Mengasihi Sesama

Mengasihi Sesama
Ibu Theresa dari Calcuta

Sabtu, 14 Maret 2020

SUKSESI PETRUS, ADAKAH BUKTINYA ???

Apakah ada buku sejarah bahwa harapan para rasul terpenuhi di awal-awal perkembangan struktur
Gereja? Ya! Bahkan para uskup memimpin Gereja sebelum berakhirnya masa para rasul. Sekitar
tahun 92 sampai 101 . Klemens I yang berasal dari Roma diakui sebagai (satu-satunya) uskup Roma
(ketiga setelah Petrus). Hal ini jelas dari suratnya kepada jemaat di Korintus bahwa kepercayaan akan
pewarisan apostolik (penyerahan kekuasaan apostolik) sudah diterima secara luas di dalam Gereja.
Ia menulis, “Para rasul kita ...memberikan instruksi bahwa ketika uskup-uskup ini meninggal, orang lain
yang telah disetujui harus menggantikan mereka dalam pelayanan mereka" Surat Klemens yang
pertama, 44). Ignasius dari Antiokia menulis pada tahun 98 bahwa di setiap kota “ada satu uskup,
bersama imam dan diakon-diakon” (Surat Ignasius kepada umat di Philadelpia, 4). Surat ini ditulis
sesaat sebelum kematiannya sebagai martir di tangan pemerintahan Roma. 


Orang-orang ini diberikan kuasa yang kokoh oleh Kristus untuk memimpin Gereja. Menurut saya,
ada tiga kuasa pokok yang mereka miliki. Pertama, hak untuk mengkonsekrasikan bahan-bahan
yang digunakan dalam perayaan Ekaristi. Tak seorang pun selain uskup yang diberi kuasa secara
sah (atau Imam-imamnya) dapat mengkonsekrasikan roti dan anggur dalam perayaan Ekaristi.
Menyangkut kekuasaan ini, Kitab Suci tidak mengatakannya secara eksplisit maupun implisit tentang
siapa saja yang mempunyai hak atau kemampuan untuk melakukan hal ini. Ada juga sakramen.
seperti permandian, yang dapat diberikan oleh orang Kristen awam yang sudah dewasa dalam
berpikir dan bertindak. 


Kedua. kemampuan untuk menyerahkan jabatan mereka. Hal ini diisyaratkan dalam apa yang
dilakukan para rasul dalam Kisah Para Rasul bab l. Kristus sendiri pasti telah memberikan suksesi
ketika Ia mengajarkan para rasul-Nya setelah kebangkitan-Nya dan sebelum kenaikan-Nya ke surga.


Ketiga, apa yang diberikan kepada pemimpin-pemimpin Gereja ini dicatat di dalam Yohanes 20:22-23:
“Dan sesudah berkata demikian, Ia menghembusi mereka dan berkata: Terimalah Roh Kudus.
Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa
orang tetap ada, dosanya tetap ada.” Hanya Allah yang dapat mengampuni dosa dosa. Yesus
melakukan hal itu ketika Ia berada bersama para murid-Nya di dunia ini. Tetapi di sini Yesus secara
tegas mendelegasikan kekuasaan ini kepada sekelompok orang yang akan memimpin Gereja-Nya. 



Sebelum Yesus mewariskan kekuasaan ini, Ia menghembusi mereka dengan Roh Kudus. Kitab Suci
tidak menceritakan hal ini. Dalam Kitab Suci, satu-satunya kejadian yang mirip dengan ini ditemukan
dalam kisah penciptaan manusia: Allah menghembuskan napas hidup kepada Adam, yang membuat
Adam hidup. Di sini Yesus membentuk ciptaan baru pada para rasul yakni kepemimpinan
dalam Gereja-Nya. Mereka diberkati secara khusus dengan kekuasaan-kekuasaan yang sampai
saat itu hanya dimiliki Allah sendiri. 

Jelas, sebelum imam memberikan pengampunan dosa, imam itu harus mendengar pengakuan mereka
. Hal itu diisyaratkan di dalam kuasa untuk mengampuni yang dilimpahkan oleh Yesus. Sebagai
seorang Evangelis pada waktu itu, saya sungguh salah mengerti pengakuan. Sekarang saya pergi
pengakuan kira kira dua kali sebulan. Bapa pengakuan saya mendengarkan ribuan pengakuan
setiap tahun. Ia tidak menginginkan nama maupun detail-detail seseorang. Saya tetap dapat menjadi
anonim jika saya menghendakinya. Setahu saya tidak seorang pun imam menikmati mendengar
pengakuan-pengakuan. Itu pekerjaan yang berat. Para imam melakukan hal itu untuk membantu
orang dan untuk menaati Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar