Copas dari ekaristi.org
Ini adalah cara umat Katolik membela
iman sesuai 1 Petrus 3:15-16
1 Petrus 3:15-16
15 Tetapi kuduskanlah
Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan! Dan siap sedialah pada segala waktu
untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta
pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi
haruslah dengan lemah lembut dan hormat, 16 dan dengan hati nurani yang
murni, supaya mereka, yang memfitnah kamu karena hidupmu yang saleh dalam
Kristus, menjadi malu karena fitnahan mereka itu.
Tulisan dari si Protestant Budi Asali
akan ditanggapi bagian per bagian
Quote: |
AJARAN MENGENAI MARIA (MARIOLOGI) |
Gereja Katolik tidak pernah menempatkan
Maria setara dengan Yesus. Berikut pengakuan iman dari Katekismus Gereja
Katolik:
970 Adapun "peran keibuan Maria terhadap umat
manusia sedikitpun tidak menyuramkan atau mengurangi pengantaraan Kristus yang
tunggal itu, melainkan justru menunjukkan kekuatannya. Sebab segala pengaruh
santa Perawan Maria yang menyelamatkan manusia ... berasal dari kelimpahan
pahala Kristus. Pengaruh itu bertumpu kepada pengantaraan-Nya, sama sekali
tergantung daripadanya, dan menimba segala kekuatannya daripadanya" (LG
60). "Sebab tiada satu mahkluk pun yang pernah dapat disejajarkan
dengan sabda yang menjelma dan Penebus kita. Namun seperti imamat Kristus
secara berbeda-beda ikut dihayati oleh para pelayan (imam) maupun oleh umat
beriman, dan seperti satu kebapakan Allah dengan cara yang berbeda-beda pula
terpancarkan secara nyata dalam mahkluk-mahkluk, begitu pula satu-satunya
pengantaraan Penebus tidak meniadakan, melainkan membangkitkan pada
mahkluk-mahkluk aneka bentuk kerja sama yang berasal dari satu-satunya
sumber" (LG 62).
Quote: |
Dari jajaran orang-orang suci, Maria, ibu Yesus menempati
kedudukan yang paling utama bahkan sentral. |
Dalam Gereja Katolik ada pengkategorian
sebagai berikut:
Latria = Penyembahan yang hanya kepada Allah
yang ilahi.
Hyper Dulia = Penghormatan khusus kepada Bunda
Maria karena dia penuh rahmat (Lukas 1:28 ) dan karena dia adalah Bunda Allah.
Dulia = Penghormatan kepada orang suci.
Jadi apa yang dikatakan si Protestant
tidak salah. Memang kedudukan Maria paling utama dari antara orang Kudus, tapi
jauh lebih rendah dibanding Allah yang adalah sumber dari segala sumber
kekudusan.
Quote: |
Semula ibadat mengenai Maria timbul dari penghormatan sebagai
ibu Yesus yang melahirkan Yesus, tetapi berkembang ajaran-ajaran yang makin
meluas yang tidak dijumpai datanya dari Alkitab, tetapi dari tradisi. |
Pertama-tama, apakah hanya Alkitab yang
tertulis yang merupakan sumber iman? Marilah kita lihat kebenaran anggapan itu
dari alkitab sendiri
2Tesalonika 2:15
Sebab itu,
berdirilah teguh dan berpeganglah pada ajaran-ajaran yang kamu terima
dari kami, baik secara lisan, maupun secara tertulis.
2 Thessalonians 2:15 (King James
Version)
Therefore,
brethren, stand fast, and hold the traditions which ye have been
taught, whether by word, or our epistle
Perhatikan kalau kita diperintahkan
untuk menurut tradisi yang tertulis ("epistles" = "
2Tesalonika 3:6
Tetapi kami
berpesan kepadamu, saudara-saudara, dalam nama Tuhan Yesus Kristus, supaya kamu
menjauhkan diri dari setiap saudara yang tidak melakukan pekerjaannya dan
yang tidak menurut ajaran yang telah kamu terima dari kami.
2 Thessalonians 3:6 (King James
Version)
Now we command
you, brethren, in the name of our Lord Jesus Christ, that ye withdraw
yourselves from every brother that walketh disorderly, and not after the tradition
which he received of us.
Di ayat ini, Paulus menyarankan agar
jemaat menghindar dari anggota yang sudah tidak mengindahkan lagi tradisi yang
mereka terima dari Paulus.
Diatas aku beri versi Ingrisnya sehingga kalian bisa
lihat kata "tradisi" yang ada di alkitab. Versi Inggris lebih sesuai
dengan manuskrip Yunani yang menggunakan kata "paradosis" yang
berarti "tradisi" bukan "ajaran."
Quote: |
"Sebutan ?Bunda Allah? dan
?Perawan? sangat erat berhubungan satu dengan yang lain. Kedua sebutan itu
mengungkapkan keluhuran Yesus, sekaligus kesucian Maria. Maka di samping
kedua gelar tersebut Gereja juga menyatakan bahwa Maria secara total bebas
dari dosa dan karena itu juga dari kehancuran maut. Ada empat dogma atau
pernyataan iman Gereja yang menyangkut Maria. |
Yang diatas ini
memang benar-benar ajaran Gereja Katolik. Bahkan sebutan Bunda Allah adalah
sebutan yang didogmakan oleh Uskup-Uskup Katolik dalam kesatuan dengan Paus
Celestine di konsili Ephesus pada 431AD. Ketika itu seorang Uskup bernama
Nestorius (Nashthuriyah) menyatakan bahwa Maria adalah Christokos (pengandung
Kristus) dan bukan Theotokos (pengandung Allah) karena Allah tidak dapat
dikandung. Namun iman yang Katolik dan Apostolik mengajarkan bahwa karena Yesus
adalah satu pribadi maka keilahianNya tidak dapat dipisahkan dari
kemanusiaanNya, karena itulah Maria secara tepat disebut Theotokos (pengandung
Allah, ie. Bunda
Allah).
Quote: |
A. Maria menggantikan atau menggeser tempat Allah / Yesus. |
Berdasarkan kutipan dari Katekismus
yang telah disajikan sebelumnya (dimana kutipan dari Katekismus tersebut juga
mengutip dari Lumen Gentium, salah satu dokumen dari Konsili Vatikan II) maka
tuduhan ini sangat keliru.
Tidak pernah ada pernyataan resmi
Gereja yang menyatakan bahwa Maria menggantikan atau menggeser tempat Allah.
Quote: |
1. Maria dijadikan obyek doa. |
Untuk menjelaskan konsep diatas marilah
kita jawab pertanyaan ini.
Apakah orang Kristen yang taat kepada Tuhan akan mati?
Tentu saja tidak. Mereka akan bahagia di surga. Terlebih orang seperti Bunda
Maria yang memang lain dari yang lain. Karena Bunda Maria masih hidup di surga, mengapa kita tidak
meminta doa kepada dia? Lagipula, kita harus ingat ayat berikut:
Yakobus 5:16
Karena itu
hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang
benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.
Doa orang yang benar sangat berkuasa. Kalau Bunda Maria
tidak bisa dianggap benar lalu siapa lagi?
Bagian lain dari injil yang mengatakan kalau yang sudah
meninggal dunia bisa menjadi bantuan untuk mendoakan umat di dunia:
Yeremia 15:1
TUHAN berfirman kepadaku: "Sekalipun Musa dan
Samuel berdiri di hadapan-Ku, hati-Ku tidak akan berbalik kepada bangsa
ini. Usirlah mereka dari hadapan-Ku, biarlah mereka pergi!"
Disini kita lihat kalau Musa dan Samuel, yang hidup di
jaman yang berbeda dan sudah meninggal di saat jaman Yeremia, bisa berdiri
bersamaan dihadapan Allah. Mungkin ada yang berkata, "Kata 'sekalipun' di
ayat tersebut menunjukkan kalau ayat diatas itu hanya pengandaian dan tidak
terjadi," meskipun hal tersebut tidak terjadi kita masih bisa menarik
kesimpulan bahwa hal tersebut mungkin.
Quote: |
Orang Katolik memang berdoa kepada Maria terbukti dari doa Salam
Maria: dan terpujilah buah tubuhmu Yesus Santa Maria Bunda Allah Doakanlah
kami yang berdosa ini |
Umat Katolik
memang berdoa kepada Maria. Dan ini sama sekali tidak pernah disanggah umat
Katolik sendiri. Bahkan umat Katolik akan menyatakannya tanpa takut karena
memang sudah sesuai dengan Kitab Suci dan Tradisi bagi kita untuk meminta doa
kepada orang yang hidupnya kudus didepan Allah, baik ketika orang itu hidup
maupun sesudah orang itu mati.
Doa-doa tersebut sudah sangat baik dan
benar.
Quote: |
Sanggahan kristen: |
Hampir semua kitab Perjanjian Baru
ditulis ketika Maria masih hidup (kecuali Injil Yohanes dan Wahyu). Karena itu
wajar saja tidak ada doa kepada Maria karena sang perawan abadi masih hidup.
Namun paling tidak, seperti ditunjukkan diatas, dari Kitab Suci kita
mempelajari bahwa 1) doa orang baik bermanfat, dan 2) Allah adalah Allah yang
hidup sehingga para umat beriman yang selamat tidak mati tapi hidup. Inilah
landasan bagi doa kepada Maria atau para kudus lainnya.
Lagipula, Kitab Suci juga tidak pernah
menyebut istilah Trinitas, tapi toh hampir semua umat Kristen (kecuali sekte
tertentu) mengimani Trinitas. Para umat Kristen Protestant, yang patokannya
hanya Kitab Suci, akan beralasan bahwa meskipun Trinitas tidak ada di Kitab
Suci tapi Trinitas sesuai dengan Kitab Suci, karena itu penggunaan istilah
Trinitas dianggap sah. Nah, dengan argumen yang mirip umat Katolik pun bisa
menjawab keberatan Protestant diatas. Umat Katolik bisa berkata bahwa meskipun
di Kitab Suci tidak secara eksplisit ada kisah tentang doa kepada Maria namun
berdoa kepada Maria tidak bertentangan dengan ajaran Kitab Suci. Justru malahan
sangat dianjurkan untuk berdoa kepada orang benar (Yak 5:16), dan Maria adalah
orang yang sangat benar dan dia ada di Surga, hidup, mau dan mampu mendoakan
kita.
Quote: |
b. Maria harus menjadi Allah yang maha tahu untuk bisa mendengar
doa-doa orang Katolik yang begitu banyak. Dan ia harus menjadi Allah yang
maha kuasa untuk bisa mengabulkan doa-doa itu. |
Pertama: Maria sudah disurga. Di surga
tidak ada batasan ruang dan waktu. Logika manusia tidak bisa dipakai di Surga.
Dan Allah bisa membuat para Kudus mendengar doa jemaat di Bumi.
Ketidak mungkinan makhluk surgawi untuk
dapat mendengar doa disanggah dalam kitab Wahyu
Wahyu 8:3-4
Maka datanglah
seorang malaikat lain, dan ia pergi berdiri dekat mezbah dengan sebuah pedupaan
emas. Dan kepadanya diberikan banyak kemenyan untuk dipersembahkannya
bersama-sama dengan doa semua orang kudus di atas mezbah emas di hadapan
takhta itu. Maka naiklah asap kemenyan bersama-sama dengan doa orang-orang
kudus itu dari tangan malaikat itu ke hadapan Allah.
Wahyu 5:8
Ketika Ia
mengambil gulungan kitab itu, tersungkurlah keempat makhluk dan kedua puluh
empat tua-tua itu di hadapan Anak Domba itu, masing-masing memegang
satu kecapi dan satu cawan emas, penuh dengan kemenyan: itulah doa
orang-orang kudus.
Kita lihat bagaimana "kedua puluh
empat tua-tua" membantu memegang doa orang Kudus untuk dihadapkan ke
hadirat Allah.
Kedua: Pengabul doa adalah Allah. Kalau
kita minta doa kepada orang tua, pendeta kemudian doa kita terkabul, apakah itu
berarti kalau pendeta dan orang tua adalah pengabul doa kita? Itu salah sama
sekali. Pengabul doa cuma Allah. Lihatlah rumusan doa Salam Maria diatas kamu
akan bisa mendapatkan, "Santa Maria Bunda Allah, doakanlah kami
yang berdosa ..." Kita minta Maria untuk mendoakan. Doa dikabulkan oleh
Tuhan.
Quote: |
c. Kalaupun ada doa kepada Maria yang dikabulkan, pengabulan doa
itu pasti datang dari setan. Setan bisa mengabulkan doa yang salah, supaya
manusia terus berdoa dengan cara yang salah itu. Jangan lupa bahwa juga ada
banyak orang berdoa kepada patung berhala dan mendapatkan pengabulan doa!
Jadi, ada pengabulan doa, tidak berarti bahwa doa itu benar! |
Patut ditanyakan
kepada si Protestant, apakah setan bisa mengabulkan doa yang benar? Padahal faktanya hampir semua doa
kepada Maria adalah doa yang benar. Dan banyak dari doa tersebut telah
terkabul.
Si Protestant sendiri telah mendaftar
beberapa doa kepada Maria diatas. Apakah doa-doa tersebut adalah doa yang
salah? Doa yang mirip dengan doa pemuja berhala? Tidak dan tidak.
Quote: |
2. Maria dianggap sebagai perantara antara Allah dan Manusia. |
Tampaknya tulisan diatas didasarkan
oleh tulisan Len Lisenbee, seorang Protestant yang mengkritik keras buku
Glories of Mary yang ditulis seorang Uskup Katolik St Alphonsus Liguori. Dave
Armstrong, seorang Apologis Katolik yang dulunya berasal dari Protestant telah menanggapi
tulisan Lisenbee dan menunjukkan ketidakjujuran Lisenbee dalam mengutip apa
yang ditulis St. Alphonsus Liguori. Dave Armstrong bahkan menyurati Lisenbee
untuk mengkoreksinya, namun Lisenbee memutus korespondensi,
Tanggapan dari dave Armstrong bisa
dibaca di:
http://socrates58.blogspot.com/2004/02/
..i-in-glories.html
Armstrong menggunakan buku Glories of
Mary, edisi yang sama dengan yang di-kritik Lisenbee. Atas kutipan di Hal
82-83, Kutipan itu Armstrong menemukan bahwa Lisenbee menghilangkan kata "dibuat"
sebelum kata "betul-betul." Padahal kata "dibuat"
tersebut menunjukkan bahwa St. Liguori mengajarkan bahwa keperantaraan Maria (yang
berbeda dengan Kristus seperti yang dijelaskan di pargraph 970 dari katekismus)
merupakan sesuatu yang "dibuat" oleh Allah, atau dgn kata lain
"dimampukan" oleh Allah.
Lalu bagian yang dihilangkan (diganti
elips atau "...") dibuat oleh Lisenbee seakan akan merupakan kesatuan
dari kalimat sebelumnya. Padahal bagian "Maria saja"
adalah bagian dari kalimat lain, kalimat berikutnya. Kalimat tersebut merupakan
kutipan dari St. Yohanes Khrysostomus, seorang Bapa Gereja, dan selengkapnya
berbunyi, "Orang-orang berdosa menerima pengampunan oleh [intersesi
dari] Maria saja." Dan sesudah itu kalimat berikutnya berbunyi "Tuhan
kita menyebarkan semua rahmat."
Intersesi (intercession) berarti "berbicara
mewakili." Kristus juga mempunyai peran intersesi (Ibr 7:25, Alkitab
bahasa Inggris Revised Standard Version [RSV]) dan begitu pula Roh Kudus (Rom
8:26-27, RSV). Di Perjanjian Lama para nabi meng-intercede umat kepada
Allah (Yer 27:18, RSV). Di Luk 4:38 (alkitab Inggris versi New American Bible),
ibu mertua Simon (namanya belum diganti oleh Yesus menjadi Petrus) sedang sakit
sehingga keluarga Simon Petrus berbicara mewakili (intercede) sang ibu
yang sakit kepada Kristus agar Dia menyembuhkannya. Di Kej 20:17 (Alkitab versi
New American Bible) Abraham juga berbicara mewakili (intercede) Abimalek
kepada Allah, kepada istri dan budak Abimalek sehingga mereka bisa memiliki
anak. Dari kisah-kisah tersebut terlihat dalam Kitab Suci banyak kisah-kisah
dimana intersesi seseorang menggerakkan Allah untuk melakukan ini atau itu.
Contoh diatas bisa ditambah lagi dengan upaya Musa yang berkali-kali memohon
kepada Allah agar tidak membinasakan umat Israel dan Allah tergerak karena
intersesi Musa yang disukaiNya sehingga Dia tidak memusnahkan Israel. Jadi
tidaklah bertentangan dengan Kitab Suci untuk mengatakan, "orang-orang
berdosa menerima pengampunan oleh [intersesi dari] Maria saja."
Kesimpulannya, pengutipan Lisenbee yang menyesatkan
memperlihatkan seakan-akan: 1) Maria sudah dari sananya merupakan perantara, 2)
orang berdosa menerima pengampunan dari Maria saja. Padahal kalau dilihat
konteksnya: 1) Maria dibuat menjadi perantara dan yang membuat adalah Allah,
tanpa dibuat Allah Maria tidak bisa menjadi perantara (perantaraan ini berbeda
dari perantaraan Yesus seperti yang dijelaskan di Katekismus 970), 2)
pengampunan orang berdosa melalui intersesi Maria saja sudah sesuai dengan
kisah-kisah di Kitab Suci sendiri.
Quote: |
Sanggahan Kristen: |
Sanggahan
Protestant bagian "a" sudah terjelaskan oleh paragraph 970
dari Katekismus diatas. Gereja Katolik mengimani dan mengajarkan bahwa
keperantaraan Maria berbeda dengan Kristus. Keperantaraan Maria tidak melewati
Kristus tapi bergantung kepada kepengantaraan unik Kristus. Dan pada faktanya
sesama umat Kristen sendiri sering saling minta didoakan. Dan sering, karena
berkat doa orang lain, apa yang didoakan terkabul. Fungsi perantaraan Maria
tidak jauh berbeda dengan perantaraan doa sesama umat Kristen terhadap umat
Kristen yang lain.
Sanggahan Protestant bagian "b" juga
salah alamat. Karena Gereja Katolik juga mengimani dan mengajarkan bahwa
Yesus-lah satu-satunya pengantara eksklusif antara manusia dengan Allah.
Sedangkan untuk bagian "c" umat Katolik
bisa menjawab bahwa memang perantaraan Yesus bersifat eksklusif karena korban
yang Dia lakukan. Karena itu tidak ada yang bisa menyamai perantaraan dan korban
Yesus. Namun perantaraan Maria maupun perantaraan antar umat Kristen (dimana
kita saling mendoakan) adalah perantaraan yang lain. Karena itu pula korban
yang bisa diberikan Maria dan umat Kristen lain tentunya juga tidak sama dengan
korban Yesus. Korban yang diberikan oleh Maria dan umat Kristen lain adalah
"persembahan rohani" (1Pet 2:5), "persembahan tubuh" (Rom
12:1), bisa juga berupa dana atau kolekte seperti yang tertulis di Fil 4:18
yang ditulis Paulus sebagai suatu "persembahan yang harum, suatu korban
yang disukai dan yang berkenan kepada Allah." Bahkan di Ibr 13:15-16 kita
diajak untuk mempersembahkan korban syukur kepada Allah yaitu ucapan bibr yang
memuliakan namaNya dan juga perbuatan baik dan bantuan-bantuan. Semuanya adalah
korban yang berkenan kepada Allah yang kita satukan bersama dengan persembahan
Kristus.
Terakhir untuk sanggahan bagian "d" umat
Katolik bisa menjawab bahwa kita tidak berdoa kepada Maria KARENA Yesus datang
melaui sang Bunda, tapi kita berdoa melalui Maria KARENA Maria adalah orang
yang penuh rahmat (Luk 1:28 seharusnya berbunyi "Salam hai penuh
rahmat." Terjemahan "Salam hai engkau yang
dikaruniai" di Alkitab Indonesia adalah terjemahan yang kurang
cocok dengan kata aslinya Yunani-nya yaitu "kecharitomene."
Kata ini jauh lebih istimewa daripada kata Yunani di Kis 6:8 yang diterjemahkan
"penuh rahmat." St. Hieronimus dengan tepat menerjemahkan
"kecharitomene" menjadi "gratia plena"
alias "penuh rahmat" di kitab Vulgata [Kitab suci bahasa
Latin] yang beliau kerjakan pada 382 sampai 390 masehi. Kitab Vulgata dipakai
umat Kristen kuno sejak saat itu sampai puluhan abad, terutama umat Kristen
Barat dimana bahasa sehari-hari adalah bahasa Latin). Kepenuhan rahmat ini
menjadikan sang Bunda sebagai orang yang benar sehingga doanya sangat
bermanfaat, karena semakin benar orang, maka semakin berkenan dia dihadapan
Allah sehingga doanya makin didengar (Yak 5:16).
Quote: |
3. Maria dianggap sebagai pintu gerbang ke surga / jalan
keselamatan, bahkan sebagai satu-satunya pintu gerbang ke surga / jalan
keselamatan. |
Akan dibahas kutipan dari buku Glories
of Mary karangan St. Alphonsus Ligouri tersebut satu persatu berdasarkan
penjelasan dari Dave Armstrong di link yang telah ditulis sebelumnya.
Kutipan yang pertama berasal dari
tulisan St. Bonaventura. Di bukunya, St. Alphonsus Liguori mengutip secara utuh
dan tidak mencomot tulisan St. Bonaventura keluar konteks. Sebelum dan sesudah
kalimat pertama yang dicomot diluar konteks tersebut tertuliskan:
St. Bonaventura: "Bagaimana Bulan,
yang berdiri diantara Matahari dan Bumi, memancarkan ulang apapun yang
diterimanya [Bulan] dari yang sebelumnya [Matahari], begitu pula Maria
menumpahkan kepada kita yang ada di dunia ini rahmat-rahmat ilahi yang dia
terima dari Matahari Keadilan Ilahi" . . . adalah Tuhan kita, sebagai
kepala, darimana kekuatan spiritual yang vital (yaitu, pertolongan ilahi untuk
memperoleh keselamatan abadi) mengalir kedalam kita, yang adalah anggota-anggot
tubuh mistik . . . (pp. 159-160)
Dari konteksnya kita tahu pandangan St.
Bonaventura dan St. Alphonsus Liguori. Bagi mereka Maria itu bagaikan Bulan
yang hanya meyalurkan apa yang dia terima dari matahari kepada Bumi. Sang
Matahari sendiri adalah Allah Bapa, Putra dan Roh Kudus sebagai pencipta segala
rahmat. Maria tidak bisa menciptakan rahmat sebagaimana Allah (Bapa, Putra, Roh
Kudus). Dia hanya menyalurkan semua rahmat yang diberikan Allah (Bapa, Putra,
Roh Kudus) kepada manusia. Sementara itu manusia perlu rahmat untuk bisa
selamat. Maka, mengingat bahwa: 1) semua rahmat dari Allah tersalurkan ke Maria
yang kemudian terberikan ke manusia, 2) rahmat perlu untuk keselamatan; MAKA
bisa dikatakan secara spesifik bahwa tanpa Maria manusia tidak bisa selamat
karena rahmat tidak terberikan kepadanya.
Inilah ajaran Gereja yang mengatakan
bahwa MARIA ADALAH PENGANTARA (MEDIATRIX) SEMUA RAHMAT. Ajaran ini berangkat
dari refleksi bahwa melalui kerja sama Maria (yang tentunya dimampukan oleh
Allah sendiri) Kristus lahir di dunia. Dan karena Kristus adalah sumber dari
rahmat keselamatan maka peran keperantaraan Maria tidak berhenti dengan
kepasrahannya kepada Allah untuk ikut serta dalam rencana penyelamatan dengan
melahirkan Kristus (Luk 1:38, "terjadilah kepadaku menurut
perkataanmu"), tapi juga berlanjut sebagai penyalur dari segala rahmat
Allah. Maria dibuat Allah (Bapa, Putra Roh Kudus) menjadi penyalur semua
rahmatNya dan sang perawan melanjutkan kepasrahannya kepada rencana Allah.
Patut dicatat bahwa peran Maria sebagai
perantara rahmat disini bukan sebagai pengendali utama. Jadi tidak mungkin ada
orang yang ingin Allah beri rahmat, tapi karena tidak disetujui Maria maka
orang tersebut tidak jadi diberi rahmat. Sebagai seorang hamba tuhan (Luk 1:38)
yang paling sempurna, keinginan Maria yang sudah mulia disurga (begitu juga
para kudus lainnya) terarah sejajar dengan Allah. Keperantaraan Maria disini
harus dilihat sebagai kepasrahan dan kesediaan Maria, yang dimulai sejak
fiat-nya di Luk 1:38 ("fiat mihi secundum verbum tuum" atau
"terjadilah padaku menurut perkataanmu"), untuk ikut dalam
rencana Allah.
Ludwig Ott dalam Fundamentals of
Catholic Dogma mengatakan bahwa tradisi tertua akan ajaran bahwa Maria adalah
pengantara semua rahmat ada sejak tahun 700-an dan mulai terlihat banyak pada
abad pertengahan. St. Germanus dari
Yang patut dicatat dari paragraph
diatas adalah bahwa ajaran Maria sebagai perantara semua rahmat merupakan
ajaran yang sudah ada sebelum ada skisma Timur (yang menyebabkan keluarnya
bebrapa keuskupan dari kesatuan dengan Paus Roma dan kemudian menyebut diri
mereka sendiri Gereja Orthodox) dan jauh sebelum timbulnya Protestantism.
Sehingga anggapan bahwa Gereja Katolik membuat ajaran sesat yang lagi-lagi
mengagung-agungkan Maria untuk menarik simpati umat merupakan anggapan yang
jelas keliru. Ajaran Maria sebagai perantara semua rahmat merupakan ajaran
Gereja sejak dahulu yang benihnya ada di Kitab Suci dan tertajamkan oleh
refleksi Tradisi Suci.
Sekarang berkenaan dengan kutipan
kedua. Dibaca tanpa konteks memang terlihat seakan-akan Maria punya peran yang
setara dengan Yesus. Namun harus dilihat konteks yang lebih luas. Berikut
adalah kutipan-kutipan disekitar kutipan Lisenbee diatas yang dapat memberi
kita pandangan yang lebih jelas akan Mariologi dari St. Alphonsus Liguori:
Sang Doktor Malaikat St. Thomas
[Aquinas] mengatakan [Summa Theologica 2. 2. q. 25, a.1, ad. 3], bahwa kita
dapat meletakkan harapan kita pada seorang pribadi dalam dua cara: sebagai
sebab utama, dan sebagai sebab perantara. Mereka yang mengharapkan satu bantuan
kepada seorang raja, mengharap dari [sang raja] sebagai seorang tuan; mereka
[juga bisa] mengharapkannya dari menteri-menterinya atau orang lain yang
disukai raja sebagai wakil bicara. Jika bantuan diberikan, [maka bantuan
tersebut] utamanya berasal dari sang raja, namun [bantuan itu] datang melalui
sarana (instrumentality) dari orang-orang yang disukai raja; dan
dalam kasus ini, dia yang mencari bantuan sudah tepat dalam menyebut si wakil
pembicaranya sebagai harapannya. Sang Raja Surgawi, yang kebaikannya tak
terbatas, menginginkan dalam tingkat yang paling tinggi untuk memperkaya
kita dengan rahmat-rahmatNya; tapi karena keyakinan diperlukan dari pihak
kita, dan untuk meningkatkannya dalam kita, Dia telah memberi kita
IbuNya sendiri untuk menjadi ibu kita dan pembicara [bagi] kita, dan kepada
[sang ibu] Dia telah memberikan semua kuasa untuk membantu kita; dan karenanya
Dia berkehendak agar kita mempercayakan harapan keselamatan dan semua
berkat dalam dia (sang ibu). Mereka yang meletakkan harapan hanya
mahkluk-mahkluk ciptaan saja, terlepas dari Allah, seperti para pendosa,
dan untuk mendapatkan persahabatan dan bantuan dari seorang manusia, [dengan]
tidak takut untuk menyinggung Kemulian IlahiNya, tentunya pasti dikutuk Allah,
seperti yang dikatakan nabi Yeremia (pp. 109-110; cf. p. 220)
. . . putramu Yesus Kristus .
. . telah menghendaki agar engkau seharusnya mempedulikan dirimu padaNya,
untuk mendapatkan kerahiman ilahi bagi kami. Dia telah men-dekrit-kan
bahwa doa-doamu harus membantu keselamatan kami, dan telah membuat [doa-doa]
tersebut begitu efektif sehingga [doa-doa tersebut] mendapatkan apa yang
diminta. Kepada engkau karenanya, yang adalah harapan bagi yang putus asa, aku,
seorang pendosa, memalingkan mata. Aku yakin, Oh Nona, pada pertama-tama
melalui jasa-jasa Yesus Kristus, dan kemudian melalui perwakilanmu
(intercession), aku akan diselamatkan . . . "Yesus adalah
satu-satunya harapanku, dan setelah Yesus perawan Maria yang Paling
Terberkati." (pp. 117-118)
Disini terlihat, sekali-lagi, bahwa
peran Maria yang memang sangat penting tersebut hanya mendapat daya gunanya
dari Yesus. Maria bisa menyelamatkan karena dia didorong rahmat Yesus untuk
menyelamatkan. Mengatakan bahwa si A selamat karena si B bukanlah sesuatu yang
sesat asalkan dipahami dengan benar. Kita bisa ambil contoh dari Kitab Suci
sendiri. Di 1Kor 9:22 Paulus berkata bahwa dia menjadi lemah bagi yang lemah
agar dia bisa menyelamatkan beberapa. Apakah ayat ini mengajarkan bahwa
penyelamat itu adalah Paulus dan bukan Yesus? Tentu tidak. Pemahaman yang benar
atas ayat tersebut adalah peran Paulus dalam keselamatan mendapatkan dayanya
dari sang penyelamat sejati yaitu Yesus Kristus Tuhan kita.
Quote: |
Sanggahan Kristen: |
Sanggahan "a"
bisa dibantah dengan mudah dengan mengutip paragraph 970 dari Katekismus. Peran
perantaraan Maria sangat berbeda dengan Kristus. Sedangkan tulisan St.
Alphonsus Liguori, bahwa Maria sebagai satu-satunya jalan keselamatan, harus
dilihat dalam terang ajaran Gereja Katolik akan peran Maria sebagai perantara
semua rahmat (seperti yang telah dijelaskan diatas.
Untuk sanggahan "b" bisa dijawab dengan
mengatakan bahwa segala peran Maria mendapat kuasanya lewat kelahiran sengsara,
kematian dan kebangkitan putranya Yesus Kristus. Jadi, tanpa Yesus lahir,
sengsara, mati dan bangkit Maria akan tidak berdaya apalagi punya begitu banyak
peran.
Quote: |
4. Maria dianggap mempunyai kuasa di bumi dan di surga. |
Kutipan dari buku Glories of Mary
sekali lagi kurang tepat dan diluar konteks. Kalimat pertama sebenarnya
berakhir di kata "Bumi." Kata "sehingga" tidak ada dan
ditambahkan oleh Lisenbee. Dan frase selanjutnya baru ada setelah lebih dari
setengah halaman (frase "terhadap perintah Maria semua taat ...
dst"). Untuk mengetahui konteks dari tulisan St. Alphunsus Liguori diatas
berikut adalah kutipan lebih lanjut dari buku Glories of Mary:
. . . meskipun Maria, yang sekarang
di Surga, tidak dapat lagi memerintah Anaknya, namun doa-doanya adalah
selalu doa-doa dari seorang ibu, dan karenanya sangat berkuasa untuk
mendapatkan apa yang dimintanya . . . "Karena perlindunganmu adalah maha
kuasa, O Maria," kata Cosmas dari Yerusalem . . . Richard dari St.
Laurence; . . . " . . . seorang ibu dibuat maha kuasa oleh putra yang
maha kuasa." . . . Karena sang Ibu, karenanya, harus mempunyai kuasa
yang sama dengan sang Putra, yang merupakan hak Yesus, yang maha kuasa,
dibuatNya Maria juga maha kuasa;meskipun tentunya, selalu benar bahwa dimana
sang Putra karena kodratNya maka [Dia] maha kuasa, sang ibu hanya begitu karena
melalui rahmat . . . Maria, karenanya, dipanggil maha kuasa dalam arti
yang bisa dimengerti sebagai seorang mahkluk yang tidak mampu mendapatkan
atribut keilahian [ie. ke-maha-kuasa-an]. Dia [Maria] adalah maha kuasa,
karena oleh doanya dia mendapatkan apapun yang dia inginkan. (pp. 180-182)
Telah jelas bahwa kemaha kuasaan Maria
itu semata-mata karena dibelakang Maria ada PutraNya yang pada kodratnya
sendiri adalah maha kuasa (sementara kodrat Maria sama sekali tidak maha
kuasa).
Quote: |
5. Maria dijadikan obyek penyembahan. |
Sebaiknya kita telaah dulu arti kata
"menyembah" dalam bahasa
Mengingat kaidah bahasa Indoensia
diatas maka tentunya tidak salah bila Maria dikatakan patut disembah, ASALKAN
yang dimaksudkan adalah penyembahan yang dihaturkan pada mahkluk dan bukan
kepada yang ilahi.
Lagipula kutipan yang disajikan si
Protestant sendiri tidak menunjukkan bahwa Maria dijadikan obyek penyembahan.
Kutipan dari buku Mari Berdoa salam Maria hanya mengajak agar kita berdoa dan
memohon kepada Maria. Dan tentunya praktek minta doa dan mohon doa kepada
seseorang adalah praktek yang juga dilakukan oleh banyak Protestant. Jadi
apakah seorang Protestant menyembah pendetanya ketika dia minta doa dan mohon
doa dari sang pendeta? Tentu tidak.
Quote: |
Secara resmi Gereja Katolik Roma menyangkal menyembah Maria dan
membedakan 3 macam penyembahan: |
Sepertinya si
Protestant menggunakan asumsi yang bias. Dia dengan mudah mengatakan bahwa
orang awam Katolik tidak tahu apa-apa, padahal pembedaan itu diajarkan di
kelas-kelas katekisasi. Lagipula ketidaktahuan sering disebabkan karena umat
sendiri yang bersikap cuek terhadap ajaran Gerejanya, dimana hal yang sama juga
terjadi pada orang Protestant (sebagai test silahkan tanya orang Protestant 8
sabda bahagia, pasti sebagian besar tidak hafal). Ketidaktahuan awam dengan gampang
diobati dengan bertanya kepada Romo.
Quote: |
Sanggahan Kristen: |
Dasar Kitab Suci Latria tentunya adalah
perintah Allah no: 1. Dasar Kitab Suci Hyper-Dulia tentunya adalah Luk 1:48
("For behold, henceforth all generations will call me blessed"
aku pakai Alkitab Revised Standard Version karena terjemahan
Quote: |
b. Sekalipun mereka tidak menamakan 'penyembahan', tetapi mereka
berdoa kepada Maria, berlutut di bawah patung Maria, menyanyi memuji Maria.
Semua itu jelas tidak bisa disebut sebagai penghormatan, tetapi harus
dianggap sebagai penyembahan. |
Mengenai berlutut,
sujud, menyanyi, berdoa. Apakah kesemua tindakan itu hanya boleh dilakukan
untuk Allah? Apakah kesemua tindakan itu hanya boleh dilakukan dalam konteks
penyembahan kepada yang ilahi? Tidak dan tidak.
Bawahan sering berlutut dan bersujud dihadapan atasannya.
Praktek ini juga berlaku dalam keluarga dimana yang muda berlutut/bersujud
kepada yang tua. Di Cina dan Jepang seorang murid sering berlutut kepada
gurunya. Di upacara pengantin beberapa adat pun ada acara dimana si pengantin
wanita berlutut dan bersujud kepada suami. Apakah ini berarti si bawahan, yang
muda-muda, murid-murid dan pengantin wanita menyembah (dalam konteks keilahian)
dan menganggap atasan, yang tua-tua dan pengantin pria sebagai Allah? Omong
kosong.
Lalu mengenai menyanyi. Ingat lagu Pahlawan Tanpa Tanda
Jasa? Memangnya apakah kalau kita menyanyikan lagu itu berarti kita menyembah
(dalam konteks keilahian) dan menganggap guru-guru sebagai Allah? Bagaimana
dengan lagu Gugur Bunga? Apakah kita menganggap para pejuang sebagai Allah yang
patut disembah? Tentunya tidak dan tidak.
Kesalahan si Protestant disini adalah mengidentikkan
berlutut, menyanyi dan berdoa dengan menyembah dalam konteks keilahian. Padahal
ketiganya itu bisa dilakukan diluar konteks penyembahan terhadap yang Ilahi.
Quote: |
c. Kitab Suci jelas melarang penyembahan pada manusia maupun
malaikat (Mat 4:10 Kis 10:25,26 Kis 12:20-23, Kis. 14:14,15 Why. 19:10 Why.
22:8,9). Perhatikan bahwa dalam Kis 10:25-26, Kornelius jelas bukan menyembah
Petrus karena menganggapnya sebagai Allah! Ia menyembah Petrus sebagai
penghormatan kepada Petrus sebagai rasul Tuhan. Tetapi, Petrus tetap menolak
sembah itu, karena sebagai manusia biasa ia tidak layak menerima sembah, dan
sembah hanya boleh diberikan kepada Allah! Demikian juga dalam Why. 19:10 dan
Why. 22:8-9, pada waktu rasul Yohanes menyembah malaikat, rasanya tidak
mungkin ia menyembah malaikat itu karena menganggapnya sebagai Allah. Mungkin
ia menyembahnya hanya sebagai pernghormatan, atau sekedar karena takutnya
melihat malaikat, tetapi malaikat menolak sembah dan mengalihkannya kepada
Allah! |
Pertama-tama harus dijelaskan bahwa
Gereja Katolik juga melarang menyembah manusia dalam konteks keilahian
berdasarkan ayat-ayat yang sama diatas.
Kedua, mengingat bahwa di bagian lain
Kitab Suci terlihat bahwa penyembahan juga bisa dilakukan kepada manusia (1 Sam
25:23; 2Sam 9:6; 2Sam 14:4; Rut 2:10) maka bisa disimpulkan bahwa penyembahan
di Kis 10:25-26; Why 19:10 dan Why 22:8-9 dilarang karena Kornelius dan Yohanes
melakukannya dalam konteks keilahian.
Quote: |
d. Kitab Suci melarang kita yang masih hidup untuk mengadakan
kontak dengan orang yang sudah mati (Ul 18:9-12 Im 20:6 Yes 8:19-20).
Sekalipun Maria adalah ibu Yesus, tetapi ia tetap sudah mati, sehingga kita
tidak boleh berdoa ataupun mengadakan kontak dengan dia. Ini tidak berbeda
dengan orang-orang yang mengadakan kontak dengan orang yang sudah mati dengan
menggunakan jai-langkung, permainan cucing, dsb. |
Yang dikecam di Ulangan 18:9-12, Im
20:6, Yes 8:19-20 adalah praktek klenik seperti yang dilakukan oleh dukun-dukun
di Indonesia
Praktek berdoa kepada orang mati, tidak
bisa disamakan dengan praktek yang dikecam dalam ulangan. Di Ulangan praktek
tersebut adalah sama dengan praktek klenik dimana dukun berhubungan dengan
orang mati untuk mendapatkan ramalan akan masa depan seperti nomor lotere,
perjodohan, rejeki etc etc. Hal ini dikecam oleh ulangan. Terlebih dari itu,
hal tersebut juga dikecam oleh Gereja Katolik dan ini terlihat dari Katekismus
Gereja Katolik:
Ramalan dan Magi
2115 Allah dapat mewahyukan masa depan kepada para nabi
dan orang-orang kudus yang lain. Tapi sikap Kristen ialah menyerahkan masa
depan dengan penuh kepercayaan kepada penyelenggaraan ilahi dan menjauhkan diri
dari tiap rasa ingin tahu yang tidak sehat. Siapa yang kurang waspada
dalam hal ini bertindak tanpa tanggung jawab.
2116 Segala macam ramalan harus ditolak: mempergunakan setan dan roh
jahat, pemanggilan arwah atau tindakan-tindakan lain, yang tentangnya orang
berpendapat tanpa alasan seakan-akan mereka dapat "membuka tabir"
masa depan (Bdk. Ul 18:10; Yer 29:8). Di balik horoskop, astrologi, membaca
tangan, penafsiran pratanda dan orakel (petunjuk gaib), paranormal dan menanyai
medium, terselubung kehendak supaya berkuasa atas waktu, sejarah dan akhirnya
atas manusia; demikian pula keinginan menarik perhatian kekuatan-kekuatan gaib.
Ini bertentangan dengan penghormatan dalam rasa takwa yang penuh kasih, yang
hanya kita berikan kepada Allah.
2117 Semua praktek magi dan sihir, yang dengannya orang ingin
menaklukkan kekuatan gaib, supaya kekuatan itu melayaninya dan supaya
mendapatkan suatu kekuatan adikodrati atas orang lain – biarpun hanya untuk
memberi kesehatan kepada mereka – sangat melanggar keutamaan penyembahan kepada
Allah. Tindakan semacam itu harus dikecam dengan lebih sungguh-sungguh lagi,
kalau dibarengi dengan maksud untuk mencelakakan orang lain, atau kalau mereka
coba untuk meminta bantuan roh jahat. Juga penggunaan jimat harus ditolak. Spiritisme
sering dihubungakan dengan ramalan atau magi. Karena itu Gereja memperingatkan
umat beriman untuk tidak ikut kebiasaan itu. Penerapan apa yang dinamakan daya
penyembuhan alami tidak membenarkan seruan kepada kekuatan-kekuatan jahat
maupun eksploitasi orang-orang lain yang gampang percaya.
Nah, sekarang marilah kita lihat, apakah SEMUA hubungan
kita dengan yang sudah meninggalkan dunia itu adalah hal yang tabu? Silahkan
baca ayat berikut:
Matius 17:3:
Maka nampak kepada mereka Musa dan Elia sedang
berbicara dengan Dia.
Apakah kita akan mengutuk Yesus karena dia berbicara
dengan Musa dan Elia yang sudah mati? Tentu saja tidak
Sungguh tidak
masuk akal untuk menyamakan praktek klenik dengan praktek meminta doa kepada
Orang Kudus yang punya dasar Alkitab kuat.
Quote: |
B. Maria dianggap sebagai perawan yang abadi |
Ini memang benar.
Gereja Katolik mengimani bahwa Maria tetap perawan sampai mati. Sanggahan-sanggahan akan dibahas
dibawah.
Quote: |
Sanggahan Kristen: |
Bahasa asli Alkitab adalah Yunani. Kata
bermasalah disini adalah 'Heos hou' yang diterjemahkan menjadi 'sampai'.
Apakah 'heous hou' selalu
berarti perubahan dari keadaan lama (maria tidak bersetubuh) menjadi keadaan
yang baru (SAMPAI dia melahirkan Yesus) dan lain dari yang lama (Maria
bersetubuh sesudah dia melahirkan Yesus)? Marilah kita lihat ayat lain di
Alkitab yang juga menggunakan 'heos hou'
Kisah Para Rasul 25:21
Tetapi Paulus naik
banding. Ia minta, supaya ia tinggal dalam tahanan dan menunggu, sampai
['sampai' disini adalah kata Yunani 'eis', bukan ini yang dimaksud]
perkaranya diputuskan oleh Kaisar. Karena itu aku menyuruh menahan dia sampai
['heos hou'. Kata 'sampai disini menggunakan 'heos hou'] aku dapat mengirim
dia kepada Kaisar.
Ayat tersebut adalah ucapan Festus
kepada raja Agrippa. Festus disini berkata bahwa dia menyuruh bawahannya untuk
menahan Paulus SAMPAI (heos hou) dia dapat mengirim Paulus kepada
kaisar. Nah, apakah Festus berpikiran untuk membebaskan Paulus setelah dia
dapat mengirim Paulus kepada kaisar? Tentu tidak. Tentunya setelah sampai
dihadapan Kaisar untuk meminta banding seorang tahanan tentunya tidak langsung
dibebaskan dari tahanan. Si tahanan akan terus ditahan sampai
kaisar memutuskan perkaranya dan ini bisa berlangsung lama. Kalau nanti si
tahanan terbukti bersalah, maka dia akan tetap ditahan. Sedangkan kalau si
tahanan terbukti tak bersalah, maka baru dia akan dibebaskan.
Jadi di Kitab Suci pun terlihat bahwa penggunaan kata
"sampai" (heos hou) tidak selalu berarti bahwa
terjadi perubahan dari kondisi lama ke kondisi baru.
Quote: |
b. Tidak ada perlunya / gunanya mempertahankan keperawanan Maria
setelah Yesus lahir. Kristus memang harus lahir dari seorang perawan untuk
menggenapi Yes 7:14 dan supaya Yesus bisa lahir tanpa dosa. Tetapi setelah
Yesus lahir, keperawanan Maria itu tidak lagi perlu dipertahankan. |
Perlu atau tidaknya keperawanan Maria
tidak ada kaitannya dengan kenyataan bahwa Maria tetap perawan. Dan patut
dicatat bahwa para pelopor Protestantisme sendiri merasa perlu untuk
mempertahankan keperawanan Maria.
Pendapat para
pencetus Protestantisme: Martin Luther (Lutheran dan pencetus Protestantisme
pertama), John Calvin (Baptis), Huldreich Zwingli, John Wesley (Methodis)-
tentang Keperawanan Maria
Martin Luther
Kristus,
penyelamat kita, adalah buah rahim yang nyata dan alami dari Maria... Ini
adalah tanpa campur tangan lelaki, dan dia tetap perawan setelah itu
{Luther's Works, eds. Jaroslav Pelikan
(vols. 1-30) & Helmut T. Lehmann (vols. 31-55),
Kristus... adalah
satu2nya anak dari Maria, dan Perawan Maria tidak mempunyai anak lain selain
Dia.... Aku merasa setuju dengan pernyataan bahawa "saudara" berarti
"sepupu" disini, karena tulisan suci dan orang Yahudi selalu
memanggil sepupu dengan saudara
{Pelikan, ibid., v.22:214-15 / Sermons
on John, chaps. 1-4 (1539) }
Kebohongan baru
dituduhkan kepadaku. Aku dituduh mengkhotbahkan dan menulis bahwa Maria,
Bunda Allah, tidak perawan baik sebelum kelahiran maupun sedudah kelahairan
Kristus...
{Pelikan, ibid.,v.45:199 / That Jesus
Christ was Born a Jew (1523) }
Kitab suci tidak
mengatakan atau
mengindikasikan kalau Maria setelah [kelahiran Kristus]... kehilangan
keperawanan... Di Matius 1:25 dikatakan bahwa Joseph tidak mengenal Maria
secara badaniah sampai Maria melahirkan anak, tidaklah dapat disimpulkan
kalo Joseph mengenal Maria secara badaniah sesudahnya; Sebaliknya, ini
berarti bahwa Joseph tidak pernah sama sekali mengenal Maria secara
badaniah..... Omong kosong ini [bahwa Maria tidak perawan sebelum dan setelah
Kristus lahir] adalah tanpa pembenaran.... [Orang yang menganggap kalo Maria
tidak tetap perawan] tidak pernah tahu atau memperhatikan kitab suci atau idiom
umum.
{Pelikan, ibid.,v.45:206,212-3 / That
Jesus Christ was Born a Jew (1523) }
John Calvin
Helvidius
mempertunjukkan ketidaktahuan berlebihan dalam menyimpulkan bahwa Maria
harus mempunyai putra-putra, hanya karena saudara Kristus kadang2 disebutkan.
{Harmony of Matthew, Mark & Luke,
sec. 39 (
[Mengenai Matius 1:25] Kesimpulan yang
diambil Heldivius bahwa tetap perawan hanya sampai kelahiran pertama Maria, dan
setelah itu dia punya anak lain dari suaminya.... Tidak ada kesimpulan bulat
yang dapat ditarik dari kata2 dalam Matius 1:25... mengenai apa yang terjadi
setelah Yesus lahir. Yesus dipanggil 'Anak Pertama'; tapi satu satunya
tujuan sebutan tersebut adalah untuk memberi informasi bahwa Yesus dilahirkan
dari Perawan.... Apa yang terjadi sesudahnya tidak diinformasikan oleh
sejarahwan..... Tidak ada orang yang secara keras kepala meneruskan argumen
[bahwa Maria tidak perawan setelah melaahirkan Kristus], kecuali kalau dia
senang akan pertikaian
{Pringle, ibid., vol. I, p. 107}
Didalam kata
'saudara' orang Ibrani memasukkan juga sepupu dan relasi yang lain, apapun tingkat kedekatannya.
{Pringle, ibid., vol. I, p. 283 /
Commentary on John, (7:3) }
Huldreich
Zwingli
Dia [Zwingli], di
tahun 1522, mempertahankan keperawanan abadi Ibu Yesus.... Untuk menyangkal
bahwa Maria tetap tak ternodai sebelum, selama, dan sesudah kelahiran Kristus,
adalah sama dengan menyangkal keMaha Kuasaan Tuhan.... dan karena itu
sangat benar dan berguna untuk mengulangi salam malaikat Gabriel - bukan doa-
'Ave Maria'.... Tuhan mengangkat Maria diatas semua mahkluk, termasuk orang
suci dan malaikat - kemurnian, keluguan dan iman Maria yang tak
terkalahkanlah yang harus diikuti manusia.
{G. R. Potter, Zwingli, London: Cambridge Univ. Press,
1976, pp.88-9,395 / The Perpetual Virginity of Mary . . ., Sep. 17, 1522}
Aku tidak pernah berpikir, ataupun mengajarkan, atau
menyatakan kepada umum, apapun mengenai Maria yang tetap perawan, Ibu
keselamatan kita, yang bisa dipandang tidak hormat, tidak saleh, tidak
menghargai ataupun jahat.... Aku percaya dengan seluruh hatiku
sesuai dengan kata2 di Injil suci bahwa sang perawan murni melahirkan bagi kita
Anak Allah dan dia (Maria) tetap, saat kelahiran dan sesudahnya, perawan
yang murni dan tak ternodai, untuk selama-lamanya.
{Thurian, ibid., p.76 / same sermon}
John Wesley
(Pendiri Methodisme)
Aku percaya... Dia
[Yesus Kristus] dilahirkan dari sang perawan terberkati yang baik setelah
kelahiran Yesus tetap murni dan perawan tak ternodai.
{"Letter to a Roman
Catholic," quoted in A. C. Coulter, John Wesley,
Cukuplah dari kutipan diatas untuk
menunjukkan bahwa kecenderungan umat Protestant sekarang untuk menjelekkan
dan mengecam kepercayaan bahwa Maria tetap perawan dan tidak mempunyai anak
selain Yesus adalah ajaran yang timbul baru-baru ini dialiran Protestan.
Ajaran yang timbul karena kebencian dan ketidak mau-tahuan terhadap sejarah.
Quote: |
C. Immaculate Conception / Lahir dan hidup tanpa dosa (1854): |
Ajaran Maria tak
terkandung dosa asal memang adalah ajaran Gereja. Ajaran ini memang
didefinisikan oleh Paus Pius IX pada 8 Desember 1854. Namun patut dicatat bahwa
hanya karena ajaran ini didefinisikan pada 8 Desember 1854 tidak berarti bahwa
ini adalah ajaran yang relatif baru. Sebagai contoh Trinitas sendiri baru
didefinisikan sebagai ajaran Gereja secara formal pada 325 AD di Konsili Nicea
I. Tapi toh itu tidak berarti bahwa sebelum itu ajaran Trinitas tidak ada.
Pendefinisian formal biasanya dilakukan karena pada suatu
ketika timbul ketidakjelasan sehingga diperlukan ketegasan Gereja untuk
menyatakan mana yang benar dan mana yang salah. Dlam membuat pernyataan Gereja
akan menggali dari Kitab Suci dan Tradisi dan menentukan mana iman yang terus
menerus diajarkan Gereja.
Nah, ajaran Maria tak terkandung tanpa noda dosa asal
sebenarnya adalah ajaran yang sudah amat kuno. Berikut adalah kesaksian
beberapa Bapa Gereja Awal atas ke-tak-bernoda-an Maria (diterjemahkan dari http://www.cin.org/users/jgallegos/immac.htm), perhatikan
tanggal-tanggalnya.
"Dia [Yesus] adalah tabut yang dibuat dari kayu yang
tak bisa lapuk. Karenanya dari ini ditandakan bahwa tabernakelNya [Yesus]
dibebaskan dari ketidakbaikan dan dari korupsi."
Hippolytus,Orat. Inillud, Dominus pascit me(ante A.D. 235),in
ULL,94
"Bunda Perawan ini dari Yang Terlahir oleh Allah, disebut Maria, layak
bagi Allah, tak bernoda dari tak bernoda, satu dari satu."
Origen,Homily 1(A.D. 244),in ULL,94
"Biarlah wanita memujinya, Maria yang
murni."
Ephraim,Hymns on the Nativity,15:23(A.D. 370),in
NPNF2,XIII:254
"Engkau sendiri dan bundaMu dalam segala hal
patut, tidak ada cacat dalam Engkai dan tidak ada noda dalam bundaMu."
Ephraem,Nisibene Hymns,27:8(A.D. 370),in THEO,132
"Maria, seorang Perawan tidak hanya tak
terkotorkan tapi seorang Perawan yang mana rahmat telah [membuatnya] tak
terlecehkan, bebas dari semua noda dosa."
Ambrose,Sermon 22:30(A.D. 388),in JUR,II:166
"Kita harus menerima bahwa Perawan Kudus Maria,
yang mengenai dia aku tidak ingin mengajukan pertanyaan yang berkenaan dengan
masalah dosa, atas hormat kepada Tuhan; karena dari Dia kita tahu sebagaimana
melimpahnya rahmat untuk mengatasi dosa dalam segala hal telah diberikan kepada
dia [Maria] yang berjasa [karena telah] meng-konsepsi dan mengandung Dia
[Yesus] yang tak teragukan lagi tidak punya dosa."
Augustine,Nature and Grace,42[36](A.D.415),in
NPNF1,V:135
"Seorang perawan, tak bersalah, tak terkotori,
bebas dari semua kecacatan, tak tersentuh, tak terkotorkan, kudus di jiwa dan
tubuh, bagaikan bunga Lili yang mekar diantara duri."
Theodotus of Ancrya,Homily VI:11(ante A.D. 446),in THEO,339
"Sang malaikat tidak mengambil sang Perawan
dari Yosef, tapi memberikannya [perawan] kepada Kristus, yang kepada Yosef dia
[si perawan] dijanjikan, tapi [sang malaikat] memberikannya kepada Kristus,
yang kepada Kristus dia [si perawan] telah dijanjikan di rahim ketika dia [si
perawan] sedang dibuat [dalam rahim ibu dari si perawan]."
Peter Chrysologus,Sermon 140(A.D. 449),in ULL,97
"Fakta bahwa Allah telah memilihnya [Maria]
membuktikan bahwa tidak seorangpun yang pernah lebih kudus dari Maria, jika
satu noda pun mengotori jiwanya [Maria], jika ada perawan lain yang lebih murni
dan lebih kudus, Allah akan memilihnya dan menolak Maria."
Jacob of Sarug(ante A.D. 521),in Catholic Encyclopedia
"Dia [Maria] dilahirkan seperti kerub, dia
[Maria] yang dari tanah liat yang murni dan tak bernoda"
Theotoknos of Livias,Panegyric for the feast of the Assumption, 5:6(ante
A.D. 650),in THEO,180
"Hari ini kemanusiaan, dalam
pancaran kemuliaan ketak bernodaannya [Maria], menerima kecantikan purbanya.
Rasa malu atas dosa telah menggelapkan kilauan dan kemenarikan kodrat manusia;
tapi ketika sang Bunda dari Dia [Yesus] yang baik dan cemerlang dilahirkan,
kodrat [manusia] ini mendapatkan kembali dalam dirinya [Maria] keutamaan
purbanya dan dibuat menurut satu model sempurna yang benar-benar layak
dihadapan Allah.... Perubahan kembali kodrat kita dimulai hari ini dan dunia
yang tua, yang menjadi subyek transformasi ilahi yang menyeluruh, menerima
buah-buah awal dari ciptaan kedua"
Andrew of Crete,Sermon I,On the Birth of Mary(A.D.
733),in THEO,180
Sudah tertunjukkanlah diatas bagaimana
iman akan Maria dikandung tanpa noda dosa adalah iman purba umat Kristen. Gereja Katolik
hanya menegaskan kembali apa yang telah diimani jemaat Kristen awal (jemaat
Kristen awal sendiri adalah Katolik bukan Protestant karena Protestant baru ada
abad ke 16).
PS
Hampir lupa, Maria bukannya tidak dapat berdosa. Hanya
Yesuslah yang tidak bisa berdosa. Maria bisa berdosa, tapi dia tidak berdosa.
Gereja Katolik tidak pernah mengajarkan bahwa Maria tidak dapat berdosa.
Quote: |
Sanggahan Kristen: |
Si Protestant dengan gampangnya
mengecualikan Yesus dari ayat-ayat tersebut, namun dia menolak kalau Katolik
mengecualikan Maria dari ayat-ayat tersebut. Itu sangat tidak jujur.
Sebagaimana ayat-ayat tersebut tidak bersifat mutlak kepada Yesus maka
begitupula ayat-ayat tersebut bisa tidak bersifat mutlak kepada Maria karena
memang dia adalah manusia yang sangat spesial. Dia adalah putri Bapa, Bunda
sang putra dan mempelai Roh Kudus. Alah tidak membiarkan putriNya, bundaNya dan
mempelaiNya terkena noda dosa. Dan memang inilah iman Gereja sejak dahulu
seperti yang ditunjukkan lewat berbagai tulisan Bapa Gereja Awal diatas.
Quote: |
2. Dalam Luk 1:46-47, Maria menyebut Allah sebagai
Juruselamatnya. Mengapa Maria membutuhkan Juruselamat kalau ia memang
sama sekali tidak berdosa? |
Sanggahan ini bisa
dijawab dengan mengatakan bahwa bebasnya Maria dari dosa adalah buah dari
rencana keselamatan Kristus sendiri. Jadi tanpa Kristus, sengsara dan salibNya,
Maria tidak akan bisa terkandung tanpa noda dosa. Itulah apa yang diajarkan
Gereja Katolik. Kesempurnaan penerimaan rahmat keselamatan Yesus ada dalam diri
Maria.
Quote: |
3. Dalam Luk 2:22-24, Maria mempersembahkan korban penghapus
dosa (bdk. Im 12:1-8). Sekalipun kenajisan / ketidak-tahiran karena
melahirkan anak itu bukanlah suatu dosa moral, tetapi bagaimanapun tidak
tahir / najis sangat kontras dengan suci / tidak berdosa! |
Ini adalah tuduhan
yang sangat gegabah dan lancang! Apakah kelahiran Kristus merupakan dosa?
Maria melakukan itu karena patuh terhadap hukum Taurat.
Bukan karena Maria menjadi najis setelah melahirkan Kristus (suatu ungkapan
yang penuh hujat! Menganggap bahwa kelahiran Yesus adalah najis!)
Kita dapat lihat bandingkan ketaatan Maria dengan peristiwa
pembaptisan Kristus. Mengapa Kristus minta dibaptis kepada Yohanes? Padahal
baptisan Yohanes adalah baptisan pertobatan (Mat 3:11). Apakah Yesus perlu
pertobatan? Tidak. Tapi toh Kristus minta dibaptis. Kristus minta untuk
dibaptis untuk menggenapkan kehendak Allah (Mat 3:15). Begitu juga Maria. Sang perawan hanya
mengenapi apa yang diperintahkan Taurat.
Quote: |
4. Mengapa Maria harus mati (catatan: orang Katolik Roma pun
percaya bahwa Maria mengalami kematian) kalau ia tidak berdosa? Kematian
adalah upah dosa (Kej 2:16-17 Kej 3:19 Rm 5:12 Rm 6:23). Kristus memang juga
mati meskipun Ia tidak berdosa, tetapi Ia mati untuk menebus dosa umat
manusia. Bagaimana dengan Maria? |
Kalau Kristuspun mati meskipun dia
tidak berdosa, tidak ada alasan untuk mengatakan bahwa Maria harus hidup. Dan secara
tekhnis, Kristus Mati karena dia disiksa dan disalib. Tubuh lama Yesus yang
adalah Manusia tidak dapat menanggung siksaan yang diluar batas sehingga dia
menyerahkan rohNya kepada Allah (Yoh 19:30). Tubuh manusia yang tidak
berdosapun ada batasan. Karena itu tentu saja Maria yang juga bertubuh akan
dibatasi oleh kematian. Sama seperti Yesus.
Kematian Maria tentu lebih patut mengingat Putranya
sendiri juga mati dan Maria pun merasakan apa yang dilalui sang Putra supaya semakin
menjadi satu dengan sang Putra yang juga Allahnya.
Quote: |
5. Tuhan Yesus suci karena Maria mengandung dari Roh Kudus,
tetapi Maria dikandung oleh seorang perempuan yang mengandung dari laki-laki
biasa. Bagaimana mungkin ia dikandung tanpa dosa dan dilahirkan tanpa dosa
pula? Bandingkan dengan ayat-ayat Ayub 25:4, Ro 3:23, Ro 5:12, Ro 5:19a.
Kalau Maria dikandung dan lahir tanpa dosa, maka semua ayat-ayat di atas ini
adalah salah! |
Kristus tidak suci
karena dia dikandung dari Roh Kudus. Kristus suci karena dia Allah. Sekalipun
Maria berdosa itu tidak akan mampu membuat Kristus dalam kandungan menjadi
tidak suci.
Beralasan bahwa karena Maria dikandung dari laki-laki
biasa maka dia pasti berdosa merupakan alasan yang dibuat-buat. Allah sendiri
membuat Adam dan Hawa dari tanah liat dan mereka pada awalnya tidak berdosa.
Jadi kenapa fakta bahwa Maria dikandung dari laki-laki biasa membuat Allah
kehilangan kemampuannya untuk membuat Maria bebas dari dosa sejak dia
dikonsepsi?
Quote: |
6. Orang Katolik Roma menekankan kesucian Maria karena mereka
berpendapat bahwa kalau Yesus itu suci, maka Maria, yang melahirkan-Nya, juga
harus suci. Tetapi doktrin ini mempunyai konsekwensi logis sebagai berikut:
kalau karena Yesus itu suci maka Maria harus suci, maka karena Maria suci
kedua orang tua Maria harus suci. Dan kalau kedua orang tua Maria suci, maka
keempat kakek nenek Maria harus suci. Kalau ini diteruskan maka akan
menunjukkan bahwa Adam dan Hawa pun harus suci! Ini adalah konsekwensi logis
yang orang Katolik Roma pun tidak akan mau menerimanya! |
Gereja Katolik
tidak pernah mengajarkan bahwa Maria harus suci (ie. bebas dari segala dosa)
karena yang dikandung adalah Yesus. Gereja Katolik mengajarkan bahwa adalah
PANTAS bagi Maria untuk dibuat tidak berdosa karena yang dia kandung adalah
Allah. Gereja Katolik tidak mengajarkan bahwa Maria HARUS dibuat tidak berdosa
agar dia bisa mengandung Yesus.
Dan konsekuensi logis diatas adalah sama sekali keliru
karena Maria bukan Yesus (yang adalah Allah). Karena itu tidaklah perlu ataupun
pantas bagi ibu Maria juga dibuat bebas dari dosa sejak dikonsepsikan.
Quote: |
7. Doktrin Immaculate Conception ini baru muncul pada tanggal 8
Desember 1854. Mengapa dibutuhkan 18 abad untuk menemukan doktrin ini? Jelas
karena memang tidak pernah ada dalam Kitab Suci! |
Penjelasannya sudah tertulis diatas.
Hanya karena sesuatu didefinisikan pada tanggal tertentu tidak berarti bahwa
apa yang didefinisikan itu adalah iman yang sama sekali baru. Contohnya adalah
doktrin Trinitas yang didefinisikan pada 325 AD.
Diatas juga sudah dihadirkan
kutipan-kutipan dari para Bapa Gereja Awal (Romo-Romo dan Uskup-Uskup Gereja
Katolik purba) yang menunjukkan bagaimana iman akan Immaculate Conception
adalah iman jemaat Gereja kuno.
Quote: |
D. Assumption of Mary (1950) |
Sungguh suatu penghinaan dan
menunjukkan motivasi yang kurang baik dengan menggunakan kata
"embel-embel." Namun itu adalah benar dogma Gereja Katolik yang
dikeluarkan Ex Cathedra.
Penobatan Maria sebagai Ratu Surga tentunya
merupakan konsekuensi logis dari fakta bahwa Yesus, sang Putra, adalah seorang
raja. Karena Yesus adalah raja, maka ibuNya adalah ratu. Raja-raja jaman
dahulu, termasuk di
Di 1Raj 2:13-25
dikisahkan bagaimana Adonia, saudara Salomo lain ibu (ayah kedaunya adalah
Daud) memohon kepada Batsyeba, ibu dari Solomo, agar Batsyeba minta kepada
Solomo supaya Abisag gadis Sunem bisa menjadi istrinya. Batsyeba kemudian
menjumpai anaknya dan Solomo dengan segala hormat menjemput sang ibu (1Raj
2:19) bahkan Solomo berkata bahwa apa yang diminta ibunya akan dia turuti (1Raj
2:20). Solomo menolak permintaan Adonia dan bahkan memerintahkan orang untuk
membunuh Adonia karena permintaannya yang lancang itu (Abisag gadis Sunem yang
diminta Adonia untuk menjadi istri sebenarnya adalah salah satu kekasih raja
Daud, dengan mengawini bekas kekasih ayahnya Adonia ingin memperbesar pengaruh
sehingga bisa menurunkan Solomo dari takhta dan mengusai kerajaan Israel). Dari
kisah ini ada tiga hal yang patut dicatat: 1) Adonia yang memohon Betsyeba
untuk menyampaikan permintaan lancangnya menunjukkan bahwa Adonia tahu bahwa
Solomo menghormati ibunya, 2) Di 1Raj 2:19 Solomo dengan penuh hormat bangun,
menjemput ibunya, kemudian menciumnya dan menyuruh pengawal untuk membawakan
kursi agar sang ibu bisa duduk disampingnya, 3) Solomo berkata bahwa dia tidak
akan menolak permintaan ibunya di 1Raj 2:20. Untuk point no:3, memang Solomo
pada akhirnya menolak permintaan sang ibu, tapi bisa jadi ini karena sang ibu
tidak paham konsekuensi dari yang dimintanya. Dari fakta ini kita juga tahu
bahwa keputusan akhir selalu ada ditangan sang Raja. Ini sungguh cocok dengan
hubungan Maria dan Putranya. Tentunya Maria sangat bisa dimintai bantuan karena
sang Putra menghormati dia sebagai ibu. Namun keputusan terakhir ada ditangan
sang Putra yang adalah raja. Ini dikarenakan Maria, dengan segala kemuliaan dan
rahmat yang diterimanya di Surga, masih tetap manusia yang punya keterbatasan
kebijaksanaan dibanding Allah sendiri.
Di kitab Yeremia bab 13 Allah sekali lagi memperingatkan
Israel agar tidak jatuh dalam dosa. Yang menarik disini adalah ayat Yer 13:18.
Pada ayat ini Allah memberi peringatan kepada Raja DAN KEPADA sang
"gebirah."
Di 1Raj 15:13 kita melihat Raja Asa memecat sang
"gebirah," Maakha karena Maakha membuat berhala. Ini menunjukkan
bahwa posisi tersebut nyata dan tidak sepatutnya ditempati oleh orang yang
bertindak bertentangan dengan perintah Allah. (catatan: Di beberapa Alkitab,
termasuk Alkitab Indonesia, disebutkan bahwa Maakha adalah nenek dari Raja Asa,
tapi ada juga Alkitab yang menyebut bahwa Maakha adalah ibu dari Asa [ex.
Revised Standard Version]).
Sementara itu di kitab Raja-Raja baik yang pertama maupun
yang kedua, nama Raja Israel dipasangkan dengan ibu mereka dan bukannya dengan
istri mereka (kecuali dua raja, Yoram dan Ahas, yang sama sekali tidak
dipasangkan dengan ibu maupun istri mereka). Berikut daftarnya:
- Raja Naama dan ibu Rehabeam (1Raj 14:21 Bdk. 14:31 dan
2Taw 12:13)
- Raja Abijah dan ibu Maakha. Ibunya adalah putri dari
Abisalom (1Raj 15:2) atau Absalom (2Taw 11:20).
- Raja Asa dan ibu/nenek adalah Maakha, juga putri dari
Abisalom (1 Raj 15:10 Bd. 2Taw 15:16).
- Raja Yosafat dan ibu adalah Azuba (1Raj 22:42 Bdk. 2Taw
20:31)
- Raja Ahazia dan ibu adalah Atalya (2Raj 8:26 Bdk. 2Taw
22:2)
- Raja Yoas dan ibu adalah Zibya (2Raj 12:1 Bdk. 2Taw
24:1)
- Raja Amazia dan ibu adalah Yoadan (2Raj 14:2 Bdk. 2Taw
25:1)
- Raja Azarya dan ibu adalah Yekholya (2Raj 15:1-2). Raja
Azarza disebut juga Raja Uzia (Bdk. 2 Ch 26:3)
- Raja Yotam dan ibu adalah Yerusa Jerusha (2 Ki 15:33
Bdk.2Taw 27:1)
- Raja Hizkia dan ibu adalah Abi atau Abia (2Taj 18:2
Bdk. 2Taw 29:1)
- Raja Manasye dan ibu adalah Hefzibah (2Raj 21:1)
- Raja Amon dan ibu adalah Mesulemet (2Raj 21:19)
- Raja Yosia dan ibu adalah Yedida (2Raj 22:1)
- Raja Yoahas dan ibu adalah Hamutal (2Raj 23:31)
- Raja Yoyakim dan ibu adalah Zebuda (2Raj 23:36)
- Raja Yoyakhin dan ibu adalah Nehusta (2Raj 24:8)
- Raja Zedekia dan ibu adalah Hamutal (2Raj 24:18)
Cukup sudah bukti akan pentingnya posisi ibu raja dalam
tradisi dan kebudayaan Israel. Karena
itulah Maria memang layak disebut Ratu Surga KARENA Yesus adalah Raja Surga.
Sekarang kita lihat sanggahan lain dari
si Protestant.
Quote: |
Sanggahan Kristen: |
Sekali lagi, yang
terjadi pada 1 November 1950 adalah pendefinisian resmi suatu doktrin yang
sebelumnya memang sudah dipegang. Trinitas sendiri didefinisikan resmi pada 325 AD namun
tentunya ini tidak berarti bahwa sebelum pendefinisian resmi tersebut Trinitas
tidak ada.
Lagipula, bila Maria memang mati
dikubur, mengapa tidak ada data sejarah tentang persemayanan Bunda kita? Atas
bantuan ilmu sejarah dan arkeologi dan cerita tradisi kita bisa mengetahui:
1. Kandang domba tempat Yesus lahir
(sekarang menjadi gereja Nativity)
2. Persemayanan Santo Petrus (di
Basilika Petrus Vatikan)
3. Persemayanan Santo Paulus (di
Basilika Petrus Vatikan)
Namun tidak ada data tentang
persemayanan Bunda Yesus yang kematiannya mestinya menjadi bahan pembicaraan
sehingga orang akan berziarah ke persemayanannya sekedar untuk memberi hormat
dan merenung. Tapi tidak ada data historis yang reliable terhadap persemayanan
Bunda Maria.
Disi lain sejak abad ke 7 (600 AD),
baik umat gereja di Barat maupun di Timur sama-sama merayakan pesta Asumption
(pengangkatan Maria). Paus Sergius (687-707) memerintahkan prosesi yang khidmat
di hari tersebut( Liber. Pontif., P. L., t. CXXVIII, c.898 ). Di Timur, St
Modestus, Patriarch Yerusalem(d. 634) dalam "Encomium in dormitionem Deiparae
(P. G., t. LXXXVI, col. 3288ff) bersaksi atas kepercayaan [terhadap Assumption]
tersebut (RGL, p. 162).
Semua ini membuktikan bahwa Maria
memang diangkat ke Surga seperti Enokh (Kej 5:24; Ib 11:5) dan Elia (2Raj 2:11)
dan bahwa iman tersebut adalah iman yang purba, jauh sebelum skisma timur dan
berabad-abad sebelum adanya Protestantism.
Quote: |
2. Perlu dipertanyakan pertanyaan ini: dengan tubuh apa Maria
bangkit dan masuk ke surga? Sampai saat ini hanya Kristus yang mempunyai
tubuh kebangkitan. Semua manusia akan menggunakan tubuh ke-bangkitan pada
saat Kristus datang kali kedua (Yoh 5:28-29 1Kor 15:20-23,50-55 1Tes
4:13-17)! |
Semua orang yang bangkit dan masuk
surga bangkit dengan tubuh mulia mereka seperti Kristus.
Quote: |
Dari ajaran-ajaran mengenai Maria tersebut di atas tradisi makin
lama semakin berkembang, sehingga makin sukar membedakan mana ajaran Alkitab
dan mana ajaran tradisi gereja. |
Bisa kita tanyakan kepada si Protestant kenapa ajaran
Alkitab dan ajaran Tradisi Gereja harus dibedakan? Alasan si Protestant
tentunya adalah sumber iman mereka hanyalah Alkitab saja. Padahal Alkitab
sendiri tidak pernah mengatakan demikian (bdk 2Tes 2:15; 2Tes 3:6 dan 1Kor 11:2
[kata "ajaran" di ayat 2Tes 3:6 dan 1Kor 11:2 semestinya diterjemahkan
"tradisi" karena yang digunakan adalah kata Yunani
"paradosis"]).
Bagi umat Katolik sendiri tidaklah masalah apakah ajaran
itu berasal dari Kitab Suci atau Tradisi. Kedua-duanya sama-sama harus diimani
dengan taat. Jadi sekalipun ada satu ajaran yang hanya tersirat di Kitab Suci
tapi tersurat di Tradisi, maka ajaran itu tetap harus diimani. Sikap umat
Katolik ini sudah sesuai dengan Alkitab sendiri seperti yang ditunjukkan oleh
ayat-ayat yang disebutkan di paragraph atas.
Quote: |
Pesan Penutup: |
Sebenarnya, dengan tidak menempatkan
Maria kepada posisi yang tinggi yang memang telah diberikan Allah dan memang
telah diakui oleh semua umat Kristen sejak jaman kuno, maka pada hakikatnya si
Protestant telah sedikit banyak merendahkan Maria. Dia bahkan telah menghina
Maria dan Yesus ketika dia mengatakan bahwa Luk 2:22-24 menunjukkan bahwa Maria
berdosa karena menurut Im 12:1-8 orang yang melahirkan anak adalah najis. Jadi
karena Maria melahirkan Yesus maka Maria telah najis dan dia harus menghapus
kenajisan tersebut.
Sebaiknya si Protestant lebih banyak
membaca Kitab Suci dan iman jemaat awal Gereja (dimana semuanya adalah umat
atolik karena Protestant baru ada di abad ke 16).
Quote: |
Kalau ada mujizat-mujizat yang berhubungan dengan Maria dan
mendukung pandangan Katolik Roma tentang Maria (misalnya Maria menampakkan
diri dan mengaku sebagai Perawan tanpa dosa), maka sadarilah bahwa mujizat
yang bertentangan dengan Kitab Suci itu pasti datang dari setan! Kitab Suci
mengatakan bahwa Iblis bisa menyamar sebagai malaikat terang (2Kor 11:14),
dan karena itu tidak terlalu mengherankan kalau ia bisa menyamar sebagai
Maria atau bahkan Yesus sendiri. |
Pertama-tama
harus dijelaskan bahwa Gereja tidak gegabah dalam menilai suatu penampakan atau
mukjijat. Sering dibutuhkan waktu bertahun-tahun (bahkan kadang-kadang puluhan
tahun setelah semua yang bersangkutan meninggal) dan banyak penelitian baru
suatu mukjijat atau penampakan diakui sebagai otentik.
Kedua, pandangan Gereja Katolik akan
Maria tidak bertentangan dengan Kitab Suci, karena itulah mukjijatnya juga
tidak bertentangan dengan Kitab Suci.
Ketiga, sebenarnya patut dipertanyakan
mukjijat bagaimana yang bertentangan dengan Kitab Suci. Silahkan si Protestant
melihat catatan mukjijat yang diakui Gereja dan menilai mana yang bertentangan
dengan Kitab Suci. Ambil contoh saja mukjijat ketidakbusukan mayat St.
Bernadette Soubirus. Mukjijat ini adalah salah satu mukjijat terhebat yang
masih bisa dilihat oleh mata kepala sendiri. Nah, sebenarnya
bagian mana dari mukjijat ini yang bertentangan dengan Kitab Suci?
Pada akhirnya ajaran Gereja Katolik tentang Maria memang
sudah sesuai Kitab Suci dan Tradisi. Iman Gereja Katolik akan Maria merupakan
iman Gereja kuno. Sedangkan penolakan Protestant akan mariologi Katolik justru
adalah ajaran baru karena Protestant sendiri baru muncul di abad 16, seribu
lima ratus tahun setelah Yesus wafat dan bangkit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar