Mengasihi Sesama

Mengasihi Sesama
Ibu Theresa dari Calcuta

Minggu, 17 Maret 2013

Katekismus Gereja Katolik Dalam Setahun - 153

KGK ke 153


SEKSI SATU
TATA KESELAMATAN SAKRAMENTAL

1076. Dengan pencurahan Roh Kudus Gereja dinyatakan kepada dunia pada hari Pentekosta. Pencurahan Roh Kudus menampilkan satu era baru dalam "penyampaian misteri": era Gereja, di mana Kristus mengumumkan, menghadirkan dan menyampaikan karya keselamatan-Nya melalui liturgi Gereja-Nya, "sampai Ia datang" (1 Kor 11:26). Dalam era Gereja ini, Kristus hidup dan bertindak dalam dan bersama (Gereja-Nya atas satu cara baru yang sesuai dengan zaman baru ini. Ia bertindak melalui Sakramen-Sakramen. Tradisi bersama dari Gereja Timur dan Barat menamakan cara baru ini "tata sakramental". Tata ini merupakan penyampaian buah-buah misteri Paska Kristus dalam perayaan liturgi Gereja yang "sakramental".
Maka kita menjelaskan terlebih dahulu "pemberian sakramental" (Bab 1) dan sesudah itu menampilkan dengan lebih jelas kodrat dan ciri-ciri hakiki dari perayaan liturgi (Bab II).
1 Bdk. SC 3-4.

BAB SATU
MISTERI PASKA DALAM ZAMAN GEREJA
ARTIKEL 1 : LITURGI - KARYA TRITUNGGAL MAHA KUDUS

I. * Bapa adalah asal dan tujuan liturgi

1077. "Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam surga. Sebab di dalam Dia, Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tidak bercacat di hadapan-Nya. Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya, supaya terpujilah kasih karunia-Nya yang mulia, yang dikaruniakan-Nya kepada kita di dalam Dia yang dikasih-Nya" (Ef 1:3-6).

1078. Memberkati adalah satu tindakan ilahi, yang memberi hidup, dan asal mulanya adalah Bapa. Berkat-Nya [bene-dictio, eu-logia] adalah serentak sabda dan anugerah. Kalau dihubungkan dengan manusia, maka perkataan "berkat" itu berarti penyembahan dan penyerahan diri kepada Pencipta dengan ucapan terima kasih. 2626, 2637-2638 1079. Sejak awal mula sampai akhir zaman seluruh karya Allah adalah berkat. Mulai dari kidung liturgi tentang penciptaan pertama sampai kepada lagu pujian di dalam Yerusa-lem surgawi, para pengarang yang diilhami mewartakan rencana keselamatan sebagai berkat ilahi yang tidak ada batasnya.

1080. Sejak awal, Allah memberkati makhluk hidup, terutama pria dan wanita. Perjanjian dengan Nuh dan dengan segala makhluk hidup membaharui berkat kesuburan ini kendati oleh dosa manusia tanah "dikutuk". Tetapi sejak Abraham berkat ilahi meresapi sejarah manusia yang berjalan menuju kematian, supaya mengarahkannya kembali menuju kehidupan, menuju asalnya. Oleh ketaatan Abraham, bapa "orang-orang yang percaya" yang menerima berkat itu, dimulailah sejarah keselamatan.

1081. Berkat-berkat ilahi tampak kelihatan dalam peristiwa-peristiwa yang mengagumkan dan yang membawa keselamatan: dalam kelahiran Ishak, keluaran dari Mesir (Paska dan Exodus), penyerahan tanah terjanji, pemilihan Daud, kehadiran Allah dalam kanisah, pembuangan yang membersihkan dan kembalinya satu "sisa kecil". Hukum, para nabi dan mazmur-mazmur yang meresapi liturgi umat terpilih, mengingatkan berkat-berkat ilahi dan menjawabnya dalam pujian dan terimakasih.

1082. Dalam liturgi Gereja, berkat Allah dinyatakan dan dibagikan secara sempurna: Bapa diakui dan disembah sebagai asal dan tujuan segala berkat dalam tata ciptaan dan tata keselamatan; dalam Sabda-Nya yang menjadi manusia, yang mati untuk kita dan bangkit lagi Ia menyelubungi kita dengan berkat-berkat-Nya. Melalui Sabda-Nya Ia meletakkan di dalam hati kita anugerah di atas segala anugerah, yakni Roh Kudus.

1083. Oleh sebab itu, kita dapat mengerti dimensi ganda liturgi Kristen sebagai jawaban iman dan cinta atas berkat-berkat rohani, yang Bapa hadiahkan kepada kita. Disatukan dengan Tuhannya dan "dipenuhi oleh Roh Kudus" (Luk 10:21 ), Gereja itu di satu pihakberterima kasih kepada Bapa "karena karunia-Nya yang tak terkatakan itu" (2 Kor 9:15) dalam sembah sujud, pujian dan syukur. Di lain pihak sampai kepada kepenuhan rencana keselamatan Allah, Gereja tidak henti-hentinya mempersembahkan kepada Bapa "persembahan anugerah-anugerah-Nya" dan mohon kepada-Nya, supaya mengutus Roh Kudus ke atas kurban, Gereja, umat beriman, dan ke atas seluruh dunia, supaya melalui persekutuan dengan kematian dan kebangkitan Kristus, Imam Agung, dan melalui kekuasaan Roh, berkat-berkat ilahi ini menghasilkan buah yang hidup, supaya "terpujilah kasih karunia-Nya yang mulia" (Ef 1:6).

II. * Karya Kristus dalam liturgi

Kristus yang dimuliakan ...

1084. Kristus, yang duduk di sebelah kanan Bapa dan yang mencurahkan Roh Kudus di dalam Tubuh-Nya, Gereja, kini bertindak melalui Sakramen-Sakramen, yang Ia tetapkan untuk membagi-bagikan rahmat-Nya. Sakramen-Sakramen adalah tanda-tanda (kata-kata dan tindakan) yang dapat ditangkap oleh panca indera, yang terjangkau untuk kodrat manusia. Berkat karya Kristus dan kuasa Roh Kudus, mereka menghasilkan rahmat yang mereka tandakan.

1085. Di dalam liturgi Gereja, Kristus menyatakan dan melaksanakan misteri Paska-Nya. Selama hidup-Nya di dunia Yesus menyatakan dalam ajaran-Nya misteri Paska dan mengantisipasinya dalam tindakan-Nya. Dan setelah saat-Nya tiba,1 ia mengalami peristiwa sejarah satu-satunya yang tidak akan hilang: Yesus wafat "satu kali dan untuk selama-lamanya" (Rm 6:10; Ibr 7:27; 9:12), dimakamkan, dibangkitkan dari antara orang mati, dan duduk di sebelah kanan Bapa. Peristiwa yang sungguh terjadi dalam sejarah kita ini, bersifat unik: semua peristiwa yang lain terjadi satu kali, lantas berlalu, terbenam dalam masa lampau. Sebaliknya misteri Paska Kristus tidak dapat tinggal dalam masa lampau, karena oleh kematian-Nya Ia mengalahkan maut. Segala sesuatu yang ada pada Kristus dan segala sesuatu yang Ia lakukan dan derita untuk semua manusia, mengambil bagian dalam keabadian Allah, dengan demikian mengatasi segala zaman dan hadir di dalamnya. Peristiwa salib dan kebangkitan adalah sesuatu yang tetap dan menarik segala sesuatu menuju kehidupan.

... sejak masa Gereja para rasul ...

1086. "Seperti Kristus diutus oleh Bapa, begitu pula Ia mengutus para Rasul yang dipenuhi Roh Kudus. Mereka itu diutus bukan hanya untuk mewartakan Injil kepada semua makhluk, dan memberitakan bahwa Putera Allah dengan wafat dan kebangkitan-Nya telah membebaskan kita dari kuasa setan dan maut, dan telah memindahkan kita ke Kerajaan Bapa; melainkan juga untuk mewujudkan karya keselamatan yang mereka wartakan itu melalui kurban dan Sakramen-Sakramen, sebagai pusat seluruh hidup liturgis" (SC 6).

1087. Ketika Kristus yang bangkit memberikan Roh Kudus kepada para Rasul, Ia mempercayakan wewenang pengudusan-Nya kepada mereka:2 para Rasul menjadi tanda sakramental Kristus. Berkat kekuatan Roh Kudus yang sama, mereka menyerahkan wewenang pengudusan itu kepada pengganti-penggantinya. "Suksesi apostolik" ini
1 Bdk. Yoh 13:1; 17:1.
2 Bdk. Yoh 20:21-23.

membentuk seluruh kehidupan liturgi Gereja. Suksesi itu bersifat sakramental dan dilanjutkan melalui Sakramen Tahbisan.

... hadir dalam liturgi duniawi...

1088. "Untuk melaksanakan karya sebesar itu, Kristus selalu mendampingi Gereja-Nya, terutama dalam kegiatan-kegiatan liturgis. Ia hadir dalam kurban misa, baik dalam pribadi pelayan, karena yang sekarang mempersembahkan diri melalui pelayanan imam sama saja dengan Dia yang ketika itu mengurbankan Diri di kayu salib, maupun terutama dalam (kedua) rupa Ekaristi. Dengan kekuatan-Nya Ia hadir dalam Sakramen-Sakramen sekian rupa, sehingga bila ada orang yang membaptis, Kristus sendirilah yang membaptis. Ia hadir dalam Sabda-Nya, sebab Ia sendiri bersabda bila Kitab Suci dibacakan dalam Gereja. Akhirnya Ia hadir, sementara Gereja memohon dan bermazmur, karena Ia sendiri berjanji: bila dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situlah Aku berada di antara mereka (Mt 18:20)" (SC 7).

1089. "Memang sungguh, dalam karya seagung itu, saat Allah dimuliakan secara sempurna dan manusia dikuduskan, Kristus selalu menggabungkan Gereja, mempelai-Nya yang amat terkasih, dengan diri-Nya, Gereja yang berseru kepada Tuhannya dan melalui Dia berbakti kepada Bapa yang kekal" (SC 7).

... yang mengambil bagian dalam liturgi surgawi

1090. "Dalam liturgi di dunia ini kita ikut mencicipi liturgi surgawi, yang dirayakan di kota suci Yerusalem, tujuan penziarahan kita. Di sana Kristus duduk di sisi kanan Allah, sebagai Pelayan tempat suci dan kemah yang sejati. Bersama dengan segenap bala tentara surgawi kita melambungkan kidung kemuliaan kepada Tuhan. Sementara menghormati dan mengenangkan para kudus, kita berharap akan ikut serta dalam persekutuan dengan mereka. Kita mendambakan Tuhan kita Yesus Kristus, Penyelamat kita, sampai Ia sendiri, hidup kita, akan tampak, dan kita akan tampak bersama dengan-Nya dalam kemuliaan" (SC 8).1

III. * Roh Kudus dan Gereja di dalam liturgi

1091. Di dalam liturgi, Roh Kudus membentuk iman Umat Allah dan melaksanakan "karya-karya agung Allah", Sakramen-Sakramen Perjanjian Baru. Kerinduan dan karya Roh di dalam hati Gereja ialah agar kita hidup dari kehidupan Kristus yang bangkit. Kalau Ia menemukan di dalam kita jawaban beriman yang digerakkan oleh-Nya, tibalah saatnya untuk kerja sama yang sebenarnya: liturgi menjadi karya bersama dari Roh Kudus dan Gereja.

1092. Dalam membagi-bagikan misteri Kristus secara sakramental, Roh Kudus bertindak dengan cara yang sama seperti dalam masa-masa tata keselamatan yang lain: Ia mempersiapkan Gereja untuk pertemuan dengan Tuhan; Ia mengingatkan dan membuat Kristus tampak bagi iman umat; Ia menghadirkan dan mewujudkan misteri Kristus oleh
1 Bdk. LG 50.

kekuatan-Nya yang mengubah. Sebagai Roh persekutuan, Ia menyatukan Gereja dengan kehidupan dan perutusan Kristus.

Roh Kudus mempersiapkan orang untuk menerima Kristus

1093. Roh Kudus menyelesaikan di dalam tata sakramental apa yang dipralukiskan dalam Perjanjian Lama. Karena Gereja Kristus sudah "dipersiapkan atas cara yang mengagum-kan dalam Perjanjian Lama" (LG 2), liturgi Gereja mempertahankan unsur-unsur ibadah Perjanjian Lama sebagai satu bagian hakiki yang tidak dapat diganti dan menerimanya:
- pertama-tama pembacaan Perjanjian Lama; 762
- doa mazmur; 121
- dan terutama kenangan akan peristiwa-peristiwa yang membawa keselamatan, dan kenyataan-kenyataan yang telah terpenuhi di dalam misteri Kristus (janji dan perjanjian, eksodus dan paska, kerajaan dan kanisah, pembuangan & kedatangan kembali). 2585

1094. Atas dasar kesaksian dari kedua Perjanjian itu,1 disusunlah katekese Paska Tuhan2 lalu katekese para Rasul dan bapa-bapa Gereja. Katekese ini menyingkapkan apa yang tersembunyi dalam huruf-huruf Perjanjian Lama: misteri Kristus. Katekese itu dinamakan "katekese tipologis" karena ia menyingkapkan hal-hal baru yang dibawa oleh Kristus berdasarkan "rupa-rupa" [tipe] yang menyatakan Dia dalam kejadian-kejadian, dalam kata-kata dan lambang-lambang Perjanjian Lama. Kalau orang melihatnya secara baru dalam Roh kebenaran dari pihak Kristus, dinyatakanlah "pralambang-pralambang" ini.3 Air bah dan bahtera Nuh menandakan lebih dahulu keselamatan oleh Pembaptisan,4 yang sama itu juga awan dan penyeberangan melalui Laut Merah. Air dari batu wadas adalah pralambang dari anugerah-anugerah rohani Kristus; 5 manna di padang gurun menunjuk kepada Ekaristi, "roti yang benar dari surga" (Yoh 6:32).

1095. Karena itu Gereja - khususnya pada masa Adven, Prapaska dan terutama pada Malam Paska - membaca dan menghayati lagi peristiwa-peristiwa sejarah keselamatan itu dalam liturginya "pada hari ini". Tetapi ini pun menuntut bahwa katekese membantu umat beriman untuk membuka dirinya terhadap pengertian spiritual dari tata keselamatan ini sebagaimana liturgi Gereja menyingkapkannya dan menyanggupkan kita untuk mengalaminya.

1096. Liturgi Yahudi dan Kristen. Pengetahuan yang lebih baik mengenai iman dan kehidupan rohani bangsa Yahudi, seperti yang masih diakui dan dihayati dewasa ini, dapat membantu untuk mengerti lebih baik aspek-aspek tertentu dari liturgi Kristen.
Untuk orang-orang Yahudi dan Kristen, Kitab Suci merupakan bagian hakiki dari liturginya: untuk pewartaan Sabda Allah, untuk jawaban atas sabda ini, untuk doa pujian dan doa bagi orang hidup dan mati serta untuk doa memohon belas kasihan ilahi.
Ibadat Sabda dengan bentuknya yang khas mempunyai sumbernya dalam agama Yahudi.
Ibadat Harian dan teks serta rumusan liturgi yang lain mempunyai padanannya dalam agama Yahudi; demikian pula rumusan-rumusan doa-doa yang paling kita junjung tinggi seperti umpamanya Bapa Kami. Juga doa syukur agung mengikuti contoh-contoh dari tradisi Yahudi.
1 Bdk. DV 14-16.
2 Bdk. Luk 24:13-49.
3 Bdk. 2 Kor 3:14-16.
4 Bdk. 1 Ptr 3:21.
5 Bdk. 1 Kor 10:1-6.

Kemiripan antara liturgi Yahudi dan Kristen - tetapi juga perbedaan isinya - menjadi nyata terutama pada hari-hari raya tahun Liturgi, seperti pesta Paska. Warga Kristen dan Yahudi merayakan pesta Paska: warga Yahudi mengalami Paska sejarah yang terarah ke masa depan; warga Kristen mengalami Paska yang sudah dipenuhi dalam kematian dan kebangkitan Kristus, walaupun masih harus menantikan penyelesaiannya yang definitif. 1174, 1352, 840

1097. Di dalam liturgi Perjanjian Baru, tiap kegiatan liturgi, terutama perayaan Ekaristi dan Sakramen-Sakramen, adalah satu pertemuan antara Kristus dan (Gereja. Perhimpunan liturgi merupakan kesatuan berkat "persekutuan Roh Kudus", yang mengumpulkan anak-anak Allah dalam Tubuh Kristus yang tunggal. Ia melampaui segala ikatan manusiawi, nasional, budaya, dan sosial.

1098. Jemaat harus mempersiapkan diri untuk pertemuan dengan Tuhan, menjadi satu "umat yang rela". Persiapan hati ini adalah karya bersama Roh Kudus dan jemaat, terutama pejabat-pejabatnya. Rahmat Roh Kudus berusaha untuk membangkitkan iman, pertobatan hati, dan penyesuaian kepada kehendak Bapa. Sikap-sikap batin ini diandai-kan, supaya rahmat-rahmat yang dianugerahkan dalam perayaan liturgi itu sendiri, dapat diterima dan dengan demikian perayaan ini dapat menghasilkan buah-buah untuk kehidupan baru. 1430

Roh Kudus mengingatkan misteri Kristus

1099. Roh dan Gereja bekerja sama, supaya menunjukkan Kristus dan karya keselamatan-Nya dalam liturgi. Pada tempat pertama, dalam perayaan Ekaristi, dan - atas cara yang mirip - dalam Sakramen-Sakramen lain, liturgi adalah perayaan kenangan akan misteri keselamatan. Roh Kudus adalah ingatan Gereja yang hidup.1

1100. Sabda Allah. Roh Kudus mengingatkan perhimpunan liturgi pertama-tama Akan arti dari peristiwa keselamatan, dengan memberi kehidupan kepada Sabda Allah, supaya ia dapat diterima dan dilaksanakan dalam kehidupan. "Dalam perayaan liturgi, Kitab Suci sangat penting. Sebab dari Kitab Sucilah dikutip bacaan-bacaan, yang dibacakan dan dijelaskan dalam homili, serta mazmur-mazmur yang dinyanyikan. Dan karena ilham serta jiwa Kitab Sucilah dilambungkan permohonan, doa-doa dan madah-madah liturgi; dari padanya pula upacara serta lambang-lambang memperoleh maknanya (SC 24). 1154, 103, 131 

1101. Roh Kudus menganugerahkan kepada para lektor dan pendengar, sesuai dengan daya terima hatinya, pengertian rohani mengenai Sabda Allah. Oleh perkataan, tindakan, dan lambang, yang membentuk kerangka dasar perayaan liturgi, ia menghantar umat beriman dan para pejabat ke dalam hubungan yang hidup dengan Kristus, Sabda dan Citra Bapa. Dengan demikian umat beriman dapat merenungkan dan melaksanakan arti dari apa yang mereka dengarkan dalam perayaan, dan melaksanakannya dalam kehidupannya.

1102. "Umat Allah pertama-tama dihimpun oleh Sabda Allah yang hidup.... Sebab oleh Sabda Penyelamat, iman... dipupuk dalam hati mereka yang percaya" (PO 4) Pewartaan Sabda Allah tidak hanya membataskan diri pada pengajaran semata mata, tetapi juga mengundang jawaban yang penuh kepercayaan sebagai persetujuan dan komitmen terhadap perjanjian antara Allah dan Umat-Nya. Lagi-lagi Roh Kudus yang memberi rahmat iman ini, menguatkannya dan menumbuhkannya di dalam jemaat. Jadi, perhimpunan liturgi pertama-tama adalah persekutuan dalam iman.
1 Bdk. Yoh 14:26.

1103. Anamnese [peringatan]. Perayaan liturgi selalu berhubungan dengan campur tangan Allah yang membawa keselamatan dalam sejarah. "Tata perwahyuan itu terlaksana melalui perbuatan dan perkataan yang amat erat terjalin sehingga... kata-kata menyiarkan karya-karya dan menerangkan rahasia yang tercantum di dalanmya" (DV 2). Dalam ibadat sabda, Roh Kudus mengingatkan jemaat kepada segala sesuatu, yang Kristus telah lakukan untuk kita. Sesuai dengan kodriat tindakan-tindakan liturgi dan ritus-ritus dalam pelbagai Gereja, perayaan liturgi "memperingatkan" - dalam satu anamnese yang lebih atau kurang rinci - karya-karya agung Allah. Roh Kudus, yang cara demikian membang-kitkan kenangan dalam Gereja, mengajak untuk berterima kasih dan memuja [doksologi].

Roh Kudus menghadirkan misteri Kristus

1104. Liturgi Kristen tidak hanya mengingatkan kita akan peristiwa-peristiwa yang menyela-matkan kita, tetapi menghadirkannya juga. Misteri Paska Kristus dirayakan bukan diulangi; hanya perayaan-perayaan itu yang diulangi. Di dalam setiap perayaan terjadi curahan Roh Kudus yang membuat misteri yang terjadi hanya satu kali itu, menyata dalam waktu sekarang.

1105. Epiklese adalah permohonan di mana imam memohon kepada Bapa, agar mengutus Roh Kudus, supaya bahan persembahan menjadi tubuh dan darah Kristus, dan umat beriman yang menerimanya menjadi persembahan yang hidup bagi Allah. 1106. Bersama dengan anamnese, epiklese merupakan jantung setiap perayaan sakramental, terutama Ekaristi: "Anda menanyakan, bagaimana roti menjadi tubuh Kristus dan anggur menjadi darah Kristus. Dan saya mengatakan kepadamu: Roh Kudus datang melakukan hal yang melampaui setiap kata dan setiap pikiran... Cukuplah bagimu untuk mendengar bahwa itu terjadi karena Roh Kudus, sebagaimana halnya Tuhan dari Perawan dan oleh Roh Kudus menjadi daging melalui dan dalam diri-Nya sendiri (Yohanes dari Damaskus, f.o. 4, 13). 1375

1107. Kekuatan transformatif Roh Kudus di dalam liturgi mengarah kepada kedatangan Kerajaan Allah dan penyelesaian misteri keselamatan. Dalam ketabahan dan pengharap-an Ia menyanggupkan kita, benar-benar mengantisipasi persekutuan sempurna dengan Tritunggal Mahakudus. Dikirim oleh Bapa, yang mendengarkan epiklese Gereja, Roh memberi kepada mereka yang menerima-Nya, kehidupan dan bagi mereka ini sekarang Ia sudah merupakan "panjar" dari warisan mereka.1 2816
Persekutuan Roh Kudus

1108. Perutusan Roh Kudus bermaksud dalam setiap tindakan liturgi, untuk mempersatukan umat beriman dengan Kristus, supaya mereka membentuk Tubuh-Nya. Roh Kudus adalah sebagai getah dari pokok anggur Bapa, yang menghasilkan buah pada cabang-cabangnya.2 Di dalam liturgi, Roh Kudus bekerja sama dengan Gereja atas cara yang seerat-eratnya. Ia, Roh persekutuan, tinggal tanpa henti-hentinya di dalam Gereja, dan karena itu Gereja adalah Sakramen agung persekutuan dengan Allah, yang mengumpulkan anak-anak Allah yang tercerai-berai menjadi satu. Buah Roh di dalam
1 Bdk. Ef 1:14.
2 Bdk. Yoh 15:1-17; Gal 5:22.

liturgi adalah serentak persekutuan dengan Tritunggal Mahakudus dan persekutuan persaudaraan.1 788, 1091, 775

1109. Di dalam epiklese juga didoakan, agar persatuan jemaat dengan misteri Kristus diwujud-kan secara sempurna. "Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah dan persekutuan Roh Kudus" (2 Kor 13:13) harus selalu tinggal beserta kita dan harus juga menghasilkan buah-buah sesudah perayaan Ekaristi. Karena itu, Gereja memohon kepada Bapa supaya mengirimkan Roh Kudus, agar Ia membuat kehidupan umat beriman menjadi persembahan yang hidup bagi Bapa: oleh perubahan rohani menurut citra Kristus, oleh keprihatinan akan kesatuan Gereja dan oleh keikutsertaan dalam perutusan-Nya dengan memberikan kesaksian dan pelayanan cinta. 1368

TEKS-TEKS SINGKAT

1110. Di dalam liturgi Gereja, Allah Bapa dipuja dan disembah sebagai asal mula segala berkat ciptaan dan keselamatan, yang dengannya Ia memberkati kita dalam Putera-Nya, supaya memberikan kepada kita Roh menjadi anak angkat.

1111. Perbuatan Kristus dalam liturgi bersifat sakramental, karena di dalam liturgi misteri keselamatan-Nya menjadi nyata oleh kekuatan Roh Kudus; karena Tubuh-Nya, Gereja, bagaikan sakramen (tanda dan sarana), di mana Roh Kudus mengerjakan misteri keselamatan; karena Gereja penziarah oleh tindakan liturginya - seakan-akan sebagai prarasa - sudah mengambil bagian dalam liturgi surgawi.

1112. Roh Kudus diutus dalam liturgi, untuk mempersiapkan jemaat bagi pertemuan dengan Kristus, mengenangkan dan menyaksikan Kristus dalam iman himpunan umat, untuk menghadirkan karya keselamatan Kristus oleh kekuatan-Nya yang mengubah dan untuk menghasilkan buah persekutuan di dalam Gereja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar