Mengasihi Sesama

Mengasihi Sesama
Ibu Theresa dari Calcuta

Minggu, 25 April 2021

KAPAN DIMULAINYA PEMBAGIAN BAB(PASAL) DAN AYAT DI DALAM KITAB SUCI?

 KAPAN DIMULAINYA PEMBAGIAN BAB(PASAL) DAN AYAT DI DALAM KITAB SUCI?

Di zaman Kristen Purba hingga Abad Pertengahan awal, penulisan cerita dalam Alkitab ditulis secara sambung menyambung. Bayangkan saja betapa rumitnya ketika seseorang mau mencari kutipan tertentu dalam Alkitab.
Pembagian bab berasal dari Cardinal Stephen Langton di tahun 1205, yang membagi Alkitab “Latin Vulgate” (yang diterjemahkan oleh St. Jerome atas perintah Paus Damasus tahun 374) ke dalam bab-bab.
Orarg pertama yang membagi bab/pasal Perjanjian Baru atas ayat-ayat adalah Santi Pagnini (1470–1541), seorang Katolik pakar Alkitab dari ordo Dominikan asal Italia, tetapi sistemnya tdk pernah digunakan secara luas.
Dan kemudian seorang pemuda Katolik ahli bahasa kuno yang bernama Robert Estienne(Robert Stephanus) membagi bab/pasal dengan ayat-ayat, di mana Perjanjian Baru dengan pembagian tersebut dicetak tahun 1551 dan Perjanjian Lama pada tahun 1571. Di akhir hidup masa tuanya dia berpindah memeluk Protestan.
Kesimpulan:
Pasal(Bab) dan Ayat dlm Alkitab adalah hasil sumbangsih Gereja Katolik.
SEJARAH PEMBAGIAN BAB(PASAL)
Naskah-naskah kuno dari teks-teks alkitabiah tidak mengandung pembagian pasal dan ayat dalam bentuk bernomor yang akrab bagi pembaca modern. Dalam jaman kuno teks2 Ibrani dibagi menjadi paragraf (parashot) yang diidentifikasi oleh 2 huruf abjad Ibrani.
Peh (פ) menunjukkan paragraf "terbuka" yang dimulai pada baris baru, sementara Samekh (ס) menunjukkan paragraf "tertutup" yang dimulai pada baris yang sama setelah spasi kecil. Dua huruf ini memulai kata-kata Ibrani buka (patuach) dan ditutup (sagoor), & terbuka (פ) dan ditutup (ס).
Salinan Kitab Yesaya yang paling awal diketahui dari Gulungan Laut Mati menggunakan divisi parashot, meskipun mereka sedikit berbeda dari divisi Masoretik. (Ini berbeda dari penggunaan huruf berturut-turut dari alfabet Ibrani untuk menyusun komposisi puisi tertentu, yang dikenal sebagai akrostik, seperti beberapa Mazmur dan sebagian besar Kitab Ratapan.)
Alkitab Ibrani juga dibagi menjadi beberapa bagian yang lebih besar. Di Israel Taurat (lima buku pertamanya) dibagi menjadi 154 bagian sehingga mereka dapat dibaca dengan keras dalam ibadah mingguan selama 3 tahun.
Di Babilonia itu dibagi menjadi 53 atau 54 bagian (Parashat ha-Shavua) sehingga dapat dibaca dalam satu tahun. Perjanjian Batu( dibagi menjadi beberapa bagian topikal yang dikenal sebagai kephalaia pada abad ke-4.
Eusebius dari Kaisarea membagi Injil menjadi beberapa bagian yang ia daftarkan dalam tabel atau kanon. Tidak satu pun dari sistem ini yang sesuai dengan pembagian bab modern.
Pembagian bab, dengan judul, juga ditemukan di manuskrip Tours abad ke-9, Paris Bibliothèque Nationale MS Lat. 3, yang disebut Bible of Rorigo.
Uskup Agung Stephen Langton dan Kardinal Hugo de Sancto Caro mengembangkan skema berbeda untuk pembagian sistematis Alkitab pada awal abad ke-13. Ini adalah sistem Uskup Agung Langton yang menjadi dasar pembagian bab modern.
Sementara pembagian pasal hampir menjadi universal, edisi-edisi Alkitab kadang-kadang diterbitkan tanpa mereka. Edisi-edisi seperti itu, yang biasanya menggunakan kriteria tematik atau sastra untuk membagi buku-buku alkitabiah sebagai gantinya, termasuk Paraphrase John Locke dan Notes on the Epistles of St Paul (1707), Alexander Campbell The Sacred Writings (1826), Daniel Berkeley Updike, empat belas jilid, Alkitab yang Mengandung Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru dan Apokrifa, The Modern Reader's Bible karya Richard Moulton (1907), Alkitab Ernest Sutherland Bates dirancang untuk dibaca sebagai Sastra Hidup (1936), The Books of the Bible (2007) dari International Bible Society (Biblica), Bibliotheca lima volume Adam Lewis Greene (2014), dan enam volume ESV Reader's Bible (2016) dari Crossway Buku.
🌹SEJARAH PEMBAGIAN AYAT
Sejak tahun 916 Tanakh memuat suatu sistem ekstensif dalam menandai pemisahan bertingkat untuk bagian, alinea, dan frasa, yang diindikasikan dengan penandaan kantilasi dan vokalisasi Masoretik. Salah satu tanda yang paling sering digunakan adalah suatu tanda baca khusus, sof passuq, berupa simbol untuk tanda titik atau ganti kalimat, mirip dengan tanda titik dua 🙂) dalam ortografi huruf Latin.
Bersamaan dengann ditemukannya mesin cetak oleh Johannes Gutenberg dan penerjemahan Alkitab ke dalam bahasa-bahasa lain, pembagian ayat (versifikasi) Perjanjian Lama L umumnya dilakukan bersesuaian dengan tanda titik yang sudah ada pada naskah Ibrani, dengan sedikit pengecualian.
Banyak yang menyebutkan pembagian ini merupakan jasa Rabbi Isaac Nathan ben Kalonymus yang membuat konkordansi Alkitab Ibrani pertama pada sekitar thn 1440.
Orang pertama ya membagi pasal-pasal PB atas ayat-ayat adalah Santi Pagnini (1470–1541), seorang Katolik pakar Alkitab dari ordo Dominikan asal Italia, tetapi sistemnya tidak pernah digunakan secara luas.
Robert Estienne (atau Robert Stephanus) menciptakan suatu
penomoran alternatif dalam karyanya, PB dalam bahasa Yunani edisi tahun 1551, yang juga diterapkan dalam publikasi Alkitab bahasa Prancis olehnya pada tahun 1553. Sistem yang dibuat Estienne ini diterima luas, dan sekarang digunakan dalam hampir semua Alkitab modern.
Dari berbagai sumber.
by Nicolas Suwardy

Tidak ada komentar:

Posting Komentar