Mengasihi Sesama

Mengasihi Sesama
Ibu Theresa dari Calcuta

Selasa, 01 Januari 2013

Katekismus Gereja Katolik Dalam Setahun - 083

KGK hari ke 83

Versi Bahasa Indonesia


ARTIKEL 4: 
"YESUS KRISTUS ... YANG MENDERITA SENGSARA DALAM PEMERINTAHAN PONTIUS PILATUS, DISALIBKAN, WAFAT DAN DIMAKAMKAN"

571. Misteri Paskah salib dan kebangkitan Kristus adalah jantung warta gembira, yang harus disampaikan para Rasul – dan Gereja sebagai penerusnya – kepada dunia. Dalam kematian Putera-Nya Yesus Kristus, rencana keselamatan Allah terpenuhi "satu kali untuk selama-lamanya" (Ibr 9:26).

572. Gereja tetap setia kepada penjelasan "seluruh Kitab Suci", yang Yesus sendiri berikan sebelum dan sesudah Paskah-Nya: "Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?"3 (Luk 24:26) Kesengsaraan Kristus mendapat bentuk historisnya yang konkret, karena "Ia ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala, dan ahli-ahli Taurat" (Mrk 8:31), yang "menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya Ia diolok-olokkan, disesah dan disalibkan" (Mat 20:19).573. Supaya mengerti arti penebusan lebih dalam, iman dapat mencoba masuk ke dalam situasi kematian Yesus, yang disampaikan Injil-injil dengan setia1 dan dijelaskan oleh sumber-sumber sejarah yang lain.

PASAL 1. YESUS DAN ISRAEL

574. Sudah sejak awal kehidupan Yesus di muka umum, orang Farisi dan pengikut Herodes bersama para imam dan ahli Taurat bersepakat untuk membunuh Dia.2 Beberapa dari perbuatan-Nya (pengusiran setan,3 pengampunan dosa,4 penyembuhan pada hari Sabat,5 penafsiran-Nya yang bebas tentang ketahiran menurut hukum,6 pergaulan mesra dengan para pemungut cukai dan pelacur)7 menimbulkan anggapan pada beberapa orang yang berkehendak jahat bahwa Ia dirasuki setan.8 Orang menuduh Dia bahwa Ia menghujah Allah9 dan bahwa Ia adalah nabi palsu,10 dua kejahatan melawan agama, dan untuk itu hukum menentukan hukuman mati dengan lemparan batu.11

575. Untuk para Pemimpin religius di Yerusalem, yang Injil Yohanes sering namakan sebagai "orang Yahudi",12 banyak tutur kata dan perbuatan Yesus merupakan "tanda yang harus dibantah" (Luk 2:34), lebih daripada untuk Umat Allah yang biasa.13 Memang hubungan Yesus dengan orang Farisi tidak hanya bersifat polemik. Ada juga orang-orang Farisi, yang memperingatkan-Nya akan bahaya yang mengancam.14 Yesus memuji beberapa dari mereka, umpamanya ahli Taurat dalam Mrk 12:34, dan Ia berulang-ulang bertamu ke rumah orang Farisi.15 Yesus mempertegas ajaran-ajaran yang diterima oleh elite religius Umat Allah ini: kebangkitan orang mati,16 bentuk-bentuk kesalehan (memberi sedekah, puasa, dan doa),17 dan kebiasaan menyapa Allah sebagai Bapa, demikian pula tempat sentral cinta kasih kepada Allah dan sesama.18

576. Dalam mata banyak orang di Israel, Yesus rupa-rupanya melanggar keyakinan mendasar dari bangsa terpilih itu:
- melawan ketaatan kepada hukum dalam segala perintah yang tertulis dan, untuk orang Farisi, dalam penjelasan yang diberikan oleh tradisi lisan; - melawan tempat sentral kanisah Yerusalem sebagai tempat suci, tempat tinggal Allah secara khusus;- melawan iman akan Allah yang Esa, yang pada kemuliaan-Nya tidak seorang pun dapat mengambil bagian.


Versi Bahasa Inggris


Read the Catechism: Day 83

Part1:The Profession of Faith (26 - 1065)
Section2:The Profession of the Christian Faith (185 - 1065)
Chapter2:I Believe in Jesus Christ, the Only Son of God (422 - 682)
Article4:"Jesus Christ suffered under Pontius Pilate, was crucified, died and was buried" (571 - 630)
571     The Paschal mystery of Christ's cross and Resurrection stands at the center of the Good News that the apostles, and the Church following them, are to proclaim to the world. God's saving plan was accomplished "once for all" by the redemptive death of his Son Jesus Christ.
572     The Church remains faithful to the interpretation of "all the Scriptures" that Jesus gave both before and after his Passover: "Was it not necessary that the Christ should suffer these things and enter into his glory?" Jesus' sufferings took their historical, concrete form from the fact that he was "rejected by the elders and the chief priests and the scribes", who handed "him to the Gentiles to be mocked and scourged and crucified".
573     Faith can therefore try to examine the circumstances of Jesus' death, faithfully handed on by the Gospels and illuminated by other historical sources, the better to understand the meaning of the Redemption.
Paragraph1:Jesus and Israel (574 - 594)
574     From the beginning of Jesus' public ministry, certain Pharisees and partisans of Herod together with priests and scribes agreed together to destroy him. Because of certain acts of his expelling demons, forgiving sins, healing on the sabbath day, his novel interpretation of the precepts of the Law regarding purity, and his familiarity with tax collectors and public sinners — some ill-intentioned persons suspected Jesus of demonic possession. He is accused of blasphemy and false prophecy, religious crimes which the Law punished with death by stoning.
575     Many of Jesus' deeds and words constituted a "sign of contradiction", but more so for the religious authorities in Jerusalem, whom the Gospel according to John often calls simply "the Jews", than for the ordinary People of God. To be sure, Christ's relations with the Pharisees were not exclusively polemical. Some Pharisees warn him of the danger he was courting; Jesus praises some of them, like the scribe of Mark12:34, and dines several times at their homes. Jesus endorses some of the teachings imparted by this religious elite of God's people: the resurrection of the dead, certain forms of piety (almsgiving, fasting and prayer), the custom of addressing God as Father, and the centrality of the commandment to love God and neighbor.
576     In the eyes of many in Israel, Jesus seems to be acting against essential institutions of the Chosen People:
  • submission to the whole of the Law in its written commandments and, for the Pharisees, in the interpretation of oral tradition;
  • the centrality of the Temple at Jerusalem as the holy place where God's presence dwells in a special way;
  • faith in the one God whose glory no man can share.
Dig deeper: Scriptural and other references for today's section here.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar