Dari: Yohanes Samiran SCJ <ysamiran@gmail.com>
Judul: Re: [ApiK] MENGAPA SALIB KATOLIK MEMAKAI CORPUS?
Kepada: ApiKatolik@yahoogroups.com
Tanggal: Selasa, 21 Desember, 2010, 1:06 PM
Hehehee ...... melihat topik "salib" dan "corpus", rasanya dalam arsip kita masih kita temukan jejak diskusi yang sama ini. Jadi bagi yang mau lihat pendapat teman-teman lain yang lama, bisa bongkar aja arsip messages kita di web Apikatolik ini.
Saya mau sharing aja diskusi non teologis dan non formal dengan seorang dosen dogmatik handal di Seminari Agung, Yogyakarta 30 tahun lalu.
Berkaitan dengan omong-omong soal salib dan corpus itu, sang dosen kawakan nyeletuk dengan pertanyaan juga:
"Heh kamu tahu pahlawan Indonesia seperti: Diponegoro, Imam Bonjol, dll?"
"Ya tahulah romo, kita kan jelek-jelek begini ya belajar sejarah ....." jawab frater.
"Dari mana kamu tahu itu Diponegoro yang pahlawan atau Diponegoro yang lain?"
"Kan ada gambar-gambar pahlawan di sekolah atau di buku sejarah ....."
"Dia disebut pahlawan karena apa?"
"Membela negara sampai mati melawan penjajah ..."
"Lho mati? Kena apa pahlawan bisa mati?"
"Ditangkap Belanda, dan dihukum mati ..."
"Terus yang diabadikan masih gambar Diponegoro yang hidup dan 'mejeng' seperti pas foto itu?"
"Lho memangnya seharusnya gambar siapa romo?"
"Bukan gambar pistol atau senapan, maksud saya ...."
"Ahhh romo ini anehhh dan ada-ada aja. Apa gunanya dan apa gunanya masang gambar pistol? Gak pas lah..... mana orang tahu maksudnya apa"
"Nah .... aku tanya begitu kamu sebut aneh. Tetapi kalian diskusi sampai berbusa-busa begitu tentang salib dan tentang corpus, gak merasa ada yang aneh ......"
"Maksudnya apa romo?"
"Lho apakah juga tidak aneh kalau kamu cuma misalnya memasang salib saja tanpa corpus? Salib kan hanya alat untuk menghukum mati Yesus, itu hanya alat eksekusi saja. Lha yang penting itu alatnya, atau Yesusnya? Kalau kalian konsisten berpikir seperti soal kebiasaan kita mengenang pahlawan atau orang yang akan kita kenang, dan yang kita pasang ada citra atau gambar orangnya, dan bukan kursinya, atau pistol yang membunuhnya, atau gambar jalan yang pernah dilewatinya, atau sepeda yang pernah dinaikinya ..... mengapa soal Yesus dan salib masih bingung dan diskusi cari argumentasi?
Sepeda memang penting, tetapi sepeda itu tidak artinya kalau tidak terkait dengan tokoh yang mengendarai sepeda itu.
Salib itu memang penting, tetapi itu tidak ada artinya bagi kita orang katolik kalau tidak terkait dengan Kristus. Jadi salib tanpa Kristus itu nothing dan bukan apa-apa.
Masih ingat kalau kita melambungkan anamnese? Apa yang kita ungkapkan?"
"Wafat Kristus kita maklumkan. KebangkitanNya kita muliakan. KedatanganNya kita rindukan ..." jawab frater mulai dhong dikit-dikit.
"Hmmmm .... jadi waktu imam mengajak kita memaklumkan misteri iman kita .... tidak ada kata dan referensi salib di sana, tetapi yang ada adalah:
wafatNya, kebangkitanNya dan kedatanganNya kembali ..... "
Kemudian dosen kawakan itu, bangkit dan dengan senyum-senyum meninggalkan para fraternya yang cengar-cengir saja. Hmmmm jawaban tadi tidak ada referensi ayat Kitabsucinya, tetapi lebih mudah dimengerti .....
(Sharing sebagai pelengkap sharing Sdr Elizabeth ..... dan teman-teman lain .... )
salam dan doa,
Yohanes Samiran SCJ
=========================
Semoga Hati Yesus merajai hati kita
=========================
Tidak ada komentar:
Posting Komentar