Mengasihi Sesama

Mengasihi Sesama
Ibu Theresa dari Calcuta

Rabu, 03 April 2013

Katekismus Gereja Katolik Dalam Setahun - 170

KGK ke 170


V. * Kurban sakramental: syukuran, kenangan, kehadiran

1356. Sejak awal, orang-orang Kristen merayakan Ekaristi di dalam satu bentuk yang tidak berubah dalam inti sarinya, walaupun zaman dan liturgi-liturgi beraneka ragam. Mereka merayakannya, karena merasa diwajibkan oleh perintah yang diberikan Tuhan pada malam sebelum sengsara-Nya: "Perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku" (1 Kor 11:24-25).

1357. Kita memenuhi perintah Tuhan ini, kalau kita merayakan kenangan akan kurban-Nya. Dengan itu kita mempersembahkan kepada Bapa, apa yang Ia sendiri telah berikan: anugerah ciptaan-Nya, roti dan anggur, yang oleh perkataan Kristus dan oleh kekuatan Roh Kudus menjadi tubuh dan darah Kristus. Dengan demikian Kristus hadir atas cara yang penuh rahasia dan nyata.

1358. Dengan demikian kita harus memandang Ekaristi
 sebagai syukuran dan pujian kepada Bapa;
 sebagai kenangan akan kurban Kristus dan tubuh-Nya;
 sebagai kehadiran Kristus oleh kekuatan perkataan-Nya dan Roh-Nya.
Syukuran dan pujian kepada Bapa

1359. Ekaristi, Sakramen keselamatan kita yang dilaksanakan Kristus di salib, adalah juga kurban pujian untuk berterima kasih bagi karya penciptaan. Dalam kurban Ekaristi dipersembahkan seluruh ciptaan yang dikasihi Allah kepada Bapa melalui kematian dan kebangkitan Kristus. Oleh Kristus, Gereja dapat mempersembahkan kurban pujian
1 Bdk. MR, Doa Syukur Agung Romawi 90.

sebagai terima kasih untuk semua yang baik, yang indah dan yang benar, yang telah Allah laksanakan dalam ciptaan dan dalam umat manusia.

1360. Ekaristi adalah kurban syukur kepada Bapa. Ia adalah pujian, yang olehnya Gereja menyatakan terima kasihnya kepada Allah untuk segala kebaikan-Nya: untuk segala sesuatu, yang Ia laksanakan dalam penciptaan, penebusan, dan pengudusan. Jadi, Ekaristi pertama-tama merupakan ucapan syukur.

1361. Ekaristi juga kurban pujian, olehnya Gereja memuliakan Allah atas nama seluruh ciptaan. Kurban pujian ini hanya mungkin melalui Kristus: Ia mempersatukan umat beriman dengan Diri-Nya, pujian-Nya, dan doa syafaat-Nya, sehingga kurban pujian kepada Bapa dipersembahkan oleh Kristus dan bersama Dia, untuk diterima di dalam Dia.

Kenangan kurban dari pihak Kristus dan Tubuh-Nya, Gereja 

1362. Ekaristi adalah kenangan akan Paska Kristus, yang menghadirkan dan mempersembah-kan secara sakramental kurban satu-satunya dalam liturgi Tubuh-Nya, yaitu Gereja. Dalam semua Doa Syukur Agung, sesudah kata-kata penetapan, kita temukan sebuah doa yang dinamakan anamnese atau kenangan.

1363. Menurut pengertian Kitab Suci kenangan itu tidak hanya berarti mengenangkan peristiwa-peristiwa di masa lampau, tetapi mewartakan karya-karya agung yang telah dilakukan Allah untuk umat manusia.1 Dalam perayaan liturgi peristiwa-peristiwa itu dihadirkan dan menjadi hidup lagi. Dengan cara ini umat Israel mengerti pembebasannya dari Mesir: Setiap kali apabila Paska dirayakan, peristiwa-peristiwa keluaran dihadirkan kembali dalam kenangan umat beriman, supaya mereka menata kehidupannya sesuai dengan peristiwa-peristiwa itu.

1364. Dalam Perjanjian Baru kenangan itu mendapat arti baru. Apabila Gereja merayakan Ekaristi, ia mengenangkan Paska Kristus; Paska ini dihadirkan. Kurban yang dibawakan Kristus di salib satu kali untuk selama-lamanya, selalu tinggal berhasil guna:2 "Setiap kali korban salib yang di dalamnya dipersembahkan Kristus, Anak Domba Paska, dirayakan di altar, terlaksanalah karya penebusan kita" (LG 3). 611, 1085

1365. Ekaristi juga satu kurban, karena ia suatu kenangan akan Paska Kristus. Sifat kurban ini sudah nyata dalam kata-kata Tuhan: "Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu", dan "cawan ini adalah perjanjian baru oleh darah-Ku, yang ditumpahkan bagi kamu" (Luk 22:19-20). Dalam Ekaristi, Kristus mengaruniakan tubuh ini, yang telah Ia serahkan di kayu salib untuk kita, dan darah ini, "yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa" (Mat 26:28).

1366. Jadi, Ekaristi adalah satu kurban, karena ia meragakan kurban salib (dan karena itu menghadirkannya), Ekaristi adalah kenangan akan kurban itu dan memberikan buah-buahnya: Kristus "memang hendak mengurbankan diri kepada Allah Bapa, satu kali untuk selama-lamanya di altar salib melalui kematian yang datang menjemput-Nya,3 untuk memperoleh penebusan abadi bagi
1 Bdk. Kel 13:3.
2 Bdk. Ibr 7:25-27.
3 Bdk. Ibr 7:27.

mereka [manusia]; tetapi karena imamat-Nya tidak dihapuskan oleh kematian-Nya,1 maka dalam perjamuan malam terakhir, pada malam waktu Ia diserahkan (1 Kor 11:23), Ia meninggalkan bagi mempelai kekasih-Nya, Gereja, satu kurban yang kelihatan (seperti yang dibutuhkan kodrat manusia), yang olehnya, [kurban] berdarah itu, yang dibawakan di salib satu kali untuk selama-lamanya, dikenang sampai akhir zaman dan kekuatannya yang menyelamatkan dipergunakan untuk pengampunan dosa, yang kita lakukan setiap hari" (Konsili Trente: DS 1740).

1367. Kurban Kristus dan kurban Ekaristi hanya satu kurban: "karena bahan persembahan adalah satu dan sama; yang sama, yang dulu mengurbankan diri di salib, sekarang membawakan kurban oleh pelayanan imam; hanya cara berkurban yang berbeda". "Dalam kurban ilahi ini, yang dilaksanakan di dalam misa, Kristus yang sama itu hadir dan dikurbankan secara tidak berdarah... yang mengurbankan diri sendiri di kayu salib secara berdarah satu kali untuk selama-lamanya" (Konsili Trente: DS 1743).

1368. Ekaristi adalah juga kurban Gereja. Gereja, Tubuh Kristus, mengambil bagian dalam kurban Kepalanya. Bersama Dia ia sendiri dipersembahkan seluruhnya. Ia mempersatu-kan diri dengan doa syafaat-Nya kepada Bapa untuk semua manusia. Di dalam Ekaristi, kurban Kristus juga menjadi kurban anggota-anggota tubuh-Nya. Kehidupan umat beriman, pujian, kesengsaraan, doa dan karyanya dipersatukan dengan yang dimiliki Kristus dan dengan penyerahan diri-Nya secara menyeluruh, sehingga mendapat satu nilai baru. Kurban Kristus yang hadir di atas altar memberi kemungkinan kepada semua generasi Kristen, untuk bersatu dengan kurban-Nya. 618, 2031, 1109 Di dalam katakombe, Gereja sering digambarkan seperti wanita yang sedang berdoa, dengan Lengan terbuka lebar, dalam sikap seorang Orante [sikap seorang berdoa]. Ia mengurbankan diri seperti Kristus, yang merentangkan tangan di salib, oleh Dia, bersama Dia, dan dalam Dia, dan mendoakan kepentingan semua manusia.

1369. Seluruh Gereja dipersatukan dengan kurban dan doa syafaat Kristus. Karena kepada Paus diserahkan pelayanan Petrus di dalam Gereja, maka ia diikutsertakan dalam setiap perayaan Ekaristi, di mana ia disebut sebagai tanda dan pelayan kesatuan seluruh Gereja. Uskup setempat selalu bertanggung jawab atas perayaan Ekaristi, juga apabila seorang imam yang memimpin; namanya disebut, untuk menunjukkan bahwa ia berada di tengah para imamnya dan dengan bantuan para diaken, memimpin Gereja lokal. Umat juga mendoakan kepentingan semua yang berkecimpung dalam pelayanan Gereja, yang membawa kurban Ekaristi ini untuk dia dan bersama dia. "Perayaan Ekaristi dapat diandalkan, apabila ia dipersembahkan oleh Uskup atau oleh seorang yang ditugaskannya" (Ignasius dari Antiokia, Smyrn. 8, 1). "Melalui pelayanan para imam kurban rohani kaum beriman mencapai kepenuhannya dalam persatuan dengan kurban Kristus Pengantara tunggal, melalui tangan para imam, atas nama seluruh Gereja, dipersembahkan secara tak berdarah dan sakramental dalam Ekaristi, sampai kedatangan Tuhan sendiri" (PO 2).

1370. Bukan hanya anggota-anggota Tubuh Kristus yang masih hidup di dunia ini bersatu dengan kurban Kristus, melainkan juga mereka, yang sudah berada dalam kemuliaan surga. Gereja membawa kurban Ekaristi dalam persatuan dengan Perawan Maria tersuci, demikian juga dalam kenangan akan dia dan akan semua orang kudus. Di dalam Ekaristi, Gereja seakan-akan berdiri bersama Maria di kaki salib, dipersatukan dengan kurban dan doa syafaat Kristus.

1371. Kurban Ekaristi juga dipersembahkan untuk umat beriman yang mati di dalam Kristus, "yang belum disucikan seluruhnya" (Konsili Trente: DS 1743), supaya mereka dapat masuk ke dalam Kerajaan Kristus, Kerajaan terang dan damai:
1 Bdk. Ibr 7:24.

"Kuburkanlah badan ini di mana saja ia berada: kamu tidak perlu peduli dengannya. Hanya satu yang saya minta kepada kamu: Di mana pun kamu berada, kenangkan saya pada altar Tuhan" (Santa Monika sebelum wafatnya, kepada santo Augustinus dan saudaranya: Agustinus, conf. 9, 11, 27).
"Lalu kita berdoa [dalam anafora] untuk Paus dan Uskup yang telah meninggal, dan untuk semua orang yang telah meninggal pada umumnya. Karena kita percaya bahwa jiwa-jiwa yang didoakan dalam kurban yang kudus dan agung ini, akan mendapat keuntungan yang besar darinya... Kita menyampaikan kepada Allah doa-doa kita untuk orang-orang yang telah meninggal, walaupun mereka adalah orang-orang berdosa... Kita mengurbankan Kristus yang dikurbankan untuk dosa kita. Olehnya kita mendamaikan Allah yang penuh kasih sayang kepada manusia dengan mereka dan dengan kita" (Sirilus dari Yerusalem, catech. myst. 5, 9, 10).

1372. Ajaran ini mendorong kita untuk semakin sempurna ikut serta dalam kurban Penebus kita, yang kita rayakan dalam Ekaristi. Dan itu disimpulkan dengan bagus oleh santo Agustinus : "Seluruh jemaat yang tertebus, yaitu persatuan dan persekutuan para kudus, dipersembahkan kepada Allah sebagai kurban yang merangkum segala sesuatu oleh Imam Agung, yang dalam rupa hamba menyerahkan diri kepada kita dalam sengsara-Nya, supaya kita menjadi tubuh dari Kepala yang begitu agung... Itulah kurban orang-orang Kristen: walaupun banyak, satu tubuh di dalam Kristus (Rm 12:5). Gereja mempersembahkan kurban ini melalui Sakramen altar yang dikenal umat beriman, di mana dinyatakan kepadanya, bahwa ia sendiri dipersembahkan dalam apa yang ia persembahkan" (civ. 10, 6).

2 komentar:

  1. Shalom. Untuk mengenang kematian sang Penebus, Yeshua haMashiach atau yang lebih sering disapa oleh umat Kristen di Indonesia dengan nama Yesus Kristus, kita harus mengenangkannya hanya dalam seremoni hari raya Pesach/Paskah. Apa yang dimaksud dengan perintah Yeshua agar murid - muridNya mengingat Dia adalah dengan merayakan Paskah sesuai dengan tanggal perayaannya dalam kalender Ibrani yaitu di bulan Nisan yang biasanya jatuh pada kisaran bulan Maret - April. Bukan dengan perayaan Ekaristi pada tiap - tiap minggu seperti yang diajarkan oleh gereja Katolik, karena jika demikian kita sama saja membuat Anak Elohim terus - menerus mengorbankan diriNya bagi kita. Tetapi yang benar adalah bahwa Mesias Yeshua tekah mati satu kali dan untuk selama - lamanya demi penebusan dosa seluruh umat manusia, baik orang Yahudi maupun bukan Yahudi. Dan cara perayaan Pesach ini dalam bahasa Ibraninya disebut Seder Pesach yang disusun oleh para rabi. Itulah Paskah yang dirayakan oleh para pengikut Mesias Yeshua mula - mula yang terdiri dari orang Yahudi dan bukan Yahudi.

    BalasHapus
  2. Terima kasih atas komentarnya. Dalam pandangan gereja katolik,
    ekaristi seperti yang dijelaskan oleh KGK, di atas, tidak untuk
    'menyiksa" Yesus setiap kali dirayakan. Jadi tidak ada penyiksaan
    Yesus kembali.dan berulang-ulang.

    Sedangkan Paskah yang dirayakan selama Yesus hidup bersama
    murid-muridnya, anda betul, itu paskah Yahudi. Tetapi setelah
    kenaikkan Yesus, atau "sepeninggalan Yesus" maknanya adalah untuk
    "pengorbanan Sang Anak Domba" yaitu Yesus.

    BalasHapus