Mengasihi Sesama

Mengasihi Sesama
Ibu Theresa dari Calcuta

Jumat, 29 Maret 2013

Katekismus Gereja Katolik Dalam Setahun - 164

KGK ke 164


Pembaptisan anak-anak

1250. Karena anak-anak dilahirkan dengan kodrat manusia yang jatuh dan dinodai dosa asal, maka mereka membutuhkan kelahiran kembali di dalam Pembaptisan,3 supaya dibebas-kan dari kekuasaan kegelapan dan dimasukkan ke dalam kerajaan kebebasan anak-anak Allah,4 ke mana semua manusia dipanggil. Dalam Pembaptisan anak-anak dapat dilihat dengan jelas sekali bahwa rahmat keselamatan itu diberikan tanpa jasa kita. Gereja dan
1 Bdk. OICA 19 dan 98.
2 Bdk. CIC, cann. 206; 788 §3.
3 Bdk. DS 1514.
4 Bdk. Kol 1:12-14.

orang-tua akan menghalangi anak-anaknya memperoleh rahmat tak ternilai menjadi anak Allah, kalau mereka tidak dengan segera membaptisnya sesudah kelahiran.1

1251. Orang-tua Kristen harus mengerti bahwa kebiasaan ini sesuai dengan tugasnya, memajukan kehidupan yang Tuhan percayakan kepada mereka.2 1252. Adalah satu tradisi Gereja yang sangat tua membaptis anak-anak kecil. Dari abad kedua kita sudah memiliki kesaksian jelas mengenai kebiasaan ini. Barangkali sudah pada awal kegiatan khotbah para Rasul, bila seluruh "rumah" menerima Pembaptisan3 anak-anak juga ikut dibaptis.4

Iman dan Pembaptisan

1253. Pembaptisan adalah Sakramen iman.5 Iman membutuhkan persekutuan umat beriman. Setiap orang beriman hanya dapat beriman dalam iman Gereja. Iman, yang dituntut untuk Pembaptisan, tidak harus sempurna dan matang; cukuplah satu tahap awal yang hendak berkembang.
Kepada para katekumen atau walinya disampaikan pertanyaan: "Apa yang kamu minta dari Gereja Allah?"
Dan ia menjawab: "Iman".

1254. Pada semua orang yang sudah dibaptis, apakah anak-anak atau orang dewasa, iman masih harus tumbuh sesudah Pembaptisan. Persiapan Pembaptisan hanya menghantar sampai ke ambang kehidupan baru. Pembaptisan adalah sumber kehidupan baru dalam Kristus, yang darinya seluruh kehidupan Kristen mengalir. Karena itu, setiap tahun pada malam Paska, Gereja merayakan pembaharuan janji Pembaptisan.

1255. Supaya rahmat Pembaptisan dapat berkembang, bantuan orang-tua sangat penting. Juga bapa dan ibu wali harus turut bertanggung jawab. Mereka harus menjadi orang Kristen yang baik, yang mampu dan siap mendampingi anak dan orang dewasa yang baru dibaptis pada jalan kehidupan Kristen.6 Tugas mereka adalah jabatan gerejani yang sebenarnya [officium].7 Seluruh persekutuan Gereja ikut bertanggung jawab untuk pengembangan dan perlindungan rahmat Pembaptisan.

V. * Siapa dapat membaptis? 

1256. Biasanya pelayan Pembaptisan adalah Uskup dan imam dan, dalam Gereja Latin, juga diaken.8 Dalam keadaan darurat setiap orang, malahan juga seorang yang belum dibaptis, dapat menerimakan Pembaptisan, asal saja ia mempunyai niat yang diperlukan: Ia harus bersedia melakukan, apa yang dilakukan Gereja, waktu Pembaptisan, dan memakai rumusan Pembaptisan yang trinitaris. Gereja melihat alasan untuk kemungkinan ini
1 Bdk. CIC, can. 867; CCEO, cann. 681; 686, 1.
2 Bdk. LG 11; 41; GS 48; CIC, can 868.
3 Bdk. Kis 16:15.33; 18:8; 1 Kor 1:16.
4 Bdk. CDF. Instr. "Pastoralis actio"
5 Bdk. Mrk 16:16.
6 Bdk. CIC, cann. 872-874.
7 Bdk. SC 67.
8 Bdk. CIC, can. 861 §1; CCEO, can. 677 §1.

dalam kehendak keselamatan Allah yang mencakup semua orang1 dan perlunya Pembaptisan2 demi keselamatan.3

VI. * Perlunya Pembaptisan 

1257. Tuhan sendiri mengatakan bahwa Pembaptisan itu perlu untuk keselamatan.4 Karena itu, Ia memberi perintah kepada para murid-Nya, untuk mewartakan Injil dan membaptis semua bangsa.5
Pembaptisan itu perlu untuk keselamatan orang-orang, kepada siapa Injil telah diwartakan dan yang mempunyai kemungkinan untuk memohon Sakramen ini.6 Gereja tidak mengenal sarana lain dari Pembaptisan, untuk menjamin langkah masuk ke dalam kebahagiaan abadi. Karena itu, dengan rela hati ia mematuhi perintah yang diterimanya dari Tuhan, supaya membantu semua orang yang dapat dibaptis, untuk memperoleh "kelahiran kembali dari air dan Roh". Tuhan telah mengikatkan keselamatan pada Sakramen Pembaptisan, tetapi Ia sendiri tidak terikat pada Sakramen-Sakramen-Nya. 1129, 161, 846

1258. Gereja sudah sejak dahulu yakin bahwa orang-orang yang mengalami kematian karena iman, tanpa sebelumnya menerima Pembaptisan, telah dibaptis untuk dan bersama Kristus oleh kematiannya. Pembaptisan darah ini demikian pula kerinduan akan Pembaptisan menghasilkan buah-buah Pembaptisan walaupun tidak merupakan Sakramen.

1259. Bagi para katekumen yang mati sebelum Pembaptisan, kerinduan yang jelas untuk menerima Pembaptisan, penyesalan atas dosa-dosanya, dan cinta kasih sudah menjamin keselamatan yang tidak dapat mereka terima melalui Sakramen itu.

1260. "Sebab karena Kristus telah wafat bagi semua orang, dan panggilan terakhir manusia benar-benar hanya satu, yakni bersifat ilahi, kita harus berpegang teguh, bahwa Roh Kudus membuka kemungkinan bagi semua orang, untuk bergabung dengan cara yang diketahui oleh Allah dengan misteri Paska itu" (GS 22).7
Setiap manusia yang tidak mengenal Injil Kristus dan Gereja-Nya, tetapi mencari kebenaran dan melakukan kehendak Allah sesuai dengan pemahamannya akan hal itu, dapat diselamatkan. Orang dapat mengandaikan bahwa orang-orang semacam itu memang menginginkan Pembaptisan, seandainya mereka sadar akan peranannya demi keselamatan.

1261. Anak-anak yang mati tanpa Pembaptisan, hanya dapat dipercayakan Gereja kepada belas kasihan Allah, seperti yang ia lakukan dalam ritus penguburan mereka. Belas kasihan Allah yang besar yang menghendaki, agar semua orang diselamatkan,8 cinta Yesus yang lemah lembut kepada anak-anak, yang mendorong-Nya untuk mengatakan: "Biarkan
1 Bdk. 1 Tim 2:4.
2 Bdk. DS 1315; 646; CIC, can. 861 §2.
3 Bdk. Mrk 16:16.
4 Bdk. Yoh 3:5.
5 Bdk. Mat 28:19-20; DS 1618; LG 14; AG 5.
6 Bdk. Mrk 16:16.
7 Bdk. LG 16; AG 7.
8 Bdk. 1 Tim 2:4.

anak-anak itu datang kepada-Ku; jangan menghalang-halangi mereka" (Mrk 10:14), membenarkan kita untuk berharap bahwa untuk anak-anak yang mati tanpa Pembaptisan ada satu jalan keselamatan. Gereja meminta dengan sangat kepada orang-tua, agar tidak menghalang-halangi anak-anak, untuk datang kepada Kristus melalui anugerah Pembap-tisan kudus.

VII. * Rahmat Pembaptisan

1262. Pelbagai akibat Pembaptisan dinyatakan oleh unsur-unsur yang kelihatan dalam ritus sakramental. Pencelupan ke dalam air adalah lambang kematian dan pembersihan, tetapi juga kelahiran kembali dan pembaharuan. Jadi, kedua akibat pokok adalah pembersihan dari dosa dan kelahiran kembali dalam Roh Kudus.1

Demi pengampunan dosa...

1263. Oleh Pembaptisan diampunilah semua dosa, dosa asal, dan semua dosa pribadi serta siksa-siksa dosa.2 Di dalam mereka yang dilahirkan kembali, tidak tersisa apa pun yang dapat menghalang-halangi mereka untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah. Baik dosa Adam maupun dosa pribadi demikian pula akibat-akibat dosa, yang terparah darinya adalah pemisahan dari Allah, semuanya tidak ada lagi.

1264. Tetapi di dalam orang-orang yang dibaptis tetap ada beberapa akibat sementara dari dosa: penderitaan, penyakit, kematian, kelemahan yang berhubungan dengan kehidupan (seperti misalnya kelemahan tabiat), serta kecondongan kepada dosa, yang tradisi namakan concupiscentia [keinginan tak teratur] atau, secara kiasan, "dapur dosa" [fomes peccati]. Karena keinginan tak teratur "tertinggal untuk perjuangan, maka ia tidak akan merugikan mereka, yang tidak menyerah kepadanya dan yang dengan bantuan rahmat Yesus Kristus menantangnya dengan perkasa. Malahan lebih dari itu, siapa yang berjuang dengan benar, akan menerima mahkota (2 Tim 2:5)" (Konsili Trente: DS 1515).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar