COPAS dari ekaristi.org
Catatan
Iman dan Ajaran Katolik
Pertama-tama, marilah kita
perhatikan menurut Alkitab sendiri apa yang menjadi sumber iman? Marilah kita
lihat kebenaran anggapan itu dari alkitab sendiri
2Tesalonika 2:15 Sebab itu,
berdirilah teguh dan berpeganglah pada ajaran-ajaran yang
kamu terima dari kami, baik secara lisan, maupun secara
tertulis.
Therefore,
brethren, stand fast, and hold the traditions which
ye have been taught, whether by word, or our epistle |
Dalam
ayat ini jelas ada perintah untuk mematuhi tradisi yang tertulis
("epistles" = "surat") DAN JUGA tradisi lisan
(tradisi yang tidak tertulis)!
2Tesalonika 3:6 Tetapi kami
berpesan kepadamu, saudara-saudara, dalam nama Tuhan Yesus Kristus, supaya
kamu menjauhkan diri dari setiap saudara yang tidak melakukan pekerjaannya dan
yang tidak menurut ajaran yang telah kamu terima dari kami.
Now we command you,
brethren, in the name of our Lord Jesus Christ, that ye withdraw
yourselves from every brother that walketh disorderly, and not after
the tradition which he received of us. |
Di
ayat ini, Paulus menyarankan agar jemaat menghindar dari anggota yang sudah
tidak mengindahkan lagi tradisi yang mereka terima dari Paulus.
Dalam versi Ingrisnya bisa terlihat
kata "tradisi" yang ada di alkitab. Versi Inggris lebih sesuai dengan
manuskrip Yunani yang menggunakan kata "paradosis" yang
berarti "tradisi" bukan "ajaran."
Yang
diatas ini memang benar-benar ajaran Gereja Katolik. Bahkan sebutan Bunda Allah
adalah sebutan yang didogmakan oleh Uskup-Uskup Katolik dalam kesatuan dengan
Paus Celestine di konsili Ephesus pada 431AD.
Ketika itu seorang Uskup bernama
Nestorius (Nashthuriyah) menyatakan bahwa Maria adalah Christokos (pengandung
Kristus) dan bukan Theotokos (pengandung Allah) karena Allah tidak dapat
dikandung.
Namun iman yang Katolik dan
Apostolik mengajarkan bahwa karena Yesus adalah satu pribadi maka keilahianNya
tidak dapat dipisahkan dari kemanusiaanNya, karena itulah Maria
secara tepat disebut Theotokos (pengandung Allah, ie. Bunda Allah).
Untuk
menjelaskan konsep diatas marilah kita jawab pertanyaan ini.
Apakah
orang Kristen yang taat kepada Tuhan akan mati? Tentu saja tidak. Mereka
akan bahagia di surga. Terlebih orang seperti Bunda Maria yang memang
lain dari yang lain. Karena Bunda Maria masih hidup di surga, mengapa
kita tidak meminta doa kepada dia? Lagipula, kita harus ingat ayat berikut:
Yakobus 5:16 Karena itu hendaklah
kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa
orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya. |
Doa
orang yang benar sangat berkuasa. Kalau Bunda Maria tidak bisa dianggap benar
lalu siapa lagi?
Bagian lain dari injil yang mengatakan kalau yang sudah meninggal dunia bisa
menjadi bantuan untuk mendoakan umat di dunia:
Yeremia 15:1 TUHAN berfirman
kepadaku: "Sekalipun Musa dan Samuel berdiri di hadapan-Ku,
hati-Ku tidak akan berbalik kepada bangsa ini. Usirlah mereka dari
hadapan-Ku, biarlah mereka pergi!" |
Disini
kita lihat kalau Musa dan Samuel, yang hidup di jaman yang berbeda dan sudah
meninggal di saat jaman Yeremia, bisa berdiri bersamaan dihadapan Allah.
Mungkin ada yang berkata,
"Kata 'sekalipun' di ayat tersebut menunjukkan kalau ayat diatas itu hanya
pengandaian dan tidak terjadi," meskipun hal tersebut tidak terjadi kita
masih bisa menarik kesimpulan bahwa hal tersebut mungkin.
Hampir
semua kitab Perjanjian Baru ditulis ketika Maria masih hidup (kecuali Injil
Yohanes dan Wahyu). Karena itu wajar saja tidak ada doa kepada Maria karena
sang perawan abadi masih hidup. Namun paling tidak, seperti ditunjukkan diatas,
dari Kitab Suci kita mempelajari bahwa 1) doa orang baik bermanfat, dan 2)
Allah adalah Allah yang hidup sehingga para umat beriman yang selamat tidak
mati tapi hidup. Inilah landasan bagi doa kepada Maria atau para kudus lainnya.
Lagipula,
Kitab Suci juga tidak pernah menyebut istilah Trinitas, tapi toh hampir semua
umat Kristen (kecuali sekte tertentu) mengimani Trinitas. Para umat Kristen
Protestant, yang patokannya hanya Kitab Suci, akan beralasan bahwa meskipun
Trinitas tidak ada di Kitab Suci tapi Trinitas sesuai dengan Kitab Suci, karena
itu penggunaan istilah Trinitas dianggap sah. Nah, dengan argumen yang mirip
umat Katolik pun bisa menjawab keberatan Protestant diatas. Umat Katolik bisa
berkata bahwa meskipun di Kitab Suci tidak secara eksplisit ada kisah tentang
doa kepada Maria namun berdoa kepada Maria tidak bertentangan dengan ajaran
Kitab Suci. Justru malahan sangat dianjurkan untuk berdoa kepada orang benar
(Yak 5:16), dan Maria adalah orang yang sangat benar dan dia ada di Surga,
hidup, mau dan mampu mendoakan kita.
Pertama: Maria sudah disurga. Di
surga tidak ada batasan ruang dan waktu. Logika manusia tidak bisa dipakai di
Surga. Dan Allah bisa membuat para Kudus mendengar doa jemaat di Bumi.
Ketidak mungkinan makhluk surgawi
untuk dapat mendengar doa disanggah dalam kitab Wahyu
Wahyu 8:3-4 Maka datanglah
seorang malaikat lain, dan ia pergi berdiri dekat mezbah dengan sebuah
pedupaan emas. Dan kepadanya diberikan banyak kemenyan untuk
dipersembahkannya bersama-sama dengan doa semua orang kudus di
atas mezbah emas di hadapan takhta itu. Maka naiklah asap kemenyan
bersama-sama dengan doa orang-orang kudus itu dari tangan
malaikat itu ke hadapan Allah.
Ketika Ia mengambil
gulungan kitab itu, tersungkurlah keempat makhluk dan kedua puluh
empat tua-tua itu di hadapan Anak Domba itu, masing-masing
memegang satu kecapi dan satu cawan emas, penuh dengan
kemenyan: itulah doa orang-orang kudus. |
Kita lihat bagaimana "kedua puluh empat tua-tua" membantu memegang
doa orang Kudus untuk dihadapkan ke hadirat Allah.
Kedua: Pengabul doa adalah
Allah. Kalau kita minta doa kepada orang tua, pendeta kemudian doa kita
terkabul, apakah itu berarti kalau pendeta dan orang tua adalah pengabul doa
kita? Itu salah sama sekali. Pengabul doa cuma Allah. Lihatlah rumusan doa Salam
Maria diatas kamu akan bisa mendapatkan, "Santa Maria Bunda Allah, doakanlah
kami yang berdosa ..." Kita minta Maria untuk mendoakan. Doa
dikabulkan oleh Tuhan.
Kalaupun ada doa kepada Maria yang dikabulkan, pengabulan
doa itu pasti datang dari setan. Setan bisa mengabulkan doa yang salah,
supaya manusia terus berdoa dengan cara yang salah itu. Jangan lupa bahwa
juga ada banyak orang berdoa kepada patung berhala dan mendapatkan pengabulan
doa! Jadi, ada pengabulan doa, tidak berarti bahwa doa itu benar! |
Patut ditanyakan kepada si Protestant, apakah setan bisa
mengabulkan doa yang benar? Padahal faktanya hampir semua doa kepada Maria
adalah doa yang benar. Dan banyak dari doa tersebut telah terkabul.
Si Protestant sendiri telah mendaftar beberapa doa kepada Maria diatas.
Apakah doa-doa tersebut adalah doa yang salah? Doa yang mirip dengan doa pemuja
berhala? Tidak dan tidak.
Sanggahan Kristen:
|
Sanggahan Protestant bagian "a" sudah terjelaskan
oleh paragraph 970 dari Katekismus diatas. Gereja Katolik mengimani dan
mengajarkan bahwa keperantaraan Maria berbeda dengan Kristus. Keperantaraan
Maria tidak melewati Kristus tapi bergantung kepada kepengantaraan unik
Kristus. Dan pada faktanya sesama umat Kristen sendiri sering saling minta
didoakan. Dan sering, karena berkat doa orang lain, apa yang didoakan terkabul.
Fungsi perantaraan Maria tidak jauh berbeda dengan perantaraan doa sesama umat
Kristen terhadap umat Kristen yang lain.
Sanggahan Protestant bagian
"b" juga salah alamat. Karena Gereja Katolik juga mengimani
dan mengajarkan bahwa Yesus-lah satu-satunya pengantara eksklusif antara
manusia dengan Allah.
Sedangkan untuk bagian "c" umat Katolik bisa menjawab
bahwa memang perantaraan Yesus bersifat eksklusif karena korban yang Dia
lakukan. Karena itu tidak ada yang bisa menyamai perantaraan dan korban Yesus.
Namun perantaraan Maria maupun perantaraan antar umat Kristen (dimana kita
saling mendoakan) adalah perantaraan yang lain. Karena itu pula korban yang
bisa diberikan Maria dan umat Kristen lain tentunya juga tidak sama dengan
korban Yesus. Korban yang diberikan oleh Maria dan umat Kristen lain adalah
"persembahan rohani" (1Pet 2:5), "persembahan tubuh" (Rom
12:1), bisa juga berupa dana atau kolekte seperti yang tertulis di Fil 4:18
yang ditulis Paulus sebagai suatu "persembahan yang harum, suatu korban
yang disukai dan yang berkenan kepada Allah." Bahkan di Ibr 13:15-16 kita
diajak untuk mempersembahkan korban syukur kepada Allah yaitu ucapan bibr yang
memuliakan namaNya dan juga perbuatan baik dan bantuan-bantuan. Semuanya adalah
korban yang berkenan kepada Allah yang kita satukan bersama dengan persembahan
Kristus.
Terakhir untuk sanggahan
bagian "d" umat Katolik bisa menjawab bahwa kita tidak berdoa
kepada Maria KARENA Yesus datang melaui sang Bunda, tapi kita berdoa melalui
Maria KARENA Maria adalah orang yang penuh rahmat (Luk 1:28 seharusnya berbunyi
"Salam hai penuh rahmat." Terjemahan "Salam
hai engkau yang dikaruniai" di Alkitab Indonesia adalah
terjemahan yang kurang cocok dengan kata aslinya Yunani-nya yaitu "kecharitomene."
Kata ini jauh lebih istimewa daripada kata Yunani di Kis 6:8 yang diterjemahkan
"penuh rahmat." St. Hieronimus dengan tepat menerjemahkan
"kecharitomene" menjadi "gratia plena"
alias "penuh rahmat" di kitab Vulgata [Kitab suci bahasa
Latin] yang beliau kerjakan pada 382 sampai 390 masehi. Kitab Vulgata dipakai
umat Kristen kuno sejak saat itu sampai puluhan abad, terutama umat Kristen
Barat dimana bahasa sehari-hari adalah bahasa Latin). Kepenuhan rahmat ini
menjadikan sang Bunda sebagai orang yang benar sehingga doanya sangat
bermanfaat, karena semakin benar orang, maka semakin berkenan dia dihadapan
Allah sehingga doanya makin didengar (Yak 5:16)
Akan dibahas kutipan dari buku Glories of Mary karangan St.
Alphonsus Ligouri tersebut satu persatu berdasarkan penjelasan dari Dave
Armstrong di link yang telah ditulis sebelumnya.
Kutipan yang pertama berasal dari tulisan St. Bonaventura. Di
bukunya, St. Alphonsus Liguori mengutip secara utuh dan tidak mencomot tulisan
St. Bonaventura keluar konteks. Sebelum dan sesudah kalimat pertama yang
dicomot diluar konteks tersebut tertuliskan:
St.
Bonaventura: "Bagaimana Bulan, yang berdiri diantara
Matahari dan Bumi, memancarkan ulang apapun yang diterimanya [Bulan]
dari yang sebelumnya [Matahari], begitu pula Maria menumpahkan kepada kita
yang ada di dunia ini rahmat-rahmat ilahi yang dia terima dari Matahari
Keadilan Ilahi" . . . adalah Tuhan kita, sebagai kepala, darimana
kekuatan spiritual yang vital (yaitu, pertolongan ilahi untuk memperoleh
keselamatan abadi) mengalir kedalam kita, yang adalah anggota-anggot tubuh
mistik . . . (pp. 159-160) |
Dari konteksnya kita tahu pandangan St. Bonaventura dan St. Alphonsus Liguori.
Bagi mereka Maria itu bagaikan Bulan yang hanya meyalurkan apa yang dia terima
dari matahari kepada Bumi. Sang Matahari
sendiri adalah Allah Bapa, Putra dan Roh Kudus sebagai pencipta segala rahmat.
Maria tidak bisa menciptakan rahmat sebagaimana Allah (Bapa, Putra, Roh Kudus).
Dia hanya menyalurkan semua rahmat yang diberikan Allah (Bapa, Putra, Roh
Kudus) kepada manusia. Sementara itu manusia perlu rahmat untuk bisa selamat.
Maka, mengingat bahwa: 1) semua rahmat dari Allah tersalurkan ke Maria yang
kemudian terberikan ke manusia, 2) rahmat perlu untuk keselamatan; MAKA bisa
dikatakan secara spesifik bahwa tanpa Maria manusia tidak bisa selamat karena
rahmat tidak terberikan kepadanya.
Inilah ajaran Gereja yang mengatakan bahwa MARIA ADALAH PENGANTARA (MEDIATRIX)
SEMUA RAHMAT. Ajaran ini berangkat dari refleksi bahwa melalui kerja sama Maria
(yang tentunya dimampukan oleh Allah sendiri) Kristus lahir di dunia. Dan
karena Kristus adalah sumber dari rahmat keselamatan maka peran keperantaraan
Maria tidak berhenti dengan kepasrahannya kepada Allah untuk ikut serta dalam
rencana penyelamatan dengan melahirkan Kristus (Luk 1:38, "terjadilah
kepadaku menurut perkataanmu"), tapi juga berlanjut sebagai penyalur dari
segala rahmat Allah. Maria dibuat Allah (Bapa, Putra Roh Kudus) menjadi
penyalur semua rahmatNya dan sang perawan melanjutkan kepasrahannya kepada
rencana Allah.
Patut dicatat bahwa peran Maria sebagai perantara rahmat disini bukan sebagai
pengendali utama. Jadi tidak mungkin ada orang yang ingin Allah beri rahmat,
tapi karena tidak disetujui Maria maka orang tersebut tidak jadi diberi rahmat.
Sebagai seorang hamba tuhan (Luk 1:38) yang paling sempurna, keinginan Maria
yang sudah mulia disurga (begitu juga para kudus lainnya) terarah sejajar
dengan Allah. Keperantaraan Maria disini harus dilihat sebagai kepasrahan dan
kesediaan Maria, yang dimulai sejak fiat-nya di Luk 1:38 ("fiat mihi
secundum verbum tuum" atau "terjadilah padaku menurut
perkataanmu"), untuk ikut dalam rencana Allah.
Ludwig Ott dalam Fundamentals of Catholic Dogma mengatakan bahwa tradisi tertua
akan ajaran bahwa Maria adalah pengantara semua rahmat ada sejak tahun 700-an
dan mulai terlihat banyak pada abad pertengahan. St. Germanus dari
Constantinople (+ 733AD) mengatakan, "tidak seorangpun yang
mencapai keselamatan tanpa melalui engkau [Maria] ... Oh yang terkudus ...
tidak ada yang dapat mendapatkan karunia rahmat kecuali melalui engkau ... Oh
yang paling terpilih" (Or 9, 5. Lesson of the Office of the Feast). St. Bernard
dari Clairvaux (+ 1153AD) mengatakan mengenai Maria: "Allah
menghendaki bahwa kita tidak mempunyai apapun, kecuali oleh tangan-tangan Maria"
(In Vig. Nativit. Domini serm. 3, 10) Ps-Albert Agung menyebut Maria: "penyebar
universal akan semua kekayaan" (omnium bonitatum
universaliter distributiva: Super Missus est q. 29).
Yang patut dicatat dari paragraph diatas adalah bahwa ajaran Maria sebagai
perantara semua rahmat merupakan ajaran yang sudah ada sebelum ada skisma Timur
(yang menyebabkan keluarnya bebrapa keuskupan dari kesatuan dengan Paus Roma
dan kemudian menyebut diri mereka sendiri Gereja Orthodox) dan jauh sebelum
timbulnya Protestantism. Sehingga anggapan bahwa Gereja Katolik membuat ajaran
sesat yang lagi-lagi mengagung-agungkan Maria untuk menarik simpati umat
merupakan anggapan yang jelas keliru. Ajaran Maria sebagai perantara semua
rahmat merupakan ajaran Gereja sejak dahulu yang benihnya ada di Kitab Suci dan
tertajamkan oleh refleksi Tradisi Suci.
Sekarang berkenaan dengan kutipan kedua. Dibaca tanpa konteks memang terlihat
seakan-akan Maria punya peran yang setara dengan Yesus. Namun harus dilihat
konteks yang lebih luas. Berikut adalah kutipan-kutipan disekitar kutipan
Lisenbee diatas yang dapat memberi kita pandangan yang lebih jelas akan
Mariologi dari St. Alphonsus Liguori:
Sang
Doktor Malaikat St. Thomas [Aquinas] mengatakan [Summa Theologica 2. 2. q.
25, a.1, ad. 3], bahwa kita dapat meletakkan harapan kita pada seorang
pribadi dalam dua cara: sebagai sebab utama, dan sebagai sebab perantara.
Mereka yang mengharapkan satu bantuan kepada seorang raja, mengharap dari
[sang raja] sebagai seorang tuan; mereka [juga bisa] mengharapkannya dari
menteri-menterinya atau orang lain yang disukai raja sebagai wakil
bicara. Jika bantuan diberikan, [maka bantuan tersebut] utamanya
berasal dari sang raja, namun [bantuan itu] datang melalui sarana
(instrumentality) dari orang-orang yang disukai raja; dan
dalam kasus ini, dia yang mencari bantuan sudah tepat dalam menyebut si wakil
pembicaranya sebagai harapannya. Sang Raja Surgawi, yang
kebaikannya tak terbatas, menginginkan dalam tingkat yang paling
tinggi untuk memperkaya kita dengan rahmat-rahmatNya; tapi karena
keyakinan diperlukan dari pihak kita, dan untuk meningkatkannya dalam
kita, Dia telah memberi kita IbuNya sendiri untuk menjadi
ibu kita dan pembicara [bagi] kita, dan kepada [sang ibu] Dia telah
memberikan semua kuasa untuk membantu kita; dan karenanya Dia berkehendak agar
kita mempercayakan harapan keselamatan dan semua berkat dalam dia (sang ibu).
Mereka yang meletakkan harapan hanya mahkluk-mahkluk ciptaan saja,
terlepas dari Allah, seperti para pendosa, dan untuk mendapatkan persahabatan
dan bantuan dari seorang manusia, [dengan] tidak takut untuk menyinggung
Kemulian IlahiNya, tentunya pasti dikutuk Allah, seperti yang dikatakan nabi
Yeremia (pp. 109-110; cf. p. 220) |
Disini terlihat, sekali-lagi, bahwa peran Maria yang memang sangat penting
tersebut hanya mendapat daya gunanya dari Yesus. Maria bisa menyelamatkan
karena dia didorong rahmat Yesus untuk menyelamatkan. Mengatakan bahwa si A
selamat karena si B bukanlah sesuatu yang sesat asalkan dipahami dengan benar.
Kita bisa ambil contoh dari Kitab Suci sendiri. Di 1Kor 9:22 Paulus berkata
bahwa dia menjadi lemah bagi yang lemah agar dia bisa menyelamatkan beberapa.
Apakah ayat ini mengajarkan bahwa penyelamat itu adalah Paulus dan bukan Yesus?
Tentu tidak. Pemahaman yang benar atas ayat tersebut adalah peran Paulus dalam
keselamatan mendapatkan dayanya dari sang penyelamat sejati yaitu Yesus Kristus
Tuhan kita.
Kutipan dari buku Glories
of Mary sekali lagi kurang tepat dan diluar konteks. Kalimat pertama sebenarnya
berakhir di kata "Bumi." Kata "sehingga" tidak ada dan
ditambahkan oleh Lisenbee. Dan frase selanjutnya baru ada setelah lebih dari
setengah halaman (frase "terhadap perintah Maria semua taat ... dst").
Untuk mengetahui konteks dari tulisan St. Alphunsus Liguori diatas berikut
adalah kutipan lebih lanjut dari buku Glories of Mary:
. .
. meskipun Maria, yang sekarang di Surga, tidak dapat lagi memerintah
Anaknya, namun doa-doanya adalah selalu doa-doa dari seorang ibu, dan karenanya
sangat berkuasa untuk mendapatkan apa yang dimintanya . . . "Karena
perlindunganmu adalah maha kuasa, O Maria," kata Cosmas dari Yerusalem .
. . Richard dari St. Laurence; . . . " . . . seorang ibu dibuat
maha kuasa oleh putra yang maha kuasa." . . . Karena sang Ibu,
karenanya, harus mempunyai kuasa yang sama dengan sang Putra, yang merupakan
hak Yesus, yang maha kuasa, dibuatNya Maria juga maha kuasa;meskipun
tentunya, selalu benar bahwa dimana sang Putra karena kodratNya maka [Dia]
maha kuasa, sang ibu hanya begitu karena melalui rahmat . . . Maria,
karenanya, dipanggil maha kuasa dalam arti yang bisa dimengerti
sebagai seorang mahkluk yang tidak mampu mendapatkan atribut keilahian [ie.
ke-maha-kuasa-an]. Dia [Maria] adalah maha kuasa, karena oleh doanya dia
mendapatkan apapun yang dia inginkan. (pp. 180-182) |
Telah jelas bahwa kemaha kuasaan Maria itu semata-mata karena dibelakang Maria
ada PutraNya yang pada kodratnya sendiri adalah maha kuasa (sementara kodrat
Maria sama sekali tidak maha kuasa).
5. Maria dijadikan obyek penyembahan. "Bunda Maria berjanji mau membantu kita berdoa, tetapi ia
juga mengharapkan supaya kita memohon kepadanya. Bunda Maria akan lebih mudah
dalam membantu kita menjadi murid Yesus yang baik, bila kita sungguh-sungguh
berniat mau menjadi baik" (Fx. Wibowo Ardhi, Mari Berdoa Salam Maria,
Kanisius, hal. 43). |
Sebaiknya kita telaah dulu arti kata "menyembah" dalam
bahasa Indonesia. Dalam bahasa Indonesia sendiri kata "menyembah"
tidak harus SELALU ditujukan kepada yang ilahi. Salah satu dari banyak contoh
yang ada di Kitab Suci adalah 2Sam 9:6. Di ayat tersebut dikatakan bahwa
Mefiboset menyembah Daud. Contoh lain ada di ayat 1 Sam 25:23; 2Sam 14:4 dan
Rut 2:10.
Mengingat kaidah bahasa
Indoensia diatas maka tentunya tidak salah bila Maria dikatakan patut disembah,
ASALKAN yang dimaksudkan adalah penyembahan yang dihaturkan pada mahkluk dan
bukan kepada yang ilahi.
Lagipula kutipan yang
disajikan si Protestant sendiri tidak menunjukkan bahwa Maria dijadikan obyek
penyembahan. Kutipan dari buku Mari Berdoa salam Maria hanya mengajak agar kita
berdoa dan memohon kepada Maria. Dan tentunya praktek minta doa dan mohon doa
kepada seseorang adalah praktek yang juga dilakukan oleh banyak Protestant.
Jadi apakah seorang Protestant menyembah pendetanya ketika dia minta doa dan
mohon doa dari sang pendeta? Tentu tidak.
Sanggahan Kristen: a. Kitab Suci tidak pernah mengajarkan adanya 3 macam
penyembahan seperti yang diajarkan oleh Gereja Katolik itu. Jadi disini
lagi-lagi terlihat adanya ajaran Katolik Roma yang sama sekali tidak punya
dasar Kitab Suci! |
Dasar Kitab Suci Latria tentunya adalah perintah Allah no: 1.
Dasar Kitab Suci Hyper-Dulia tentunya adalah Luk 1:48 ("For
behold, henceforth all generations will call me blessed"
aku pakai Alkitab Revised Standard Version karena terjemahan Indonesia kurang
memadai makna yang dikandung Luk 1:48). Dan dasar Kitab Suci untuk Dulia adalah
fakta Alkitabiah bahwa Allah adalah Allah yang hidup (sehingga semua orang
kudus tidak mati tapi hidup bersama Allah) dan fakta bahwa doa orang yang benar
sangat bermanfaat (Yak 5:16).
Sekalipun mereka tidak menamakan 'penyembahan', tetapi mereka
berdoa kepada Maria, berlutut di bawah patung Maria, menyanyi memuji Maria.
Semua itu jelas tidak bisa disebut sebagai penghormatan, tetapi harus
dianggap sebagai penyembahan. |
Mengenai berlutut, sujud, menyanyi, berdoa. Apakah kesemua
tindakan itu hanya boleh dilakukan untuk Allah? Apakah kesemua tindakan itu
hanya boleh dilakukan dalam konteks penyembahan kepada yang ilahi? Tidak dan
tidak.
Bawahan sering berlutut dan
bersujud dihadapan atasannya. Praktek ini juga berlaku dalam keluarga dimana
yang muda berlutut/bersujud kepada yang tua. Di Cina dan Jepang seorang murid
sering berlutut kepada gurunya. Di upacara pengantin beberapa adat pun ada
acara dimana si pengantin wanita berlutut dan bersujud kepada suami. Apakah ini
berarti si bawahan, yang muda-muda, murid-murid dan pengantin wanita menyembah
(dalam konteks keilahian) dan menganggap atasan, yang tua-tua dan pengantin
pria sebagai Allah? Omong kosong.
Lalu mengenai menyanyi.
Ingat lagu Pahlawan Tanpa Tanda Jasa? Memangnya apakah kalau kita menyanyikan
lagu itu berarti kita menyembah (dalam konteks keilahian) dan menganggap
guru-guru sebagai Allah? Bagaimana dengan lagu Gugur Bunga? Apakah kita
menganggap para pejuang sebagai Allah yang patut disembah? Tentunya tidak dan
tidak.
Kesalahan si Protestant
disini adalah mengidentikkan berlutut, menyanyi dan berdoa dengan menyembah
dalam konteks keilahian. Padahal ketiganya itu bisa dilakukan diluar konteks
penyembahan terhadap yang Ilahi.
c. Kitab Suci jelas melarang penyembahan pada manusia maupun
malaikat (Mat 4:10 Kis 10:25,26 Kis 12:20-23, Kis. 14:14,15 Why. 19:10 Why.
22:8,9). Perhatikan bahwa dalam Kis 10:25-26, Kornelius jelas bukan menyembah
Petrus karena menganggapnya sebagai Allah! Ia menyembah Petrus sebagai
penghormatan kepada Petrus sebagai rasul Tuhan. Tetapi, Petrus tetap menolak
sembah itu, karena sebagai manusia biasa ia tidak layak menerima sembah, dan
sembah hanya boleh diberikan kepada Allah! Demikian juga dalam Why. 19:10 dan
Why. 22:8-9, pada waktu rasul Yohanes menyembah malaikat, rasanya tidak
mungkin ia menyembah malaikat itu karena menganggapnya sebagai Allah. Mungkin
ia menyembahnya hanya sebagai pernghormatan, atau sekedar karena takutnya
melihat malaikat, tetapi malaikat menolak sembah dan mengalihkannya kepada
Allah! |
Pertama-tama harus dijelaskan bahwa Gereja Katolik juga melarang
menyembah manusia dalam konteks keilahian berdasarkan ayat-ayat yang sama
diatas.
Kedua, mengingat bahwa di
bagian lain Kitab Suci terlihat bahwa penyembahan juga bisa dilakukan kepada
manusia (1 Sam 25:23; 2Sam 9:6; 2Sam 14:4; Rut 2:10) maka bisa disimpulkan
bahwa penyembahan di Kis 10:25-26; Why 19:10 dan Why 22:8-9 dilarang karena
Kornelius dan Yohanes melakukannya dalam konteks keilahian.
Kitab Suci melarang kita yang masih hidup untuk mengadakan
kontak dengan orang yang sudah mati (Ul 18:9-12 Im 20:6 Yes 8:19-20).
Sekalipun Maria adalah ibu Yesus, tetapi ia tetap sudah mati, sehingga kita
tidak boleh berdoa ataupun mengadakan kontak dengan dia. Ini tidak berbeda
dengan orang-orang yang mengadakan kontak dengan orang yang sudah mati dengan
menggunakan jai-langkung, permainan cucing, dsb. |
Yang dikecam di Ulangan 18:9-12, Im 20:6, Yes 8:19-20 adalah
praktek klenik seperti yang dilakukan oleh dukun-dukun di Indonesia
Praktek berdoa kepada orang mati, tidak bisa disamakan dengan
praktek yang dikecam dalam ulangan. Di Ulangan praktek tersebut adalah sama
dengan praktek klenik dimana dukun berhubungan dengan orang mati untuk
mendapatkan ramalan akan masa depan seperti nomor lotere, perjodohan, rejeki
etc etc. Hal ini dikecam oleh ulangan. Terlebih dari itu, hal tersebut juga
dikecam oleh Gereja Katolik dan ini terlihat dari Katekismus Gereja Katolik:
Ramalan
dan Magi 2115 Allah
dapat mewahyukan masa depan kepada para nabi dan orang-orang kudus yang lain.
Tapi sikap Kristen ialah menyerahkan masa depan dengan penuh kepercayaan
kepada penyelenggaraan ilahi dan menjauhkan diri dari tiap rasa ingin tahu
yang tidak sehat. Siapa yang kurang waspada dalam hal ini bertindak tanpa
tanggung jawab. |
Nah, sekarang marilah kita lihat, apakah SEMUA hubungan kita
dengan yang sudah meninggalkan dunia itu adalah hal yang tabu? Silahkan baca
ayat berikut:
Matius 17:3 Maka
nampak kepada mereka Musa dan Elia sedang berbicara dengan
Dia. |
Apakah kita akan mengutuk Yesus karena dia berbicara dengan Musa
dan Elia yang sudah mati? Tentu saja tidak
Sungguh tidak masuk akal
untuk menyamakan praktek klenik dengan praktek meminta doa kepada Orang Kudus
yang punya dasar Alkitab kuat.
Sanggahan Kristen: a. Dalam Mat 1:24-25 dikatakan bahwa Yusuf tidak bersetubuh
dengan Maria sampai Yesus lahir. Sekarang pikirkan sendiri bagaimana saudara
menggunakan kata 'sampai'. Kalau misalnya dikatakan bahwa kita libur sampai
tanggal 1 Januari, maka bukankah itu berarti bahwa setelah itu kita tidak
lagi libur? Jadi, kalau dikatakan bahwa Yusuf tidak bersetubuh dengan Maria
sampai Yesus lahir, ini berarti bahwa sesudah kelahiran Yesus mereka hidup
sebagai suami istri biasa / bersetubuh. |
Bahasa asli Alkitab adalah Yunani. Kata bermasalah disini adalah 'Heos
hou' yang diterjemahkan menjadi 'sampai'.
Apakah 'heous hou' selalu berarti perubahan dari
keadaan lama (maria tidak bersetubuh) menjadi keadaan yang baru (SAMPAI dia
melahirkan Yesus) dan lain dari yang lama (Maria bersetubuh sesudah dia
melahirkan Yesus)? Marilah kita lihat ayat lain di Alkitab yang juga menggunakan
'heos hou'
Kisah Para Rasul
25:21 Tetapi Paulus naik
banding. Ia minta, supaya ia tinggal dalam tahanan dan menunggu, sampai
['sampai' disini adalah kata Yunani 'eis', bukan ini yang dimaksud] perkaranya
diputuskan oleh Kaisar. Karena itu aku menyuruh menahan dia sampai
['heos hou'. Kata 'sampai disini menggunakan 'heos hou'] aku dapat
mengirim dia kepada Kaisar. |
Ayat tersebut adalah ucapan Festus kepada raja Agrippa. Festus
disini berkata bahwa dia menyuruh bawahannya untuk menahan Paulus SAMPAI (heos
hou) dia dapat mengirim Paulus kepada kaisar. Nah, apakah Festus
berpikiran untuk membebaskan Paulus setelah dia dapat mengirim Paulus kepada
kaisar? Tentu tidak. Tentunya setelah sampai dihadapan Kaisar untuk meminta
banding seorang tahanan tentunya tidak langsung dibebaskan dari tahanan. Si
tahanan akan terus ditahan sampai kaisar memutuskan perkaranya dan ini bisa
berlangsung lama. Kalau nanti si tahanan terbukti bersalah, maka dia akan tetap
ditahan. Sedangkan kalau si tahanan terbukti tak bersalah, maka baru dia akan
dibebaskan.
Jadi di Kitab Suci pun
terlihat bahwa penggunaan kata "sampai" (heos hou)
tidak selalu berarti bahwa terjadi perubahan dari kondisi lama ke kondisi baru.
Tidak ada perlunya / gunanya mempertahankan keperawanan Maria
setelah Yesus lahir. Kristus memang harus lahir dari seorang perawan untuk
menggenapi Yes 7:14 dan supaya Yesus bisa lahir tanpa dosa. Tetapi setelah
Yesus lahir, keperawanan Maria itu tidak lagi perlu dipertahankan. |
Perlu atau tidaknya keperawanan Maria tidak ada kaitannya dengan
kenyataan bahwa Maria tetap perawan.
Dan patut dicatat bahwa para pelopor Protestantisme sendiri merasa perlu untuk
mempertahankan keperawanan Maria.
Pendapat para
pencetus Protestantisme: Martin Luther (Lutheran dan pencetus Protestantisme
pertama), John Calvin (Baptis), Huldreich Zwingli, John Wesley (Methodis)-
tentang Keperawanan Maria Kristus, penyelamat
kita, adalah buah rahim yang nyata dan alami dari Maria... Ini adalah tanpa
campur tangan lelaki, dan dia tetap perawan setelah itu Kristus... adalah
satu2nya anak dari Maria, dan Perawan Maria tidak mempunyai anak lain
selain Dia.... Aku merasa setuju dengan pernyataan bahawa "saudara"
berarti "sepupu" disini, karena tulisan suci dan orang Yahudi
selalu memanggil sepupu dengan saudara Kebohongan baru
dituduhkan kepadaku. Aku dituduh mengkhotbahkan dan menulis bahwa
Maria, Bunda Allah, tidak perawan baik sebelum kelahiran maupun sedudah
kelahairan Kristus... Kitab suci tidak
mengatakan atau mengindikasikan kalau Maria setelah
[kelahiran Kristus]... kehilangan keperawanan... Di Matius 1:25 dikatakan
bahwa Joseph tidak mengenal Maria secara badaniah sampai Maria melahirkan
anak, tidaklah dapat disimpulkan kalo Joseph mengenal Maria secara
badaniah sesudahnya; Sebaliknya, ini berarti bahwa Joseph tidak pernah
sama sekali mengenal Maria secara badaniah..... Omong kosong ini [bahwa Maria
tidak perawan sebelum dan setelah Kristus lahir] adalah tanpa
pembenaran.... [Orang yang menganggap kalo Maria tidak tetap perawan]
tidak pernah tahu atau memperhatikan kitab suci atau idiom umum. Helvidius
mempertunjukkan ketidaktahuan berlebihan dalam menyimpulkan bahwa
Maria harus mempunyai putra-putra, hanya karena saudara Kristus kadang2 disebutkan. [Mengenai Matius
1:25] Kesimpulan yang diambil Heldivius bahwa tetap perawan hanya sampai
kelahiran pertama Maria, dan setelah itu dia punya anak lain dari
suaminya.... Tidak ada kesimpulan bulat yang dapat ditarik dari kata2
dalam Matius 1:25... mengenai apa yang terjadi setelah Yesus lahir. Yesus
dipanggil 'Anak Pertama'; tapi satu satunya tujuan sebutan tersebut
adalah untuk memberi informasi bahwa Yesus dilahirkan dari Perawan.... Apa
yang terjadi sesudahnya tidak diinformasikan oleh sejarahwan..... Tidak
ada orang yang secara keras kepala meneruskan argumen [bahwa Maria tidak
perawan setelah melaahirkan Kristus], kecuali kalau dia senang akan
pertikaian {Pringle,
ibid., vol. I, p. 107} Didalam kata
'saudara' orang Ibrani memasukkan juga sepupu dan relasi yang lain, apapun tingkat
kedekatannya{Pringle,
ibid., vol. I, p. 283 / Commentary on John, (7:3) Huldreich
Zwingli Dia [Zwingli], di
tahun 1522, mempertahankan keperawanan abadi Ibu Yesus.... Untuk
menyangkal bahwa Maria tetap tak ternodai sebelum, selama, dan sesudah
kelahiran Kristus, adalah sama dengan menyangkal keMaha Kuasaan Tuhan....
dan karena itu sangat benar dan berguna untuk mengulangi salam malaikat
Gabriel - bukan doa- 'Ave Maria'.... Tuhan mengangkat Maria diatas
semua mahkluk, termasuk orang suci dan malaikat - kemurnian,
keluguan dan iman Maria yang tak terkalahkanlah yang harus diikuti manusia. Aku tidak pernah
berpikir, ataupun mengajarkan, atau menyatakan kepada umum, apapun mengenai
Maria yang tetap perawan, Ibu keselamatan kita, yang bisa dipandang tidak
hormat, tidak saleh, tidak menghargai ataupun jahat.... Aku percaya
dengan seluruh hatiku sesuai dengan kata2 di Injil suci bahwa sang perawan
murni melahirkan bagi kita Anak Allah dan dia (Maria) tetap, saat
kelahiran dan sesudahnya, perawan yang murni dan tak ternodai, untuk
selama-lamanya. {Thurian,
ibid., p.76 / same sermon} John
Wesley (Pendiri Methodisme)
|
Cukuplah dari kutipan diatas untuk menunjukkan bahwa kecenderungan
umat Protestant sekarang untuk menjelekkan dan mengecam kepercayaan bahwa Maria
tetap perawan dan tidak mempunyai anak selain Yesus adalah ajaran yang
timbul baru-baru ini dialiran Protestan. Ajaran yang timbul karena kebencian
dan ketidak mau-tahuan terhadap sejarah. Para pelopor Protestantisme
sendiri mengakui keperawanan abadi Maria dan mengecam orang yang berkata
sebaliknya. Sifat Protestant sekarang yang tidak menghormati ajaran ini
sangat melenceng dari semangat Gereja sejak dari dulu dan dari pelopor
Protestantism sendiri.
Immaculate Conception / Lahir dan hidup tanpa dosa
(1854): Doktrin Immaculate Conception ini artinya: Maria dikandung dan lahir tanpa dosa asal. Maria juga tidak berbuat dosa dalam sepanjang hidupnya. Maria bahkan dianggap sebagai 'tidak bisa berbuat dosa' (NON
POSSE PECCARE (= not possible to sin). Doktrin ini dikeluarkan oleh Paus Pius IX tanggal 8 Desember
1854. |
Ajaran Maria tak terkandung dosa asal memang adalah ajaran Gereja.
Ajaran ini memang didefinisikan oleh Paus Pius IX pada 8 Desember 1854. Namun
patut dicatat bahwa hanya karena ajaran ini didefinisikan pada 8 Desember 1854
tidak berarti bahwa ini adalah ajaran yang relatif baru. Sebagai contoh
Trinitas sendiri baru didefinisikan sebagai ajaran Gereja secara formal pada
325 AD di Konsili Nicea I. Tapi toh itu tidak berarti bahwa sebelum itu ajaran
Trinitas tidak ada.
Pendefinisian formal biasanya dilakukan karena pada suatu ketika
timbul ketidakjelasan sehingga diperlukan ketegasan Gereja untuk menyatakan
mana yang benar dan mana yang salah. Dlam membuat pernyataan Gereja akan
menggali dari Kitab Suci dan Tradisi dan menentukan mana iman yang terus
menerus diajarkan Gereja.
Nah, ajaran Maria tak terkandung tanpa noda dosa asal sebenarnya
adalah ajaran yang sudah amat kuno. Berikut adalah kesaksian beberapa Bapa
Gereja Awal atas ke-tak-bernoda-an Maria (diterjemahkan dari http://www.cin.org/users/jgallegos/immac.htm),
perhatikan tanggal-tanggalnya.
"Dia
[Yesus] adalah tabut yang dibuat dari kayu yang tak bisa lapuk. Karenanya
dari ini ditandakan bahwa tabernakelNya [Yesus] dibebaskan dari ketidakbaikan
dan dari korupsi." Hippolytus,Orat.
Inillud, Dominus pascit me(ante A.D. 235),in ULL,94 "Bunda
Perawan ini dari Yang Terlahir oleh Allah, disebut Maria, layak bagi Allah,
tak bernoda dari tak bernoda, satu dari satu." Origen,Homily
1(A.D. 244),in ULL,94
Ephraim,Hymns
on the Nativity,15:23(A.D. 370),in NPNF2,XIII:254
Ephraem,Nisibene
Hymns,27:8(A.D. 370),in THEO,132
Ambrose,Sermon
22:30(A.D. 388),in JUR,II:166
Augustine,Nature
and Grace,42[36](A.D.415),in NPNF1,V:135
Theodotus
of Ancrya,Homily VI:11(ante A.D. 446),in THEO,339
Peter
Chrysologus,Sermon 140(A.D. 449),in ULL,97
Jacob
of Sarug(ante A.D. 521),in Catholic Encyclopedia
Andrew
of Crete,Sermon I,On the Birth of Mary(A.D. 733),in THEO,180 |
Sudah tertunjukkanlah diatas bagaimana iman akan Maria dikandung
tanpa noda dosa adalah iman purba umat Kristen. Gereja Katolik hanya menegaskan
kembali apa yang telah diimani jemaat Kristen awal (jemaat Kristen awal sendiri
adalah Katolik bukan Protestant karena Protestant baru ada abad ke 16).
PS
Hampir lupa, Maria bukannya tidak dapat berdosa. Hanya Yesuslah yang tidak bisa
berdosa. Maria bisa berdosa, tapi dia tidak berdosa. Gereja Katolik tidak
pernah mengajarkan bahwa Maria tidak dapat berdosa.
Sanggahan Kristen:
|
Si Protestant dengan gampangnya mengecualikan Yesus dari ayat-ayat
tersebut, namun dia menolak kalau Katolik mengecualikan Maria dari ayat-ayat tersebut.
Itu sangat tidak jujur. Sebagaimana ayat-ayat tersebut tidak bersifat mutlak
kepada Yesus maka begitupula ayat-ayat tersebut bisa tidak bersifat mutlak
kepada Maria karena memang dia adalah manusia yang sangat spesial. Dia adalah
putri Bapa, Bunda sang putra dan mempelai Roh Kudus. Alah tidak membiarkan
putriNya, bundaNya dan mempelaiNya terkena noda dosa. Dan memang inilah iman
Gereja sejak dahulu seperti yang ditunjukkan lewat berbagai tulisan Bapa Gereja
Awal diatas.
Dalam Luk 1:46-47, Maria menyebut Allah sebagai Juruselamatnya.
Mengapa Maria membutuhkan Juruselamat kalau ia memang sama sekali tidak
berdosa? |
Sanggahan ini bisa dijawab dengan mengatakan bahwa bebasnya Maria
dari dosa adalah buah dari rencana keselamatan Kristus sendiri. Jadi tanpa
Kristus, sengsara dan salibNya, Maria tidak akan bisa terkandung tanpa noda
dosa. Itulah apa yang diajarkan Gereja Katolik. Kesempurnaan penerimaan rahmat
keselamatan Yesus ada dalam diri Maria.
Dalam Luk 2:22-24, Maria mempersembahkan korban penghapus dosa
(bdk. Im 12:1-8). Sekalipun kenajisan / ketidak-tahiran karena melahirkan
anak itu bukanlah suatu dosa moral, tetapi bagaimanapun tidak tahir / najis
sangat kontras dengan suci / tidak berdosa! |
Ini adalah tuduhan yang sangat gegabah dan lancang! Apakah
kelahiran Kristus merupakan dosa?
Maria melakukan itu karena patuh terhadap hukum Taurat. Bukan karena Maria
menjadi najis setelah melahirkan Kristus (suatu ungkapan yang penuh hujat!
Menganggap bahwa kelahiran Yesus adalah najis!)
Kita dapat lihat bandingkan ketaatan Maria dengan peristiwa pembaptisan
Kristus. Mengapa Kristus minta dibaptis kepada Yohanes? Padahal baptisan
Yohanes adalah baptisan pertobatan (Mat 3:11). Apakah Yesus perlu pertobatan?
Tidak. Tapi toh Kristus minta dibaptis. Kristus minta untuk dibaptis untuk
menggenapkan kehendak Allah (Mat 3:15). Begitu juga Maria. Sang perawan hanya
mengenapi apa yang diperintahkan Taurat.
Mengapa Maria harus mati (catatan: orang Katolik Roma pun
percaya bahwa Maria mengalami kematian) kalau ia tidak berdosa? Kematian
adalah upah dosa (Kej 2:16-17 Kej 3:19 Rm 5:12 Rm 6:23). Kristus memang juga
mati meskipun Ia tidak berdosa, tetapi Ia mati untuk menebus dosa umat
manusia. Bagaimana dengan Maria? |
Kalau Kristuspun mati meskipun dia tidak berdosa, tidak ada alasan
untuk mengatakan bahwa Maria harus hidup. Dan secara tekhnis, Kristus Mati
karena dia disiksa dan disalib. Tubuh lama Yesus yang adalah Manusia tidak
dapat menanggung siksaan yang diluar batas sehingga dia menyerahkan rohNya
kepada Allah (Yoh 19:30). Tubuh manusia yang tidak berdosapun ada batasan.
Karena itu tentu saja Maria yang juga bertubuh akan dibatasi oleh kematian.
Sama seperti Yesus.
Kematian Maria tentu lebih
patut mengingat Putranya sendiri juga mati dan Maria pun merasakan apa yang
dilalui sang Putra supaya semakin menjadi satu dengan sang Putra yang juga
Allahnya.
Tuhan Yesus suci karena Maria mengandung dari Roh Kudus, tetapi
Maria dikandung oleh seorang perempuan yang mengandung dari laki-laki biasa.
Bagaimana mungkin ia dikandung tanpa dosa dan dilahirkan tanpa dosa pula?
Bandingkan dengan ayat-ayat Ayub 25:4, Ro 3:23, Ro 5:12, Ro 5:19a. Kalau
Maria dikandung dan lahir tanpa dosa, maka semua ayat-ayat di atas ini adalah
salah! |
Kristus tidak suci karena dia dikandung dari Roh Kudus. Kristus
suci karena dia Allah. Sekalipun Maria berdosa itu tidak akan mampu membuat
Kristus dalam kandungan menjadi tidak suci.
Beralasan bahwa karena
Maria dikandung dari laki-laki biasa maka dia pasti berdosa merupakan alasan
yang dibuat-buat. Allah sendiri membuat Adam dan Hawa dari tanah liat dan
mereka pada awalnya tidak berdosa. Jadi kenapa fakta bahwa Maria dikandung dari
laki-laki biasa membuat Allah kehilangan kemampuannya untuk membuat Maria bebas
dari dosa sejak dia dikonsepsi?
Orang Katolik Roma menekankan kesucian Maria karena mereka
berpendapat bahwa kalau Yesus itu suci, maka Maria, yang melahirkan-Nya, juga
harus suci. Tetapi doktrin ini mempunyai konsekwensi logis sebagai berikut:
kalau karena Yesus itu suci maka Maria harus suci, maka karena Maria suci
kedua orang tua Maria harus suci. Dan kalau kedua orang tua Maria suci, maka
keempat kakek nenek Maria harus suci. Kalau ini diteruskan maka akan
menunjukkan bahwa Adam dan Hawa pun harus suci! Ini adalah konsekwensi logis
yang orang Katolik Roma pun tidak akan mau menerimanya! |
Gereja Katolik tidak pernah mengajarkan bahwa Maria harus suci
(ie. bebas dari segala dosa) karena yang dikandung adalah Yesus. Gereja Katolik
mengajarkan bahwa adalah PANTAS bagi Maria untuk dibuat tidak berdosa karena
yang dia kandung adalah Allah. Gereja Katolik tidak mengajarkan bahwa Maria
HARUS dibuat tidak berdosa agar dia bisa mengandung Yesus.
Dan konsekuensi logis
diatas adalah sama sekali keliru karena Maria bukan Yesus (yang adalah Allah).
Karena itu tidaklah perlu ataupun pantas bagi ibu Maria juga dibuat bebas dari
dosa sejak dikonsepsikan.
Doktrin Immaculate Conception ini baru muncul pada tanggal 8
Desember 1854. Mengapa dibutuhkan 18 abad untuk menemukan doktrin ini? Jelas
karena memang tidak pernah ada dalam Kitab Suci! |
Penjelasannya sudah tertulis diatas. Hanya karena sesuatu
didefinisikan pada tanggal tertentu tidak berarti bahwa apa yang didefinisikan
itu adalah iman yang sama sekali baru. Contohnya adalah doktrin Trinitas yang
didefinisikan pada 325 AD.
Diatas juga sudah
dihadirkan kutipan-kutipan dari para Bapa Gereja Awal (Romo-Romo dan
Uskup-Uskup Gereja Katolik purba) yang menunjukkan bagaimana iman akan
Immaculate Conception adalah iman jemaat Gereja kuno.
Assumption of Mary (1950) Doktrin tentang The Assumption of Mary (= Kenaikan Maria ke surga
secara jasmani) dikeluarkan oleh Paus Pius XII dengan embel-embel 'EX
CATHEDRA' (=dari kursinya) pada tanggal 1 Nopember 1950. Di surga Maria
menduduki tempat yang lebih tinggi dari para orang suci atau penghulu
malaikat. Ia dinobatkan sebagai Ratu Surga oleh Allah Bapa sendiri dan ia
diberi tahta di sebelah kanan Anaknya. "Bunda Maria diangkat ke surga dengan seluruh jiwa raganya
oleh Allah" (Fx. Wibowo Ardhi, Mari Berdoa Salam Maria, Kanisius, hal.
39). |
Sungguh suatu penghinaan dan menunjukkan motivasi yang kurang baik
dengan menggunakan kata "embel-embel." Namun itu adalah benar dogma
Gereja Katolik yang dikeluarkan Ex Cathedra.
Penobatan Maria sebagai Ratu Surga tentunya merupakan konsekuensi
logis dari fakta bahwa Yesus, sang Putra, adalah seorang raja. Karena Yesus
adalah raja, maka ibuNya adalah ratu. Raja-raja jaman dahulu, termasuk di
Israel, memiliki banyak istri dan selir karena itu akan susah sekali kalau
semuanya dijadikan ratu (bdk Kid 6:8). Maka dibuat posisi "gebirah"
atau "bunda ratu." Posisi ini berbeda dengan posisi ibu suri
sayangnya di Alkitab indonesia kata tersebut diterjemahkan dengan "ibu
suri." Pentingnya peran "gebirah" terlihat pada beberapa kisah
dari Kitab Suci.
Di 1Raj 2:13-25 dikisahkan bagaimana Adonia, saudara Salomo lain
ibu (ayah kedaunya adalah Daud) memohon kepada Batsyeba, ibu dari Solomo, agar
Batsyeba minta kepada Solomo supaya Abisag gadis Sunem bisa menjadi istrinya.
Batsyeba kemudian menjumpai anaknya dan Solomo dengan segala hormat menjemput
sang ibu (1Raj 2:19) bahkan Solomo berkata bahwa apa yang diminta ibunya akan
dia turuti (1Raj 2:20). Solomo menolak permintaan Adonia dan bahkan
memerintahkan orang untuk membunuh Adonia karena permintaannya yang lancang itu
(Abisag gadis Sunem yang diminta Adonia untuk menjadi istri sebenarnya adalah
salah satu kekasih raja Daud, dengan mengawini bekas kekasih ayahnya Adonia
ingin memperbesar pengaruh sehingga bisa menurunkan Solomo dari takhta dan
mengusai kerajaan Israel). Dari kisah ini ada tiga hal yang patut dicatat: 1)
Adonia yang memohon Betsyeba untuk menyampaikan permintaan lancangnya
menunjukkan bahwa Adonia tahu bahwa Solomo menghormati ibunya, 2) Di 1Raj 2:19
Solomo dengan penuh hormat bangun, menjemput ibunya, kemudian menciumnya dan
menyuruh pengawal untuk membawakan kursi agar sang ibu bisa duduk disampingnya,
3) Solomo berkata bahwa dia tidak akan menolak permintaan ibunya di 1Raj 2:20.
Untuk point no:3, memang Solomo pada akhirnya menolak permintaan sang ibu, tapi
bisa jadi ini karena sang ibu tidak paham konsekuensi dari yang dimintanya.
Dari fakta ini kita juga tahu bahwa keputusan akhir selalu ada ditangan sang
Raja. Ini sungguh cocok dengan hubungan Maria dan Putranya. Tentunya Maria
sangat bisa dimintai bantuan karena sang Putra menghormati dia sebagai ibu.
Namun keputusan terakhir ada ditangan sang Putra yang adalah raja. Ini
dikarenakan Maria, dengan segala kemuliaan dan rahmat yang diterimanya di
Surga, masih tetap manusia yang punya keterbatasan kebijaksanaan dibanding
Allah sendiri.
Di kitab Yeremia bab 13 Allah sekali lagi memperingatkan Israel agar tidak
jatuh dalam dosa. Yang menarik disini adalah ayat Yer 13:18. Pada ayat ini
Allah memberi peringatan kepada Raja DAN KEPADA sang "gebirah."
Di 1Raj 15:13 kita melihat Raja Asa memecat sang
"gebirah," Maakha karena Maakha membuat berhala. Ini menunjukkan
bahwa posisi tersebut nyata dan tidak sepatutnya ditempati oleh orang yang
bertindak bertentangan dengan perintah Allah. (catatan: Di beberapa Alkitab,
termasuk Alkitab Indonesia, disebutkan bahwa Maakha adalah nenek dari Raja Asa,
tapi ada juga Alkitab yang menyebut bahwa Maakha adalah ibu dari Asa [ex.
Revised Standard Version]).
Sementara itu di kitab Raja-Raja baik yang pertama maupun yang
kedua, nama Raja Israel dipasangkan dengan ibu mereka dan bukannya dengan istri
mereka (kecuali dua raja, Yoram dan Ahas, yang sama sekali tidak dipasangkan
dengan ibu maupun istri mereka). Berikut daftarnya:
- Raja Naama dan
ibu Rehabeam (1Raj 14:21 Bdk. 14:31 dan 2Taw 12:13) - Raja Abijah dan
ibu Maakha. Ibunya adalah putri dari Abisalom (1Raj 15:2) atau Absalom (2Taw
11:20). - Raja Asa dan
ibu/nenek adalah Maakha, juga putri dari Abisalom (1 Raj 15:10 Bd. 2Taw
15:16). - Raja Yosafat dan ibu
adalah Azuba (1Raj 22:42 Bdk. 2Taw 20:31) - Raja Ahazia dan
ibu adalah Atalya (2Raj 8:26 Bdk. 2Taw 22:2) - Raja Yoas dan ibu
adalah Zibya (2Raj 12:1 Bdk. 2Taw 24:1) - Raja Amazia dan
ibu adalah Yoadan (2Raj 14:2 Bdk. 2Taw 25:1) - Raja Azarya dan
ibu adalah Yekholya (2Raj 15:1-2). Raja Azarza disebut juga Raja Uzia (Bdk. 2
Ch 26:3) - Raja Yotam dan
ibu adalah Yerusa Jerusha (2 Ki 15:33 Bdk.2Taw 27:1) - Raja Hizkia dan
ibu adalah Abi atau Abia (2Taj 18:2 Bdk. 2Taw 29:1) - Raja Manasye dan
ibu adalah Hefzibah (2Raj 21:1) - Raja Amon dan ibu
adalah Mesulemet (2Raj 21:19) - Raja Yosia dan ibu
adalah Yedida (2Raj 22:1) - Raja Yoahas dan
ibu adalah Hamutal (2Raj 23:31) - Raja Yoyakim dan
ibu adalah Zebuda (2Raj 23:36) - Raja Yoyakhin dan
ibu adalah Nehusta (2Raj 24:8) - Raja Zedekia dan
ibu adalah Hamutal (2Raj 24:18) |
Cukup sudah bukti akan pentingnya posisi ibu raja dalam tradisi
dan kebudayaan Israel. Karena itulah Maria memang layak disebut Ratu Surga KARENA
Yesus adalah Raja Surga.
Sekarang kita lihat
sanggahan lain dari si Protestant.
Sanggahan Kristen: 1. Doktrin ini baru muncul tanggal 1 Nopember 1950. Mengapa
dibutuhkan waktu 19 abad untuk menemukan doktrin ini? Jelas karena tidak
pernah ada dalam Kitab Suci! |
Sekali lagi, yang terjadi pada 1 November 1950 adalah
pendefinisian resmi suatu doktrin yang sebelumnya memang sudah dipegang.
Trinitas sendiri didefinisikan resmi pada 325 AD namun tentunya ini tidak
berarti bahwa sebelum pendefinisian resmi tersebut Trinitas tidak ada.
Lagipula, bila Maria memang
mati dikubur, mengapa tidak ada data sejarah tentang persemayanan Bunda kita?
Atas bantuan ilmu sejarah dan arkeologi dan cerita tradisi kita bisa
mengetahui:
1. Kandang domba tempat
Yesus lahir (sekarang menjadi gereja Nativity)
2. Persemayanan Santo
Petrus (di Basilika Petrus Vatikan)
3. Persemayanan Santo
Paulus (di Basilika Petrus Vatikan)
Namun tidak ada data
tentang persemayanan Bunda Yesus yang kematiannya mestinya menjadi bahan
pembicaraan sehingga orang akan berziarah ke persemayanannya sekedar untuk
memberi hormat dan merenung. Tapi tidak
ada data historis yang reliable terhadap persemayanan Bunda Maria.
Disi lain sejak abad ke 7
(600 AD), baik umat gereja di Barat maupun di Timur sama-sama merayakan pesta
Asumption (pengangkatan Maria). Paus Sergius (687-707) memerintahkan prosesi
yang khidmat di hari tersebut( Liber. Pontif., P. L., t. CXXVIII, c.898 ). Di
Timur, St Modestus, Patriarch Yerusalem(d. 634) dalam "Encomium in
dormitionem Deiparae (P. G., t. LXXXVI, col. 3288ff) bersaksi atas kepercayaan
[terhadap Assumption] tersebut (RGL, p. 162).
Semua ini membuktikan bahwa
Maria memang diangkat ke Surga seperti Enokh (Kej 5:24; Ib 11:5) dan Elia (2Raj
2:11) dan bahwa iman tersebut adalah iman yang purba, jauh sebelum skisma timur
dan berabad-abad sebelum adanya Protestantism.
Perlu dipertanyakan pertanyaan ini: dengan tubuh apa Maria
bangkit dan masuk ke surga? Sampai saat ini hanya Kristus yang mempunyai
tubuh kebangkitan. Semua manusia akan menggunakan tubuh ke-bangkitan pada
saat Kristus datang kali kedua (Yoh 5:28-29 1Kor 15:20-23,50-55 1Tes
4:13-17)! |
Semua orang yang bangkit dan masuk surga bangkit dengan tubuh
mulia mereka seperti Kristus.
Dari ajaran-ajaran mengenai Maria tersebut di atas tradisi makin
lama semakin berkembang, sehingga makin sukar membedakan mana ajaran Alkitab
dan mana ajaran tradisi gereja. |
Bisa kita tanyakan kepada si Protestant kenapa ajaran Alkitab dan
ajaran Tradisi Gereja harus dibedakan? Alasan si Protestant tentunya adalah
sumber iman mereka hanyalah Alkitab saja. Padahal Alkitab sendiri tidak pernah
mengatakan demikian (bdk 2Tes 2:15; 2Tes 3:6 dan 1Kor 11:2 [kata
"ajaran" di ayat 2Tes 3:6 dan 1Kor 11:2 semestinya diterjemahkan
"tradisi" karena yang digunakan adalah kata Yunani
"paradosis"]).
Bagi umat Katolik sendiri
tidaklah masalah apakah ajaran itu berasal dari Kitab Suci atau Tradisi.
Kedua-duanya sama-sama harus diimani dengan taat. Jadi sekalipun ada satu
ajaran yang hanya tersirat di Kitab Suci tapi tersurat di Tradisi, maka ajaran
itu tetap harus diimani. Sikap umat Katolik ini sudah sesuai dengan Alkitab
sendiri seperti yang ditunjukkan oleh ayat-ayat yang disebutkan di paragraph
atas.
Pesan Penutup: Kalau Katolik Roma mengambil pandangan extrim kiri dengan
memuliakan Maria lebih dari seharusnya, janganlah orang Kristen Protestan
lalu mengambil pandangan yang extrim kanan dengan menghina atau merendahkan
Maria. Maria tetap adalah orang beriman yang saleh, yang rela dipakai Tuhan
sebagai alat-Nya untuk melahirkan Kristus! |
Sebenarnya, dengan tidak menempatkan Maria kepada posisi yang
tinggi yang memang telah diberikan Allah dan memang telah diakui oleh semua
umat Kristen sejak jaman kuno, maka pada hakikatnya si Protestant telah sedikit
banyak merendahkan Maria. Dia bahkan telah menghina Maria dan Yesus ketika dia
mengatakan bahwa Luk 2:22-24 menunjukkan bahwa Maria berdosa karena menurut Im
12:1-8 orang yang melahirkan anak adalah najis. Jadi karena Maria melahirkan
Yesus maka Maria telah najis dan dia harus menghapus kenajisan tersebut.
Sebaiknya si Protestant
lebih banyak membaca Kitab Suci dan iman jemaat awal Gereja (dimana semuanya
adalah umat katolik karena Protestant baru ada di abad ke 16).
Kalau ada mujizat-mujizat yang berhubungan dengan Maria dan
mendukung pandangan Katolik Roma tentang Maria (misalnya Maria menampakkan
diri dan mengaku sebagai Perawan tanpa dosa), maka sadarilah bahwa mujizat
yang bertentangan dengan Kitab Suci itu pasti datang dari setan! Kitab Suci
mengatakan bahwa Iblis bisa menyamar sebagai malaikat terang (2Kor 11:14),
dan karena itu tidak terlalu mengherankan kalau ia bisa menyamar sebagai
Maria atau bahkan Yesus sendiri. |
Pertama-tama harus dijelaskan bahwa Gereja tidak gegabah dalam
menilai suatu penampakan atau mukjijat. Sering dibutuhkan waktu bertahun-tahun
(bahkan kadang-kadang puluhan tahun setelah semua yang bersangkutan meninggal)
dan banyak penelitian baru suatu mukjijat atau penampakan diakui sebagai
otentik.
Kedua, pandangan Gereja
Katolik akan Maria tidak bertentangan dengan Kitab Suci, karena itulah
mukjijatnya juga tidak bertentangan dengan Kitab Suci.
Ketiga, sebenarnya patut
dipertanyakan mukjijat bagaimana yang bertentangan dengan Kitab Suci. Silahkan
si Protestant melihat catatan mukjijat yang diakui Gereja dan menilai mana yang
bertentangan dengan Kitab Suci. Ambil contoh saja mukjijat ketidakbusukan mayat
St. Bernadette Soubirus. Mukjijat ini adalah salah satu mukjijat terhebat yang
masih bisa dilihat oleh mata kepala sendiri. Nah, sebenarnya bagian mana dari
mukjijat ini yang bertentangan dengan Kitab Suci?
Pada akhirnya ajaran Gereja
Katolik tentang Maria memang sudah sesuai Kitab Suci dan Tradisi. Iman Gereja
Katolik akan Maria merupakan iman Gereja kuno. Sedangkan penolakan Protestant
akan mariologi Katolik justru adalah ajaran baru karena Protestant sendiri baru
muncul di abad 16, seribu lima ratus tahun setelah Yesus wafat dan bangkit.
Api Penyucian
Apakah yang dimaksud dengan Api Penyucian?
Suatu keadaan atau kondisi hukuman sementara setelah kematian. Sebagai
kontrasnya, neraka adalah keadaan atau kondisi hukuman abadi.” Dan banyak dari antara
orang-orang yang telah tidur di dalam debu tanah, akan bangun, sebagian untuk
mendapat hidup yang kekal, sebagian untuk mengalami kehinaan dan kengerian yang
kekal.” (Dan 12 : 2 ) Ini merujuk pada pemurnian, penyucian. Api Penyucian
adalah "tempat" dimana jiwa-jiwa dibersihkan dari akibat-akibat
dosa.” Sebab masih ada lima orang saudaraku, supaya ia memperingati mereka
dengan sunguh-sngguh, agar mereka jangan masuk kelak ke dalam tempat
penderitaan ini.” (Luk 16 ; 26 )
Bagaimana kita tahu bahwa Api Penyucian itu ada?
Alkitab, Tradisi, dan ajaran serta praktek Gereja Katolik, dan bahkan akal
sehat sekalipun, membuktikan adanya Api Penyucian
Bagaimana akal sehat bisa menunjukkan keberadaan Api Penyucian?
Hanya orang-orang yang menanggung dosa maut yang masuk ke neraka. Di lain
pihak, tak seorangpun bisa masuk ke surga meski hanya dengan dosa yang terkecil
sekalipun. Pasti ada tempat penebusan dan pemurnian bagi dosa-dosa ringan dan
kekurangan-kekurangan kita lainnya. Akan tetapi,saudara-saudaraku yang kekasih,
yang satu ini tidak boleh kamu lupakan, yaitu, bahwa dihadapan Tuhan satu hari
sama seperti seribu tahun dan seribu tahun sama seperti satu hari, ( II Petrus
3 : 8 )
Siapa yang masuk ke Api Penyucian?
Mereka yang telah memelihara karunia rahmat tetapi:
a. meninggal dengan masih memiliki dosa-dosa ringan yang belum dimaafkan.
b. meninggal tanpa melakukan penitensi yang mencukupi untuk membayar hutang
hukuman sementara yang diakibatkan oleh dosa-dosa mereka di masa lalu.
Apakah yang dimaksud dengan: "hukuman sementara sebagai akibat dosa"
?
Meskipun Allah mengampuni dosa-dosamu, Dia tetap menuntut penitensi atau
hukuman dalam hidup ini atau hidup yang berikutnya. “Tetapi Abraham berkata :
Anak, ingatlah, bahwa engkau telah menerima segala yang baik sewaktu hidupmu,
sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat penghiburan dan
engkau sangat menderita.” (Luk 16 : 25 )
Apakah ada penderitaan di Api Penyucian bagi mereka yang masuk kesana?
Ya, selain disebabkan karena untuk sementara tertunda dari persatuan dengan
Allah di surga, mereka yang di api penyucian juga harus menderita sengsara
proses pemurnian.Itulah sebabnya maka Injil telah diberitakan juga kepada
orang-orang mati, supaya mereka, sama seperti manusia dihakimi secara badani;
tetapi oleh roh dapat hidup menurut kehendak Allah. (1 Petrus 4:6)
Berapa lama seseorang harus menderita di Api Penyucian?
Tergantung dari jumlah dan besar dosa-dosa mereka yang harus ditebus.” Ah,
kiranya Engkau menyembunyikan aku di dalam dunia orang mati, melindungi aku,
sampai murkaMu surut; dan menetapkan waktu bagiku, kemudian mengingat aku pula!
(Ayub 14 : 13 )
Setelah dilepaskan dari Api Penyucian, kemanakah kita?
Ke surga untuk berada bersama-sama dengan Allah dalam sukacita sempurna yang
abadi. “Dan lihatlah, tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah
dan terjadilah gempa bumi, dan bukit-bukit batu terbelah, dan kuburan-kuburan
terbuka dan banyak orang kudus telah meninggal bangkit, Dan sesudah kebangkitan
Yesus, merekapun keluar dari kubur, lalu masuk ke kota kudus dan menampakkan
diri kepada banyak orang.” (Luk 27 : 51 – 53 ) “ Jangan heran akan hal itu,
sebab saatnya akan tiba, bahwa semua orang yang di dalam kuburan akan mendengar
suaraNya.”(Yoh 5 : 28 ) “ Kalau manusia mati, dapatkah ia hidup lagi? Maka aku
akan menaruh harap selama hari-hari pergumulanku sampai tiba giliranku: maka
Engkau akan memanggil, dan akupun akan menyahut; Engkau akan rindu kepada
buatan tanganMu.”(Ayub 14 :14 )
Bagaimana kamu bisa menolong jiwa-jiwa di Api Penyucian?
Kamu bisa memperpendek penderitaan mereka dengan merayakan Misa Kudus bagi
mereka, berdoa bagi mereka dan melakukan perbuatan-perbuatan amal bagi
mereka.
Apakah Alkitab mengajarkan kita untuk berdoa bagi orang-orang yang sudah
meninggal?
Ya, kita mengetahui bahwa Yudas Makabeus mengirim 12000 keping perak ke
Yerusalem untuk mempersembahkan kurban bagi dosa-dosa mereka yang sudah
meninggal. (2 Makabe 12:43)
Bagaimana kamu bisa terhindar dari Api Penyucian?
Dengan berusaha untuk menghindari segala dosa-dosa, bahkan yang terkecil
sekalipun, dan dengan melakukan penitensi bagi dosa-dosa yang telah dimaafkan.
Bahan Renungan
Hari Raya seluruh jiwa adalah hari yang disediakan oleh Gereja bagi doa-doa dan
Misa-Misa khusus bagi jiwa-jiwa yang menderita di Api Penyucian. Hari ini
dirayakan setiap tanggal 2 November.
Mereka yang berada di Api Penyucian tidak dapat menolong diri mereka sendiri.
Kita harus membantu mereka dengan doa-doa kita dan pengurbanan kita. Yang kita
tahu, mereka pada gilirannya juga bisa dan dapat berdoa bagi kita.” Karena
orang-orang yang hidup tahu bahwa mereka akan mati, tetapi orang yang mati tak
tahu apa-apa, tak ada upah lagi bagi mereka, bahkan kenangan kepada mereka
sudah lenyap.”(Pengkotbah 9 : 5 ) “Sebagaimana awan lenyap dan melayang hilang,
demikian juga orang yang turun ke dalam dunia orang mati tidak akan muncul
kembali.” Tetapi bila manusia mati, maka tidak berdayalah ia,bila orang binasa,
dimanakah ia? Seperti air menguap dari dalam tasik, dan sungai surut dan
menjadi kering, demikian juga manusia berbaring dan tidak bangkit lagi, sampai
langit hilang lenyap, mereka tidak terjaga, dan tidak bangun dari tidurnya.”
(Ayub 7 : 9, 14 : 10 - 12 )
Pertanyaannya: dimanakah belas kasihanmu?………………
Dimanakah arwah Lazarus, ketika dibangkit oleh Yesus?…..
Bukan Lazarus saja yang dibangkitkan……baca secara keseluruhan Alkitab…..Petrus
juga membangkitkan orang mati……
Ajaran Katolik adalah begini:
Sesudah mati maka arwah akan terpisah dengan tubuh. Arwah tersebut akan
menerima pengadilan pribadi yang akan menetapkan apakah arwah ini masuk neraka
atau masuk surga. Bila arwah layak masuk neraka, maka akan dimasukkan ke
neraka. Bila arwah layak masuk surga, maka akan dimasukkan surga (bagi arwah
yang perlu penyucian maka akan dimasukkan ke Api Penyucian dulu sebelum masuk
surga). Pada saat akhir jaman baik arwah di neraka ataupun di surga akan
disatukan dengan tubuh mereka. Kemudian akan ada pengadilan umum dan terakhir
dimana semua perbuatan individu terbeberkan. Pengadilan akhir tidak akan
merubah status penghuni neraka ataupun penghuni surga. Hasil dari pengadilan
umum dan terakhir ini akan menambah hadiah bagi yang di surga dan akan menambah
siksaan bagi yang di neraka. Setelah itu semua kembali ke tempat masing-masing.
Diatas terjadi setelah Yesus bangkit. Bila orang mati sebelum Yesus bangkit
maka ada sedikit perbedaan. Setelah mati maka mereka yang masuk neraka,
dimasukkan ke neraka. sementara mereka yang layak surga akan ditaruh di Sheol
dan akan masuk ke surga sampai Yesus membuka pintu surga.
SEKARANG BACA dan CEK DI ALKITAB
Perjanjian lama:
1. Abraham berdoa untuk penduduk kota Sodom dan Gomora (Kej 18:16-33).
2. Musa sering berdoa untuk kepentingan umat Israel, antara lain untuk
memintakan ampun setelah bangsa itu berdosa dan akan dipunahkan oleh Tuhan (
Kel 32:11-14).
3. Bangsa Israel minta kepada Samuel, "Berdoalah untuk hamba-hambamu ini
kepada TUHAN,Allahmu,supaya kami jangan mati.... (1Sam 12:19).
4.dsb
Perjanjian Baru:
1. Yesus berdoa untuk para muridNya dan untuk dunia (Yoh 17)
2. Paulus senantiasa berdoa bagi umatNya (Roma 1:10;Efesus 1:16,dsb)
sebaliknya, Paulus juga sadar bahwa keselamatannya tergantung juga pada doa-doa
umatnya (Fil 1:19); oleh karena itu ia pun minta supaya umatnya berdoa baginya
(1Tes 5:25;2Tes 3:1 dsb)
3. Yakobus 5:14-16 berbunyi: "KALAU ADA SEORANG DIANTARA KAMU YANG SAKIT,
BAIKLAH IA MEMANGGIL PARA PENATUA JEMAAT, SUPAYA MEREKA MENDOAKAN DIA SERTA
MENGOLESKANNYA DENGAN MINYAK DALAM NAMA TUHAN.... KARENA ITU HENDAKLAH
KAMU....SALING MENDOAKAN, SUPAYA KAMU SEMBUH. DOA ORANG YANG BENAR, BILA DENGAN
YAKIN DIDOAKAN,SANGAT BESAR KUASANYA"
4. 1Tim 2:1 berbunyi "NAIKKANLAH PERMOHONAN, DOA SYAFAAT DAN UCAPAN SYUKUR
SEMUA ORANG"
5. Dsb
Perlu dibaca sampai selesai!
Ayat diatas menyimpulkan:
A. Bahwa doa seseorang bisa berguna bagi orang lain. Paham ini diterima
sepenuhnya dan dipraktekkan oleh setiap orang KRISTEN dan dikenal dengan doa
syafaat.
B. Bahwa kita pun dapat minta KEPADA ORANG LAIN SUPAYA BERDOA KEPADA KITA. Jadi
kita TIDAK HARUS SELALU MINTA SESUATU LANGSUNG KEPADA ALLAH.
C. Bahwa doa orang yang benar sangat besar kuasanya (Yak 5:16)
Dengan 3 paham inilah maka praktek BERDOA orang KATOLIK kepada orang kudus
(Maria,Santo/Santa) dapat DIBENARKAN.
MENGAPA?
Sebab Maria dan para kudus adalah anggota-anggota Gereja juga. Setelah mereka
meninggal dunia dan bersatu dengan Kristus di Surga, mereka tetap saudara
saudari kita, anggota satu keluarga Allah. Mereka tidak terpisah jauh dari
kita, MELAINKAN malah lebih dekat dengan kita . Maka dari itu, jika kita bisa
mohon (atau BERDOA dlm arti luas) kepada sesama manusia yang hidup di dunia,
mengapa kita tidak boleh BERDOA atau lebih tepat MINTA DIDOAKAN kepada Maria
dan para kudus di Surga? Malah kita sbg orang Katolik yakin sekali bahwa doa
doa mereka sangat besar kuasanya. Dan sejarah membuktikan betapa besar kuasa
doa Bunda Maria bagi putera puterinya. PERLU DICATAT DAN DIRENUNGKAN bahwa
hakekatnya doa kepada Maria dan para kudus sebenarnya berupa PERMOHONAN supaya
mereka memintakan rahmat tertentu bagi kita. Jadi Maria maupun Para kudus hanya
PERANTARA kepada KRISTUS atau ALLAH BAPA. Untuk Kristen Protestan sekarang
Yesus Kristus sendiri apa tidak PERANTARA kita dengan ALLAH BAPA? Apa dengan
langsung berdoa kepada Allah bapa mereka mau mengurangi peranan Kristus sebagai
PENGANTARA? JAWAB SENDIRI!
Berdoa bagi orang Katolik dalam arti tegas dan sempit hanya DITUJUKAN ke ALLAH
BAPA.
Kita sebagai Orang Katolik TIDAK PERNAH menyembah ORANG KUDUS/MARIA. Hanya
menghormati ORANG KUDUS/MARIA. ORANG KUDUS/MARIA hanya perantara.
Untuk anda yang menghina MARIA, bila anda sebagai Yesus bagaimana dengan anda
apabila ibu anda dihujat semacam itu?
Cara menghujat, tidak menghargai sama dengan melukai Yesus sendiri.
Jadi kalau bicara harus dipikir berulang jangan MENGANDAI-ANDAI.
Toh Katolik yang pertama dan jelas strukturnya .
Protestan banyak amat alirannya.... sampai aliran sesat
Maruko,
orang Katolik awam baru diperbolehkan membahas Injil kurang
lebih thn 1960/70 kalau gak salah. Tanya sama romo/pastormu biar lebih jelas. |
Bahwa Umat Katolik hanya baru-baru ini diperbolehkan untuk
membahas injil adalah suatu mitos salah kaprah yang dipercayai Protestant
dimana tidak ada bukti sama sekali. Tahun 1960/1970 paling-paling diungkapkan
oleh pendeta/penginjil kamu karena dia merasa (tanpa bukti sama sekali dan
hanya prasangka) hanya setelah konsili Vatikan II umat Katolik baru
diperbolehkan membahas Kitab Suci.
Para protestant, menganggap mereka adalah satria berkilau
yang membebaskan umat Kristen (yang dulunya semua adalah Katolik) dari
kungkungan hierarkhi Gereja yang melarang umatnya sendiri untuk mempelajari
Kitab Suci. Baru setelah Gereja Katolik ketakutan terhadap umat yang semakin
pintar membaca Alkitab berkat “satria-satria Protestant†maka
Gereja Katolik kemudian mengijinkan umatnya untuk membaca Kitab Suci pada
Konsili Vatikan II. Bahkan “cerita fiksi†ini
dibumbui asumsi keliru bahwa Gereja menulis Kitab Suci hanya adalam bahasa
Latin sehingga orang awam tidak bisa mengerti bahasa mati tersebut.
Tentu saja semua itu adalah khayalan yang tidak mempunyai
dasar dalam sejarah Gereja sama sekali. Sayangnya banyak yang menganggap ini
fakta karena ketidak mampuan atau ketidak mauan mereka untuk mengerti
sejarah.
Gereja Katolik tidak pernah lalai dalam tugasnya untuk
mewartakan sabda Allah. Tapi patut diingat bahwa jaman dahulu banyak sekali
keterbatasan-keterbatasan tekhnis yang membuat Alkitab begitu sedikit tersebar.
Diantaranya adalah:
1. Bahan tulis cukup mahal dan jauh dari jangkauan
kebanyakan rakyat (sedang kebanyakan bangsawan memiliki Kitab Suci)
2. Tidak ada mesin cetak. Sehingga penggandaan Kitab Suci
harus dilakukan dengan cara menyalin. Dan Para biarawan Katolilah yang paling
berjasa dalam upaya memperbanyak tulisan ini (cf: Where We Got the Bible -
Henry G. Graham)
3. Kebanyakan umat TIDAK BISA MEMBACA.
Untuk point ke 3 perlu lebih ditekankan. Ini karena
Protestant berpikiran seakan-akan kalau Kitab Suci disodorkan pada umat jelata
maka mereka pasti langsung bisa terbebas dari “kungkungan†Gereja
Katolik. Sebaliknya, Gereja Katolik sangat sadar akan keterbatasan umat ini,
karenanya Gereja didalam Misa ataupun Liturgi Ilahi (Misa versi Gereja Timur)
selalu ada Liturgi Sabda dimana Kitab Suci dibacakan. Di dalam Liturgi yang
paling kuno pun selalu ada porsi tertentu untuk Liturgi Sabda.
Tidak hanya itu, Gereja juga menerjemahkan bahasa Kitab
Suci dari bahasa Ibrani (Perjanjian Lama) dan bahasa Yunani Koine (Perjanjian
Baru) menjadi bahasa Latin. Apakah ini berarti Gereja mencoba untuk menjauhkan
Kitab Suci dari umat dengan menggunakan bahasa Latin? Tentu saja tidak. Bahasa
Latin pada waktu itu digunakan oleh banyak orang. Di sekolah-sekolah, dimana
pelajaran membaca diajarkan, bahasa yang diajarkan adalah bahasa Latin. Sehingga
bagi mereka yang bisa membaca mereka bisa membaca Latin.
Tidak cukup dengan bahasa Latin Gereja juga menerjemahkan
Kitab Suci dalam berbagai bahasa. Berikut adalah kutipan sebagai konfirmasi (diambil dari
biblicalcatholic.com:
Nor is it at all true that the Catholic Church was opposed to
the printing and distribution of Bible translations in vernacular languages
(it did oppose some Protestant translations which it felt were
inaccurate). For instance (utterly contrary to the myths in this regard which
are pathetically promulgated by the movie Luther), between 1466 and
the onset of Protestantism in 1517 at least sixteen editions
of the Bible appeared in German, with the full approval of the Catholic Church:
High German: Strasburg: 1466, 1470, 1485 Basel, Switzerland: 1474 Augsburg: 1473 (2), 1477 (2), 1480, 1487,
1490, 1507 [also in 1518] Nuremburg: 1483 Low German: Cologne: 1480 (2) Lubeck: 1494 Halberstadt: [1522] Delf: [before 1522]
|
Was the Bible unknown in German before 1466 and the printing
press? Hardly. Raban Maur (c. 776-856), had translated the Bible into the
Teutonic, or old German, language. Valafrid Strabon (c. 809-849) did the same,
as did Huges of Fleury. Ottfried of Wissemburg rendered it in verse. So we see
that the "conspiracy" of the Catholic Church to eliminate the Bible
from the common man by banning the vernacular was singularly unsuccessful.
Protestant scholar Philip Schaff, wrote in his History of the Christian
Church:
During
the fourteenth century some unknown scholars prepared a new translation of
the whole Bible into the Middle High German dialect. It slavishly follows the
Latin Vulgate. It may be compared to Wiclif's English Version (1380), which
was likewise made from the Vulgate, the original languages being then almost
unknown in Europe. A copy of the New Testament of this version has been
recently published, from a manuscript in the Premonstratensian convent of
Tepl in Bohemia. Another copy is preserved in the college library at Freiberg
in Saxony. Both are from the fourteenth century, and agree almost word for
word with the first printed German Bible, . . . After
the invention of the printing-press, and before the Reformation, this
mediaeval German Bible was more frequently printed than any other except the
Latin Vulgate. No less than seventeen or eighteen editions appeared between
1462 and 1522, at Strassburg, Augsburg, Nürnberg, Cöln, Lübeck, and
Halberstadt (fourteen in the High, three or four in the Low German dialect).
Most of them are in large folio, in two volumes, and illustrated by
wood-cuts. Besides the whole Bible, there were numerous German editions of
the Gospels and Epistles (Plenaria), and the Psalter, all made from the
Vulgate. Luther
could not be ignorant of this mediaeval version. He made judicious use of it,
as he did also of old German and Latin hymns. Without such aid he could
hardly have finished his New Testament in the short space of three months.
But this fact does not diminish his merit in the least; for his version was
made from the original Hebrew and Greek, and was so far superior in every
respect that the older version entirely disappeared. It is to all intents a
new work . . . According
to the latest investigations, fourteen printed editions of the whole Bible in
the Middle High German dialect, and three in the Low German, have been
identified. Panzer already knew fourteen; see his Gesch. der nürnbergischen
Ausgaben der Bibel, Nürnberg, 1778, p. 74. The
first four, in large folio, appeared without date and place of publication,
but were probably printed: 1, at Strassburg, by Heinrich Eggestein, about or
before 1466 (the falsely so-called Mainzer Bibel of 1462); 2, at Strassburg,
by Johann Mentelin, 1466 (?); 3, at Augsburg, by Jodocus Pflanzmann, or
Tyner, 1470 (?); 4, at Nürnberg, by Sensenschmidt and Frissner, in 2 vols.,
408 and 104 leaves, 1470-73 (?). The others are located, and from the seventh
on also dated, viz.: 5, Augsburg, by Günther Zainer, 2 vols., probably
between 1473-1475. 6, Augsburg, by the same, dated 1477 (Stevens says,
1475?). 7, The third Augsburg edition, by Günther Zainer, or Anton Sorg,
1477, 2 vols., 321 and 332 leaves, fol., printed in double columns; the first
German Bible with a date. 8, The fourth Augsburg edition, by A. Sorg, 1480,
folio. 9, Nürnberg, by Anton Koburger (also spelled Koberger), 1483. 10,
Strassburg, by Johann Gruninger, 1485. 11 and 12, The fifth and sixth
Augsburg editions, in small fol., by Hans Schönsperger, 1487 and 1490. 13,
The seventh Augsburg edition, by Hans Otmar, 1507, small folio. 14, The
eighth Augsburg edition, by Silvan Otmar, 1518, small folio. Several
of these Bibles, including the Koburger and those of Cologne and Halberstadt,
are in the possession of the Union Theol. Seminary, New York. I examined them
. . . Dr. Krafft illustrates the dependence of Luther on the earlier version
by several examples . . . |
"Saved
sinner," a Catholic poster on the CARM Catholic board, noted:
. .
. the earliest Germanic version of the Bible was done by Ulfilas in 381.
That's more than 1100 years before Luther. And more than 20 years before the
publication of the Jerome's Latin Vulgate. Charlemagne had the Bible
translated into the vernacular in the 9th century. That was more that 600
years before Luther. The Augsburger Bible of 1350 was a complete translation
of the New Testament into German. The Wenzel Bible of 1389 had a complete
translation of the Old Testament into German. |
Myths die hard, though (unfortunately). Thus, the oft-heard
claim that Martin Luther "rescued the Bible [in German] from the
ashes" or from oblivion and cynical, diabolical Catholic oppression (and
the repeated strong implication in Luther of the same), is not only false, but
outrageously so.
The situation was no different in other European
countries. From 1450 to 1550, for example, there appeared (with express
permission from Rome) more than forty Italian editions or translations of the
Bible (from 1471 to 1520) and eighteen French editions (ten appearing before
1520), as well as others in Bohemian (two), Belgian, Russian, Danish,
Norwegian, Polish, and Hungarian. Spain published editions starting in 1478
with the full approval of the Spanish Inquisition. A total of 626 editions
appeared, of which 198 were in the vernacular languages, with the sanction of the
Catholic Church, before any Protestant version saw the light of day.
(See: Janssen, ibid.; Henry G. Graham, Where
We Got the Bible, St. Louis: B. Herder, 3rd ed., 1939, 98, 105-108, 120)
Graham asks:
What,
then, becomes of the pathetic delusion of 'Evangelical' Christians that an
acquaintance with the open Bible in our own tongue must necessarily prove
fatal to Catholicism? . . . |
Furthermore, Latin was not a "dead language" When St.
Jerome first produced the Latin Vulgate (itself meaning "vulgar" or
"common" tongue), but the universal language of Europe, much like
English is today. Whoever could read, read Latin.
The state of affairs in England and for English-speaking
peoples was no different. The famous preface of the translators of the King
James Bible (1611) tells of the history of English translations, most
of which predated Protestantism:
To
have the Scriptures in the mother tongue is not a quaint conceit lately taken
up . . . but hath been . . . put in practice of old, even from the first
times of the conversion of any nation. |
Thus, John Wycliffe was not the first person to give English
people the Bible in their own tongue in the 14th century, as a popular
misguided myth would have it. We have copies of the work of Caedmon from the
7th century, and that of the Venerable Bede, Eadhelm, Guthlac, and Egbert from
the 8th (all in Saxon, the prevalent language at that time). From the 9th and
10th centuries come the translations of King Alfred the Great and Aelfric,
Archbishop of Canterbury. Early English versions include that of Orm around
1150, the Salus Animae (1250), and the translations of William Shoreham,
Richard Rolle (d. 1349), and John Trevisa (c. 1360) (see Graham, ibid.).
Prominent Protestant Bible scholar F.F. Bruce mentions
these translations and others in his book, History of the Bible in
English (New York: Oxford University Press, 3rd edition, 1978) in his
chapter, "The Beginnings of the English Bible," pages 1-11. He didn't
make up these vernacular Bibles. They existed. This is historical fact. Henry
Graham writes:
. .
. we shall . . . refute once more the common fallacy that John Wycliff was
the first to place an English translation of the Scriptures in the hands of
the English people in 1382. To anyone that has investigated the real facts of
the case, this fondly-cherished notion must seem truly ridiculous; it is not
only absolutely false, but stupidly so, inasmuch as it admits of such easy
disproof; one wonders that nowadays any lecturer or writer should have the
temerity to advance it . . . |
Bisa dilihat
bahwa sumber Protestant pun mengkonfirmasi bahawa Gereja selalu berusaha
memabuat umat lebih dekat dengan Kitab Suci dengan menerjemahakn kitab suci ke
pelbagai bahasa. Hanya Protestant yang ignorant terhadap sejarah (tanya
pendeta/penginjil kamu) yang masih mempercayai mitos khayalan bahwa Gereja
melarang umatnya untuk membahas Kitab Suci.
Di Forum Apologist aku pernah tulis kalau aku
pernah ngobrol dengan orang Komisi Kerasulan Kitab Suci di Keuskupan aku
domisili dan kita semua sama-sama jengkel dengan TB-LAI dan
terjemahan-terjemahan turunannya karena banyak yang bertendensi ngawur (Gereja
dijadiin Jemaat, dst).
Yang paling kacau balau adalah Galatia 2: 16...Mereka nekad menambahkan
"hanya" untuk membenarkan dogma kosong mereka "Sola
Fide".
Gal 2:16 Kamu tahu, bahwa tidak seorangpun yang dibenarkan oleh karena
melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus. Sebab itu kamipun telah
percaya kepada Kristus Yesus, supaya kami dibenarkan oleh karena iman dalam
Kristus dan bukan oleh karena melakukan hukum Taurat. Sebab: "tidak ada
seorangpun yang dibenarkan" oleh karena melakukan hukum Taurat.
Gal 2:16 scientes autem quod non iustificatur homo ex operibus legis nisi per fidem Iesu Christi et nos in
Christo Iesu credidimus ut iustificemur ex fide Christi et non ex operibus
legis propter quod ex operibus legis non iustificabitur omnis caro
Gal 2:16 Knowing that a man is not justified by the works of the law, but by the faith of Jesus Christ,
even we have believed in Jesus Christ, that we might be justified by the faith
of Christ, and not by the works of the law: for by the works of the law shall
no flesh be justified. ( ini dari KJV-KS nya Protestan)
Gak ada hanya kan??
JP2 pro pembaharuan? Huh..baca tuh Dominus Iesus yang bikin JP dicap fanatik
abis..Btw, justru gara-gara Ensiklik itu aku makin cinta dia..
Mengenai mencium Al-Qur'an aku rasa itu tidak mengapa..karena itu hanya sekedar
untuk menunjukkan rasa hormat kepada umat Muslim tanpa membenarkan isi
Al-Qur'an.
Kamu mencoba berargumen bahwa yang dikatakan
di Kej 3:3 adalah mengenai kematian rohani dan bukan kematian fisik. Dengan
argumen ini kamu mencoba menyanggah penggunaan contoh Elia dan Henokh, yang
meskipun tidak mati fisik pastilah mati rohani (karena memang Henokh dan Elia
sebagai manusia pastilah mati rohani karena dosa asal).
Kamu seakan-akan berkata bahwa Kej 3:3 pastilah HANYA berbicara mengenai
kematian rohani dengan beralasan bahwa pada saat memakan Adam tidak langsung
mati, sedangkan Allah berkata, menurut kamu , "pada waktu engkau
memakannya, engkau akan mati." Karena Adam tidak mati, berarti kematian
yang dimaksudkan hanyalah kematian Rohani.
Berikut akan dibuktikan betapa gagalnya argumen kamu itu. Dan akan ditunjukkan
bahwa yang dimaksud Allah adalah memang kematian fisik (meskipun kematian
kematian fisik ini juga disebabkan oleh kematian Rohani).
Gen 3:3 (KJV Strong)
But of the fruit of the tree which is in the midst of the garden, God hath
said, Ye shall not eat of it, neither shall ye touch it, lest ye
die.'"
Menurut KJV Strong kata "lest" berarti:
1. lest, not, beware lest adv
2. lest
Menurut Oxford Advanced Learner's Dicttionary:
1. for fear that ; in order that ... not: He disguissed himself lest he
be recognized. Lest anyone should think my story strange, let me
assure you that it is all quite true.
2. (used after fear, be afraid, be anxious,
etc) because of the possibility of something happening: in case: She
was afraid lest he might drown
Dari alkitab BHS Indonesia ekaristi.org sendiri:
Kej 3:3
tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman:
Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu
mati."
Kesimpulan:
1. KAMU TELAH SALAH MENGUTIP ALKITAB (atau mungkin alkitab kamu terjemahanya
parah). TIDAK ADA KATA "Pada waktu kamu memakannya"
baik di KJV Strong ataupun RSV ataupun NAB ATAUPUN ALKITAB INDONESIA. Jadi
tidak bisa disimpulkan bahwa karena Adam tidak mati saat itu juga maka apa yang
dimaksudkan Allah dengan kata "mati" hanyalah "mati
rohani". Karena Allah memang tidak mensyaratkan Adam untuk mati saat itu
juga, tapi "nanti" (lihat terjemahan Indonesia).
2. Menurut KJV Strong, dalam BHS Ibrani-nya, penggunaan kata "lest"
yang merupakan kata Ibrani "pen" sama sekali tidak mengandung arti
"pada waktu memakan."
3. Menurut Oxford Dictionary Advenaced Learner's, kata "lest" yang
digunakan untuk menerjemahkan kata Ibrani tersebut juga smaa sekali tidak
mengandung arti "pada waktu memakan."
Runtuh sudah argumen kamu dan masih terbukti bahwa gaya bahasa 1Kor 15:22
adalah gaya bahasa hiperbola karena memang ada manusia yang tidak mati
(fisik).
Ini ada ayat lagi yang lebih jelas. Dan saya rasa kutipan ayat
ini lebih tepat utk mendukung argumen saya. Ayat nya ada di : Kejadian 2:16-17, khususnya di ayat 17. Kejadian 2:16. Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada
manusia: "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan
bebas, Kejadian 2:17 tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan
yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau
memakannya, pastilah engkau mati." Kita tau, bahwa setelah Adam dan Hawa memakannya, hari itu
mereka Tidak mati. Apakah berarti perkataan Allah meleset ? Sekali lagi
tidak. Mati yg dimaksud Allah, jika Adam dan Hawa memakan buah, bukanlah mati
fisik. Tetapi mati secara rohani. |
Kalaupun benar bahwa Kej 2:16-17 menunjukkan bahwa Allah
menyatakan Adam mengalami kematian Rohani, dan bukan duniawi namun aku rasa
Paulus di 1Kor 15:22 tidak membicarakan mengenai kematian rohani.
1Cor 15:
12 Now if Christ is preached as raised from the dead, how can some of you
say that there is no resurrection of the dead? 13 But if there is
no resurrection of the dead, then Christ has not been raised; 14*
if Christ has not been raised, then our preaching is in vain and your faith is
in vain. ... 20 But in fact Christ has been raised from
the dead, the first fruits of those
who have fallen asleep. 21 For as by a man came death, by a man has come also
the resurrection of the dead. 22 For as in Adam all die, so also in Christ
shall all be made alive. 23 But each in his own order: Christ the first fruits,
then at his coming those who belong to Christ.
Kematian yang dimasukkan Paulus tidak lain adalah kematian fisik.
Bila yang dimaksudkan Paulus adalah kematian Rohani maka bagaimana Paulus bisa
berkata bahwa "Kristus telah dibangkitkan dari kematian?" Apakah
Kristus pernah mati Rohani? Tidak!
Sekali lagi Gereja Orthodox telah berkhianat
terhadap iman para Bapa Suci mereka, sampai kapan mereka mau bertobat. Tuhan
sudah menunjukkan hukuman mereka dengan emnyerahkan wailayah mereka kepada
Islam, tapi mereka belum masih mau bertobat.
MARIA TERKANDUNG TANPA NODA DOSA
Let woman praise Her, the pure Mary."
Ephraim,Hymns on the Nativity,15:23(A.D. 370),in NPNF2,XIII:254
"Thou alone and thy Mother are in all things fair, there is no
flaw in thee and no stain in thy Mother."
"Ephraem,Nisibene Hymns,27:8(A.D. 370),in THEO,132
"As he formed her without my stain of her own,so He
proceeded from her contracting no stain."
Proclus of Constantinople,Homily 1(ante A.D. 446),in ULL,97
"The angel took not the Virgin from Joseph, but gave her to Christ, to
whom she was pledged from Joseph, but gave her to Christ, to whom she
was pledged in the womb, when she was made."
Peter Chrysologus,Sermon 140(A.D. 449),in ULL,97
"[T]he very fact that God has elected her proves that none was
ever holier than Mary, if any stain had disfigured her soul, if any other
virgin had been purer and holier, God would have selected her and rejected Mary."
Jacob of Sarug(ante A.D. 521),in CE
"[T]ruly elect, and superior to all, not by the altitude of lofty
structures, but as ecelling all in the greatness and purity of sublime and
divine virtues, and having no affinity with sin whatever."
Germanus of Constantinople,Marracci in S. Germani Mariali(ante A.D. 733),in
ULL,98
MARIA DINAGKAT JIWA DAN RAGA KE SURGA
"If the Holy Virgin had died and was buried,
her falling asleep would have been surrounded with honour, death would have
found her pure, and her crown would have been a virginal one... Had she
been martyred according to what is written: 'Thine own soul a sword
shall pierce', then she would shine gloriously among the martyrs, and her holy
body would have been declared blessed; for by her, did light come to the
world." - Epiphanius,Panarion,78:23(A.D. 377),in PG 42:737
As the most glorious Mother of Christ,our Savior and God and the giver of life
and immortality, has been endowed with life by him, she has received an
eternal incorruptibility of the body together with him who has raised her up
from the tomb and has taken her up to himself in a way known only to him."
- Modestus of Jerusalem,Encomium in dormitionnem Sanctissimae Dominae nostrae
Deiparae semperque Virginis Mariae(PG 86-II,3306),(ante A.D. 634) from
Munificentis simus Deus
"It was fitting ... that the most holy-body of Mary,
God-bearing body, receptacle of God, divinised, incorruptible, illuminated by
divine grace and full glory ... should be entrusted to the earth for a
little while and raised up to heaven in glory, with her soul pleasing to
God."
Theoteknos of Livias,Homily on the Assumption(ante A.D. 650),in THEO,57
"You are she who, as it is written, appears in beauty, and your virginal
body is all holy, all chaste, entirely the dewlling place of God, so
that it is henceforth completely exempt from dissoultion into dust. Though
still human, it is changed into the heavenly life of incorruptibility,
truly living and glorious, undamaged and sharing in perfect life."
Germanus of Constantinople,Sermon I(PG 98,346),(ante A.D. 733),from
Munificentis simus Deus
"[T]he virgin is up to now immortal, as He who lived, translated
her into the place of reception"
Timotheus of Jerusalem(6th-8th century),in OTT,208
YAng dikutip diatas hanyalah dari para Bapa Gereja Awal yang menurutku adalah
dari Timur (kalau ada koreksi dan ternyata ada yang dari Barat, tolong
dikoreksi). Di dua link yang aku berikan juga tertulis iman dari Bapa Gereja
Awal Barat. dan tentunya seorang Orthodox semestinya mengimani iman para Bapa
Gereja Awal baik Timur maupun Barat. Namun aku hanya menunjukkan yang Timur
diatas supaya terlihat bagimana bertentangannya iman Gereja Orthodox sekarang
dengan iman para Bapa Gereja Awal mereka.
Perawan Maria Sang Theotokos “dikandung tanpa dosa asal” Meskipun Gereja Orthodox menyebut Maria sebagai TANPA CACAT,
MURNI & TERSUCI, namun Gereja Orthodox tidak mengajarkan bahwa Maria
terkandung tanpa dosa asal [yang dirumuskan sebagai sesuatu yang berasal dari
“kepenuhan iman” oleh Paus Pius IX, tgl 8 Desember 1854. ini adalah doktrin
yang diwahyukan Allah, dan oleh karenanya harus secara kokoh dan teguh
dipercayai oleh semua orang. [dari Bulla Ineffabilis Deus]] . |
Dosa asal adalah cacat.
Dosa asal adalah kedtidak murnian
Dosa asal adalah pencegah seseorang menjadi benar-benar suci.
Jadi apa yang diiimani Bapa Gereja Awal dari Timur adalah SAMA dengan apa yang
didogmakan oleh Gereja Katolik.
Yang paling jelas adalah tulisan dari Germanus dari COnstantinople yang sudah
ditulis diatas:
"[T]ruly elect, and superior to all, not by the altitude of
lofty structures, but as ecelling all in the greatness and purity of sublime
and divine virtues, and having no affinity with
sin whatever."
Germanus of Constantinople,Marracci in S. Germani Mariali(ante A.D. 733),in
ULL,98
Tidak punya "affinity" dengan dosa. "Affinity"
sendiri berarti "keterkaitan dekat."
Jelasnya dalam Gereja Orthodox tidak ada dogma tentang maria
[terlebih Patriarkh/ Paus] yang ada hanya tentang Allah [Tritunggal] &
tentang Kristus [Inkarnasi. Satu Hypostasis dalam Dua Kodrat] saja. |
Dogma tentang Maria sudah ada sejak Konsili Ephesus dimana Maria
diberi gelar Bunda Allah. Ataukah Orthodox mau menolak Ephesus?
Dan keutamaan Paus juga ditunjukkan di Konsili Epehesus dan Chalcedon:
"There is no doubt, and in fact it has been known in all
ages, that the holy and most blessed Peter, prince and head of the Apostles,
pillar of faith, and foundation of the Catholic Church, received the keys of
the kingdom from our Lord Jesus Christ, the Savior and Redeemer of the human
race, and that to him was given the power of loosing and binding sins: who down even to today and forever, lives and judges
in his successors. The holy and most
blessed Pope Celestine,according to due order, is his successor and holds his
place..."
(Philip, Council of Ephesus, Session III [A.D.
431])
"Wherefore the most holy and blessed Leo, archbishop of the
great and elder Rome, through us, and through this present most holy
synod together with the thrice blessed and all-glorious
Peter the Apostle, who is the rock and foundation of the Catholic Church, and
the foundation of the orthodox faith..."
Council of Chalcedon,
Session III (A.D. 451)
Pada saat itulah Roh Kudus turun ke atas Maria secara istimewa
dan menaungi Maria sehingga ia disucikan secara sempurna oleh Roh Kudus, agar
layak menjadi sarana penjelamaan Firman Allah yang Maha Kudus itu di dalam
Rahimnya. Disitulah Maria dijadikan Tanpa Cacat, Murni & Tersuci. |
Apakah seseorang yang mempunyai dosa yang membuat dia masuk neraka
(mereka yang mempunyai dosa asal akan masuk neraka) bisa disebut Tanpa Cacat,
Murni dan Tersuci?
Atauakah kamu berpikiran bahwa Maria baru dibersihkan dari segala dosa HANYA
setelah dia dinaungi Roh Kudus?
Perawan Maria Sang Theotokos “naik ke sorga” Gereja Orthodox sejak jaman yang sangat purba sekali meyakini
bahwa Maria memang sudah dibangkitkan oleh Tuhannya yang oleh Penjelmaan-Nya
juga telah menjadi Anaknya, sesudah dia meninggal. Namun tak pernah Gereja
Purba mencanangkan itu sebagai “Dogma”, dan tak pernah ingin melakukannya. |
Karena Orthodox memang tidak mempunyai kuasa sama sekali untuk
mendogmakan sesuatu setelah memecahkan diri dari Gereja Kristus sejati, ie:
Gereja Katolik.
Coba sebutkan dogma yang diyakini oleh semua Orthodox sesudah mereka memecahkan
diri dari Gereja Kristus?
Cuma ada satu, yaitu, "Katolik salah." Inilah satu-satunya persamaan
semua Orthodox. Penolakan mereka
terhadap satu-satunya Gereja sejati.
_________________
Mat 1:25 tetapi tidak bersetubuh dengan dia sampai ia melahirkan
anaknya laki-laki dan Yusuf menamakan Dia Yesus. |
contohnya begini .. si Erwin tidak makan kue sampai basi.. Apakah
ini berarti si Erwin menunggu kue itu basi, baru dimakan ? atau, si Erwin tidak
makan kue itu hingga menjadi basi ?
mengenai kata "Saudara YEsus " sering juga dijadikan alasan bahwa
Maria memiliki anak selain Yesus.. namun mereka lupa, bahwa di Kis 1:14-15 juga
dikatakan saudara Yesus. Apakah mereka berpikir Maria memiliki lebih dari 100
anak ? Kata Saudara di dalam Kitab suci biasa digunakan untuk kerabat dekat
atau sepupu.
Menanyakan mengapa Maria mendapat pengecualian tidak berdosa ? hahaha.. ini
tentu saja kehendak Ilahi seperti yang dikatakan DV, dan hal ini tidak aneh,
Maria mengandung Yesus, yang adalah Allah sendiri.
Dan tentu saja hal itu terjadi karena rencana karya keselamatan Allah. Jika
tanpa hal tersebut, mungkin Maria adalah seorang wanita/ibu biasa, dan tentu
saja semua manusia akan masuk neraka.
Menanyakan Allah tidak menciptakan manusia tidak berdosa dari awal ? wah wah
wah.. mengapa tidak ditanya sekalian mengapa Allah tidak mencegah malaikat-Nya
memberontak dan menjadi Iblis. bukankah dengan demikian ia tidak akan menggoda
hawa berbuat dosa ? Lupa bahwa Tuhan
menghargai kehendak bebas yang ia berikan kepada manusia dan malaikat
ciptaan-Nya. Tentu saja Tuhan mampu melakukan apa pun yang Ia kehendaki..Apakah
Erwin juga berpikir Tuhan tidak mampu menciptakan manusia tanpa kehendak bebas
?
erwin a.k.a Lukman menanyakan alasan Tuhan ??? luar biasa bukan ? b lupa bahwa berbeda
dengan kehendak bebas manusia yang selalu disertai alasan dan sebab yang
subyektif, kehendak dan keputusan Allah tidak perlu ada alasan dan sebab, dan
kehendak dan keputusan-Nya itu tetap mutlak benar dan tidak mengurangi
kesempurnaan-Nya, meskipun hal itu tidak logis dalam pikiran manusia seperti
erwin a.k.a Lukman, yang berpikir Allah harus memiliki alasan untuk melakukan
sesuatu. Akhirnya terlihat Erwin a.k.a
Lukman jatuh kepada pemahaman yang membatasi kuasa dan kehendak Allah.. mudah
mengenal jati diri iman si erwin a.k.a Lukman ini
Fundamentals of Catholic
Dogma, Ludwig Ott
The Fathers called
ary the “Go-between” (<greek text not included>, mediatrix). A prayer
ascribed to St. Ephrem says of her: “After the Mediator thou art the
mediatrix of the whole world” (post mediatorem mediatrix totius mundi: Oratio
IV ad Deiparam. 4th Lesson of the Office of the Feast). The title Mediatrix
is attached to Mary in official Church documents also, for example, in the
Bull “ineffabilis” of Pope Pius IX (1854) ; in the Rosary Encyclicals
“Audiutricem” and “Fidentem” (D 1940 a) of Pope Leo XIII. (1895 and 1896) ;
in the Encyclical “Ad Diem Illum” of Pope Pius X (1904). It has also been
received into the Liturgy of the Church through the introduction of the Feast
of M. Mary is designated
mediatrix of all graces in a double sense: 1. Mary gave the
Redeemer, the Source of all graces, to the world, and in this way she is the
channel of all graces (sent. certa.). 2. Since Mary’s
Assumption into Heaven no grace is conferred on man without her actual
intercessory co-operation (sent pia et probalbilis). |
Pendapat yang pertama mendapat kategori "Sent. certa" yang
maksudnya theologically certain. Yang mendapat kategori ini adalah ajaran yang
tak bisa salah. Namun ajaran ini belum didogmakan, didefinisikan (ingat, tidak
semua ajaran yang tidak bisa salah terdefinisikan atau terdogmakan, contohnya
banyak dan aku gak keingat satupun saat ini). Dan pemahaman mediatrix atau
co-redemptrix dalam arti ini rasanya tidak akan dipungkiri Protestant
sekalipun.
Yang menjadi masalah tentunya adalah pemahaman yang kedua dan yang kamu
permasalahkan. Ajaran ini mendapat ketegori "sent pia et probabilis"
yang maksudnya pendapat saleh yang mungkin. Jadi seorang Katolik bisa menerima
ini atau tidak menerimanya. Bisa jadi, nanti suatu saat ajaran ini akan berubah
dari sekedar pendapat saleh yang mungkin menjadi sesuatu yang pasti setelah
Magisterium mengkaji secara lebih dalam dari Kitab Suci dan Tradisi. Bisa juga
tidak.
yg pasti jemaat mula2 tidak pernah berdoa kpd st.Stefanus yg
mati martir. dan tidak pernah berdoa kpd orng2 kudus yg sebelum mereka .
hanya ada catatan bible LAI spt ini: mereka berdoa kpd Allah. titik...dan
juga catatan bible LAI spt: contohlah iman mereka, akhir hidup mereka.
titik...bukannya doa sepakat ama orang2 yg udah di awan2 jadi saksi tsb. |
Darimana kamu tahu bahwa jemaat mula-mula tidak pernah berdoa
kepada orang Kudus?
Apakah kamu pikir sumber pengetahuan sejarah tentang jemaat mula-mula hanya ada
di Alkitab?
Apakah kamu tidak tahu bahwa jaman jemaat mula-mula (100AD-700AD) sudah
termasuk jaman sejarah? Maksudnya apa? Maksudnya sudah ada catatan-catatan
sejarah tertulis mengenai kisah hidup jemaat pertama yang ditulis oleh meerka
sendiri (bandingkan dengan jaman pra-sejarah dimana yang kita ketahui cuma dari
fosil, patung, ukiran dll).
Apakah kamu pernah membaca tulisan dari jemaat mula-mula mengeai apa yang
terjadi DILUAR dan SETELAH Alkitab?
In short, you don't know what in the world you're talking about.
Coba kalian baca Matius 15:3
Matius 15:3
Tetapi jawab Yesus kepada mereka: "Mengapa kamupun melanggar perintah
Allah demi adat istiadat nenek moyangmu?
Mungkin ini belum begitu kelihatan kata "tradisi", coba baca dari
versi Duoay-Rheims.
Matthew 15:3
But he answering, said to them: Why do you also transgress the commandment
of God for your tradition? For God said:
Menarik bukan? Tampaknya Katolik salah karena kita mengikutkan
"tradisi" dan bahkan memandang Tradisi Suci setingkat dengan Kitab
Suci. Apakah Katolik juga akan dikecam Yesus?
Silahkan baca lebih lanjut
Inilah ayat yang lebih lengkap dari Matius 15:3-9:
Tetapi jawab Yesus kepada mereka: "Mengapa kamupun melanggar perintah
Allah demi adat istiadat nenek moyangmu? Sebab Allah berfirman: Hormatilah
ayahmu dan ibumu; dan lagi: Siapa yang mengutuki ayahnya atau ibunya pasti
dihukum mati. Tetapi kamu berkata: Barangsiapa berkata kepada bapanya
atau kepada ibunya: Apa yang ada padaku yang dapat digunakan untuk
pemeliharaanmu, sudah digunakan untuk persembahan kepada Allah, orang itu tidak
wajib lagi menghormati bapanya atau ibunya. Dengan demikian firman Allah kamu
nyatakan tidak berlaku demi adat istiadatmu sendiri. Hai orang-orang
munafik! Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu:Bangsa ini memuliakan Aku dengan
bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. Percuma mereka beribadah
kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia."
Di perjanjian lama selalu ditekankan perintah perlunya menghormati ayah dan ibu
dan ini adalah satu dari 10 perintah allah yang ditulis Tuhan sendiri. Terlebih
lagi, menghormati ayah ibu adalah PERINTAH PERTAMA di loh batu kedua. Seperti
kita ketahui loh batu pertama berisi perintah yang berkaitan antara Tuhan dan
manusia, dan loh batu ke dua berisi perintah yang berkaitan antara hubungan
sesama manusia.
Namun apa yang dilakukan para ahli Farisi yang munafik? Mereka mengajarkan
suatu konsep yang disebut "kurban" (sama seperti akar kata bahasa
Indo "korban"). Dengan konsep "kurban" ini para umat Yahudi
bisa mempersembahkan semua miliknya (rumah, ternak etc) kepada Kuil NAMUN si
orang tesebut masih dapat memakainya. Dan "kurban" yang
dipersembahkan ini dianggap sebagai milik kuil meskipun masih dipake orang yang
menyumbangkannya. Implikasi dari praktek ini adalah:
1. Dengan di "kurban"kannya milik kepada kuil maka seseorang jadi
menghilangkan kewajibannya untuk menjaga orang tua mereka yang sudah lanjut
usia dengan miliknya. dia bisa mengatakan kalo dia sebenarnya tidak memiliki
apa-apa untuk diberikan pada orang tua yang sudah renta, semua milik dia sudah
di"kurban"kan ke kuil, meskipun dia sendiri sebenarnya masih
menggunakan dan menikmati hasil dari milik dia sendiri
2. Kuil semakin kaya. Dan tentu saja para Imam Farisi semakin kaya
Kombinasi kedua implikasi tersebut sangat tidak sesuai dengan perintah Taurat,
terutama perintah untuk menghormati ayah ibu. Dan juga sikap Farisi yang
mencari untung sendiri dengan praktek korup sangat munafik. Inilah tradisi
korup yang bertentangan dengan Taurat dan dikutuk Yesus.
Bandingkan dengan ayat2 lain di Alkitab dimana Yesus menyuruh untuk mengikuti
Tradisi yang benar (Matius 23:2-3) dan juga berbagai surat dari Paulus yang
menyuruh Umat Kristus untuk mengikuti Tradisi Suci yang benar (2Tes 2:15, 2Tes
3:6, 1Kor 11:2).
Yudaisme di jaman Yesus juga ada berbagai sekte. Dua yang paling berpengaruh
yaitu Farisi dan Saduki. Farisi adalah sekte yang mengacu pada Tradisi
sementara Saduki itu bagaikan Sola Scripturist di jaman perjanjian lama. Saduki
cuma mengakui Pentateukh dan tidak lain. Karena inilah Saduki tidak percaya
kebangkitan orang mati.
Tapi siapakah yang ajarannya dipuji Yesus? FARISI!
Matius 23:1-3
Maka berkatalah Yesus kepada orang banyak dan kepada murid-murid-Nya,
kata-Nya:"Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki
kursi Musa. Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang
mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan
mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya."
Perlu diketahui "kursi Musa" itu adalah kursi dimana ahli Taurat
mengajarkan taurat kepada Umat Yahudi. Ini tidak ada dalam perjanjian lama
karena ini adalah hasil dari tradisi. Dan Yesus merasa tidak ada masalah dengan
tradisi ini.
Dan, bagaimana kamu bisa bilang kalo Alkitab menyuruh untuk merendahkan Tradisi
sedangkan jelas ditulis:
2 Thessalonians 2:15 (KJV)
Therefore, brethren, stand fast, and hold the traditions which
ye have been taught, whether by word, or our epistle
2 Tesalonika 2:15
Sebab itu, berdirilah teguh dan berpeganglah pada ajaran-ajaran yang
kamu terima dari ajaran-ajaran yang kamu terima dari kami, baik
secara lisan, maupun secara tertulis.
Lisan maupun tertulis
Beberapa ayat yang mendukung Tradisi Suci
2 Thessalonians 3:6 (KJV)
Now we command you, brethren, in the name of our Lord Jesus Christ, that
ye withdraw yourselves from every brother that walketh
disorderly, and not after the tradition which he
received of us.
2 Tesalonika 3:6
Tetapi kami berpesan kepadamu, saudara-saudara, dalam nama Tuhan Yesus Kristus,
supaya kamu menjauhkan diri dari setiap saudara yang tidak
melakukan pekerjaannya dan yang tidak menurut ajaran yang telah kamu
terima dari kami.
Disini ditunjukkan bagaimana Paulus menyuruh orang umat untuk menjauhkan diri
dari umat lain yang tidak menuruti tradisi/ajaran yang telah diterima dari
Rasul.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar