Mengasihi Sesama

Mengasihi Sesama
Ibu Theresa dari Calcuta

Kamis, 09 Mei 2013

Katekismus Gereja Katolik Dalam Setahun - 207

KGK 207

III. * Jasa

"Laskar para kudus memuliakan keagungan-Mu, karena dengan memahkotai jasa mereka, Engkau memahkotai karya rahmat-Mu" (MR, Prefasi para kudus, sesuai dengan perkataan "Guru rahmat" santo Agustinus, Psal. 102,7).

2006. Kata" jasa" pada umumnya menunjukkan pembayaran oleh satu persekutuan atau masyarakat yang berutang karena perbuatan salah seorang anggotanya, yang dirasakan sebagai perbuatan baik atau perbuatan buruk, sebagai sesuatu yang perlu diganjar atau disiksa. Mengganjar jasa-jasa adalah masalah keutamaan keadilan, karena ia menjawab prinsip persamaan yang berlaku dalam keadilan itu.

2007. Terhadap Allah tidak ada jasa dalam arti kata yang sebenarnya dari pihak manusia. Antara Dia dan kita terdapat satu ketidaksamaan yang tidak dapat diukur, karena kita telah menerima segala sesuatu dari Dia, Pencipta kita.

2008. Jasa manusia di hadapan Allah dalam kehidupan Kristen hanya muncul dari kenyataan bahwa Allah telah menetapkan secara bebas untuk mengizinkan manusia bekerja sama dengan rahmat-Nya. Titik tolak kerja sama ini adalah selalu tindakan Allah sebagai Bapa yang memberi dorongan supaya manusia dapat bertindak bebas, sehingga jasa-jasa untuk pekerjaan-pekerjaan baik pada tempat pertama harus dialamatkan kepada rahmat Allah dan sesudah itu baru kepada orang beriman. Jasa manusia pada dasamya adalah milik Allah, karena perbuatan-nya yang baik berasal dari rahmat dan bantuan Roh Kudus di dalam Kristus.

2009. Pengangkatan sebagai anak membuat kita mengambil bagian dalam kodrat ilahi karena rahmat. Karena itu ia dapat memberikan suatu jasa yang sungguh, sesuai dengan keadilan cuma-cuma dari pihak Allah. Inilah suatu hak karena rahmat, hak penuh dari kasih, yang menjadikan kita "rekan ahli waris" Kristus, layak untuk "menerima kehidupan abadi pada waktunya" (Konsili Trente: DS 1546). Jasa-jasa pekerjaan kita yang baik adalah anugerah kebaikan Allah.1 "Rahmat telah mendahului; sekarang diganjar, apa yang sebenarnya utang... Jasa-jasa adalah hadiah Allah" (Agustinus, Berm. 298, 4-5).

2010. Karena di dalam tata rahmat tindakan pertama berasal dari Allah, maka seorang pun tidak dapat memperoleh rahmat pertama, yang darinya muncul pertobatan, pengampun-an, dan pembenaran. Baru setelah didorong oleh Roh Kudus dan kasih, kita dapat memperoleh untuk kita sendiri dan untuk orang lain, rahmat yang menyumbang demi kekudusan kita, demi pertumbuhan rahmat dan kasih, serta demi penerimaan kehidupan abadi. Sesuai dengan kebijaksanaan Allah, maka harta-harta sementara pun dapat diperoleh, umpamanya kesehatan dan persahabatan. Rahmat dan harta-harta ini adalah obyek doa Kristen. Doa menyediakan rahmat, yang mutlak perlu untuk perbuatan kita yang menghasilkan jasa.
1 Bdk. Konsili Trente: DS 1548.

2011. Kasih Kristus di dalam kita adalah sumber segala jasa kita di hadirat Allah. Rahmat mempersatukan kita dengan Kristus dalam kasih yang aktif dan dengan demikian menjamin sifat adikodrati dari perbuatan kita dan karena itu sifat jasa di hadapan Allah dan manusia. Para kudus selalu sangat sadar bahwa jasa-jasanya adalah rahmat semata-mata:
"Sesudah pengasingan di dunia berharap bahwa aku akan bergembira di surga karena Engkau; tetapi aku tidak mau mengumpulkan jasa-jasa untuk surga, tetapi hanya bekerja untuk kasih-Mu.... Pada akhir kehidupan ini aku akan tampil di hadirat-Mu dengan tangan kosong; karena aku tidak mohon kepada-Mu, ya Tuhan, untuk menghitung- hitung pekerjaanku. Semua keadilan kami adalah penuh cacat dalam mata-Mu! Karena itu aku mau mengenakan keadilan-Mu sendiri dan menerima dari kasih-Mu harta abadi ialah diri-Mu sendiri" (Teresia dari Anak Yesus, offr).

IV. * Kekudusan Kristen

2012. "Kita tabu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatang-kan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia... Sebab semua orang yang dipilih-Nya sejak semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Anak-Nya itu menjadi sulung di antara banyak saudara. Dan mereka yang ditentukan-Nya dari semula, mereka itu juga dipanggil-Nya. Dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga akan dibenarkan-Nya. Dan mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya" (Rm 8:28-30).

2013. "Jadi jelaslah bagi semua, bahwa semua orang Kristen, dari status atau jajaran apa pun dipanggil kepada kepenuhan hidup Kristen dan kesempurnaan cinta kasih" (LG 40). Semua orang dipanggil kepada kekudusan: "Karena itu haruslah kamu sempurna, seperti Bapa-Mu yang di surga adalah sempurna" (Mat 5:48).
"Untuk memperoleh kesempurnaan itu hendaklah kaum beriman mengerahkan tenaga yang mereka terima menurut ukuran yang dikaruniakan oleh Kristus, supaya... mereka melaksanakan kehendak Bapa dalam segalanya, mereka dengan segenap jiwa membaktikan diri kepada kemurahan Allah dan pengabdian terhadap sesama. Begitulah kesucian umat Allah akan bertumbuh dan menghasilkan buah berlimpah, seperti dalam sejarah Gereja telah terbukti dengan cemerlang melalui hidup sekian banyak orang kudus" (LG 40).

2014. Kemajuan rohani mengusahakan suatu persatuan yang semakin erat dengan Kristus. Persatuan ini dinamakan "mistik", karena mengambil bagian dalam misteri Kristus melalui Sakramen-Sakramen - "misteri-misteri kudus" - dan di dalam Kristus mengambil bagian dalam Tritunggal Mahakudus. Allah memanggil kita semua untuk persatuan yang erat dengan Dia. Rahmat-rahmat khusus atau tanda-tanda yang luar biasa dari kehidupan mistik ini hanya diberikan kepada beberapa orang tertentu, supaya menyatakan rahmat yang diberikan kepada kita semua.

2015. Jalan menuju kesempurnaan melewati salib. Tidak ada kekudusan tanpa pengurbanan diri dan perjuangan rohani.1 Kemajuan rohani menuntut askese dan penyangkalan diri yang tahap demi tahap mengantar kita untuk hidup dalam damai dan dalam kegembiraan sabda bahagia.
"Siapa yang naik, tidak pernah berhenti melangkah dari awal ke awal melalui awal-awal yang tak habis-habisnya. Siapa yang naik, tidak pernah berhenti merindukan apa yang sudah ia ketahui" (Gregorius dari Nisa, hom. in Cant. 8).
1 Bdk. 2 Tim 4.

2016. Anak-anak ibu kita, Gereja kudus, mengharapkan rahmat ketekunan sampai akhir dan ganjaran oleh Allah, Bapa-Nya, atas pekerjaan baik yang mereka lakukan dalam persatu-an dengan Yesus berkat rahmat-Nya.1 Karena mereka berpegang pada peraturan hidup yang sama, umat beriman turut serta dalam "harapan yang membahagiakan" dari mereka, yang kerahiman ilahi kumpulkan dalam kota suci, "Yerusalem yang baru, yang turun dari surga, dari Allah, yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya" (Why 21:2).

TEKS-TEKS SINGKAT

2017. Rahmat Roh Kudus memberi kepada kita kebenaran Allah. Roh mempersatukan kita dengan sengsara dan kebangkitan Kristus melalui iman dan Pembaptisan dan membuat kita mengambil bagian dalam kehidupan-Nya.

2018. Pembenaran sebagaimana juga pertobatan mempuhyai dua sisi. Di bawah desakan rahmat, manusia berpaling kepada Allah dan berpaling dari dosa; dengan demikian ia mendapat pengampunan dan kebenaran dari atas.

2019. Pembenaran terdiri dari pengampunan dosa, pengudusan, dan pembaharuan manusia batin.

2020. Pembenaran diperoleh bagi kita oleh sengsara Kristus dan diberikan kepada kita melalui Pembaptisan. Ia menjadikan kita serupa dengan keadilan Allah, yang membuat kita benar Tujuannya ialah kehormatan Allah dan Kristus dan anugerah kehidupan abadi. Ia adalah karya kerahiman Allah yang paling unggul.

2021. Rahmat adalah bantuan yang Allah berikan kepada kita, supaya kita dapat menjawab panggilan kita menjadi anak angkat-Nya. Ia mengantar kita masuk ke dalam kehidupan Tritunggal yang paling dalam.

2022. Di dalam karya rahmat, tindakan ilahi mendahului jawaban bebas dari manusia, mengantar kepadanya dan menyebabkannya. Rahmat menjawab harapan kebebasan manusia yang dalam; ia memanggilnya supaya bekerja sama dengannya dan menyem-purnakannya.

2023. Rahmat pengudusan adalah anugerah sukarela, dengannya Allah menyerahkan kepada kita kehidupan-Nya. Ia dicurahkan oleh Roh Kudus ke dalam jiwa kita, untuk menyem-buhkannya dari dosa dan menguduskannya.

2024. Rahmat pengudusan membuat kita "berkenan kepada Allah ". Karunia-karunia Roh Kudus yang khusus, karisma-karisma, diarahkan kepada rahmat pengudusan dan mempunyai kesejahteraan umum Gereja sebagai tujuan. Allah juga bertindak melalui aneka rahmat yang membantu, yang dibedakan dari rahmat habitual, yang selalu ada di dalam kita.

2025. Jasa untuk kita di depan Allah hanya ada karena keputusan bebas dari Allah yang mengundang manusia mengambil bagian dalam karya rahmat-Nya. Jasa itu pada tempat pertama dihasilkan rahmat Allah, pada tempat kedua oleh turut serta manusia. Dengan demikian jasa manusia itu sebnarnya jasa Allah.
1 Bdk. Konsili Trente: DS 1576.

2026. Oleh karena kita adalah anak angkat dan berkat keadilan Allah yang cuma-cuma, rahmat Roh Kudus dapat memungkinkan bagi kita jasa yang sebenarnya. Kasih dalam diri kita adalah sumber pokok dari jasa di hadirat Allah.

2027. Tidak seorang pun dapat memperoleh rahmat pertama, yang mengakibatkan pertobatan. Dengan dorongan Roh Kudus kita dapat memperoleh bagi kita dan juga bagi orang lain, rahmat yang membantu kita menuju kehidupan abadi, seperti juga barang-barang fana yang diperlukan.

2028. "Karena itu jelaslah bagi semua orang, bahwa semua orang Kristen, dari status atau jajaran apa pun dipanggil kepada kepenuhan kehidupan Kristen dan kesempurnaan cinta kasih" (LG 40). "Kesempurnaan Kristen hanya mempunyai satu batas: ialah bahwa ia tidak mempunyai batas" (Gregorius dari Nisa, v. Mos).
2029. "Setiap orang yang mau mengikuti Aku, ia harus menyangkal dirinya; memikul salibnya dan mengikuti Aku" (Mat 16:24).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar