Sedikit soal sola scriptura: saya pribadi percaya bahwa Alkitab
adalah otoritas tertinggi dalam kehidupan kita sebagai pengikut Kristus, dan
semua perkataan manusia yang mengatas namakan Tuhan harus diuji kebenarannya
dengan Alkitab, karena bukankah manusia bisa salah?? Kita sudah seringkali
mendengar orang yang berkata ini dan itu, bernubuat yang aneh-aneh atas nama
Tuhan, dan mereka sudah menyesatkan banyak orang (contoh: pondok nabi),
kenapa? Karena mereka yang mendengarkannya tidak melihat apakah yang dikatakan
itu sesuai dengan Firman. Jadi apa yang bisa dijadikan tolok ukur kebenaran perkataan
itu?? Tidak lain dan tidak bukan adalah Firman Tuhan sendiri yaitu Alkitab.
Kalau kita bilang ada dua sumber yang pasti benar, namun tiba2 memberikan
pernyataan yang berbeda, yang mana yang kita pegang? Karena kita tentu harus
punya patokan untuk menentukan mana salah dan mana benar. Kalau kita tidak
punya patokan bukannya kita malah jadi hidup dalam keraguan? Misalnya jika kamu sendiri mendengar khotbah apakan kamu terima
mentah-mentah dan yakini sebagai kebenaran?? Kalau saya akan kembali
menyelidiki apa benar itu yang Alkitab katakan? Kenapa? Karena kebenaran
mutlak hanya dalam perkataan Tuhan BUKAN perkataan manusia,
sekalipun yang berkata adalah mereka yang mengatasnamakan Tuhan.
|
Benar seperti kata kamu bahwa Alkitab harus diuji dan karena itu
alkitab justru membuktikan bahwa iman sola scriptura kamu adalah salah. Sebab
siapa yg menguji Alkitab adalah pasti dan nyata berupakan sumber dari luar
alkitab, apakah alkitab dapat menguji dirinya sendiri? Ini teori dan filsafat
yg sama dengan fiksi ala "Planet of the apes".
1. Bagaimana kamu tau alkitab adalah komplit dan benar?
2. Bagaimana kamu tau bahwa alkitab mengandung seluruh FIRMAN ALLAH?
3. Apakah alkitab telah menyatakan bahwa daftar isi dari kulit muka s/d
belakang adalah seperti kanon yg kamu terima? Siapa dan kuasa apa yg
menganonkan? Apakah kuasa ini terdapat dalam alkitab?
4. Apakah alkitab menyatakan doktrin Sola Scriptura? Dimana?
5. Apakah terdapat tradisi atau sejarah sebelum abad ke 16 mengenai sola
scriptura?
6. Bagaimana kamu tau maksud dan arti yg terdapat dalam alkitab tanpa guru atau
referensi buku2 lainnya? Yg adalah faktual sumber diluar alkitab yg berarti
anti sola scriptura.
7. Apakah kamu seorang sakti yg dapat begitu buka alkitab, baca dan langsung
mengerti Firman Allah, kemudian mencari untuk dibaptis oleh pendeta yg sekali
lagi adalah sebuah kuasa diluar alkitab dan menjadi pengikut Yesus?
8. Berarti kamu tidak BOLEH kegereja pada hari minggu dan mendegarkan khotbah
pendeta yg memberikan alkitab VERSI dia, karena sola scriptura
menuntut praktek yg merupakan "HANYA kamu dan ALKITAB" karena ini
baru yg namanya HANYA ALKITAB tanpa pengaruh luar!
Apakah kamu pasti sepertinya
begitu LITERAL dan EKSPLISTInya alkitab yg telah mengajarkan sola scriptura
seperti dugaan kamu bahwa ekaristi adalah simbolis? coba tunjukan
bagiannya dalam alkitab? Sebab omong kosong dan isapan jempol itu dapat
dilakukan siapa saja. Seperti kata kamu sendiri OMONGAN MANUSIA adalah BOHONG!
Dapat saja saya berkata tadi malam saya melihat dan berbicara sama Malaikat yg
diutus dan saya harus mendirikan gereja yg memerintahkan untuk mengajarkan kawin
sesama jenis dan juga kawin sama binatang...ini kan nyata2 isapan jempol saya
belaka bukan?
Saya tanya kamu secara jujur dan sangat mengharapkan jawaban yg jujur dari
seorang yg mengaku pengikut Yesus. Apakah kamu mengerti alkitab dengan cara
pandang kamu yg protestan liberal (yg dimaksud bukan fundamentalis yg
membaca secara literal) tanpa guru dan belajar bersama pendeta atau
sekolah minggu? silahkan uraikan cara kamu mendalami alkitab. Lihat alkitab
berkata apa kepada mereka yg sok tau.
Berikut adalah contoh seorang bangsawan terpelajar dan sekertaris keuangan ratu
Etiopia yg membaca kitab Yesaya.
Kisah para rasul 8: 29-31
29 Roh Allah berkata kepada Filipus, "Pergilah mendekati kendaraan
itu." 30 Maka Filipus pergi mendekati kendaraan itu, lalu ia
mendengar orang itu membaca Buku Yesaya. Filipus bertanya
kepadanya, "Apakah Tuan mengerti yg Tuan baca itu?"
31 Orang itu menjawab, "Bagaimana aku mengerti, kalau tidak ada yg
menjelaskannya kepadaku?" Lalu ia mengajak Filipus naik ke kereta
dan duduk bersama-sama dia.
Pada ayat2 tsb jelas sekali si bangsawan terpelajarpun tidak dapat mengerti isi
dan arti alkitab, karena itu terdapat sumber diluar alkitab yaitu Filipus yg
menerangkan dan MENGAJARKAN artinya. Alkitab mengajarkan bahwa sola scriptura
adalah palsu dan buatan manusia. Nah, Yesus memberikan kuasa kepada siapa?
Alkitab atau Rasul = Apostolos = Apostolik = Gereja = Katolik. Mat 16:18, Mat
18:18, Yoh 20:19, Mat 28 :19-20, Yoh 21:15-17. Tolong tunjukan dimana Yesus
pernah memberikan kuasa kepada alkitab agar sola scriptura kamu dapat dikatakan
sebagai KUASA Yesus didunia?
Sola scriptura = hanya alkitab ... apakah bila saya memberikan sebuah alkitab
kepada yg tidak dapat membaca dia akan mengerti tanpa bantuan saya? Bukankah
bantuan saya adalah merupakan sebuah ajaran, pandangan dan sumber dari luar
alkitab itu sendiri? Apakah bila saya memberikan seorang muslim alkitab dan
kemudian dia baca, apakah dia akan mengerti isinya mengenai Tritunggal misalnya?
Ini merupakan fakta yg tidak dapat digugat dan yg literal membuktikan bahwa
semua yg sebenarnya mengimani doktrin sola scriptura adalah pendusta dan telah
membohongi dirinya sendiri karena tidak satupun yg telah murni dan benar2
mengimaninya. Apakah Billy Graham menjadi pandai alkitab dengan hanya membaca
alkitab? hehehehehe ..... billy graham saja telah terlampau banyak menggunakan
buku, tulisan, ajaran dan tafsiran yg berada diluar alkitab ....... apakah ini
yg dimaksudkan dengan HANYA ALKITAB? Contoh ini jelas membuktikan kemunafikan
dan kebohonngannya sola scriptura.
Kemudian dilema paling besar yg dihadapi penganut sola scriptura adalah ajaran
tsb sama sekali tidak dapat ditemukan dalam alkitab mana ada dalam
alkitab ayat yg mengaktakan SOLA SCIPTURA
Lucu sekali, mau mengajarkan bahwa seluruh dan segalanya harus terdapat
dalam alkitab akan tetapi ajaran yg mengajarkannya saja tidak ada dalam alkitab
Apakah Jaman Musa, Yesaya, Yesus dst mereka semua menganut sola scriptura?
Apakah jaman gereja muda sebelum adanya perjanjian baru mereka menganut sola
scriptura? Apakah st. Paulus menganut sola scriptura, sedangkan surat2 dia dan
surat2 Yohanes, Petrus, Judas, Yakobus pun belum ditulis alias belum
ada, jadi ajaran sola yg mana dan dari mana nih? Apakah Yesus pernah
memerintahkan untuk MENULIS ALKITAB agar kamu bisa mengimani sola scriptura?
Tolong tunjukan dimana? Bagaimana dapat kamu tau dan patuhi ajaran2 Yesus yg
tidak tertulis dalam alkitab seperti yg diajarkan oleh Yohanes di Yoh 21:25
bahwa banyak ajaran Yesus yg tidak ditulis ... bagaimana kamu
bisa mengimani dan patuh sama Yesus dengan baik hanya dengan sola-sola kamu?
Apakah kamu tidak ingin mengetahui Yesus sepenuhnya dan patuh kepada Yesus
sepenuhnya? Ngga rindu untuk mengetahui-Nya sepenuhnya seperti kata Yohanes!
Apakah kamu tidak penasaran dengan ajaran Yesus yg tidak tertulis dalam
alkitab?
Yoh 21:25 Masih banyak hal lain yg dilakukan oleh Yesus. Andaikata
semuanya itu ditulis satu-persatu, saya rasa tak ada cukup tempat diseluruh
bumi untuk memuat semua buku yg akan ditulis.
Wah ternyata sola scriptura kamu tidak KOMPLIT!
Bila saya mendengar bahwa Yesus berada dan dapat ditemukan dan kita dapat
bersatu dengan-Nya dalam sakramen Ekaristi dalam gereja Katolik, saya tidak
akan memikirkannya dua kali, saya akan langsung angkat kaki dan berangkat untuk
menemui-Nya ..... kenapa kamu menolak-Nya dan angkuh dengan prinsip sola
scriptura yg salah dan palsu yg hanya merupakan AJARAN MANUSIA (Seperti
kata kamu) untuk menerima-Nya bukankah alkitab dengan jelas mengatakan
Yesus berada dalam sakramen Ekaristi? Berangkatlah untuk menemui dan
menerima-Nya dalam sakramen Ekaristi.
Saya berdoa agar kamu mau menjauhkan ajaran sesat dan yg menyesatkan yaitu sola
scriptura yg praktek sola-nyapun adalah jelas2 palsu dan bohong besar karena
tidak satupun diantara kalian yg benar2 mengimani sola scriptura dan dapat
menjadi protestan seperti sekarang hanya karena diberikan alkitab = sola
scriptura, melainkan karena ajaran para pendeta dan orang2 anti Tradisi Suci
dan Katolik yg telah membohongi kamu dengan ajaran yg palsu yaitu sola
scriptura. Nyata dan tidak bisa digugat bahwa para guru2 kalian adalah nyata
sebuah sumber DILUAR ALKITAB! Itu berarti kamu tidak sepenuhnya mempraktekan
sola scriptura.........
Segeralah berangkat untuk menemui-Nya dalam sakramen Ekaristi Kudus dan
pulanglah ke gereja-Nya yg satu, kudus, apostolik dan katolik dimana kamu dapat
bertemu dan mengetahui Yesus sepenuhnya.
Rindulah akan Yesus sang roti yg turun dari surga.
Rindulah akan Yesus yg tidak tertulis dalam alkitab.
Rindulah kepada kuasa yg diberikan Yesus didunia.
Rindulah untuk dapat bersatu dengan Yesus didunia ini.
Rindulah untuk gereja-Nya yg benar.
Rindulah ............
Salam
Sola Scriptura
Inilah ayat yang menyanggah konsep Sola
Scriptura
2 Thessalonians 2:15 (KJV)
Therefore, brethren, stand fast, and hold the
traditions which ye have been taught, whether by word, or our epistle
2 Tesalonika 2:15
Sebab itu, berdirilah teguh dan berpeganglah
pada ajaran-ajaran yang kamu terima dari ajaran-ajaran yang kamu terima dari
kami, baik secara lisan, maupun secara tertulis.
Bisa dilihat bahwa ini sudah sangat sesuai
dengan ajaran Gereja Katolik yang menolak mentah2 Sola Scriptura karena tidak
Alkitabiah. Gereja Katolik menganggap bahwa Tradisi Suci dan Kitab suci adalah
sumber iman umat Kristus, ini sudah sangat sesuai dengan ayat diatas. Plus,
Kitab Suci sebenarnya adalah bagian dari Tradisi, jaman dahulu umat Kristus
tidak memakai Alkitab seperti sekarang ini (dan Gereja KAtoliklah yang pada
akhirnya menyusun Alkitab).
Namun ini aku hadirkan satu yang menurutku paling menarik
yang JELAS-JELAS menolak doktrin Sola Scriptura:
THE SECOND ECUMENICAL COUNCIL OF
NICAEA (787 AD) |
Nah, bagian ini adalah akta atau catatan dari
kejadian di Konsili Nicaea II tersebut. Bagian ini tidak ada di dokumen
keluaran Nicaea II karena memang pernyataan iman pribadi atau kolektif seperti
ini bukan tempatnya untuk ditulis dalam dokumen resmi hasil konsili.
Namun disini kita lihat iman dari para
hierarkhi yang mengikuti dan membuat keputusan di Konsili tersebut. Dan
pengakuan ini dibacakan di tengah berlangsungnya konsili.
Pengakuan yang mengutuk mereka yang
menggunakan argumen yang dipakai Arius, Nestorius etc (yaitu para bidat
sebelumnya). Argumen bahwa ajaran para Bapa, keputusan Konsili-konsili ekumenis
dan tradisi Gereja Katolik tidak perlu diikuti kecuali semuanya itu terbukti
cocok dengan Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Jadi menggunakan Kitab Suci
sebagai kriteria tunggal sehingga yang lain [ie. Tradisi] harus dicocokkan
dengan Kitab Suci, adalah posisi yang dianathema. Kebetulan (atau mungkin "bukan
kebetulan") bahwa posisi tersebut adalah posisi Protestant dengan ajaran
Sola Scriptura mereka.
Apa yang bisa lebih jelas dari ini? Ini adalah
iman para Bapa, inilah iman Gereja Katolik, anathema to those who believe
otherwise!
PS
"pretext" adalah "alasan yang
bukan alasan sebenarnya." Sebagai contoh, cowok yang pinjam buku ke
seorang cewek dan berkata bahwa dia ingin mengkopi catatan kelas. Padahal
alasan sebenarnya adalah agar nanti dia bisa ketemu si cewek saat mengembalikan
catatan, dan siapa tahu si cewek mau diajak kencan. Nah, yang disebut
"pretext" disini adalah alasan "ingin mengkopi catatan kelas."
Itu bukan alasan sebenarnya kenapa si cowok meminjam buku (meskipun mungkin si
cowok juga tidak mencatat di kelas. Namun alasan utamanya adalah ingin ketemu
si cewek lagi supaya bisa diajak kencan).
Aku akan bantu shmily dan membahas kutipan dan argumen atas
St. Athanasius.
Patut diketahui bahwa tulisan dari tiani-oc yang di post
di forum
jawaban.com tersebut adalah terjemahan dari artikel
Steve Rudd yang di post di website bible.ca. Di
webpage bible.ca ini silahkan lihat tabel bawah yang ada nama
para Bapa Gereja (Irenaeus, Clement of Alexandria, Tertullian, Hippolytus,
Cyprian, Athanasius, Hilary of Potiers, Cyril of Jerusalem, Basil, Gregory of
Nyssa, Jerome John Chrysostom, Augustine, John Casian, Theodoret). Kalau di
klik nama-nama mereka maka akan tampak kutipan Bapa Gereja tersebut beserta
argumen Steve Rudd yang menyatakan bahwa para Bapa Gereja mengajarkan Sola
Scriptura. tiani_oc menerjemahkan tiap halaman dari tabel yang
bersangkutan.
Pertama-tama kita harus tahu definisi Sola Scriptura yang di-iman-i Steve Rudd
di bible.ca ini. Pemahaman ini sangat penting karena akan membantu dalam
menunjukkan kontradiksi dari perkataan Steve Rudd di kedepannya.
Berikut adalah apa arti Sola Scriptura menurut Steve Rudd (ada di webpage ini)
Sola Scriptura means: |
Dari bagian ini saja "iman" Steve Rudd ini sudah terlihat aneh dan
cukup berbeda dengan Protestant kebanyakan.
Hal yang paling aneh menurutku adalah point 5. Dia tidak mengakui tradisi lisan
(oral tradition) kecuali kalau tradisi lisan itu ada di Alkitab. Nah,
kalau suatu tradisi lisan itu ada di Alkitab bukankah ini berarti tradisi
tersebut adalah tradisi tertulis dan tidak bisa dikatakan tradisi lisan? Disini
terlihat kontradiksi di pemikiran si Steve Rudd ini.
No.4 juga sangat kontradiktif. Karena toh dengan membuat daftar seperti diatas
maka itu adalah pernyataan iman dari "gereja" si Steve Rudd ini. Dan
juga daftar seperti itu TIDAK ADA DI ALKITAB.
Bahkan dibagian agak bawah Steve Rudd lebih lanjut memaparkan
keyakinannya:
1. We view scripture itself as our only
creed and statements of faith. |
Yang cukup menyolok bagiku dan bisa membuat orang yang awam tertipu adalah no.5
sampai no.8. Di point-point tersebut Steve Rudd berargumen bahwa Allah yang
menciptakan manusia pasti bisa membuat buku yang bisa dimengerti manusia tanpa
dibantu. Kalau Allah tidak bisa melakukan itu, maka tentunya manusia juga tidak
bisa. Dan karena itu tidak ada gunanya tulisan-tulisan buatan manusia lain
tentang iman.
Rasanya cukup meyakinkan argumen ini dan masuk akal KALAU MEMANG ALLAH BERNIAT
UNTUK MEMBUAT SUATU KITAB SUCI YANG BISA LANGSUNG DIPAHAMI MANUSIA TANPA
BANTUAN!
Faktanya, Allah memang tidak pernah mendesain Kitab Suci sedemikian
rupa sehingga manusia bisa langsung mengerti tanpa bantuan. Kisah tentang
kasim Ethiopia yang membaca kitab Yesaya dan tidak mengerti maksud kitab itu
sampai akhirnya Filipus membantunya mengerti (Kis 28:35), menunjukkan bahwa
perlu pengajar untuk memahami kitab suci. Ini juga di-amin-i Ef 4:11-16 dimana
Gereja perlu pengajar, pastor, penginjil etc.
Sampai disini rasanya aku akan berhenti mengomentari sambil menunjukkan
kontradiksi dan kesalahan "pernyataan iman" si Steve Rudd tersebut
(sekalipun dia berkata bahwa dia tidak punya pernyataan iman, toh daftar-daftar
tesebut adalah pernyataan imannya YANG TIDAK TERDAPAT DI ALKITAB). Kalau itu
terus aku lakukan aku tidak bisa konsentrasi ke hal utama, yaitu menanggapi
tulisan Steve Rudd bahwa Athanasius, seorang Bapa Gereja dan Uskup Aleksandria,
mengimani Sola Scriptura.
Tulisan
Steve Rudd di bible.ca wrote: |
1.
"the sacred and inspired Scriptures are sufficient to declare
the truth" (Athanasius, Against the Heathen, part 1, 1, 3) |
Seperti yang sudah aku post-kan sebelumnya, ketiga kutipan ini sudah dijawab
dengan sangat baik oleh Apologist Katolik Joseph (Joe) Gallegos di artikel ini:
St.
Athanasius and Sola Scriptura |
Juga baca artikel Joe Gallegos yang lain tentang St. Athanasius dan Tradisi
Suci:
St.
Athanasius and Sacred Tradition |
Nah, sekarang mengenai kutipan dan argumen yang lain.
Tulisan
Steve Rudd di bible.ca wrote: |
4.
"Such then, as we have above described, is the madness and daring of
those men. But our faith is right, and starts from the teaching of
the Apostles and tradition of the fathers, being confirmed both by the New
Testament and the Old. For the Prophets say: 'Send out Thy Word and Thy
Truth,' and ' Behold the Virgin shall conceive and bear a son, and they shall
call His name Emmanuel, which is being interpreted God with us.' But what
does that mean, if not that God has come in the Flesh? While the
Apostolic tradition teaches in the words of blessed Peter... [Athanasius
then quotes: 1 Peter 4:1; Titus 2:13; Heb 2:1] (Athanasius, To Adelphius,
Letter 60, 6) |
Mengenai kutipan dari St. Athanasius sendiri. kalau kita lihat kutipan dari St.
Athanasius sendiri, sang Uskup Aleksandria mengatakan bahwa iman yang benar
itu DIMULAI dari ajaran para rasul dan tradisi para Bapa
("our faith is right, and starts from
the teaching of the Apostles and tradition of the fathers") lalu kemudian di "confirmed both by the New Testament and the Old." Apakah Sola Scriptura mempelajari iman yang benar
dengan cara seperti itu? Apakah Steve Rudd mempelajari iman yang benar dengan
cara seperti itu? Tidak dan tidak. Kebanyakan Protestant langsung mulai dari
Kitab Suci tanpa perlu tradisi para Bapa karena hal tersebut tidak perlu. Jadi
jelas bahwa st. Athanasius tidak mempraktekkan Sola Scriptura seperti yang
secara ngawur diklaim Rudd.
Mengenai argumen Steve Rudd sendiri. Rudd mengatakan bahwa tradisi tersebut
di-"confirmed by scripture." But so what? Tentu saja umat Katolik bisa
meng-amin-i ini karena toh Tradisi Lisan dan Tradisi Tertulis (Kitab Suci)
berasal dari sumber yang sama sehingga sering terjadi overlap (sesuatu yang ada
di Tradisi Lisan dan ada juga di Tradisi Tertulis). Jadi, sekedar menunjukkan
adanya tradisi yang dikonfirmasi oleh Kitab Suci tidak membuktikan klaim
penganut Sola Scriptura bahwa semua tradisi harus dikonfirmasi dengan Kitab
Suci. Bahkan sebaliknya St. Athanasius mengecam orang yang mengacu kepada Kitab
Suci tapi menolak pendapat para kudus:
6.
For not only in outward form did those wicked men dissemble, putting on as
the Lord says sheep's clothing, and appearing like unto whited sepulchres;
but they took those divine words in their mouth, while they inwardly
cherished evil intentions. And the first to put on this appearance was
the serpent, the inventor of wickedness from the beginning--the devil,--who,
in disguise, conversed with Eve, and forthwith deceived her. But after him
[ie. the devil] and with him [ie. the Devil] are all inventors of unlawful
heresies, who indeed refer to the Scriptures, but do not hold such
opinions as the saints have handed down, and receiving them as the traditions
of men, err, because they do not rightly know them nor their[13]
power. Therefore Paul justly praises the Corinthians[11], because
their opinions were in accordance with his traditions. And the Lord most
righteously reproved the Jews, saying, 'Wherefore do ye also transgress the
commandments of God on account of your traditions[14].' For they changed the
commandments they received from God after their own understanding, preferring
to observe the traditions of men. And about these, a little after, the
blessed Paul again gave directions to the Galatians who were in danger
thereof, writing to them, 'If any man preach to you aught else than that ye
have received, let him be accursed[15].' (Festal Letter II, 6) |
St. Athanasius menyebut orang yang me-"refer
to scripture" tapi tidak memegang "opinions as the saints have handed down" dan menganggap "opinions" tersebut adalah sekedar "tradition of men"
adalah orang yang "do not rightly know them nor their power" ("them" dan "their" yang dimaksud adalah "opinions as the saints have handed down"). Dan "opinions" itu bukanlah sembarang "opinions" tapi "opinions" yang menurut St.
Athanasius adalah tradisi yang dibawa St Paulus kepada umat Korintus.
Mengenai argumen Steve Rudd bahwa "Apostolic
tradition" adalah "scripture itself."
Disini Rudd mencoba peng-identik-an "apostolic tradition = scripture"
dengan mengacu kepada kutipan Athanasius yang menyebut Surat Petrus sebagai
"apostolic tradition".
Padahal, memang Kitab Suci itu adalah "Apostolic Tradition"
tapi TIDAK SEMUA "apostolic tradition" adalah Kitab Suci.
Jadi, hanya karena Athanasius kebetulan mengatakan bahwa Surat Petrus merupakan
"apostolic tradition" (yang bisa di-amin-i juga oleh semua umat Katolik)
tidak bisa langsung disimpulkan bahwa Athanasius berpendapat kalau "apostolic
Tradition = Scripture."
Sebagai bukti, berikut adalah tulisan dari St. Athanasius yang menunjukkan
bahwa formula yang ditulis para Bapa Konsili Nicea I adalah formula yang "apostolical" dan sama dengan yang
diajarkan oleh para rasul. Ini berarti bahwa yang apostolik bagi St. Athanasius
itu tidak hanya Kitab Suci [seperti yang dikatakan Steve Rudd]:
the
Fathers [of the Nicene Council] pronounced the Arian heresy to be the
forerunner of Antichrist(10), and drew up a suitable formula against
it. And yet in this, many as they are, they ventured on nothing like the
proceedings(11) of these three or four men(12). Without pre-fixing Consulate,
month, and day, they wrote concerning Easter, 'It seemed good as follows,'
for it did then seem good that there should be a general compliance; but
about the faith they wrote not, 'It seemed good,' but, 'Thus
believes the Catholic Church;' and thereupon they confessed how
they believed, in order to shew that their own sentiments were not
novel, but Apostolical; and what they wrote down was no discovery of
theirs, but is the same as was taught by the Apostles.
(Athanasius, De Synodis 5 [A.D. 362], in NPNF2, IV:453) |
Tulisan
Steve Rudd di bible.ca wrote: |
5.
"This is no Ecclesiastical Canon; nor have we had transmitted
to us any such tradition from the Fathers, who in their turn received
from the great and blessed Apostle Peter... but where only the fear of
God and the Apostolical rule shall prevail; that so in the first
place, the faith of the Church may be secure, as the Fathers defined
it in the Council of Nicaea (Athanasius, History of the Arians, Part
5, 36) |
Pertama-tama, mengenai kutipan dari St. Athanasius yang dibahas Steve Rudd
diatas. Latar belakangnya adalah sebagai berikut. Pihak Arian mendapat bantuan
dari Kaisar Constantius untuk membujuk Uskup Roma, Paus Liberius, agar
menghukum St. Athanasius. Sang Kaisar kemudian mengirimkan seorang kasim
bernama Eusebius untuk membujuk Liberius sambil membawa hadiah kalau Liberius
menghukum St. Athanasius. Liberius kemudian berusaha memberi pengertian kepada
si kasim bahwa tidak bisa St. Athanasius dihukum karena dua konsili sudah
membebaskan dia dari segala dakwaan. Lebih lanjut Liberius beralasan bahwa Gereja
Roma sendiri (tempat Liberius) sudah menggugurkan tuduhan terhadap St.
Athanasius. Lalu kemudian Liberius berkata seperti yang dikutip Rudd
diatas.
Jadi yang dikutip oleh St. Athanasius itu adalah ucapan Paus Liberius, bukan
ucapannya sendiri. Lalu bagaimana mungkin Rudd bisa berargumen bahwa "Athanasius has already stated that 'Ecclesiastical Canons'
'tradition from the Fathers' 'Apostolical rule' were based directly upon
scripture."??? Yang ngomong itu sang Uskup Roma,
Paus Liberius!
Lalu....
Steve Rudd disini mencoba taktik pengaburan. Keberatan atas doktrin Sola
Scriptura BUKANLAH karena Sola Scriptura sekedar mengajarkan bahwa semua ajaran
harus didasarkan kepada kitab suci. Karena toh Gereja Katolik sekalipun selalu
punya dasar Kitab Suci atas doktrin-doktrinnya yang dianggap Protestant seperti
Steve Rudd sebagai ajaran yang diluar Kitab Suci dan berasal dari tradisi
manusia (ex. infallibilitas Paus, dogma-dogma Maria dll)
Masalahnya adalah, doktrin Sola Scriptura mengajarkan lebih dari itu. Seperti
yang terlihat di daftar buatan Steve Rudd sendiri, ajaran Sola Scriptura
menganggap tradisi lisan atau tradisi Gereja (kecuali ditemukan di Alkitab)
sama sekali tidak perlu untuk memahami Kitab Suci. Nah, bagian inilah yang
tidak akan pernah diimani St. Athanasius sendiri yang mengatakan (diambil
dari website
Joe Gallegos):
"But beyond these [Scriptural]
sayings, let us look at the very tradition, teaching and faith of the
Catholic Church from the beginning, which the Lord gave, the Apostles
preached, and the Fathers kept." |
Ini ditambah dua kutipan yang aku sediakan diatas. Semuanya menunjukkan akan
perlunya Tradisi.
Jadi, sekalipun St. Athanasius punya dasar Alkitabiah atas doktrin-doktrin yang
dia ajarkan, tidak berarti bahwa dia mengimani Sola Scriptura. Karena selain
punya dasar Alkitabiah, St. Athanasius juga memakai Tradisi dalam memahami
Kitab Suci. Dan ini bukan sikap seorang penganut Sola Scriptura karena bagi
Sola Scriptura Tradisi tidak perlu untuk mengerti Kitab Suci.
Lalu si Steve Rudd menantang umat Katolik dan Orthodox untuk menemukan di
tulisan St. Athanasius [atau Bapa Gereja lain] yang menyebutkan suatu Tradisi
Lisan yang sama sekali tidak ada di Alkitab. Well, tanpa menge-check tulisan
para Bapa Gereja aku akan langsung sebutkan satu Tradisi Lisan yang benar-benar
tidak ada di Kitab Suci tapi diimani semua umat Kristen termasuk Steve Rudd
sendiri. Tradisi Lisan itu adalah kanon Kitab Suci!
Faktanya, kita tidak menemukan dimanapun di Kitab Suci sendiri daftar buku apa
saja yang termasuk kanon Kitab Suci. Jadi daftar itu adanya DILUAR Kitab Suci,
terkandung dalam Tradisi Lisan para Bapa yang diterima dari para rasul.
Tulisan
Steve Rudd di bible.ca wrote: |
6.
"For where is there a Canon that a Bishop should be appointed from
Court? Where is there a Canon that permits soldiers to invade Churches? What
tradition is there allowing counts and ignorant eunuchs to exercise
authority in Ecclesiastical matters, and to make known by their edicts the
decisions of those who bear the name of Bishops? He is guilty of all manner
of falsehood for the sake of this unholy heresy" (Athanasius, History of
the Arians, Part 7, 51). |
Mengenai kutipan dari St. Athanasius yang diambil Steve Rudd. Kutipan itu merupakan
satu bukti bagaimana Tradisi dijadikan otoritas dalam menentukan praktek
kegerejaan. Praktek yang bukan sekedar disiplin tapi imani. Yaitu bahwa mereka
yang bukan hierarkhi Gereja tidak mempunyai otoritas dalam perkara kegerejaan.
Memang pada kenyataannya banyak penguasa (raja, militer etc) yang memaksakan
kehendaknya dan mencampuri urusan kegerejaan. Tapi hal tersebut adalah
pelanggaran dari ketentuan ilahi (bdk. Luk 20:25).
Lalau mengenai argumen Steve Rudd. Well seluruh argumen tersebut tidak lebih
dari sekedar silat lidah Rudd.
Rudd mengakui bahwa St. Athanasius memang menggunakan kanon-kanon dan tradisi
untuk banding (appeal) karena kanon-kanon dan tradisi tersebut adalah
sumber otoritas ilahi. Kalau Rudd sudah mengakui demikian bukankah ini
menunjukkan bahwa tidak mungkin St. Athanasius mengajarkan Sola Scriptura?
Kalau ada suatu otoritas lain selain Kitab Suci dan otoritas itu bersifat ilahi
(sama seperti otoritas Kitab Suci yang juga ilahi) bukankah itu berarti
otoritas diluar Alkitab itu "compete
with the authority of the Bible" seperti ditulis di
daftar Rudd?
Lebih lanjut Rudd juga mengakui di paragraph diatas bahwa ada suatu dokumen
tertulis yang, "seen to have the same authority of
scripture." Nah, bukankah pengakuan akan adanya
otoritas yang sama dengan Kitab Suci merupakan pengkhianatan terhadap Sola
Scriptura? Jadi bagaimana bisa disimpulkan bahwa St. Athanasius, sang Bapa
Gereja, mengajarkan Sola Scriptura sejati versi Rudd?
Rudd kemudian mengajukan dua pertanyaan bersambung, "If the Roman Catholic and Orthodox churches point to these
Canons and tradition as a source of divine extra-biblical authority, we would
ask, why is Nicea the first time we hear about them? If these Canons and
tradition are 'divine rules practiced by the apostles' then why did later
councils and creeds modify and reverse decisions of earlier councils and
canons?" Untuk menjawab yang pertama kita bisa
katakan, "siapa bilang bahwa otoritas extra-biblical yang ilahi
tersebut pertama kalinya muncul mulai setelah Konsili Nicea I?"
Bagaimana si Rudd bisa mengasumsikan bahwa Gereja Katolik dan Gereja Orthodoks
hanya mampu menunjuk ke Nicea untuk suatu otoritas extra-biblical yang ilahi?
Faktanya baik Gereja Katolik dan Orthodox bisa menunjukkan adanya otoritas
extra-biblical ilahi sebelum Nicea I. Berikut adalah sedikit kutipan:
CHAP. II.--THE HERETICS
FOLLOW NEITHER SCRIPTURE NOR TRADITION. |
Ini kutipan dari St. Irenaeus yang jelas-jelas ditulis pada jaman sebelum Nicea
I. Dari judul babnya sendiri jelas sekali bahwa bagi St. Irenaeus para bidat
adalah orang yang tidak mengikuti Kitab Suci DAN Tradisi. Jadi ada dua otoritas
untuk menentukan bidat dengan bidaahnya. Di no.1 kita lihat bagaimana St.
Irenaeus mengisahkan kalau para bidat menyangkal otoritas Kitab Suci. Nah, di
no.2 kita lihat bahwa "tradition which originates
from the apostles" kemudian diajukan utuk mempertanyakan
para bidat tersebut. Tapi lagi-lagi para bidat menolak tradisi karena menurut
bidat-bidat tersebut para rasul telah keliru dan mereka [ie. para bidat] lebih
bijaksana dari para rasul. St. Irenaeus kemudian menyimpulkan bahwa "these men do now consent neither to Scripture nor to
tradition."
Hal yang sama juga di-amin-i St. Hyppolitus dari Roma (diambil dari
scripturecatholic.com):
'It
is not by drawing on the Holy Scriptures nor by guarding the
tradition of some holy person that the heretics have formulated
these doctrines.' Hippolytus of Rome, Refutation of All Heresies 1, Preface
(c. A.D. 230). |
Sekali lagi otoritas tradisi disejajarkan dengan otoritas Kitab Suci dalam menilai
bidaah para bidat.
Lalu mengenai pertanyaan sambungan kedua dari Steve Rudd, yaitu mengapa konsili
selanjutnya "reverse (membalik)"
atau "modified"
keputusan konsili sebelumnya? Well, Gereja Katolik mengajarkan bahwa ada
tradisi yang bersifat disipliner dan bisa berubah ada tradisi yang bersifat
dogmatik. Yang pertama bisa berubah (ex. baju imam, tanggal hari raya etc)
sementara yang kedua tidak (ex. kanon konsili ekumenis yang berkenaan dengan
iman dan moral). Jadi sepanjang yang dimaksud Rudd adalah masalah disipliner
maka pem-balik-an (ie. reversal) atas keputusan itu sah-sah saja
karena toh masalah disiplin tidak dogmatis. Tapi kalau yang dimaksud Rudd
adalah tradisi yang dogmatis, silahkan Rudd menunjukkan mana yang dibalik.
Gereja tidak pernah membalik keputusannya yang definitif mengenai iman dan
moral. Mengenai modifikasi, hal ini sah-sah saja baik bagi masalah displin atau
dogmatis. Modifikasi boleh dilakukan untuk memperjelas asalkan tidak membalik
atau berlawanan dengan keputusan sebelumnya (ex. Syhadat Nicea dimodifikasi
dengan ditambahi klausa mengenai Roh Kudus dari Konsili Constantinople [381
AD]. Syahadat Nicea-Constantinople kemudian diimani para Bapa Gereja).
Terakhir, Rudd mengatakan bahwa kalau saja dulu umat Kristen memakai Alkitab
saja tanpa mengadakan Konsili Nicea I, maka "quite certain"
bahwa Arians akan tertunjukkan sebagai pengajar palsu. Well, terlepas dari
kenyataan bahwa "quite certain"
itu adalah sekedar pendapat pribadi Rudd yang bias, faktanya para Bapa Gereja
dahulu, yang kata Rudd adalah penganut Sola Scriptura, berkumpul dalam satu
konsili untuk menangani masalah Arianisme. Kalau Kitab Suci saja cukup kenapa
mereka (yang menurut Rudd mempraktekkan Sola Scriptura) berkonsili? Kalau
mereka berkonsili maka itu hanya membuktikan bahwa para Bapa Gereja bukan
penganut Sola Scriptura dan merasa bahwa Kitab Suci saja tidak cukup untuk
menumpas Arianisme.
Tulisan
Steve Rudd di bible.ca wrote: |
7.
"6. For not only in outward form did those wicked men dissemble,
putting on as the Lord says sheep's clothing, and appearing like unto whited
sepulchres; but they took those divine words in their mouth, while
they inwardly cherished evil intentions. And the first to put on this
appearance was the serpent, the inventor of wickedness from the beginning-the
devil,-who, in disguise, conversed with Eve, and forthwith deceived her. But
after him and with him are all inventors of unlawful heresies, who indeed
refer to the Scriptures, but do not hold such opinions as the saints have
handed down, and receiving them as the traditions of men, err, because
they do not rightly know them nor their power. Therefore Paul justly
praises the Corinthians [1 Cor 11:2] , because their opinions were in
accordance with his traditions. And the Lord most righteously reproved
the Jews, saying, `Wherefore do ye also transgress the commandments of God on
account of your traditions.' For they changed the commandments they received
from God after their own understanding, preferring to observe the
traditions of men. And about these, a little after, the blessed Paul
again gave directions to the Galatians who were in danger thereof, writing to
them, `If any man preach to you aught else than that ye have received, let
him be accursed." ... "7. Again we write, again keeping to
the apostolic traditions, we remind each other when we come together for
prayer; and keeping the feast in common, with one mouth we
truly give thanks to the Lord" ... "8. We begin the fast of forty
days on the 13th of the month Phamenoth (Mar. 9). After we have given
ourselves to fasting in continued succession, let us begin the holy Paschal
week on the 18th of the month Pharmuthi (April 13). Then resting on the 23rd
of the same month Pharmuthi (April 18), and keeping the feast afterwards on
the first of the week, on the 24th (April 19), let us add to these the seven
weeks of the great Pentecost" (Athanasius, Festal Letters, Easter,
Letter 2. For 330, 6,7,8) |
Mengenai kutipan dari St. Athanasius yang diajukan Rudd diatas. Kutipan
tersebut adalah versi panjang dari kutipan yang aku kutip dan aku bahas diatas.
Dan sudah aku tunjukan bagaimana kutipan tersebut malahan menyanggah Sola
Scriptura.
Selanjutnya mengenai argument Rudd. Pertama, tidak semua tradisi yang berasal
dari rasul ("apostolic tradition" atau "tradisi rasuli") adalah masalah
dogmatis yang tidak bisa diubah. Beberapa tradisi rasuli tersebut bersifat
disipliner, jadi bisa diubah. Tradisi yang bersifat disipliner ini ada juga di
Perjanjian Baru, contohnya adalah mengenai kerudung bagi wanita. Di 1Kor 11:5
dikatakan bahwa wanita yang berdoa dengan kepalanya tidak berkerudung maka dia
tidak menghormati kepalanya [ie. maksudnya suaminya]. Sekarang kita bisa tanya
ke Steve Rudd, apakah dia juga menyuruh para wanita agar setiap mereka berdoa,
mereka memakai kerudung?
Kedua, Rudd tidak bisa menyimpulkan bahwa St. Athanasius mengabaikan tradisi
karena dia memakai tradisinya sendiri dalam penentuan perayaan Paskah dan bukan
tradisi Gereja-Gereja. Ini karena tradisi kapan perayaan Paskah pada jaman
tersebut ada dua, dan dua-duanya diakui bersumber dari para rasul sendiri.
Pertama adalah penetapan kapan jatuhnya Hari Paskah dengan cara penghitungan
seperti yang dilakukan umat Gereja Katolik dan kebanyakan Protestant saat ini.
Kedua adalah cara penghitungan seperti yang dilakukan oleh St. Athanasius yang
sekarang dipakai oleh sebagain besar umat Gereja Orthodox. Cara pertama berasal
dari otoritas St. Petrus dan St. Paulus. Sedangkan cara kedua berasal dari
otoritas St. Yohanes penginjil. Jadi tidak bisa dikatakan bahwa St. Athanasius
memakai tradisinya sendiri dan mengabaikan tradisi apostolik. Justru penetapan
Paskah oleh St. Athanasius tersebut berdasarkan suatu tradisi apostolik, yaitu
tradisinya St. Yohanes penginjil. Nah, apakah adanya dua macam tradisi
apostolik yang berbeda ini berarti bahwa antar tradisi apostolik saling
kontradiktif dan bisa diubah-ubah? Tentu tidak. Karena masalah perayaan Paskah
adalah tradisi yang bersifat disipliner dan tidak esensial dalam iman dan moral
Kristen.
Ketiga, Rudd menganjurkan agar Paskah tidak perlu dirayakan saja karena tidak
ada di Kitab Suci [karena para rasul merasa tidak perlu untuk dituliskan di
Kitab Suci] dan para Bapa Gereja sendiri tidak tahu kapan Paskah. Well, pada
faktanya para Bapa Gereja tahu kapan merayakan paskah berdasarkan apa yang
dipraktekkan para rasul. St. Irenenaeus sendiri mengatakan bahwa St. Polycarp
merayakan paskah menurut tradisi dari St. Yohanes sang rasul dan penginjil
(lihat CE:
Easter Controversy, FIRST PHASE). Jadi
adalah tradisi rasuli untuk merayakan Paskah. Para rasul dan para Bapa Gereja
merayakannya. Kenapa kita tidak boleh merayakannya?
Lagipula, bila memang benar bahwa para rasul dan Bapa Gereja mengimani Sola
Scriptura seperti versi Rudd [dimana menurut versi ini Paskah tidak perlu],
lalu kenapa mereka merayakan Paskah sampai-sampai timbul kontroversi besar yang
sempat mengakibatkan skisma dan ekskomunikasi (baca di entry CE: Easter
Controversy tersebut)? Jawabannya adalah, para rasul
dan Bapa Gereja sebenarnya TIDAK mengimani Sola Scriptura versi Rudd!
Tulisan
Steve Rudd di bible.ca wrote: |
8.
"Let this, then, Christ-loving man, be our offering to you,
just for a rudimentary sketch and outline, in a short compass, of the faith
of Christ and of His Divine appearing to usward. But you, taking occasion by
this, if you light upon the text of the Scriptures, by genuinely
applying your mind to them, will learn from them more completely and clearly
the exact detail of what we have said. For they were spoken and written
by God, through men who spoke of God. But we impart of what we have
learned from inspired teachers who have been conversant with them, who
have also become martyrs for the deity of Christ, to your zeal for learning,
in turn. (Athanasius, On the Incarnation of the Word, 56) |
Mengenai kutipan dari St. Athanasius diatas. Lagi-lagi ini adalah kutipan yang
menunjukkan bahwa St. Athanasius tidak mempraktekkan Sola Scriptura. Sebelumnya
St. Athanasius memberikan penjelasan tentang inkarnasi. St. Athanasius
menjelaskan bahwa penjelasannya tersebut dipelajari dari "inspired teachers who have been conversant with them." "Them" disini mengacu kepada "men who spoke of God"
yaitu para penulis Kitab Suci. Jadi ini adalah penjelasan yang BUKAN berasal
dari Kitab Suci. Lalu kemudian St. Athanasius melanjutkan bahwa kalau pembaca
suratnya tersebut meng-cross check apa yang dikatakannya dengan Kitab Suci,
maka para pembaca akan mempelajari dengan lebih lengkap dan detail penjelasan
St. Athanasius.
Terlihat disini bahwa titik awal penjelasan St. Athanasius bukanlah Kitab Suci.
Tapi adalah suatu penjelasan yang dia pelajari dari "inspired teachers."
Baru kemudian penjelasan ini bisa di check secara detail di Kitab Suci. Ini
persis dengan tata cara yang dituliskan di Kis 17:11, dimana setelah Paul dan
Silas menjelaskan para Yahudi di Berea mengenai firman, baru kemudian para
Yahudi Berea tersebut menyelidiki Kitab Suci untuk mencocokkan. Apakah penganut
Sola Scriptura versi Rudd memulai dari tradisi para "inspired teachers"
baru kemudian mengecheck ke Kitab Suci?
Lagipula, pola "tradisi lalu Kitab Suci" tersebut tidaklah baku.
Kadang polanya adalah "Kitab Suci lalu tradisi." Maksudnya disini
untuk mengerti apa yang dibaca di Kitab Suci perlu bantuan tradisi dari para
pengajar. Kitab Suci sendiri berkesaksian atas pola kedua ini. Di Kis 8:26-39
terlihat bahwa kasim dari Ethiopia sedang membaca Kitab Suci tapi dia tidak
mengerti. Baru setelah Filipus menjelaskannya sang kasim mengerti apa yang
tertulis di Kitab Suci tersebut. Di bagian lain Kitab Suci juga ditunjukkan
perlunya pengajar, penginjil, pastor [ie. gembala] dll untuk membangun Tubuh
Kristus.
Sekarang mengenai argument Steve Rudd. Rudd mengklaim bahwa Athanasius
mengajarkan bahwa Kitab Suci bisa dipahami oleh orang biasa hanya dengan
membacanya. Well ini tidak bisa disimpulkan dari kutipan tersebut apalagi
mengingat di awal-awal St. Athanasius menjelaskan dahulu mengenai inkarnasi
baru kemudian menyuruh pembaca untuk meng-cross check dengan Kitab Suci.
Terlebih, berikut adalah kutipan dari St. Athanasius sendiri yang menyanggah
klaim Steve Rudd tersebut:
"
Now what has been briefly said above may suffice to show their
misunderstanding of the passages they then alleged; and that of what
they now allege from the Gospels they certainly give an unsound
interpretation, we may easily see, if we now consider the scope
of that faith which we Christians hold, and using it as a rule, apply
ourselves, as the Apostle teaches, to the reading of inspired Scripture.
For Christ's enemies, being ignorant of this scope, have wandered from the
way of truth, and have stumbled Romans 9:32 on a stone of stumbling, thinking
otherwise than they should think." (St. Athanasius against the
Arians [Apologia Contra Arianos], Discourse 3, Chapter 26, 28) |
Kali ini St. Athanasius menunjukkan kesalahahan para Arian dalam memahami
injil-injil. Bagaimana para Arian memberikan "unsound interpretation" atas injil-injil tersebut. Lalu kalau
cara par Arian membaca Kitab Suci menghasilkan penafsiran yang tidak benar lalu
bagaimana caranya? St. Athanasius lebih lanjut menjelaskan bahwa dalam
membaca kita suci, pertama-tama kita harus mempertimbangkan cakupan dari
iman yang dipegang umat
Kristen dan menggunakannya sebagai aturan bagi kita. Cara
seperti inilah yang
diajarkan para rasul dalam membaca Kitab Suci.
Jadi kalau kita membuka Kitab suci dan membacanya tanpa tahu cakupan dari
iman Kristen sebagaimana diajarkan oleh "inspired teachers" dan menggunakannya sebagai aturan, maka
kita akan tersesat ke penafsiran yang keliru seperti para Arians.
Terakhir mengenai Ef 3:3-5 yang dijadikan dasar oleh Rudd bahwa
kita semua bisa menafsirkan Kitab Suci dengan benar. Well, apa yang aku tulis sebelumnya cukup
menunjukkan bahwa hal tersebut tidak pernah diimani St. Athanasius apalagi
diajarkan Kitab Suci (terlebih mengingat tulisan Paulus satu bab sesudahnya di Ef
4:11-16 yang malahan menunjukkan perlunya pengajar, penginjil,
pastor [ie. gembala] dan bagaimana mereka ini adalah pemberian dari
Kristus yang naik ke surga. Lagipula, kalau meneliti Ef 3:3-5 kita
lihat bahwa, seperti St. Athanasius, St Paulus
memulai dari "pengertian"-nya dulu baru kemudian dia menganjurkan agar orang yang menerima "pengertian"
darinya tersebut untuk meng-cross check dengan Kitab Suci (Apabila kamu membacanya, kamu dapat
mengetahui dari padanya pengertianku akan rahasia
Kristus [Ef 3:4]).
CATATAN DV atas RUDD
Setelah mengerjakan
apologi khusus untuk St. Athanasius ini aku merasa bahwa tulisan Steve Rudd selevel dengan tulisan Loraine Boetner (berarti
masih diatas Jack Chick, Hislop etc).
Argumen-argumen dia jauh
dari maksud dan konteks tulisan Bapa Gereja dan
bahkan mengkontradiksi keyakinan Rudd sendiri (ex. Rudd mengakui St. Athanasius memandang adanya otoritas ilahi selain Kitab suci, dan ini tidak sesuai dengan Sola Scriptura
versi Rudd sendiri, tapi Rudd tetap bersikeras bahwa St. Athanasius
mengajarkan Sola Scriptura). Hal ini tidak berlaku bagi kutipan St.
Athanasius saja, tapi juga kutipan yang lain.
Si tiani_oc tampaknya tidak
sadar ini dan merasa hanya dengan mengutip tulisan Rudd yang banyak dan
kelihatan meyakinkan maka dia bisa menyanggah keyakinan Katolik bahwa Bapa
Gereja tidak pernah mengimani Sola Scriptura. tiani_oc tampaknya
tidak meneliti secara seksama argumen-argumen Rudd sendiri yang penuh
kekeliruan dan kontradiksi.
Pada akhirnya terlihatlah kebenaran sejati
bahwa para Bapa Gereja tidak pernah mengajarkan Sola Scriptura dan bahwa ajaran
Sola Scriptura sendiri tidak sesuai dengan Kitab Suci.
Tambahan DV :
But just a few
things.
1. Ketika Bapa Gereja menyanjung Kitab Suci
dan menggunakannya sebagai rule of faith itu tentu saja posisi
yang sangat Katolik. Gereja Katolik menakui Kitab Suci DAN Tradisi [lisan] Suci
sebagai rule of faith. Sehingga tidaklah cukup bagi
apologist Protestant untuk sekedar menghadirkan kutipan Bapa Gereja yang
menunjukkan apresiasi Bapa Gereja terhadap Kitab Suci untuk membuktikan bahwa
Bapa Gereja mengimani Sola Scriptura. Apologist Protestant JUGA HARUS
menunjukkan bahwa para Bapa Gereja menolak Tradisi [lisan] Suci sebagai rule
of faith. Dan hal itu tidak akan pernah dapat dilakukan karena...
lihat no. 2.
2. Para Bapa Gereja menjunjung tinggi Tradisi
[lisan] Suci dan otoritas Gereja sebagai rule of faithdan patokan
ajaran yang Katolik dan apostolik. Berbagai kutipan di catholic.com, website Joe Gallegos dan scripturecatholic.com menunjukkan ini.
3. Hal lain yang tidak kalah pentingnya
adalah apa yang dimaksud Bapa Gereja dengan "Kitab Suci." Di
abad-abad awal jaman patristik (jaman Patristik berkisar dari abad kedua sampai
abad ketujuh [ini pendapat paling populer]) kanonisasi belum dilakukan Gereja.
Konsili lokal Roma pada 382 AD pertama kali mengkanonisasi Kitab Suci (lalu
pada 397 AD di Chartage, Africa). Pasca konsili-konsili tersebut pun masih ada
beberapa Bapa yang punya kanon berbeda karena berbagai alasan. Di daftar yang dikompilasi Dave Armstrong
dari berbagai pengarang Protestant ini menunjukkan bahwa para Bapa punya kanon
Perjanjian Baru yang berbeda satu sama lain. Ini belum lagi mengenai Perjanjian Lama. Para Bapa Gereja jelas-jelas menggunakan
Deuterokanonika dan menganggapnya sebagai Kitab Suci.
Nah, apakah Protestant mau mengakui bahwa
Kitab Suci yang digunakan para Bpa Gereja untuk "mempraktekkan Sola
Scriptura" adalah buku-buku seperti Shepard of Hermas (Apokripha), Epistle
of Barnabas (Apokripha), Didache (Apokripha),
Kebijaksanaan Solomo (Deuterokanonika), Sirakh (Deuterokanonika), Barukh
(Deuterokanonika), Tambahan pada Kitab Daniel (Deuterokanonika), Makabe
(Deuterokanonika) dll?
4. Katakanlah kita setuju bahwa Bapa Gereja
memang menggunakan Sola Scriptura namun faktanya Bapa Gereja juga mengakui
artikel-artikel iman Katolik yang disangkal Protestant seperti: kehadiran nyata
Yesus dalam ekaristi, primasi Paus Roma, efek regeneratif baptisan,
sakramen-sakramen, doa kepada para kudus dan lain-lain. Ini berarti bahwa para
Bapa Gereja, yang katanya menganut Sola Scriptura, merasa bahwa artikel-artikel
iman Katolik tersebut memang ada di Kitab Suci. Nah, apakah Protestant sekarang
mau menerima artikel-artikel iman tersebut?
John 5:39-40 |
Jadi... ada beberapa orang yang gagal ber-Sola
Scriptura seperti yang dicatat Alkitab.
Yang pertama adalah para Yahudi. Mereka ini
baca-baca Perjanjian Lama tapi tetap tidak mengerti bahwa PL justru
berkesaksian atas Yesus.
Yang kedua adalah para murid Yesus yang hidup
dan diajar oleh Yesus sendiri. Nyatanya mereka tidak mengerti-mengerti petunjuk
Kitab Suci bahwa Mesiah harus menderita untuk mencapai kemuliaan (ex. Hos
6:1-2; Yes 53:12 etc). Yesus, setelah bangkit, malahan terpaksa menafsirkan
Kitab Suci kepada mereka. Karena tampaknya, kalau tidak ditafsirkan, para rasul
ini tidak akan mengerti.
Yang ketiga sangat gamblang. Si kasim dari
Etiopia baca-baca Yesaya 53:7-8 tapi dia tidak mengerti dan minta petunjuk dari
Philip. Setelah diberi petunjuk barulah si kasim mengerti dan mau dibaptis.
Nah, mungkin Protestant akan bilang "Yah,
mereka yang gagal kan hanya baca PL. Kan PB belum ada. Kalau mereka lengkap Alkitabnya
tentu saja mereka tidak akan gagal ber-Sola Scriptura."
Namun kapan Alkitab lengkap itu ada?
Sebagian besar Protestant meyakini bahwa pada
90AD Perjanjian Lama dikanonkan oleh para Yahudi (betapa kelirunya keyakinan
ini bisa dibaca dengan mengklik artikel
ini [harap-harap ada waktu nanti
menterjemahkan]). Lalu Perjanjian Baru? Yah, tidak bisa tidak Protestant harus
ikut Gereja Katolik karena memang daftar kanon Perjanjian Baru yang identik
dengan yang ada di Alkitab sekarang ini, paling awal terdaftarkan pada Konsili
Roma 382AD. Sehingga satu Alkitab lengkap baru ada pada 382 masehi.
Jadi selama sekitar 3 abad setelah buku
terakhir ditulis (Injil Yohanes adalah buku paling akhir diantara buku dan
surat-surat lainnya. Kira-kira pada 96AD) umat Kristus tidak bisa ber-Sola
Scriptura karena mereka tidak punya Alkitab yang lengkap.
Sungguh aneh.
DV
Mau tanya nih....
Quote: |
Beberapa [orang] berkata bahwa mereka tidak terikat oleh ajaran
... yang mengajarkan bahwa Tubuh Mistik Kristus dan Gereja Katolik
Roma adalah satu hal yang sama. Beberapa [orang] mereduksi perlunya
menjadi anggota Gereja untuk mendapatkan keselamatan abadi, menjadi formulasi
yang tidak ada artinya. Yang lain bahkan meremehkan karakter dari
kredibilitas iman Kristen tersebut. ... Kepada mereka Kita [merasa] sedih
untuk menyatakan dengan keras [dan] mengulangi kembali kebenaran yang telah
diketahui, dan untuk menunjukkan dengan cemas kesalahan yang jelas [ini] dan
bahaya dari kesalahan [tersebut]. |
1. "Tubuh Mistik Kristus dan Gereja Katolik Roma adalah satu hal
yang sama", artinya apakah maksudnya Gereja Katolik Roma adalah
perhujudan dari Yesus ?
Quote: |
|
Enggak (walaupun aku tidak yakin apa yang kamu maksud dengan perujudan)...dalam
kitab suci Kristen hubungan antara Gereja dan Yesus digambarkan begitu eratnya
sehingga dikatakan Yesus adalah Kepala dan Gereja adalah tubuhNya sehingga
keduanya merupakan satu kesatuan.
Athanasios
wrote: |
||
|
Ini yang saya tanya, berarti gereja sama Yesus itu sama kan. Artinya apa yang
dilakukan gereja mewakili Yesus, berarti gereja tidak pernah salah karena
gereja dan Yesus itu satu.
Berarti pemimpin gereja tertinggi itu mewakili Yesus di dunia sekarang ini
kurang lebih begitu ?
ronin03
wrote: |
|
Tidak sesederhana itu. For a start, Gereja tidak identik dengan Yesus
sebagaimana kepala tidak identik dengan tubuh (tapi keduanya sama-sama tak terpisahkan).
Hubungan antara Yesus dan Gereja cukup kompleks dan kekompleksan ini adalah
bahan teologi yang tak pernah kering untuk digali.
Quote: |
berarti gereja tidak pernah salah karena gereja dan Yesus itu
satu. |
Ketidakdapatsalahan Gereja tidak sama dengan ketidakdapatsalahan Allah [ie.
Yesus].
Quote: |
Berarti pemimpin gereja tertinggi itu mewakili Yesus di dunia
sekarang ini kurang lebih begitu ? |
Ini benar. Paus adalah wakil Kristus di Bumi.
DeusVult
wrote: |
||
|
Beda dimana ya ?
ronin03
wrote: |
||||
|
Ketidakdapatsalahan Gereja terbatas pada kuasa Paus dalam menetapkan doktrin
sebagai sebuah kebenaran.
Di luar kuasa mengajar tersebut, Gereja bisa salah dan berdosa.
Berbeda dengan Tuhan Yesus yang tidak bisa salah dan tidak bisa berdosa
GBU
Quote: |
Di luar kuasa mengajar tersebut, Gereja bisa salah dan berdosa. |
Aq rasa kalimatnya lebih tepat jika:
Gereja memiliki kuasa mengajar tentang iman. Di luar kuasa mengajar tersebut,
Gereja tidak memiliki wewenang. (cmiiw)
b_christ
wrote: |
||
|
Ini juga keliru.
Batasan infallibilitas Gereja adalah mengenai masalah iman dan
moral. Itupun atas ajaran Gereja yang mengikat seluruh umat secara
universal.
Sementara wewenang Gereja tidak hanya berkenaan dengan iman dan moral. Gereja
punya kuasa yuridis atas semua subyeknya [ie. seluru umat atolik dari atas
samapi bawah), bahkan para penguasa dunia (ie. Raja, Presiden etc).
Fundamentals of
Catholic Dogma, Dr. Ludwig Ott, P,285 7. The Nature of
the Papal Primacy 1. Dogma
In consonance with
this declaration, the Primatial power is: a) A true power of
jurisdiction that is, a true governing power, not merely a warrant of
supervision or direction, such as, for example, belongs to the president of a
political party, or a society, or of a conference. As a govermental power, it
embraces the full power of legislation, administration of justice (disputed
and voluntary jurisdiction) and of its execution. Corresponding to it on the
part of the subjects is the duty of subordination and of obedience. b)A universal
power, that is, it extends personally to the pastors (bishops) and to the
faithful, totally and individually, of the whole church. Materially it
refers, not merely to matters of faith and morals (treaching office), but
also to Church discipline and goverment (pastoral offive). c)Supreme power in
the Church, that is, there’s no jurisdiction possessing a greater or equally
great power. The power of the Pope transcends both the power of each
individual bishop and also of all the other bishops together. The bishops
collectively (apart from the Pope), therefore, are not equal to or superior
to the Pope. d)A full power,
that is, the Pope posses of himself alone, the whole fullness of the Church
power of jurisdiction and not merely the greater share than the other bishops
taken individually or conjointly. Thus the Pope can rule independently on any
matter which come under the sphere of the Church’s jurisdiction without the
concurence of the other bishops or of the rest of the Church. e) An ordinary
power, that is, it is connected with the office, by virtue of divine
ordinance, and is not delegated from a higher possessor or jurisdiction. Thus
it can be exercised at any time, i.e., not merely in exceptional cases, e.g.,
where the bishops neglect their pastoral duties in their territoris (Febronius,
Eybel). D 1500. f) A truly
episcopal power, that is, the Pope is just as much a “universal bishop” of
the whole Church, as he is bishop of his diocese of Rome (“Episcopus Urbis et
Orbis” ; Jacob of Viterbo). Thus, the Papal power, like any other episcopal
power, embraces the legislative, the juridicial and punitive power. Cf. CIC
218, Par 2 and 335). g) An immediate
power, that is, the Pope can exercise his power, without the intervention of
an intermediary, over the bishops and the faithful of the whole Church. 2. Inference a) It follows from
the supreme governing power of the Pope over the whole Church that he has the
right, in the exercise of his office, of coming into free contact with all
the bishops and faithful of the whole Church. For this reason the Church
rejects all attempts by the State to subject official intercourse with the
Apostolic See to state control, and to make the juridicial obligation of
papal decrees dependent on the cocurrence of the State authorities (placet).
D 1829. b)As the supreme
lawgiver of the Church, the Pope is not legally bound by ecclesiastical
decisions and usages, but by divine law alone. This demands that Papal power,
in consonance with its purpose, should be employed for the building-up of the
Mystical Body of Christ, not for its destruction (2 Cor. 10, 8). The divine
law, therefore, is an efficacious brake on arbitrariness. The third Gallican
article, which demanded a far reaching limitation of the exercise of the Papal
power, was properly rejected. D 1324. c) As supreme judge
of the Church, the Pope has the right of bringing every Church law-matter
before his court, and to receive appeals in all Church disputes. He himself
is judged by nobody (CIC 1556; prima sedes a nemine iudicator), because
there’s no higher judge on Earth than he. For the same reason there’s no
appeal to a higher court against the judgment of the Pope. The Church rejects
an appeal from the Pope to General Council as this would mean putting General
Council above the Pope. D 1830; CIC 228, Par. 2. Cf. D 1323 (22nd Gallican
Article). |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar