Mengasihi Sesama

Mengasihi Sesama
Ibu Theresa dari Calcuta

Rabu, 18 Mei 2011

Komuni Lidah - buah Pena JB Susanto-01

Karena Cukup Panjang tulisan ini, saya bagi aja (Maaf Pak Santo?) dan supaya seimbang silakan juga membaca di www.ekaristi.org tentang hal ini, supaya pengetahuan komuni tidak membingungkan, cuma mohon disimak dulu bacanya, jangan langsung judment apa-apa dulu. Yang saya maksud di EDO adalah link ini 
http://www.ekaristi.org/forum/viewtopic.php t=2256&postdays=0&postorder=asc&start=0

BEBASKAN KAMI DARI SINI !!
(‘GET US OUT OF HERE!!’)

Judul Buku : ‘Bebaskan Kami Dari Sini!!’
Sumber : Hasil wawancara Nicky Eltz dengan Maria Simma
( Telah disetujui secara resmi oleh Maria Simma )
Judul Asli : ’Get Us Out of Here!!’
Penerbit : The Medjugorje Web
DeKalb. IL. 60115, U.S.A.
www.medjugorje.org
Diterjemahkan & : Marian Centre Inonesia
diterbitkan oleh Jln. K.S. Tubun II C No.2
Jakarta 11410
Telp. 021-5485480
Cerakan Kedua, Maret 2006
Seri MCI-14
Kata Pengantar : Bahasa Asli : Pastor Slavko Barbariae, OFM (+)
Kantor Paroki Medjugorje – Bosnia dan
Herzgovina
Bahasa Indnesia : Romo Yosef Tarong, Pr
Moderator Marian Centre
Imprimatur : Romo Alfons Segar, Pr
Vik.Jen Keuskupan Ruteng
Ruteng, Desember 2004















MASALAH KOMUNI DI TANGAN
(Halaman 100-101; 103-104;116-118; 120-121)

Nicky Eltz :
Bukankah beberapa hal (a.l. Komuni di tangan yang dikeluhkan jiwa-jiwa malang (di api pencucian) pd. Anda (Maria Simma) merupakan hal-hal yg dihasilkan oleh Konsili Vatikan II?

Maria Simma :
Ya, dapat dikatakan bahwa banyak masalah modern saat ini merupakan hasil Konsili Vatikan II, namun perubahan-perubahan ini tidak ada hubungannya dengan semangat dari Konsili itu sendiri. Di dalam Konsili Vatikan II, terdapat banyak sekali kebaikan dan secara pasti Roh Kudus telah bekerja kuat sekali disitu. Misalnya saja, sangat baik jika kita mulai mengenal Allah lebih jelas dalam diri pemeluk agama lain, dan bahwa kasih ekumenis merupakan subyek yang kuat di sini. Namun, seperti halnya yang terjadi pada tempat-tempat, orang-orang atau peristiwa-peristiwa yang suci, maka setan selalu mengintai dari balik dinding dan menyerang, memecahbelah, dan menyulut kekacauan setiap saat, untuk melemahkan apa yang menjadi inti persoalan Konsili Vatikan II. Dan lebih tepatnya lagi, para pengikut setan lebih terorganisasi dan lebih teguh daripada sebagian besar umat Katolik.
Aku telah diberitahu paling sedikit tiga sumber yang layak dipercaya, bahwa Kelompok Freemason sudah mengadakan pertemuan sejak 1925 untuk memaksakan diterimanya Komuni di tangan (*18). Memang memerlukan waktu, namun mereka telah berhasil!

Dan bagi modernisasi lainnya, dimana orang berpikir keliru dengan menyangka bahwa hal itu merupakan hasil Konsili yaitu buah karunia Allah. Aku dapat meyakinkan kamu bahwa hal itu BUKAN dari Allah (*19). Itu adalah karya Kelompok ’Freemason’ yang menyelusup masuk dalam Vatikan dan telah menyusun rencana sejak awal dengan tujuan utama untuk menguatkan cengkeraman setan atas Gereja.

Ketika semua uskup dari seluruh dunia diambil suara untuk berpendapat mengenai Komuni di tangan, mayoritas Uskup telah menentangnya. Juga dalam dokumen-dokumen Konsili Vatikan II tidak sekali pun disebutkan atau diketemukan mengenai Komuni di tangan. Dan setelah Konsili, Paus Paulus VI sendiri telah mengatakan bahwa asap setan telah memasuki Bait Allah dengan niat untuk mematikan buah-buah Konsili. Betapa benarnya dia!!
--------

Nicky Eltz :
Anda (Maria Simma) mungkin tahu lebih baik dari padaku, bahwa masalah Komuni di tangan, sangat kontroversial. Mengapa?

Maria Simma :
Mengenai hal ini, umat tidak pernah diberitahu tentang masalah yang sebenarnya dan mereka diharapkan mengerti sendiri. Hukum Gereja mengatakan bahwa sebagian bangku Komuni harus tetap ada bagi mereka yang mau menyambut Komuni dengan cara berlutut dan di lidah. Ini adalah perkataan Paus Paulus VI. Setiap gereja Katolik yang tidak memiliki sarana itu, berarti mereka tidak patuh. Jiwa-jiwa malang (i.e. di api pencucian) telah mengatakan kepadaku bahwa TIDAK SATU PUN PAUS masa kini yang secara pribadi menyetujuinya. Hal itu telah terjadi karena dipaksakan secara politik oleh sekelompok Kardinal dan Uskup. Para Imam dan Uskup yang lebih tua mengetahui hal ini dan sebagian besar mereka tidak mengatakannya pada umat. Oleh sebab itulah, mereka sangat bertanggung jawab.

Sebaliknya, semua Paus, sangat menyadari bahwa Komuni di tangan bertentangan dengan penghormatan kepada Sakramen Maha Kudus, dan Paus kita yang sekarang (saat itu Paus Yohanes Paulus II) tidak pernah membagikan Komuni di tangan umat.

Tentu saja, dengan semua keadaan ini, bukanlah dosa bagi umat menerima Komuni di tangan, namun aku mohon pada umat agar mendengarkan para Paus kita. Komuni di tangan juga memungkinkan terjadinya tindakan pencemaran. Berhati-hatilah, karena para penyihir jahat membayar uang yang banyak untuk melukai Yesus secara langsung dalam rupa Hosti Kudus, dan secara diam-diam sering menyingkirkan-Nya dari dalam Gereja. Kita harus berhenti memberi mereka kemudahan dalam mencapai Sakramen Maha Kudus. Ini adalah masalah yang sangat serius. Jika semua Imam berdoa kepada Roh Kudus, dan berdoa Rosario, maka tidak ada dari mereka yang akan tersesat dalam masalah ini, seperti yang sekarang sudah terjadi.

Jika para Uskup dan Imam yang lebih tua bertanya pada umat di wilayahnya yang sudah berusia, katakanlah 40 (empat puluh) tahun, apakah mereka lebih senang menerima Komuni Kudus sambil berlutut, maka sebagian besar dari mereka, demi kasih pada sesamanya, akan menerima dan menganjurkan untuk menerima Komuni di lidah sambil berlutut.

Tidak seorang pun dapat mengatakan bahwa dua generasi sebelum masa kita terdapat lebih sedikit doa daripada sekarang, justru yang sebaliknya yang terjadi. Dengan kembali pada sikap kerendahan hati, tekun berdoa, kaum muda akan cepat belajar nilai-nilai luhur dari kerendahan hati dan pertobatan sejati di hadapan Sakramen Maha Kudus. Aku bahkan pernah melihat seorang umat yang berlutut untuk menerima Komuni Kudus dilewati oleh imam karena dia dalam posisi berlutut! Aku juga pernah melihat anak-anak yang akan menyambut Komuni Pertama diberitahu untuk berdiri, meskipun orangtua dan kakek-neneknya sangat sedih atas hal itu. Semuanya itu merupakan perbuatan setan dan mem-buatku sangat sedih. Ketika orang-orang mengatakan bahwa mereka akan menjadi bagian dari masyarakat berdasarkan kasih persaudaraan, aku berkata tidak, karena ketika kasih persaudaraan bertentangan dengan penghormatan kita yang penuh kerendahan hati pada Sakramen Maha Kudus dan Kasih Ilahi, sikap permisif (memberi kebebasan, memper-boleh-kan) yang lemah ini bukanlah berasal dari Allah.

Aku juga ingat ketika ada beberapa Uskup Jerman berpartisipasi menekan Paus agar Komuni di tangan disetujui, maka orang-orang Amerikalah yang mula-mula tidak menyetujuinya, karena bertentangan dengan harapan Bapa Suci. Tetapi lihatlah apa yang terjadi sekarang! Berapa banyak kita kehilangan imam karena mereka tidak mengikuti suara hatinya? Banyak sekali.

Mengenai masalah Komuni di tangan, sesuatu yang menarik telah terjadi di Munich, ketika aku memberikan ceramah di sana. Ketika pembicaraan sampai pada masalah ini, tiba-tiba aku merasa bahwa ada beberapa orang yang gelisah. Tiga orang berusaha berbicara menentang apa yang kukatakan dan mereka melakukannya secara serentak. Diam-diam aku memohon bantuan Allah. Ketika ruangan menjadi semakin ribut dan kacau, seorang wanita berusia sekitar 40 (empat puluh) tahun datang dari ruang sebelah, berpenampilan menarik dan mengenakan gaun panjang warna hitam. Dia berdiri dan dengan lembut namun penuh wibawa berbicara di hadapan orang banyak. Dalam sekejap saja setiap orang menjadi tenang kembali. Aku terkesan akan pengetahuannya dan sangat kagum dengan caranya menyampaikan pikirannya yang penuh kasih. Ketika acara ceramah berakhir, aku menemui panitia untuk menyampaikan keinginanku menemui wanita itu sekaligus untuk berterima kasih padanya. Aku mengira bahwa wanita itu adalah salah satu dari orang yang mengundangku untuk berbicara mengenai api penyucian. Namun sebaliknya, panitia mengira bahwa wanita itu adalah sahabatku yang kuajak serta. Kami salah duga. Wanita itu tidak ditemukan. Kami bahkan pergi ke pintu depan untuk bertanya pada orang-orang yang ada di sana sepanjang acara berlangsung, karena ceramah itu hanya ditujukan bagi pemilik undangan.

Orang-orang di situ mengatakan bahwa tidak ada wanita, dengan ciri-ciri seperti yang kami utarakan, pernah masuk atau keluar ruangan melalui pintu-pintu yang dijaga tersebut, dan ruangan itu tidak mempunyai jalan masuk lain. Wanita itu telah pergi begitu saja.

Nicky Eltz :
Maria, pernahkah jiwa uskup menampakkan diri pada Anda?

Maria Simma :
Oh ya, beberapa kali. Seorang Italia dan Amerika, yang namanya tidak kuketahui menampakkan diri padaku. Lalu ada jiwa yang memberitahu aku tentang seorang Kardinal Jerman yang berada dekat dengan kita di sini. Uskup Jerman dan Italia itu harus tinggal dalam api penyucian hingga hari di mana Komuni di tangan dilarang di Wilayah Keuskupan mereka. Sedang Uskup Amerika itu juga harus tinggal dalam api penyucian hingga Komuni di tangan dilarang di seluruh Amerika digantikan dengan Komuni pada lidah. Kemudian aku menanyakan nama para uskup tersebut namun aku tidak mendapatkannya.

Mengenai Kardinal Jerman itu, aku mengetahui dari Pastor Matt bahwa dari tempat tidur kematiannya, Kardinal itu telah mengatakan bahwa dia telah berbuat kesalahan besar dengan mendorong dilakukannya Komuni di tangan. Seperti biasanya, kenyataan seperti ini tidak pernah diumumkan, sehingga kesalahan itu terus dilakukan orang banyak.

Bagi mereka semua, kita dapat meringankan penderitaan api penyucian, namun tidak dapat membebaskan mereka dari tempat itu.

Nicky Eltz :
Maria, biarkanlah aku mendengar segala kemungkinan dari segala sudut pandang yang Anda ketahui. Karena aku tahu, banyak orang sedang mencari jawaban yang benar atas masalah ini.

Maria Simma :
Di kota-kota tempat penampakan terjadi, seperti Medjugorje, Schio, Garabandal, dan tempat-tempat lainnya yang dipilih Bunda Maria untuk menampakkan dirinya, dia sering melakukannya di luar rumah. Misalnya Medjugorje, sebagai satu contoh saja. Di situ Bunda Maria sering menampakkan diri, dan hingga kini masih berlangsung, pada salah satu dari dua gunung yang ada di situ. Dalam penampakan-penampakan itu, di mana saja kamu dapat menemukan dari sejumlah kecil peziarah di musim dingin yang beku, hingga, katakanlah, 5.000 peziarah pada hari-hari pesta Gereja yang besar selama musim yang lebih bersahabat. Tanpa keraguan sedikit pun setiap orang menuju ke puncak gunung itu, tidak peduli dengan kondisi cuaca, mereka akan berdesak-desakan sambil berjalan disertai suara kaki menginjak tanah berlumpur atau berbatu karang tajam, sambil sesekali tertusuk duri semak belukar, saat berlutut di sana ketika Bunda Maria hadir. Hal itu normal bagi setiap orang, dan seharusnya memang begitu. TETAPI dua atau tiga jam sebelumnya, dalam gereja di bagian bawah gunung itu, manakala Yesus disambut dalam rupa Hosti Kudus, hampir setiap orang menyambut-Nya dengan sikap berdiri, gagah seperti para serdadu!
Apakah seperti ini yang dikehendaki Bunda Maria dari kita?
Berlutut di hadapannya, dan tidak di hadapan Putra Ilahinya! TIDAK, BUKAN BEGITU!

Mohon agar orang-orang yang berkehendak baik mendengarkan dan mengikuti suara hatinya, bukan meniru tindakan orang lain.

Ya, dan ada lagi penegasan lain bagimu menyangkut masalah ini. Mungkin tidak terlalu mengejutkan seperti sebelumnya, mengenai tangan seorang wanita yang menjadi berwarna hitam, dan tidak ada masalah jika kita menganggapnya menyedihkan. Namun, tentu saja cukup meyakinkan bagiku seperti halnya kisah lainnya.

Secara pribadi aku mengenal seorang wanita yang sangat baik dan rajin berdoa yang juga mengalami masalah dalam hal ini. Untuk itu, dia berdoa dan bertanya kepada Yesus sendiri agar segera memberinya tanda, untuk menjernihkan masalahnya. Yesus mengabulkannya! Saat berikutnya, ketika wanita itu menerima Komuni, seperti biasanya imam menaruh Hosti Kudus di tangannya. Segera setelah imam menaruh Hosti Kudus di situ, Hosti Kudus itu terangkat sendiri dari telapak tangannya, melayang, dan menghilang di udara. Keajaiban kecil itu disaksikan oleh beberapa orang

Catatan (18) :
Di bawah ini kutipan dari rencana Masonic di tahun 1925:
" Bagaimana cara merampas kepercayaan umat beriman saat ini'? ...
Pertama kali harus diajukan untuk menerima Konmni dengan cara berdiri, kemudian meletakkan Hosti di tangan mereka. Sehingga dengan demikian orang disiapkan untuk melihat Ekaristi hanya sebagai lambang dari perjamuan persaudaraan yang pada akhirnya akan menjauh dari perjamuan tersebut."

Mundur ke belakang lagi, sekitar abad ke 19, kita mengutip perkataan Stanislaus de Guaita. Dia seorang imam yang keluar dari tahbisannya, seorang kabalis (orang yang menganut kabala Yahudi), seorang pengikut setan dan teladan dari segala aliran sesat.
" Bila kita berhasil membuat orang Katolik menerima Komuni di tangan, maka kita akan mencapai sasaran."

Berikut ini diterbitkan pertama kali oleh Marquis de la Franquerie pada tahun 1819 yaitu:
Der Stille Krieg Gegen Thorn Unda-Ltar (Oder)
Das Negative Der Freimaurerei, Nach Dokumente
(The Silent War Against Throne And Altar (Or)
The Negative Of Freemasonry, According To Documents)
G .M. Pachtler, 2nd Edition, 1876

Di halaman 83, Pachtler menulis bahwa rahasia perintah ini mulai timbul sekitar tahun 1819, dia juga memberi judul seluruhnya yaitu:
Instructione Permanente, Codice E Quida Pratica Dei Preposti
All'alta Massoneria
Teks aslinya ada dalam Civilta Cattol. Edisi ke-empat,1875, hal 598

"Inspirasinya dari kemerdekaan Italia, yang merupakan kemerdekaan seluruh dunia, republik
persaudaraan dan persatuan umat manusia, harus terpancar... Bagaimana pun juga, sasaran kami
lebih daripada Voltaire dan Revolusi Perancis, yaitu perusakan seluruh ajaran Katolik dan paharn
Kristiani itu sendiri...

Paus, siapa pun juga dia, tidak akan pemah tahu mengenai rahasia persaudaraan ini, oleh karena itu perkumpulan-perkumpulan rahasia harus mendapat prioritas pertama dalam Jabatan Kepausan dan Gereja dengan tujuan merangkul keduanya dalam satu ikatan.

Pekerjaan kami bukan hanya 1 (satu) hari, l (satu) bulan atau 1 (satu) tahun. Mungkin memerlukan waktu bertahun-tahun atau bahkan berabad-abad. Bagaimana pun juga kami tidak ingin memenangkan seorang Pans yang dapat mengikuti kehendak kami, membuatnya menjadi orang baru bagi ajaran kami atau rasul pemikiran kami.

Hal itu akan menjadi impian yang menggelikan. Dan walaupun keadaan berbalik dapat terjadi apabila ada seorang Kardinal atau Pejabat Tinggi Gereja datang pada kami dengan segenap hatinya atau hanya sebagai tipuan pada hal suci rahasia kami, maka kami tetap tidak dapat menempatkannya di Tahta St. Petrus.

Ya, seleksi yang demikian akan menjadi kehancuran bagi kami. Hanya bila dia datang untuk murtad terhadap ambisi murni, dengan cara yang sama keinginannya akan kekuasaan juga ditawarkan pada kami.

Apa yang kami cari dan perjuangkan adalah seperti orang Yahudi menantikan kedatangan Mesias, seorang Paus sesuai dengan kebutuhan kami...

Jadi untuk menjadikan seorang Paus sesuai dengan hati kami, maka kami harus membentuk sebuah generasi yang daripadanya akan muncul seseorang yang cocok dengan peraturan kami. Seseorang harus meninggalkan yang lama, membuang seluruh kematangannya. Sebaliknya berbalik lurus kembali kepada masa muda atau bahkan ke masa kanak-kanak. Ketika kamu mempunyai reputasi yang bagus di Sekolah Dasar, Akademi, Universitas dan Seminari, dan ketika kamu percaya pada guru besar dan masa mudanya, pastikanlah bahwa, khususnya, calon imam mencarimu untuk menggabungkan diri... Setelah beberapa tahun, calon biarawan ini akan menempati kantor-kantor sesuai dengan kuasa dan keadaannya. la akan menguasai, mengatur, mengadili, sesuai dengan nasehat Paus dan kelak mempunyai kewajiban untuk memilih Paus yang baru...

Lemparkan jaringmu, seperti Simon Barjona, ke dalam pusat Sakristi, Seminari-Seminari dan Biara-Biara, bukan di dasar laut. Dan apabila kamu tidak tergesa akan sesuatu, kami menjanjikan padamu untuk menjadi seorang penjala yang luar biasa seperti St. Petrus. Penjala ikan menjadi penjala manusia, bahkan kamu akan menjala para teman dan sahabat di kaki Tahta Apostolik.

Dengan cara ini kamu akan membuat revolusi dalam jaringmu mengenai Mahkota dan Jubah yang akan dibawa bersama bendera kepausan di ujung Salib, sebuah revolusi yang hanya membutuhkan sedikit bantuan untuk menyebarluaskan apt ke empat penjuru dunia..."

Catatan (19) :
Lihat dokumen Vatikan II dimana dikonfirmasikan mengenai pernyataan ini hanya dikonfirmasikan sejauh pembaca sangat yakin bahwa versi yang dibacanya merupakan terjemahan yang benar.

Ada perbedaan besar dan kadangkala malahan ada yang hilang dari kalimat asli pada terjemahannya. Di sini, dapat ditunjukkan suatu contoh yang sesuai, lihatlah betapa berbedanya antara terjemahan Inggris dan Perancis seperti yang ditunjukkan pada catatan tentang anugerah karisma pada kaum awam (3).

Lihat : The Papal Decree Concerning Hand Communion
Sacred Congregation of the Holy Liturgy Benno, Cardinal Gut, Prefekt, 29 Mei
juga : Liturgical Shipwreck
Michael Davies - TAN Books & Publishers, Inc, PO Box 424, Rockford, IL 61105
1994)




(ADDENDUM)
”H A R T A I L L A H I”

Bacaan ini memuat informasi yang tidak disukai Tata Dunia Baru, dan oleh karena itu tidak dianjurkan untuk disebarluaskan secara besar-besaran.

Bacalah ini hanya sebagai bahan permenungan pribadi tanpa perlu didiskusikan ataupun diperdebatkan

Pemahaman singkat mengenai

“HARTA ILLAHI”

”Menyambut Komuni Kudus di lidah sambil berlutut”

dibandingkan dengan ”Menyambut Komuni di tangan sambil berdiri”

Nicky Eltz

Paus Yohanes Paulus II:
"Namun saya katakan bahwa saya tidak setuju dengan itu (Komuni di tangan), dan juga tidak dapat merekomendasikan hal itu "

”Imam, sebagai pelayan Ekaristi Kudus dan seluruh Tata Cara Suci, rnemiliki sebuah tanggung jawab utama-utama karena kelengkapannya”

"Menyentuh ciptaan-ciptaan Suci merupakan hak istimewa para tertabis. Para awan hanya dapat memperoleh izin tersebut untuk keadaan yang sungguh darurat”

Umat Katolik yang terkasih!
”Addendum” ini hanva menampilkan suatu usaha kecil untuk memberi kerlipan cahaya pada sebuah topik yang teramat sangat sensitif, kabur, membingungukan, mudah menguap dan juga menyakitkan bagi banyak orang . Informasi yang baik, sederhana dan benar mengenai topik ini kurang disebarluaskan dengan baik, sangat kurang atau lebih tepatnya, tersembunyi dengan rapat dari mayoritas umat Katolik yang baik, sehingga pengaruh lawan sangat besar.

Di dalam dunia, yang dijalankan dengan kecanggihan teknologi, sangat dipenuhi dengan pemberitaan salah-informasi dan bukan-informasi. Sehingga seringkali hal ini menyulitkan untuk menyentuh inti dari segala topik apa pun yang sungguh-sungguh bernilai. Topik yang hendak kita bicarakan ini merupakan satu dari kasus-kasus seperti itu. Namun Komuni Kudus, menurut pandangan suci Santo Padre Pio, masih merupakan satu-satunya hal yang tanpa-Nya dunia menjadi tidak ada.

Apa yang ditulis di sini hanya merupakan sebagian kecil dari demikian banyaknya inforlnasi yang tcrsedia dalam sejarah dan mistik Katolik, dan hal inilah yang nampaknya mengejutkan bahwa sedikit umat Katolik saat ini, baik para rohaniwan maupun awam, telah mengetahuinya. Supplemen ini hanya menggarisbawahi apa yang diinginkan oleh Ibu Gereja Kudus kita, di bawah bimbingan Bunda Maria dalam pandangan berjuta juta orang, para Uskup, Imam dan kaum awam pada saat pembagian dan penyambutan Komuni Kudus. Semoga Maria, melalui halaman-halaman ini menjadi perantara dan berbicara pada banyak jiwa agar usaha kecil ini dapat menghasilkan buah-buah yang terbaik.

Di atas segala-galanya , ”Addendum” ini merupakan ajakan untuk berdoa, berdoa secara terus-menerus dan khusyuk, berkenaan dengan topik yang teramat suci ini.
Dengan segala kejujuran ditujukan pada para pembaca ’HARTA ILAHI’, baiklah agar diketahui sebelumnya, bahwa ”Addendum” ini mencerminkan dukungan yang kokoh terhadap Komuni Kudus di lidah sambil berlutut dan hampir sama sekali tidak ada ternpat bagi cara lain untuk menerima Yesus dalam rupa Ekaristi Kudus. Lebih lanjut, diperlihatkan pula lima kasus dimana setan, melalui orang-orang yang berbeda, berbicara mengenai ”Komuni Kudus di tangan”.

Jika anda, umat Katolik yang terkasih, menganggap diri anda sebagai pendukung yang telah mengetahui dengan baik mengenai ”Komuni di tangan” dan dengan demikian dapat menemukan sama banyaknya kredibilitas dan juga informasi suci seperti yang dihadirkan di sini yang dapat mendukungnya, maka tidak perlu anda membaca ”Addendum” ini. Jika seandainya Anda sekarang berusaha untuk menemukan informasi yang mendukung ”Komuni Kudus di tangan”, maka Anda tidak akan mendapatkannya, karena informasi mengenai itu memang tidak ada.

Semoga Allah memberkati anda dan Bunda Maria melindungi, membimbing dan menjadi perantara anda pada saat menerima Yesus dalam Komuni Kudus.

Penulis

Dikutip oleh J.B. Susanto
Bogor, Agustus, 2006

Tidak ada komentar:

Posting Komentar