Versi Bahasa Indonesia
"Bergembiralah, Engkau yang penuh rahmat"
721. Ketika tiba waktunya, Maria, Bunda Allah yang suci murni dan tetap perawan, adalah mahkota perutusan Putera dan Roh Kudus. Karena Roh mempersiapkannya, Bapa dalam keputusan keselamatan-Nya menemukan untuk pertama kalinya tempat tinggal, di mana Putera-Nya dan Roh-Nya dapat tinggal di antara manusia. Dalam arti ini tradisi Gereja mengenakan teks-teks terindah tentang kebijaksanaan6 pada Maria. Maria dipuji dan ditampilkan di dalam liturgi "sebagai takhta kebijaksanaan".
Di dalam dia mulailah "karya-karya agung" Allah, yang akan diselesaikan Roh, dalam Kristus dan dalam Gereja:
722. Roh Kudus menyiapkan Maria dengan rahmat-Nya. Sungguh pantas ibu dari Dia yang dalam-Nya "berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke-Allah-an" (Kol 2:9), adalah "penuh rahmat". Semata-mata karena rahmat, sebagai makhluk yang paling rendah hati, yang paling sanggup untuk menerima karunia yang tidak terucapkan dari Yang Maha kuasa, ia dikandung tanpa dosa. Benarlah bahwa malaikat Gabriel menyalami dia - "puteri Sion" - dengan "bergembiralah".7 Ketika ia mengandung Puteranya yang abadi, ia melagukan dalam Roh Kudus madah syukur dari seluruh Umat Allah dan dengan demikian juga seluruh Gereja, dalam lagu pujiannya kepada Bapa.8
723. Dalam Maria, Roh Kudus melaksanakan keputusan Bapa yang maha rahim. Bersama dan oleh Roh Kudus, Perawan Maria mengandung dan melahirkan Putera Allah. Dengan
1 Bdk. Mat 11:13-14. 2 Bdk. Yes 40:1-3. 3 Bdk. Yoh 15:26; 5:33. 4 Bdk. 1 Ptr 1:10-12. 5 Bdk. Yoh 3:5. 6 Bdk. Ams 8:1-9:6; Sir 24. 7 Bdk. Zef 3:14; Za 2:14. 8 Bdk. Luk 1:46-55.
kekuatan Roh Kudus dan dengan kekuatan iman, keperawanannya menjadi subur secara luar biasa.1
724. Dalam Maria, Roh Kudus menyatakan Putera Bapa, yang sekarang juga menjadi Putera perawan. Maria adalah semak berduri yang menyala-nyala dari teofani yang definitif. Dipenuhi oleh Roh Kudus, ia menunjukkan Sabda dalam kehinaan daging dan menyatakannya kepada orang-orang miskin2 dan kepada wakil-wakil bangsa-bangsa kafir yang pertama.3
725. Akhirnya melalui Maria, Roh Kudus mulai mengumpulkan ke dalam persekutuan dengan Kristus, manusia-manusia, bagi siapa "cinta Allah yang berbelas-kasihan"4 disediakan. Manusia-manusia yang rendah hati selalu merupakan orang-orang pertama yang menerimanya: para gembala, para majus, Simeon dan Anna, para pengantin di Kana dan murid-murid pertama.
726. Pada akhir perutusan Roh, Maria menjadi "wanita"; Hawa baru, "bunda orang-orang hidup", bunda "Kristus paripurna ".5 Dalam kedudukan itu ia bersama dengan kedua-belasan "sehati bertekun dalam doa" (Kis 1:14), ketika Roh Kudus pada pagi hari Pentekosta menyatakan awal "zaman terakhir" dengan memunculkan Gereja.
Versi Bahasa Inggris
Read the Catechism: Day 108 |
Part1:The Profession of Faith (26 - 1065)
Section2:The Profession of the Christian Faith (185 - 1065)
Chapter3:I Believe in the Holy Spirit (683 - 1065)
Article8:"I believe in the Holy Spirit" (687 - 747)
IV. THE SPIRIT OF CHRIST IN THE FULLNESS OF TIME
"Rejoice, you who are full of grace"
721 Mary, the all-holy ever-virgin Mother of God, is the masterwork of the mission of the Son and the Spirit in the fullness of time. For the first time in the plan of salvation and because his Spirit had prepared her, the Father found the dwelling place where his Son and his Spirit could dwell among men. In this sense the Church's Tradition has often read the most beautiful texts on wisdom in relation to Mary. Mary is acclaimed and represented in the liturgy as the "Seat of Wisdom."
In her, the "wonders of God" that the Spirit was to fulfill in Christ and the Church began to be manifested:
722 The Holy Spirit prepared Mary by his grace. It was fitting that the mother of him in whom "the whole fullness of deity dwells bodily" should herself be "full of grace." She was, by sheer grace, conceived without sin as the most humble of creatures, the most capable of welcoming the inexpressible gift of the Almighty. It was quite correct for the angel Gabriel to greet her as the "Daughter of Zion": "Rejoice." It is the thanksgiving of the whole People of God, and thus of the Church, which Mary in her canticle lifts up to the Father in the Holy Spirit while carrying within her the eternal Son.
723 In Mary, the Holy Spirit fulfills the plan of the Father's loving goodness. Through the Holy Spirit, the Virgin conceives and gives birth to the Son of God. By the Holy Spirit's power and her faith, her virginity became uniquely fruitful.
724 In Mary, the Holy Spirit manifests the Son of the Father, now become the Son of the Virgin. She is the burning bush of the definitive theophany. Filled with the Holy Spirit she makes the Word visible in the humility of his flesh. It is to the poor and the first representatives of the gentiles that she makes him known.
725 Finally, through Mary, the Holy Spirit begins to bring men, the objects of God's merciful love, into communion with Christ. And the humble are always the first to accept him: shepherds, magi, Simeon and Anna, the bride and groom at Cana, and the first disciples.
726 At the end of this mission of the Spirit, Mary became the Woman, the new Eve ("mother of the living"), the mother of the "whole Christ." As such, she was present with the Twelve, who "with one accord devoted themselves to prayer," at the dawn of the "end time" which the Spirit was to inaugurate on the morning of Pentecost with the manifestation of the Church.
Dig deeper: Scriptural and other references for today's section here.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar