TIADA
KESELAMATAN DI LUAR GEREJA
Oleh Fr. Ray Ryland
Mengapa Gereja Katolik mengajarkan bahwa "tiada keselamatan di luar
Gereja"? Bukankah ini mengkontradiksi Kitab Suci? Allah "menghendaki
supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan
kebenaran." (1 Tim 2:4) "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak
ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku." (Yoh
14:6). Petrus menyatakan kepada kaum Sanhedrin, "keselamatan tidak ada di
dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak
ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat
diselamatkan." (Kis 4:12).
Karena Allah bermaksud (berencana, menghendaki) agar setiap manusia harus ke
sorga, bukankah pengajaran Gereja [ini] sangat mengekang lingkup penebusan
Allah? Apakah Gereja mempunyai maksud -- sebagaimana Protestant dan (saya
curiga) banyak umat Katolik yakini -- bahwa hanya anggota Gereja Katolik yang
dapat diselamatkan?
Ini adalah apa yang diajarkan oleh seorang imam di Boston, Fr. Leonard Feeney
SJ, mulai ajarkan pada tahun 1940'an. Uskupnya dan Vatikan mencoba meyakinkan
dia bahwa interpretasi dia akan pengajaran Gereja tersebut adalah salah. Dia
bersekieras di dalam kekeliruannya sehingga pada akhirnya dia di ekskomunikasi,
akan tetapi oleh kerahiman Allah, dia berekonsiliasi dengan Gereja sebelum dia
wafat pada tahun 1978.
Dalam mengkoreksi Fr. Feeney di tahun 1949, Kongregasi Suci Agung dari
Kementerian Suci (sekarang Kongregasi bagi Doktrin Iman) mengeluarkan sebuah
dokumen berjudul "Suprema Haec Sacra", yang menyatakan bahwa
"extra ecclesiam, nulla salus" (diluar Gereja, tiada keselamatan)
adalah "sebuah penyataan infalibel". Tetapi, ia menambahkan,
"dogma ini haruslah dimengerti dalam artian yang dalam mana Gereja sendiri
memahaminya."
Perhatikan kata "dogma" tersebut. Pengajaran ini telah
diproklamasikan oleh, diantara yang lain, Paus Pelagius pada tahun 585, Konsili
Lateran ke-empat tahun 1214, Paus Innosensius III tahun 1214, Paus Bonifacius
VIII tahun 1302, Paus Pius XII, Paus Paulus VI, Konsili Vatikan Kedua, Paus
Yohanes Paulus II, dan Kongregasi bagi Doktrin Iman dalam "Dominus
Iesus".
Maksud kita adalah ini: Saat Gereja secara infalibel mengajarkan "extra
ecclesiam, nulla salus", ia tidak mengatakan bahwa non-Katolik tidak dapat
diselamatkan. Faktanya, ia menegaskan sebaliknya. Tujuan dari pengajaran itu
adalah untuk mengatakan kepada kita BAGAIMANA Yesus Kristus membuat keselamatan
tersedia bagi seluruh umat manusia.
KERJAKAN KESELAMATANMU
Ada dua dimensi berbeda akan penebusan Yesus Kristus. Penebusan
"obyektif" adalah yang dituntaskan oleh Yesus Kristus sekali untuk
seterusnya dalam kehidupan, wafat, kebangkitan, dan naikNya ke surga: penebusan
seluruh dunia. Akan tetapi manfaat dari penebusan tersebut harus diaplikasikan
secara terus menerus kepada anggota Kristus sepanjang hidup mereka. Ini adalah
penebusan "subyektif". Bila manfaat dari penebusan Kristus tidak
diaplikasikan kepada individu, mereka tidak mempunyai bagian di dalam penebusan
obyektif-Nya. Penebusan dalam seorang individu adalah proses terus menerus.
"kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, karena Allahlah yang
mengerjakan di dalam kamu" (cf Flp 2:12-13).
Bagaimana Yesus Kristus mengerjakan penebusanNya di dalam diri seseorang?
Melalui tubuh mistikNya. Saat saya masih seorang Protestant, saya (selayaknya
umat Protestant pada umumnya) meyakini bahwa frasa "tubuh mistik
Kristus" dalam esensinya adalah sebuah metafora. Bagi umat Katolik, frasa
itu adalah kebenaran literal. Ini mengapa: Untuk menggenapi misi MesianikNya,
Yesus Kristus mengambil bentuk sebuah manusia dari ibuNya. Dia menjalani sebuah
kehidupan natural di dalam tubuh tersebut. Dia menebus dunia melalui tubuh
tersebut dan bukan melalui sarana lain. Semenjak kenaikanNya dan sampai pada
akhir jaman, Yesus hidup di bumi dalam tubuh supranaturalNya, tubuh
anggota-anggotaNya, tubuh mistikNya. Menggunakan tubuh fisikNya untuk menebus
dunia, Kristus sekarang menggunakan tubuh mistikNya untuk menyalurkan
"buah-buah ilahi dari Penebusan" (Mystici Corporis #31).
GEREJA: TUBUHNYA
Apakah tubuh mistik ini? Gereja Yesus Kristus yang sejati, bukan realita tak
nampak yang terdiri dari umat beriman sejati, sebagaimana ditekankan para
Reformer. Dalam proklamasi publik pertama akan Injil oleh Petrus pada hari
Pentakosta, dia tidak mengundang pendengar-pendengarnya untuk menyelaraskan
diri mereka secara spiritual dengan umat beriman sejati lainnya. Dia memanggil
mereka ke dalam sebuah masyarakat, Gereja, yang Kristus telah dirikan. Hanya
dengan menanggapi panggilan tersebut mereka dapat diselamatkan dari
"angkatan yang jahat" (Kis 2:40) yang darimana mereka berasal dan
kemudian diselamatkan.
Paulus, pada waktu pertobatannya, belum pernah melihat Yesus. Akan tetapi ingat
bagaimana Yesus mengidentifikasikan DiriNya dengan GerejaNya saat Dia berkata
kepada Paulus di jalan menuju Damaskus: "mengapakah engkau menganiaya
AKU?" (Kis 9:4, penekanan huruf besar) dan "Akulah Yesus yang
kauaniaya itu." (Kis 9:5). Bertahun-tahun kemudian, menulis kepada
Timotius, Paulus dengan penuh sesal mengakui bahwa dia telah menganiaya Yesus
dengan menganiaya GerejaNya. Dia mengekspresikan perasaan syukur karena Kristus
menunjuk dia sebagai rasul, "aku yang tadinya seorang penghujat dan
seorang penganiaya dan seorang ganas" (1 Tim 1:13).
Konsili Vatikan Kedua mengatakan bahwa struktur hirarki Gereja Katolik dan
tubuh mistik Kristus "merupakan satu kenyataan yang kompleks, dan
terwujudkan karena perpaduan unsur manusiawi dan ilahi" (Lumen Gentium 8).
Gereja adalah "kepenuhan Dia, yang memenuhi semua dan segala
sesuatu." (Ef 1:23). Sekarang saat Yesus telah menuntaskan penebusan
obyektif, "tugas penyelenggaraan rahasia yang telah berabad-abad
tersembunyi dalam Allah" adalah "supaya sekarang oleh jemaat diberitahukan
pelbagai ragam hikmat Allah kepada pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa
di sorga" (Ef 3:9-10).
Seturut Yohanes Paulus II, untuk secara tepat memahami pengajaran Gereja akan
perannya di dalam rancangan keselamatan Kristus, dua kebenaran haruslah
dipegang bersama-sama: "kemungkinan riil akan keselamatan dalam Kristus
bagi seluruh manusia" dan "dibutuhkannya Gereja bagi
keselamatan" (Redemptoris Missio #18). Yohanes Paulus mengajarkan kepada
kita bahwa Gereja adalah "benih, tanda, dan instrumen" dari kerajaan
Allah dan disinggung beberapa kali kepada penunjukan Vatikan II akan Gereja
Katolik sebagai "Sakramen keselamatan universal":
* "Gereja adalah Sakramen keselamatan bagi seluruh umat manusia, dan
aktivitasnya tidaklah terbatas hanya kepada mereka yang menerima pesannya"
(RM 20).
* "Kristus memenangkan Gereja bagi DiriNya, membayar dengan darahNya
sendiri dan membuat Gereja menjadi rekan-sekerja dalam keselamatan dunia . . .
Dia melaksanakan misiNya melalui dia [Gereja]" (RM 9).
* Dalam sebuah pidato kepada sidang pleno Kongregasi bagi Doktrin Iman (8
Januari 2000), Yohanes Paulus menyatakan, "Tuhan Yesus . . . mendirikan
GerejaNya sebagai realita penyelamatan: sebagai tubuhNya, yang melaluinya Dia
sendiri menyelesaikan keselamatan dalam sejarah." Dia kemudian mengutip
pengajaran Vatikan II bahwa Gereja adalah perlu untuk keselamatan.
Pada tahun 2000 Kongregasi bagi Doktrin Iman mengeluarkan "Dominus
Iesus", sebuah tanggapan terhadap upaya-upaya yang meluas untuk
mengencerkan pengajaran Gereja mengenai Tuhan kita dan mengenai dirinya
[Gereja] sendiri. Sub-judul dalam bahasa Inggrisnya sendiri sudah jelas:
"On the Unicity and Salvific Universality of Jesus Christ and the
Church." Secara sepele ia berarti bahwa Yesus Kristus dan GerejaNya
tidaklah terpisahkan. Dia adalah Juru Selamat universal yang selalu berkarya
melalui GerejaNya:
Juru Selamat satu-satunya . . . mendirikan Gereja sebagai misteri keselamatan;
Dia sendiri ada di dalam Gereja dan Gereja ada di dalam Dia . . . Maka dari
itu, kepenuhan dari misteri keselamatan Kristus adalah kepunyaan Gereja pula,
tak terpisahkan dalam kesatuan kepada Tuhannya (DI 18).
Sesungguhnya, Kristus dan Gereja "merupakan sebuah 'Kristus
sepenuhnya'" (DI 16). Dalam Kristus, Allah membuat tahu kehendakNya bahwa
"Gereja yang didirikan olehNya menjadi instrumen bagi keselamatan seluruh
umat manusia" (DI 22). Gereja Katolik, maka dari itu, "mempunyai,
dalam rancangan Allah, sebuah hubungan yang harus ada dengan keselamatan setiap
umat manusia" (DI 20).
Elemen-elemen kunci dari perwahyuan yang secara bersama-sama mendasari
"extra ecclesiam, nulla salus" adalah ini:
(1) Yesus Kristus adalah Juru Selamat universal.
(2) Dia telah mendirikan GerejaNya sebagai tubuh mistikNya di bumi dan
melaluinya dia menyalurkan keselamatan kepada dunia.
(3) Dia selalu bekerja melaluinya - sekalipun dalam kejadian-kejadian tak
terhitung banyaknya diluar batasannya yang nampak.
Ingat akan kata-kata Yohanes Paulus mengenai Gereja yang dikutip di atas:
"Aktivitasnya tidaklah terbatas hanya kepada mereka yang menerima
pesannya".
BUKAN DARI KAWANAN INI
"Extra ecclesiam, nulla salus" tidak berarti bahwa hanya umat Katolik
Roma yang beriman yang dapat diselamatkan. Gereja tidak pernah mengajarkan hal
tersebut. Jadi bagaimana dengan umat non-Katolik dan non-Kristen?
Yesus berkata kepada para pengikutNya, "Ada lagi pada-Ku domba-domba lain,
yang bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun juga dan mereka
akan mendengarkan suara-Ku dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala."
(Yohanes 10:16). Setelah KebangkitanNya, Yesus memberikan perintah rangkap tiga
kepada Petrus: "Berilah makan domba-domba-Ku . . . Gembalakanlah
domba-domba-Ku . . . Berilah makan domba-domba-Ku" (Yohanes 21:15-17).
Kata yang diterjemahkan sebagai "gembalakan" (poimaine) berarti
"arahkan" atau "pimpinkan" -- dalam kata lain, "untuk
mengatur." Jadi sekalipun ada domba-domba yang bukan dari kawanan domba
Kristus, melalui Gerejalah mereka dapat menerima keselamatanNya.
Orang yang tidak pernah mempunyai kesempatan untuk mendengarkan Kristus dan
GerejaNya -- dan umat Kristiani yang benaknya telah tertutup kepada kebenaran
Gereja oleh karena keadaan mereka -- tidaklah selalu berarti mereka terpisah
dari kerahiman Allah. Vatikan II memfrasakan doktrin tersebut ke dalam istilah
berikut:
"Sebab mereka yang tanpa bersalah tidak mengenal Injil Kristus serta
Gereja-Nya, tetapi dengan hati tulus mencari Allah, dan berkat pengaruh rahmat
berusaha melaksanakan kehendak-Nya yang mereka kenal melalui suara hati dengan
perbuatan nyata, dapat memperoleh keselamatan kekal" (LG 16).
"Oleh karena Kristus mati untuk semua orang, dan karena semua orang
sejatinya dipanggil kepada takdir yang satu dan sama, yakni ilahi, kita harus
berpegang bahwa Roh Kudus menawarkan kepada semua orang kemungkinan untuk
menjadi pengambil bagian, dalam cara yang diketahui oleh Allah, dari misteri
Paska." (Gaudium et Spes 22)
Katekismus Gereja Katolik mengajarkan:
"...Setiap manusia yang tidak mengenal Injil Kristus dan Gereja-Nya,
tetapi mencari kebenaran dan melakukan kehendak Allah sesuai dengan
pemahamannya akan hal itu, dapat diselamatkan. Orang dapat mengandaikan bahwa
orang-orang semacam itu memang menginginkan Pembaptisan, seandainya mereka
sadar akan peranannya demi keselamatan." (KGK #1260)
Tentunya, bukanlah ketidaktahuan mereka yang memungkinkan mereka untuk
diselamatkan. Ketidaktahuan hanya mendalihkan kurangnya pengetahuan. Yang
membuka keselamatan Kristus bagi meerka adalah upaya sadar mereka, dibawah
rahmat, untuk melayani Allah sebaik mereka dapat pada basis informasi terbaik
yang mereka punyai akan Dia.
Gereja berbicara akan "hasrat implisit" atau "kerinduan"
yang dapat ada di dalam hati mereka yang mencari Allah akan tetapi tidak tahu
akan sarana rahmatNya. Bila seseorang rindu akan keselamatan akan tetapi tidak
tahu sarana keselamatan yang didirikan secara ilahi, dia dikatakan mempunyai
sebuah hasrat implisit akan keanggotaan di dalam Gereja. Umat Kristen
non-Katolik tahu Kristus, akan tetapi mereka tidak tahu GerejaNya. Di dalam
hasrat mereka untuk melayaniNya, mereka mempunyai hasrat implisit untuk menjadi
anggota GerejaNya. Umat non-Kristiani dapat diselamatkan, kata Yohanes Paulus,
bila mereka mencari Allah dengan "hati yang tulus". Dan di dalam
pencarian tersebut mereka "terhubung" kepada Kristus dan tubuhNya
yakni Gereja (pidato kepada Kongregasi bagi Doktrin Iman).
Pada sisi lain, Gereja telah membuat jelas bahwa bila seseorang menolak Gereja
dengan pengetahuan penuh dan kesadaran, dia menaruh jiwanya dalam bahaya:
"Maka dari itu andaikata ada orang, yang benar-benar tahu, bahwa Gereja
Katolik itu didirikan oleh Allah melalui Yesus Kristus sebagai upaya yang
perlu, namun tidak mau masuk ke dalamnya atau tetap tinggal di dalamnya, ia
tidak dapat diselamatkan" (cf LG 14).
Gereja Katolik adalah "satu saluran eksklusif yang mana kebenaran dan
rahmat Kristus memasuki dunia ruang dan waktu kita" (Karl Adam, The Spirit
of Catholicism, 179). Mereka yang tidak tahu akan Gereja, bahkan mereka yang
menentangnya, dapat menerima karunia-karunia tersebut bila mereka dengan tulus
mencari Allah dan kebenaranNya. Tetapi, kata Adam, "sekalipun bukan Gereja
Katolik sendiri yang memberikan kepada mereka roti kebenaran dan rahmat, akan
tetapi roti Katolik-lah yang mereka makan." Dan saat mereka makan roti
tersebut, "tanpa mereka tahu atau inginkan" mereka "tergabung di
dalam substansi supranatural akan Gereja."
Extra ecclesiam, nulla salus.
CATATAN KAKI
SUMBER ASAL http://www.catholic.com/…/a…/no-salvation-outside-the-church
Diterjemahkan oleh Maximinus
— bersama Engga Condios.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar