Mengasihi Sesama

Mengasihi Sesama
Ibu Theresa dari Calcuta

Senin, 03 Juni 2013

Katekismus Gereja Katolik Dalam Setahun - 230

KGK ke 230


IV. * Menghargai kebenaran


2488. Hak atas penyampaian kebenaran bukannya tanpa syarat. Kehidupan ini harus dihayati sesuai dengan hukum cinta kepada sesama menurut Injil. Cinta kasih ini menghendaki bahwa dalam situasi konkret orang menilai, apakah sesuai atau tidak, mengatakan kebenaran kepada orang yang ingin mengetahuinya.

2489. Satu permohonan untuk pengetahuan atau informasi, harus selalu dijawab dengan cinta kepada sesama dan penghormatan akan kebenaran. Keselamatan dan keamanan orang lain, penghormatan akan kehidupan pribadi, atau perhatian akan kepentingan umum adalah alasan-alasan yang cukup, untuk mendiamkan sesuatu yang tidak harus diumumkan, atau untuk mempergunakan bahasa yang sangat hati-hati. Kewajiban untuk menjauhkan syak wasangka, sering menuntut kebijaksanaan yang sungguh. Tidak ada seorang pun berkewajiban untuk menyampaikan kebenaran kepada orang-orang, yang tidak mempunyai hak untuk mengetahuinya.1

2490. Rahasia Pengakuan itu kudus dan dengan alasan apa pun tidak boleh dilanggar. "Rahasia sakramental tidak dapat diganggu gugat; karena itu adalah durhaka jika bapa Pengakuan dengan kata-kata atau dengan salah satu cara lain serta atas dasar apa pun sedikit banyak mengkhianati peniten" (CIC, can. 983 ¡±1).

2491. Rahasia jabatan - yang harus diperhatikan oleh umpamanya politikus, anggota militer, dokter, dan hakim, - atau informasi pribadi, yang disampaikan di bawah meterai menyimpan rahasia, tidak boleh dibocorkan, kecuali apabila timbul satu keadaan khusus bahwa menjaga rahasia itu menyebabkan satu kerugian yang sangat besar bagi orang yang menyampaikannya, atau bagi orang ketiga, kerugian yang hanya dapat dicegah dengan menyebarluaskan kebenaran. Informasi pribadi, yang merugikan orang lain, tidak boleh disebarluaskan tanpa alasan yang memadai, juga apabila tidak disampaikan di bawah meterai menyimpan rahasia.

2492. Setiap orang harus dapat menahan diri secukupnya dalam hubungan dengan kehidupan pribadi orang lain. Mereka yang bertanggung jawab atas penyampaian informasi, harus memperhatikan nisbah yang baik antara kepentingan umum dan penghormatan akan hak-hak pribadi. Informasi mengenai kehidupan pribadi orang-orang yang melaksanakan kegiatan politik atau kegiatan umum, hanya dapat dicela, apabila mereka mencemari hal-hal pribadi dan kebebasan.
1 Bdk. Sir 27:16; Ams 25:9-10.

V. * Penggunaan media komunikasi

2493. Dalam masyarakat modem media komunikasi memainkan peranan penting dalam penyampaian informasi, penggalakan kebudayaan, dan dalam pembinaan. Sebagai akibat dari kemajuan teknik, luasnya dan aneka ragam isi yang harus disampaikan, demikian pula berdasarkan pengaruh atas pendapat umum, maka peranan ini akan menjadi semakin penting.

2494. Informasi melalui media komunikasi adalah demi kesejahteraan umum.1 Masyarakat mempunyai hak atas informasi, yang berdasarkan kebenaran, kebebasan, dan solidaritas.
"Tetapi cermatnya pelaksanaan hak itu meminta, supaya mengenai obyeknya komunikasi itu selalu benar dan - dengan mengindahkan keadilan serta cinta kasih - bersifat lengkap. Selain itu mengenai caranya, hendaklah berlangsung dengan jujur dan memenuhi syarat; maksudnya: hendaknya komunikasi itu mengindahkan sepenuhnya hukum-hukum moral, hak-hak manusia yang semestinya serta martabat pribadinya, dalam mengumpulkan maupun menyiarkan berita-berita" (Im 5:2).

2495. "Maka perlulah semua anggota masyarakat memenuhi tugas kewajiban keadilan dan cinta kasih, juga di bidang komunikasi sosial. Oleh karena itu hendaklah mereka, juga melalui media komunikasi itu, berusaha membentuk dan menyebarluaskan pandangan-pandangan umum yang sesuai dengan kebenaran" (Im 8). Solidaritas dibentuk oleh komunikasi yang benar dan jujur dan oleh penyebarluasan ide-ide, yang memajukan pengetahuan dan perhatian untuk orang-orang lain.

2496. Sarana-sarana komunikasi, terutama media massa, dapat membangkitkan pada pemakai jasa semacam fasifitas, apabila mereka menjadikan orang-orang ini konsumen kata-kata dan gambar yang kurang teliti. Para pemakai jasa harus mempergunakan media komunikasi dengan tahu batas dan membentuk bagi dirinya hati nurani yang jelas dan tepat, supaya lebih mudah dapat menentang pengarah-pengaruh yang buruk.

2497. Atas dasar tugas pekerjaan dalam bidang pers, para wartawan mempunyai kewajiban, supaya melayani kebenaran dalam menyebarluaskan informasi dan supaya tidak melecehkan hukum cinta kasih. Mereka harus berusaha juga, untuk mendapatkan fakta-fakta secara benar dan untuk memperhatikan batas-batas penilaian kritis mengenai pribadi-pribadi. Mereka harus menjauhkan diri dari fitnah.

2498. "Dalam hal komunikasi sosial pemerintah terikat kewajiban-kewajiban khas demi kesejahteraan umum, yang merupakan tujuan media itu. Sebab termasuk tugas pemerintah, sesuai dengan fungsinya, untuk membela dan melindungi kebebasan yang sejati dan sewajamya perihal informasi" (Im 12). Dengan mengeluarkan peraturan-peraturan yang memadai dan memperhatikan bahwa peraturan itu juga ditaati, para penguasa harus menjaga, bahwa penyalahgunaan media komunikasi jangan "menimbulkan bahaya-bahaya yang gawat bagi kesusilaan umum serta kemajuan masyarakat" (Im 12). Mereka harus menghukum pelecehan hak-hak setiap orang atas nama baiknya dan atas penghormatan kehidupan pribadinya. Mereka harus memberikan informasi pada waktunya dan dengan jujur, yang menyangkut kepentingan umum dan menjawab kegelisahan masyarakat yang beralasan. Penyebaran informasi yang salah untuk memanipulasi pendapat umum melalui media, tidak dapat dibenarkan oleh apa pun. Campur tangan penguasa tidak boleh membatasi kebebasan perorangan dan kelompok.

2499. Moral mengecam keadaan buruk di negara-negara totaliter, di mana kebenaran secara sistematis dipalsukan, para penguasa politik mengatur pendapat umum melalui media komunikasi, dalam pengadilan publik memanipulasi para terdakwa dan para saksi, dan di mana para penguasa mengira bahwa mereka dapat mengamankan tirani mereka dengan cara mematilemaskan dan menindas benih segala sesuatu yang mereka anggap sebagai "delik sikap".

VI. * Kebenaran, keindahan, dan kesenian sakral

2500. Melakukan yang baik berkaitan dengan kegembiraan rohani dan keindahan moral. Demikian pula kebenaran membawa kegembiraan dan kecemerlangan keindahan rohani.
1 Bdk. Im 11.

Kebenaran itu dari sendirinya sudah indah. Kebenaran perkataan adalah ungkapan rasional dari pengetahuan tentang kenyataan yang diciptakan dan tidak diciptakan. Ia perlu untuk manusia yang berakal budi. Tetapi kebenaran juga dapat mendapatkan bentuk ungkapan manusiawi lain yang bersifat melengkapi, terutama kalau harus mengungkapkan hal-hal yang tidak dapat dinyatakan dalam kata-kata: kedalaman hati manusia, kemuliaan jiwa, dan misteri Allah. Sebelum Tuhan menyatakan Diri kepada manusia dalam kata-kata kebenaran, ia menyatakan Diri kepadanya melalui bahasa ciptaan yang umum, karya Sabda-Nya dan, Kebijaksanaan-Nya, di dalam susunan dan harmoni seluruh kosmos, yang dapat ditemukan baik oleh seorang anak maupun oleh seorang cendekiawan. "Dengan membandingkan kebesaran dan keindahan segala ciptaan, orang dapat mengenal Penciptanya" (Keb 13:5), "sebab Bapa dari segala keindahan itulah yang menciptakannya" (Keb 13:3). [33, 1730, 1776, 1703, 366]
"Kebijaksanaan adalah pernapasan kekuatan Allah dan pancaran murni kemuliaan Yang Mahakuasa; karena itu tidak ada sesuatu pun yang bernoda masuk ke dalamnya. Karena kebijaksanaan merupakan pantulan cahaya kekal, dan cermin tak bernoda dari kegiatan Allah, dan gambar kebaikan-Nya" (Keb. 7:25-26). "Sebab ia adalah lebih indah daripada matahari dan mengalahkan setiap tempat bintang-bintang. Berbanding dengan siang terang dialah yang unggul, sebab siang diganti malam, sedangkan kejahatan tak sampai menggagahi kebijaksanaan" (Keb 7:29-30). "Aku ... jatuh cinta kepada kebijaksanaan" (Keb 8:2).

2501. Karena manusia diciptakan menurut citra Allah,1 ia menyatakan kebenaran tentang hubungannya dengan Allah, Pencipta, juga melalui keindahan karya seninya. Kesenian adalah satu bentuk ungkapan yang khas untuk manusia. Ia mengatasi usaha yang dimiliki segala makhluk hidup, yakni menjamin kebutuhan hidup; ia adalah luapan bebas dari kekayaan intern manusia. Berasal dari bakat yang diberikan oleh Pencipta dan dari usaha manusia, kesenian adalah bentuk kebijaksanaan praktis. Di dalamnya bersatulah pengetahuan dan kemampuan,2 untuk memberi kepada kebenaran suatu kenyataan dalam bentuk suatu bahasa yang dimengerti dengan melihat atau mendengar. Sejauh kesenian itu membiarkan diri diilhami oleh kebenaran makhluk ciptaan dan oleh cinta kepada mereka, ia menunjukkan semacam keserupaan dengan kegiatan Allah dalam mencipta-kan. Sebagaimana setiap kegiatan manusia yang lain, kesenian mempunyai tujuan absolut bukan dalam dirinya sendiri, melainkan menerima peraturannya dari tujuan akhir manusia dan dibudayakan olehnya.3

2502. Kesenian sakral itu benar dan indah, kalau ia - melalui bentuknya - menjawab panggilan-nya: dalam iman dan dalam penyembahan menyatakan dan memuliakan misteri Allah yang transenden - keindahan kebenaran dan cinta yang tidak kelihatan dan yang melampaui segala-galanya, yang telah tampak dalam Kristus, yang memancarkan "keagungan Allah yang gilang-gemilang, dan gambar yang nyata dari Diri Allah sendiri" (Ibr 1:3) dan di dalam-Nya "berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke-Allah-an" (Kol 2:9). Keindahan rohani ini terpantul dalam Bunda Perawan Maria, dalam para malaikat, dan para kudus. Kesenian sakral yang benar mengangkat manusia ke dalam penyembahan, dalam doa, dan cinta kepada Allah Pencipta dan Penebus, yang kudus dan yang menguduskan.

2503. Karena itu para Uskup sendiri - atau melalui petugas-harus berusaha bahwa kesenian sakral yang lama dan baru dalam segala bentuknya digalakkan. Dengan ketelitian religius yang sama mereka harus coba
1 Bdk. Kej 1:26.
2 Bdk. Keb 7:17.
3 Bdk. Pius XII, Wejangan 25 Desember 1955 dan 3 September 1950.
menjauhkan dari liturgi dan rumah ibadat segala sesuatu yang tidak sesuai dengan kebenaran iman dan keindahan kesenian sakral yang benar.1

TEKS-TEKS SINGKAT

2504. "Jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu (Kel 20:16). Murid-murid Kristus telah mengenakan manusia baru, "yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya" (Ef 4:24).

2505. Kebenaran atau kejujuran adalah kebajikan, yang berarti bahwa manusia bertingkah laku benar dalam perbuatannya dan mengatakan yang benar dalam kata-katanya dengan menjauhkan diri dari lidah bercabang, kepura-puraan, dan kemunafikan.

2506. Seorang Kristen "janganlah malu bersaksi tentang Tuhan kita" dengan kata dan perbuatan (2 Tim 1:8). Martirium adalah kesaksian yang teragung bagi kebenaran iman.

2507. Perhatian akan nama baik dan kehormatan manusia melarang fitnah dan umpatan dalam sikap dan kata-kata.

2508. Dusta berarti mengatakan yang tidak benar, dengan tujuan menipu sesama yang mempunyai hak atas kebenaran.

2509. Satu pelanggaran terhadap kebenaran menuntut pemulihan kembali.

2510. Kaidah emas membantu seseorang membeda-bedakan dalam situasi konkret, apakah kebenaran harus disampaikan atau tidak kepada orang yang menanyakannya.

2511. "Rahasia pengakuan tidak dapat diganggu gugat" (CIC, can. 983 ¡±1). Rahasia jabatan harus disimpan. Penyampaian yang intim, yang dapat merugikan orang lain, tidak boleh disebarluaskan.

2512. Masyarakat mempunyai hak atas informasi yang berdasar kebenaran, kebebasan dan keadilan. Dalam penggunaan media komunikasi, orang harus menjaga batas yang wajar.

2513. Kesenian-kesenian, terutama kesenian sakral, "pada hakikatnya dimaksudkan untuk dengan cara tertentu mengungkapkan keindahan Allah yang tak terperikan dalam karya manusia. Lagi pula semakin dikhususkan bagi Allah dan untuk memajukan puji syukur serta kemuliaan-Nya, karena tiada tujuannya yang lain, kecuali untuk dengan buah hasilnya membantu manusia sedapat mungkin mengangkat hatinya kepada Allah" (SC 122).

ARTIKEL 9 : PERINTAH KESEMBILAN

"Jangan mengingini rumahnya sesamamu. Jangan mengingini isterinya, atau hamba-hamba-nya laki-laki, atau hambanya perempuan, atau lembunya atau keledainya, atau apa pun yang dipunyai sesamamu" (Kel 20:17).
"Barang siapa memandang seorang wanita dengan nafsu berahi, orang itu sudah berzina dengan wanita itu dalam hatinya" (Mat 5: 28).
1 Bdk. SC 122-127.

2514. Santo Yohanes membeda-bedakan tiga macam hawa nafsu atau keinginan: keinginan daging, keinginan mata dan kesombongan dunia.1 Menurut tradisi katekese Katolik perintah kesembilan melarang keinginan daging, perintah kesepuluh melarang keinginan akan milik orang lain.

2515. Secara etimologis, kata "keinginan" dapat berarti setiap bentuk keinginan kuat manusia. Teologi Katolik mengartikannya dengan satu daya perasaan nafsu berahi yang kuat, yang melawan pikiran manusia. Rasul Paulus menggunakan kata itu untuk pemberontakan "daging" melawan "roh".2 Keinginan berasal dari ketidaktaatan dosa pertama.3 Juga apabila keinginan itu bukan suatu pelanggaran, namun ia mengganggu tata kekuatan manusia yang susila dan membuatnya cenderung untuk melakukan dosa.4

2516. Oleh karena manusia adalah makhluk yang terdiri dari roh dan badan, terdapatlah di dalamnya semacam ketegangan: kecenderungan roh dan badan berada dalam semacam perlawanan. Tetapi konflik ini adalah warisan dari dosa; ia berasal darinya dan serentak menyatakannya. Kita mengalaminya dalam perjuangan rohani sehari-hari.
"Bukanlah maksud Rasul untuk mendiskriminasikan badan dan mengecamnya, yang bersama dengan jiwa rohani membentuk kodrat manusia dan subyektivitas pribadinya; ia lebih banyak berbicara tentang pekerjaan-pekerjaan, atau lebih baik, tentang pola tingkah laku habitual - kebajikan dan kebiasaan buruk - yang secara susila baik atau buruk sebagai buah ketaatan (dalam kasus pertama) atau perlawanan (dalam kasus kedua) terhadap karya keselamatan Roh Kudus. Karena itu Rasul menulis: Roh Allah sudah memberikan kepada kita hidup yang baru; oleh sebab itu Dia jugalah harus menguasai hidup kita (Gal 5:25)" (DeV 55).

I. Pemurnian hati

2517. Hati adalah tempat kediaman kepribadian susila: "Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, perzinaan, percabulan, pencurian, sumpah palsu, dan hujah" (Mat 15:19). Dalam perjuangan melawan keinginan daging dibutuhkan pembersihan hati dan pengekangan diri.
"Jagalah dirimu dalam kesederhanaan dan kemurnian, dan engkau akan seperti anak-anak yang tidak mengenal yang jahat, yang merusakkan kehidupan manusia" (Hermas, mand. 2, 1).

2518. Sabda bahagia keenam menyampaikan: "Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah" (Mat 5:8). Yang mempunyai "hati murni" ialah mereka yang sudah menyesuaikan pikiran dan kehendaknya dengan tuntutan kekudusan Allah, terutama dalam tiga bidang: cinta kasih kristiani,5 kemurnian atau sikap tak bercela di bidang seks,6 dan cinta kepada kebenaran dan kepatuhan kepada agama.1 Kemurnian hati, badan, dan iman berhubungan satu sama lain.
Orang-orang Kristen harus mengimani artikel-artikel simbolum, "supaya sebagai orang beriman mereka taat kepada Allah; sebagai orang yang sangat taat, mereka harus hidup baik di bidang susila; sebagai orang yang hidup baik di bidang susila, mereka membersihkan hatinya, dan sebagai orang yang membersihkan hatinya mereka harus mengerti apa yang mereka imani" (Agustinus, fid. et symb. 10, 25).
1 Bdk. 1 Yoh 2:16.
2 Bdk. Gal 5:16.17.24; Ef 2:3.
3 Bdk. Kej 3:11.
4 Bdk. Konsili Trente: DS 1515.
5 Bdk. 1 Tim 4:3-9; 2 Tim 2:22.
6 Bdk. 1 Tes 4:7; Kol 13:5; Ef 4:19.

2519. Kepada orang-orang yang murni hatinya sudah dijanjikan bahwa mereka akan memandang Tuhan dari muka ke muka dan akan menjadi serupa dengan Dia.2 Hati yang murni adalah prasyarat untuk memandang Allah. Sudah dalam masa kini ia memungkin-kan kita untuk melihat kenyataan dalam terang Allah dan menerima orang lain sebagai "sesama". Ia menyanggupkan kita memandang tubuh manusia, tubuh kita sendiri, serta tubuh sesama sebagai kanisah Roh Kudus, jejak keindahan ilahi.

II. Perjuangan demi kemurnian

2520. Pembaptisan memberi kepada yang dibaptis rahmat pemurnian dari segala dosa. Tetapi selanjutnya orang yang dibaptis itu harus berjuang melawan keinginan daging dan hawa nafsu yang tidak teratur. Dengan rahmat Allah ia mampu untuk itu :
„h oleh kebajikan dan anugerah kemurnian, karena kemurnian memungkinkan untuk mencintai dengan hati yang jujur dan tidak terbagi;
„h oleh maksud yang jujur, yang melihat tujuan manusia yang sebenamya, karena yang sudah dibaptis mencari dengan mata yang bersahaja untuk mengetahui dan memenuhi kehendak Allah3 di dalam segala-galanya.
„h dengan cara melihat yang jujur secara lahir-batin, oleh pengendalian perasaan dan fantasi, oleh penolakan setiap kepuasan akan pikiran yang tidak senonoh, yang menyesatkan dari jalan hukum-hukum ilahi: "Pemandangan merangsang hawa nafsu pada orang bodoh" (Keb 15:5);
„h oleh doa:
"Dulu aku sangka bahwa pantang adalah masalah kekuatan pribadi... karena dalam kebodohanku aku tidak tahu apa yang tertulis: bahwa tidak ada seorang pun dapat berpantang, kecuali Tuhan memberikan itu kepadanya. Engkau rela menganugerahkan itu kepadaku, kalau andaikata aku dengan kerinduan batin menyerang telinga-Mu dan dengan kepercayaan yang kokoh menyerahkan kepentingan saya kepada-Mu" (Agustinus, conf. 6, 11, 20).

2521. Kemurnian menuntut sikap yang sopan. Ini adalah bagian hakiki dari pengekangan diri. Sikap yang sopan memelihara hal-hal pribadi manusia. Ia menolak membuka apa yang harus disembunyikan. Ia diarahkan kepada kemurnian yang perasaan halusnya ia nyatakan. Ia mengatur pandangan dan gerakan sesuai dengan martabat manusia dan hubungan di antara mereka.

2522. Sikap sopan melindungi rahasia pribadi dan cinta kasihnya. Ia mengundang untuk bersabar dan mengekang diri dalam hubungan cinta kasih; ia menuntut, bahwa prasyarat-prasyarat untuk ikatan definitif dan penyerahan timbal balik dari suami dan isteri dipenuhi. Dalam sikap sopan itu termasuk pula kerendahan hati. Ia mempengaruhi pemilihan busana. Di mana ia mengira bahwa ada bahaya sikap ingin tahu yang tidak sehat, di sana ia berdiam diri dan bersikap hati-hati. Ia menjaga keintiman orang lain.
1 Bdk. Tit 1:15; 1 Tim 1:34; 2 Tim 2:23-26.
2 Bdk. 1 Kor 13:12; 1 Yoh 3:2.
3 Bdk. Rm 12:2; Kol 1:10.

2523. Ada sifat sopan dalam perasaan dan terhadap badan. Ia umpamanya protes terhadap penyalahgunaan tubuh manusia yang "voyeuristik" dalam iklan tertentu atau terhadap tuntutan media-media tertentu, sehingga berlangkah terlampau jauh dalam membuka bagian-bagian yang sangat intim. Sikap sopan menggerakkan satu tata hidup, yang berlawanan dengan paksaan mode dan desakan dari ideologi yang berlaku.

2524. Bentuk ungkapan sikap sopan ini berbeda dari kultur ke kultur. Tetapi di mana-mana terkandung gagasan mengenai martabat rohani yang khas untuk manusia. Ia tumbuh melalui tumbuhnya kesadaran pribadi. Mendidik anak-anak dan kaum remaja dalam sikap sopan ini berarti membangkitkan hormat terhadap pribadi manusia.

2525. Kemurnian Kristen menuntut satu pemurnian lingkungan sosial. Ia menuntut dari media komunikasi cara ungkapan, yang menghargai kepentingan orang lain dan tahu batas. Kemurnian hati membebaskan dari tersebarnya erotisme dan menjauhkan tontonan yang menyuburkan voyeurisme dan khayalan.

2526. Yang dinamakan permisivitas moral adalah pandangan yang berdasar atas anggapan keliru mengenai kebebasan manusia. Perkembangan kebebasan membutuhkan pendidikan melalui hukum kesusilaan. Dari para pendidik, dituntut bahwa mereka menyampaikan kepada kaum muda satu pelajaran yang menghormati kebenaran, sifat-sifat hati, dan martabat manusia yang bersifat susila dan rohani.

2527. "Kabar baik tentang Kristus tiada hentinya memperbaharui kehidupan dan kebudayaan manusia yang jatuh berdosa, memerangi dan menyingkirkan kesesatan dan kejahatan, yang berasal dari godaan dosa yang selalu mengancam. Ia tak henti-hentinya memurni-kan dan mengangkat adat-istiadat para bangsa. Warta itu bagaikan dari dalam menyubur-kan harta semarak jiwa serta bakat pembawaan setiap bangsa dan setiap masa dengan kekayaan adikodrati, meneguhkannya, melengkapinya, dan membaharuinya dalam Kristus" (GS 58, 4).

TEKS-TEKS SINGKAT

2528. "Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzina dengan dia di dalam hatinya" (Mat 5:28).

2529. Perintah kesembilan mewaspadakan keinginan daging dan hawa nafsu.

2530. Perjuangan melawan keinginan daging terjadi melalui pembersihan hati dan latihan menjaga batas dalam segala hal.

2531. Kemurnian hati akan memperlihatkan Tuhan kepada kita. Sejak sekarang ini ia sudah melihat segala-galanya dalam terang Tuhan.

2532. Untuk pembersihan hati dibutuhkan doa, kemurnian, kejujuran maksud, dan pandangan.

2533. Kemurnian hati menuntut sikap yang sopan, yang terdiri dari kesabaran, kerendahan hati, dan perasaan halus. Sikap yang sopan melindungi keintiman seseorang.

2554. Yang sudah dibaptis memerangi iri hati dengan kemurahan hati, kerendahan hati dan penyerahan kepada penyelenggaraan Allah.

2555. Yang beriman kepada Kristus "telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya" (Gal 5:24); mereka membiarkan diri dibimbing oleh Roh Kudus dan berpegang pada kehendak-Nya.

2556. Untuk masuk ke dalam Kerajaan surga, orang harus membebaskan diri dari kekayaan. "Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah".

2557. Manusia dengan kerinduan berkata: "Aku ingin memandang Tuhan Kehausan akan Tuhan dipuaskan oleh air kehidupan kekal.1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar