Versi Bahasa Indonesia
"Tuhan yang rahim dan berbelaskasihan"
210. Setelah Israel berdosa dan berbalik dari Allah, dengan menyembah anak lembu emas,3 Allah mendengarkan permohonan Musa dan bersedia berjalan bersama bangsa-Nya yang tidak setia itu. [2112, 2577] Dengan demikian Ia menunjukkan cinta-Nya.4 Ketika Musa meminta supaya boleh melihat kemuliaan-Nya, Allah menjawabnya: "Aku akan melewatkan segala kegemilangan-Ku di depanmu dan menyerakan nama YHWH di depanmu" (Kel 33:18-19). Dan Tuhan berjalan lewat di depan Musa dan berseru: "Tuhan, Tuhan, Allah penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih-Nya dan setia-Nya" (Kel 34:6). Lalu Musa mengakui bahwa Tuhan adalah Allah yang mengampuni.5
211. Nama Allah "AKU ADA" atau "IA ADA" menyatakan kesetiaan Allah. Kendati ketidak-setiaan yang terdapat dalam dosa manusia, dan kendati siksa atasnya, Allah "mengasihiberibu-ribu keturunan" (Kel 34:7). Allah mewahyukan bahwa Ia "murah hati" (Ef 2:4) dan Ia berlangkah begitu jauh sampai Ia menyerahkan Putera-Nya sendiri. Yesus mengurbankan kehidupan-Nya supaya membebaskan kita dari dosa, dan dengan demikian mewahyukan bahwa Ia sendiri menyandang nama ilahi itu: "Apa bila kamu sudah meninggikan Anak Manusia, kamu akan tahu, bahwa Akulah Dia" (Yoh 8:28). [604]
Hanya Allah yang ada
212. Dalam jangka waktu berabad-abad iman Israel dapat mengembangkan kekayaan, yang terungkap dalam wahyu nama Allah, dan dapat menyelaminya. Allah itu Esa; di samping Dia tidak ada Allah lain.1 Ia agung melebihi dunia dan sejarah. Ia menciptakan langit dan bumi: "Semuanya akan musnah, tetapi Engkau tetap sama, hidup-Mu tak akan berakhir" (Mzm 102:27-28). [42] Padanya "tidak ada perubahan dan tidak ada kegelapan" (Yak 1:17). Dialah "YANG ADA" dari dahulu dan untuk selama-lamanya dan dengan demikian Ia tetap setia kepada Diri sendiri dan kepada perjanjian-Nya. [469, 2086]
213. Dengan demikian wahyu mengenai nama yang tak terucapkan "AKU adalah AKU ADA" mengandung kebenaran bahwa hanya Allah yang ADA. Terjemahan Septuaginta dan tradisi Gereja memahami nama Allah dalam arti: Allah adalah kepenuhan keberadaan dan kesempurnaan, tanpa awal dan akhir. Sementara segala makhluk ciptaan menerima segala-galanya, keberadaan dan milik mereka dari Dia, hanya Ia sendiri merupakanKeberadaan-Nya dan memilikinya dari diri-Nya sendiri. .[41, 299]
III. Allah, "Ia yang ada", adalah kebenaran dan cinta
214. Allah, "Ia yang ada", telah mewahyukan Diri kepada Israel sebagai "yang penuh kemurahan hati dan belas kasihan" (Kej 34:6). Kedua pengertian ini menegaskan inti kekayaan nama ilahi itu. Dalam segala karya-Nya Allah menunjukkan kemurahan hati-Nya, kebaikan-Nya, rahmat-Nya, cinta-Nya, tetapi juga sifat-Nya yang layak dipercaya, ketabahan hati-Nya, kesetiaan-Nya dan kebenaran-Nya. "Aku mau memuji nama-Mu, sebab Engkau setia dan selalu mengasihi" (Mzm 138:2)2.[1062] Ia adalah kebenaran, karena "Allah itu terang, dan pada-Nya tidak ada kegelapan sama sekali" (1 Yoh 1:5); Ia adalah "cinta", seperti yang diajarkan Rasul Yohanes (1 Yoh 4:8).
Versi Bahasa Inggris
Read the Catechism: Day 31 |
Part1:The Profession of Faith (26 - 1065)
Section2:The Profession of the Christian Faith (185 - 1065)
Chapter1:I Believe in God the Father (198 - 421)
Article1:"I believe in God the Father almighty, Creator of heaven and earth" (199 - 421)
Paragraph1:I Believe in God (199 - 231)
II. GOD REVEALS HIS NAME
"A God merciful and gracious"
210 After Israel's sin, when the people had turned away from God to worship the golden calf, God hears Moses' prayer of intercession and agrees to walk in the midst of an unfaithful people, thus demonstrating his love. When Moses asks to see his glory, God responds "I will make all my goodness pass before you, and will proclaim before you my name 'the LORD' [YHWH]." Then the LORD passes before Moses and proclaims, "YHWH, YHWH, a God merciful and gracious, slow to anger, and abounding in steadfast love and faithfulness"; Moses then confesses that the LORD is a forgiving God.
211 The divine name, "I Am" or "He Is", expresses God's faithfulness: despite the faithlessness of men's sin and the punishment it deserves, he keeps "steadfast love for thousands". By going so far as to give up his own Son for us, God reveals that he is "rich in mercy". By giving his life to free us from sin, Jesus reveals that he himself bears the divine name: "When you have lifted up the Son of man, then you will realize that "I AM"."
God alone IS
212 Over the centuries, Israel's faith was able to manifest and deepen realization of the riches contained in the revelation of the divine name. God is unique; there are no other gods besides him. He transcends the world and history. He made heaven and earth: "They will perish, but you endure; they will all wear out like a garment. ...but you are the same, and your years have no end." In God "there is no variation or shadow due to change." God is "HE WHO IS", from everlasting to everlasting, and as such remains ever faithful to himself and to his promises.
213 The revelation of the ineffable name "I AM WHO AM" contains then the truth that God alone IS. The Greek Septuagint translation of the Hebrew Scriptures, and following it the Church's Tradition, understood the divine name in this sense: God is the fullness of Being and of every perfection, without origin and without end. All creatures receive all that they are and have from him; but he alone is his very being, and he is of himself everything that he is.
III. GOD, "HE WHO IS", IS TRUTH AND LOVE
214 God, "HE WHO IS", revealed himself to Israel as the one "abounding in steadfast love and faithfulness". These two terms express summarily the riches of the divine name. In all his works God displays, not only his kindness, goodness, grace and steadfast love, but also his trustworthiness, constancy, faithfulness and truth. "I give thanks to your name for your steadfast love and your faithfulness." He is the Truth, for "God is light and in him there is no darkness"; "God is love", as the apostle John teaches.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar