Versi bahasa Indonesia
Bapa dan Putera diwahyukan oleh Roh Kudus
243. Sebelum Paskah-Nya, Yesus menjanjikan seorang "Penghibur [paraklet] yang lain": Roh Kudus. [683] Ia sudah bekerja waktu penciptaan1 dan telah "bersabda melalui para nabi" (pengakuan iman Nisea-Konstantinopel). Ia akan ada bersama murid-murid-Nya dan dalam mereka,2 mengajarkan mereka3 dan "membimbing mereka supaya mengenal seluruh kebenaran" (Yoh 16:13). [2780] Dengan demikian Roh Kudus diwahyukan bersama Yesus dan Bapa sebagai satu Pribadi ilahi yang lain. [687]
244. Asal Roh yang abadi menyata dalam perutusan-Nya di dalam waktu. Roh Kudus diutus kepada para Rasul dan Gereja oleh Bapa atas nama Putera dan oleh Putera sendiri, setelah Ia kembali kepada Bapa-Nya.4 Perutusan Pribadi Roh sesudah pemuliaan Yesus5 menyatakan misteri Tritunggal Maha Kudus dalam kepenuhannya. [732]
245. Iman apostolik akan Roh diakui pada tahun 381 oleh konsili ekumene kedua di Konstan-tinopel: [152] "Kami percaya... akan Roh Kudus, Ia Tuhan yang menghidupkan, Ia berasal dari Bapa" (DS 150). Dengan demikian Gereja mengakui Bapa sebagai "sumber dan pangkal seluruh ke-Allah-an" (Sin. VI di Toledo 638: DS 490). Namun asal Roh Kudus yang abadi bukan tidak ada hubungannya dengan asal abadi Putera: "Roh Kudus, yang adalah Pribadi ketiga dalam Tritunggal, adalah Allah yang satu dan sama dengan Allah, Bapa dan Putera... dalam satu substansi juga satu kodrat... Meskipun demikian Ia tidak hanya dinamakan Roh Bapa dan tidak hanya Roh Putera, tetapi sekaligus Roh Bapa dan Putera" (Sin. XI di Toledo 675: DS 527). Kredo Gereja mengakui: Ia "disembah dan dimuliakan bersama Bapa dan Putera" (DS 150). [685]
246. Tradisi Latin dari Kredo mengakui, bahwa Roh "berasal dari Bapa dan Putera, [filioque]". Konsili Firense 1438 menegaskan: "bahwa Roh Kudus... memperoleh kodrat-Nya dan ada-Nya yang berdikari sekaligus dari Bapa dan Putera dan sejak keabadian berasal dari keduanya, yang merupakan satu asal, dalam satu hembusan... Dan karena Bapa sendiri memberikan segala-galanya yang ada pada Bapa kepada Putera tunggal-Nya waktu kelahiran-Nya, kecuali ke-Bapa-an-Nya, maka kenyataan bahwa Roh Kudus berasal dari Putera, diperoleh Putera sendiri sejak kekal dari Bapa, oleh-Nya Ia diperanakkan sejak kekal" (DS 1300-1301).
247. Filioque tidak terdapat dalam pengakuan iman Konstantinopel (381). Tetapi berdasarkan sebuah tradisi Latin dan Aleksandria yang tua, santo Paus Leo I sudah mengakuinya secara dogmatis6 pada tahun 447, sebelum Roma mengenal simbolum dari tahun 381 dan mengambil alihnya tahun 451 dalam Konsili Kalsedon. Penggunaan rumus ini di dalam Kredo lama-kelamaan diterima dalam liturgi Latin antara abad ke-9 dan ke-11. Tetapi penambahan "filioque" oleh liturgi Latin ke dalam syahadat Nisea-Konstantinopel masih merupakan soal pertentangan untuk Gereja-gereja ortodoks sampai hari ini.
248. Tradisi timur terutama menyatakan bahwa Bapa adalah sumber pertama bagi Roh. Dengan mengakui Roh sebagai Dia "yang berasal dari Bapa" (Yoh 15:26), tradisi timur mengatakan bahwa Ia berasal dari Bapa melalui Putera.1 Tradisi barat terutama menekankan persekutuan kodrati antara Bapa dan Putera, dengan mengatakan bahwa Roh berasal dari Bapa dan Putera [filioque). Ia mengatakan itu "secara legitim dan dengan alasan yang pantas" (Konsili Firenze 1439: DS 1302), karena menurut tata aturan abadi antara Pribadi-pribadi ilahi dalam persekutuan kodrati-Nya, Bapa adalah pangkal pertama bagi Roh, sebagai "pangkal tanpa pangkal" (DS 1331), tetapi juga sebagai Bapa dari Putera yang tunggal bersama-sama dengan Dia "pangkal yang satu" itu, darinya Roh Kudus berasal (Konsili Lyon II. 1274: DS 850). Kalau pandangan-pandangan yang sah dan saling melengkapi ini tidak ditegaskan secara berat sebelah, maka identitas iman akan kenyataan satu misteri yang diakui dalam iman, tidak dirugikan.
Versi Bahasa Inggris
Read the Catechism: Day 37 |
Part1:The Profession of Faith (26 - 1065)
Section2:The Profession of the Christian Faith (185 - 1065)
Chapter1:I Believe in God the Father (198 - 421)
Article1:"I believe in God the Father almighty, Creator of heaven and earth" (199 - 421)
Paragraph2:The Father (232 - 267)
II. THE REVELATION OF GOD AS TRINITY
The Father and the Son revealed by the Spirit
243 Before his Passover, Jesus announced the sending of "another Paraclete" (Advocate), the Holy Spirit. At work since creation, having previously "spoken through the prophets", the Spirit will now be with and in the disciples, to teach them and guide them "into all the truth". The Holy Spirit is thus revealed as another divine person with Jesus and the Father.
244 The eternal origin of the Holy Spirit is revealed in his mission in time. The Spirit is sent to the apostles and to the Church both by the Father in the name of the Son, and by the Son in person, once he had returned to the Father. The sending of the person of the Spirit after Jesus' glorification reveals in its fullness the mystery of the Holy Trinity.
245 The apostolic faith concerning the Spirit was confessed by the second ecumenical council at Constantinople (381): "We believe in the Holy Spirit, the Lord and giver of life, who proceeds from the Father." By this confession, the Church recognizes the Father as "the source and origin of the whole divinity". But the eternal origin of the Spirit is not unconnected with the Son's origin: "The Holy Spirit, the third person of the Trinity, is God, one and equal with the Father and the Son, of the same substance and also of the same nature... Yet he is not called the Spirit of the Father alone,... but the Spirit of both the Father and the Son." The Creed of the Church from the Council of Constantinople confesses: "With the Father and the Son, he is worshipped and glorified."
246 The Latin tradition of the Creed confesses that the Spirit "proceeds from the Father and the Son (filioque)". The Council of Florence in 1438 explains: "The Holy Spirit is eternally from Father and Son; He has his nature and subsistence at once (simul) from the Father and the Son. He proceeds eternally from both as from one principle and through one spiration. ... And, since the Father has through generation given to the only-begotten Son everything that belongs to the Father, except being Father, the Son has also eternally from the Father, from whom he is eternally born, that the Holy Spirit proceeds from the Son."
247 The affirmation of the filioque does not appear in the Creed confessed in 381 at Constantinople. But Pope St. Leo I, following an ancient Latin and Alexandrian tradition, had already confessed it dogmatically in 447, even before Rome, in 451 at the Council of Chalcedon, came to recognize and receive the Symbol of 381. The use of this formula in the Creed was gradually admitted into the Latin liturgy (between the eighth and eleventh centuries). The introduction of the filioque into the Niceno-Constantinopolitan Creed by the Latin liturgy constitutes moreover, even today, a point of disagreement with the Orthodox Churches.
248 At the outset the Eastern tradition expresses the Father's character as first origin of the Spirit. By confessing the Spirit as he "who proceeds from the Father", it affirms that he comes from the Father through the Son. The Western tradition expresses first the consubstantial communion between Father and Son, by saying that the Spirit proceeds from the Father and the Son (filioque). It says this, "legitimately and with good reason", for the eternal order of the divine persons in their consubstantial communion implies that the Father, as "the principle without principle", is the first origin of the Spirit, but also that as Father of the only Son, he is, with the Son, the single principle from which the Holy Spirit proceeds. This legitimate complementarity, provided it does not become rigid, does not affect the identity of faith in the reality of the same mystery confessed.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar