Mengasihi Sesama

Mengasihi Sesama
Ibu Theresa dari Calcuta

Senin, 14 Januari 2013

Katekismus Gereja Katolik Dalam Setahun - 096

KGK hari ke 96

Versi Bahasa Indonesia


II. Kebangkitan - Karya Tritunggal Mahakudus

648. Kebangkitan Kristus adalah masalah iman: campur tangan transenden dari Tuhan sendiri dalam ciptaan dan sejarah. Di situ ketiga Pribadi ilahi bekerja bersama-sama dan serentak juga menyatakan sifat-Nya yang khas. Peristiwa itu terjadi oleh kekuasaan Bapa, yang "membangkitkan" Kristus, Anak-Nya2 dan menerima sepenuhnya kodrat manusia-Nya - bersama dengan tubuh-Nya - dalam Tritunggal. Yesus dinyatakan secara definitif "sebagai Putra Allah menurut Roh kekudusan oleh kebangkitan-Nya dari antara orang mati, bahwa Ia adalah Anak Allah yang berkuasa" (Rm 1:3-4). Santo Paulus menekankan wahyu kekuatan Allah3 oleh karya Roh yang menghidupkan kodrat manusia Yesus yang sudah mati dan mengangkatnya ke dalam keadaan mulia, ke dalam keadaan sebagai Tuhan.

649. Sejauh menyangkut Putera, maka Ia sendiri melaksanakan kebangkitan-Nya berkat kekuasaan ilahi-Nya. Yesus memaklumkan bahwa Anak Manusia akan menderita banyak dan juga akan mati; lalu Ia akan bangkit4. Pada tempat lain Ia mengatakan dengan jelas: "Aku memberikan nyawa-Ku untuk menerimanya kembali... Aku berkuasa memberikan-nya dan berkuasa mengambilnya kembali" (Yoh 10:17- 18). "Inilah iman kita: Yesus telah mati dan telah bangkit" (1 Tes 4:14).

650. Para bapa Gereja melihat kebangkitan itu dari sudut Pribadi Kristus yang ilahi. Pribadi ilahi ini tetap bersatu dengan jiwa-Nya dan badan-Nya, yang oleh kematian sudah dipisahkan satu dari yang lain: "Berkat kesatuan kodrat ilahi, yang tetap hadir dalam kedua bagian hakiki manusia, maka keduanya mempersatukan diri lagi. Dengan demikian kematian terjadi oleh pemisahan susunan manusiawi dan kebangkitan oleh penyatuan kedua bagian yang terpisah itu" (Gregorius dari Nisa res. 1).5

III. Arti dan nilai keselamatan dari kebangkitan

651. "Jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu" (1 Kor 15:17). Kebangkitan terutama mensahkan apa yang telah dilakukan atau diajarkan Kristus. Semua kebenaran, juga yang tidak dapat dimengerti oleh pikiran manusia, mendapat pembenarannya setelah Kristus, oleh kebangkitan-Nya, memberikan bukti terhadap otoritas ilahi-Nya yang definitif yang telah dijanjikan.

652. Dalam kebangkitan Kristus terpenuhilah janji-janji Perjanjian Lama6 dan janji yang Yesus sendiri berikan selama hidup-Nya di dunia.7 Ungkapan "sesuai dengan Kitab Suci" (1 Kor 15:3)1 menunjukkan bahwa dengan kebangkitan Kristus terpenuhilah ramalan-ramalan ini.

1 Bdk. Yoh 14:22. 2 Bdk. Kis 2:24. 3 Bdk. Rm 6:4; 2 Kor13:4; Flp 3:10; Ef 1:19-22; Ibr 7:16. 4 Bdk. Mrk 8:31; 9:9-31; 10:34. 5 Bdk. juga DS 325; 359; 369; 539. 6 Bdk. Luk 24:26-27. 44-48. 7 Bdk. Mat 28:6; Mrk 16:7; Luk 24:6-7.

653. Kebangkitan-Nya menegaskan ke-Allah-an Yesus. Ia telah mengatakan: "Apabila kamu telah meninggikan Anak Manusia, barulah kamu tahu, bahwa Akulah Dia" (Yoh 8:28). Kebangkitan Orang yang tersalib itu, menerangkan bahwa Ia dengan sesungguhnya "AKU ADA", Putera Allah, malahan Allah sendiri. Rasul Paulus dapat menjelaskan kepada orang Yahudi: "Janji yang diberikan kepada nenek moyang kita, telah digenapi Allah kepada kita, keturunan mereka, dengan membangkitkan Yesus, seperti yang tertulis dalam mazmur kedua: Anak-Kulah Engkau. Aku telah memperanakkan Engkau pada hari ini" (Kis 13:32-33).2 Kebangkitan Kristus berhubungan erat dengan penjelmaan Putera Allah menjadi manusia. Sesuai dengan rencana Allah yang abadi, Ia merupakan pemenuhannya.

654. Rahasia Paskah mempunyai dua sisi: Dengan kematian-Nya Kristus membebaskan kita dari dosa; dengan kebangkitan-Nya Ia membuka pintu masuk menuju kehidupan baru. Hidup baru ini pada tempat pertama adalah pembenaran, yang menempatkan kita kembali dalam rahmat Allah,3 "supaya seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati... demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru" (Rm 6:4). Pembenaran terietak dalam kemenangan atas kematian yang disebabkan oleh dosa dan dalam keikut-sertaan dalam rahmat.4 Ia melaksanakan penerimaan menjadi anak Allah, karena orang-orang menjadi saudara-saudara Kristus. Yesus sendiri, sesudah kebangkitan-Nya, menyapa murid-murid-Nya dengan perkataan saudara: "Pergilah dan katakanlah kepada saudara-saudara-Ku... " (Mat 28:10; Yoh 20:17). Kita adalah saudara-saudari-Nya bukan atas dasar kodrat kita, melainkan oleh anugerah rahmat, karena hidup sebagai anak angkat ini benar-benar menyertakan kita dalam kehidupan Putera-Nya yang tunggal, hidup yang nyata sepenuhnya dalam kebangkitan-Nya.

655. Akhirnya kebangkitan Kristus - dan Kristus yang telah bangkit itu sendiri - adalah sebab dan dasar utama kebangkitan kita yang akan datang: "Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung... Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikianlah semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus" (1 Kor 15:20-22). Selama menantikan pemenuhan ini, Kristus yang telah bangkit hidup dalam hati umat beriman. Dalam Kristus yang telah bangkit, umat Kristen mengecap "karunia-karunia dunia yang akan datang" (Ibr 6:5) dan hidupnya dilindungi Kristus di dalam Allah,5 "supaya mereka yang hidup tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka" (2 Kor 5:15).


Versi Bahasa Inggris

Read the Catechism: Day 96

Part1:The Profession of Faith (26 - 1065)
Section2:The Profession of the Christian Faith (185 - 1065)
Chapter2:I Believe in Jesus Christ, the Only Son of God (422 - 682)
Article5:"He descended into hell. On the third day He rose again" (631 - 658)
Paragraph2:On the Third Day He Rose from the Dead (638 - 658)
II. THE RESURRECTION — A WORK OF THE HOLY TRINITY
648     Christ's Resurrection is an object of faith in that it is a transcendent intervention of God himself in creation and history. In it the three divine persons act together as one, and manifest their own proper characteristics. The Father's power "raised up" Christ his Son and by doing so perfectly introduced his Son's humanity, including his body, into the Trinity. Jesus is conclusively revealed as "Son of God in power according to the Spirit of holiness by his Resurrection from the dead". St. Paul insists on the manifestation of God's power through the working of the Spirit who gave life to Jesus' dead humanity and called it to the glorious state of Lordship.
649     As for the Son, he effects his own Resurrection by virtue of his divine power. Jesus announces that the Son of man will have to suffer much, die, and then rise. Elsewhere he affirms explicitly: "I lay down my life, that I may take it again... I have power to lay it down, and I have power to take it again." "We believe that Jesus died and rose again."
650     The Fathers contemplate the Resurrection from the perspective of the divine person of Christ who remained united to his soul and body, even when these were separated from each other by death: "By the unity of the divine nature, which remains present in each of the two components of man, these are reunited. For as death is produced by the separation of the human components, so Resurrection is achieved by the union of the two."
III. THE MEANING AND SAVING SIGNIFICANCE OF THE RESURRECTION
651     "If Christ has not been raised, then our preaching is in vain and your faith is in vain." The Resurrection above all constitutes the confirmation of all Christ's works and teachings. All truths, even those most inaccessible to human reason, find their justification if Christ by his Resurrection has given the definitive proof of his divine authority, which he had promised.
652     Christ's Resurrection is the fulfillment of the promises both of the Old Testament and of Jesus himself during his earthly life. The phrase "in accordance with the Scriptures" indicates that Christ's Resurrection fulfilled these predictions.
653     The truth of Jesus' divinity is confirmed by his Resurrection. He had said: "When you have lifted up the Son of man, then you will know that I am he." The Resurrection of the crucified one shows that he was truly "I AM", the Son of God and God himself. So St. Paul could declare to the Jews: "What God promised to the fathers, this he has fulfilled to us their children by raising Jesus; as also it is written in the second psalm, 'You are my Son, today I have begotten you.'" Christ's Resurrection is closely linked to the Incarnation of God's Son, and is its fulfillment in accordance with God's eternal plan.
654     The Paschal mystery has two aspects: by his death, Christ liberates us from sin; by his Resurrection, he opens for us the way to a new life. This new life is above all justification that reinstates us in God's grace, "so that as Christ was raised from the dead by the glory of the Father, we too might walk in newness of life." Justification consists in both victory over the death caused by sin and a new participation in grace. It brings about filial adoption so that men become Christ's brethren, as Jesus himself called his disciples after his Resurrection: "Go and tell my brethren." We are brethren not by nature, but by the gift of grace, because that adoptive filiation gains us a real share in the life of the only Son, which was fully revealed in his Resurrection.
655     Finally, Christ's Resurrection — and the risen Christ himself is the principle and source of our future resurrection: "Christ has been raised from the dead, the first fruits of those who have fallen asleep... For as in Adam all die, so also in Christ shall all be made alive." The risen Christ lives in the hearts of his faithful while they await that fulfillment . In Christ, Christians "have tasted... the powers of the age to come" and their lives are swept up by Christ into the heart of divine life, so that they may "live no longer for themselves but for him who for their sake died and was raised."
Dig deeper: Scriptural and other references for today's section here.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar