Mengasihi Sesama

Mengasihi Sesama
Ibu Theresa dari Calcuta

Selasa, 18 Juni 2013

Katekismus Gereja Katolik Dalam Setahun - 246

KGK ke 246

III. * "Jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti di dalam surga"

2822. Adalah kehendak Bapa kita, "supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran" (1 Tim 2:4). Ia sabar, karena "Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa" (2 Ptr 3:9).6 Perintah-Nya yang mencakup semua perintah lain dan menyatakan kehendak-Nya kepada kita, berbunyi: "Kasihilah sesamamu; sama
1 Bdk. Tit 2:13.
2 Bdk. Gal 5:16-25.
3 Bdk. GS 22; 32; 39; 45; EN 31.
4 Bdk. Yoh 17:17-20.
5 Bdk. Mat 5:13-16; 6:24; 7:12-13.
6 Bdk. Mat 18:14.
seperti Aku telah mengasihi kamu, demikian pula kamu harus saling mengasihi" (Yoh 13:34).1

2823. "Allah telah menyatakan rahasia kehendak-Nya kepada kita, sesuai dengan rencana kerelaan-Nya, ... untuk mempersatukan di dalam Kristus sebagai Kepala, segala sesuatu... di dalam Dialah kami mendapat bagian yang dijanjikan - kami yang dari semula ditentukan untuk menerima bagian itu sesuai dengan maksud Allah, yang di dalam segala sesuatu bekerja menurut keputugsn kehendak-Nya" (Ef 1:9-11). Demikian-lah kita berdoa terus-menerus, agar keputusan yang berbelaskasihan ini dapat terlaksana di atas bumi, seperti sekarang ini di surga.

2824. Kehendak Bapa dipenuhi secara sempurna di dalam Kristus oleh kehendak manusiawi-Nya satu kali untuk selama-lamanya. Pada saat masuk ke dunia Yesus berkata: "Sungguh, Aku datang; untuk melakukan kehendak-Mu, ya Allah-Ku" (Ibr 10:7; Mzm 40:8). Hanya Yesus dapat mengatakan tentang Diri sendiri, bahwa Ia "senantiasa berbuat apa yang berkenan kepada Bapa" (Yoh 8:29). Ketika berdoa dalam sakratul maut Ia menyetujui sepenuhnya kehendak Bapa: "Bukan kehendakKu, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi" (Luk 22:42).2 Karena itu Yesus "menyerahkan diri-Nya karena dosa-dosa kita... menurut kehendak Allah dan Bapa kita" (Gal 1:4). "Karena kehendak-Nya inilah kita telah dikuduskan satu kali untuk selama-lamanya oleh persembahan tubuh Yesus Kristus" (Ibr 10:10).

2825. "Dan sekalipun Ia adalah Anak, Yesus telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya" (Ibr 5:8). Terlebih hal itu berlaku bagi kita, makhluk yang berdosa, yang telah menjadi anak angkat di dalam Yesus. Kita memohon kepada Bapa kita, agar Ia mempersatukan kehendak kita dengan kehendak Putera-Nya supaya kita memenuhi kehendak-Nya yaitu rencana keselamatan untuk kehidupan dunia. Dari diri kita sendiri kita sama sekali tidak mampu untuk itu, tetapi bersatu dengan Yesus dan berkat kekuatan Roh Kudus-Nya kita dapat menyerahkan kehendak kita kepada Bapa dan memutuskan untuk melakukan apa yang selalu dipilih Putera: melakukan apa yang berkenan kepada Bapa.3
Kalau kita setia kepada Kristus, "kita dapat menjadi satu Roh bersama Dia dan dengan demikian melaksanakan kehendak-Nya; maka kehendak ini akan dilaksanakan secara sempurna di dunia seperti di dalam surga" (Origenes, or. 26).
"Lihatlah, bagaimana Yesus Kristus mengajar kerendahan hati kepada kita, dengan menjelaskan kepada kita, bahwa kebajikan bukan hanya hasil usaha kita melainkan juga hasil rahmat Allah. Juga di sini Ia menyuruh setiap kita, supaya di dalam doa memperhatikan kesejahteraan seluruh dunia. Oleh karena Ia tidak berkata: Jadilah kehendak-Mu pada aku atau pada kalian, tetapi: di seluruh dunia, supaya segala kekeliruan hilang, kebenaran menjadi tampak, setiap kejahatan dibasmi, kebajikan masuk, dan dengan demikian tidak ada perbedaan lagi antara surga dan bumi" (Yohanes Krisostomus, hom. in Mat 19:5).

2826. Dengan perantafaan doa "kita dapat mengetahui ... manakah kehendak Allah" (Rm 12:2),4 dan "memperoleh ketekunan" untuk "melakukannya" (Ibr 10:36). Yesus mengajarkan kita bahwa bukan setiap orang yang memakai banyak kata akan masuk ke dalam Kerajaan surga, "melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di surga" (Mat 7:21).
1 Bdk. 1 Yoh 3:4; Luk 10:25-37.
2 Bdk. Yoh 4:34; 5:30; 6:38.
3 Bdk. Yoh 8:29.
4 Bdk. Ef 5:17.

2827. "Allah tidak mendengarkan orang berdosa, tetapi orang-orang yang saleh dan yang melakukan kehendak-Nya" (Yoh 9:31).1 Doa Gereja dalam nama Tuhannya mempunyai kekuatan yang begitu besar, terutama dalam Ekaristi. Inilah persekutuan syafaat bersama Bunda Allah yang kudus2 dan semua orang kudus, yang berkenan kepada Tuhan, karena hanya ingin memenuhi kehendak-Nya.
"Tanpa melecehkan kebenaran, kita dapat juga menerjemahkan kata-kata: Jadilah kehendakMu di atas bumi seperti di dalam surga dengan: di dalam Gereja seperti di dalam Tuhan kita Yesus Kristus; di dalam mempelai yang sudah bertunangan dengannya, seperti di dalam mempelai pria, yang melakukan kehendak Bapa" (Agustinus, serm. Dom. 2, 6, 24).

IV. * "Berilah kami rezeki [sehari-hari] pada hari ini"

2828. Berilah kami. Sungguh indah kepercayaan anak-anak yang mengharapkan segala sesuatu dari Bapanya. Bapa "menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar" (Mat 5:45). "Pada waktunya" Ia memberi "makanan" (Mzm 104:27) kepada semua makhluk hidup. Yesus mengajarkan permohonan ini kepada kita untuk memuliakan Bapa kita dengan mengakui kebaikan-Nya yang tiada taranya.

2829. "Berilah kami" adalah juga ungkapan perjanjian: Kita adalah milik Allah dan Ia adalah milik kita dan Ia memperhatikan kita. Dan melalui kata "kami" kita mengakui Dia pula sebagai Bapa semua manusia. Maka kita berdoa kepada-Nya untuk mereka semua, sambil menjadikan kebutuhan dan penderitaan mereka keprihatinan kita juga.

2830. Rezeki kami. Mustahil bahwa Bapa, yang menganugerahkan kehidupan kepada kita, tidak memberikan juga makanan serta segala kebutuhan jasmani dan rohani lainnya bagi kehidupan itu. Dalam khotbah-Nya di bukit Yesus mengajarkan sebuah kepercayaan, di mana kita merasa terjamin dalam penyelenggaraan Bapa.3 Dengan itu Yesus tidak menghendaki kita untuk menerima nasib secara acuh tak acuh.4 Ia ingih membebaskan kita dari segala kesusahan dan kecemasan yang menekan hati. Anak-anak Allah selalu membiarkan diri dalam penyelenggaraan Bapa mereka.
"Mereka yang mencari Kerajaan dan keadilan Allah, akan juga mendapat segala sesuatu yang lain sesuai dengan janji-Nya. Karen bila segala sesuatu adalah milik Allah, maka orang yang memiliki Allah tidak akan kekurangan apa pun, kalau ia sendiri tidak lupa akan kewajibannya terhadap Allah" (Siprianus, Dom. orat. 21)

2831. Ada orang yang lapar karena mereka tidak mempunyai makanan. Kenyataan ini menyingkapkan satu arti yang lebih dalam dari permohonan tadi. Kelaparan di dunia mengajak semua orang Kristen, yang mau berdoa dengan jujur, supaya melaksanakan tanggung jawabnya terhadap saudara-saudarinya. Hal ini berkaitan dengan sikap pribadi dan solidaritas mereka dengan seluruh umat manusia. Maka permohonan dalam doa Tuhan tadi tidak dapat dipisahkan baik dari perumpamaan Lasarus yang miskin,5 maupun dari perumpamaan pengadilan terakhir.6
1 Bdk. 1 Yoh 5:14.
2 Bdk. Luk 1:38.49.
3 Bdk. Mat 6:25-34.
4 Bdk. 2 Tes 3:6-13.
5 Bdk. Luk 16:19-31.
6 Bdk. Mat 25:31-46.

2832. Sebagaimana ragi mengembangkan adonan, demikian Kerajaan Allah harus mengembangkan dunia dengan bantuan Roh Kristus.1 Dan pengaruh ini harus dibuktikan dengan membuat relasi pribadi dan sosial, tata ekonomi, dan hubungan intemasional menjadi lebih adil. Sementara itu, tidak boleh dilupakan bahwa tanpa manusia berusaha untuk berlaku adil, tidak akan tercipta tata dunia yang adil.

2833. Doa kita menyangkut rezeki "kita": "satu" untuk "banyak". Menurut sabda bahagia, kebajikan membagi-bagikan termasuk kemiskinan; yang menyerukan supaya memberi-kan dan membagi-bagikan barang-barang rohani dan jasmani, bukan karena terpaksa, melainkan karena cinta, supaya kelimpahan dari seseorang dapat mencukupkan kekurangan orang lain.2

2834. "Berdoalah dan bekerjalah!".3
"Berdoalah, seakan-akan segala sesuatu bergantung pada Allah, dan bekerjalah, seakan-akan segala sesuatu bergantung pada kamu".
Juga apabila kita telah melakukan pekerjaan kita, makanan tetap merupakan anugerah dari Bapa kita; karena itu ada baiknya supaya meminta kepada-Nya, sambil berterima kasih kepada-Nya untuk itu. Itulah arti dari doa sebelum dan sesudah makan dalam keluarga Kristen.

2835. Permohonan ini, dan tanggung jawab yang dituntutnya, berlaku juga untuk satu kelaparan lain, yang karenanya manusia binasa; "Manusia hidup bukan dari roti saja, melainkan dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah" (Mat 4:4),4 artinya dari sabda dan dari napas Allah. Orang-orang harus melakukan segala upaya, supaya "mewartakan Injil kepada orang-orang miskin". Di dunia ada satu kelaparan lain, "bukan kelaparan akan makanan, bukan kehausan akan air, melainkan akan mendengarkan firman Tuhan" (Am 8:11). Karena itu arti yang khas Kristen dari permohonan keempat ini berhubungan dengan roti kehidupan. Itulah Sabda Allah yang harus kita terima dalam iman, dan tubuh Kristus yang kita terima dalam Ekaristi.5

2836. Hari ini adalah ungkapan kepercayaan yang Tuhan ajarkan6 kepada kita, dan bukan suatu penemuan yang congkak. Karena ini terutama menyangkut Sabda Bapa dan tubuh Putera-Nya, maka "hari ini" bukan saja merupakan kekinian dari waktu kita yang fana, melainkan hari ini yang adalah milik Allah.
"Kalau engkau mendapat rezeki setiap hari, maka setiap hari adalah hari ini untukmu. Kalau Kristus hari ini milikmu, Ia bangkit tiap hari untukmu. Lalu bagaimana? Anak-Ku Engkau! Engkau telah Kuperanakkan hari ini (Mzm 2:7). Hari ini lalu berarti, apabila Kristus bangkit!" (Ambrosius, sacr. 5, 26).
2837. Sehari-hari. Kata ini, epio-sios, hanya terdapat di sini dalam Perjanjian Baru. Kalau dimengerti dalam arti waktu, ia secara pedagogis mengulang "hari ini",7 untuk menguat-kan kita dalam satu kepercayaan tanpa syarat. Diterima dalam arti kualitatif, kata itu berarti yang perlu untuk kehidupan; selanjutnya, setiap barang yang mencukupi keperluan hidup.1 Secara harafiah [epiofisios: melampaui hakikat] kata itu secara langsung berarti roti kehidupan, tubuh Kristus, dan "obat dari kebakaan" (Ignasius dari Antiokia, Eph 20, 2), dan tanpa itu kita tidak mempunyai kehidupan di dalam diri kita.2 Bersama arti harafiah menjadi nyata pula arti surgawi dari permohonan ini: "Hari ini" berarti hari Tuhan. Hari ini adalah hari perjamuan dalam Kerajaan Allah, yang telah diantisipasi dalam Ekaristi, prarasa dari Kerajaan yang akan datang. Karena itu cocok, bila merayakan Ekaristi setiap hari.   
1 Bdk. AA 5.
2 Bdk. 2 Kor 8:1-15.
3 Bdk. Benediktus. reg. 20; 48.
4 Bdk. Ul 8:3.
5 Bdk. Yoh 6:26-58.
6 Bdk. Mat 6:34; Kel 16:19.
7 Bdk. Kel 16:19-21.
"Ekaristi adalah roti kita sehari-hari. Makanan ilahi ini memiliki kekuatan persatuan; ia mempersatu-kan kita dengan tubuh Tuhan dan membuat kita menjadi anggota-Nya, sehingga kita menjadi apa yang kita terima... Roti sehari-hari ini juga terdapat dalam bacaan-bacaan yang setiap hari kalian dengarkan di dalam gereja, dalam madah-madah yang kalian dengarkan dan kalian nyanyikan. Semuanya itu kita butuhkan untuk penziarahan kita" (Agustinus, serm. 57, 7, 7).
Bapa di surga menasihati kita, agar sebagai anak-anak surga meminta roti surgawi ini.3 Kristus "sendiri adalah roti itu, yang ditaburkan di dalam perawan, diragikan dalam daging, diremas dalam kesengsaraan, digoreng dalam perapian makam, disimpan di dalam Gereja, dan dipersembahkan di atas altar. Ia membagi-bagikan roti ini kepada umat beriman hari demi hari sebagai makanan surgawi" (Petrus Krisologus, serm. 67).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar