Mengasihi Sesama

Mengasihi Sesama
Ibu Theresa dari Calcuta

Kamis, 06 Juni 2013

Katekismus Gereja Katolik Dalam Setahun - 234

KGK ke 234

ARTIKEL 2 : DALAM KEPENUHAN WAKTU

2598. Peristiwa doa diwahyukan sepenuhnya kepada kita dalam Sabda yang menjadi manusia dan tinggal di antara kita. Mengerti doa Kristus, seperti yang diwartakan saksi-saksinya kepada kita di dalam Injil, berarti mendekatkan diri kepada Yesus, Tuhan, sebagai semak berduri yang menyala: Mula-mula kita merenungkan bagaimana Ia berdoa, lalu kita mendengar bagaimana Ia mengajar kita berdoa dan akhirnya kita memahami bagaimana Ia mendengarkan doa kita.

Yesus Berdoa

2599. Putera Allah yang menjadi Putera Perawan Maria, telah belajar berdoa dalam hati manusiawi-Nya. Ia belajar itu dari ibu-Nya, yang menyimpan segala perkara besar dari yang Mahakuasa dalam hatinya dan merenungkannya.1 Yesus mempelajari doa dengan kata-kata dan bentuk-bentuk, yang dengannya umat-Nya berdoa di dalam sinagoga di Nasaret dan di dalam kanisah. Tetapi doa-Nya muncul dari satu sumber yang lebih tersembunyi; Ia memperlihatkan ini dalam usia dua belas tahun: "Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah BapaKu?" (Luk 2:49). Di sinilah bentuk doa yang baru dalam kepenuhan waktu mulai menyatakan diri. Doa seorang anak, yang diharapkan Bapa dari anak-anak, akhirnya dihayati oleh Putera tunggal dalam kodrat manusiawi bersama manusia dan untuk mereka.

2600. Injil menurut Lukas menonjolkan pekerjaan Roh Kudus dan arti doa untuk tugas Yesus. Yesus selalu berdoa sebelum langkah-langkah yang menentukan dalam perutusan-Nya: sebelum Bapa memberi kesaksian tentang Dia waktu pembaptisan2 dan perubahan rupa3
1 Bdk. Luk 1:49;2:19;2:51.
2 Bdk. Luk 3:21.
3 Bdk. Luk 9:28.
serta sebelum Ia dengan sengsara-Nya memenuhi keputusan Bapa-Nya.1 Yesus juga berdoa sebelum langkah-langkah yang menentukan bagi perutusan para Rasul-Nya: sebelum Ia memilih dan memanggil keduabelasan:2 sebelum Petrus mengakui Dia sebagai "Mesias Allah"; 3 dan karena itu Ia akhirnya berdoa, supaya iman dari ketua para Rasul tidak goyah.4 Dalam doa-doa-Nya sebelum kejadian-kejadian keselamatan, yang Bapa tugaskan kepada-Nya untuk dilaksanakan, Tuhan menyerahkan kehendak manusiawi-Nya dengan rendah hati dan penuh kepercayaan kepada kehendak Bapa-Nya yang penuh cinta.

2601. Pernah Yesus sedang berdoa di salah satu tempat. Ketika Ia berhenti berdoa berkatalah seorang dari murid-murid-Nya kepada-Nya: "Tuhan, ajarlah kami berdoa" (Luk 11:1). Bukankah murid Yesus pada tempat pertama sekali hendak berdoa, karena ia melihat Gurunya berdoa? Ia dapat belajar doa itu dari Gurunya: dalam memandang dan dalam mendengarkan, bagaimana Putera berdoa kepada Bapa, anak-anak juga mempelajarinya.

2602. Yesus sering menyingkir, terutama di malam hari, di atas sebuah gunung, dalam kesepian, untuk berdoa.5 Oleh karena dalam penjelmaan-Nya menjadi manusia Ia menerima kodrat manusia, Ia juga menopang manusia dalam doa-Nya dan memper-sembahkan mereka kepada Bapa, dengan menyerahkan diri sendiri. Ia, Sabda "yang menjadi manusia", mengambil bagian dalam doa manusiawi-Nya dalam segala sesuatu, yang dialami oleh "saudara-saudara-Nya" (Ibr 2:12); Ia turut merasakan Kelemahan mereka untuk membebaskan mereka darinya.6 Untuk itu Ia telah diutus oleh Bapa. Dengan demikian, sabda dan karya-Nya seakan-akan adalah ungkapan yang kelihatan dari doa yang Ia lakukan dalam kesunyian.

2603. Para penginjil melaporkan dua doa Kristus semasa karya-Nya secara eksplisit. Kedua-duanya mulai dengan ucapan terima kasih.
Dalam doa pertama7 Yesus mengakui dan memuji Bapa karena Ia menyembunyikan rahasia-rahasia Kerajaan Allah bagi mereka yang menganggap diri bijaksana, tetapi menyatakan-Nya kepada orang kecil - yang miskin dalam sabda bahagia. Dalam seruan kegembiraan-Nya "Ya Bapa", terbukalah kedalaman hati-Nya: kesesuaian dengan apa yang berkenan kepada Bapa. Itu merupakan gema dari "Fiat" ibu Yesus pada saat Ia dikandung. Seruan Kristus adalah satu antisipasi dari Ya, yang akan Ia sampaikan kepada Bapa-Nya sebelum kematian-Nya. Seluruh doa Yesus mendapat tempatnya di dalam persetujuan hati manusiawi-Nya yang penuh kasih terhadap Bapa dan "rahasia kehendak-Nya" (Ef 1:9).

2604. Doa kedua disampaikan oleh santo Yohanes. Dan ini diceritakan dalam hubungan dengan pembangkitan Lasarus.8 Ucapan terima kasih mendahului peristiwa itu: "Bapa, Aku berterima kasih kepada-Mu, karena Engkau telah mendengarkan Aku". Ini berarti bahwa Bapa selalu mengabulkan permohonan Yesus. Dan Yesus langsung menambahkan: "Aku mengetahui, bahwa Engkau selalu mendengarkan Aku". Ini menandakan bahwa Yesus selalu memohon. Doa Yesus yang didukung oleh ucapan terima kasih, mengatakan
1 Bdk. Luk 22:41-44.
2 Bdk. Luk 6:12.
3 Bdk. Luk 9:18-20.
4 Bdk. Luk22:32.
5 Bdk. Mrk l:35;6:46; Luk 5:16.
6 Bdk. Ibr 2:15;4:15.
7 Bdk. Mat 11:25-27; Luk 10:21-23.
8 Bdk. Yoh 11:41-42.
kepada kita bagaimana kita harus berdoa: malahan sebelum anugerah diberikan, Yesus menyetujui Allah yang memberi dan yang menganugerahkan Diri sendiri di dalam anugerah-Nya. Pemberi lebih bernilai daripada anugerah yang diberikan. Ia adalah "harta", dan hati putera-Nya ada pada-Nya. Anugerah itu sendiri "ditambahkan".1
Doa Yesus, "Imam Agung"2 mendapat tempat yang khusus dalam tata keselamatan. Itu direnung-direnungkan pada akhir seksi pertama. Ia menyatakan doa Imam Agung kita yang selalu hadir dan serentak mengandung apa yang Ia ajarkan kepada kita untuk doa kita kepada Bapa. Doa ini dibentangkan dalam seksi kedua.

2605. Ketika saat-Nya tiba, di mana Ia harus memenuhi keputusan cinta kasih Bapa-Nya, Yesus sebagai Putera membukakan kedalaman doa-Nya yang tidak terduga. Kedalaman ini dilihat tidak hanya sebelum Ia menyerahkan Diri secara sukarela ("Ya Bapa-Ku... bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mu-lah yang terjadi"),3 tetapi malahan dalam kata-kata-Nya yang terakhir di kayu salib, di mana doa dan penyerahan Diri menjadi satu secara sempurna :
- "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat" (Luk 23:34).
- "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan berada bersama-sama dengan Aku di dalam firdaus" (Luk 23:43).
- "Ibu, inilah anakmu!... inilah ibumu!" (Yoh 19:26-27).
- "Aku haus" (Yoh 19:28). - "Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?" (Mrk 15:34)4.
- "Selesailah sudah" (Yoh 19:30).
- "Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu kuserahkan nyawa-Ku" (Luk 23:46).
Lalu berserulah Yesus dengan suara nyaring dan menyerahkan nyawa-Nya.4

2606. Dalam seruan Sabda yang menjadi manusia ini tersimpul segala kesusahan manusia dari segala zaman yang dikungkung oleh dosa dan kematian, dan setiap permohonan serta syafaat sejarah keselamatan. Bapa menerima semuanya dan mengabulkan-Nya dengan satu cara yang melampaui segala harapan manusia, melalui kebangkitan Putera-Nya. Di situ dipenuhi dan disempurnakan jalan doa di dalam tata ciptaan dan tata penebusan. Di dalam Kristus, buku Mazmur menyingkapkan arti doa bagi kita. Karena di dalam "kekinian" kebangkitan, Bapa berkata: "Anak-Ku engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini. Mintalah kepada-Ku, maka bangsa-bangsa akan Kuberikan kepadamu menjadi milik pusakamu" (Mzm 2:7-8).5
Surat Ibrani mengungkapkan secara dramatis, bagaimana doa Yesus memenangkan keselamatan: "Dalam hidup-Nya sebagai manusia, Ia telah mempersembahkan doa dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, dan karena kesalehan-Nya Ia telah didengarkan. Dan sekarang Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya dan sesudah Ia mencapai kesempurnaan-Nya, Ia menjadi pokok keselamatan yang abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya" (Ibr 5:7-9).
1 Bdk. Mat 6:21.33.
2 Bdk. Yoh 17.
3 Luk 22:42
4 Bdk. Mrk 15:37; Yoh 19:30b
5 Bdk. Kis 13:33.

Yesus mengajar berdoa

2607. Kalau Yesus berdoa, Ia sudah mengajar kita berdoa. Cara doa kita yang berkenan kepada Allah adalah doa Yesus kepada Bapa-Nya. Tetapi di samping semuanya itu, Injil memberi kepada kita ajaran Yesus yang jelas mengenai doa. Sebagai pendidik yang bijaksana, Ia menjemput kita di tempat kita berada dan membimbing kita langkah demi langkah menuju Bapa. Dalam kata-kata-Nya kepada orang yang mengikuti-Nya, Yesus beranjak dari apa yang mereka sudah tahu mengenai doa dari Perjanjian Lama, dan membuka hati mereka untuk unsur baru dari Kerajaan yang akan datang. Lalu Ia menyatakan yang baru itu kepada khalayak dalam perumpamaan-perumpamaan. Akhirnya Ia berbicara kepada murid-murid-Nya, yang akan menjadi pembina doa di dalam Gereja-Nya, secara terbuka mengenai Bapa dan mengenai Roh Kudus.

2608. Sejak khotbah di bukit Yesus menekankan arti pertobatan hati. Sebelum kita membawa persembahan ke altar, kita harus berdamai dengan saudara kita.1 Kita harus mencintai musuh dan berdoa untuk penghambat kita.2 Kita harus berdoa kepada "Bapa yang ada di tempat tersembunyi" (Mat 6:6) dan jangan mengucapkan banyak kata,3 mengampuni dengan segenap hati di dalam doa,4 memiliki hati yang murni dan mencari Kerajaan Allah.5 Pertobatan ini sepenuhnya diarahkan kepada Bapa. Pertobatan berarti seorang anak mendekati Bapa-Nya.

2609. Kalau hati sudah bertekad untuk bertobat, ia lalu belajar berdoa dalam iman. Iman adalah persetujuan seorang anak dengan Allah, melebihi perasaan dan pemahaman kita. Penyerahan diri ini menjadi mungkin, karena Putera tercinta telah membuka jalan bagi kita menuju Bapa. Putera dapat menuntut dari kita untuk "mencari" dan "mengetuk", karena Ia sendiri adalah pintu dan jalan.6

2610. Dalam doa kepada Bapa, Yesus berterima kasih, sebelum Ia menerima anugerah-Nya. Dengan demikian Ia mengajar kita, supaya bertindak dalam keberanian yang sama sebagai seorang anak: "Apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya" (Mrk 11:24). Ini merupakan kekuatan doa, karena "tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya" (Mrk 9:23) dan "tidak bimbang" (Mat 21:21) dalam iman ini. Yesus bersedih hati karena "ketidakpercayaan" (Mrk 6:6) sanak Keluarga dan "orang yang kurang percaya" di antara murid-inurid-Nya (Mat 8:26), dan Ia amat kagum akan "iman besar" dari perwira Roma (Mat 8:10) dan wanita Kanaan.7

2611. Doa iman tidak hanya berarti orang mengatakan "Tuhan, Tuhan", tetapi bahwa orang mempersiapkan hatinya untuk melakukan kehendak Bapa.8 Yesus mengajak murid-murid-Nya, supaya mendukung usaha ini untuk bekerja sama dengan rencana ilahi, di dalam doa.9

2612. Di dalam Yesus, Kerajaan Allah sudah dekat. Yesus meminta supaya bertobat dan percaya, tetapi juga supaya berjaga-jaga. Dalam doa, murid menantikan dengan penuh
1 Bdk. Mat 5:23-24.
2 Bdk. Mat 5:44-45.
3 Bdk. Mat 6:7.
4 Bdk. Mat 6:14-15.
5 Bdk. Mat 6:21.25.33.
6 Bdk. Mat 7:7-11.13-14.
7 Bdk. Mat 15:28.
8 Bdk. Mat 7:21.
9 Bdk. Mat 9:38; Luk 10:2; Yoh 4:34.
perhatian Dia yang ada dan yang datang, sambil mengingat kedatangan pertama dalam kerendahan daging dan berharap akan kedatangan-Nya yang kedua dalam kemuliaan.1 Doa murid-murid adalah satu perjuangan, yang dimenangkan dalam persekutuan dengan Guru: siapa yang berkanjang dalam doa, tidak masuk ke dalam percobaan.2

2613. Santo Lukas menyampaikan kepada kita tiga perumpamaan penting mengenai doa:
Yang pertama berbicara mengenai sahabat yang tidak tahu malu3 dan meminta supaya berdoa dengan mendesak: "Ketuklah, maka pintu akan dibukakan bagimu". Bapa di surga akan memberikan kepada orang yang berdoa demikian, apa yang ia butuhkan, terutama Roh Kudus, rangkuman semua anugerah yang baik.
Yang kedua bercerita tentang janda yang selalu mendesak; 4 perumpaman ini mengarah kepada sifat doa yang lain: berdoa tanpa henti-hentinya dalam kesabaran beriman. "Tetapi apakah Anak Manusia masih menemukan iman di bumi ini kalau Ia datang?"
Perumpamaan ketiga tentang orang Farisi dan pemungut cukai5 menuntut kerendahan hati waktu berdoa. "Allah, kasihanilah aku orang berdosa". Gereja selalu menggunakan doa ini: "Kyrie eleison!"

2614. Ketika Yesus menyampaikan kepada murid-murid-Nya rahasia doa kepada Bapa, Ia menyingkapkan kepada mereka, bagaimana seharusnya doa mereka - dan dengan demikian juga doa kita - setelah Ia kembali lagi kepada Bapa-Nya dalam kodrat manusia-Nya yang dimuliakan: yang baru ialah permohonan atas nama-Nya.6 Iman kepada Kristus mengantar para murid masuk ke dalam perkenalan Bapa, karena Yesus adalah "jalan dan kebenaran dan hidup" (Yoh 14:6). Iman membuahkan cinta kasih: kita berpedoman kepada kata-kata dan perintah Yesus; kita tinggal di dalam Bapa yang mengasihi kita di dalam Kristus sedemikian, sehingga Ia tinggal di dalam kita. Di dalam Perjanjian Baru, ada kepastian bahwa doa-doa kita akan dikabulkan berdasarkan doa Kristus.7

2615. Lebih lagi: Kalau doa kita bersatu dengan doa Yesus, Ia memenuhi janji-Nya: "Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya yaitu Roh Kebenaran" (Yoh 14:16-17). Dimensi doa yang baru ini menyata dalam wejangan perpisahan.8 Dalam Roh Kudus, doa Kristen adalah persatuan dalam cinta kasih dengan Bapa, bukan hanya melalui Kristus, melainkan juga di dalam Dia: "Sampai sekarang kamu belum meminta sesuatu pun dalam nama-Ku. Mintalah maka kamu akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu" (Yoh 16:24).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar