Tantangan Misi Gereja Katolik ???? Apakah sudah sampai pada keadaan sangat kritis? Di Indonesia, suku-suku yang tadinya secara tradisional menganut katolik pindah agama ke agama lain. Perlu prihatinkah kita? Atau kita biarkan saja?
MAJALAH HIDUP
Home » Sajian Utama
Edisi No. 27 Tanggal 3 Juli 2011
Franz Magnis Suseno SJ:
Tantangan Misi di Indonesia
HIDUPKATOLIK.com - Misi Gereja Katolik dewasa ini menghadapi satu tantangan yang tidak ringan, yaitu terkait kebangkitan kembali agama-agama yang tidak akan cepat menguap begitu saja. Oleh sebab itu, banyak hal terkait misi perlu dimaknai secara baru.
Tujuan misi, tegas Pastor Franz Magnis-Suseno SJ, bukan untuk menarik sebanyak mungkin orang menjadi Katolik karena Gereja bukan partai politik dan bukan perkumpulan fans sepak bola yang mencari pengikut.
Berikut petikan wawancara J.S. de Britto dengan Pastor Franz Magnis di ruang kerjanya, Kampus Pascasarjana STF Driyarkara Jakarta, Senin, 30/5.
Apa komentar Pastor terkait jumlah misionaris asing di Indonesia yang dari waktu ke waktu jumlahnya terus berkurang?
Itu alami saja. Betul bahwa dalam waktu singkat misionaris dari Eropa atau Amerika yang berumur di bawah 70 tahun sudah tidak ada, tetapi itu sama sekali tidak mengherankan atau mengkhawatirkan. Gereja Katolik Indonesia mempunyai banyak panggilan, baik untuk imamat ataupun untuk hidup membiara. Selain itu, Gereja punya banyak awam yang bersemangat, sehingga tidak akan ada masalah. Gereja setempat sudah siap mengambil alih misi.
Misi dalam arti yang seperti apa itu, Pastor?
Sesuai persepsi seluruh Gereja, misi itu bagi saya adalah usaha Gereja mempermaklumkan Injil kepada semua bangsa dan menanamkan Injil dalam umat pengikut Kristus. Konsili Vatikan II menegaskan bahwa tujuan misi adalah menciptakan umat yang sungguh-sungguh percaya kepada Yesus dan bisa menjadi saksi Yesus. Misi itu adalah memberi kesaksian. Kesaksian membiarkan orang yang menerimanya bebas. Dan, saya adalah bagian dalam gerakan misi Katolik ini. Tentu tidak menjadi tujuan misi, yaitu untuk menarik sebanyak mungkin orang ke dalam Gereja, karena Gereja itu bukan partai politik dan bukan perkumpulan fans sepak bola yang mencari pengikut. Gereja ditugaskan untuk menjadi saksi Kristus dalam masyarakat.
Lalu, menjadi saksi Kristus yang seperti apa itu, Pastor?
Ya. Menjadi saksi Kristus berarti menjadi saksi keindahan dan kebaikan Injil dan hidup menurut Injil. Kalau orang lalu tertarik untuk berpartisipasi dalam hidup semacam ini, artinya mau dibaptis setelah diperiksa, itu sebuah kegembiraan bagi kita. Tujuannya adalah menjadi saksi Kristus. Apakah lalu akibatnya orang mau masuk ke dalam Gereja atau tidak, itu terserah pada Roh Allah.
Gereja Katolik pada dasarnya percaya bahwa orang-orang yang tidak dibaptis bisa masuk surga kalau mereka berusaha hidup menurut suara hati mereka. Sebaliknya, bahwa orang sudah dibaptis, itu belum merupakan jaminan masuk surga karena orang yang sudah dibaptis pun bisa berdosa dan bisa bertahan dalam dosa. Maka dari itu, misi menurut paham Katolik dalam konteks ini bukan seakan-akan mati-matian mau membaptis orang, karena yang penting adalah hati orang. Yang pertama dan utama, kita harus mempunyai sikap hormat terhadap integritas spiritual seseorang. Saya gembira kalau orang dibaptis, tetapi saya juga tidak kecewa kalau orang tidak mau dibaptis.
Konkret di Indonesia, apakah hal ini akan mudah dijalankan?
Ini tentu saja menyangkut soal tantangan. Tantangan yang dihadapi Gereja, yaitu menanggapi tanda-tanda zaman dengan tepat. Salah satu tanda-tanda zaman itu adalah kebangkitan kembali agama-agama. Dalam 40 tahun terakhir ini, kita melihat kebangkitan kembali agama-agama. Yang paling relevan di Indonesia tentu saja agama Islam. Islam yang sebelumnya seperti tidur, ketika berhadapan pada modernitas dan globalisasi, mulai mencari jati diri. Di satu sisi, ada ekspresi politik dalam partai-partai, di sisi lain, Islam dalam masyarakat mengalami pembaruan dalam arti bahwa sejak tahun 70-an umat Islam jauh lebih bersemangat daripada sebelumnya. Satu hal yang pasti, kebangkitan agama-agama tidak akan cepat menguap.
Maka dari itu, sangat penting bagi Gereja Katolik Indonesia untuk membangun hubungan yang saling percaya dengan umat Islam. Kita juga harus bisa menjelaskan kepada saudara-saudara yang bukan Kristiani apa yang dimaksud dengan misi supaya mereka tidak takut atau merasa ditipu dan sebagainya.
Johannes Sutanto de Britto
Di sini, dirumah ini,di Gereja Katolik Roma, telah kutentukan, dengan iman, pemikiran, dengan segenap hati, segenap kekuatan dan segenap akalbudiku, pilihanku masuk dalam gereja yang didirikan oleh Yesus Kristus di atas sang batukarang rasul Petrus. Gereja ini akhirnya dinamakan Gereja Katolik Roma. Penamaan ini digunakan untuk menunjukkan identitas gereja yang setia kepada ajaran semula dari Yesus Kristus dan yang diteruskan para rasul.
Mengasihi Sesama
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar