Mengasihi Sesama

Mengasihi Sesama
Ibu Theresa dari Calcuta

Kamis, 13 Juni 2013

Katekismus Gereja Katolik Dalam Setahun - 240

KGK ke 240

ARTIKEL 8 : PERJUANGAN DOA

2725. Doa adalah anugerah rahmat dan satu jawaban tegas dari pihak kita. Ia selalu menuntut satu usaha. Pendoa-pendoa dari Perjanjian Lama sebelum Kristus, demikian juga Bunda Allah dan para kudus serta Yesus sendiri mengajarkan kita bahwa berdoa berarti berjuang. Melawan siapa? Melawan kita sendiri dan melawan tipu muslihat penggoda yang melakukan segala-galanya untuk mencegah manusia dari doa, dari persatuan dengan Allah. Kita berdoa sebagaimana kita hidup, karena kita hidup sebagaimana kita berdoa. Siapa yang tidak selalu mau bertindak dalam semangat Kristus, ia juga tidak bisa terbiasa untuk berdoa dalam nama-Nya. "Perjuangan rohani" dari kehidupan baru seorang Kristen tidak bisa dipisahkan dari perjuangan doa.    
1 Bdk. Mat 26:40.

I. * Keberatan terhadap doa

2726. Dalam perjuangan doa kita perlu menanggapi pandangan-pandangan keliru mengenai doa, yang kita temukan di dalam diri kita sendiri dan di sekitar kita. Sejumlah orang melihat di dalam doa itu satu peristiwa psikologis semata-mata, yang lain lagi satu usaha konsentrasi untuk sampai kepada kekosongan batin. Ada pula yang membatasi doa pada sikap dan kata-kata ritual. Banyak orang Kristen melihat secara tidak sadar di dalam doa itu satu kesibukan yang tidak dapat disesuaikan dengan segala kesibukan lain yang harus mereka lakukan: mereka tidak mempunyai waktu. Dan mereka yang mencari Tuhan di dalam doa sangat cepat tawar hati, karena mereka tidak tahu bahwa doa juga datang dari Roh Kudus dan bukan hanya dari mereka sendiri.

2727. Kita juga harus menghadapi sikap-sikap mental "dunia ini". Kalau kita tidak berjaga-jaga, sikap-sikap itu akan merembes masuk ke dalam kita. Demikian umpamanya pendapat bahwa yang benar, hanyalah yang dapat diperiksa oleh akal budi dan ilmu pengetahuan. Berlawanan dengan itu, ada juga pandangan, bahwa doa itu merupakan satu misteri yang melampaui kesadaran dan ketidak sadaran kita. Satu pandangan lain hanya menghargai produksi dan keuntungan, lantas memandang doa sebagai tidak berguna, karena tidak produktif. Lebih jauh, satu pandangan lagi melihat kesenangan dan kenyamanan adalah takaran untuk yang benar, yang baik, dan yang indah. Tetapi berlawanan dengan itu, doa yang "adalah cinta kepada yang indah" [philokalia] hendak mencintai kemuliaan Allah yang hidup dan benar di atas segala-galanya. Akhirnya, doa digambarkan sebagai pelarian dari dunia, karena takut akan kesibukan. Tetapi doa Kristen itu bukan sikap mengundurkan diri dari sejarah; ia juga tidak memutuskan hubungan dengan kehidupan.

2728. Akhirnya kita harus berjuang pula melawan apa yang kita alami sebagai kegagalan dalam doa. Termasuk di antaranya: rasa tawar hati, karena kekeringan; rasa sedih, karena tidak bisa memberi segala-galanya kepada Allah, karena kita mempunyai "banyak harta";1 rasa kecewa, karena doa kita tidak dikabulkan sesuai dengan kehendak kita sendiri; rasa tersinggung dalam kesombongan yang berkeras hati dalam kemalangan seorang pendosa; dan merasa segan, karena harus menerima doa itu secara cuma-cuma. Bagaimanapun juga terdapat pertanyaan: untuk apa berdoa? Untuk mengatasi halangan-halangan ini, kita harus berjuang supaya rendah hati, percaya, dan tabah.

II. * Kewaspadaan yang rendah hati

Kesukaran dalam doa

2729. Sering kali doa dipersulit oleh pikiran melayang. Dalam doa lisan kesulitan ini dapat menyangkut kata-kata dan artinya. Tetapi lebih jauh, ia dapat juga menyangkut Dia yang kita dekati dalam meditasi, dalam doa batin, tetapi juga dalam doa liturgi dan doa yang diucapkan secara pribadi. Kalau kita andaikata hendak mengejar pikiran melayang, kita
1 Bdk. Mrk 10:22.
masuk dalam perangkapnya, sedangkan kita hanya perlu untuk kembali lagi kepada hati kita. Pikiran melayang menyatakan kepada kita, apa yang kita cintai. Dengan rendah hati, menjadi sadar akan hal itu di depan Allah, membangkitkan cinta kita yang mengutama-kan Dia di atas segalanya, kalau kita bertekad menyerahkan hati kita kepada-Nya, supaya Ia membersihkannya. Di sinilah tempat perjuangan yang menentukan, Tuhan mana yang hendak kita layani.1

2730. Perjuangan melawan ke-"aku"-an kita yang haus akan harta milik dan kekuasaan, terdiri atas kewaspadaan dan ketenangan. Kalau Yesus mendesak supaya waspada, maka itu selalu dihubungkan dengan pribadi-Nya dan kedatangan-Nya - pada hari terakhir dan setiap hari: "hari ini". Mempelai pria datang di tengah malam; iman adalah terang, yang tidak boleh padam: "hatiku mengikuti firmanMu: carilah wajah-Ku" (Mzm 27:8).

2731. Satu kesulitan lain, terutama untuk mereka yang hendak berdoa dengan khusyuk, ialah kekeringan. Yang ini termasuk dalam doa batin, kalau hati kita seakan-akan terpisah dari Allah dan tanpa kerinduan akan pikiran, kenangan, dan perasaan rohani. Inilah saat-saat iman murni, yang tabah setia bersama Yesus dalam sakratul maut dan dalam makam. Kalau biji gandum itu "mati, ia akan menghasilkan banyak buah" (Yoh 12:24). Kalau kekeringan itu disebabkan oleh ketiadaan akar, karena sabda jatuh ke atas batu wadas,2 itu berarti bahwa harus ada perjuangan demi pertobatan.

Godaan dalam doa

2732. Godaan yang paling sering dan paling tersembunyi ialah kekurangan iman dari pihak kita. Hal itu tidak menyatakan diri dalam ketidakpercayaan jelas, tetapi de fakto menonjolkan hal-hal lain. Kalau kita mulai berdoa, seribu satu pekerjaan dan kesusahan yang kita anggap sangat mendesak, menampilkan diri sebagai sangat penting. Inilah saatnya, di mana menjadi nyata, kepada apa hati kita memberikan prioritas. Suatu ketika kita menghadap Tuhan sebagai pertolongan kita yang terakhir, tetapi kita tidak selalu benar-benar yakin akan pertolongan-Nya. Pada waktu lain kita menjadikan Tuhan itu sekutu kita, namun hati kita tetap sombong. Dalam semua hal ini kekurangan kita dalam iman menyatakan bahwa kita belum cukup rendah hati: "Di luar Aku, kamu tidak dapat berbuat apa-apa" (Yoh 15:5).

2733. Satu godaan lain, yang diberi peluang oleh kesombongan, ialah kejenuhan. Guru-guru kehidupan rohani menganggapnya semacam depresi. Itu disebabkan oleh berkurangnya askese, menghilangnya kewaspadaan dan berkurangnya ketelitian hati. "Roh memang penurut tetapi daging lemah" (Mat 26:41). Makin besar ketinggian dari mana orang jatuh, makin parah lukanya. Kekecewaan yang menyedihkan adalah sisi lain dari kesombongan. Yang rendah hati tidak merasa heran akan kemalangannya. Hal itu malahan mendorong dia, agar semakin percaya dan bertekun.

III. * Kepercayaan seorang anak

2734. Dalam kesusahan, kepercayaan diuji dan harus bertahan.3 Kesukaran terbesar terletak dalam doa permohonan yang kita ucapkan bagi diri kita sendiri dan bagi orang lain.
1 Bdk. Mat 6:21.24.
2 Bdk. Luk 8:6.13.
3 Bdk. Rm 5:3-5.
KGK – 504
Beberapa orang malahan berhenti berdoa, karena mereka berpikir bahwa doa mereka tidak dikabulkan. Di sini muncul dua pertanyaan: Mengapa kita berpikir bahwa doa kita tidak dikabulkan? Bagaimana doa kita didengarkan dan "berdaya guna"?
Mengapa mengeluh, bahwa kita tidak didengarkan?

2735. Pertama-tama satu kenyataan dapat mengherankan kita. Kalau kita memuja Allah atau berterima kasih kepada-Nya untuk kebaikan-Nya secara umum, kita hampir-hampir tidak peduli, apakah doa itu berkenan kepada-Nya. Akan tetapi kita menuntut, agar melihat hasil doa permohonan kita. Citra Allah yang manakah menyebabkan kita berdoa? Apakah Allah itu bagi kita hanyalah satu sarana yang dapat dipakai, ataukah Ia adalah Bapa Tuhan kita Yesus Kristus?

2736. Dapatkah kita berkata dengan keyakinan: "Kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa" (Rm 8:26)? Apakah kita mohon kepada Allah "untuk hal-hal yang wajar"? Bapa kita tahu baik sekali apa yang kita butuhkan, jauh sebelum kita meminta itu dari-Nya.1 Tetapi Ia menantikan permohonan kita, karena martabat anak-anak-Nya terletak dalam kebebasan mereka. Jadi, perlu sekali bahwa kita berdoa dengan kebebasan Roh Allah, supaya benar-benar dapat mengetahui apa yang dikehendaki-Nya.2

2737. "Kamu tidak memperoleh apa-apa karena kamu tidak berdoa. Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu" (Yak 4:2-3).3 Kalau kita berdoa dengan hati terbagi seperti "orang-orang yang tidak setia" (Yak 4:4), Allah tidak bisa mendengarkan kita, karena Ia menghendaki kesejahteraan kita dan kehidupan kita. "Janganlah kamu menyangka bahwa Kitab Suci tanpa alasan berkata: Roh yang di tempatkan Allah di dalam diri kita, diingini-Nya dengan cemburu" (Yak 4:5). Allah kita itu "cemburu" kepada kita. Itu membuktikan bahwa Ia sungguh mencintai kita. Semoga kita membiarkan diri diikutsertakan dalam kerinduan Roh-Nya, maka kita akan didengarkan.
"Jangan bersedih hati, kalau kamu tidak segera menerima dari Allah, apa yang kamu minta. Karena Ia telah memberi lebih banyak kebaikan lagi dengan bantuan ketabahanmu, yang dengannya kamu tinggal di dalam-Nya waktu berdoa" (Evagrius, or. 34). "Ia menghendaki, agar kerinduan kita bertahan dalam doa. Dengan demikian Ia mempersiapkan kita untuk menerima apa yang ingin Ia berikan kepada kita" (Agustinus, ep. 130, 8, 17).

Bagaimana doa kita menjadi berdaya guna?

2738. Pewahyuan doa dalam tata keselamatan mengajarkan kita bahwa iman bersandar pada karya Allah dalam sejarah. Kepercayaari mendalam terutama dibangkitkan oleh karya-Nya dalam kesengsaraan dan kebangkitan Putera-Nya. Doa Kristen bekerja sama dalam penyelenggaraan-Nya, dalam rencana-Nya yang penuh kasih untuk manusia.

2739. Pada santo Paulus kepercayaan ini memang sangat berani,4 karena ia mendasarkannya atas doa Roh di dalam kita dan atas cinta Bapa yang setia, yang telah menganugerahkan
1 Bdk. Mat 6:8.
2 Bdk. Rm 8: 27.
3 Bdk. Seluruh konteks Yak 4:1-10; 1:5-8; 5:16.
4 Bdk. Rm 10:12-13.
kepada kita Putera tunggal-Nya.1 Perubahan hati yang berdoa adalah jawaban pertama atas permohonan kita.

2740. Doa Yesus membuat doa Kristen menjadi permohonan yang berdaya guna. Doa-Nya adalah contoh; Ia berdoa di dalam kita dan dengan kita. Bagaimana hati anak-anak angkat Allah dapat lebih melekat pada anugerah daripada kepada pemberi, kalau hati Putera-Nya hanya mencari apa yang berkenan kepada Bapa?

2741. Tambah lagi Yesus berdoa menggantikan kita dan untuk kita. Semua permohonan kita secara definitif sudah dimasukkan dalam seruan-Nya di kayu salib, dan dikabulkan oleh Bapa dalam kebangkitan-Nya. Karena itu Yesus tidak berhenti mendoakan kita di depan Bapa.2 Kalau doa kita, yang diucapkan dengan kepercayaan dan keberanian seorang anak, digabungkan dengan doa Yesus, kita menerima segala-galanya, yang kita minta dalam nama-Nya, dan lebih banyak lagi daripada hanya ini atau itu, yaitu Roh Kudus sendiri, yang menampung segala anugerah dalam diri-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar