Mengasihi Sesama

Mengasihi Sesama
Ibu Theresa dari Calcuta

Rabu, 12 Juni 2013

Katekismus Gereja Katolik Dalam Setahun - 239

KGK ke 239

BAB TIGA
KEHIDUPAN DOA

2697. Doa adalah kehidupan hati yang baru. Ia harus tetap menjiwai kita. Tetapi kita cenderung melupakan Dia, yang adalah kehidupan dan keseluruhan kita. Karena itu bapa-bapa rohani - dalam kaitan dengan buku Ulangan dan para nabi - menuntut doa sebagai "satu peringatan akan Allah", satu pembangkitan kembali "ingatan hati". "Kita harus lebih sering mengenangkan Allah, daripada bernapas" (Gregorius dari Nasianse, or. theol. 1, 4). Tetapi kita tidak dapat berdoa "setiap saat", kalau kita tidak berdoa dengan sadar pada waktu tertentu. Saat-saat ini merupakan puncak doa Kristen, karena kedalamannya dan lamanya.  
1 Bdk. Mat 6:6.
2 Bdk. PC 7.

2698. Tradisi Gereja menawarkan kepada umat beriman doa yang berulang secara berkala untuk menumbuhkan doa yang tetap. Beberapa darinya adalah doa-doa harian, seperti doa pagi dan doa malam, doa sebelum dan sesudah makan, dan ibadat harian. Hari Minggu yang berpusat pada Ekaristi secara khusus dikuduskan oleh doa. Tahun Gereja dengan pesta-pestanya yang besar adalah patokan waktu dalam kehidupan doa orang-orang Kristen.

2699. Tuhan membimbing semua manusia pada jalan dan dengan cara yang berkenan kepada-Nya. Setiap warga beriman menjawabnya dengan keputusan hatinya dan dengan bentuk ungkapan doa pribadinya. Tetapi tradisi Kristen mempertahankan tiga bentuk pokok ungkapan kehidupan doa: doa lisan, doa renung, dan doa batin. Ketiganya mempunyai ciri khas yang sama ialah ketenangan hati. Kewaspadaan yang memelihara Sabda Allah dan membuat kita hidup di hadirat Allah, menjadikan ketiga bentuk ungkapan itu puncak-puncak kehidupan doa.

ARTIKEL 7 : BENTUK-BENTUK DOA

I. * Doa lisan

2700. Allah berbicara kepada manusia melalui Sabda-Nya. Doa kita berbentuk kata-kata, baik yang dipikirkan maupun yang diucapkan. Tetapi yang terpenting ialah bahwa hati selalu hadir di depan Dia, kepada Siapa kita berbicara dalam doa. "Apakah doa kita dikabulkan, tidak bergantung pada banyaknya kata-kata, tetapi pada kesungguhan jiwa kita" (Yohanes Krisostomus, ecl. 2).

2701. Doa lisan merupakan unsur hakiki dalam kehidupan Kristen. Kristus mengajar murid-murid-Nya yang merasa tertarik pada doa batin dari Gurunya, satu doa lisan: Bapa Kami. Yesus tidak hanya mendoakan doa-doa liturgi dalam sinagoga, tetapi - seperti yang ditunjukkan Injil kepada kita - Ia sendiri mengangkat suara, mengucapkan doa pribadi-Nya. Doa-doa-Nya terbentang dari memuji Bapa dengan penuh gembira1 sampai kepada permohonan dalam sakratul maut di taman Getsemani.2

2702. Kebutuhan untuk mengikutsertakan pancaindera lahiriah dalam doa batin sejalan dengan tuntutan kodrat manusiawi kita. Kita adalah tubuh dan roh, dan merasakan kebutuhan untuk menyatakan perasaan kita. Kita harus berdoa dengan seluruh diri kita, supaya sebanyak mungkin memberikan kekuatan kepada permohonan kita.

2703. Kebutuhan ini sesuai dengan tuntutan ilahi. Allah mencari penyembah dalam roh dan dalam kebenaran, yakni doa hidup yang keluar dari kedalaman jiwa. Tetapi Allah juga menghendaki ungkapan lahiriah yang menyatukan badan dengan doa batin, karena doa ini memberi kepada Allah, penghormatan sempurna yang merupakan hak-Nya.

2704. Karena doa lisan diarahkan ke luar, dan karenanya sangat manusiawi, maka pada tempat pertama, doa ini adalah doa rakyat. Tetapi juga doa batin tidak boleh mengabaikan doa
1 Bdk. Mat 11:25-26.
2 Bdk. Mrk 14:36.

lisan. Doa ini menjadi batin, sejauh kita menjadi sadar, "dengan Siapa kita berbicara" (Teresia dari Yesus, cam. 26). Dengan demikian doa lisan menjadi cara pertama dari doa batin.

II. Doa renung

2705. Doa renung, meditasi, pada dasamya adalah satu pencarian. Roh mencari agar mengerti alasan dan cara kehidupan Kristen, agar dapat menyetujui dan menjawab apa yang dikehendaki Tuhan. Untuk itu, ia membutuhkan perhatian yang sangat sulit dipertahan-kan. Biasanya kita mencari bantuan pada sebuah buku. Tradisi Kristen memberi satu pilihan yang sangat luas: Kitab Suci, terutama Injil, ikon, teks-teks liturgis untuk hari bersangkutan, tulisan-tulisan dari bapa-bapa rohani, kepustakaan rohani, buku besar yakni ciptaan dan sejarah, terutama halaman yang dibuka pada "hari ini".

2706. Merenungkan apa yang sudah kita baca, berarti kita bertemu dengannya dan menjadi-kannya milik kita. Dengan cara demikian buku kehidupan kita dibuka: inilah peralihan dari pikiran kepada kenyataan. Sesuai dengan kerendahan hati dan iman, kita menemukan dan menilai di dalam meditasi gerakan-gerakan hati. Kita harus melakukan kebenaran, supaya datang kepada terang. "Tuhan, apakah yang Engkau kehendaki? Apakah yang harus aku lakukan?"

2707. Metode-metode meditasi sangat beragam seperti halnya guru-guru rohani. Seorang Kristen harus bermeditasi secara teratur. Kalau tidak, ia akan menyerupai jalan atau tanah yang berbatu-batu atau yang penuh dengan duri-duri, sebagaimana dikatakan dalam perumpamaan penabur. Tetapi satu metode hanyalah merupakan satu penuntun; yang terpenting ialah maju bersama Roh Kudus menuju Yesus Kristus, jalan doa satu-satunya.

2708. Meditasi memakai pikiran, daya khayal, gerak perasaan dan kerinduan. Usaha ini penting untuk memperdalam kebenaran iman, untuk menggerakkan pertobatan hati dan memperkuat kehendak guna mengikuti Kristus. Doa Kristen terutama berusaha untuk bermeditasi tentang "misteri Kristus", sebagaimana terjadi waktu pembacaan Kitab Suci, "lectio divina", dan pada doa rosario. Bentuk renungan doa ini mempunyai nilai yang besar; tetapi doa Kristen harus mengejar lebih lagi: perkenalan Yesus Kristus penuh cinta dan persatuan dengan Dia.

III. * Doa batin

2709. Apakah doa batin? Santa Teresia dari Yesus menjawab: "Menurut saya, doa batin itu tidak lain dari satu pergaulan yang sangat ramah, di mana kita sering kali berbicara seorang diri dengan Dia, tentang Siapa, kita tahu bahwa Ia mencintai kita" (vida 8, 5).
Doa batin mencari Dia, "yang jiwaku cintai" (Kid 1:7):1 Yesus, dan di dalam Dia, Bapa. Kita mencari Dia, karena kerinduan kepada-Nya adalah awal cinta kasih kepada-Nya. Kita mencari Dia dalam iman yang murni, dalam iman yang membuat kita dilahirkan dari Dia dan hidup di dalam Dia. Kita juga masih dapat bermeditasi dalam doa batin, tetapi pandangan sudah diarahkan kepada Tuhan.
1 Bdk. Kid 3:1-4.

2710. Waktu dan lamanya doa batin bergantung pada kehendak yang tegas, dalamnya terungkap rahasia-rahasia hati. Bukan kita berdoa kalau kita mempunyai waktu, melainkan kita meluangkan waktu, supaya hadir di hadirat Tuhan. Kita melakukannya dengan tekad bulat pantang menyerah, juga apabila kita menghadapi cobaan-cobaan dan kekeringan. Kita tidak selalu dapat bermeditasi. Namun selalu ada kemungkinan untuk masuk ke dalam doa batin, terlepas dari keadaan kesehatan, situasi kerja, dan keadaan perasaan. Hati adalah tempat pencarian dan pertemuan dalam kemiskinan dan iman.

2711. Langkah masuk ke dalam doa batin dapat dibandingkan dengan pembukaan perayaan Ekaristi: di bawah dorongan Roh Kudus, kita "mengarahkan" hati dan seluruh diri kita, hidup dengan sadar dalam kediaman Tuhan, yang adalah kita sendiri, dan menghidupkan iman untuk masuk ke hadirat Dia yang menantikan kita. Kita membuka topeng kita dan mengarahkan kembali hati kepada Tuhan yang mencintai kita, untuk menyerahkan diri kepada-Nya sebagai persembahan yang harus dimurnikan dan ditransformasi.

2712. Doa batin adalah doa seorang anak Allah, doa seorang pendosa yang sudah diampuni dan yang menghendaki agar menerima cinta kasih, dengannya ia dicintai dan membalasnya dengan cinta kasih yang lebih besar lagi.1 Tetapi ia mengetahui bahwa cinta kasih balasannya itu berasal dari Roh Kudus, yang mencurahkannya ke dalam hatinya. Karena segala-galanya adalah rahmat Allah. Doa batin adalah penyerahan yang rendah hati dan miskin kepada Bapa penuh cinta, dalam persatuan yang semakin dalam dengan Putera kekasih-Nya.

2713. Dengan demikian doa batin adalah ungkapan misteri doa yang paling sederhana. Ini adalah satu anugerah dan rahmat, yang hanya dapat diterima dalam kerendahan hati dan kemiskinan. Doa batin adalah hubungan perjanjian, yang Allah letakkan dalam dasar hakikat kita.2 Suatu persekutuan, di mana Tritunggal Mahakudus membentuk manusia, citra Allah, menjadi "serupa" dengan diri-Nya.

2714. Doa batin adalah puncak doa. Di dalamnya Allah melengkapi kita dengan kekuatan melalui Roh-Nya, supaya "manusia batin" diperkuat di dalam kita, dan Kristus tinggal di dalam hati kita oleh iman, dan kita "berakar serta berdasar di dalam kasih" (Ef 3:16-17).

2715. Kontemplasi ialah memandang Yesus dengan penuh iman. "Aku memandang Dia dan Dia memandang aku", demikian kata-kata seorang petani dari Ars, yang berdoa di depan tabernakel kepada pastornya yang saleh. Pandangan penuh perhatian kepada Yesus ini adalah penyangkalan "aku", karena pandangan Yesus membersihkan hati. Cahaya wajah-Nya menyinari mata hati kita dan membiarkan kita melihat segala-galanya dalam sinar kebenaran dan belas kasihan-Nya terhadap semua orang. Kontemplasi memandang misteri kehidupan Kristus dan dengan demikian memperoleh "pengertian batin mengenai Tuhan", untuk mencintai-Nya lebih sungguh dan mengikuti-Nya dengan lebih baik lagi.3

2716. Doa batin ialah mendengarkan Sabda Allah. Mendengarkan ini bukanlah pasif, melain-kan suatu ketaatan iman, dalamnya hamba menerima tugas tanpa syarat dan anak setuju dengan penuh cinta. Ia mengambil bagian dalam "Ya" Putera yang telah menjadi hamba, dan dalam "Fiat" hamba Tuhan yang rendah hati.

2717. Doa batin ialah berdiam diri. Ialah "lambang dunia yang akan datang" (Ishak dari Ninive, tract. myst.66) dan "cinta kasih yang tidak banyak kata" (Yohanes dari Salib). Dalam doa   batin tidak dibutuhkan kata-kata yang panjang lebar; kata-kata adalah seumpama ranting-ranting kering yang dimakan api cinta kasih. Dalam suasana diam yang tidak dapat ditahan manusia "lahiriah", Bapa menyampaikan kepada kita Sabda-Nya yang menjadi manusia, yang menderita untuk kita, yang mati dan bangkit lagi; Roh keputeraan memungkinkan kita mengambil bagian dalam doa Yesus.   
1 Bdk. Luk 7:36-50; 19:1-10.
2 Bdk. Yer 31:33.
3 Bdk. Ignasius, ex. spir. 104.

2718. Doa batin adalah persatuan dengan doa Yesus, sejauh doa itu membuat kita mengambil bagian dalam misteri Kristus. Misteri Kristus dirayakan oleh Gereja di dalam Ekaristi, dan Roh Kudus membuatnya menjadi hidup lagi dalam doa batin, sehingga ia dapat menyata dalam amal cinta.

2719. Doa batin ialah persekutuan cinta kasih. Ia memiliki kehidupan dalam dirinya untuk banyak orang, kalau ia menyetujui, untuk bertekun dalam malam iman. Malam kebangkitan dipersiapkan oleh malam sakratul maut dan malam makam. Ketiga malam itu menentukan "saat" Yesus. Roh Yesus, dan bukan "daging yang lemah", mendorong untuk melewati saat itu dalam doa batin. Kita harus berjaga selama "satu jam" bersama Dia.1

TEKS-TEKS SINGKAT

2720. Gereja mengundang umat beriman untuk berdoa secara teratur: dalam doa-doa harian, ibadat harian, Ekaristi mingguan, dan pada pesta-pesta dalam tahun Gereja.

2721. Tradisi Kristen mengenal tiga cara utama ungkapan kehidupan doa: doa lisan, doa renung, dan doa batin. Ketiganya menuntut ketenangan hati.

2722. Doa lisan, yang berdasarkan kesatuan badan dan jiwa dalam kodrat manusia, menghubungkan badan dengan doa hati menurut contoh Yesus, yang berdoa kepada Bapa-Nya, dan yang mengajar murid-murid-Nya doa Bapa Kami.

2723. Doa renung, meditasi adalah mencari dalam doa. Doa ini mencakup juga pikiran, daya khayal, gerak hati, dan kerinduan. Ia hendak menghubungkan pandangan penuh iman dari orang bermeditasi dengan kenyataan kehidupan kita.

2724. Doa batin adalah ungkapan sederhana tentang misteri doa. Ia memandang Yesus dengan penuh iman, mendengarkan sabda Allah, dan mencintai tanpa banyak kata. Ia mempersatukan kita dengan doa Kristus, sejauh ia mengikutsertakan kita dalam misteri-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar