Versi Bahasa Indonesia
Kebebasan iman
160. Supaya iman itu manusiawi, "manusia wajib secara sukarela menjawab Allah dengan beriman; maka dari itu, tak seorang pun boleh dipaksa melawan kemauannya sendiri untuk memeluk iman. [1738] Sebab pada hakikatnya kita menyatakan iman kita dengan kehendak yang bebas" (DH 10). [2106] "Allah memanggil manusia untuk mengabdi diri-Nya dalam roh dan kebenaran. Maka ia juga terikat dalam suara hati, tetapi tidak dipaksa... Adapun itu nampak paling unggul dalam Kristus Yesus" (DH 11). Kristus memang mengundang untuk beriman dan bertobat, tetapi sama sekali tidak memaksa. "Sebab Ia memberi kesaksian akan kebenaran, tetapi tidak mau memaksakannya kepada mereka yang membantahnya. Kerajaan-Nya tidak dibela dengan menghantam dengan kekerasan, tetapi dikukuhkan dengan memberi kesaksian akan kebenaran serta mendengarkannya. Kerajaan itu berkembang karena cinta kasih, cara Kristus yang ditinggikan di salib menarik manusia kepada diri-Nya" (DH 11). [616] Perlunya Iman
161. Percaya akan Yesus Kristus dan akan Dia yang mengutus-Nya demi keselamatan kita adalah perlu supaya memperoleh keselamatan. [432, 1257] "Karena tanpa iman tidak mungkin orang bekenan kepada Allah (Ibr 11:6) dan sampai kepada persekutuan anak-anak-Nya, maka tidak pernah seorang pun dibenarkan tanpa Dia, dan seorang pun tidak akan menerima kehidupan kekal, kalau ia tidak 'bertahan sampai akhir' (Mat 10:22; 24:13) dalam iman" (Konsili Vatikan I, DS 3012) [846]
Ketabahan dalam iman
162. Iman adalah satu anugerah rahmat yang Allah berikan kepada manusia. Kita dapat kehilangan anugerah yang tak ternilai itu. [2089] Santo Paulus memperingatkan Timotius mengenai hal itu: "Hendaklah engkau memperjuangkan perjuangan yang baik dengan iman dan hati nurani yang murni. Beberapa orang telah menolak hati nuraninya yang murni itu, dan karena itu kandaslah iman mereka" (1 Tim 1:18-19). Supaya dapat hidup dalam iman, dapat tumbuh dan dapat bertahan sampai akhir, kita harus memupuknya dengan Sabda Allah dan minta kepada Tuhan supaya menumbuhkan iman itu. Ia harus "bekerja oleh kasih" (Gal 5:6), ditopang oleh pengharapan6 dan berakar dalam iman Gereja. [1037, 2016, 2573, 2849]
Iman - awal kehidupan abadi
163. Iman membuat kita menikmati sebelumnya kegembiraan dan cahaya pandangan Allah yang menyelamatkan, yang adalah tujuan dari perjalanan duniawi kita. Lalu kita akan melihat Allah "dari muka ke muka" (1 Kor 13:12) [1088] "dalam keadaannya yang sebenarnya" (1 Yoh 3:2). Dengan demikian iman adalah awal kehidupan abadi. "Kita mengharapkan kenikmatan dari hal-hal yang dijanjikan kepada kita karena rahmat. Kalau kita memandangnya dalam iman sebagai dalam cermin, hal-hal itu sudah hadir bagi kita" (Basilius, Spir, 15, 36)
164. Tetapi sekarang kita hidup "berdasarkan iman kepada Kristus, bukan berdasarkan apa yang kelihatan" (2 Kor 5:7), dan kita melihat Allah sebagai bayangan yang kabur bagaikan dalam cermin. Iman diterangi oleh Allah kepada-Nya iman itu ditujukan; namun ia sering dihayati dalam kegelapan. Iman dapat diuji atas cara yang berat. [2846] Dunia, di mana kita hidup, rupanya masih sangat jauh dari apa yang dijamin oleh iman bagi kita. [309] Pengalaman mengenai yang jahat dan kesengsaraan, ketidakadilan dan kematian, rupa-rupanya bertentangan dengan kabar gembira. [1502, 1006] Mereka dapat menggoyahkan iman dan dapat menjadi percobaan baginya.
165. Lalu kita perlu berpaling kepada saksi-saksi iman: Abraham, yang terus saja "berharap dan percaya meskipun tidak ada dasar untuk berharap lagi" (Rm 4:18); Perawan Maria yang "maju dalam ziarah iman" (LG 58) malahan masuk "dalam kegelapan iman" (RM 18), [2719] dengan mengambil bagian dalam kesengsaraan dan kegelapan makam Puteranya dan masih banyak lagi saksi-saksi iman: "Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita. Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan" (Ibr 12:1-2).
Versi Bahasa Inggris
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar