Mengasihi Sesama

Mengasihi Sesama
Ibu Theresa dari Calcuta

Senin, 01 April 2013

Katekismus Gereja Katolik Dalam Setahun - 168

KGK ke 168


ARTIKEL 3 : SAKRAMEN EKARISTI

1322. Ekaristi kudus menyempurnakan inisiasi Kristen. Oleh Pembaptisan orang diangkat ke martabat imamat rajawi dan oleh Penguatan makin dijadikan serupa dengan Kristus, oleh Ekaristi ia mengambil bagian dalam kurban Tuhan bersama seluruh jemaat. 1212

1323. "Pada perjamuan terakhir, pada malam Ia diserahkan, Penyelamat kita mengadakan kurban Ekaristi tubuh dan darah-Nya. Dengan demikian Ia mengabadikan kurban salib untuk selamanya, dan mempercayakan kepada Gereja. mempelai-Nya yang terkasih, kenangan wafat dan kebangkitan-Nya: Sakramen cinta kasih, lambang kesatuan, ikatan cinta kasih, perjamuan Paska. Dalam perjamuan itu Kristus disambut, jiwa dipenuhi rahmat, dan kita dikaruniai jaminan kemuliaan.

I.* Ekaristi – sumber dan puncak kehidupan Gereja

1324. Ekaristi adalah "sumber dan puncak seluruh hidup kristiani" (LG 11).
"Sakramen-Sakramen lainnya, begitu pula semua pelayanan gerejani serta karya kerasulan, berhubungan erat dengan Ekaristi suci dan terarahkan kepadanya. Sebab dalam Ekaristi suci tercakuplah seluruh kekayaan rohani Gereja, yakni Kristus sendiri, Paska kita" (PO 5).

1325. "Keikutsertaan dalam kehidupan ilahi dan kesatuan umat Allah membuat Gereja menjadi Gereja; keduanya ditandai dengan penuh arti dan dihasilkan secara mengagumkan oleh Ekaristi. Di dalamnya memuncak tindakan, yang olehnya Allah telah menguduskan dunia di dalam Kristus, demikian pula penghormatan, yang manusia sampaikan kepada Kristus dan bersama Dia kepada Bapa dalam Roh Kudus" (Kongregasi untuk Ibadat, Instr. "Eucharisticum mysterium" 6).

1326. Oleh perayaan Ekaristi kita sudah menyatukan diri sekarang ini dengan liturgi surgawi dan mengenyam lebih dahulu kehidupan abadi, di mana Allah akan menjadi semua untuk semua.1

1327. Jadi, Ekaristi adalah hakikat dan rangkuman iman kita: "Cara pikir kita sesuai dengan Ekaristi, dan sebaliknya Ekaristi memperkuat cara pikir kita" Ireneus haer. 4, 18, 5.

II. * Bagaimana Sakramen ini dinamakan?

1328. Kekayaan isi Sakramen ini menyata dalam aneka ragam nama. Tiap-tiapnya menunjuk kepada aspek tertentu. Orang menamakannya:
Ekaristi, karena ia adalah ucapan terima kasih kepada Allah. Kata-kata "eucharistein"2 dan "eulogein"3 mengingatkan pujian bangsa Yahudi, yang - terutama waktu makan - memuliakan karya Allah: penciptaan, penebusan, dan pengudusan.

1329. Perjamuan Tuhan,4 karena ia menyangkut perjamuan malam, yang Tuhan adakan bersama murid-murid-Nya pada malam sebelum sengsara-Nya. Tetapi ia juga menyangkut antisipasi perjamuan pernikahan Anak Domba5 dalam Yerusalem surgawi.
Pemecahan roti, karena ritus yang khas pada perjamuan Yahudi ini, dipergunakan oleh Yesus: pada waktu makan - sebagai kepala persekutuan - Ia memberkati roti dan membagi-bagikan-Nya; 6 Ia melakukan ini terutama dalam perjamuan malam terakhir.7 Dari tindakan ini para murid mengenal-Nya kembali sesudah kebangkitan.8 Dengan istilah "memecahkan roti" orang Kristen pertama menggambarkan perkumpulan Ekaristi mereka.9 Dengan itu, mereka hendak menyatakan bahwa semua orang yang makan satu roti yang dipecahkan - dari Kristus itu - masuk ke dalam persekutuan-Nya dan membentuk di dalam-Nya satu tubuh.10
1 Bdk. 1 Kor 15:28.
2 Bdk. Luk 22:19; 1 Kor 11:24.
3 Bdk. Mat 26:26; Mrk 14:22.
4 Bdk. 1 Kor 11:20.
5 Bdk. Why 19:9.
6 Bdk. Mat 14:19; 15:36; Mrk 8:6.19.
7 Bdk. Mat 26:26; 1 Kor 11:24.
8 Bdk. Luk 24:13-35.
9 Bdk. Kis 2:42.46; 20:7.11.
10 Bdk. 1 Kor 10:16-17.

Perhimpunan Ekaristi (synaxis), karena Ekaristi dirayakan dalam perhimpunan umat beriman, di mana Gereja dinyatakan secara kelihatn.1

1330. Kenangan akan kesengsaraan dan kebangkitan Tuhan.
Kurban kudus, karena ia menghadirkan kurban tunggal Kristus, Penebus dan mencakup pula penyerahan diri Gereja. Atau juga kurban misa kudus, "Kurban Syukur" (Ibr 13:15),2 persembahan rohani,3 kurban murni4 dan kudus, karena ia menyempumakan dan melebihi segala kurban Perjanjian Lama.
Liturgi kudus dan ilahi, karena seluruh liturgi Gereja berpusat dalam perayaan Sakramen ini dan paling jelas terungkap di dalamnya. Dalam arti yang sama orang juga menamakannya perayaan misteri kudus. Juga orang mengatakan Sakramen mahakudus, karena Ekaristi adalah Sakramen segala Sakramen. Disimpan dalam rupa Ekaristi di dalam tabernakel, orang menamakan tubuh Kristus itu Yang Maha Kudus.

1331. Komuni, karena di dalam Sakramen ini kita menyatukan diri dengan Kristus yang mengundang kita mengambil bagian dalam tubuh dan darah-Nya, supaya kita membentuk satu tubuh.5 Orang juga menamakan Ekaristi hal-hal kudus [ta hagia; sancta] (const. ap. 8, 13, 12; Didache 9, 5; 10, 6) - ini sejajar dengan arti pertama ungkapan "persekutuan para kudus" dalam syahadat apostolik. Nama-nama yang lain adalah: roti malaikat, roti surgawi, "obat kebakaan" (Ignasius dari Antiokia, Eph. 20, 2) dan bekal perjalanan.

1332. Misa kudus, karena liturgi, di mana misteri keselamatan dirayakan, berakhir dengan pengutusan umat beriman [missio], supaya mereka melaksanakan kehendak Allah dalam kehidupannya sehari-hari.

III. * Ekaristi dalam tata keselamatan

Tanda-tanda roti dan anggur

1333. Di dalam perayaan Ekaristi, roti dan anggur diubah melalui perkataan Kristus dan seruan kepada Roh Kudus, menjadi tubuh dan darah Kristus. Sesuai dengan petunjuk Tuhan, demi kenangan akan Dia, Gereja melanjutkan apa yang telah Ia lakukan pada malam sebelum sengsara-Nya sampai kedatangan-Nya kembali dalam kemuliaan: "Ia mengambil roti.....” "Ia mengambil piala yang berisi air anggur".
Roti dan anggur menjadi tubuh dan darah Kristus atas cara yang penuh rahasia, tetapi tinggal tanda-tanda tentang kebaikan ciptaan. Karena itu, dalam mempersiapkan persembahan kita berterima kasih kepada Pencipta untuk roti dan anggur,6 hasil dari usaha manusia", tetapi pertama-tama "hasil dari bumi" dan "pokok anggur", anugerah Pencipta. Gereja melihat di dalam tindakan Melkisedek, raja dan imam yang membawa "roti dan anggur" (Kej 14:18), satu pratanda bahan persembahannya sendiri.7
1 Bdk. 1 Kor 11:17-34.
2 Bdk. Mzm 116:13.17.
3 Bdk. 1 Ptr 2:5.
4 Bdk. Mal 1:11.
5 Bdk. 1 Kor 10:16-17.
6 Bdk. Mzm 104:13-15.
7 Bdk. MR, Doa Syukur Agung Romawi 95: "Supra quae".

1334. Di dalam Perjanjian Lama roti dan anggur dipersembahkan di antara buah-buah sulung, sebagai tanda terima kasih kepada Pencipta. Tetapi dalam hubungan dengan keluaran dari Mesir ia memiliki lagi satu arti baru... Roti yang tak beragi, yang umat Israel makan dalam perayaan Paska setiap tahun, mengingatkan pada ketergesahan keluaran dari Mesir yang membebaskan; kenangan akan manna di padang gurun selalu mengingatkan Israel bahwa ia hidup dari roti Sabda Allah.1 Dan roti sehari-hari adalah buah tanah terjanji, satu jaminan bahwa Allah tetap setia kepada janji-janji-Nya. "Piala pengucapan syukur" (1 Kor 10:16) pada akhir perjamuan Paska Yahudi menambahkan arti eskatologis pada kegembiraan pesta anggur: penantian mesianis akan pembangunan kembali Yerusalem. Yesus telah menciptakan Ekaristi-Nya dengan memberikan satu arti baru dan definitif kepada pemberkatan roti dan anggur.

1335. Mukjizat perbanyakan roti menunjukkan lebih dahulu kelimpahan roti istimewa dari Ekaristi-Nya:2 Tuhan mengucapkan syukur, memecahkan roti dan membiarkan murid-murid-Nya membagi-bagikannya, untuk memberi makan kepada orang banyak. Tanda perubahan air menjadi anggur di Kana3 telah memaklumkan saat kemuliaan Yesus. Ia menyampaikan penyempurnaan perjamuan pernikahan dalam Kerajaan Bapa, di mana umat beriman akan minum4 anggur baru, yang telah menjadi darah Kristus.

1336. Pernyataan pertama mengenai Ekaristi, memisahkan murid-murid-Nya dalam dua kelompok, sebagaimana juga penyampaian mengenai sengsara-Nya menimbulkan reaksi menolak pada mereka: "Perkataan ini keras, siapakah sanggup mendengarkannya?" (Yoh 6:60). Ekaristi dan salib adalah batu-batu sandungan. Keduanya membentuk misteri yang sama, yang tidak berhenti menjadi sebab perpecahan. "Apakah kamu tidak mau pergi juga?" (Yoh 6:67). Pertanyaan Tuhan ini bergema sepanjang masa; melalui pertanyaan ini cinta-Nya mengundang kita, supaya mengakui bahwa hanya Dialah memiliki "perkataan hidup kekal" (Yoh 6:68) dan bahwa siapa yang menerima anugerah Ekaristi-Nya dengan penuh iman, menerima Dia sendiri.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar