Mengasihi Sesama

Mengasihi Sesama
Ibu Theresa dari Calcuta

Selasa, 20 November 2012

Katekismus Gereja Katolik Dalam Setahun - 041

KGK hari ke-41

Versi Bahasa Indonesia


PASAL 3. YANG MAHAKUASA

268. Dari sifat-sifat Allah hanya kemaha-kuasaan yang disebut dalam simbolum; mengakui kemaha-kuasaan itu, mempunyai arti besar bagi kehidupan kita. [222] Kita percaya bahwa kekuasaan itu menyangkut segala sesuatu, karena Allah yang menciptakan segala sesuatu,3 juga memimpin segala sesuatu dan sanggup melakukan segala sesuatu. Kita percaya juga bahwa kuasa itu penuh cinta, karena Allah adalah Bapa kita; 4 selanjutnya, bahwa ia penuh rahasia, karena hanya iman mampu menangkapnya, meskipun ia menyatakan "kekuatannya dalam kelemahan" (2 Kor 12:9)


"Segala sesuatu yang berkenan kepada-Nya, dilaksanakan-Nya"

269. Kitab Suci mengakui berulang kali, bahwa kekuasaan Allah menyangkut segala sesuatu. Ia dinamakan "yang maha kuat pelindung Israel",1 "Tuhan semesta alam" (Mzm 24:10), "jaya dan perkasa" (Mzm 24:8). Allah "maha kuasa di langit dan di bumi" (Mzm 135:6), karena Ia menciptakannya. Karena itu, untuk Dia "tidak ada yang mustahil",2 dan Ia berkuasa atas karya-Nya seturut kehendak-Nya yang bebas.3 Ia adalah Tuhan alam semesta, yang peraturannya telah ditetapkan-Nya, yang berada sepenuhnya di bawah kuasa-Nya dan takluk kepada-Nya; [303] Ia adalah Tuhan sejarah; Ia mengemudikan hati dan kejadian sesuai dengan kehendak-Nya4 "Engkau selalu mampu mengembangkan kekuasaan-Mu yang besar. Siapa dapat melawan kekuatan lengan-Mu?" (Keb 11:21).

"Engkau berbelaskasihan kepada semua orang, karena Engkau sanggup melakukan segala sesuatu"

270. Allah adalah Bapa yang maha kuasa. [2777] Kebapaan-Nya dan kekuasaan-Nya saling menerangkan. Ia menunjukkan kekuasaan-Nya sebagai Bapa dengan memelihara kita,5 dengan menerima kita sebagai anak-anak-Nya (Aku mau "menjadi bapa-Mu, dan kamu akan menjadi anak-anak-Ku laki-laki dan perempuan, demikianlah firman Tuhan yang maha kuasa" 2 Kor 6:18); Ia menunjukkan kekuasaan-Nya juga melalui belas kasihan-Nya yang tidak terbatas, karena Ia menyatakannya terutama dengan mengampuni dosa-dosa kita secara bebas. [1441]

271. Kemaha-kuasaan ilahi itu sama sekali bukan kesewenang-wenangan: "Dalam Allah kekuasaan dan hakikat dan kehendak dan budi dan kebijaksanaan dan keadilan itu sama. Karena itu tidak mungkin ada sesuatu di dalam kekuasaan Allah yang tidak juga ada dalam kehendak-Nya yang adil dan pikiran-Nya yang bijaksana" (Tomas Aqu., s.th. 1, 25, 5, ad 1).

Misteri "Ketidakmampuan" Allah

272. Kalau mengalami kejahatan dan penderitaan, iman akan Bapa yang maha kuasa dapat diuji secara serius. [309] Sewaktu-waktu Allah tampaknya tidak hadir dan tidak mampu mencegah kemalangan. [412] Namun Allah Bapa menyatakan kekuasaan-Nya atas cara paling rahasia dalam Penghinaan dan kebangkitan Putera-Nya, yang mengalahkan yang jahat. Dengan demikian, Yesus yang tersalib adalah "kekuatan Allah dan hikmat Allah. [609] Sebab yang bodoh dari Allah lebih besar hikmatnya daripada manusia dan yang lemah dari Allah lebih kuat daripada manusia" (1 Kor 1:24- 25). Dalam pembangkitan dan pengangkatan Kristus, Bapa menunjukkan "kekuatan kuasa-Nya" dan menyatakan betapa "hebat kuasa-Nya bagi kita yang percaya" (Ef 1:19). [648]

273. Hanya iman dapat menerima jalan kekuasaan Allah yang penuh rahasia itu. Iman ini bermegah-megah atas kelemahan dan dengan demikian menarik kekuasaan Kristus.Teladan yang paling gemilang mengenai iman ini ialah Perawan Maria. [148] Ia percaya bahwa "untuk Allah... tidak ada yang mustahil" (Luk 1:37), dan dapat memuji Tuhan: "Yang maha kuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan nama-Nya adalah kudus" (Luk 1:49).

274. "Karena itu, iman kita dan harapan kita dengan paling kuat diteguhkan, [1814, 1817] kalau kita membawa dalam hati kita keyakinan bahwa Allah sanggup melakukan segala sesuatu. Apa saja yang harus diimani - meskipun mulia, mengagumkan, dan jauh melampaui segala susunan dan takaran ciptaan - budi manusia akan menyetujuinya dengan mudah dan tanpa ragu-ragu, apabila ia telah memahami kabar mengenai Allah yang maha kuasa (Catech.R. 1, 2, 13). [2119]



Versi Bahasa Inggris

Read the Catechism: Day 41

Part1:The Profession of Faith (26 - 1065)
Section2:The Profession of the Christian Faith (185 - 1065)
Chapter1:I Believe in God the Father (198 - 421)
Article1:"I believe in God the Father almighty, Creator of heaven and earth" (199 - 421)
Paragraph3:The Almighty (268 - 278)
268     Of all the divine attributes, only God's omnipotence is named in the Creed: to confess this power has great bearing on our lives. We believe that his might isuniversal, for God who created everything also rules everything and can do everything. God's power is loving, for he is our Father, and mysterious, for only faith can discern it when it "is made perfect in weakness".
"He does whatever he pleases"
269     The Holy Scriptures repeatedly confess the universal power of God. He is called the "Mighty One of Jacob", the "LORD of hosts", the "strong and mighty" one. If God is almighty "in heaven and on earth", it is because he made them. Nothing is impossible with God, who disposes his works according to his will. He is the Lord of the universe, whose order he established and which remains wholly subject to him and at his disposal. He is master of history, governing hearts and events in keeping with his will: "It is always in your power to show great strength, and who can withstand the strength of your arm?
"You are merciful to all, for you can do all things"
270     God is the Father Almighty, whose fatherhood and power shed light on one another: God reveals his fatherly omnipotence by the way he takes care of our needs; by the filial adoption that he gives us ("I will be a father to you, and you shall be my sons and daughters, says the Lord Almighty"): finally by his infinite mercy, for he displays his power at its height by freely forgiving sins.
271     God's almighty power is in no way arbitrary: "In God, power, essence, will, intellect, wisdom, and justice are all identical. Nothing therefore can be in God's power which could not be in his just will or his wise intellect."
The mystery of God's apparent powerlessness
272     Faith in God the Father Almighty can be put to the test by the experience of evil and suffering. God can sometimes seem to be absent and incapable of stopping evil. But in the most mysterious way God the Father has revealed his almighty power in the voluntary humiliation and Resurrection of his Son, by which he conquered evil. Christ crucified is thus "the power of God and the wisdom of God. For the foolishness of God is wiser than men, and the weakness of God is stronger than men." It is in Christ's Resurrection and exaltation that the Father has shown forth "the immeasurable greatness of his power in us who believe".
273     Only faith can embrace the mysterious ways of God's almighty power. This faith glories in its weaknesses in order to draw to itself Christ's power. The Virgin Mary is the supreme model of this faith, for she believed that "nothing will be impossible with God", and was able to magnify the Lord: "For he who is mighty has done great things for me, and holy is his name."
274     "Nothing is more apt to confirm our faith and hope than holding it fixed in our minds that nothing is impossible with God. Once our reason has grasped the idea of God's almighty power, it will easily and without any hesitation admit everything that [the Creed] will afterwards propose for us to believe — even if they be great and marvelous things, far above the ordinary laws of nature."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar