Mengasihi Sesama

Mengasihi Sesama
Ibu Theresa dari Calcuta

Selasa, 02 April 2013

Katekismus Gereja Katolik Dalam Setahun - 169

KGK ke 169


Penetapan Ekaristi

1337. Karena Tuhan mengasihi murid-murid-Nya, Ia mengasihi mereka sampai kesudahannya. Karena Yesus tahu bahwa saat-Nya telah tiba untuk beralih dari dunia ini dan kembali kepada Bapa, maka pada waktu makan Ia membasuh kaki murid-murid-Nya dan memberi kepada mereka perintah cinta kasih.5 Untuk meninggalkan bagi mereka suatu jaminan cinta kasih ini, dan mengundang mereka mengambil bagian dalam Paska-Nya, Ia menetapkan Ekaristi sebagai kenangan akan kematian dan kebangkitan-Nya dan menugaskan Rasul-rasul-Nya, waktu itu Ia tahbiskan sebagai imam-imam Perjanjian Baru" (Konsili Trente: DS 1740), untuk merayakannya sampai Ia datang kembali.

1338. Ketiga Injil sinoptik dan santo Paulus telah menyampaikan kepada kita berita tentang penetapan Ekaristi, sedangkan Yohanes mengisahkan kembali kata-kata Yesus di sinagoga Kapernaum, yang mempersiapkan penetapan Ekaristi: Kristus menamakan diri roti kehidupan yang turun dari surga.6
1 Bdk. Ul 8:3.
2 Bdk. Mat 14:13-21; 15:32-39.
3 Bdk. Yoh 2:11.
4 Bdk. Mrk 14:25.
5 Bdk. Yoh 13:1-17.
6 Bdk. Yoh 6.

1339. Yesus telah memilih waktu Paska untuk melakukan apa yang telah Ia maklumkan di Kapernaum: memberikan tubuh dan darah-Nya kepada murid-murid-Nya:
"Maka tibalah hari raya Roti Tak Beragi, yaitu hari di mana orang harus menyembelih domba Paska. Lalu Yesus menyuruh Petrus dan Yohanes, kata-Nya Pergilah, persiapkanlah perjamuan Paska bagi kita, supaya kita makan... Maka berangkatlah mereka... lalu mereka mempersiapkan Paska. Ketika tiba saatnya, Yesus duduk makan bersama-sama dengan Rasul-rasul-Nya. Kata-Nya kepada mereka: Aku sangat rindu makan Paska ini bersama-sama dengan kamu, sebelum Aku menderita. Sebab Aku berkata kepadamu: Aku tidak akan memakannya lagi sampai ia beroleh kegenapannya dalam Kerajaan Allah... Lalu Ia mengambil roti, mengucap syukur, memecah-mecahkannya, dan memberikannya kepada mereka kata-Nya: Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku. Demikian juga dibuat-Nya dengan cawan sesudah makan; Ia berkata: Cawan ini adalah perjanjian baru oleh darah-Ku, yang ditumpahkan bagi kamu" (Luk 22:7-8. 13-16. 19-20).1

1340. Dengan merayakan perjamuan malam terakhir bersama murid-murid-Nya dalam rangka perjamuan Paska, Yesus memberi arti yang definitif kepada paska Yahudi, Kepergian Yesus kepada Bapa-Nya dalam kematian dan kebangkitan - Paska baru - diantisipasi dalam perjamuan malam. Dan itu dirayakan dalam Ekaristi. Ini menyempurnakan paska Yahudi dan mengantisipasi paska abadi Gereja dalam kemuliaan Kerajaan.

"Lakukanlah ini sebagai kenangan akan Aku"

1341. Perintah Yesus untuk mengulangi perbuatan dan perkataan-Nya, "sampai Ia datang kembali" (1 Kor 11:26) menghendaki tidak hanya mengenangkan Yesus dan apa yang telah Ia lakukan. Perintah itu bertujuan agar para Rasul dan para penggantinya meraya-kan secara liturgis kenangan akan Kristus, hidup-Nya, kematian-Nya, kebangkitan-Nya, dan akan pembelaan-Nya bagi kita di depan Bapa.

1342. Gereja tetap setia kepada perintah Tuhan sejak awal. Tentang Gereja di Yerusalem diberitakan:
"Mereka bertekun dalam pengajaran Rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa... Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati" (Kis 2:42.46).

1343. Warga Kristen biasanya berkumpul "pada hari pertama dalam minggu", artinya pada hari Minggu, hari kebangkitan Yesus, "untuk memecahkan roti" (Kis 20:7). Sampai sekarang perayaan Ekaristi dilanjutkan dengan cara yang sama, sehingga dewasa ini ia ditemukan di mana-mana di dalam Gereja dengan kerangka dasar yang sama. Ia tetap merupakan inti kehidupan Gereja.

1344. Dari perayaan ke perayaan umat Allah yang sedang berziarah mewartakan misteri Paska, "sampai Ia datang" (1 Kor 11:26), dan "menempuh jalan salib yang sempit" (AG 1) menuju perjamuan pesta surgawi, di mana semua orang terpilih akan duduk di meja dalam Kerajaan Allah.

IV. * Perayaan liturgi Ekaristi

1 Bdk. Mat 26:17-29; Mrk 14:12-25; 1 Kor 11:23-26.

Misa segala abad

1345. Dari abad kedua kita miliki kesaksian martir santo Yustinus mengenai unsur-unsur hakiki dalam pelaksanaan perayaan Ekaristi. Sampai sekarang hal yang sama itu dipertahankan dalam semua rumpun liturgi yang besar. Untuk menjelaskan kepada kaisar kafir Antoninus Pius (138 - 161), apa yang umat Kristen lakukan, Yustinus menulis sekitar tahun 155:
"Pada hari yang dinamakan hari matahari, semua orang yang tinggal di kota-kota atau daerah sekitarnya berkumpul di satu tempat yang sama.
Tulisan-tulisan para Rasul dan kitab-kitab para nabi dibacakan, sejauh waktu memungkinkannya.
Setelah pembaca berhenti, pemimpin memberi satu wejangan, di mana ia menasihati dan, mendorong, supaya mengikuti ajaran dan contoh yang baik ini.
Sesudah itu kami semua berdiri bersama-sama dan melambungkan doa ke surga * untuk kami sendiri... dan untuk semua orang lain di seluruh dunia, supaya kami menjadi layak juga dalam pekerjaan kami sebagai... manusia yang baik dan supaya menjadi layak sebagat pengamat perintah-perintah, supaya dengan demikian mendapat keselamatan abadi.
Sesudah kami menyelesaikan doa-doa, kami saling memberi salam dengan ciuman.
Lalu kepada pemimpin saudara-saudara, dibawakan roti dan satu cawan dengan campuran air dan anggur.
Ia mengambilnya, melambungkan pujian dan syukur kepada Bapa semesta alam atas nama Putera dan Roh Kudus dan menyampaikan ucapan terima kasih [Yn. "eukharistia"] karena kami dianggap layak menerima anugerah-anugerah ini dari-Nya.
Sesudah doa dan ucapan terima kasih itu selesai, seluruh umat yang hadir lalu mengatakan: Amin.
Setelah pemimpin menyelesaikan ucapan terima kasih dan seluruh umat menerimanya dengan suara bulat, para diaken, sebagaimana mereka disebut oleh kami, membagi-bagikan kepada setiap orang yang hadir, roti yang telah diberkati dengan penuh syukur [di-ekaristi-kan] dan anggur yang telah dicampur dengan air untuk dinikmati dan membawakannya juga untuk mereka yang tidak hadir."
(apol. 1, 65; teks sebelum tanda * dari 1, 67)

1346. Perayaan Ekaristi berlangsung sesuai dengan kerangka dasar yang sepanjang sejarah tetap sama hingga sekarang. Ia terbentuk dari dua bagian besar, yang pada hakikatnya merupakan satu kesatuan:
 Perkumpulan ibadat Sabda dengan bacaan-bacaan, homili, dan doa umat;
 Upacara Ekaristi dengan persembahan roti dan anggur, yang konsekrasinya terjadi dalam ucapan terima kasih (ekaristi), dan komuni.
Ibadat Sabda dan upacara Ekaristi merupakan "satu tindakan ibadat" (SC 56). Meja, yang disiapkan untuk kita dalam Ekaristi adalah sekaligus meja Sabda Allah dan meja tubuh Kristus.1

1347. Bukankah ini sesuai dengan acara perjamuan paska, yang dilakukan Yesus yang telah bangkit dengan murid-murid-Nya? Sementara mereka berjalan-jalan, Ia menjelaskan Kitab Suci kepada mereka lalu duduk makan dengan mereka. "Ia mengambil roti, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkannya, dan memberikannya kepada mereka" (Luk 24:30).2
1 Bdk. DV 21.
2 Bdk. Luk 24:13-35.

Jalannya perayaan

1348. Semua orang datang berkumpul. Warga Kristen datang berkumpul di suatu tempat untuk merayakan Ekaristi. Kristus sendiri mengetuainya; Ia adalah pelaku utama Ekaristi. Ia adalah Imam Agung Perjanjian Baru. Secara tidak kelihatan Ia sendiri memimpin tiap upacara Ekaristi. Sebagai wakil-Nya, Uskup atau imam (yang bertindak "atas nama Kristus, Kepala") memimpin umat, mengangkat bicara sesudah bacaan, menerima bahan persembahan dan mengucapkan doa syukur agung. Semua orang ikut mengambil bagian secara aktif dalam perayaan itu, tiap orang menurut caranya sendiri-sendiri: para lektor, mereka yang membawa bahan persembahan, pembagi komuni, dan seluruh umat yang menyatakan keikutsertaannya dengan perkataan "amin". 

1349. Ibadat Sabda mencakup bacaan-bacaan dari "Kitab para nabi", artinya dari Perjanjian Lama, dan dari "tulisan-tulisan para Rasul", yaitu dari surat-suratnya dan dari Injil. Satu homili mengajak, supaya menerima kata-kata ini, yang benar-benar adalah Sabda Allah,1 dan melaksanakannya. Lalu menyusul doa-doa untuk semua orang, sesuai dengan perkataan Rasul: "Pertama-tama aku menasihatkan: naikkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang, untuk raja-raja dan untuk semua pembesar agar kita dapat hidup tenang dan tenteram dalam segala kesalehan dan kehormatan" (1 Tim 2:1-2). 

1350. Persiapan persembahan [offertorium]. Orang membawa, kadang-kadang dalam satu prosesi, roti dan anggur ke altar, untuk dipersembahkan imam atas nama Kristus dalam kurban Ekaristi, di mana mereka berubah menjadi tubuh dan darah Kristus. Inilah tindakan Kristus sendiri, yang dalam perjamuan malam terakhir "mengambil roti dan piala". "Hanya Gereja yang dengan rasa syukur mempersembahkan kepada Pencipta kurban yang murni ini, yang diambil dari ciptaan-Nya" (Ireneus, haer. 4, 18, 4).2 Penyampaian bahan persembahan di altar mengangkat ke permukaan tindakan Melkisedek dan meletakkan pemberian Pencipta itu ke dalam tangan Kristus. Di dalam kurban-Nya, Yesus menyempurnakan segala usaha manusiawi untuk membawa kurban.

1351. Sejak awal, umat Kristen membawa, di samping roti dan anggur untuk Ekaristi, juga sumbangan untuk membantu orang yang memerlukannya. Kebiasaan kolekte3 ini digerakkan oleh contoh Kristus, yang menjadi miskin untuk menjadikan kita kaya.4 "Siapa yang mempunyai milik dan kehendak baik, memberi sesuai dengan kemampuannya, apa yang ia kehendaki, dan apa yang dikumpulkan, diserahkan kepada pemimpin. Dengan itu ia membantu yatim piatu dan janda, atau mereka yang karena sakit atau karena salah satu alasan, membutuhkannya, para narapidana dan orang asing yang ada dalam jemaat; singkatnya, ia adalah pemelihara untuk semua orang yang berada dalam kesusahan" (Yustinus, apol. 1, 67, 6).

1352. Anafora. Dengan Doa Syukur Agung, - doa syukur dan doa konsekrasi - kita sampai kepada jantung hati dan puncak perayaan. Di dalam prefasi Gereja berterima kasih kepada Bapa melalui Kristus dalam Roh Kudus untuk segala karya-Nya, untuk penciptaan, penebusan dan pengudusan. Seluruh jemaat menggabungkan diri dalam pujian yang tak henti-hentinya dinyanyikan oleh Gereja surgawi para malaikat dan orang kudus bagi Allah yang tiga kali "kudus".
1 Bdk. 1 Tes 2:13.
2 Bdk. Mal 1:11.
3 Bdk. 1 Kor 16:1.
4 Bdk. 2 Kor 8:9.

1353. Dalam epiklese Gereja memohon kepada Bapa, untuk mengirimkan Roh Kudus-Nya (atau "berkat sepenuh-penuhnya")1 atas roti dan anggur, supaya mereka dengan kekuatan-Nya menjadi tubuh dan darah Yesus Kristus, sehingga mereka yang mengambil bagian dalam Ekaristi menjadi satu tubuh dan satu roh (beberapa liturgi menempatkan epiklese sesudah anamnese). Dalam kata-kata penetapan, kekuatan kata-kata dan tindakan Kristus dan kekuatan Roh Kudus menghadirkan tubuh dan darah Kristus, kurban-Nya di salib yang dipersembahkan-Nya satu kali untuk selamanya, di dalam rupa roti dan anggur. 

1354. Dalam anamnese yang menyusul sesudah itu, Gereja mengenangkan sengsara, kebangkitan, dan kedatangan kembali Yesus Kristus dalam kemuliaan; ia menyampaikan kepada Bapa kurban Putera-Nya, yang mendamaikan kita dengan Dia.
Dalam doa umat Gereja menyatakan bahwa Ekaristi dirayakan dalam persekutuan dengan seluruh Gereja di surga dan di bumi, Gereja orang hidup dan orang mati, dan dalam persekutuan dengan para pemimpin Gereja, Paus, Uskup diosesan, para imamnya, dan diaken, dan dalam persekutuan dengan semua Uskup di seluruh dunia dan Gereja-gerejanya. 

1355. Dalam komuni, yang didahului oleh doa Tuhan dan pemecahan roti, umat beriman menerima "roti surgawi" dan "piala keselamatan", tubuh dan darah Kristus, yang telah menyerahkan diri "untuk kehidupan dunia" (Yoh 6:51).
Karena roti dan anggur ini - sesuai dengan satu ungkapan lama - di"ekaristi"kan, kita "menamakan makanan ini ekaristi. Seorang pun tidak boleh mengambil bagian dalamnya, kecuali orang yang mengakui ajaran kita sebagai yang benar, telah menerima Pembaptisan untuk pengampunan dosa dan kelahiran kembali dan hidup sesuai dengan petunjuk Kristus" (Yustinus, apol. 1, 66, 1-2).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar