SUMBER ekaristi.org
johanesjoy wrote:
Wah DV, aku udah ngerti sekarang, Thx a Lot ya
Aku ada pertanyaan lagi nih, ini dari pengalaman aku
sendiri, begini ceritanya :
Aku sering menceritakan mengenai keselamatan yang ditulis dalam Injil kepada
saudara-saudara di keluargaku yang belum Katolik(mereka Muslim), lalu aku
sering ditanya seperti ini "Atas dasar apa kamu bisa menyatakan kalau Iman
kamu lebih benar/ lebih menyelamatkan dari iman aku yang sekarang ini?"
Dari pertanyaan ini aku merasa kalu aku harus menjawab
mereka dengan memberikan perbandingan tentang janji keselamatan yang diberikan
Yesus dengan keselamatan yang diberikan oleh Nabi yang dia percaya saat ini.
Berhubung aku tidak begitu mengerti mengenai bagaimana keselamatan yang
diajarkan dalam agamanya, aku jadi tidak bisa menjawab.
Om DV bisa tolong bantu aku gak?
Jadi mungkin kalo dipermudah pertanyaan aku jadi seperti ini :
"Adakah tolak ukur atau alasan Universal untuk dapat
menjelaskan tidak adanya keselamatan di luar Gereja kepada mereka yang non
Katolik?"
Om Dv tolong jawab ya, aku bener-bener butuh jawabannya.
Makasih, Tuhan memberkati.
Jawaban DV
Pertama-tama,
pertanyan kamu yang pertama tidak bisa dipermudah dengan menyatakan,
"Adakah tolak ukur atau alasan Universal untuk dapat menjelaskan tidak
adanya keselamatan di luar Gereja kepada mereka yang non Katolik?" Bahkan
pertanyaan ini cukup berbeda dari persoalan yang pertama. Pertanyaan ini juga
lebih mudah dijawab dari yang pertama, terutama bagi orang Islam.
Pada dasarnya Islam sendiri juga menganut doktrin yang
sama. Diluar
Islam tidak ada keselamatan. Jadi mengapa mereka harus kebakaran
jenggot karena agama lain mempunyai doktrin yang sama? Bagi orang Islam, karena
kita menolak Mohammad terang-terangan dan "mengangkat" Yesus menjadi
Allah, kita ini sudah patut dihukum Api Neraka jahanam. Kalau saudara kamu
berkata bahwa Islam tidak mengajarkan itu aku bisa tunjukkan ayat-ayat Quran
yang mengatakan apa yang aku katakan.
Kedua, pertanyaan
pertama kamu adalah pertanyaan yang lebih mendasar, dalam dan butuh jawaban
panjang lebar. "Atas dasar apa kamu bisa menyatakan kalau Iman kamu lebih
benar/ lebih menyelamatkan dari iman aku yang sekarang ini?"
Pertanyaan ini
lebih mudah dijawab dari sisi praktis. Seperti kita ketahui banyak agama di
dunia dengan doktrin-nya (doktrin = ajaran) masing-masing. Meskipun agama-agama
tersebut kadang-kadang mengajarkan doktrin yang sama (seperti sama-sama
menganggap bahwa membunuh itu jahat, mencuri itu jahat, Allah itu baik dan
pengasih etc) tapi terdapat perbedaan yang tidak bisa direkonsiliasikan antar
agama-agama yang ada (Islam menganggap Mohammad nabi, Gereja akan memandang
Mohammad sebagai penyebar ajaran sesat). Dan perbedaan-perbedaan tersebut tidak
jarang berkaitan dengan doktrin sentral yang diklaim berasal langsung dari
Allah.
Nah, karena Allah
tidak bisa mengkontradiksi diriNya sendiri dalam mewahyukan ajaranNya kepada
umatNya, maka ada tiga solusi atas kenyataan bahwa doktrin sentral agama-agama
saling berkontradiksi:
- Tuhan tidak ada
- Tidak satupun agama yang ada di dunia
ini berasal dari Allah
- Hanya ada SATU agama yang benar
Solusi yang pertama
adalah Atheism. dan kita tidak akan tarik panjang ini karena kita berbicara
dengan pihak yang bukan Atheist
Solusi yang kedua berarti bahwa Allah tidak peduli pada ciptaannya setelah Dia
menciptakan dunia. Aku lupa nama dari pemikiran yang satu ini (bukan
Agnosticism). Ada memang beberapa agama yang menganut sistim yang mirip ini.
Tapi agama seperti itu tidak akan terlalu sukses karena kalau Allah tidak
perduli, maka tidak ada gunanya beragama sekalipun. Lebih baik menikmati surga
dunia.
Solusi yang ketiga merupakan pilihan bagi banyak agama (Catholic, Islam,
Judaism etc).
Sekarang kita fokuskan diri ke Solusi 3, "hanya ada SATU agama yang
benar"
Kalau memang hanya ada satu agama yang benar, lalu yang mana? Ada beberapa cara
untuk menetukan mana yang benar dari A, B, C, D. Tapi ada satu cara yang paling
mudah.
Ingatkah kamu perkataan, "mencari-cari kesalahan orang itu mudah"
Perkataan ini ada benarnya. Untuk menentukan apakah suatu agama (atau ideologi
atau teori atau thesis etc) itu benar maka kita cari kesalahan dari agama-agama
tersebut. Bila ada SATU SAJA kesalahan, maka berarti bahwa agama itu tidak
mempunyai kebenaran penuh.
"Kesalahan" dalam hal ini adalah kesalahan atau kontradiksi dalam
ajaran agama-agama tersebut, bukan tingkah laku umatnya. Tidak bisa kita
langsung menilai bahwa Katolik itu agama yang salah karena ada Paus yang
membunuh, punya affair, berbuat cabul etc. Ini karena Paus tersebut melakukan perbuatan
yang sama sekali tidak diajarkan agama, jadi yang salah adalah pribadi dari
Paus tersebut tapi bukan ajaran agamanya.
Sekarang kita fokus ke Islam, agama saudara kamu. Dimanakah kesalahan dari
Islam?
Salah satu kesalahan
fatal dari Islam adalah fakta
bahwa tidak ada umat Kristen awal (baik yang orthodox maupun yang
heterodox) yang mengimani apa yang diimani Islam.
Islam mengklaim bahwa merekalah penerus ajaran sejati Isa al Masih (ie:
Yesus Kristus) setelah umat Kristen
mengkorupsi ajaran tersebut. Pada tahun
612 masehi Mohammad diberi wahyu untuk meluruskan apa yang telah dikorupsi umat Kristen. Umat Islam menelan bulat-bulat ajaran ini dan tidak pernah berpikir
terlalu jauh ke tahun-tahun sebelum 612 masehi.
Padahal sebelum tahun 612 Masehi Gereja
sudah berdiri dan ada dimana-mana.
Gereja sudah melakukan
lima Konsili Ekumenis. Sudah ada 67 Paus yang diangkat (termasuk
Petrus).
Dan, yang
menjadi bukti kuat bahwa Gereja
adalah penerus sejati dari ajaran Kristus adalah tulisan-tulisan dari Bapa Gereja
Awal yang diantaranya adalah murid dari para rasul Kristus sendiri
(Ignatius dari Antioka, Polycarpus) atau murid dari murid para rasul (Ambrosius
etc). Mereka menulis akan ajaran-ajaran dan kepercayaan yang selalu diimani Gereja
tapi dinyatakan sebagai bidaah oleh Islam.
sebagai contoh St Ignatius dari Antioka menulis mengenai:
- Keallahan Yesus
- Otoritas Gereja Roma
- Sakramen Pengakuan
- Peran penting Uskup
- Tidak perlunya sunat
- Kehadiran Kristus di Ekaristi
- dll
Semua bisa di check
di tulisan sang Santo sendiri di Newadvent.org atau di Catholic.com untuk
kutipan-kutipan tulisan sang Santo mengenai point-point diatas. (mengenai no:4
kutipannya ada di salah satu topik di forum ini, aku lupa yang mana).
Kalau kita ingin tahu ajaran Yesus yang
sebenarnya itu bagaimana maka siapa yang
akan lebih kita percaya? Seorang
Arab yang hidup
4 abad setelah Kristus mati (ie:Mohammad) atau murid dari rasul yang
menyertai Yesus sendiri (Ignatius adalah murid rasul Yohanes)?
Ataukah kita bisa berpikir bahwa setelah Yesus
mati kemudian semua pengikutnya
menjadi sesat selama 4 abad dan baru dicerahkan oleh Mohammad? Sangat tidak sesuai dengan janji
setia Allah yang akan selalu menaungi umatNya. Dalam Perjanjian Lama pun meskipun sering
mayoritas orang Israel jatuh dalam kesesatan, selalu ada sebagaian kecil yang
setia dan berperan untuk menyadarkan
yang tersesat.
Mungkin timbul pertanyaan dari pihak moslem, "apakah memang tidak ada kelompok kecil pengikut Isa al Masih
yang mempunyai iman sejati (iman yang Islami)?" Jawabannya, tidak ada sama sekali.
Bahkan para penganut ajaran sesat yang mungkin mirip dengan Islam (seperti Arianisme yang menyatakan bahwa Yesus hanya
manusia) tidak mempunyai iman yang Islami (para Arian masih mengakui kebenaran Injil dan sakramen-sakramen. Arius,
sang pelopor Arianism sendiri, adalah seorang
Romo).
Keterputusan kontinuitas iman
dari Isa al
Masih ke Mohammad merupakan lobang besar dari eksistensi Islam.
Mungkin masih ada
pertanyaan dari moslem yang masih tidak puas, "bukankah Kristen sendiri telah keluar dari Perjanjian Lama dan tidak
mengikuti kebanyakan praktek Perjanjian Lama?" Kita bisa menjawab
bahwa hal itu
tidak benar. Perjanjian Lama sendiri menubuatkan adanya suatu
Perjanjian Baru (Yer 31:31; Yes
43:19 Cf. Wah 21:5). Bangsa Yahudi
sendiri menanti-nanti Messiah yang akan memberi kebebasan bagi mereka meskipun mereka cenderung mengartikan
bahwa kebebasan itu merupakan kebebasan politik.
Ratusan nubuat di Perjanjian Lama akan Messiah telah terpenuhi dalam diri Yesus.
Dan masih ada dua bukti yang cukup dramatis yang jarang diketahui umat Kristen sekalipun. Pada
hari Yom Kippur biasanya Iman Agung pergi ke tempat Maha Kudus atau Tabernakel
di Kuil yang dibangun Solomo di Yerusalem. Ditempat yang HANYA boleh dimasuki Imam Agung tersebut, dia menaruh satu kain berwarna ungu, simbol dosa-dosa
umat Israel. sang Iman Agung kemudian
akan berdoa dan kain itu akan secara
ajaib berubah menjadi putih. Setelah Yesus meninggal dan kain
pembatas tempat Maha Kudus robek (Mat 27:51), kain ungu tersebut TIDAK PERNAH LAGI berubah menjadi putih! Karena korban dosa sejati telah dikorbankan
bagi dosa-dosa dunia.
Peristiwa dramatis kedua adalah ketika Raja
Julian the Apostate memerintahkan untuk membangun
kembali Kuil bait suci. Julian melakukan ini karena dia benci terhadap Gereja (yang saat itu cukup berpengaruh)
dan berharap dengan didirikannya kembali bait suci yang runtuh pada 70 masehi, maka legitimasi Gereja sebagai
kepenuhan Hukum Taurat akan lenyap.
Namun apa yang terjadi? Timbul gempa dan muncul
api dari dalam tanah yang menghancurkan bangunan yang belum jadi dan membunuh pekerjanya.
Suatu tanda bahwa Allah tidak ingin korban bakaran binatang
yang hanya bayangan dari yang sempurna. Allah hanya berkenan pada persembahan yang
tahur dan sempurna yang dirayakan Gereja pada... Misa Kudus.
Disamping
bukti-bukti diatas atas kepenerusan Gereja dari agama Yahudi (yang sudah
dihentikan karena yang sempurna sudah datang, ie: Gereja), Umat Kristen juga
masih menempatkan Kitab Perjanjian Lama sebagai salah satu sumber wahyu ilahi
Allah yang diinspirasi langsung oleh Allah. Bedakan dengan Islam yang tanpa
bukti mengatakan bahwa PL dan PB telah terkorupsi supaya mereka bisa
menjustifikasikan Quran mereka.
Sekian, sudah nulis
terlalu panjang dan lama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar