Mengasihi Sesama

Mengasihi Sesama
Ibu Theresa dari Calcuta

Kamis, 30 Mei 2013

Katekismus Gereja Katolik Dalam Setahun - 226

KGK ke 226


Pelanggaran lain terhadap martabat perkawinan

2387. Orang dapat membayangkan, betapa besar konflik batin bagi seorang yang hendak bertobat kepada Injil, karena ia harus melepaskan satu atau beberapa isteri, yang dengannya ia telah hidup bertahun-tahun lamanya sebagai suami isteri. Tetapi poligami tidak dapat diperdamaikan dengan hukum susila, karena ia "melanggar secara radikal" persatuan perkawinan. "Poligami secara langsung mengingkari rencana Allah, yang diwahyukan sejak awal mula; sebab berlawanan dengan kesamaan martabat pribadi pria maupun wanita; karena dalam perkawinan mereka menyerahkan diri dalam cinta kasih yang menyeluruh, maka dari itu juga unik dan eksklusif" (FC 19).2 Seorang Kristen, yang sebelum Pembaptisan mempunyai beberapa isteri berada di bawah kewajiban keadilan yang berat untuk memenuhi kewajiban finansialnya terhadap mantan isteri-isterinya dan anak-anaknya.
1 Bdk. FC 84.
2 Bdk. GS 47, 2.

2388. Perbuatan sumbang ialah hubungan intim antara sanak-saudara atau ipar, baginya perkawinan dilarang.1 Santo Paulus mengecam pelanggaran yang sangat besar ini: "Memang orang mendengar bahwa ada percabulan di antara kamu... yaitu bahwa ada orang yang hidup dengan isteri ayahnya... Dalam nama Yesus Tuhan kita, kami hendak menyerahkan orang ini kepada iblis, sehingga binasa tubuhnya" (1 Kor 5:1.4-5). Perbuatan sumbang itu merusak hubungan di dalam keluarga dan merupakan satu langkah mundur menuju tingkah laku hewani.

2389. Bersama perbuatan sumbang itu perlu dihubungkan juga pelanggaran seksual dari orang dewasa terhadap anak-anak atau kaum muda yang dipercayakan kepada pemeliharaan mereka. Dalam hal ini ditambah lagi satu pelanggaran berat terhadap keutuhan badani dan moral dari anak-anak muda itu, yang dengan demikian tetap dibebani sepanjang hidupnya. Dalam kasus ini terkandung juga satu pelanggaran berat terhadap tanggung jawab pendidikan.

2390. Suatu hubungan liar terbentuk, kalau seorang pria dan seorang wanita menolak untuk memberi satu bentuk hukum yang resmi kepada hubungan mereka yang menyangkut juga keintiman seksual.
Ungkapan "cinta bebas" itu bersifat menyesatkan: apakah artinya jalinan cinta, di mana kedua belah pihak tidak mempunyai kewajiban timbal balik dan dengan demikian memberikan kesaksian, bahwa mereka tidak mempercayakan dengan secukupnya mitranya atau diri sendiri atau masa depan.
Ungkapan "hubungan liar" menggambarkan berbagai macam situasi: konkubinat, penolakan perkawinan sebagai lembaga resmi dan ketidakmampuan mengikat diri pada kewajiban-kewajiban jangka panjang.2 Semua situasi ini menodai martabat perkawinan; mereka merusakkan pikiran dasar mengenai keluarga; mereka memperlemah pengertian benar tentang kesetiaan. Mereka melanggar hukum moral: persetubuhan secara eksklusif hanya boleh dilakukan di dalam perkawinan; di luar perkawinan ia selalu merupakan dosa berat dan mengucilkan dari penerimaan komuni kudus.

2391. Dewasa ini banyak orang yang bermaksud untuk kawin, menuntut semacam hak bisa mencobainya. Walaupun kehendak untuk kawin itu pasti, namun suatu kenyataan ialah bahwa hubungan seksual yang terlalu awal "tidak menjamin sama sekali kejujuran dan kesetiaan hubungan antar manusia yakni pria dan wanita, apa lagi melindungi mereka dari tindakan sesuka hati dan dari nafsu berahi" (CDF, Perny. "Persona humana" 7). Persatuan badani hanya dapat dibenarkan secara moral, apabila antara pria dan wanita telah diciptakan satu persekutuan hidup yang definitif. Cinta kasih manusiawi tidak membiarkan yang hanya "coba-coba". Ia menghendaki penyerahan diri timbal balik yang tetap dan utuh dari kedua belah pihak.3

TEKS-TEKS SINGKAT

2392. "Cinta kasih merupakan panggilan yang sangat mendasar bagi setiap manusia dan sudah tertera dalam kodratnya" (FC 11).

2393. Ketika Allah menciptakan manusia sebagai pria dan wanita, Ia memberi kepada mereka martabat pribadi yang sama. Pria dan wanita harus memperhatikan dan menerima seksualitasnya.
1 Bdk. Im 18:7-20.
2 Bdk. FC 81.
3 Bdk. FC 80.

2394. Kristus adalah contoh kemurnian. Tiap orang yang telah dibaptis dipanggil supaya menjalankan satu kehidupan murni yang sesuai dengan status hidupnya.

2395. Kemurnian berarti bahwa seksualitas sudah diintegrasikan ke dalam pribadi. Ia adalah sekolah pengendalian diri.

2396. Masturbasi, percabulan, pornografi, dan praktek homoseksual termasuk dosa-dosa yang sangat melanggar kemurnian.

2397. Cinta kasih yang setia termasuk dalam perjanjian, yang diikat para pengantin dengan sukarela. Ini membawa serta kewajiban memelihara perkawinan yang tidak terceraikan.

2398. Kesuburan adalah suatu harta, satu anugerah, satu tujuan perkawinan. Dengan memberi kehidupan, suami isteri mengambil bagian dalam ke- Bapa-an Allah.

2399. Pengaturan kehamilan merupakan salah satu aspek dari sifat orang-tua yang bertang-gung jawab. Juga apabila maksud dari suami isteri itu baik, mereka tidak dibenarkan memakai sarana-sarana yang tidak diizinkan secara moral (umpamanya sterilisasi langsung atau alat kontrasepsi).

2400. Perzinaan dan perceraian, poligami dan hubungan liar merupakan pelanggaran-pelang-garan berat terhadap martabat perkawinan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar