesus adalah Putera, kepada Siapa Bapa telah memberikan segala-galanya dan Yang menyerahkan Diri sepenuhnya kepada Bapa. Sekaligus Ia berbicara dengan kebebasan agung,4 yang datang dari kekuasaan atas segala manusia, yang telah Bapa berikan kepada-Nya. Putera, yang telah menghambakan Diri, adalah Tuhan, Pantokrator [Mahapenguasa]. Imam Agung kita, yang berdoa bagi kita, adalah juga Dia yang berdoa di dalam kita; Ia adalah Allah yang mendengarkan kita.

2750. Kalau kita sungguh masuk ke dalam nama Yesus, Tuhan, kita dapat menerima "Bapa Kami", doa yang Ia ajarkan kepada kita, dari dalam. Doa-Nya sebagai Imam Agung menjiwai permohonan-permohonan besar dari Bapa Kami dengan Roh dari dalam: keprihatinan untuk nama Bapa,5 kegairahan untuk Kerajaan dan kemuliaan-Nya,6
1 Bdk. Yoh 17.
2 Bdk. Yoh 17:11.13.19.
3 Bdk. Ef 1:10.
4 Bdk. Yoh 17:11.13.19.24.
5 Bdk. Yoh 17:6.11.12.26.
6 Bdk. Yoh 17:1.5.10.23-26.
pengamalan kehendak Bapa, rencana keselamatan-Nya1 dan pembebasan dari yang jahat.2

2751. Dalam doa ini Yesus menyatakan dan memberi kepada kita satu "pengertian" yang tidak terpisahkan tentang Bapa dan Putera.3 Pengertian ini adalah rahasia kehidupan doa.

TEKS-TEKS SINGKAT

2752. Doa mengandaikan satu usaha dan satu perjuangan melawan diri kita sendiri dan melawan tipu muslihat penggoda. Perjuangan doa tidak dapat dipisahkan dari "perjuangan rohani" yang perlu, supaya dengan kemantapan batin, kita dapat bertindak dalam Roh Kristus: kita berdoa sebagaimana kita hidup, dan kita hidup sebagaimana kita berdoa.

2753. Dalam perjuangan doa kita harus menghadapi pendapat-pendapat yang keliru, sikap-sikap mental modern, dan pengalaman kegagalan kita. Pantaslah melawan godaan-godaan ini, yang menyangsikan manfaat dan kemungkinan doa, dengan kerendahan hati, dengan kepercayaan, dan dengan ketabahan.

2754. Kesukaran-kesukaran pokok dalam kehidupan doa adalah pikiran melayang dan keke-ringan. Iman, pertobatan, dan kewaspadaan hati adalah obat-obat pencegah melawan-nya.

2755. Dua godaan sering mengancam doa: kekurangan iman dan kejenuhan akan hal-hal rohani, semacam depresi, yang disebabkan oleh berkurangnya askese dan yang menye-babkan orang berkecil hati.

2756. Kepercayaan diuji, apabila kita berperasaan bahwa kita tidak selalu didengarkan. Injil mengundang, supaya kita bertanya diri, apakah doa kita sesuai dengan kerinduan Roh.

2757. "Tetaplah berdoa" (1 Tes 5:17). Doa itu selalu mungkin, ia mutlak perlu untuk kehidupan. Doa dan hidup kristiani tidak dapat dipisah-pisahkan.

2758. Doa pada saat Yesus,4 yang dengan tepat dinamakan "doa Imam Agung ", merangkum-kan seluruh tata ciptaan dan keselamatan. Roh-Nya menjiwai permohonan-permohonan besar dalam Bapa Kami.