Mengasihi Sesama

Mengasihi Sesama
Ibu Theresa dari Calcuta

Jumat, 29 Maret 2013

Katekismus Gereja Katolik Dalam Setahun - 165

KGK ke 165


"Satu ciptaan baru"

1265. Pembaptisan tidak hanya membersihkan dari semua dosa, tetapi serentak menjadikan orang yang baru dibaptis suatu "ciptaan baru" (2 Kor 5:17), seorang anak angkat Allah; 3 ia "mengambil bagian dalam kodrat ilahi" (2 Ptr 1:4), adalah anggota Kristus,4 "ahli waris" bersama Dia (Rm 8:17) dan kanisah Roh Kudus.5

1266. Tritunggal Mahakudus menganugerahkan kepada yang dibaptis rahmat pengudusan, rahmat pembenaran, yang
o menyanggupkan dia oleh kebajikan-kebajikan ilahi, supaya percaya kepada Allah, berharap kepada-Nya, dan mencintai-Nya;
1 Bdk. Kis 2:38; Yoh 3:5.
2 Bdk. DS 1316.
3 Bdk. Gal 4:5-7.
4 Bdk. 1 Kor 6:15; 12:27.
5 Bdk. 1 Kor 6:19.

o menyanggupkan dia oleh anugerah-anugerah Roh Kudus, supaya hidup dan bekerja di bawah dorongan Roh Kudus;
o menyanggupkan dia oleh kebajikan-kebajikan susila, supaya bertumbuh dalam kebaikan.
Dengan demikian, berakarlah seluruh organisme kehidupan adikodrati seorang Kristen di dalam Pembaptisan kudus.

Digabungkan ke dalam Gereja, Tubuh Kristus

1267. Pembaptisan menjadikan kita anggota-anggota Tubuh Kristus. "Kita adalah sesama anggota" (Ef 4:25). Pembaptisan menggabungkan kita ke dalam Gereja. Dari dalam bejana pembaptisan dilahirkanlah umat Allah Perjanjian Baru yang unik, yang mengatasi semua batas alami dan manusiawi menyangkut negara, kebudayaan, bangsa, dan keturunan. "Dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak maupun orang merdeka telah dibaptis menjadi satu tubuh" (1 Kor 12:13).

1268. Orang yang sudah dibaptis menjadi "batu hidup" yang dipergunakan untuk membangun "rumah rohani" dan "imamat kudus" (1 Ptr 2:5). Oleh Pembaptisan mereka mengambil bagian dalam imamat Kristus, dalam perutusan-Nya sebagai nabi dan raja. Mereka adalah "bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya [mereka] memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil [mereka] keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib" (1 Ptr 2:9).

Pembaptisan memberi bagian dalam imamat bersama umat beriman.

1269. Setelah menjadi anggota Gereja orang yang dibaptis bukan lagi miliknya sendiri,1 melainkan milik Dia, yang telah wafat dan bangkit untuk kita2. Karena itu, di dalam persekutuan Gereja ia harus merendahkan diri kepada orang lain,3 melayani mereka,4 mematuhi pemuka-pemuka Gereja, tunduk kepada mereka,5 mengakui dan menghormati mereka.6 Seperti Pembaptisan itu mengakibatkan tanggung jawab dan kewajiban, demikian orang yang dibaptis mempunyai juga hak-hak di dalam Gereja: hak untuk menerima Sakramen-Sakramen, dikuatkan oleh Sabda Allah, dan ditopang oleh bantuan rohani Gereja lainnya.7

1270. Orang yang dibaptis telah "dilahirkan kembali menjadi anak-anak Allah, mereka wajib mengakui di muka orang-orang iman, yang telah mereka terima dari Allah melalui Gereja" (LG 11) serta untuk mengambil bagian dalam kegiatan apostolik dan misioner umat Allah.8
1 Bdk. 1 Kor 6:19.
2 Bdk. 2 Kor 5:15.
3 Bdk. Ef 5:21; 1 Kor 16:15-16.
4 Bdk. Yoh 13:12-15.
5 Bdk. Ibr 13:17.
6 Bdk. 1 Tes 5:12-13.
7 Bdk. LG 37; CIC, cann.208-223; CCEO, can. 675, 2.
8 Bdk. LG 17; AG 17; 23.

Ikatan sakramental dari kesatuan Kristen

1271. Pembaptisan membentuk dasar persekutuan semua orang Kristen, juga dengan mereka yang belum sepenuhnya berada dalam persekutuan dengan Gereja Katolik. "Sebab mereka itu, yang beriman akan Kristus dan dibaptis dengan sah, berada dalam suatu persekutuan dengan Gereja Katolik, sungguhpun tidak secara sempurna. Sungguhpun begitu, karena mereka dalam baptis dibenarkan berdasarkan iman, mereka disatu-ragakan dalam Kristus. Oleh karena itu mereka memang dengan tepat menyandang nama Kristen, dan tepat pula oleh putera-puteri Gereja Katolik diakui selaku saudara-saudari dalam Tuhan" (UR 3). "Baptis merupakan ikatan sakramental kesatuan antara semua orang yang dilahirkan kembali karenanya" (UR 22).

Meterai rohani yang tidak terhapus

1272. Orang yang dibaptis menjadi serupa dengan Kristus, karena melalui Pembaptisan ia digabungkan bersama Kristus.1 Pembaptisan menandai warga Kristen dengan satu meterai [character] rohani yang tidak dapat dihapuskan, satu tanda, bahwa ia termasuk bilangan Kristus. Tanda ini tidak dihapuskan oleh dosa mana pun, meskipun dosa menghalang-halangi Pembaptisan untuk menghasilkan buah keselamatan.2 Karena Pembaptisan diterimakan satu kali untuk selamanya, maka ia tidak dapat diulangi.

1273. Ketika orang beriman digabungkan kepada Gereja oleh Pembaptisan, mereka menerima meterai sakramental, yang "menugaskan mereka untuk menghormati Allah secara Kristen" (LG 11). Meterai Pembaptisan menyanggupkan dan mewajibkan orang Kristen, agar melayani Allah dengan mengambil bagian secara aktif dalam liturgi Gereja yang kudus dan menjalankan imamat semua orang Kristen melalui kesaksian hidup kudus dan cinta penuh semangat.3

1274. Meterai Tuhan ("Dominicus character": Agustinus, ep. 98, 5) adalah meterai yang dengannya Roh Kudus telah memeteraikan kita "untuk hari penyelamatan" (Ef 4:30).4
"Pembaptisan adalah meterai kehidupan abadi" (Ireneus, dem. 3).
Orang beriman, yang mempertahankan "meterai" sampai akhir, artinya setia kepada tuntutan yang diberikan bersama Pembaptisannya, dapat mati "ditandai dengan meterai iman" (MR, Doa Syukur Agung Romawi 97), dalam iman Pembaptisannya, dalam harapan akan memandang Allah yang membahagiakan - penyempurnaan iman - dan dalam harapan akan kebangkitan.

TEKS-TEKS SINGKAT

1275. Inisiasi Kristen terlaksana dalam tiga Sakramen: Pembaptisan, yang adalah awal kehidupan baru; Penguatan, yang menguatkan kehidupan ini; Ekaristi, yang mengenyangkan umat beriman dengan tubuh dan darah Kristus, untuk mengubahnya ke dalam Kristus.
1 Bdk. Rm 8:29.
2 Bdk. DS 1609-1619.
3 Bdk. LG 10.
4 Bdk. Ef 1:13-14; 2 Kor 1:21-22.

1276. "Pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu" (Mat 28:19-20).

1277. Pembaptisan adalah kelahiran menuju hidup baru di dalam Kristus. Menurut kehendak Tuhan ia perlu untuk keselamatan seperti Gereja itu sendiri, dalamnya orang digabungkan oleh Pembaptisan.

1278. Ritus hakiki dari Pembaptisan ialah bahwa yang akan dibaptis dicelupkan ke dalam air atau bahwa kepalanya dituangi dengan air sambil menyerukan Tritunggal Mahakudus, Bapa, Putera, dan Roh Kudus.

1279. Buah Pembaptisan atau rahmat Pembaptisan itu bermacam-macam: pengampunan dosa asal dan semua dosa pribadi; kelahiran untuk hidup baru, yang olehnya manusia menjadi anak angkat Allah, anggota Kristus dan kanisah Roh Kudus.
Orang yang dibaptis digabungkan dengan Gereja, Tubuh Kristus, dan mengambil bagian dalam imamat Kristus.

1280. Pembaptisan mengukir di dalam jiwa satu tanda yang tidak terhapus meterai, yang menahbiskan orang yang dibaptis untuk menghormati Allah secara Kristen. Karena meterai ini, Pembaptisan tidak dapat diulangi.1 1281. Siapa yang mati karena iman, demikian pula para katekumen dan semua orang, yang walaupun tidak mengenal Allah, dengan dorongan rahmat mencari Allah secara jujur dan berusaha melaksanakan kehendak-Nya, akan mencapai keselamatan, meskipun mati tanpa dibaptis.2

1282. Sejak dahulu kala Pembaptisan diberikan kepada anak-anak, karena ia adalah hadiah rahmat Allah, yang tidak mengandaikan jasa-jasa manusia. Anak-anak dibaptis dalam iman Gereja. Langkah masuk ke dalam hidup Kristen menghantar menuju kebebasan sejati.

1283. Mengenai anak-anak yang mati tanpa dibaptis, liturgi Gereja menuntun kita, agar berharap kepada belas kasihan ilahi dan berdoa untuk keselamatan anak-anak ini.

1284. Dalam keadaan darurat setiap orang dapat membaptis, sejauh ia mempunyai niat untuk melakukan apa yang dilakukan Gereja, dan menuangkan air di atas kepala orang yang dibaptis dan berkata: "Aku membaptis engkau atas nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar