Mengasihi Sesama

Mengasihi Sesama
Ibu Theresa dari Calcuta

Senin, 03 Desember 2012

Katekismus Gereja Katolik Dalam Setahun - 054

KGK hari ke - 54

Versi Bahasa Indonesia


PASAL 6. MANUSIA

355. "Allah menciptakan manusia itu menurut citra-Nya, menurut citra Allah diciptakan-Nya dia: laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka" (Kej 1:27). [1700][27] Manusia menduduki tempat khusus dalam ciptaan: ia diciptakan "menurut citra Allah" (I) [343];dalam kodratnya bersatulah dunia rohani dan dunia jasmani (II); ia diciptakan "sebagai laki-laki dan perempuan" (III); Allah menjadikan dia sahabat-Nya (IV). [36]

I. "Menurut citra Allah"

356. Dari segala ciptaan yang kelihatan, hanya manusia itu "mampu mengenal dan mencintai Penciptanya" (GS 12, 3): ialah "yang di dunia merupakan satu-satunya makhluk, yang Allah kehendaki demi dirinya sendiri" (GS 24, 3): [1703, 2258] hanya dialah yang dipanggil, supaya dalam pengertian dan cinta menganibil bagian dalam kehidupan Allah. Ia diciptakan untuk tujuan ini, dan itulah dasar utama bagi martabatnya: [225]
"Apakah alasannya, maka Engkau meninggikan manusia ke martabat yang begitu mulia? Cinta yang tidak ternilai, yang dengannya Engkau memandang makhluk-Mu dalam diri-Mu sendiri dan jatuh cinta kepadanya, sebab Engkau menciptakannya karena cinta, karena cinta Engkau memberi kepadanya satu kodrat, yang dapat merasakan kegembiraan pada diri-Mu, harta abadi" (Katarina dari Siena, dial. 4, 13). [295]
357. Karena ia diciptakan menurut citra Allah, manusia memiliki martabat sebagai pribadi: ia bukan hanya sesuatu, melainkan seorang. [1935] Ia mampu mengenal diri sendiri, menjadi tuan atas dirinya, mengabdikan diri dalam kebebasan dan hidup dalam kebersamaan dengan orang lain, dan karena rahmat ia sudah dipanggil ke dalam perjanjian dengan Penciptanya, untuk memberi kepada-Nya jawaban iman dan cinta, yang tidak dapat diberikan suatu makhluk lain sebagai penggantinya. [1877]

358. Tuhan menciptakan segala sesuatu untuk manusia,1 [299] tetapi manusia itu sendiri diciptakan untuk melayani Allah, untuk mencintai-Nya dan untuk mempersembahkan seluruh ciptaan kepada-Nya: [901]
"Makhluk manakah yang diciptakan dengan martabat yang demikian itu? Itulah manusia, sosok yang agung, yang hidup dan patut dikagumi, yang dalam mata Allah lebih bernilai daripada segala makhluk. Itulah manusia; untuk dialah langit dan bumi dan lautan dan seluruh ciptaan. Allah sebegitu prihatin dengan keselamatannya, sehingga Ia tidak menyayangi Putera-Nya yang tunggal untuk dia. Allah malahan tidak ragu-ragu, melakukan segala sesuatu, supaya menaikkan manusia kepada diri-Nya dan memperkenankan ia duduk di sebelah kanan-Nya" (Yohanes Krisostomus, Serm. in Gen. 2, 1).

359. "Sesungguhnya hanya dalam misteri Sabda yang menjelmalah misteri manusia benar-benar menjadi jelas" (GS 22, 1). [1701]
"Rasul Paulus berbicara mengenai dua manusia, yang merupakan asal-usul umat manusia: Adam dan Kristus... Paulus mengatakan: 'Adam, manusia pertama, menjadi makhluk hidup duniawi. [388, 411] Adam terakhir menjadi Roh yang menghidupkan'. Yang pertama diciptakan oleh Yang terakhir, dan juga mendapat jiwa dari Dia, supaya ia menjadi hidup... Adam terakhir inilah, yang mengukir citra-Nya atas yang pertama waktu pembentukan. Karena itulah, maka ia menerima sosok tubuhnya dan menerimanya, supaya Ia tidak kehilangan, apa yang Ia jadikan menurut citra-Nya. Adam pertama, Adam terakhir: Yang pertama mempunyai awal, yang terakhir tidak mempunyai akhir, karena yang terakhir ini sebenarnya yang pertama. Dialah yang mengatakan 'Aku adalah Alfa dan Omega'" (Petrus Krisologus, sermo 117).

360. Umat manusia merupakan satu kesatuan karena asal yang sama. [225] Karena Allah "menjadikan dari satu orang saja semua bangsa dan umat manusia" (Kis 17:26).2 [404, 775, 831, 842]Pandangan yang menakjubkan, yang memperlihatkan kepada kita umat manusia dalam kesatuan asal yang sama dalam Allah... dalam kesatuan kodrat, bagi semua disusun sama dari badan jasmani dan jiwa rohani yang tidak dapat mati dalam kesatuan tujuan yang langsung dan tugasnya di dunia; dalam kesatuan pemukiman di bumi, dan menurut hukum kodrat semua manusia berhak menggunakan hasil-hasilnya, supaya dengan demikian bertahan dalam kehidupan dan berkembang; dalam kesatuan tujuan adikodrati: Allah sendiri, dan semua orang berkewajiban untuk mengusahakannya: dalam kesatuan daya upaya, untuk mencapai tujuan ini; ... dalam kesatuan tebusan, yang telah dilaksanakan Kristus untuk semua orang" (Pius XII Ens. "Summi Pontificatus").1

361. "Hukum solidaritas dan cinta ini" (ibid.) menegaskan bagi kita, bahwa kendati keaneka-ragaman pribadi, kebudayaan dan bangsa, semua manusia adalah benar-benar saudara dan saudari. [1939]


Versi Bahasa Inggris

Read the Catechism: Day 54

Part1:The Profession of Faith (26 - 1065)
Section2:The Profession of the Christian Faith (185 - 1065)
Chapter1:I Believe in God the Father (198 - 421)
Article1:"I believe in God the Father almighty, Creator of heaven and earth" (199 - 421)
Paragraph6:Man (355 - 384)
355     "God created man in his own image, in the image of God he created him, male and female he created them." Man occupies a unique place in creation: (I) he is "in the image of God"; (II) in his own nature he unites the spiritual and material worlds; (III) he is created "male and female"; (IV) God established him in his friendship.
I. "IN THE IMAGE OF GOD"
356     Of all visible creatures only man is "able to know and love his creator". He is "the only creature on earth that God has willed for its own sake", and he alone is called to share, by knowledge and love, in God's own life. It was for this end that he was created, and this is the fundamental reason for his dignity:
What made you establish man in so great a dignity? Certainly the incalculable love by which you have looked on your creature in yourself! You are taken with love for her; for by love indeed you created her, by love you have given her a being capable of tasting your eternal Good.
357     Being in the image of God the human individual possesses the dignity of a person, who is not just something, but someone. He is capable of self-knowledge, of self-possession and of freely giving himself and entering into communion with other persons. And he is called by grace to a covenant with his Creator, to offer him a response of faith and love that no other creature can give in his stead.
358     God created everything for man, but man in turn was created to serve and love God and to offer all creation back to him:
What is it that is about to be created, that enjoys such honor? It is man that great and wonderful living creature, more precious in the eyes of God than all other creatures! For him the heavens and the earth, the sea and all the rest of creation exist. God attached so much importance to his salvation that he did not spare his own Son for the sake of man. Nor does he ever cease to work, trying every possible means, until he has raised man up to himself and made him sit at his right hand.
359     "In reality it is only in the mystery of the Word made flesh that the mystery of man truly becomes clear."
St. Paul tells us that the human race takes its origin from two men: Adam and Christ... The first man, Adam, he says, became a living soul, the last Adam a life-giving spirit. The first Adam was made by the last Adam, from whom he also received his soul, to give him life... The second Adam stamped his image on the first Adam when he created him. That is why he took on himself the role and the name of the first Adam, in order that he might not lose what he had made in his own image. The first Adam, the last Adam: the first had a beginning, the last knows no end. The last Adam is indeed the first; as he himself says: "I am the first and the last."
360     Because of its common origin the human race forms a unity, for "from one ancestor [God] made all nations to inhabit the whole earth":
O wondrous vision, which makes us contemplate the human race in the unity of its origin in God... in the unity of its nature, composed equally in all men of a material body and a spiritual soul; in the unity of its immediate end and its mission in the world; in the unity of its dwelling, the earth, whose benefits all men, by right of nature, may use to sustain and develop life; in the unity of its supernatural end: God himself, to whom all ought to tend; in the unity of the means for attaining this end;... in the unity of the redemption wrought by Christ for all.
361     "This law of human solidarity and charity", without excluding the rich variety of persons, cultures and peoples, assures us that all men are truly brethren.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar