sumber dari ekaristi.org
Matthew
16:18
18*
And I tell you, you are Peter [Kephas], * and on this rock [Kephas]* I
will build my church, and the powers of death * shall not prevail against it.
Matius 16:18
18 Dan aku berkata kepada, engkaulah Petrus [Kefas], dan diatas
batu karang [kefas] ini Aku akan
mendirikan gerejaKu, dan gerbang maut tidak akan menguasainya
Catatan:
Pertama-tama, nama "Petrus" itu sebenarnya tidak ada.
Nama yang diberikan Yesus kepada Simon anak Yohanes adalah "Kefas"
bukan "Petrus." Kata "Petrus" adalah terjemahan Yunani dari
kata Aramaik "Kefas." Nah, dalam bahasa Aramaik yang digunakan Yesus,
baik "Petrus" maupun "batu karang" sama-sama disebut
"Kefas." Jadi dalam bahasa Aramaik, Yesus sebenarnya berkata,
"engkaulah Kefas dan diatas kefas ini Aku akan mendirikan gerejaKu."
Kedua, kata "gereja" di ayat tersebut DIGANTI oleh
penerjemah Alkitab Indonesia menjadi "jemaat." Padahal kata asli di
manuskrip Kitab Suci bahasa Yunani adalah "ekklesia." Kata
"gereja" merupakan kata serapan dari kata bahasa Portugis "iggreja"
dimana kata Portugis ini sendiri adalah serapan dari kata Yunani
"ekklesia." Jadi seharusnya terjemahan yang benar di Mat 16:18 adalah
"gerejaKu" bukannya "jemaatku." Alkitab-Alkitab berbahasa
Inggris, Spanyol, Jerman, Italia, Perancis, Portugis dll juga menerjemahkan
kata tersebut "gereja" bukannya "jemaat."
Ya
lihat sejarah toh.
Misalnya,
ada Bukti dari para Bapa
Gereja sebelum abad ke IV yang mengimani Yesus sebagai Allah dan bukti dari
sejarahwan non-Kristen sebelum abad ke IV yang menuliskan bahwa umat Kristen
selalu menganggap Yesus sebagai Allah. Bukti semacam ini jelas menunjukkan kesalahan agama-agama yang
mengakui Yesus sebagai nabi tapi menolak ke-ilahi-anNya, seperti agama Islam,
Ahmadiyah, Saksi Yehuwa, Mormon dll.
Sementara
bukti bahwa Protestant salah adalah sebagai berikut:
Semua agama di
dunia saling bertentangan dalam hal-hal yang fundamental
(meskipun ada kesamaannya). Sehingga tidak mungkin bahwa Allah yang satu
yang tidak bisa bohong dan berkontradiksi itu mewahyukan semua
agama-agama. Tidak mungkin Allah bilang "lakukan A"
kepada yang satu, kemudian bilang "jangan lakukan A" kepada
yang lain. Sehingga dari semua agama di dunia, haruslah ada satu yang benar.
Tidak bisa semuanya.
Bagaimana tahu bahwa agama Katolik itu benar? Well let's look at
the fact... historical fact, that is... mari lihat fakta historis.
Seperti yang selalu aku tegaskan jaman Perjanjian Baru itu sudah
masuk jaman sejarah. Maksudnya apa? Maksudnya sudah ada tulisan-tulisan yang
mencatat peristiwa yang terjadi saat itu (bandingkan dengan jaman pra-sejarah
dimana yang kita dapatkan hanyalah fosil atau barang-barang antik, bukannya
tulisan sansekerta atau lainnya).
Alkitab adalah salah satu
catatan sejarah jaman Perjanjian Baru. Lalu adakah catatan sejarah lain
diluar Alkitab? BANYAK SEKALI!! Umat Kristen jaman Perjanjian Baru sampai
ratusan tahun sesudahnya bukanlah umat bodoh yang gak bisa membaca dan menulis.
Kita memiliki tulisan-tulisan dari para umat Kristen kuno. Dari
tulisannya murid Rasul Yohanes (Ignatius dari Antiokia dan Polycarpus), sampai
tulisannya Paus Clement (memerintah sebagai Paus di Roma saat rasul Yohanes
masih hidup. Ada Bapa Gereja seperti Justin Martyr, St. Irenaeus, St. Cyprian,
St. Athanasius dll.
Dan tahukah kamu isi dari tulisan-tulisan umat Kristen yang hidup
saat rasul masih hidup dan beberapa puluh tahun sesudahnya? Tentu saja mereka
berkesaksian akan iman Katolik BUKAN YANG PROTESTANT!
Sebagai contoh St Ignatius dari Antioka menulis mengenai:
1. Keallahan Yesus
2. Otoritas Gereja Roma
3. Sakramen Pengakuan
4. Peran penting Uskup
6. Kehadiran Kristus di Ekaristi
7. dll
Kamu bisa membaca kecocokan iman para umat Kristen awal ini dengan
iman Katolik di situs seperti scripturecatholic.com, di catholic.com (klik
link-link di bawah tulisan "LIBRARY" di bagian kanan atas dibawah
foto Maria dan kanak-kanak Yesus)
Kamu tahu Konsili Ekumenis Nicea pertama (325AD) yang dengan
Konsili ekumenis Contantinople pertama (381AD) menghasilkan syahadat "Aku
Percaya" itu? Tahukah kamu bahwa yang menghadiri konsili itu adalah
USKUP-USKUP KATOLIK?? Tahukah kamu bahwa catatan daftar hadir para Uskup itu
masih ada sampai sekarang ini (arsipnya, bukan yang asli)?? Mana ada pendeta
Protestant. Semuanya adalah Uskup dari keuskupan-keuskupan Gereja Katolik yang
dulunya telah ditahbis dengan sakramen imamat sebagaimana sakramen imamat
sekarang ini.
Dan Protestant..... Protestant itu baru ada pada abad ke 16!!!
Padahal YESUS SENDIRI MATI PADA TAHUN 33 AD (MASEHI). Jadi Protestant baru ada
15 abad setelah Yesus mati. Jadi tidak mungkin Protestant adalah successor
(penerus) dari pengikut Kristus.
Karena kamu awam mungkin kamu akan berargumen bahwa Protestant
mungkin memang benar pengikut Kristus dengan berkata, "yah, mungkin
pengikut Kristus dulu ada, tapi kemudian semakin korup dan umat sejati punah
semua. Sehingga harus ada bibit baru yang berbuah baru. Buah segar yang
tersucikan."
Let me tell you, argumen seperti itu tidak pernah diimani semua
umat Kristen, termasuk Protestant (kecuali Mormon, namun toh Mormon
bukan Kristen). Adalah ajaran Kristen bahwa Gereja yang didirikan Allah (Mat
16:18, kata "jemaat" berasal dari kata "ecclesia" yang
seharusnya diterjemahkan "Gereja" tapi Alkitab Indonesia dipengaruhi
Protestant sehingga diterjemahkan "jemaat") tidak akan pernah
punah karena janji Yesus untuk selalu menyertai (Mat 28:20).
Pada akhirnya aku akan kutipkan kepada kamu akta dari Konsili
Ekumenis Nicea yang kedua yang diadakan para umat Kristen pada tahun 787
AD yang jelas-jelas menolak prinsip Sola Scriptura yang
diagung-agungkan Protestant itu:
THE SECOND ECUMENICAL COUNCIL OF NICAEA (787 AD)
EXTRACTS FROM THE ACTS.
SESSION I.
(Labbe and Cossart, Concilia, Tom. VII., col. 53.)
[Certain bishops who had been led astray by the Iconoclasts
came, asking to be received back. The first of these was Basil of Ancyra.]
Anathema to those who spurn the teachings of the holy Fathers
and the tradition of the Catholic Church, taking as a pretext and making their
own the arguments of Arius, Nestorius, Eutyches, and Dioscorus, that unless we
were evidently taught by the Old and New Testaments, we should not follow the
teachings of the holy Fathers and of the holy Ecumenical Synods, and the
tradition of the Catholic Church.
KONSILI EKUMENIS NICAEA YANG KEDUA (787 AD)
EKSTRAK DARI AKTA.
SESSI I.
(Labbe dan Cossart, Concilia, Tom. VII., col. 53.)
[Beberapa uskup yang telah disesatkan oleh para Ikonoklas
datang [dan] meminta untuk diterima kembali [kedalam kesatuan Katolik]. Yang
pertama dari mereka adalah Basil dari Ancyra.]
Anathema kepada mereka yang menolak dengan hina ajaran-ajaran
para Bapa kudus dan tradisi Gereja Katolik, [dengan] menggunakan sebagai
sebuah pretext dan
mengambil bagi diri mereka sendiri argumen dari Arius, Nestorius, Eutyches, dan
Dioscorus, bahwa kecuali kita secara terbukti diajarkan oleh [Kitab] Perjanjian
Lama dan Baru, kita sepatutnya tidak mengikuti ajaran-ajaran para Bapa kudus
dan [ajaran] Synode Ekumenis kudus [ie. Konsili-Konsili Ekumenis], dan tradisi
Gereja Katolik.
Belajarlah sejarah.
Seperti kata John Henry Cardinal Newman, seorang imam Anglican
yang menjadi Katolik karena risetnya terhadap sejarah Gereja, "to be deep in history, is to ceased to be a
Protestant.
Dasar kami adalah sebagai
berikut:
Pope
Pelagius II (A.D. 578 – 590):
"Consider the fact that whoever has not been in the peace and unity of the Church cannot have
the Lord. ...Although given over to flames and fires, they burn, or, thrown
to wild beasts, they lay down their lives, there will not be (for them) that
crown of faith but the punishment of faithlessness. ...Such a one can be slain,
he cannot be crowned....[If] slain
outside the Church, he cannot attain the rewards of the Church."
(Denzinger 246-247)
"Mempertimbangkan fakta bahwa siapapun yang tidak berada dalam damai dan kesatuan dengan Gereja tidak
bisa mendapatkan Tuhan... Meskipun dilemparkan dalam api membara yang
membakar mereka, atau dilemparkan ke binatang buas, mereka menyerahkan nyawa
[pada binatang buas tersebut], tidak akan ada mahkota Iman (bagi mereka ini),
tapi hanya ada penghukuman atas ke-tak-ber-iman-an... Begitu pula seseorang
bisa terbantai tapi dia tidak bisa mendapatkan mahkota ... [Bila] dia dibantai diluar Gereja, dia
tidak dapat mendapatkan hadiah dari Gereja.
Pope Saint Gregory the Great (A.D. 590 –
604):
"Now the holy Church universal proclaims that God cannot be
truly worshipped saving within herself, asserting that all they that are without her shall never be saved."
(Moralia)
"Sekarang Gereja Kudus universal menyatakan bahwa Allah tidak
bisa disembah dengan layak tanpa berada dalam dirinya (nya = Gereja), bahwa mereka yang berada tanpa dia (dia =
Gereja) tidak akan pernah selamat
Pope
Innocent III (A.D. 1198 – 1216):
"With our hearts we believe and with our lips we confess
but one Church, not that of the heretics, but the Holy Roman Catholic and
Apostolic Church, outside which we
believe that no one is saved." (Denzinger 423)
"Dengan hati kita, kita percaya dan dengan bibir kita, kita
mengaku akan satu Gereja bukan yang berasal dari penganut ajaran sesat, tapi
Gereja Katolik Roma yang Kudus dan Apostolik, yang diluarnya (nya = Gereja) kita percaya bahwa tidak ada satupun yang
selamat"
Pope Innocent III and Lateran Council IV
(A.D. 1215):
"One indeed is the universal Church of the faithful outside which no one at all is saved..."
"Inilah satu-satunya Gereja universal dari semua umat,
yang diluarnya tidak ada satupun
yang selamat..."
Pope
Boniface VIII in his Papal Bull Unam Sanctam (A.D. 1302):
"We declare, say, define, and pronounce that it is absolutely necessary for the
salvation of every human creature to be subject to the Roman Pontiff."
"Kami mendeklarasikan, mengatakan, mendefinisikan dan
mengumumkan bahwa sangatlah perlu
sekali bagi keselamatan seluruh umat manusia untuk menjadi subyek dari Paus
Roma."
Pope
Eugene IV and the Ecumenical Council of Florence (A.D. 1438 – 1445):
"[The Holy Roman Church] firmly believes, professes, and
proclaims that those not living within the Catholic Church, not only pagans,
but also Jews and heretics and schismatics cannot become participants in
eternal life, but will depart `into everlasting fire which was prepared for the
devil and his angels' (Matt. 25:41), unless
before the end of life the same have been added to the flock; and that the
unity of the ecclesiastical body is so strong that only to those remaining in
it are the sacraments of the Church of benefit for salvation, and do
fastings, almsgiving, and other functions of piety and exercises of Christian
service produce eternal reward, and that no one, whatever almsgiving he has practiced, even if he has shed blood
for the name of Christ, can be saved, unless he has remained in the bosom and
unity of the Catholic Church."
"Gereja Roma yang Kudus benar-benar mempercayai, meyakini dan
menyatakan bahwa mereka yang tidak hidup dalam Gereja Katolik, tidak hanya
pagan, tapi juga penganut Yudaisme, bidat dan skismatik tidak bisa menjadi
pengikut serta dalam kehidupan kekal, tapi akan pergi 'ke dalam api yang kekal
yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya' (Mat 25:41), kecuali sebelum akhir hidupnya mereka
ditambahkan ke kumpulan domba; dan kesatuan dari tubuh Gereja begitu kuatnya
sehingga hanya kepada mereka yang berada didalam kesatuan tersebut sakramen
Gereja berdaya untuk keselamatan. Dan [hanya didalam Gerejalah] puasa,
derma dan fungsi kebaikan kristen lain bisa memberikan hadiah, dan bahwa tidak seorangpun, apapun derma yang dia
lakukan, bahkan bila dia telah menumpahkan darah untuk nama Kristus, bisa
diselamatkan, kecuali dia berada didalam pelukan dan kesatuan dari Gereja
Katolik."
Pope Leo XII (A.D. 1823 – 1829):
"We profess that
there is no salvation outside the Church. ...For the Church is the pillar
and ground of the truth. With reference to those words Augustine says: `If any man be outside the Church he will be
excluded from the number of sons, and will not have God for Father since he has
not the Church for mother.'" (Encyclical, Ubi Primum)
"Kita meyakini bahwa
tidak ada keselamatan diluar Gereja. ... Karena Gereja adalah tiang
penopang dan dasar kebenaran. Dengan merujuk ke kata-kata tersebut Agustinus
berkata: 'Jika seorang berada diluar
Gereja dia akan dikucilkan dari para putra, dan tidak akan mempunyai Allah
sebagai Bapa karena dia tidak mempunyai Gereja sebagai ibu
Pope
Gregory XVI (A.D. 1831 – 1846):
"It is not possible to worship God truly except in
Her; all who are outside Her will
not be saved." (Encyclical, Summo Jugiter)
"Tidaklah mungkin untuk menyembah Tuhan secara benar kecuali
didalamnya (nya = Gereja);semua yang
berada di luarnya (nya = Gereja) tidak akan selamat."
Pope
Pius IX (A.D. 1846 – 1878):
"It must be held by faith that outside the Apostolic Roman Church, no one can be saved; that this
is the only ark of salvation; that he
who shall not have entered therein will perish in the flood."
(Denzinger 1647)
"Ini haruslah diyakini sebagi Iman bahwa diluar Gereja Roma yang Apostolik, tidak
ada yang bisa selamat; [Gereja] ini adalah satu-satunya bahtera keselamatan; dia yang tidak masuk didalamnya (nya =
bahtera = gereja) akan musnah dalam banjir."
Pope
Leo XIII (A.D. 1878 – 1903):
"This is our last lesson to you; receive it, engrave it in
your minds, all of you: by God's
commandment salvation is to be found nowhere but in the Church."
(Encyclical, Annum Ingressi Sumus)
"Ini adalah ajaran terakhir kami bagi kamu; terimalah,
torehkanlah di pikiran kamu, kamu semuanya; Berdasarkan perintah Allah, keselamatan tidak bisa ditemukan dimanapun
kecuali didalam Gereja."
Pope
Saint Pius X (A.D. 1903 – 1914):
"It is our duty to recall to everyone great and small, as
the Holy Pontiff Gregory did in ages past,the
absolute necessity which is ours, to have recourse to this Church to effect our
eternal salvation." (Encyclical, Jucunda Sane)
"Adalah tugas kita untuk mengingatkan pada semua orang, besar
dan kecil, seperti yang dilakukan Paus suci Gregory di jaman terdahulu, kepentingan absolut yang ada pada kita,
untuk memasrahkan pada Gereja ini, keselamatan abadi kita."
Pope
Benedict XV (A.D. 1914 – 1922):
"Such is the nature of the Catholic faith that it does not
admit of more or less, but must be held as a whole, or as a whole
rejected: This is the Catholic
faith, which unless a man believe faithfully and firmly, he cannot be saved."
(Encyclical, Ad Beatissimi Apostolorum)
"Begitulah sifat dari iman Katolik bahwa [iman ini] tidak
hanya mengakui lebih atau kurang, tapi harus diyakini secara penuh atau secara
penuh ditolak: Ini adalah iman
Katolik, yang kalau seseorang tidak mempercayai dengan iman dan tegas, dia
tidak bisa diselamatkan."
Pope
Pius XI (A.D. 1922 – 1939):
"The Catholic Church alone is keeping the true worship.
This is the font of truth, this is the house of faith, this is the temple of
God; if any man enter not here, or
if any man go forth from it, he is a stranger to the hope of life and salvation.
...Furthermore, in this one Church of Christ, no man can be or remain who does
not accept, recognize and obey the authority and supremacy of Peter and his
legitimate successors." (Encyclical, Mortalium Animos)
"Hanya Gereja Katoliklah yang
mempunyai penyembahan yang sejati. Inilah wadah kebenaran, inilah rumah iman,
inilah kuil Allah; Bila ada orang
yang masuk tidak disini, atau bila ada orang yang keluar darinya, dia akan menjadi
asing terhadap hidup dan keselamatan. ... Lebih lanjut, didalam
satu-satunya Gereja Kristus ini, tidak ada orang yang bisa berada didalamnya
tanpa menerima, mengakui dan mematuhi otoritas dan supremasi dari Petrus dan
penerusnya yang sah."
Pope
Pius XII (A.D. 1939 – 1958):
"By divine mandate the interpreter and guardian of the
Scriptures, and the depository of Sacred Tradition living within her, the Church alone is the entrance to
salvation: She alone, by herself, and under the protection and guidance of
the Holy Spirit, is the source of truth." (Allocution to the Gregorian,
October 17, 1953)
"Atas mandat Ilahi penafsir dan penjaga Kitab Suci, dan
penyimpan Tradisi Suci yang hidup didalamnya (nya = Gereja), hanya Gerejalah pintu masuk keselamatan:
Hanya dialah (dia = Gereja), oleh dirinya (nya = Gereja) sendiri, dan dibawah
perlindungan dan tuntunan Roh Kudus, adalah sumber kebenaran."
Pope John XXIII (A.D. 1958 – 1963)
"How beautiful is the Church of Christ, the 'fold of the
sheep!' Into this fold of Jesus Christ no man may enter unless he be led by the
Sovereign Pontiff, and only if they
be united to him can men be saved."
"Sebagaimana indahnyakah Gereja Kristus, 'sarang para domba!'
Kedalam sarang dari Yesus Kristus ini tidak seorangpun bisa masuk kecuali kalau
dia dipimpin oleh Paus Utama, dan hanya
jika mereka disatukan dengan dia (Gereja) manusia bisa diselamatkan."
"Outside the true
Catholic Faith no one can be saved, so help me God!"
"Diluar Iman Katolik
yang sejati tidak ada seorangpun yang bisa selamat, tolonglah aku
tuhan!"
Pope
Paul VI (A.D. 1963 – 1978)
"Is the hierarchy perhaps free to teach what they find most
to their liking on matters of religion, or what they expect will be most
pleasing to the proponents of certain current views opposed to all doctrine?
Certainly not! The prime duty of
the episcopate is to transmit strictly and faithfully the original message of
Christ, the sum total of the truths which He revealed and confided to the
Apostles as necessary for salvation."
"Apakah Hierarki bebas mengajarkan apapun menurut kesukaan
mereka mengenai agama, atau apa yang mereka harap bisa menyenangkan sekelompok
golongan dari pemikiran tertentu yang bertentangan dengan doktrin? Tentu saja
tidak! Tugas utama dari episkopat
(ke-uskupan) adalah untuk meneruskan secara langsung dan dengan penuh iman
pesan asli dari Kristus, jumlah total kebenaran yang Dia wahyukan dan serahkan
pada para Rasul adalah penting bagi keselamatan."
"The means of salvation and sanctification are known by all
men, and are necessary to everyone
who wishes to be saved."
"Alat untuk keselamatan dan pengudusan sudah diketahui oleh
manusia, dan sangat penting bagi
mereka yang ingin selamat."
[N]ot
without sorrow we can hear people—whom
we wish to believe are well-intentioned but who are certainly misguided in
their attitude—continually claiming to
love Christ but without the Church, to listen to Christ but not the Church, to
belong to Christ but outside the Church. The absurdity of this dichotomy is
clearly evident in this phrase of the Gospel: "Anyone who rejects you
rejects me" (Luk 10:16). And how can one wish to love Christ
without loving the Church, if the finest witness to Christ is that of St. Paul:
"Christ loved the Church and sacrificed himself for her"? (Eph 5:25)
(Evangelii Nuntiandi – December 8,
1975)
"Tidaklah tanpa
kesedihan kita mendengarkan orang-orang—yang ingin kita percayai [bahwa
mereka memang] berkehendak baik tapi benar-benar tersesat dalam perilaku
mereka—terus menerus meng-klaim [bahwa
mereka] mencintai Kristus tapi tanpa Gereja, [meng-klaim] mendengarkan Kristus
tapi tidak [mendengarkan] Gereja. Ketidakmasukakalan dari dikotomi ini telah
jelas dalam frase di Injil berikut: ‘Siapapun yang menolak engkau, menolak Aku”
(Luk 10:16). Dan bagaimana seseorang ingin mencintai Kristus tanpa
mencintai Gereja, bila penulis terbaik akan Kristus, yaitu St.Paulus
[menuliskan]: “ Kristus mencintai Gereja dan mengorbankan dirinya kepada
Gereja”? (Ef 5:25)"
Pope
John Paul I (A.D. 1978)
St Paul asked: "Who are you, Lord?" —"I am that
Jesus whom you are persecuting". A light, a flash, crossed his mind. I do
not persecute Jesus, I don't even know him: I persecute the Christians. It is clear that Jesus and the Christians,
Jesus and the Church are the same thing: indissoluble, inseparable. Read St
Paul: "Corpus Christi quod est Ecclesia". Christ and the Church are only one thing. Christ is the Head, we,
the Church, are his limbs. It is
not possible to have faith and to say, "I believe in Jesus, I accept Jesus
but I do not accept the Church." We must accept the Church, as
she is. (General
Audience, September 13,1978)
St. Paulus bertanya: "Siapakah engkau Tuhan?" — "Aku
adalah Yesus yang kau aniaya". Sebuah kilasan, sebercik sinar, menerjang
pikirannya. Aku tidak menganiaya Yesus, aku bahkan tidak kenal dia: Aku
menganiaya umat Kristen. Jelaslah
disini bahwa Yesus dan umat Kristen, Yesus dan Gereja adalah satu hal yang
sama: tidak terberaikan, tidak terpisahkan. Baca St. Paulus: "Corpus
Christi quod est Ecclesia". Kristus
dan Gereja adalah satu. Kristus adalah Kepala, kita, Gereja, adalah
organ-organnya. Tidaklah mungkin
untuk mempunyai iman dan berkata, "Aku mempercayai Yesus, aku menerima
Yesus tapi aku tidak menerima Gereja." Kita harus menerima Gereja
sebagai apa adanya.
"The ship of the Church is guided by Christ and by His
Vicar... It alone carries the disciples and receives Christ. Yes, it is tossed
on the sea, but outside one would
perish immediately. Salvation is only in the Church; outside it one perishes."
(First Allocution, August 27, 1978, L'Osservatore Romano, August 28,29, 1978.)
"Perahu Gereja dituntun oleh Kristus dan wakilNya... Hanya
inilah yang membawa para murid dan menerima Kristus. Betul bahwa perahu ini
dilemparkan ke laut, tapi diluarnya
seseorang akan lenyap dengan seketika. Keselamatan hanya ada di Gereja;
diluarnya siapapun lenyap."
Pope John Paul II (A.D. 1978 – 2005)
"The mystery of
salvation is revealed to us and is continued and accomplished in the Church, and from
this genuine and single source, like 'humble, useful, precious and chaste'
water it reaches the whole world. Dear young people and members of the Faithful,
like Brother Francis we have to be conscious of and absorb this fundamental and
revealed truth contained in the phrase consecrated by tradition: there is no salvation outside the Church.
From Her alone there flows surely and fully the life giving force destined in
Christ and in His Spirit, to renew the whole of humanity, and therefore
directing every human being to become a part of the Mystical Body of Christ."
(Pope John Paul II, Radio Message for Franciscan Vigil in St. Peter's and
Assisi, October 3, 1981, L'Osservatore Romano, October 12, 1981.)
"Misteri keselamatan dinyatakan
kepada kita dan diteruskan dan tercapai
didalam Gereja, dan dari sumber yang asli dan satu-satunya ini, bagaikan
air yang 'rendah hati, berguna, berharga, dan murni' misteri ini mencapai
dunia. Para muda dan umat tercinta, seperti Brother Francis kita harus sadar
akan dan menyerap kebenaran fundamental yang diwahyukan ini, yang terkandung
didalam kata-kata yang di sucikan oleh tradisi: Tidak ada keselamatan diluar Gereja. Hanya dari dia-lah (Gereja) kuasa
hidup menuju Kristus dan RohNya mengalir secara pasti dan secara penuh, untuk
memperbaharui seluruh kemanusiaan, dan karenanya mengarahkan setiap manusia
untuk menjadi bagian dari Tubuh Mistik Kristus."
"We are the
guardians of something given, and given to the Church universal, something
which is not the result of reflection, however competent, on cultural and
social questions of the day, and isnot
merely the best path among many, but the one and only path to salvation."
(John Paul II, "I
Confirm You to Truth," Address to Joint Assembly of the U. S. Archbishops
and the Department Heads of the Roman Curia, March 11, 1989, The Pope Speaks,
34 (September/October, 1989), pp. 254-55.)
"Kita adalah penjaga dari sesuatu yang diserahkan, dan
diserahkan ke Gereja universal; sesuatu yang bukan dihasilkan dari refleksi,
bagaimanapun kompetennya, atas pertanyaan kultural dan sosial akhir-akhir ini,
dan bukan hanya jalan terbaik
diantara banyak jalan, tapi satu-satunya jalan keselamatan."
1 Kor 13:4 Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak
memegahkan diri dan tidak sombong.
13:5 Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan
tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan
kesalahan orang lain.
13:6 Ia tidak bersukacita karena
ketidakadilan, tetapi karena kebenaran.
13:7 Ia menutupi segala sesuatu, percaya
segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.
13:8 Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan
berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap.
Spirit (Heb. ruah; Gr. pneuma), properly wind or breath. In (2Th 2:8 ) it means
"breath," and in (Ec 8:8 ) the vital principle in man. It also
denotes the rational, immortal soul by which man is distinguished (Ac 7:59 1Co
5:5 6:20 7:34) and the soul in its separate state (Heb 12:23) and hence also an
apparition (Job 4:15 Lu 24:37,39) an angel (Heb 1:14) and a demon (Lu 4:36
10:20) This word is used also metaphorically as denoting a tendency (Zec 12:10
Lu 13:11) In (Ro 1:4 1Ti 3:16 2Co 3:17 1Pe 3:18) it designates the divine
nature.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar