Mengasihi Sesama

Mengasihi Sesama
Ibu Theresa dari Calcuta

Senin, 07 Januari 2013

Katekismus Gereja Katolik Dalam Setahun - 089

KGK hari ke 89

Versi Bahasa Indonesia


Kematian Kristus adalah kurban tunggal dan definitif

613. Kematian Kristus adalah kurban Paskah, di mana "Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia" (Yoh 1:29)4 melaksanakan penebusan umat manusia secara definitif.5 Sekaligus Ia adalah kurban Perjanjian Baru,6 yang menempatkan kembali manusia dalam persekutuan dengan Allah,7 dengan mendamaikan manusia dengan Allah oleh "darah... yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa" (Mat 26:28).8

614. Kurban Kristus ini unik; ia menyempurnakan dan mengakhiri segala kurban.9 Kurban itu pada tempat pertama sekali merupakan satu anugerah Allah Bapa sendiri: Bapa menyerahkan Putera-Nya, supaya mendamaikan kita dengan diri-Nya.10 Serentak pula merupakan kurban Putera Allah terjelma yang menyerahkan, secara bebas dan karena cinta11 dalam Roh Kudus,12 kehidupan-Nya13 kepada Bapa-Nya untuk menyilih ketidak-taatan kita.

Yesus mengganti ketidaktaatan kita dengan ketaatan-Nya

615. "Sama seperti oleh ketidak-taatan satu orang, semua orang telah menjadi berdosa, demikian pula oleh ketaatan satu orang semua orang menjadi orang benar" (Rm 5:19). Oleh ketaatan-Nya sampai mati, Yesus menjadi Hamba Allah yang menderita, "yang sebagai ganti menyerahkan dirinya untuk kurban pemulihan". "Ia menanggung kejahatan banyak orang" dan demikian "membenarkan banyak orang" dengan "menanggung dosa mereka" (Yes 53:10-12). Yesus telah menebus dosa-dosa kita dan memberi pemulihan kepada Allah

Bapa untuk kita.14Yesus menyelesaikan kurban-Nya di salib

616. "Cinta sampai kepada kesudahannya" (Yoh 13:1) memberi nilai khusus kepada kurban Kristus dan mengakibatkan bahwa Ia menebus dan memperbaiki, mendamaikan dan menyilih. Pada waktu menyerahkan kehidupan-Nya untuk kita, Yesus mengenal kita semua dan mencintai kita semua.1 "Kasih Kristus menguasai kami, karena kami telah mengerti, bahwa kalau satu orang sudah mati untuk semua orang, maka mereka semua sudah mati" (2 Kor 5:14). Tidak seorang manusia, malahan orang kudus terbesar sekalipun, yang mampu menanggung dosa semua manusia dan menyerahkan diri sebagai kurban untuk semua. Tetapi berkat Pribadi Putera ilahi di dalam Kristus, yang melampaui semua pribadi manusiawi dan sekaligus merangkulnya dan membuat Kristus menjadi kepala seluruh umat manusia, maka kurban Kristus dapat menebus semua orang.

617. "Oleh kesengsaraan-Nya yang kudus pada kayu salib Ia memperoleh bagi kita pembenaran", demikian Konsili Trente mengajar (DS 1529) dan menekankan keunikan kurban Kristus sebagai "pokok keselamatan yang abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya" (Ibr 5:9). Dan Gereja menghormati salib, waktu ia menyanyi: "Salam, o salib suci, engkaulah harapan dunia ini satu-satunya" (LM, Madah "Vexilla vexilla regis").

Keikutsertaan kita dalam kurban Kristus

618. Kematian di kayu salib adalah kurban yang satu kali untuk selamanya dipersembahkan Kristus, "pengantara antara Allah dan manusia" (1 Tim 2:5). Tetapi karena dalam Pribadi ilahi-Nya yang menjadi manusia, "Ia seakan-akan bersatu dengan tiap manusia" (GS 22, 2) maka Ia memberikan "kemungkinan kepada semua orang, untuk bergabung dengan misteri Paskah ini, atas cara yang diketahui Allah" (GS 22, 5). Yesus mengajak murid-murid-Nya, untuk "memanggul salibnya" dan mengikuti Dia (Mat 16:24), karena "Kristus pun telah menderita untuk [kita] dan telah meninggalkan teladan bagi [kita], supaya [kita] mengikuti jejak-Nya" (1 Ptr 2:21). Ia ingin mengikut-sertakan dalam kurban ini, pada tempat pertama, orang-orang yang menjadi ahli waris-Nya.2 Ini berlaku terutama untuk ibu-Nya, yang dalam misteri kesengsaraan-Nya yang menebuskan itu, dibawa masuk lebih dalam daripada setiap manusia yang lain.3
"Tidak ada satu tangga lain untuk naik ke surga, selain salib" (Rosa dari Lima, Vita).


Versi Bahasa Inggris


Read the Catechism: Day 89

Part1:The Profession of Faith (26 - 1065)
Section2:The Profession of the Christian Faith (185 - 1065)
Chapter2:I Believe in Jesus Christ, the Only Son of God (422 - 682)
Article4:"Jesus Christ suffered under Pontius Pilate, was crucified, died and was buried" (571 - 630)
Paragraph2:Jesus Died Crucified (595 - 623)
III. CHRIST OFFERED HIMSELF TO HIS FATHER FOR OUR SINS
Christ's death is the unique and definitive sacrifice
613     Christ's death is both the Paschal sacrifice that accomplishes the definitive redemption of men, through "the Lamb of God, who takes away the sin of the world", and the sacrifice of the New Covenant, which restores man to communion with God by reconciling him to God through the "blood of the covenant, which was poured out for many for the forgiveness of sins".
614     This sacrifice of Christ is unique; it completes and surpasses all other sacrifices. First, it is a gift from God the Father himself, for the Father handed his Son over to sinners in order to reconcile us with himself. At the same time it is the offering of the Son of God made man, who in freedom and love offered his life to his Father through the Holy Spirit in reparation for our disobedience.
Jesus substitutes his obedience for our disobedience
615     "For as by one man's disobedience many were made sinners, so by one man's obedience many will be made righteous." By his obedience unto death, Jesus accomplished the substitution of the suffering Servant, who "makes himself an offering for sin", when "he bore the sin of many", and who "shall make many to be accounted righteous", for "he shall bear their iniquities". Jesus atoned for our faults and made satisfaction for our sins to the Father.
Jesus consummates his sacrifice on the cross
616     It is love "to the end" that confers on Christ's sacrifice its value as redemption and reparation, as atonement and satisfaction. He knew and loved us all when he offered his life. Now "the love of Christ controls us, because we are convinced that one has died for all; therefore all have died." No man, not even the holiest, was ever able to take on himself the sins of all men and offer himself as a sacrifice for all. The existence in Christ of the divine person of the Son, who at once surpasses and embraces all human persons, and constitutes himself as the Head of all mankind, makes possible his redemptive sacrifice for all.
617     The Council of Trent emphasizes the unique character of Christ's sacrifice as "the source of eternal salvation" and teaches that "his most holy Passion on the wood of the cross merited justification for us." And the Church venerates his cross as she sings: "Hail, O Cross, our only hope."
Our participation in Christ's sacrifice
618     The cross is the unique sacrifice of Christ, the "one mediator between God and men". But because in his incarnate divine person he has in some way united himself to every man, "the possibility of being made partners, in a way known to God, in the paschal mystery" is offered to all men. He calls his disciples to "take up [their] cross and follow [him]", for "Christ also suffered for [us], leaving [us] an example so that [we] should follow in his steps." In fact Jesus desires to associate with his redeeming sacrifice those who were to be its first beneficiaries. This is achieved supremely in the case of his mother, who was associated more intimately than any other person in the mystery of his redemptive suffering.
Apart from the cross there is no other ladder by which we may get to heaven.
Dig deeper: Scriptural and other references for today's section here.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar