Kita sambung ya ke bagian 5
Pelajaran 5 : SEBUAH TAHTA UNTUK SELURUH GENERASI
Tujuan :
1 . Menyelesaikan membaca perjanjian lama ( dari Yosua sampai Maleakhi ) dengan pengertian
2. Mengerti secara garis besar sejarah bangsa Israel dlm terang Covenant Allah dgn Abraham
3. Menghargai Covenant Allah yang penting dan krusial yaitu Covenant dengan Daud
I. Review
Dengan pelajaran ini kita mencapai puncak perjanjian lama – janji Allah tentang Kerajaan Daud yang abadi.
Seperti kita akan melihat, Covenat dgn Daud adalah menjadi latar belakang dari setiap halaman dari sisa alkitab – sungguh, sampai halaman terakhir dari Kitab wahyu, dimana Yesus menyatakan bahwa Ia adalah “ Tunas, yaitu keturunan Daud “ yang dijanjikan dalam Covenant ( Wah 22 : 16 )
Ini akan sangat berguna sebelum kita mempelajarai Covenant Daud, untuk merangkum kembali apa yang telah kita selesaikan sejauh ini.
Kita telah sepakat bahwa kisah dalam alkitab adalah sebuah sejarah penyelamatan – keinginan dan rencana Allah untuk melimpahkan rahmatNya, memberikan kekudusan hidupNya, pada seluruh ciptaan.
Seperti pada katekismus Gereja katolik menekankan hal ini : “ Dari sejak semula sampai akhir waktu seluruh karya Allah adalah sebuah berkat. Dari puisi litugis dari penciptaan sampai Yerusalem Surgawi, menginspirasi para pengarang menyatakan rencana penyelamatan sebagai berkat bagi semuanya” ( CCC 1079)
Menyingkap kata – kata dari inspirasi para pengarang, rencana penyelamatan Allah, KaryaNya tentang berkat, disingkap dalam serangkaian Covenant.
Dasar pemikiran dari pelajaran ini adalah dalam mempelajari Covenant – Covenant ini kita akan memasuki jantung dari dunia pandangan alkitab – cara Allah menyatakan maksudnya kepada kita untuk mengerti sejarah dan tujuan dunia dan kehidupan individual kita ( “ The Covenant principle : testimony from scripture and tradition “ dalam pelajaran pertama kita )
Dengan kata lain : Covenant2 menyatakan siapakah Allah ? Siapakah kita ? arti dari hidup kita masing2, dan tujuan hidup kita bersama sebagai manusia. Cara Allah berelasi dengan umatNya – seluruh umat manusia – dan mengajarkan kepada kita, secara individual melalui arti Covenant.
Bahkan Janji ini dicerminkandalam pembagian alkitab menjadi perjanjian lama dan perjanjian baru, sebuah kata yang berarti Covenant.
Kita telah mengidentifikasi 5 Covenant dalam perjanjian lama – mulai Adam dan ciptaan, Nuh, Abraham dan keturunannya, Musa dengan bangsa Israel, dan akhirnya Daud dengan kerajaan seluruh Israel.
Dalam pengertian, Covenant2 ini adalah seluruh aspek dari Covenant tunggal – apa yang dikatakan Nabi Daniel Covenant penuh pengampunan dari Allah ( Dan 9 : 4, 27; 11 : 30,32 ). Apa yang kitab Wahyu katakan “ Injil yg kekal …. Kepada mereka yang diam di atas bumi dan kepada semua bangsa dan suku dan bahasa dan kaum”. ( Wah 14 : 6 )
Covenant dimulai dengan barkat bagi semua yang hidup, terutama Adam dan Hawa ( Kej 1 : 28 ) menghadirkan umat manusia. Covenant ini diperbahrui dalam Covenant dengan Nuh ( Kej 6 : 16, 9 : 9,11 )
Melalui Abraham Covenant diberikan sebagai pusat sejarah, suatu perjalanan yang menuju ke masa depan di mana semua bangsa akan diberkati ( Kej 17 : 2, 4, 7 ). Covenant dengan Israel dibuat untuk menggenapi kata – kata kudusNya kepada pelayanNya, Abraham. ( Maz 105 : 8 – 12, 42 ), dan seperti yg akan kita lihat pada pelajaran ini, Covenant Allah dgn Daud dibuat untuk memperbaharui & menggenapi janji kepada Abraham.
Apa tujuan Allah dengan CocenantNya ? Untuk memberkati manusia, mengubah ke dalam satu keluarga Allah, untuk menjadikan setiap individu seperti pada Adam menjadi - putera Allah yang maha tinggi, ahli waris kerajaan sirga, seorang imam yang melihat hidupnya sebagai sebuah karya pemujaan dan syukur, sebuah pengangkatan kurban.
Bahasa Covenant dalam perjanjian lama adalah bahasa “perkawinan” – Allah bersumpah kepada diriNya menjadi Allah bangsa Israel dan bangsa Israel bersumpah akan menjadi umatNya (Im 26 : 12; Ul 29 : 12)
Seperti sebuah pernyataan janji pernikahan dalam kehidupan manusia, Covenant alkitab menciptakan sebuah keluarga.
Kita melihat bentuk ini dari sangat awal – Adam dan Hawa diperintahkan untuk memenuhi dunia dengan anak-anak mereka ( Kej 1 : 27 ). Mandat ini dip[erbaharui dalam Covenant dengan Nuh ( Kej 9 : 1,9 ). Demikain juga Abraham dipanggil menjadi “Bapa dari sebuah bangsa “ ( Kej 17 : 4; 22 : 17 – 18 ). Melalui Covenantnya dengan Musa, Allah membangun Israel seperti anak sulungNya, dan melaluinya semua bangsa di dunia akan diberkati ( Kel 4 : 22 )
Rangkaian Covenant yang dibangun Allah bertujuan memperluas berkatNya, keluargaNya sampai akhir dunia. Semuanya ini menjadi jelas dengan kisah kerajaan daud.
Namun sebelum kita mempertimbangkan kerajaan, kita perlu melanjutkan kisah penyelamatan yang kita tinggalkan.
II. Memasuki tanah perjanjian.
a. Yosua di Yerikho.
Kita lanjutkan kisah dengan karir dari yosua, penerus Musa ( Ul 31 : 14 – 15, 23; 34 : 9 )
Kitab Yosua adalah jembatan antara Pentateuch ( Nama yang diberikan kepada 5 buku Musa – Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, dan Ulangan - dengan sisa perjanjian lama.
Yosua memimpin bangsanya menyeberangi sungai Yordan dan, dalam sejumlah kampanye melawan raja – raja keturunan kanaan ( Yos 1 – 12 ) Melayangkan tuntutan kepada sebagian besar dari tanah yang dijanjikan Allah kepada Abraham dan kemudian kepada Musa dan bangsa israel ( Kej 17 : 8; Kel 3 : 8 )
Pertempuran Yosua yang paling terkenal dari seluruh pertempuran – pengepungan Yerikho ( Yos 6 ) – Kita semua mengenal kisah ini :selama 6 hari bangsa Israel berbaris mengelilingi kota dengan 7 imam sebagai pemimpin, membawa tabut perjanjian yang dibuat Musa atas perintah Allah waktu di Sinai bersama dengan bangsa Israel dalam pen gembaraan mereka ( Kel 25 : 10, 21 – 22; Bil 10 : 22; 14 : 44 ). Pada hari ke-7, mereka berbaris mengelilingi kota tsb ubtuk terakhir kali untuk yg ke-7 kali, kemudian meniupkan terompet, mengeluarkan teriakan yang kuat dan melihat tembok kota Yerikho ambruk.
Ini menjadi lambang dari karakter bangsa Israel menaklukna tanah terjanji. Pada setiap tahapan, bangsa Israel menang, bukan melalui cara kekuatan militer namun dengan cara keimaman dan cara religius.
Seperti bangsa Israel ke luar dari Mesir menyeberangi Laut Merah yang dikeringkan, dilindungi oleh tiang awan, kehadiran Allah, Yosua juga memimpin bangsa Israel melalui daratan kering Yordan, di belakang kehadiran tabut perjanjian ( Kel 12 – 14; Yos 3 : 13 – 14 ). Penyebrangan mereka terjadi pada bulan yang sama seperti pada saat mereka ke luar dari Mesir ( Yos 3 : 15 ; 5 : 10 ) dan – sekali lagi seperi Musa dan Keluaran – mereka disunat dan merayakan Paskah sebelum menyeberangi sungai ( Yos 5 )
Tabut perjanjian tuhan menjadi sangat penting bagi sifat religius dari misi Yosua. Seperti anda akan perhatikan diseluruh Kitab Yosua, Hakim – Hakim, Raja – raja dan Tawarikh, Tabut perjanjian didefinisikan sebagai lambang pilihan Allah terhadap bangsa Israel sebagai umat pilihanNya.
Tabut perjanjian berisi tanda – tanda Covenant Allah dengan Musa – Loh loh batu yang bertuliskan perjanjian, buli – buli emas berisi manna, tongkat Harun ( Ibr 9 : 4 )Ini adalah tempat tinggal Allah, tanda dari kehadiranNya yang nyata di antara bangsa Israel.
Namun perhatikan dalam kitab Yosua, tabut perjanjian bukan hanya tanda dari suku- suku Israel atau ketuhanan suatu bangsa. Ini juga tanda dari Allah semesta alam Satu Allah yang ingin tinggal dengan seluruh umatNya.
Seperti yang Yosua katakan : “ Dari hal inilah kamu akan ketahui, bahwa Allah yang hidup ada ditengah – tengah kamu …. Tabut perjanjian Tuhan semesta bumi berjalan menyebrang di depan kamu, masuk ke sungai Yordan. ( Yos 3 : 10 – 11 )
b. Ejekan dan duri – duri yang tetap ada.
Meskipun kemenangan – kemenangan Yosua, pada saat kematiannya, Israel telah menaklukan banyak bangsa – namun belum semuanya – dari tanah perjanjian ( Hakim 1 : 27 – 36; 3 : 1 – 6 )
Kegagalan untuk mengamankan semua tanah perjanjian akan menjadi sebuah faktor yang menentukan dalam kisah selanjutnya dari Umat Allah.
Allah telah memerintahkan Israel untuk mengusir ke luar seluruh penduduk Kanaan dan menghancurkan semua dewa mereka ( Bil 33 : 50 – 52 ). Jika ada orang Kanaan dijijnkan tinggal, Allah memperingatkan, mereka akan menjadi “selumbar dalam matamu dan duri dalam lambung mu … dan Aku akan melakukan kepadamu seperti yang kurancang melakukan kepada mereka “ ( Bil 33 : 55 – 56 )
Kita sering kesulitan dan menghadapi kesulitan untuk memahami bagaimana Allah memerintahkan atau mengijinkan bangsa Israel untuk memusnahkan etnis secara teratur kepada orang yang tinggal dalam tanah perjanjian ( Ul 20 : 16 – 17 )
Pembunuhan massal, tentu saja, bukan cara Allah. Apa yang kita lihat pada perintah ini adalah sebuah contoh kekudusan Allah dari keseganan atas kelonggaran, kesedihanNya atas kelemahan spiritual anak sulungNya.
Kemudian, dimasa kerajaan daud dan Salomo dan perkataan para Nabi, karakter bangsa Israel akan dinyatakan – bangsa yang tinggal di antara bangsa bangsa sebagai tanda penyelenggaraan illahi dan kebijaksanaan, sebuah bangsa yg dikirim untuk diajar dan bangsa yang bertobat ke jalan Allah yang hidup.
Namun pada tahapan awal dalam kisah mereka, Allah mengetahui anak pilihanNya belum siap, secara sipritual dan moral, untuk hidup di antara bangsa kafir penyembah berhala diseberang sungai Yordan. Allah tahu mereka tidak dapat hidup di antara bangsa – bangsa tsb tanpa mengalah menjadi penyembah berhala ( Ul 20 : 18 )
c. Diadili oleh kelemahan mereka sendiri.
Kisah yang kita baca dalam kitab Hakim – hakim membuktikan hal ini.
Alur kisah dari kitab Hakim – hakim adalah bangsa Israel jatuh kembali ke dalam perangkap dari penyembahan berhala, mereka menyembah dewa-dewa orang Kanaan. Di seluruh kitab ini, teridiri atas test kesetiaan bangsa Israel terhadap Covenant dengan Allah.
Pencerita kitab Hakim – hakim menceritakan kepada kita bahwa Allah mengijinkan bangsa kafir tetap tinggal di tanah perjanjian dengan sengaja untuk mentest kesetiaan bangsa Israel terhadap Covenantnya – agar melalui bangsa kafir Allah … menghadapkan bangsa Israel kepada test, untuk menentukan apakah mereka akan mentaati larangan perintah Tuhan atas nenek moyang mereka melalui Musa ( Hak 3 : 1,4 )
Yosua telah meramalkan kelemahan bangsa Israel. Pada akhir hidupnya, seperti Musa, ia meminta Israel untuk memperbaharui Covenantnya dengan Allah ( Yos 24 : 13 – 28 )
Dia berkata kepada umatnya mereka harus memilih – “ pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah; Allah yang kepadanya enekmoyangmu beribadah diseberang sungai Efrat, atau Allah orang Amori yang negerinya kamu diami “ ( Yos 24 : 15 )
Namun seperti Musa, Yosua juga memprediksi mereka tidak akan dapat memelihara Covenant ( Yos 24 : 19; bdk Ul 31 : 16, 24 – 29 )
Yosua tepat, Israel gagal dalam test tsb, itulah pesan dari kitab Hakim – hakim. Itulah mengapa sejarah yang kita baca nampaknya mengulangi siklus dosa yang menyedihkan, hukuman, penyesalan, pengampunan jatuh kembali ke dalam dosa
d. Lahir di bethlehem.
Namun di tengah keburukan dan kelemahan umatNya, Allah terus menyingkapkan rencana penyelamatanNya. Itulah yang kita pelajari dari Kitab Ruth sebuah kisah kecil dari jaman hakim – hakim (Ruth 1 : 1).
Ruth tampil pada titik ini dalam kanon kitab suci untuk mengingatkan kita bahwa, dibawah kejadian politik dan militer yg besar dalam sejarah bangsa Israel, Allah tetap bekerja dengan tenang, dalam kehidupan yg tersembunyi orang – orang biasa – bahkan bukan bangsa Israel – untuk menggenapi janjinya.
Selama penaklukan Yosua di tanah perjanjian, Allah menggunakan rahab – seorang kafir dan seorang wanita pelacuruntuk menambah – menjamin keberhasilan rencanaNya ( Yos 2; Ibr 11 : 31; Yak 2 : 25 ). Dan selama jaman Hakim – hakim, Allah sekali lagi menggunakan seorang wanita kafir, wanita pelayan, Ruth utnuk memajukan tujuan rencana penyelamatanNya – dalam cara yang juga melibatkan Rahab lagi.
Rahab memiliki iman untuk mengenal Allah orang Israel sebagai Allah yang benar ( Yos 2 : 11; 6 : 25 ) Sama, Ruth berjanji pada dirinya kepada Allah orang Israel, meggunakan bahasa Covenant – “ bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku “ ( Ruth 1 : 16 )
Ruth menikah dengan Boas, seorang benar dari Bethlehem, anak Rahab ( Ruth 1 : 1, 19; Mat 1 : 5 – 6 ) Ruth melahirkan anak laki – laki Boas, Obed, yang akan menjadi ayah dari Isai. “ Isai adalah ayah dari Daud “ (Ruth 4 : 17,22 ). Inilah pertama kali nama Daud disebut dalam kitab suci.
III. Raja – raja yang benar dan salah.
a. Hanna seorang hamba Tuhan.
Penbangunan kerajaan Daud yg abadi, yg menempati sisa alkitab – termasuk perjanjian baru –disiapkan oleh Samuel Hakim terakhir Israel
Samuel dilahirkan pada masa kekacauan politik dan moral yg paling baik dicerminkan oleh ulangan para hakim : “ Pada jaman itu tidak ada raja di Israel – setiap orang berbuat apa yg benar menurut pandangannya sendiri ( Hak 17 : 6; 18 : 1; 19 : 1; 21 : 25 )
Ketidaksetiaan Israel, dlambangkan oleh kejahatan dari keimaman Eli (1 Sam2:12 – 17, 27– 36;3 :11 -14 ) yg dihukum oleh penyerangan bangsa Filistin, yg membunuh 4000 orang Israel, termasuk anak Eli yang jahat, Hofni dan Pinehas, dan membawa tabut perjanjian. Mendengar pencurian tabut perjanjian, Eli jatuh terlentang dari kursi dan lehernya patah lalu meninggal ( 1 Sam 4 )
Eli digantikan oleh samuel, dilahirkan sebagai jawaban dari doa seorang wanita mandul dan dipersembahkan kepada Allah ( 1 Sam 1 ).
Ibu Samuel yang penuh iman, Hanna, menyiapkan jalan u tuk Maria, ibu dari Yesus ( Kat 489). Tiga kali Hanna menggambarkan dirinya sebagai hamba Tuhan, Maria akan menggunakan istilah yang sama dalam janjinya melahirkan Yesus ( 1 Sam 1 : 11, 16; Luk 1 : 36 )Dalam Kidung Maria, Magnificat, kita akan mendengar sejumlah gema dari kidung syukur Hanna. ( Bdk 1 Sam 2 : 1 – 10; Luk 1 : 46 – 55 )
b. Membuat sebuah kerajaan.
Samuel, anak Hanna tumbuh dewasa menjadi orang benar dan suci yg berhasil mengembalikan seluruh bangsa Israel kembali kepada Tuhan ( 1 Sam 7 : 2 – 3 )
Namun dalam masa tuanya, bangsa Israel menuntut kepadanya agar mengangkat seorang raja bagi mereka seperti yang dimiliki bangsa lain ( 1 Sam 8 : 5 ).
Permintaan bangsa Israel sangat berdosa, menghina. Ini menunjukkan bahwa mereka tetap memeluk karakter spesial mereka sebagai umat pilihan Allah, anak sulungNya.
“ Bukan engkau yang ditolak mereka “ Sabda Allah kepada samuel “ mereka menolak Aku, supaya jangan Aku yang menjadi raja mereka “ ( 1 Sam 8 : 7; 12 : 12, 17, 19 – 20 )
Musa telah meramalkan bahwa bangsa Israel menginginkan seorang raja. Dia bahkan membuat ketetapan agar banyak raja Israel benar – benar melayani Tuhan – permintaan istimewa bahwa raja mencatat kembali keseluruhan hukum Tuhan dan membacanya setiap hari sepanjang hiduonya ( Ul 17 : 14 – 20 )
Namun bangsa Israel, tidak mencari raja yang baik, mereka berkata kepada samuel bahwa mereka ingin raja “ yang memimpin mereka dalam pertempuran “ ( 1 Sam 8 : 19 – 20 ). Mereka tidak menyebutkan Allah atau penyembahan dan mereka nampaknya lupa sama sekali piagam asli bangsa Israel untk menjadi kudus, bangsa imam ( Kel 19 : 5 – 6 )
Pada Saul, mereka memperoleh raja yg mereka inginkan – seorang raja pahlawan memiliki kemampuan berperang namun tidak perhatian untuk penyembahan yg benar atau perintah – perintah Allah. Secara simbolis selama kampanye pertamanya Saul menolak semua perintah Samuel dan menawarkan kurban persembahannya sendiri – sesuatu yg agaknya Allah tidak menginginkan dilakukan oleh seorang raja ( 1 Sam 13 : 8 – 13 ).
IV. Gembala Israel – Imam dan Raja.
a.Diurapi Tuhan.
Tuhan menolak Saul sebagai raja, meskipun Ia mengijinkan pemerintahan Saul sampai habis. Sementara itu , Allah mengirim Samuel dengan diam – diam untuk mengurapi penerus, “ seorang yg bekenan di hatiNya ” ( 1 Sam 13 : 14 ), Daud anak Isai, cucu dari anak laki - laki Ruth, Obed, seorang gembala laki – laki yg tidak terkenal yg hidup di Bethlehem.
Roh Tuhan berkuasa atas Daud pada saat ia diurapi ( 1 Sam 16 : 13 ) dan melalui serangkaian kejadian yg kelihatannya seperti kebetulan, Daud menyelesaikan dalam istana Saul. Daud seorang pemberani, namun juga seorang yg takut akan Allah, seperti yg kita lihat dalam episode dengan Goliath. Dia mengetahui hal tsb, seperti yg ia katakan “ ditangan Tuhanlah pertempuran “ dan bahwa “ Tuhan menyelamatkan bukan dengan pedang atau dengan lembing “ ( 1 Sam 17 : 32 – 51 )
Pada awalnya Samuel melanjutkan, Daud seorang yg rendah hati dan lemah lembut, kesetiaannya kepada Allah, sangat berbeda sekali dengan Saul yang tumbuh menjadi seorang yg paranoid dan iri, yg menyebabkan ia merencanakan untuk membunuh Daud ( 1 Sam 18 : 11; 19 : 9 – 17 )
Daud diberikan 2 kesempatan untuk membunuh Saul, namun Daud tidak melakukannya, mengapa ? karena Ia berkata, tidak masalah Saul seorang yang bajingan, Saul tetap raja yg diurapi Tuhan ( 1 Sam 24, 26 )
Pada saat Saul dan anak laki-lakinya mengalami peristiwa memalukan ditangan orang Filistin (1 Sam 31 ), Daud berdukacita dan memohon petunjuk Tuhan ( 2 Sam 1 : 2 – 4 )
Setelah Daud tetap setia kepada saul, Daud diurapi menjadi raja oleh seluruh suku Israel yg mengikatkan diri mereka kepada Daud dengan sebuah sumpah : ketahuilah kami ini darah daging mu ( 2 Sam 5 : 1 )
Mereka menyebut dia sebagai raja gembala yang dipilih Allah ( 2 Sam 5 : 2 ). Ini adalah untuk pertama kali gambaran ini digunakan dalam alkitab untuk menggambarkan pemimpin Israel. Hal ini akan menjadi sebuah gambaran yang sangat penting dan di dalam diri Yesus menjadi makin nyata.
b.Kapitalisasi Yerusalem.
Sebagai Gembala dan raja, Daud adalah pemimpin politik dan spiritual yang besar.
Dia memerinahkan kekuatan dan strategi militernya untuk tuuan religius, dia menjalani “ the Jebusites “ untuk membangun ibukotanya di Yerusalem.
Bagaimana dia menetapkan Yerusalem ? Kitab suci tidak menjelaskan secara pasti kepada kita. Mungkin ia ingat kisah Melkisedek, seorang Imam dan Raja Salem, yg merayakan liturgi dengann roti dan anggur atas nama Abraham ( Kej 14 : 17 – 23 )
Mungkin ia mengerti Musa yg dihubungkan dengan Yerusalem pada saat dia memerintahkan membangun sebuah bangunan sebagai pusat altar “ sebuah tempat yg dipilih Tuhan Allahmu sebagai tempat tinggal untuk namaNya” ( Ul 12 : 4 – 5, 11 ). Meskipun Musa tidak pernah menyebut nama Yerusalem, menurut tradisi para rabi bahwa kota Allah adalah sebuah nama kota dimana Melkisedek memerintah, yang melalui mazmur Daud diidentifikasi sebagai Yerusalem. ( Maz 76 : 3 )
Dalam banyak peristiwa, Daud nampaknya mengetahui bahwa Allah memilih Yerusalem untuk tabut perjanjian ( Maz 132 : 13 – 14 ). Dan peristiwa ini terjadi menunjukkan Daud bersikap seperti Melkisedek baru.
Segera setelah ia tinggal di Yerusalem, ia memperoleh kembali tabut perjanjian, seperti yg ia katakan “sebab Saul tidak pernah mengindahkannya” ( 1 Taw 13 : 3 ). Daud memimpin seluruh bangsa Israel dalam perayaan religius yang menggembirakan kembalinya tabut perjanjian, mempersembahkan kurban, memberkati bangsa Israel dan memecah roti ( 2 Sam 6 : 13 – 19, 1 Taw 15 : 25 – 29 )
Penampilan pribadi Daud mengembalikan “kerajaan Imam” yang dimaksudkan Allah kepada bangsa Israel ( Kel 19 : 3 – 6 ). Pekerjaan ini, seperti yg kita lihat dalam pelajaran terakhir kita, telah dihilangkan bangsa Israel dalam peristiwa pemurtadan anak sapi emas – yg menghasilkan pemisahan kasta imam, yaitu kaum Lewi.
Daud menggunakanbaju imam ( Hak 8 : 28; 1 Sam 14 : 3; 21 : 9; 22 : 18; 23 : 9 ) Dia menunjukkan tugas imam di dalam tenda tempat tabut perjanjian ( Bil 1 : 51; 4 : 1 – 33 ), mempesembahkan kurban bakaran (Bil 3 : 6 – 8, 14 – 38; 4 : 47; 6 : 16 – 17 ; 8 : 14 – 26 ), danmemberkati umat ( Bil 6:22 – 27; Ul 10:8; 21:5 )
Tuhan telah membangun – “mengambil tempat tingalNya di Yerusalem” ( 1 Taw 23 : 25 ) – kemudian Daud membangun kembali jabatan keimaman. Dia menjadikan keturunan Harun sebagai pemimpin – pemimpin kudus, dan pemimpin – pemimpin Allah ( 1 Taw 24 : 3, 5, 19 )
Dia membangun kembali imam – imam Lewi “ untuk melayani di depan tabut Allah – untuk merayakan, berterimakasih, dan memuji Tuhan, Allah orang Israel “ setiap pagi dan sore, dan juga pada hari – hari raya ( 1 Taw 16 : 4; 23 : 25 – 32 )
Seperti yg digambarkan dalam kitab 1 Tawarikh, Daud adalah imam kudus dan raja yang berani dan benar.
Pada kenyataannya, anda harus membaca ke-2 kitab Tawarikh diamping kitab Samuel dan Raja – raja. Semuanya menceritakankisah yang sama dari perspektif yg berbeda. Kitab Tawarikh tidak sederhana, menuliskan kembali keadaan politik dan drama pribadi yg direkam dalam Kitab Samuel dan Raja – raja.
Dimulai dengan Adam, kitab Tawarikh memberikan kita sebuah sejarah liturgi nenek moyang Israel, menunukkan kepada kita bahwa dari sejak semula Allah bermaksud agar umatNya menjadi umat imamat, mempersembahkan pujian dan kurban dan hidup berdasarkan keputusanNya. Kitab Tawarikh menggambarkan Daud sebagai pemimpin yang dinginkan Allah – seorang imam dan raja, pembuat aturan yg benar yang menyusun mazmur, memimpin umat alam memuji Allah, dan sorang guru yg mengajar kebijksanaan Allah. Dalam kerajaan Daud kita diberikan pandangan sekilas tentang dunia yang Allah inginkan – sebuah hubungan yang kudus dan sekuler, dari hukum dan pemujaan, agama dan budaya, gereja dan negara.
c.Covenant abadi.
Allah membuat Covenant terakhir dalam perjanjian lama dengan Daud. Dia berjanji membangun kerajaan Daud menjadi kerajaan yg abadi selamanya, menjanjikan keturunan Daud akan duduk di atas tahta selama – lamanya. Dia juga berjanji akan menghormati keturunan Daud sebagai anak laki-lakiNya.
Tetaplah untuk meluangkan waktu untuk membaca habis sumpah Covenant ini ( 2 Sam 7 : 8 – 16; 1 Taw 17 : 7 – 14 ). Ini merupakan ayat – ayat yg paling penting dalam seluruh alkitab.
Disini Allah berjanji - tema hubungan keputraan yg kudus, pembangunan bait Allah, dan diansti yg tiada akhir – akan didengungkan kembali di dalam seluruh sisa perjanjian lama dan akhirnya mengerucut dalam injil Yesus.
Lihat ke depan ke halaman paling akhir dari kitab suci. Disana anda akan mendengar, Yesus berbicara tentang Covenant ini, dan berkata bahwa diriNya adalah penggenapan dari Covenenat tsb : “ Aku adalah tunas, yaitu keturunan Daud “ (Wah 22 : 16 )
Mengapa kta menamakan ini sebuah “Covenant” sedangkan Allah tidak menggunakan kata tsb ? karena Daud sendiri kemudian akan berkata bahwa disini Allah telah bersumpah sebuah “Covenant abadi” dengan dirinya ( 2 Sam 23 : 5 ). Covenant Daud juga dirayakan dalam mazmur Daud ( Maz 89 : 4 – 29; 132 : 12 ). Mari kita mengumpulkanbeberapa janji – janji dari Covenant ini dan meriviewnya secara berurutan :
1.Tuhan akan membangun sebuah rumah untukmu. “Rumah” berarti keturunan kerajaan, jadi ini berarti bahwa kerajaan Daud akan merupakan sebuah dinasti.
2.Aku akan mengangkat keturunanmu ... dan membuat kerajaannya tetap : anak Daud akan memerintah atas kerajaanNya.
3.Dia akan membangun sebuah rumah untuk namaNya : Anak Daud akan membangun bait Allahuntuk tabut perjanjian
4.Aku akan menjadi Bapa baginya dan ia akan menjadi anak laki-laki Ku : anak Daud akan diadopsi Allah sebagai anakNya sendiri. Ini untuk pertama kali ide keputraan Allah yg kudus diterapkan kepada seseorang. Sementara Allah menghubungkan Israel sebagai anak sulungNYa, tidak pernah sebelumnya seseorang dipanggil sebagai Anak Allah.
5.Jika dia salah, Aku akan mengoreksinya.... dengan hukuman manusia, namun Aku tidak akan menarik kesetiaanKu darinya : Jika anak Daud melanggar hukumNya, Allah akan menghukum namun tidak akan pernahtidak mengakui ia seperti idak mengakui Saul.
6.Rumahmu dan kerajaannya akan bertahan selamanya : Dinasti Daud tidak akan pernah berakhir. Pasti ada keturunan Daud yg akan duduk di atas tahtanya.
d.Covenant yg diingat.
Covenant ini bukan benar – benar penghargaan kepada daud atas pelayanannya yg setia.
Kita harus memahami hal ini sebagai akhir dari garis Covenant bahwa Allah telah membuat Covenant ini dengan umatNya malalui sejarah penyelamatan yg direkam dalam alkitab. Dengan kata lain, ini adalah sebuah Covenant yg dibuat untuk menggenapi Covenant Allah yg dibuat dengan Abraham.
Ingat ! mengapa Allah mebebaskan bangsa Israel dari Mesir ? adalah demi CovenantNya dengan Abraham ( Kel 2 : 24; 6 : 5 )
Allah berjanji untuk menjadikan Abraham sebagai bapa dari sebuah bangsa, dan kemudian menjanjikan bahwa raja – raja akan muncul dari garis keturunannya. Dia berjanji bahwa Dia akan menjadi Allah mereka dan merekan akan menjadi umatNYa sepanjang waktu, dan semua bangsa di dunia akan menemui berkat dari keturunan Abraham ( Kej 17 : 4 – 8; 22 : 15 -19 )
Kepingan Covenant, Covenant yg dibuat Allah dengan Musa di Sinai, kita dapat tandai dengan gambaran sebagai “ tahap awal “ dari rencana Allah untuk menggenapi CovenantNya dengan Abraham ( Kel 33 : 1 ; Bil 32 : 11; Ul 1 :8; 9 : 5; 30 : 20 )
Covenant dengan Daud merupakan Covenant lanjutan yang direncanakan dimana seluruh dunia akan menjadi anak Abraham, putra dan putri yg diberkati dan dikasihi Allah ( 2 Raj 13 : 23; Maz 102 : 45; Yer 33 : 26 )
Perhatikan alasan yg diberikan Allah untuk Covenant dengan Daud. Ini bukan demi untuk Daud namun – seperti yg Allah ulangi 3x – demi “ untuk unatKu Israel “ ( 2 Sam 7 : 8, 10, 11 )
Pengingatan hal ini merupakan bahasa Allah yg digunakan di seluruh kisah pembebasan bangsa Israel dari Mesir ( Kel 3 : 7 – 10; 5 : 1; 6 : 7; 7 : 17; 9 : 1, Im 26 : 12 )
Dengarkan juga dengan seksama tentang doa Daud dalam menjawab sabda / ramalan Tuhan. Ini adalah janjinya terhadap kesetiaan kepada Covenant Allah
Ini dipenuhi dengan gema dan kutipan dari Musa – semua menekankan hal tsb, seperti yg dikatakan Daud : “ Kau membangun untuk diriMu umatMu Israel sebagai milikMU selamanya, dan Kau Tuhan menjadi Allah mereka ( Kel 5 : 11 – 13, 16 – 17; Ul 4 : 7, 34; 7 : 6; 26 : 17; 29 : 12 )
Covenant dengan Daud adalah kelanjutan dari karya penebusandari keluarnya bangsa Israel dari Mesir, pembangunan umat kudusNya Israel – sebuah karya penyelamatan dilakukan dalam penggenapan Covenant Allah kepada Abraham.
Seperti yg Daud katakan : “ Dia tetap mengingat selamanya Covenant yang dibuatNya menikat selama ribuan generasi – yg Dia bangun untuk Yakub, untuk Israel sebagai sebuah Covenant abadi ( 1 Taw 16 : 14 – 18 )
Kerajaan Imam yg pertama diberikan kepada Daud melalui Covenant ini adalah hubungan yg tidak dapat dipisahkan dengan kerajaan keimaman dimana Israel, sebagai keturunan Abraham dan putra sulung Allah yg telah diberikan di Gunung Sinai. Bersama, raja dan bangsa Israel, sekarang membagi panggilan Covenant untuk menjadi sumber berkat bagi seluruh bangsa, menjadi alat dimana kebenaran kekudusan Allah akan didirikan di seluruh bumi.
Covenant dengan Daud mengubah karakter dari Covenant umat Allah dari sebuah negara menjadi sebuah kerajaan internasional, sebuah kekaisaran dunia. Ini tidak hanya secara politik dan sementara, namun spiritual dan abadi. Raja tidak hanya manusia, namun juga Ilahi, seorang putra Allah.
Kita mendengar suara Tuhan bernyanyi dalam Mazmur 132 : “ KebaikanKu adalah utk selamanya ... selamanya Aku akan memastikan anak cucumu dan memdirikan tahtamu untuk semua generasi ... ia akan berkata tentangKu ‘Kau adalah Bapaku, Allahku, gunung batuku, penyelamatku’ dan Aku akan menjadikan ia sebagai anak sulungku, raja tertinggi di atas bumi ( Maz 132 : 4 – 5; 27 – 28 )
V. Memasuki masa kerajaan.
a. Bentuk kerajaan di bawah Salomo.
Covenant Daud adalah peristiwa puncak dalam sejarah penyelamatan perjanjian lama. Tentu saja, penggenapan dari rencana Allah menanti kedatangan Yesus dan pendirian kerajaan Allah, Gereja Katolik.
Namun kita dapat melacak dalam kerajaan Daud, terutama dalam bentuknya di bawah pemerintahan anak Daud, raja Salomo, kualitas dan karakter yang dimaksud Allah untuk keluargaNya di atas bumi – sebuah tujuan yg akhirnya hanya diwujudkan dalam Gereja Katolik.
Kerajaan Salomo adalah sebuah kerajaan yg diatur atas ketetapan putra Tuhan ( Maz 2 :7 ), yang merupakan imam dan raja ( Maz 110 : 1,4 ). Disebelah kanan raja adalah ibuNya, sang ratu, yg menjadi penengah antara umat dengan raja dan seorang penasihat terpercaya raja ( 1 Raja 2 : 19 – 20, Ams 31 )
Sekarang persoalan - persoalan kerajaan dijalankan oleh seorang perdana menteri, secara bervariasi disebut kepala istana, inspektur istana. “ Dia dianggap sebagai bapa bagi penduduk “ dari kerajaan ( 1 Raj 16 : 9; 18 : 3; 2 Raj 15 : 5; 18 : 18, 37; 19 : 2; Yes 22 : 22 )
Kerajaan Daud adalah sebuah kekaisaran internasional, sebuah kerajaan dunia, merentang sampai keujung bumi, dan memeluk semua bangsa dan umat ( Maz 2 : 8; 72 : 8, 11 )
Dalam sebuah gema janji Allah kepada Abraham dan keturunannya, teks kitab suci menceritakan kepada kita melalui raja dan kerajaan Daud seluruh suku bangsa di atas bumi akan diberkati, seluruh bangsa ( Maz 72 :17 )
Kerajaan dengan ibu kota di Zion, Yerusalem, akan menjadi ibu bagi segala bangsa, “ seorang demi seorang dilahirkan di dalamnya “ ( Maz 87 : 5 ), menjadikan putra dan putri Allah dalam sebuah keluarga dunia.
Ini adalah sebuah kerajaan yg diatur, bukan oleh kekuatan militer, namun melalui liturgi dan doa, kebijaksanaan dan hukum. Liturgi dan penyembahan oleh kerajaan dibentuk melalui kehadiran abadi Allah dalam tabut perjanjian dalam bait Allah di Yerusalem.
Salomo membangun bait Allah di atas gunung Moria ( 2 Taw 3 : 1 ). Ingat ! gunung Moria adalah tempat dimana Abraham dikirim untuk mempersembahkan putranya terkasih, Ishak ( Kej 22 : 2 ). Hal ini sangat menarik hanya ada 2 tempat dalam kitab suci dimana Moria disebut, dan Kalvari, tempat dimana Yesus disalibkan, adalah satu bukit dalam daerah Moria.
Bait Allah di puncak gunung kudus Sion, adalah tempat tinggal .... Allah semesta alam ( Maz 84 : 2, 8; 1 Raj 8 : 27 – 30 ). Dalam tempat suciNya surga dan bumi bertemu ( Maz 78 : 68 – 69 ).
Featur lain dari kerajaan adalah “ keimaman abadi “ yg Allah janjikan kepada Pineas, cucu Harun. Salomo membangun kembali hal ini dengan menjadikan Zadok sebagai Imam agung dan anaknya sebagai staff tempat kudus dan staff dari kehadiran Allah ( 1 Raj 2 : 35 )
Bait Allah lebih dari pada tempat suci untuk umat pilihan Allah, Israel. Bait Allah menjadi sebuah rumah doa untuk seluruh bangsa. Ini adalah tujuan doa Salomo – bahwa semua umat di bumi akan mendengar namaMU, takut akan namaMu seperti umatMu Israel. ( 1 Raj 8 : 41 – 43 )
Bentuk baru dari karakter pemujaan bait Salomo dan kerajaan Daud.
Doa dalam kerajaan menjadi sebuh pertemuan pribadi dengan Allah yg hidup : “ Supaya aku dituntun dan dibawa ke gunungMu yg kudus dan ke tempat kediamanMu. Maka aku dapat pergi ke mezbah Allah .... bersyukur kepadaMu .... aku bersyukur lagi kepadaNya, penolongku dan AllahKu “ ( Maz 43 : 3 - 5 )
Liturgi Musa dan Sinai meminta hewan kurban untuk dosa umat. Dalam liturgi Sion, umat membawa “kurban syukur” yg dalam bahasa ibrani dikenal sebagai todah, diterjemahkan dalam bahasa Yunani sebagai Ekaristi. (1 Taw 16 : 4,7 – 37 )
Paskah, pesta yg bercirikan liturgi Sinai, diingat sebgai Karya penyelamatan Allah dalam exodus. Todah juga sebuah perayaan peringatan, sering melibatkan penawaran roti tidak beragi dan anggur. Ini adalah doa dimana orang beriman meminta karya Allah yg menyelamatkan, bersyukur untuk penyelamatan Allah, dan bersumpah pada dirinya untuk meningkatkan hidupnya dan pengurbanan diri.
Gema Todah dapat didengar di seluruh kitab Maznur, doa-doa kerajaan dan nyanyian kerajaan Daud. Sebagai contoh, dalam Maz 116 : “ Ya, Engkau telah meluputkan aku dari pada maut ... aku akan mempersembahkan korban syukur kepada-Mu .... akan membayar nazarku kepada Tuhan ...” ( Maz 116 : 8, 17 – 18; 50 : 13 – 15; 40 : 1 – 12; 51 : 17 )
Dalam kurban syukur kerajaan Daud kita melihat dimensi kebenaran dari pemujaan – cara yg diinginkan Allah kepada manusia untuk melayaniNya sejak awal. Bukan dalam kehinaan dan perbudakan, bukan dengan darah hewan, namun dengan seluruh hati mereka, seluruh hidup mereka sebagai sebuah kurban pujian dan syukur, seluruh hidup mereka diberikan kepada kehendak dan hati Allah :
“ Sebab Engkau tidak berkenan kepada kurban sembelihan; sekiranya kupersembahkan kurban bakaran, Engkau tiidak menyukai-Nya. Kurbanku hati yang patah dan remuk tidak akan Kau pandang hina ya Tuhan “ ( Maz 51 : 18 – 19 )
“ Engkau tidak berkenan kepada kurban sembelihan dan kurban sajian, tetapi Engkau telah membuka telingaku ... kurban bakaran dan kurban penghapusan dosa tidak engkau tuntut ... aku suka melakukan kehendak-Mu, ya Allah-Ku; Taurat-Mu ada dalam dadaku !” ( Maz 40 : 7 – 9 )
b. Mazmur – mazmur dan kebijaksanaan.
Lihat spirit dari penawaran diri dan syukur seperti yg anda baca dari Kitab Mazmur.
Secara tradisional dihubungkan dengan Daud, banyak mazmur yang secara pasti dibuat Daud. Semuanya mencerminkan hatinya seperti yg kita lihat, mencerminkan hati milik Tuhan ( 1 Sam 13 : 14 )
Didoakan setiap hari, bahkan setiap jam, mazmur bertujuan untuk memberikan kepada Covenant Allah – manusia sebuah hati baru – yaitu hati Daud, yaitu hati Allah.
Mazmur mengajarkan putra – putri kerajaan Allah bagaimana caranya berdoa – bagaimana caranya memuji, bersyukur, memohon, dan janji kesetiaan kepada Bapa mereka. Mazmur mengajarka umat Allah sejarah penyelamatan mereka dan kesetiaan Allah kepada rencana Covenant-Nya ( Maz 78; 105 -106; 135 – 136 )
Hal yg mendasari semua jenis mazmur adalah keinginan Allah menanamkan rasa cinta kepada jalan-Nya dan hukum-Nya dalam hati anak – anak-Nya : “ Kamu memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; dihadapan-Mu ada suka cita berlimpah – limpah “ ( Maz 16 :11 )
Mazmur mengajar umat Allah untuk mencari kebijaksanaan-Nya dalam taurat-Nya ( Maz 37 : 31; 90 : 12 ). Dalam hal ini mazmur sangat teliti dengan warisan spiritual luar biasa dari kerajaan Daud – literatur kebijaksaan alkitabiah.
Mazmur – mazmur dihubungkan dengan Daud, Kitab – kitab kebijaksanaan – kitab2 Ayub, Amsal, surat – surat dalam perjanjian lama, Kidung Salomo, Kebijakan Salomo dan Sirakh – dihubungkan dengan Salomo, yg secara tradisi sebagai pengarang 4 dari buku2 tsb.
Kebijakan salomo adalah sebuah pemberian kudus ( 1 Taw 1 : 7 – 12 ) dan reputasinya sebagai seorang yg bijak digambarkan ratu Sheba dan “ seluruh raja di bumi “ untuk memperoleh hikmatnya dan memberikan upeti ( 1 Raj 10 : 1 – 13, 24 – 25 )
Berpikir tentang kitab2 kebijakan sebagai rekaman tentang keramahan dan kebaikan Salomo yg diceritakan ratu dan raja dari berbagai bangsa.
Melihat tempat buku2 tsb dalam alkitab, kitab2 kebijakan berfungsi sebagai semacam instruksi kebapaan – Allah Bapa, melalui raja, anak-Nya yang kudus, mengajarkan keluarga dunia-Nya bagaimana cara hidup. Hal ini tampak jelas dalam Amsal, yg dihadirkan sebagai nasihat seorang ayah kepada anaknya ( Kecuali Amsal 31 yg berisi pengajaran seorang ratu kepada anaknya, seorang raja )
Seperti yg anda baca literatur kebijaksanaan, dimengerti seperti mazmur, buku2 ini adalah desain untuk instruksi dan membentuk anak – anak Allah dari keluarga Allah di dunia.
Ini adalah arti dari bagian aneh dalam doa Daud tentang rasa syukur untuk Covenant-Nya – “ telah memperlihatkan kepadaku serentetan manusia yang akan datang ... ( 2 sam 7 : 19 ). Ungkapan ini secara harafiah dalam bahasa ibrani adalah “ torah adam “, hukum untuk umat manusia “ Kebijaksanaan ini adalah – Hukum Tuhan, diberikan melalui raja-Nya, untuk seluruh manusia.
Kerajaan Daud dibangun untuk menjadi universal, seluruh dunia, kerajaan abadi. Literatur kebijaksanaan bertujuan untuk membawa efek pembentukan moral dan spiritual dari kerajaan ini.Ini adalah piagam untuk keluarga baru manusia yg Allah ingin ciptakan melalui Covenantnya dengan Daud.
Kitab2 kebijaksanaan bertujuan untuk mengatur manusia seperti Ayub, seorang non Yahudi yg benarf, yg dalam penderitaan yg luar biasa, mencari pengetahuan keselamatan dan penebusan : “ hikmat itu, darimanakah datangnya, atau akal budi dimanakah tempatnya “ ia menangis
Dia akhirnya sampai pada jawaban “ takut aakan Tuhan adalah hikmat “ ( Ayub 28 : 20, 23 : 28 ).
Ini adalah refren yg akan anda dengar di bawah semua nasihat praktis yg ditemukan dalam kitab2 ini “ Awal kebijaksanaan adalah takut akan Tuhan “ ( Ams 9 : 10 )
Tentu saja “ takut akan Tuhan “ tidak berarti gemetar ketakutan di depan Tuhan. Itu berarti hormat, dan terpesona, cinta dan kepercayaan seorang anak kecil. “ Semua kebijaksanaan adalah takut akan Tuhan, kebijaksanaan yg sempurna adalah menepati hukum ( Sir 19 : 17 )
Taurat diberikan kepada Musa terlihat dalam literatur kbijaksanaan sebagai pantulan sempurna dari kebijakan Ilahi. Pada saatnya, bahkan anda akan melihat kebijaksanaan digambarkan sebagai pribadi ilahi - sebuah komunikasi dari Allah, yang “ menciptakannya .... seterusnya melimpahinya atas semua karya-Nya ( Sir 1 : 7 – 8; Ams 8 )
VI. Dua bangsa di bawah Allah
a. Pembagian utara - selatan
Kerajaan terpecah setelah Salomo. Sebenarnya, raja yg bijaksana sendiri telah menabur benih dari perpecahan.
Selalu ada sisi gelap dalam kebijaksaan Salomo – nafsu ketidakpernah puasannya akan harta, kekuasaan, dan wanita.
Dia mengenakan pajak terlalu besar kepada suku – suku Israel untuk membiayai proyek – proyek gedung yg besar dan membangun kekuatan militer yg sangat besar ( 1 Raj 9; 12 : 3 ). Dia mengambil luar biasa 666 talenta emas setiap tahun ( 1 Raj 10 : 14 ). Hal yg menarik untuk mencatat bahwa angka 666 adalah angka dari setan yg buas dalam kitab Wahyu, yg ditambahkan “ yg penting adalah hikmat , barang siapa bijaksana baiklah ia menghitung ( Wah 13 : 17 – 18 )
Seperti bapanya, Daud, Salomo juga lemah terhadap wanita. Ingat Salomo dilahirkan oleh Batsyeba, yang diambil istri oleh Daud setelah berzinah dengannya dan kemudian membunuh suaminya untuk menutupi dosanya ( 2 Sam 11 – 12 : 25 )
Nafsu birahi Salomo jauh lebih besar dari bapanya, meskipun hukum Allah melarang pernikahan dengan orang non israel, “ raja salomo banyak mencintai wanita asing “ – ia mempunyai 700 istri dan 300 gundik. Dan kitab suci menambahkan “ istrinya telah membelokkan hatinya ... ke dewa asing “ ( 1 Raj 11 : 1 – 3 ).
Pada saat Salomo meninggal, puteranya Rehabeam menolak permohonan para suku untuk mengurangi beban pajak mereka. Mereka memberontak. Sepuluh dari 12 suku dipimpin Yerobeam, memisahkan diri dan mendirikan kerajaan utara, meninggalkan Rehabeam yg memerintah 2 suku yg kecil yaitu, Yudea dan Benyamin di selatan.
Perpecahan kerajaan Daud adalah sesuatu fakta yg krusial yg harus tetap anda ingat pada saat anda membaca sisa alkitab, terutama kitab para nabi.
Dari titik ini, pada saat anda membaca tentang Israel berarti kerajaan utara – 10 suku yg melepaskan diri di bawah pimpinan Yerobeam. Kadang2 israel atau kerajaan utara akan menunjuk sebagai Efraim atau Samaria atau Yusuf.
Dan pada saat anda membaca Yehuda atau Benyamin atau “rumah Daud” berarti kerajaan selatan – 2 suku yg melanjutkan pemujaan di Yerusalem.
Anda juga akan membaca ungkapan “seluruh israel” terutama dalam Tawarikh ( 1 Raj 12 : 1; 1 Taw 13 : 6,8; 15 : 3; 2 Taw 12 : 1; 18 : 16 ). Ini menunjuk kerajaan seperti yg dibangun dan dimaksud Allah – sebelum pemecahan dibawah Rehabeam – kerajaan Daud yg Allah janjikan, suatu hari akan Allah pulihkan.
Jadi, kitab suci menceritakan kepada kita, “ Demikianlah mulanya orang israel memberontak terhadap keluarga Daud sampai hari ini “ ( 2 Taw 10 : 19; 1 Raj 12 : 19 )
Itu berarti melalui skisma Yerobeam 10 suku dari kerajaan utara telah memisahkan diri mereka dari Covenant Allah dengan Daud – Covenant sepanjang waktu bahwa anak Daud menjadi raja seluruh israel, dan seluruh israel melakukan pemujaan di pusat tempat kudus dalam Yerusalem.
Covenant dengan Daud tidak dibenarkan oleh sikap Salomo yang menyakitkan hati dan kejam. Covenant Allah tidak pernah bertujuan untuk meletakkan kerajaan Daud di atas Taurat Musa.
Daud sendiri menjelaskan hal ini kepada Salomo ( 1 Raj 2 : 2 – 4, 8 : 25; 9 : 4 – 5; Maz 132 : 12 ) . Allah berjanji tidak akan memberikan cek kosong. Jika salomo atau raja kerajaan Daud berbuat jahat, hukuman Allah akan dijatuhkan – meskipun kerajaannya tidak akan dihapuskan ( 2 Sam 7 : 15 – 16 )
Allah selalu menepati janji-Nya, Allah menghukum dosa Salomo dengan mengijinkan pemberontakan Yerobeam ( 1 Raj 11 : 31 – 39 ).
Suku – suku di utara segera menjadi murtad, Yerobeam membangun mezbah untuk dewa kafir di bethel dan Dan. Ia bahkan melakukan kembali dosa besar dari skandal anak sapi emas ( 1 Raj 12 : 28 – 29; Kel 32 : 4 )
b. Nabi – nabi yang diangkat.
Sayang, penyembahan berhala Yerobeam, merupakan pola sepanjang sisa kitab raja-raja dan Tawarikh. Tidak perlu kuatir jika anda tidak mengikuti suksesi dari raja – raja dalam sisan kitab suci. Cobalah untuk tetap fokus pada pola jatuh ke dalam dosa, hukuman, dan bangkit.
Perhatikan bahwa Daud adalah barometer untuk setiap raja ( 2 Raj 16 : 2; 22 : 2 )
Berilah perhatian, terutama, bagaimana Allah tetap mencoba untuk menjadi “Bapa” bagi keluarga-Nya meskipun mereka lemah, tidak setia dan kacau.
Periode dari kerajaan yg terbagi adalah pada saat Allah mulai mengangkat para nabi untuk menyampaikan sabda-ya kepada umat-Nya, mengutuk pelanggaan mereka terhadap Covenant, menyerukan kepada mereka agar menyesal, dan kembali kepada Allah, Para nabi sering juga memegang peranan penting dalam menguatkan sisa harapan yg kecil untuk tetap beriman.
Demikian kita melihat nabi Elia yg menjalankan kenabian di kerajan utara, berbicara melawan raja Ahab yg jahat dan istrinya Izebel, penyembah berhala,drama yg menarik hati ditunjukkan dengan nabi- nabi dewa Baal ( 1 Raj 17 – 2 Raj 1 : 16 ). Karya Elia diteruskan oleh nabi Elisa (2 Raj 2 – 13 )
Di pertengahan abad ke-8, sekitar pemerintahan raja Yerobeam 2 ( 2 Raj 14 : 23 – 29 ), nabi Hosea mengutuk “ anak sapi samaria “, dan memandang hina prostitusidi kuli – kuil dan kebiadaban lain dari pemujaan dewa Baal ( Hos 4 : 14; 8 : 4 – 6; 10 : 5 – 6 ; 13 : 1 – 2 ).
Nabi Amos juga, mengutuk ketidaksetiaan, dan ketidakadilan ekonomi di kerajaan utara dan uga dosa- dosa bangsa ( Amos 1 : 3 – 2 : 3 )
Amos mengingatkan kita meskipun Israel dan Yehuda sekarang tampaknya menjauh dari Allah, Namun Allah menginginkan untuk menggenapi rencana kebapaan-Nya untuk seluruh keluarga yg Kubawa dari tanah Mesir ( Amos 3 : 1 )
Kerajaan utara dihancurkan pd th 772 SM, dilindas oleh keganasan Asyur. Sebuah dokumen Asyur mengambakan pd masa itu terjadi deportasi sebanyak 30000 orang Israel.
Kitab Suci menceritakan kepada kita, mengapa semua itu terjadi ? “ Hal itu diakibatkan oleh dosa bangsa Israel melawan Tuhan Allah mereka .... karena mereka memuliakan dewa-dewa lain.... dan mereka menolak Covenant yang dibuat Allah dengan nenek moyang mereka ( 2 Raj 17 “ 7 – 18 )
c. Raja – raja yg baik dan raja – raja yg buruk.
Sementara Israel jatuh, kerajaan selatan, Yudea menikmati masa damai dan religius, setia yg singkatdi bawah raja yg baik, Hizkia, yg dipimpin nabi Yesaya dankotbah yg berapi=api dari nabi Mikha ( Yer 26 : 17 - 19 ) .
Namun ke-2 nabi melihat kemerosotan moral dan religius di kerajaan utara menyebar ke selatan. Pada saat Asyur menyerang Yehuda pada th 701 SM, Yesaya melihat bangsa Asyur sebagai alat Allah – “ tongkat amaahku terhadap bangsa yg murtad “ ( Yes 10 : 5 – 6 )
Sebenarnya peristiwa buruk juga terjadi di Yehuda seperti di Israel, putra Hizkia, Manasye, membangun mezbah untuk Baal di bait Allah, “mempersembakan anaknya sebagai korban dalam api” dan mencurahkan “darah orang yg tidak bersalah sedemikian banyaknya hinga dipenuhinya Yerusalem dari ujung ke ujung” ( 2 Raj 21 : 1 – 9, 16; 2 Raj 16 : 3; 17 : 17 )
Oleh karena dosa Manasye, Allah berjanji untuk “ membawa malapetaka atas Yerusalem dan Yehuda, sehinga setiap orang yg mendengarnya akan bising ke-2 telinganya “ ( 2 Raj 12 : 15 )
Sekitar masa itu, nabi Zepanya memperingatkan “ Hari Tuhan”,sebuah hukuman untuk kejahatan dan kebiasaan kafir yg terjadi di Yehuda ( Zep 1 : 4 – 6, 14 )
Namun ini membutuhkan 1 generasi sebelum semuanya terjadi.
Di bawah pemerintahan raja Yosia yg baik, “ kitab taurat “ telah ditemukan di dalam bait Allah (2 Raj 22 : 8) Membaca kisahnya – sejauh umat telah jatuh, ini dikarenakan karena mereka telah melupakan bahwa hukum taurat telah diberikan kepada nenek moyang mereka.
Yosia membanun kembali dan umatnya bersumpah untuk hidup dengan aturan Covenant. Dia membersihkan bait Allah dari pemjaan prostitusi dan hal – hal lain yg sangat dibenci. Akhirnya ia memerintahkan perayaan paskah secara luar biasa, ini adalah pertama kalinya pesta dirayakan sejak jaman para hakim ( 2 Raj 23 ).
Dalam semuanya ini, Yosia memperoleh dukungan dari salah satu nabi Allah yg besar, Yeremia ( Yer 1 : 1 – 6 : 30 )
Melihat semua yg telah terjadi di Yehuda, nabi Nahum meramalkan penghancuran dari musuh Yehuda yg menakutkan, bangsa Asyur yg biadab, dan persoalan ramalan ini : “ rayakanlah hari rayamu, hai Yehuda, bayarlah nazarmu ! sebab tidak akan datang lagi, orang dursila menyerang engkau “ ( Nah 1 : 15 )
Namun Yeremia merekamnya dalam detail yg lebih hidup, pembangunan kembali oleh Yosia hanya sebentar, anak Yosia, Yoyakim melakukan kejahatan di mata Tuhan – tepat seperti yg dilakukan oleh nenek moyangnya ( 2 Raj 23 : 37 ). Bentuk spiritual Yehuda di bawah pemerintahan Yoyakim di dokumentasikan dengan baik oleh Yeremia( Yer 7 – 20 )
e.Penghukuman oleh Babilonia.
Pada tahun 597, raja babilon, Nebukadnezar melindas Yerusalem, melaksanakan eksekusi penghakiman Allah atas Yehuda sebagai akibat dari dosa Manasye ( 2 Raj 24 : 3 – 4 ).
Sebelum invasi, nabi Habakuk telah meramalkan bahwa bangsa Babilon akan diangkat oleh Alah untuk menghukum Yerusalem “ Hab 1 : 6; 3 : 1 – 4 )
Setelah 10 th pendudukan oleh Babilon, raja Yehuda, Zedekia mencoba memberontak. Bangsa Babion menjawabnya dengan brutal – menghancurkan kota, bait Allah, diramalkan tidak akan dapat ditemukan kembali, dan mengirim ribuan orang ke pembuangan ( 2 Raj 24 – 25; Yer 52 )
Semua ini juga direkam Yeremia ( Yer 34 ). Sebuah legenda pemeliharan dalam kitab suci adalah nabi Yeremia menyembunyikan tabut perjanjian agar tidak dinodai bangsa Babilon, diramalkan tidak akan ditemukan lagi “ sampai Allah mengumpulkan kembali umat-Nya serta mengasihaninya lagi “ ( 2 Makabe 2 : 4 – 8 )
Dalam kesedihan dan keputusasaan, penghancuran Yerusalem dan juga disumbangkepedihan saksi mata dalam ratapan, sebuah buku yg dianggap berasal dari Nabi Yeremia.
Di antara penduduk Yerusalem terdapat, Nabi Yehezkiel dan Barukh, yg terakhir ini merupkan sekretaris Yeremia, Barukh memberi kekuatan selama pembuangan, dan menjanjikan akhir dari pembuangan dan pembangunan kembali Yerusalem. ( Bar 4 : 30 – 5 : 9 )
Yehezkiel juga memberikan penghiburan pada masa penderitaan, menjanjikan penyelamatan di masa depan bagi Israel – janji2 kenabianakan kita lihat lebih detail di bawah ini.
e.Tulisan – tulisan selama masa pembuangan.
Meskipun ramalan Daniel telah ditulis hampir 350 th kemudian, kisah ini menceritakan selama menjadi tawanan Babilon.
Daniel hidup di Babilon dan ia seorang peramal untuk raja Nebukadnezar dan raja-raja berikutnya. Bagian dari Kitab Daniel ( Dan 1 – 6 ) mirip dengan 3 buku di antara buku-buku sejarah kitab suci - Tobit, Yudit, Ester.
Dalam kanon, buku2 ini menjadi buku meditasi tentang bagaimana iman dan identitas religius bangsa Israel dipelihara di luar tanah perjanjian.- dalam pembuangan, dimasa penderitaan yg tidak seharusnya, dihadapan penyiksaan. Dalam masing2 buku ini, perhatkan bagaimana orang Israel biasa – seorang janda, seorang pria buta dan anaknya, seorang pengantin wanita muda yg perawan – menjadi pahlawan, memelihara iman yg hidup, dan menyelamatkan umat.
Sebagai contoh, Tobit seorang di antara kerajaan utara tinggal di niniwe pada th 721, menunjukkan bagaimana sebuah keluarga Israel melindungi dan mengasuh iman.
Bagian penutup dari hymne pujian Tobit yg panjang, menjanjikan bahwa Allah adalah “ Bapa dan Allah selamanya”, meskipun Dia telah memberikan pembungan yg menakutkan karena perbuatan salah mereka, dalam pengampunan-Nya Dia akan membangun kembali mereka diantara bangsa-bangsa dimana mereka telah berpencar. ( Tob 13 : 4 – 5 )
VII. Setelah pembuangan.
a.Perbaikan dan pembangunan kembali.
Ramalan Yeremia akan berlangsung paling sedikit selama 70 th ( Yer 25 : 12; 29 : 10 )Hal ini sebenarnya hanya kurang sedikit dari setengah masa tsb. Pada th 538 SM Babilon dikalahkan oleh bangsa Persia y dipimpin raja Koresy.
Koresy megumumkan bahwa umat Allah diijinkan kembali ke Yerusalem dan bahkan memberi dana untuk membangun kembali Bait Allah yg dihancurkan Nebukadnezar. ( Ezr 1 : 2 – 4;6 : 3 – 5 ; Yes 44 : 24, 28; 45:1 – 3, 13 )
Sisa umat Allah yg kembali ke Yerusalem tidak perlu yg paling saleh dan umat yg takut akan Allah. Nabi Maleakhi memberi kita jendela yg unik tentang bentuk spiritual setelah kembali dari pembuangan – mengutuk kecurangan dari para imam dan kekurangan moral dari umat biasa.
Seluruh kisah kembalinya Yehuda dan perbaikan kembali Yerusalem diceritakan dalam kitab Ezra dan Nehemia. Jika kamu ingin merekontruksi kembali sejarah pada periode ini , bacalah kitab – kitab ini dalam urutan Ezra 1 – 6 ; Nehemia 1 – 7 , 11 – 13; Ezra 2 – 10; Nehemia 8 – 10.
Perintah utama adalah membangun kembali Bait Allah, yg kadang2 lebih dianggap sebagai Bait Allah kedua, karena yang pertama dibangun Salomo. Pembangunan kembali Bait Allah didorong oleh 2 nabi pada masa restorasi yaitu Hagai dan Zakaria ( Ezra 5 : 1 – 2; Hag 2 : 1 – 9; Zak 1 : 16 )
Pada saat pembangunan selesai, Ezra memimpin umat memperbaharui Covenant dgn hikmat (Neh 8 – 10). Upacara termasuk doa yg panjang oleh Ezra yg menguraikan kembali sejarah perjanjian cinta Allah dan rencana penyelamatan-Nya, dimulai dari penciptaan dunia ( Ezr 9 : 6 – 10 : 1 )
Doa Ezra memberikan kita ringkasan yg teliti dari pesan sejarah alkitabiah – “ Karena kasih sayang-Mu yg besar, Engkau tidak membinasakan mereka sama sekali, dan tidak meninggalkan mereka, karena Engkaulah Allah yg pengasih dan penyayang..... Sekarang ya Allah kami, Allah yang maha besar, kuat, dan dasyat yang berpegang pada perjanjian .... dalam segala hal yg menimpa kami; karena Engkau berlaku setia dan kamilah g berbuat fasik ( Neh 9 : 31 – 33 )
Ini adalah masa tentang pembaharuan kebanggaan nasional dan optimisme di Yehuda. Nabi Obaja dan Yoel meramalkan pengagungan Sion dan penghakiman atas bangsa2 ( Obaja 15 dan Yoel 1 : 15 ). Nabi Yunus berkhotbah pertobatan yg tidak terpikirkan Niniwe ibu kota dari Israel yg ditakuti lawan.
b.Peniksaan dan pemberontakan.
Kekaisaran Persia yg relatif baik telah dijatuhkan pada tahun 331 SM oleh bangsa Yunani dipimpin Filipus dari Macedonia dan putra-Nya Aleksander agung.
Tanah suci kembali dikontrol oleh sederetan permusuhan raja2 asing. Sejarah masa ini dekat dengan akhir perjanjian lama kurang lebih 100 th sebelum kedatangan Kristus, dan diceritakan melalui 2 kitab Makabe.
Kitab Makabe seperti kitab2 lain dalam alkitab, bertujuan untuk memberikan intrepretasi religius tentang sejarah masa tsb.
Pesannya seperti yg telah kita kenal – bagaimana Allah menggunakan raja – raja asing untuk memberikan hukuman kepada Israel atas kejahatan mereka terhadap taurat, dan bagaimana Israel diselamatkan dengan kembali kepada iman terhadap Covenant nenek moyang mereka. ( 2 Mak 6 : 12; 7 :32 – 38 ; 1 Mak 2 : 20, 27, 50; 4 : 10 )
Raja Yunani yg paling tekenal karena hal – hal yg negatif pada masa ini adalah Anthiokus IV yg naik tahta pada th 175 SM Dia menyebut dirinya “ Epiphani “ yg secara harafiah berarti “ penampakan Allah “
Anthiokus mulai menyiksa bangsa Yahudi dengan kejam dalam bentuk penyamaran ekumenisme yg salah – yg ingin menghilangkan perbedaan religius diantara rakyat kerajaan, mencoba membuat semuanya menjadi “ satu bangsa, setiap orang meninggalkan budaya asalnya “
Anthiokus menodai bait Allah - dengan memperuntukan bait Allah kepada dewa Yunani Zeus dan membawa prostitusi untuk merayakan upacara kesuburan. Dia membakar salinan hukum Taurat yg dapat ia temukan, melarang bangsa Israel melaksanakan hari sabat, dan memaksa mereka makan dan mengurbankan babi dan binatang – binatang lain yg haram, dan memaksa mereka untuk menghentikan menunjukkan pacara Covenant - penyunatan anak – anak laki – laki yg baru lahir. Hukuman untuk kejahatan terhadap Anthiokus adalah siksaan dan kematian (1 Mak1:41–50,57,61 – 62; 2 Mak 7 : 1 – 11 )
Dalam menghadapi kekerasan dan penyiksaan, banyak orang Israel meninggalkan Covenant dan upacara – upacara hukum Taurat. Namun cukup banyak pula yg menolak untuk meninggalkan Allah, lebih memilih “ Mati dari pada ... menodai Covenant suci “ ( 1 Mak 1 : 11, 14 – 15, 52 )
Sungguh, kita melihat dalam kitab Makabe permulaan dari definisi yg baru dari Israel – tidak menurut identitas etnik atau kesukuan, namun berdasarkan kesetiaan kepada Covenant “ Israel dipaksa sembunyi ditempat – tempat perlindungan yg mreke temukan ( 1 Mak 1 : 53; Rom 9 : 6 – 8 )
Tidak semua orang yg berasal dari Israel adalah orang Israel, Israel sekarang adalah mereka yg memelihara iman – bahkan jika harus mati karena Iman. Kisah kesahidan Eleazar, 99 th, dan seorang ibu yg dipaksa untuk menyaksikan 7 anak laki-lakinya disiksa sebelum dirinya sendiri juga dieksekusi karena menolak makan daging babi ( 2 Mak 6 : 18 – 7 : 42 )
c.Masa Hasmonean.
Bangsa Israel dipimpin oleh Yudas Makabe, putra seorang imam yg tua, melakukan serangkaian pemberontakan dan pertempuran melawan Anthiokus dan kemudian merebut kekuasaan.
Yudas merupakan seorang pejuang tangguh dan seorang yg saleh. Dia mebersihkan bait Allah dan mengajarkan bangsa Israel berdoa untuk jiwa-jiwa yg telah meninggal, dan berharap kepada kebangkitan dari kematian ( 2 Mak 10 : 1 – 8; 12 : 38 – 46 )
Dipimpin oleh Yudas dan saudara laki-lakinya – melawan segala rintangan untuk mengusir seluruh orang asing dari Yerusalem.
Dimulai dengan imam tinggi Yohanes Hycarnus ( 1 Mak 16 ), Israel memasuki masa sekitar 100 th kemerdekaan di bawah kepemimpinan para imam.
Periode ini dikenal masa dinasti Hasmonean, nama besar untuk kakek Yudas Makabe. Selama periode ini kita melihat kelahiran kaum Farisi dan Saduki, sekte dalam bangsa Israel yg akan menjadi figur terkemuka dalam injil.
Di bawah dinasti Hasmonean, nampaknya, pendoa yg memulai sejarah keluaga Makabe – “ semoga Allah memberkati kamu dan ingat akan perjanjian-Nya dengan Abraham, Ishak, dan Yakub “ telah dijawab ( 2 Mak 1 : 2 ). Namun ada sebuah masalah – sebenarnya sejumlah masalah – dengan dinasti hasmonean.
Sangat genting : Apa yang terjadi terhadap Janji Allah kepada Daud ? Apakah Allah memberi Daud sebuah tahta abadi tau tidak ?
Tidak lama sebelum Yerusalem jatuh, Nabi Yeremia telah menegaskan kembali bahwa Covenant Allah dengan Daud adalah abadi : hal ini tidak dapat diputuskan.
Bahkan Nabi Yeremia mengatakan bahwa keturunan Daud akan melebihi bintang2 dilangit dan pasir di pantai, gema lain janji Allah kepada Abraham ( Yer 33 : 14 – 23, 26; Kej 22 : 17 )
Namun ramalan tsb sudah mendekati setengah milenium lamanya sampai masa Hasmonean. Imam2 hasmonean bukan raja dan mereka bukan keturunan Daud atau bahkan suku Yehuda. Bahkan merekan bukan keturunan Harun yg berdasarkan Taurat Musa diminta sebagai Imam.
Segera, orang nampak merasa ada masalah. Mereka setuju hidup seperti imam, aturan theokratis “ sampai seorang nabi yg benar datang “
Namun engan berjalannya waktu, Hasmonean berusaha untuk konsolidasi dan melegitimasi kekuasaan mereka, pengharapan terkenal terhadap munculnya nabi baru semakin berkurang.
Masih, dalam masa tsb jumlah orang yg mencari teks kitab suci semakinbertambah, mengingat kembali tulisan – tulisan para nabi – banyak janji penuh kekuatan yg telah mereka dapat terasa baru sebagian digenapi.
Pencarian mereka semakin intensif setelah invasi Pompey pada th 63 SM dan mengklaim bahwa tanah suci merupakan bagian dari kekaisaran Roma – kejadian2 sejarah yg tidak terekam dalam alkitab. Disana terdapat seuntaian pengharapan kenabian pada masa antara perjanjian lama denan perjanjian baru, semua ini tercermin dalam debat-debat di Injil tentang apakah Yesus itu sang Mesias ?
Banyak yg melihat ke depan kepada penggenapan dari ramalan kuno nabi Musa – bahwa Allah akan mengangkat seorang Nabi seperi dirinya ( Ul 18 : 15 : 19 ). Namun interpretasi ramalan ini dan yg lainnya selalu merujuk kepada janji Allah kepada Daud.
Demiian masa perjanjian baru dimulai, umat menantikan Allah mengangkat seorang putra Daud dan membangun kembali kerajaan Daud ( Yoh 1 : 21; 7 : 42 )
d.Penghiburan bagi Israel.
Umat sedang menantikan janji2 para nabi. Mereka telah mengajarkan bangsa Israel untuk berharap seoran “Daud baru” yg akan menjadi penyelamat mereka, “Mesias” mereka – “seorang yg diurapi” seperti yang terjadi pada Daud dengan minyak dan “Roh Kudus” ( 1 Sam 16 : 13)
Sebagai contoh, Yesaya, meramalkan kedatangan seorang putra Daud, seorang anak dilahirkan dari garis keturunan Daud, yg akan mengumpulkan kembali umat Allah yg tersebar ke dalam sebuah kerajaan baru yg akan memerintah dunia dari Sion, dengan Hukum Allah ( Yes 2 : 2 – 3; Amos 9 : 11 )
Nabi Mikha berkata, seorang anak akanlahir di Bethehem, dan Dia akan menjadi pemimpin dan gembala yg akan memimpin kembalinya seluruh “anak-anak Israel”, lebih lanjut Mikha berkata, seorang raja baru akan memerintah “ sampai akhir dunia” { Mik 5 : 1 – 4 )
Daniel, dalam ramalannya menullis sekitar masa penyiksaan Antiokhus, melihat sebuah penglihatan surgawi dari putra Daud yg memerintah dari ketinggian : “ Dia menerima kekuasaan, kemuliaan,martabat raja – bangsa2 dan manusia dari berbagai macam bahasa menyembah Dia, kekuasaannya adalah sebuah kekuasaan abadi yg tidak akan dijauhi, kerajaan-Nya tidak akan hancur ( Dan 7 : 14 )
Nabi Yesaya berkata, bahwa putra Daud akan disebut “Penasihat ajaib, pahlawan Allah, Bapa selamanya, Pangeran Perdamaian “ dan akan memerintah “dari tahta Daud ...sekarang dan selamanya” ( Yes 9 : 1 – 7; 7 : 14; 11 : 1 – 5, 10; Yer 23 :5 – 6 )
Nabi Yehezkiel juga, telah melihat penglihatan besar seorang Daud baru – seorang raja gembala yg akan memerintah atas Israel selama-lamanya yg telah dijanjikan Allah kepada Abraham.
Dia berkata, pada hari-hari itu Allah akan membuat sebuah Covenant baru dengan umat, sebuah Covenant perdamaian yg abadi, dan akan tinggal di antara mereka dalam tempat kudus.
“ Tempat tinggalku akan bersama mereka” Janji Allah kepada Yehezkiel “Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku” ( Yeh 34 : 24 – 30; 37 : 23 – 28; 16 : 59 – 63 ). Yehezkiel tidak sendirian berbicara sebuah Covenant baru, meskipun hanya Yeremia yg akan menggunakan terminologi yg benar.
Yesaya melihat masa depan kepada hari dimana Allah akan “ memperbaharui Covenant abadi, yg dijanjikan kepada Daud “ Dia bahkan menyatakan secara tidak langsung bahwa Mesias akan menjadikan diri-Nya sebagai sebuah Covenant baru, dan memerikan nama “ Sebuah Covenant bagi umat manusia” ( Yes 55 : 3 – 5 ; 42 : 6 )
Nabi Hosea membangunkan kembali image Mesianis melalui nyanyian, meramalkan bahwa Mesiasa akan datang sebagai seorang pengantn pria yg datang untuk kekasihnya, itu adalah sebuah Covenant baru yg dibuat yg mneyertai Israel dan Allah selamanya ( Hos 2 : 18 – 25 , Yes 5 : 1 – 7; 54 : 4 – 9; Yer 2 : 32; Yeh 16 : 23; Song of songs 3 : 2, 11 )
Akhirnya, Yeremia membat janji penutup – bahwa Allah akan menyatukan kembali kerajaan utara dan selatan , bersama dengan mereka dari seluruh tanah pembuangan.
“ hari – hari akan datang , sabda Tuhan, saat Aku akan membuat Covenan baru dengan kerajaan Israel dan kerajaan Yehuda .... Aku akan menjadi Allah mereka, dan mereka akan menjadi umat-Ku” ( Yer 31 : 31 – 34; 32 : 36 – 41 )
Di ambang pintu perjanjian baru orang benar dan beriman memandang kepada ramalan2 ini, menantikan penghiburan bagi bansa Israel – kedatangan putra Daud baru, kebangkitan dari kejatuhan kerajaannya ( Luk 1 : 69; 2 : 25, 38: Mark 11 : 10; Yes 40 : 1; 52 : 9; 61 : 2 – 3 )
VIII. Pertanyaan – pertanyaan pembelajaran.
1.Mengapa Allah mengijinkan suku2 Kanaan untuk tetap tinggal di tanah perjanjian, menurut pengarang Kitab Hakim – Hakim ?
2.Apa yang salah mengenai permintaan seorang raja dari bangsa Israel kepada samuel ?
3.SebelumDaud menjadikan Yerusalem sebagai ibukota, pada kejadian penting apa dalam sejarah penyelamatan nama Yerusalem disebut ?
4.Pada perbedaan perspektif dari kitab Raja - raja dengan kitab Tawarikh ?
5.6 point apa yg kita identifikasi pada Covenant Daud ?
6.Bagaimana Covenant Daud sebagai penggenapan lebih jauh dari Covenant dengan Abraham ?
7.Mengapa gunung Muria sangat berarti pada sejarah penyelamatan ?
8.Apa itu Todah ?
9.Apa nama lain yg diunakan alkitab untuk mengambrkan kerajaan utara ? kerajaan selatan ?
10.Apa ramalan Nabi Yehezkiel tentang “Daud baru” ?
11.Siapa Nabi yg hanya menggunakan kata “ Covenant baru “ ?
Di sini, dirumah ini,di Gereja Katolik Roma, telah kutentukan, dengan iman, pemikiran, dengan segenap hati, segenap kekuatan dan segenap akalbudiku, pilihanku masuk dalam gereja yang didirikan oleh Yesus Kristus di atas sang batukarang rasul Petrus. Gereja ini akhirnya dinamakan Gereja Katolik Roma. Penamaan ini digunakan untuk menunjukkan identitas gereja yang setia kepada ajaran semula dari Yesus Kristus dan yang diteruskan para rasul.
Mengasihi Sesama

Ibu Theresa dari Calcuta
Minggu, 03 Juli 2011
Selasa, 07 Juni 2011
Bahan Kursus Kitab Suci-Scott Hahn Seri 04 oleh Yohanes Paulus Tjia Swan Tjay
Nah, kita sudah menuju ke yang ke 04. Selamat belajar ....
Pelajaran 4 : Anak sulung Allah
Tujuan :
1.Membaca kitab2 keluaran, Imamat, Bilangan, dan Ulangan dengan pengertian
2.Mengerti Covenant Allah dengan Israel di Sinai dan melihat bagaimana Covenant Ini melihat ke masa depan menjadi digenapi dalam Covenant baru dalam Yesus
3.Menghargai figur2 dan kejadian2 penting – Musa, Paskah , dan Israel sebagai Kerajaan imam – seperti yg diinterpretasikan dalam tradisi gereja.
I. Review.
a. Satu selesai, 72 menanti.
Ini yang kita telah kita peroleh selama 3 pelajaran – setengah dari kursus ini – membaca kitab awal kitab suci, satu selesai, 72 menanti
Ini saat yg baik untuk mengulang tujuan kita dalam kursus ini. Kita telah mengidentifikasi sejumlah Covenant yang dibuat Allah dalam Kitab Suci dan kunci master untuk membuka arti kitab suci. Ingat kitab suci menceritakan kisah tentang cinta Allah Bapa kepada anak2Nya dan rencanaNya membentuk sebuah keluarga kudus. Allah membuka rencana penyelamatan ini memlaui sejumlah Covenant yang telah kita identifikasi – Covenant penciptaan dengan Adam, air bah dan Covenant dengan Nuh, Covenant dengan Abraham, Covenant dengan Musa, Covenant dengan Daud, dan Covenant baru yang dibawa Yesus Kristus.
Jika kita mengerti dengan baik Covenant2 ini kita telah mempunyai pandangan yh luas ke dalam dunia alkitab. Yang pada gilirannya akan membantu kita melihat bagaimana semua kitab yg ber macam2 ini bergabung membentuk satu “kitab” tinggal. Itulah sebabnya mengapa kita menghabiskan banyak waktu pada kitab kejadian dan itupula sebabnya mengapa kita akan memfokuskan pelajaran ini ke dalam pengalaman bangsa Israel seperti yg diuraikan kembali dalam Keluaran. Imamat, Bilangan, dan Ulangan.
Namun jika kita kembali melihat 3 pelajaran sebelumnya – kita akan memperhatikan sesuatu yg mungkin tidak kita perhatikan pada saat pertamakali. Kita telah menjelajah seluruh kitab suci membantu kita untuk mengerti apa yg telah kita baca. Kitatelah ditunjukkan bagaimana bermacam-macam kisah di kitab kejadian telah dimengerti dan diinterpretasikan dalam paling sedikitnya selusin kitab2 lain dalam perjanjian lama, dalam masing2 injil , dalam surat2 pada perjanjian baru dan kitab Wahyu.
Yakinkan untuk melihat kutipan2 dan referensi2 yg kami buat pada kitab2 lain dalam kitab suci. Pertama ini akan membuat anda lebih mengenal dengan seluruh kitab suci. Kedua dan lebih penting, hal ini akan membuat anda lebih mendalami, dan membantu anda membaca perjanjian lama dalam terang perjanjian baru dan perjanjian baru dalam perjanjian lama.
Pada pelajaran ini juga, lihatlah macam2 hubungan atau keterkaitan, terutama pada kitab keluaran, di mana kita akan menemukan gambaran dan ide2 yg kembali lagi – kembali lagi dalam perjanjian lama dan baru. Tokoh Musa , ide tentang “Anak Domba Allah” , Paskah, dan lebih banyak lagi.
b. Kisah yg terjadi sejauh ini.
Baiklah kita rangkum kembali kisah yg sudah terjadi sejauh ini secara ringkas.
Allah menciptakan dunia dan menciptakan laki – laki dan perempuan “ yang serupa dan segambar denganNya” sebagai anaj-anakNya, untuk memerintah kerajaan kudusNYa di dunia. Allah membuat Covenant dengan mereka dan berjanji melimpahkan rahmatNYa ke atas mereka, dan melalui mereka duniapun akan terberkati.
Namun Adam dan Hawa memutuskan Covenant tsb dan menolak hak “kerajaan” sebagai anak sulung Allah. Kemudian berkembang dipengasingan dari taman Eden, keturunan mereka mengisi dunia dengan darah dan berbagai macam kejahatan.
Sehingga Allah menciptakan dunia kembali, dengan menghancurkan kejahatan, dan menyelamatkan orang benar melalui air bah. Allah mulai dengan keluarga manusiaNya lagi dengan keluarga Nuh. Namun Nuh jatuh ke dalam dosa juga, dan kesulian kembali mengisi bumi, yang disimbolkan dengan usaha segala bangsa untuk membangun menara Babil menuju surga untuk memuliakan nama mereka, bukan nama Allah.
Di Babel, Allah menceraiberaikan bangsa2 ke-4 penjuru bumi, memecah “satu keluarga” kedalam berbagai macam bahasa dan kebudayaan, sehingga membingungkan pembicaraan mereka sehingga tidak memungkinkan mereka untuk saling mengerti, bersatu dan bekerja sama.
Sekali lagi Allah mengangkat orang benar, melalui id Allah berharap membangun keluarga Allah seperti yang Allah inginkan dari awal mula. Dia membuat Covenant dengan Abraham dan berjanji kepada Abraham dan keturunannya untuk selamanya, dari garis keturunannya Allah akan melimpahkan berkatNYa kepada seluruh keluarga, bangasa, dan dunia.
Pada akhir kitab kejadian, pohon keluarga Abraham menjadi yg paling besar, terdiri atas 12 suku, masing2 dikepalai anak Yakub, yg merupakan anak kesayangan putra terkasih Abraham, yaitu Ishak. Melalui perjalanan berliku, bangsa pilihan Allah, anak Abraham, yg sekarang dikenal sebagai anak Israel ( Nama baru yg diberikan Allah kepada Yakub ) sampailah mereka di Mesir.
Pada pelajaran ini, kita akan melihat bagaimana keluarga Allah tumbuh, dari kumpulan suku-suku menjadi calon sebuah bangsa, dibawah kepemimpinan Musa, penyelamat kudus yang diangkat dan pencipta hukum.
II. Keluar dari Mesir, anakKu.
a. Musa dan Yesus.
Awal dari kitab keluaran kelihatannya sangat dikenal bagi anda. Tokoh lain dari kitab suci lahir di bawah ancaman kematian, berhadapan dengan pemerintahan tirani yg memerintahkan membunuh semua anak sulung laki-laki Yahudi.
Pada kisah Natal, kita melihat Herodes mengirim tentaranya ke Bethlehem untuk membunuh semua anak sulung laki2 yahudi ( Mat 2 : 16 ). Dalam kitab Keluaran Firaun merencanakan skenario yg lebih halus membunuh bayi – bayi orang yahudi melalui dukun beranak ( Kel 1 : 15 – 16 )
Musa, diselamatkan dengan cara ditempatkan dalam sebuah keranjang papirus yg diterjemahkan menjadi “ark” seperti dalam Kel 2 : 3, suatu kata yang sama yg digunakan untuk bahtera Nuh ( Kej 6 : 14 )
Masa kecil Musa dan Yesus adalah sama, yaitu diselamatkan anggota keluarga – Musa oleh ibu dan kakak perempuannya ( Kel 2 : 1 – 10 ) dan Yesus oleh Ibu dan AyahNya. ( Mat2 : 13 – 15; Kel 2 : 5 – 10 ) dan keduanya tetap tinggal dalam pengasingan sampai orang yang ingin membunuh mereka meninggal ( Mat 2 : 20; Kel 4 : 19 ).
Banyak kisah pararel yg bisa kita telusuri antara Musa dan Yesus – sebagai contoh , Yesus berpuasa selama 40 hari 40 malam di padang gurun, demikian juga Musa ( Mat 4 : 2; Kel 34 : 28 ) dan seperti Musa, Yesus pergi ke gunungdan memberikan sebuah hukum Covenant kepada umatNya ( Mat 5 – 7; UL 5 : 1 – 21 )
Musa adalah contah bagi semua manusia utusan Allah yg kita baca dalam sisa perjanjian lama dan menuju perjanjian baru. Penulis injil, terutama Matius, menggambarkan Yesus sebagai Musa baru, seorang pemimpin baru dan raja, penyelamat, utusan, guru, pembuat mujizat, dan Nabi yg menderita.
Dan kisah Musa – terutama Paskah, pada saat melalui laut merah, pengembaraan di padang gurun, roti harian dari surga Manna – sebagai simbol yg mempunayi arti yang mendalam bagi orang katolik yg membaca kitab suci.
b. Anak sulung Allah.
Musa dipanggila Allah untuk membebaskan bangsa Israel dari perbudakan mereka di Mesir.
Apa motivasi Allah untuk bertindak ? Allah sadar akan CovenantNya dengan Abraham. Ishak, dan Yakub ( Kel 2 : 24 ; Maz 105 : 8 – 11 ) Itulah sebabnya Allah memperkenalkan diriNya kepada Musa sebagai “ Akulah Allah Ayahmu, Allah Abraham, Allah Ishak, dan Allah Yakub …” ( Kel 3 : 6, 13, 15; 6 : 2 – 8 ).
Allah telah memperingatkan Abraham dalam suatu mimpi bahwa keturunannya akan menjadi budak dan mengalami penindasan selama ratusan tahun,, namun Allah akan membebaskan mereka ( Kej 15 : 13 – 15 ). Sekarang bangsa Israel sudah berada 430 th di Mesir – 30 th pertama sebagai tamu istimewa, sebagai keluarga dari perdana menteri Yusuf, dan 400 th terakhir sebagai budak ( Kel 12 : 40 ).
Ini saatnya bagi Allah untuk menggenapi janjiNya kepada Abraham – untuk membuat keturunannya menjadi sebuah bangsa yang besar dan memberikan mereka sebuah tanah perjanjian yang indah dan penuh rahmat menjadi milik mereka( Kej 28 : 13 – 15 )
Allah mengirim Musa kepada Firaun dan berkata “ Israel adalah anakKu, anak sulungKU “ ( Kel 4 : 22; Sir 36 : 11 ). Kita melihat sekali lagi Allah mencoba membangun keluarga kudusNya. Kita melihat hal ini pada saat Dia memperbaharui janjiNya kepada Musa “ Dan Aku akan membawa kamu ke negeri yang dengan sumpah telah Kujanjikan memberikannya kepada Abraham, Ishak, Yakub, dan aku akan memberikannya kepadamu untuk menjadi milikmu; Akulah Tuhan“(Kej 6 : 7). Ini adalah antisipasi terhadap Covenant dengan mereka di Sinai ( Kel 19 : 5 )
Perhatikan karakter Allah melalui kitab Keluaran – Apa yang Dia katakan dan lakukan. Dia tidak terpisah sebagai “ Pencipta”
Allah pada kitab Keluaran adalah benar – benar menyatakan DiriNya sebagai Bapa yang Kudus dari bangsa Israel ( Ul 32 : 6 ). Dia menyelamatkan anakNya (Kel 12 : 29 – 31 ) mendandani mereka ( Kel 12 : 35 – 36 ), menuntun mereka ( ( Kel 13 : 21 – 22 ), memberi makan mereka (Kel 16:1 – 17:7), melindungi mereka ( Kel 14 : 10 – 29 ); 17 : 8 – 16 ), mengajar mereka (Kel 20 : 1 – 17; 21 : 1 – 23 : 3 ) dan tinggal ,bersama mereka ( Kel 25 : 8 ; 40 : 34 – 38 ).
Singkatnya, Allah menjadi Bapa bagi mereka ( Hos 11 : 1 )
Ini tidak hanya Allah sebagai Bapa bagi bangsa Israel, bangsa israel adalah anak sulung Allah, bukan hanya anak Allah. Allah adalah Allah bagi semua bangsa – dan Ia ingin menjadi Bapa bagi semua bangsa lain juga. Namun Israel adalah anak sulungNYa, kebanggaan dan kegembiraanNya, Israel dipanggil ke luar dari Mesir untuk menunjukkan ke bangsa lain cara hidup sebagai anakNya.
Namun Israel – sebagai pemimpin - harus bersikap benar sebelum mereka mampu menyebarkan kebenaran kepada bangsa - bangsa lain. Itulah apa yang terjadi dalam kisah yg agak aneh sebelum kejatuhan Firaun – dimana Allah mencoba membunuh Musa ( Kel 4 : 24 – 26 ).
Allah serius terhadap CovenantNya, tidak ada seorangpun dapat dibebaskan dari ketetapannya. Musa melakukan pelanggaran terhadap Covenant Abraham. Anaknya Gershom, belum disunat seperti yang diperintahkan Allah ( Kej 17 : 9 – 14 ). Istri Musa, Zipora, melakukan penyunatan sendiri sehingga hidup Musa diselamatkan lagi.
c. Tulah Firaun.
Firaun dihukum, bangsanya dihakimi, karena gagal menghormati hak dari anak sulung Allah.
Firaun membuat kesalahan besar dengan menghina kekuasaan dari Allah Musa ( Kel 5 : 2 ). Dalam 10 tulah Allah mengunjungi Firaun, Allah menghukum Firaun dan melaksanakan hukuman pada banyak dewa2 mesir ( Kel 12 : 12 ; Ul 33 : 4 )
Dewa nil mesir, Hapi, dimarahi dengan tulah air sungi nil menjadi darah ( Kel 7 : 14 – 25 )
Heket, dewa katak, dihina melalui tulah katak ( Kel 8 : 1 – 15 )
Dewa kerbau, Apis, dan dewa sapi Hathor, dihina melalui tulah penyakit sampar ( Kel 9 : 1 – 7 )
Dan tulah kegelapan digunakan untuk menghina dewa matahari mesir, Ra ( Kel 10 : 21 – 23 )
Para ahli percaya tiap masing2 tulah dapat dihubungkan secara khusus dengan dewa- dewa mesir. Bahkan tulah terakhir yg menyerang anak sulung mesir dapat juga dilihat sebagai sebuah serangan pada dewa2 politik mesir, karena Firaun disembah sebagai kudus dan anaknya sudah dikuduskan dalam sebuah upacara istimewa.
Melalui hal ini, tindakan kudus bekerja melalui Musa, Allah telah menunjukkan kekuatanNya – Allah Israel lebih besar daro ,pada dewa – dewa lainnya ( Kel 18 : 11 ’ 9 : 16; 11 : 9 )
d. Paskah dan anak domba Paskah kita.
Anak sulung Israel dilewatkan pada tulah terakhir, sebagai pengganti takdir anak sulung Mesir.
Kita harus membaca kisah paskah secara hati – hati. Kisah ini mempunyai pengaruh yg besar terhadap bentuk dan arti dari seluruh sisa perjanjian lama. Hal ini sangat penting untuk memahami kepercayaan katolik tentang arti dari salib, keselamatan dimenangkan untuk kita memalui salib, dan peringatan penyelamatan kita yg kita rayakan pada misa.
Kisah Paskah satu diantara drama dalam perjanjian lama yang menentukan. Namun lebih dari itu peristiwa itu sendiri menunjukkan kepada kita di masa depan pada seluruh drama sejarah p- pengorbanan Yesus kristus di atas salib.
Sejak awal mula, Gereja telah mengerti peristiwa penyaliban dan kebangita Yesus sebagai ” Paskah Tuhan” ( Kat 557 – 559, 1174, 1337, 1364, 1402 ). Ekaristi pada gilirannya adalah peringatan Paskah Tuhan.
Itulah sebabnya selama misa, imam menghadirkan, mengkonsekrasikan hosti kepada kita, dan mengatakan : ” Inilah anak domba Allah .... berbahagialah kita yang diundang keperjamuaNya” Liturginya adalah kuk bersama 2 bagian perjanjian baru ( Yoh 1 : 29; Wah 19 : 9 )Namun apa yg membuat penulis kitab suci berbicara tentang Yesus dengan cara seperti ini sebagai yang paling penting ? jawabannya kisah Paskah.
Gereja perdana percaya berdasarkan interpretasi kisah kitab keluaran dimulai dengan Yesus dan para penulis perjanjian baru.
Mari kita baca uraian injil Yohanes tentang penyaliban ( Yoh 19 ) Pada saat Yesus dihukum, Yohanes mencatat bahwa saat itu adalah ” hari persiapan untuk Paskah, kira – kira jam 12. Mengapa hal ini begitu mendetail ? Karena saat itu merupakan saat imam – imam israel menyembelih anak domba untuk makan Paskah ( Yoh 19 : 14 )
Kemudian para serdadu mengejek Yesus dengan memberikan sebatang hisop yg telah dicelupkan ke dalam anggur asam. Mereka mengarahkannya kepada Yesus dengan jenis hisop yang sama dengan yang digunakan bangsa israel untuk mengoleskan darah anak domba Paskah pada tiang pintu. ( Yoh 19 : 29; Kel 12 : 22 )
Dan mengapa para serdadu tidak mematahkan kaki Yesus ( Yoh 19 : 33,36 ) ? Yohanes menerangkan hal tsb dengan mengutip dari kitab keluaran, menceritakan kepada kita karena kaki anak domba Paskah tidak boleh dipatahkan ( Kel 12 : 46; Bil 9 : 12; Maz 34 : 21 )
Banyak sekali kisah2 paralel yg dapat kita gambarkan dalam injil Yohanes dan dalam uraian injil2 lainnya. Penyaliban yang dihadirkan dalam perjanjian baru sebagai sebuah kuraban Paskah – yang mana Yesus sebagai Imam agung yg mempersembahkan kurban anak domba dan sekaligus sebagai anak domba Paskah yang tidak bernoda. Bagi para penulis perjanjian baru, apa yang kita baca dalam kitab keluaran sebagai tanda yang mengarahkan kita kepada Yesus.
Dalam Paskah, bangsa israel diganti dengan darah anak domba yang tidak bernoda yang dioleskan pada tiang pintu mereka. Bahkan kematian Anak domba disebabkan oleh anak sulung, Anak domba dikurbankan supaya manusia dapat hidup ( Kel 12 : 1 – 23, 27 ). Ini juga sama dengan Paskah Tuhan, penyaliban, dan kebangkitan. Anak domba Allah mati agar umat Allah beroleh kehidupan, diselamatkan oleh darah Anak domba ( Wah 7 : 14; 12 : 11; 5 : 12 )
Untuk domba Paskah kita, Kristus telah disalibkan, kata St Paulus ( 1 Kor 5 : 7 ). Dari ats salib, kata St Petrus kepada kita, Yesus adalah ”Anak Domba yang tidak bercacat dan bernoda” Melalui darahNya yang mulia, kita ditebus dari tawanan dosa dan kematian ( 1 Pet : 18 – 19 ).
Itulah yang terjadi dalam kitab Keluaran. Anak sulung, Putra dan Putri Allah telah ditebus – membeli kita dari tawanan dan perbudakan ( Kel 6 : 6; 15 : 13; 15 : 13, Maz 69 : 18; Yes 44 : 24; Kej 48 : 10 ).
Bangsa Israel diperintahkan untuk mengingat Paskah pertama ini setiap tahun dengan makan anak domba Paskah ” Daging yg dibakar dengan roti tidak beragi” . Dan pada perjamuan malam terakhir, selama makan Paskah, Yesus memerintahkan pengikutNya untuk memperingati PaskahNya dalam Ekaristi, di mana kita makan dagingNya dan minum darahNya ( Yoh 6 : 53 – 58 ).
III. Pembuatan dari Covenant lama.
a. Gambaran dari Keluaran baru
Tindakan Allah yg besar dengan membebaskan bangsa Israel dalam Keluaran membentuk identitas dan bayangan dari bangsa Israel. Kita akan menemukan referensi kepada kitab Keluaran bagi seluruh sisa perjanjian lama.
Kitab keluaran adalah satu tanda kudus di atas semua kitab lainnya yg menyakinkan bangsa Israel bahwa mereka adalah bangsa pilihan Allah. Bangsa mana lagi yg dapat menyombongkan diri bahwa Allah sendiri yg membebaskan mereka pada saat mereka menghadapi percobaan ?
Kita mendengar iman ini dalam lagu yg Musa nyanyikan pada saat mereka mencapai seberang laut merah ” Siapakah yang seperti Engkau , diantara para allahya Tuhan ? Dengan kasih setiaMu Engkau menuntun umat yang Kau tebus ..... bangsa2 lain mendengar dan gemetar ..... sampai bangsa kepunyaanMu menyeberang ( Kel 15 : 11,13, 14, 16 )
Ingatan akan perbuatan Allah yang perkasa di dalam kitab keluaran ini menjadi dasar dari identitas bangsa Israel sebagai suatu bangsa dan dasar dari seluruh harapan pada masa depan.
Kemudian di dalam perjanjian lama, pada saat Israel karena dosanya jatuh menjadi tawanan dan mengalami pembuangan, Nabi2 akan meramalkan terjadinya ” Keluaran baru ”, dipimpin oleh Mesias, seorang Musa baru, bahkan akan membawa penebusan dan pembebasan umat Allah yg lebih besar lagi. ( Yes 10 : 25 – 27; 11 : 15 – 16; 43 : 2, 16 – 19; 51 : 9 – 11 ). Inilah Exodus baru, yang diramalakn Nabi Yeremia yang menjadi tanda mulainya Covenant baru ( Yer 23 : 7 – 8;31 : 31 – 35 )
Dalam perjanjian baru, Yesus adalah Musa baru, pemimpin Exodus baru.Membebaskan umat Allah dari musuh terakhir – dosa dan kematian. Kita akan melihat semua ini pada pelajaran terakhir kita, pada saat kita melihat perjanjian baru secara terperinci.
Seperti yg kita baca kisah penyebrangan laut merah dan ujian bangsa Israel di padang gurun, kita harus tetap mengingat hal ini bagaimana peristiwa ini dimengerti dalam perjanjian baru. Disini dan diseluruh tradisi Gereja, kejadian bersejarah ini digambarkan sebagai simbol sakramen pembaptisan dan Ekaristi.
Seperti bangsa Israel melalui laut merah masuk ke dalam kemerdekaan dan identitas baru sebagai bangsa pilihan Allah, demikian juga orang kristen dalam pembaptisan dibebaskan dari dosa dan membuatnya menjadi Anak Allah. Dan seperti bangsa Israel menerima manna dari surga dan air dari batu karang, orang kristen diberi roti surgawi dan minuman spiritual pada Ekaristi.
” Nenek moyang kita ..... telah dibaptis Musa dalam awan dan dalam laut,” Paulus menulis.” Semua makan makanan spiritual yang sama, karena mereka minum dari batu karang yang sama, dan batu karang itu adalah Kristus. ( 1 Kor 10 : 1 – 3 )
b. Ujian di padang Gurun.
Paulus juga berkata kita harus membaca uraian tentang ujian bangsa Israel di padang gurun ” sebagai contoh ... sebagai contoh dan dituliskan untuk menjadi peringatan bagi kita, yg hidup pada waktu, di mana zaman akhir telah tiba”. ( 1 Kor 10 : 11 )
Meskipun, semua tanda dan keajaiban telah dikerjakan Allah, kisah perjalanan bangsa Israel ke Sinai setelah ke luar dari Mesir adalah sebuah kisah kekeraskepalaan dan pandangan dangkal dari sebuah bangsa ya tidak punya kemampuan untuk percaya bahwa Allah bersama mereka, bahwa Alllah yg membebaskan mereka akan tetap menjaga mereka sepanjang perjalanan mereka.
Dengan segera merke menggerutu di Mara bahwa rasa air terlalu pahit untuk diminum dan Allah menjawabnya dengan memberi Musa kekuasaan untuk membuat air jadi manis. ( Kel 15 : 22, 25 )
Satu bulan kemudian, mereka menggerutu mengenai makanan di padang gurun Sin. Allah memberi makan mereka dengan manna dari surga, memberi mereka roti harian setiap hari selama 40 th ( Kel 16 ) Ini adalah manna yang dikatakan Yesus sebagai simbol Ekaristi. ( Yoh 6 : 30 – 59)
Namun semua ini bukti yang tidak cukup bagi mereka. Pada saat merka haus di Meribah dan Masa dan menguji Allah ; ” adakah Allah ditengah-tengah kita ? ( Kel 17 : 2,7 ). Sehingga Musa memukul batu, seperti yang Allah perintahkan, dan air keluar sehingga bangsa Israel dapat minum.
40 th kemudian, dalam kitab Ulangan, Musa menerangkan kepada bangsa Israel bahwa Allah melakukan hal ini ” untuk menguji mu dengan penderitaan dan menemukan apakah menjaga perintahNya menjadi perhatian bangsa Israel atau tidak ?... Kamu harus menyadari bahwa Tuhan Allah mu, mendisiplinkanmu, seperti seseorang yg mendisiplinkan anaknya ( Ul 8 : 2 – 5 )
Mengapa Allah menguji Israel jika Allah sudah tahu segala sesuatu ? Kuncinya ditemukan pada ucapan Musa - UjianNya adalah suatu bentuk dari kedisiplinan seorang Ayah, yang membuat anakNya semakin kuat.
Allah tidak menguji bangsa Israel untuk belajar sesuatu yang Allah sendiri belum tahu. Dia menguji agar bangsa Israel semakin kuat, untuk mengajar mererka apa yg tidak diketahui mereka – seberapa jauh mereka membutuhkan Allah, tanpa Allah mereka bukan apa-apa.
Musa berkata, Allah menguji mereka, agar mereka tidak menganggap kebebasan dan kemakmuran mereka sebagai hasil kerja berdasarkan kekuatan mereka.
Kemudian ingatlah, kata Musa kepada mereka ” Adalah Tuhan Allah mu, yang memberimu kekuatan untuk mendapatkan kekayaan, sebagai pemenuhan, seperti sekarang yang telah Allah lakukan, pemenuhan terhadap Covenant yang Dia telah bersumpah kepada nenek moyang kita. ( Ul 8 : 17 – 18 )
c. Sebuah Kerajaan Imam, sebuah bangsa yang kudus.
Di Sinai, Allah menyatakan seluruh tujuanNya untuk bangsa terpilih, mengapa Ia membawa bangsa Israel ke luar dari Mesir di atas sayap rajawali dan membawa mereka pada DiriNya ( Kel 19 : 4 ). Allah ingin Anak sulungNya, bangsa pilihanNya menjadi sebuah Kerajaan Imam, sebuah bangsa yang kudus ( Kel 19 : 6 ).
Pada Covenant di Sinai ,kita mencapai titik balik dalam sejarak penyelamatan. Ingat apa yang telah kita katakan sejauh ini : Pada saat Allah membuat sebuah Covenant, Dia membuat sebuah keluarga, Dia membuat manusia menjadi sanak familiNya, Putra dan PutriNya.
Ingat juga, perumpamaan dalam Perjanjian Lama berakar dalam gambaran kuno sebuah keluarga. Dalam keluarga awal, Bapa adalah”Raja”, pengatur, pemberi hukum, dan pelindung keluarga mereka, Bapa juga ”Imam” , memimpin keluarga dalam memuja dan memberikan kurban. ”Anak sulung” adalah keturunan dari sifat ”Raja” dan ”Imam” peran seorang Bapa.
Sejak Adam, Allah telah mencari seorang anak sulung yg menghargai panggilanNya – untuk menjaga dan memelihara ciptaan, menawarkan Allah persembahan kurban dan memuji serta bersyukur, menjadi terang bagi semua bangsa, untuk tinggal dengan mesra bersamaNya.
Adam adalah bapa pendiri, menjadi tuan bagi ciptaan dan memberikan sifat keimaman yang berfungsi menjaga dan memlihara ciptaan Allah ( Kej 1 : 26; 2 : 15 ). Nuh juga, adalah seorang bapa keluarga, dan keluarganya menjadi ”anak sulung” yang akan mendiami bumi baru setelah air bah. Allah kemudian memilih Abram, yang namanya berarti ”bapa perkasa” dan menjadikannya Abraham – sebuah nama yang berarti ”bapa bagi semua orang”.
Namun, melalui seluruh sejarah ini, kita melihat bahwa Allah terpaksa mengabaikan anak sulungnya dalam banyak hal karena mereka terlalu sombong, terlalu tidak adil, terlalu jahat. Kita lihat hal ini pada kasus Kain,Ismail, Esau. Sungguh di antara anak sulung dalam kitab Kejadian, hanya garis keturunan Shem yang beriman.
Namun Allah tetap setia pada rencanaNya – dan janjiNya dengan Israel, anak sulungNya. Dia sekali lagi memulai yang baru. Mereka akan menjadi keluargaNya, keturunan kerajaanNya. Musa telah diperintahkan bahwa bangsa Israel akan ditahbiskan kepada Allah, didedikasikan kepada pelayanan keimamanNya ( Kel 13 : 2, 15; 24 : 5 )
Di sini di Sinai, Allah menyatakan bahwa Dia menginginkan Israel menjadi keluarga bangsa seperti dalam sistem keluarga kuno, Imam dan Raja.
Dia membuat keluargaNya menjadi sebuah bangsa – namun bukan sebuah bangsa seperti bangsa-bangsa lain. Israel akan menjadi ”sebuah bangsa yang kudus”, terpisah dari bangsa – bangsa lain, menjadi sebuah contoh kekudusan dan kehidupan yang benar, menjadi sebuah alat bagi Allah untuk memperluas penyelamatanNya kepada seluruh Bangsa.
CovenantNya di Sinai, seperti yang kita lihat, dimaksudkan untuk memenuhi janjiNya melalui keturunan Abraham, Allah akan memberkati seluruh bangsa dan dunia. Jadi bangsa Israel ditahbiskan disini di Sinai sebagai ”sebuah cahaya bagi bangsa – bangsa” dan memimpin mereka dalam perjalanan menuju kekekudusan ( Yes 42 : 6; 49 : 6).
Namun jangan melupakan kata ”jika” di dalam semua sabda Allah di Sinai : ” Jika kamu sungguh – sungguh mendengarkan firmanKu dan berpegang pada CovenantKu, maka kamu akan menjadi harta kesayanganKu sendiri di antara para bangsa ..... sebuah kerajaan Imam ” ( Kel 19 : 5 )
Covenant Allah mempunyai persyaratan. Agar mengalami berkatNya Israel harus berpegang pada CovenantNya, menuruti isi Covenant ( yang dinyatakan dalam Kel 20 – 23 ).Jika mereka tidak memegang CovenantNya, mereka juga bukan bangsa pilihan lagi, jumlah mereka akan ditelan dari permukaan bumi ( Ul 32 : 21; Hos 1 : 9; 1 Pet 2 : 10 )
Bacalah 10 perintah Allah sebagai sebuah hukum Covenant keluarga, sebuah aturan rummah tangga. Hukum – hukum ini terutama diberikan untuk mengatur hubungan dalam rumah tangga bangsa Israel.
Mereka mengatur bagaimana menyelesaikan sebuah perselisihan, bagaimana mengadakan perjanjian dengan budak, bagaimana menghukum kejahatan, bagaimana mengatur ganti rugi atas kehilangan atau kerusakan harta miliknya, dan bagaimana berrelasi dengan Allah dan otoritas atas manusia.
Setelah mendengar sabda Allah, Israel bersumpah untuk berpegang pada Covenant ( Kel 19 : 8, 24 : 3,7 ). Dan Musa membangun sebuah altar dengan 12 tiang, yg melambangkan seluruh suku Israel yang telah menyetujui Covenant ( Kel 24 : 4 )
Kemudian Musa mengambil darah dari binatang yang dikurbankan dan memercikinya kepada bangsa Israel, dan berkata ” Inilah darah perjanjian yang diadakan Tuhan dengan kamu ” ( Kel 24 : 8 ). Darah adalah simbol dari hubungan manusia. Itulah Covenant yang terjadi yang menjadikan Israel sebagai putra dan putri Allah.
Yesus menggunakan kata – kata yang sama pada saat perjamuan terakhir, namun menambahkan kata ”baru” – yang mengatakan kepada kita bahwa malaui DarahNya yang dicurahkan dari atas Salib untuk semua orang, Allah sedang membuat sebuah Covenant baru ( Mark 14 : 24; Mat 26 : 28 )
Ini adalah sebuah tanda bagi kita bahwa apa yang telah kita baca dalam kitab Keluaran ini merupakan ramalan / gambaran masa depan Perjanjian Baru – ini adalah sebagian penggenapan dari rencana Allah. Puncak penggenapan akan datang bersama Yesus.
Covenant baru ini untuk semua orang. Di dalam Covenant baru ini Yesus berjanji, 12 Rasulnya akan duduk dan menghakimi 12 suku Israel ( Luk 22 : 30 ) dan seperti sebuah altar di Sinai yang dibangun di atas tiang – tiang 12 suku Israel, Gereja Yesus akan dibangun di atas ”12 Rasul anak domba” ( Wah 21 : 12, 14 ). Semua Covenant disegel dengan sebuah ritual ”makan” , itulah mengapa Musa dan 70 orang para tua – tua Israel duduk untuk makan dalam hadirat Allah ( Kel 24 : 9 – 11 )
Kemudian, pada saat Israel dalam pengungsian sebagain akibat mematahkan Covenant, para Nabi akan mengingat keakraban dengan Allah – makan dan minum dalam kehadiranNya – dan mengajar bangsa Israel untuk tetap berharap akan hari perjamuan baru, pada saat itulah mereka sekali lagi makan dalam hadirat Allah dan di atas gunung kudusNya. ( Yes 55 : 1 – 3 ; Ams 9 : 1 – 6 )
Harapan ini juga digenapi dalam kedatangan Yesus, yang berbicara tentang Bapa yang mngundang pesta perjamuan pernikahan AnakNya ( Mat 22 : 1 – 14 ) dan menggambarkan Kerajaan Allah sebagai sebuah pesta yang besar ( Luk 14 : 12 – 24 )
d. Skandal anak sapi emas.
Tidak lama setelah Israel meratifikasi Covenant dengan Allah, bangsa Israel jatuh ke dalam penyembahan berhala. Musa naik ke atas gunung untuk menerima petunjuk lebih terperinci tentang bentuk bangun tabut perjanjian dan alat perlengkapannya, sebagai tempat tinggal Allah ( Kel 25 – 31 )dan bangsa Israel di bawah menciptakan anak lembu mas dan mulai menyembahnya.
Para rabi jaman dulu biasa mengatakan buah terlarang adalah untuk Adam, anak lembu emas adalah untuk Israel. Ini adalah kejatuhan dari rahmat Allah untuk ke-2 kali. Anak lembu emas adalah gambaran Apis, dewa kesuburan Mesir dan Israel menyembahnya ini merupakan ejekan terhadap Covenant di Sinai. Seperti yang Musa lakukan, mereka membangun sebuah altar mempersembahkan kurban, makan dan minum dalam sebuah ritual makan. Seperti Kitab suci katakan, mereka juga ” bangkit dan bersuka ria ” yang dengan cara yg sopan mengatakan bahwa mereka ikut serta dalam pesta pora gila-gilaan bergabung dengan memuja Apis. ( Kel 32 : 1 – 6 )
Allah tidak mengakui Israel. Perhatikan dalam perubahan bahasa. Tidak lama sesudah allah berbicara bahwa Israel sebagai umat istimewaNya ( Kel 3 : 10, 5 : 1, 6 : 7 ). Dia berkata kepada Musa bahwa Israel ”bangsamu, yang kau bawa ke luar dari tanah Mesir telah rusak tingkah lakunya” ( Kel 32 : 7 ). Musa menengahi untuk bangsanya, bahkan menawarkan untuk memikul kutukan yang akan diterima bangsa Israel – yaitu dihapuskan dari kitab yang ditulis Allah ( Kel 32 : 31 – 32 )
Meskipun mereka pantas mati untuk kejahatan melanggar Covenant – dan 3000 orang telah dibunuh oleh kaum Lewi – bangsa ini menomorduakan dan mengabaikan Covenant Allah. Namun kondisi Israel telah berubah selamanya. Dalam perjanjian lama tidak pernah lagi Israel dikatakan sebagai ”Kerajaan imam dan bangsa yang kudus” . Sampai rencana Allah kedatangan gereja sebagai kerajaan Imam terwujud. ( 1 Pet 2 : 5,9 ; Wah 1 : 6 )
4 bab pertama dari kitab bilangan menceritakan kepada kita apa yang terjadi segera setelah skandal anak lembu emas Musa menghitung secara terperinci ( yang mana bukunya diberi nama Kitab bilangan ) dan membangun otoritas kaum Lewi.
Suku Lewi, adalah satu-satunya suku yang tidak menyembah anak lembu emas dan hanya satu – satunya yang menjawab panggilan Musa ( Kel 32 : 36 ) yang mengabdi atau ditahbiskan sebagai imam bangsa Israel ( Kel 32 : 26 – 29 ). Tidak akan ada lagi anak sulung dalam setiap keluarga yg mewarisi peran bapa sebagai imam. Suku Lewi dipilih dan ditempatkan sebagai anak sulung ( Ul 3 : 11 – 13; 45 )
Untuk pertama kali, sebuah perbedaan dibuat antara Imam dan umat kebanyakan, dimana dengan segera setiap anak sulung adalah seorang Imam ( Kel 13 : 2, 15 : 24 : 5 ) Sekarang banyak yang bukan suku Lewi yg menjalankan fungsi keimaman ” ( akan mati ). Bil 3 : 10.
IV. Setelah anak sapi emas.
a. Membaca kitab Imamat.
Seluruh karakter dari hubungan Allah dengan umat pilihanNya telah berubah. Allah tidak dapat tinggal ditengah umatNya. Kaum Lewi harus berdiri di antara Allah dan umatNya. Hal ini membawa kita kepada bagian akhir dari Kitab Keluaran dan masuk ke kitab Imamat.
Kaum Lewi adalah bagian dari Covenant yang diperbaharui yang perlu dibuat setelah pemberontakan anak sapi emas. Dosa bangsa Israel sangat berat sehingga dibutuhkan sejumlah peraturan kedua.
10 perintah Allah telah menjadi hukum moral, namun hukum ke-2 ini adalah pengadilan dan upacara, yang berisi hukuman bagi para kriminal dan aturan untuk menyiapkan binatang kurban. Peraturan ke-2 diberlakukan kepada bangsa Israel yang dalam kondisi terpuruk setelah skandal anak sapi emas. Hal ini yg menghabiskan sisa kitab Keluaran ( pasal 33 – 40 ),seluruh kitab Imamat dan 10 pasal pertama kitab Bilangan dalam membahanya.
Kita harus selalu ingat pada saat membaca pasal – pasal kitab Imamat. Ini merupakan buku pegangan bagi para imam Lewi, sebelum skandal anak sapi emas kaum Lewi tidak dibutuhkan. Setelah skandal tsb kaum Lewi menjadi dibutuhkan. Seperti yang kita baca pada kitab Imamat, jangan berhenti pada gambaran seluruh ritual dan menolak buku ini karena, sebagai orang katolik, kita tidak akan memerinci aturan – aturan tsb. Ingat juga, kitab Imamat merupakan kelanjutan dari kisah dari keluarnya keluarga Allah dari Mesir.
Ingat pada saat kita membaca tentang ginjal dan bagian dalam isi perut serta semua detil yg mengerikan pada persiapan kurban – Allah sebenarnya tidak menginginkan hewan kurban. Dia tidak membutuhkan jutaan sapi dan domba untuk disembelih. Malahan Allah menginginkan jiwa yang penuh penyesalan dan rendah hati, dan berjalan dalam jalanNya ( Maz 50 : 8 – 14, Maz 51 : 18 – 19 )
Sistem pengurbanan diadakan sebagai jenis dari cara penebusan dosa atas seluruh bangsa. Tiga hewan yang dikurbankan bangsa israel kepada Allah – sapi, domba,dan kambing – merupakan hewan yang dimuliakan oleh bangsa Mesir.
Allah telah berjanji dengan bangsa Israel jika bangsa Israel ketagihan penyembahan berhala. Seperti yang kita telah lihat. Lebih mudah mengeluarkan bangsa Israel keluar dari Mesir dari pada mengeluarkan budaya Mesir keluar dari bangsa Israel.
Pengurbanan hewan kurban diminta perhari sebagai pengingat kemurtadan mereka dengan anak sapi emas. Setiap hari mereka dipaksa untuk mengingat dosa mereka dan melakukan penebusan, upacara penyembelihan ”dewa - dewa” yang pernah disembah mereka. Dengan cara ini, Allah berharap membebaskan hati bangsa Israel dari perbudakan penyembahan berhala. ( Yos 24 : 14; Yeh 20 : 7 – 8; Kis 7 : 39 – 41 ).
b. Menghitung generasi kedua.
Kaum Lewi bertujuan membantu bangsa Israel generasi ke-2, mengajar mereka hidup kudus, agar generasi ini tidak jatuh seperti generasi pertama. Namun generasi kedua tidak belajar. Kita melihat hal tsb dalam kisah yang diuraikan pada kitab Bilangan, dimulai dengan keberangkatan bangsa Israel dari Sinai ( Bil 10 : 11 )
Kitab Bilangan mengisahkan kisah generasi ke-2 Israel dalam perjalanan menuju tanah perjanjian. Pada saat keluar dari Mesir merekan yang masih anak – anak sekarang lebih beriman dari pada orang tua mereka. Akhirnya mereka dihukum untuk mengembara selama 40 tahun , ” penderitaan karena ketidak berimanan mereka ” ( Bil 14 : 33 – 34 )
Bahkan ditengah perjalanan mereka melakukan kesalahan yang sama, Allah telah memberi tanda penebusan kepada kita,suatu hari Dia memerintahkan Musa untuk mengangkat ular perunggu untuk menyembuhkan ketidak berimanan bangsa Israel, yang merupakan tanda dari Salib (Bil 21:4–9,Yoh 3:14)
Nabi bayaran, Bileamdikirim untuk menipu bangsa Israel, digunakan Allah untuk memberikan sebuah ramalan bahwa sebuah bintang akan naik atas Yakub dan tongkat kerajaan akan muncul dari Israel. Kita ingat ramalan ini dalam liturgi selama masa Natal, seperti asosiasi kita bintang Bileam diikuti oleh orang Majus ( Mat 2 : 1 – 12 )
Ketidakberimanan generasi kedua mencapai puncaknya di perbatasan Timur tanah perjanjian, di dataran Moab. Bangsa Israel tergoda, dan menyembah Baal Peor, dewa bangsa Moab. ( Bil 25 )
Catat persamaan antara kisah ini dengan kisah anak sapi emas ( Kel 34 ). Pemujaan terhadap dewa yang salah melalui ritual yang tidak bermoral dan ini dihukum dengan membunuh sejumlah besar orang Israel. Pada skandal anak sapi emas, Kaum Lewi membedakan diri mereka dengan pedang dan zeal. Disini seorang Lewi, Pinehas, juga mengambil pedangdai zealnya, menyembelih pasangan yang menyembah berhala. Dia adalah garis keturunan imam tinggi – Harun – ” Sebuah janji keimaman selama-lamanya ” (Bil 25 : 13)
c. Kitab Ulangan.
Skandal anak sapi emas terjadi pada generasi pertama, dan skandal Baal Peor terjadi pada generasi kedua di dataran Moab.
Kitab Bilangan menggambarkan mengapa Kitab Ulangan diperlukan. Ditulis 40 th setelah Kitab Keluaran, Kitab ulangan secara harafiah berarti ” Hukum kedua ” – bermaksud untuk memerintah 12 suku. Kitab ini ditulis segera setelah pemurtadan dan dosa penyembahan berhala Baal Peor.
Perhatikan hukum ini diberikan Musa, bukan Allah. Ini merupakan perbedaan besar antara hukum yang diberikan di Sinai yang dihadirkan berdasarkan Kata-kata Allah sendiri, diberikan Allah secara langsung. Kitab Ulangan adalah Hukum Musa, dan seperti yang Yesus akan jelaskan, hukum ini diberikan kepada bangsa yang berhati kerasx ( Mat 19 : 8 )
Berdasarkan jajak rekam nereka sejak keluar dari Mesir, Musa mengetahui bangsa ini tidak mungkin diharapkan hidup berdasarkan hukum Sinai, dan membiarkan kaum Lewi menyusun standar kekudusan. Kitab Ulangan adalah hukum untuk anak yang suka melawan. Ini yang menjelaskan mengapa pada kitab Ulangan, Musa memberi ijin yang dapat ditemukan pada bagian lain alkitab.
Diantaranya, Musa memberi ijin perceraian dan menikah lagi ( Ul 24 : 1 – 4 ); mengambil budak sebagai istri ( Ul 21 : 10 – 14 ) dan pemusnahan secara teratur dalam perang melawan keturunan Kanaan ( Ul 20:16 – 17). Dalam setiap kasus kelonggaran ini adalah ” kurang jahat ”. Sebagai contoh bangsa Israel diinstuksikan untuk tinggal di daerah Kanaan karena jika tidak mereka akan jatuh kembali menyembah dewa – dewa orang Kanaan.
Ini bukan hukum Allah yang kudus, ini adalah aturan kelonggaran dari Musa, komprominya dengan bangsa yang keras hati. Seperti Allah akan menjelaskan melalui Nabi Yehezkiel, ” Aku memberikan mereka ketetapan – ketetapan yang tidak baik dan peraturan – peraturan yang karenanya mereka tidak dapat hidup ” (Yeh 20 : 25 ).
Hal ini bukan berarti Allah telah melepaskan ide bahwa bangsa ini tidak akan pernah kudus. Melalui permintaan kepada Israel untuk mengurbankan segala yang sulung jantan dari ternak mereka bagi Allah (Ul 15 : 19 – 20). Musa berharap untuk mengingatkan bangsa Israel akan panggilan kepada kekudusan. Namun standar untuk bangsa Israel jauh dibawah dari pada yang diminta kepada Kaum Lewi.
Para ahli memberi catatan sementara Covenant pada Kitab Keluaran mirip dengan ”Covenant keluarga” pada jaman dulu, kitab Ulangan mirip dengan jenis Covenant bahwa kerajaan akan mempunyai pengikut setelah menaklukan dan memperbudak mereka. Dan Kitab Ulangan adalah kuk yang berat yang diletakkan di atas pundak bangsa Israel, yang bertujuan mematahkan hati bangsa yang keras. Namun Musa meramalkan hukum ini tidak akan menyelamatkan mereka dari godaan dan gagal menghargai Covenant.
Pada kenyataanya, ia meramalkan bahwa semua kutukan terhadap Covenant suatu hari akan menjatuhkan bangsa Israel ( Ul 30 : 1 – 10; 31 : 16 – 29 )
Pertama, Musa menasihatkan bahwa kutukan – kutukan merupakan suatu syarat : ” Jika kamu tidak mendengar firman Tuhan” (Ul 28 :15) dan menggambarkan dengan seram dan mendetail hukuman yg diberikan pada pengasingan. ( Ul 28 : 18 – 68 )
Namun 2 pasal kemudian Musa memberi jaminan bahwa semua kutukan ini akan jatuh di atas bangsa Israel. Namun jika mereka berbalik kepada Tuhan, Musa berjanji Allah akan seakli lagi menyelamatkan mereka, sekali lagi memberikan pengampunan ” Jika kamu dan anak-anakmu berbalik kepada Tuhan Allahmu, dan mendengarkan suaraNya, sesuai dengan segala yg Kuperintahkan ” ( Ul 30 : 1 – 2 )
Kutukan pada bangsa Israel akan terjadi, seperti yang diramalkan Musa, yang akhirnya akan memnawa mereka kepada penyesalan. Dan pada titik tsb, Musa meramalkan ” Tuhan, Allahmu, akan menyunat hatimu dan hati dari keturunanmu, sehingga engkau mengasihi Tuhan, Allahmu dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu, supaya engkau hidup. ( Ul 30 : 6 )
Perhatikan ! sebelumnya, Musa telah memerintahkan bangsa Israel untuk menyunat hati mereka(Ul 10:1) Namun sekarang, pada akhir Kitab Ulangan ia tahu bangsa Israel tidak mampu melakukan hal tsb – hanya rahmat dari Allah yg dapat mengubah hati bangsa tsb.
Inilah janji yang diajarkan para Nabi kepada Israel untuk berharap selama tahun – tahun pengucilan dan perbudakan.
Yehezkiel berjanji bahwa Allah akan memberikan bangsa Israel hati yang baru, dan menjauhkan hati mereka yang keras ( Yeh 36 : 22 – 28 ). Yeremia, dalam ayat – ayat perjanjian lama berbicara secara khusus tentang ” Covenant baru ”, berkata bahwa Allah akan menulis hukumNya dalam hati dari bangsa Israel ( Yer 31 : 31 – 33 )
Janji – janji ini dinanti sampai kedatangan Yesus sebagai penggenapan janji – janji tsb. Musa telah meramalkan kedatangan Nabi seperti dirinya ( Ul 18 : 15 ). Yesuslah yang akan menjadi Nabi tsb ( Yoh 6 : 14; 7 : 40; Kis 3 : 22; 7 : 37 )
Namun kitab Ulangan ditutup dengan Musa yang meningggal pada usia 120 th di puncak gunung Nebo. Tanah yang dijanjikan kepada Abraham, Isak, dan Yakub ada di depan matanya, namun tidak dapat dimasukinya.
V. Pertanyaan – pertanyaan.
1.Apa yang menjadi persamaan antara kehidupan Musa dengan kehidupan Kristus ?
2.Covenant apa yang diingat Allah pada saat membebaskan Israel dari perbudakan di Mesir ?
3.Bagaimana Allah digambarkan pada Kitab Keluaran sebagai Bapa yg mencintai anak sulungNya, israel ?
4.Mengapa penyaliban dan kebangkitan Yesus disebut ” Paskah Tuhan” ?Mengapa Paskah Tuhan seperti paskah Israel dan Kitab Keluaran?
Untuk doa dan renungan : Baca percakapan Yesus tentang roti yang hidup ( Yoh 6 : 27 - 59 ) dan baca kembali kitab Keluaran kisah tentang Manna ( Kel 16 : 1 – 5; 9 – 15 ). Mintalah dalam doamu untuk lebih mengerti tentang kata – kata Yesus : ”Tidak seperti nenek moyang muyang makan dan tetap mati, siapa yang makan roti ini akan tetap hidup selamanya”
Pelajaran 4 : Anak sulung Allah
Tujuan :
1.Membaca kitab2 keluaran, Imamat, Bilangan, dan Ulangan dengan pengertian
2.Mengerti Covenant Allah dengan Israel di Sinai dan melihat bagaimana Covenant Ini melihat ke masa depan menjadi digenapi dalam Covenant baru dalam Yesus
3.Menghargai figur2 dan kejadian2 penting – Musa, Paskah , dan Israel sebagai Kerajaan imam – seperti yg diinterpretasikan dalam tradisi gereja.
I. Review.
a. Satu selesai, 72 menanti.
Ini yang kita telah kita peroleh selama 3 pelajaran – setengah dari kursus ini – membaca kitab awal kitab suci, satu selesai, 72 menanti
Ini saat yg baik untuk mengulang tujuan kita dalam kursus ini. Kita telah mengidentifikasi sejumlah Covenant yang dibuat Allah dalam Kitab Suci dan kunci master untuk membuka arti kitab suci. Ingat kitab suci menceritakan kisah tentang cinta Allah Bapa kepada anak2Nya dan rencanaNya membentuk sebuah keluarga kudus. Allah membuka rencana penyelamatan ini memlaui sejumlah Covenant yang telah kita identifikasi – Covenant penciptaan dengan Adam, air bah dan Covenant dengan Nuh, Covenant dengan Abraham, Covenant dengan Musa, Covenant dengan Daud, dan Covenant baru yang dibawa Yesus Kristus.
Jika kita mengerti dengan baik Covenant2 ini kita telah mempunyai pandangan yh luas ke dalam dunia alkitab. Yang pada gilirannya akan membantu kita melihat bagaimana semua kitab yg ber macam2 ini bergabung membentuk satu “kitab” tinggal. Itulah sebabnya mengapa kita menghabiskan banyak waktu pada kitab kejadian dan itupula sebabnya mengapa kita akan memfokuskan pelajaran ini ke dalam pengalaman bangsa Israel seperti yg diuraikan kembali dalam Keluaran. Imamat, Bilangan, dan Ulangan.
Namun jika kita kembali melihat 3 pelajaran sebelumnya – kita akan memperhatikan sesuatu yg mungkin tidak kita perhatikan pada saat pertamakali. Kita telah menjelajah seluruh kitab suci membantu kita untuk mengerti apa yg telah kita baca. Kitatelah ditunjukkan bagaimana bermacam-macam kisah di kitab kejadian telah dimengerti dan diinterpretasikan dalam paling sedikitnya selusin kitab2 lain dalam perjanjian lama, dalam masing2 injil , dalam surat2 pada perjanjian baru dan kitab Wahyu.
Yakinkan untuk melihat kutipan2 dan referensi2 yg kami buat pada kitab2 lain dalam kitab suci. Pertama ini akan membuat anda lebih mengenal dengan seluruh kitab suci. Kedua dan lebih penting, hal ini akan membuat anda lebih mendalami, dan membantu anda membaca perjanjian lama dalam terang perjanjian baru dan perjanjian baru dalam perjanjian lama.
Pada pelajaran ini juga, lihatlah macam2 hubungan atau keterkaitan, terutama pada kitab keluaran, di mana kita akan menemukan gambaran dan ide2 yg kembali lagi – kembali lagi dalam perjanjian lama dan baru. Tokoh Musa , ide tentang “Anak Domba Allah” , Paskah, dan lebih banyak lagi.
b. Kisah yg terjadi sejauh ini.
Baiklah kita rangkum kembali kisah yg sudah terjadi sejauh ini secara ringkas.
Allah menciptakan dunia dan menciptakan laki – laki dan perempuan “ yang serupa dan segambar denganNya” sebagai anaj-anakNya, untuk memerintah kerajaan kudusNYa di dunia. Allah membuat Covenant dengan mereka dan berjanji melimpahkan rahmatNYa ke atas mereka, dan melalui mereka duniapun akan terberkati.
Namun Adam dan Hawa memutuskan Covenant tsb dan menolak hak “kerajaan” sebagai anak sulung Allah. Kemudian berkembang dipengasingan dari taman Eden, keturunan mereka mengisi dunia dengan darah dan berbagai macam kejahatan.
Sehingga Allah menciptakan dunia kembali, dengan menghancurkan kejahatan, dan menyelamatkan orang benar melalui air bah. Allah mulai dengan keluarga manusiaNya lagi dengan keluarga Nuh. Namun Nuh jatuh ke dalam dosa juga, dan kesulian kembali mengisi bumi, yang disimbolkan dengan usaha segala bangsa untuk membangun menara Babil menuju surga untuk memuliakan nama mereka, bukan nama Allah.
Di Babel, Allah menceraiberaikan bangsa2 ke-4 penjuru bumi, memecah “satu keluarga” kedalam berbagai macam bahasa dan kebudayaan, sehingga membingungkan pembicaraan mereka sehingga tidak memungkinkan mereka untuk saling mengerti, bersatu dan bekerja sama.
Sekali lagi Allah mengangkat orang benar, melalui id Allah berharap membangun keluarga Allah seperti yang Allah inginkan dari awal mula. Dia membuat Covenant dengan Abraham dan berjanji kepada Abraham dan keturunannya untuk selamanya, dari garis keturunannya Allah akan melimpahkan berkatNYa kepada seluruh keluarga, bangasa, dan dunia.
Pada akhir kitab kejadian, pohon keluarga Abraham menjadi yg paling besar, terdiri atas 12 suku, masing2 dikepalai anak Yakub, yg merupakan anak kesayangan putra terkasih Abraham, yaitu Ishak. Melalui perjalanan berliku, bangsa pilihan Allah, anak Abraham, yg sekarang dikenal sebagai anak Israel ( Nama baru yg diberikan Allah kepada Yakub ) sampailah mereka di Mesir.
Pada pelajaran ini, kita akan melihat bagaimana keluarga Allah tumbuh, dari kumpulan suku-suku menjadi calon sebuah bangsa, dibawah kepemimpinan Musa, penyelamat kudus yang diangkat dan pencipta hukum.
II. Keluar dari Mesir, anakKu.
a. Musa dan Yesus.
Awal dari kitab keluaran kelihatannya sangat dikenal bagi anda. Tokoh lain dari kitab suci lahir di bawah ancaman kematian, berhadapan dengan pemerintahan tirani yg memerintahkan membunuh semua anak sulung laki-laki Yahudi.
Pada kisah Natal, kita melihat Herodes mengirim tentaranya ke Bethlehem untuk membunuh semua anak sulung laki2 yahudi ( Mat 2 : 16 ). Dalam kitab Keluaran Firaun merencanakan skenario yg lebih halus membunuh bayi – bayi orang yahudi melalui dukun beranak ( Kel 1 : 15 – 16 )
Musa, diselamatkan dengan cara ditempatkan dalam sebuah keranjang papirus yg diterjemahkan menjadi “ark” seperti dalam Kel 2 : 3, suatu kata yang sama yg digunakan untuk bahtera Nuh ( Kej 6 : 14 )
Masa kecil Musa dan Yesus adalah sama, yaitu diselamatkan anggota keluarga – Musa oleh ibu dan kakak perempuannya ( Kel 2 : 1 – 10 ) dan Yesus oleh Ibu dan AyahNya. ( Mat2 : 13 – 15; Kel 2 : 5 – 10 ) dan keduanya tetap tinggal dalam pengasingan sampai orang yang ingin membunuh mereka meninggal ( Mat 2 : 20; Kel 4 : 19 ).
Banyak kisah pararel yg bisa kita telusuri antara Musa dan Yesus – sebagai contoh , Yesus berpuasa selama 40 hari 40 malam di padang gurun, demikian juga Musa ( Mat 4 : 2; Kel 34 : 28 ) dan seperti Musa, Yesus pergi ke gunungdan memberikan sebuah hukum Covenant kepada umatNya ( Mat 5 – 7; UL 5 : 1 – 21 )
Musa adalah contah bagi semua manusia utusan Allah yg kita baca dalam sisa perjanjian lama dan menuju perjanjian baru. Penulis injil, terutama Matius, menggambarkan Yesus sebagai Musa baru, seorang pemimpin baru dan raja, penyelamat, utusan, guru, pembuat mujizat, dan Nabi yg menderita.
Dan kisah Musa – terutama Paskah, pada saat melalui laut merah, pengembaraan di padang gurun, roti harian dari surga Manna – sebagai simbol yg mempunayi arti yang mendalam bagi orang katolik yg membaca kitab suci.
b. Anak sulung Allah.
Musa dipanggila Allah untuk membebaskan bangsa Israel dari perbudakan mereka di Mesir.
Apa motivasi Allah untuk bertindak ? Allah sadar akan CovenantNya dengan Abraham. Ishak, dan Yakub ( Kel 2 : 24 ; Maz 105 : 8 – 11 ) Itulah sebabnya Allah memperkenalkan diriNya kepada Musa sebagai “ Akulah Allah Ayahmu, Allah Abraham, Allah Ishak, dan Allah Yakub …” ( Kel 3 : 6, 13, 15; 6 : 2 – 8 ).
Allah telah memperingatkan Abraham dalam suatu mimpi bahwa keturunannya akan menjadi budak dan mengalami penindasan selama ratusan tahun,, namun Allah akan membebaskan mereka ( Kej 15 : 13 – 15 ). Sekarang bangsa Israel sudah berada 430 th di Mesir – 30 th pertama sebagai tamu istimewa, sebagai keluarga dari perdana menteri Yusuf, dan 400 th terakhir sebagai budak ( Kel 12 : 40 ).
Ini saatnya bagi Allah untuk menggenapi janjiNya kepada Abraham – untuk membuat keturunannya menjadi sebuah bangsa yang besar dan memberikan mereka sebuah tanah perjanjian yang indah dan penuh rahmat menjadi milik mereka( Kej 28 : 13 – 15 )
Allah mengirim Musa kepada Firaun dan berkata “ Israel adalah anakKu, anak sulungKU “ ( Kel 4 : 22; Sir 36 : 11 ). Kita melihat sekali lagi Allah mencoba membangun keluarga kudusNya. Kita melihat hal ini pada saat Dia memperbaharui janjiNya kepada Musa “ Dan Aku akan membawa kamu ke negeri yang dengan sumpah telah Kujanjikan memberikannya kepada Abraham, Ishak, Yakub, dan aku akan memberikannya kepadamu untuk menjadi milikmu; Akulah Tuhan“(Kej 6 : 7). Ini adalah antisipasi terhadap Covenant dengan mereka di Sinai ( Kel 19 : 5 )
Perhatikan karakter Allah melalui kitab Keluaran – Apa yang Dia katakan dan lakukan. Dia tidak terpisah sebagai “ Pencipta”
Allah pada kitab Keluaran adalah benar – benar menyatakan DiriNya sebagai Bapa yang Kudus dari bangsa Israel ( Ul 32 : 6 ). Dia menyelamatkan anakNya (Kel 12 : 29 – 31 ) mendandani mereka ( Kel 12 : 35 – 36 ), menuntun mereka ( ( Kel 13 : 21 – 22 ), memberi makan mereka (Kel 16:1 – 17:7), melindungi mereka ( Kel 14 : 10 – 29 ); 17 : 8 – 16 ), mengajar mereka (Kel 20 : 1 – 17; 21 : 1 – 23 : 3 ) dan tinggal ,bersama mereka ( Kel 25 : 8 ; 40 : 34 – 38 ).
Singkatnya, Allah menjadi Bapa bagi mereka ( Hos 11 : 1 )
Ini tidak hanya Allah sebagai Bapa bagi bangsa Israel, bangsa israel adalah anak sulung Allah, bukan hanya anak Allah. Allah adalah Allah bagi semua bangsa – dan Ia ingin menjadi Bapa bagi semua bangsa lain juga. Namun Israel adalah anak sulungNYa, kebanggaan dan kegembiraanNya, Israel dipanggil ke luar dari Mesir untuk menunjukkan ke bangsa lain cara hidup sebagai anakNya.
Namun Israel – sebagai pemimpin - harus bersikap benar sebelum mereka mampu menyebarkan kebenaran kepada bangsa - bangsa lain. Itulah apa yang terjadi dalam kisah yg agak aneh sebelum kejatuhan Firaun – dimana Allah mencoba membunuh Musa ( Kel 4 : 24 – 26 ).
Allah serius terhadap CovenantNya, tidak ada seorangpun dapat dibebaskan dari ketetapannya. Musa melakukan pelanggaran terhadap Covenant Abraham. Anaknya Gershom, belum disunat seperti yang diperintahkan Allah ( Kej 17 : 9 – 14 ). Istri Musa, Zipora, melakukan penyunatan sendiri sehingga hidup Musa diselamatkan lagi.
c. Tulah Firaun.
Firaun dihukum, bangsanya dihakimi, karena gagal menghormati hak dari anak sulung Allah.
Firaun membuat kesalahan besar dengan menghina kekuasaan dari Allah Musa ( Kel 5 : 2 ). Dalam 10 tulah Allah mengunjungi Firaun, Allah menghukum Firaun dan melaksanakan hukuman pada banyak dewa2 mesir ( Kel 12 : 12 ; Ul 33 : 4 )
Dewa nil mesir, Hapi, dimarahi dengan tulah air sungi nil menjadi darah ( Kel 7 : 14 – 25 )
Heket, dewa katak, dihina melalui tulah katak ( Kel 8 : 1 – 15 )
Dewa kerbau, Apis, dan dewa sapi Hathor, dihina melalui tulah penyakit sampar ( Kel 9 : 1 – 7 )
Dan tulah kegelapan digunakan untuk menghina dewa matahari mesir, Ra ( Kel 10 : 21 – 23 )
Para ahli percaya tiap masing2 tulah dapat dihubungkan secara khusus dengan dewa- dewa mesir. Bahkan tulah terakhir yg menyerang anak sulung mesir dapat juga dilihat sebagai sebuah serangan pada dewa2 politik mesir, karena Firaun disembah sebagai kudus dan anaknya sudah dikuduskan dalam sebuah upacara istimewa.
Melalui hal ini, tindakan kudus bekerja melalui Musa, Allah telah menunjukkan kekuatanNya – Allah Israel lebih besar daro ,pada dewa – dewa lainnya ( Kel 18 : 11 ’ 9 : 16; 11 : 9 )
d. Paskah dan anak domba Paskah kita.
Anak sulung Israel dilewatkan pada tulah terakhir, sebagai pengganti takdir anak sulung Mesir.
Kita harus membaca kisah paskah secara hati – hati. Kisah ini mempunyai pengaruh yg besar terhadap bentuk dan arti dari seluruh sisa perjanjian lama. Hal ini sangat penting untuk memahami kepercayaan katolik tentang arti dari salib, keselamatan dimenangkan untuk kita memalui salib, dan peringatan penyelamatan kita yg kita rayakan pada misa.
Kisah Paskah satu diantara drama dalam perjanjian lama yang menentukan. Namun lebih dari itu peristiwa itu sendiri menunjukkan kepada kita di masa depan pada seluruh drama sejarah p- pengorbanan Yesus kristus di atas salib.
Sejak awal mula, Gereja telah mengerti peristiwa penyaliban dan kebangita Yesus sebagai ” Paskah Tuhan” ( Kat 557 – 559, 1174, 1337, 1364, 1402 ). Ekaristi pada gilirannya adalah peringatan Paskah Tuhan.
Itulah sebabnya selama misa, imam menghadirkan, mengkonsekrasikan hosti kepada kita, dan mengatakan : ” Inilah anak domba Allah .... berbahagialah kita yang diundang keperjamuaNya” Liturginya adalah kuk bersama 2 bagian perjanjian baru ( Yoh 1 : 29; Wah 19 : 9 )Namun apa yg membuat penulis kitab suci berbicara tentang Yesus dengan cara seperti ini sebagai yang paling penting ? jawabannya kisah Paskah.
Gereja perdana percaya berdasarkan interpretasi kisah kitab keluaran dimulai dengan Yesus dan para penulis perjanjian baru.
Mari kita baca uraian injil Yohanes tentang penyaliban ( Yoh 19 ) Pada saat Yesus dihukum, Yohanes mencatat bahwa saat itu adalah ” hari persiapan untuk Paskah, kira – kira jam 12. Mengapa hal ini begitu mendetail ? Karena saat itu merupakan saat imam – imam israel menyembelih anak domba untuk makan Paskah ( Yoh 19 : 14 )
Kemudian para serdadu mengejek Yesus dengan memberikan sebatang hisop yg telah dicelupkan ke dalam anggur asam. Mereka mengarahkannya kepada Yesus dengan jenis hisop yang sama dengan yang digunakan bangsa israel untuk mengoleskan darah anak domba Paskah pada tiang pintu. ( Yoh 19 : 29; Kel 12 : 22 )
Dan mengapa para serdadu tidak mematahkan kaki Yesus ( Yoh 19 : 33,36 ) ? Yohanes menerangkan hal tsb dengan mengutip dari kitab keluaran, menceritakan kepada kita karena kaki anak domba Paskah tidak boleh dipatahkan ( Kel 12 : 46; Bil 9 : 12; Maz 34 : 21 )
Banyak sekali kisah2 paralel yg dapat kita gambarkan dalam injil Yohanes dan dalam uraian injil2 lainnya. Penyaliban yang dihadirkan dalam perjanjian baru sebagai sebuah kuraban Paskah – yang mana Yesus sebagai Imam agung yg mempersembahkan kurban anak domba dan sekaligus sebagai anak domba Paskah yang tidak bernoda. Bagi para penulis perjanjian baru, apa yang kita baca dalam kitab keluaran sebagai tanda yang mengarahkan kita kepada Yesus.
Dalam Paskah, bangsa israel diganti dengan darah anak domba yang tidak bernoda yang dioleskan pada tiang pintu mereka. Bahkan kematian Anak domba disebabkan oleh anak sulung, Anak domba dikurbankan supaya manusia dapat hidup ( Kel 12 : 1 – 23, 27 ). Ini juga sama dengan Paskah Tuhan, penyaliban, dan kebangkitan. Anak domba Allah mati agar umat Allah beroleh kehidupan, diselamatkan oleh darah Anak domba ( Wah 7 : 14; 12 : 11; 5 : 12 )
Untuk domba Paskah kita, Kristus telah disalibkan, kata St Paulus ( 1 Kor 5 : 7 ). Dari ats salib, kata St Petrus kepada kita, Yesus adalah ”Anak Domba yang tidak bercacat dan bernoda” Melalui darahNya yang mulia, kita ditebus dari tawanan dosa dan kematian ( 1 Pet : 18 – 19 ).
Itulah yang terjadi dalam kitab Keluaran. Anak sulung, Putra dan Putri Allah telah ditebus – membeli kita dari tawanan dan perbudakan ( Kel 6 : 6; 15 : 13; 15 : 13, Maz 69 : 18; Yes 44 : 24; Kej 48 : 10 ).
Bangsa Israel diperintahkan untuk mengingat Paskah pertama ini setiap tahun dengan makan anak domba Paskah ” Daging yg dibakar dengan roti tidak beragi” . Dan pada perjamuan malam terakhir, selama makan Paskah, Yesus memerintahkan pengikutNya untuk memperingati PaskahNya dalam Ekaristi, di mana kita makan dagingNya dan minum darahNya ( Yoh 6 : 53 – 58 ).
III. Pembuatan dari Covenant lama.
a. Gambaran dari Keluaran baru
Tindakan Allah yg besar dengan membebaskan bangsa Israel dalam Keluaran membentuk identitas dan bayangan dari bangsa Israel. Kita akan menemukan referensi kepada kitab Keluaran bagi seluruh sisa perjanjian lama.
Kitab keluaran adalah satu tanda kudus di atas semua kitab lainnya yg menyakinkan bangsa Israel bahwa mereka adalah bangsa pilihan Allah. Bangsa mana lagi yg dapat menyombongkan diri bahwa Allah sendiri yg membebaskan mereka pada saat mereka menghadapi percobaan ?
Kita mendengar iman ini dalam lagu yg Musa nyanyikan pada saat mereka mencapai seberang laut merah ” Siapakah yang seperti Engkau , diantara para allahya Tuhan ? Dengan kasih setiaMu Engkau menuntun umat yang Kau tebus ..... bangsa2 lain mendengar dan gemetar ..... sampai bangsa kepunyaanMu menyeberang ( Kel 15 : 11,13, 14, 16 )
Ingatan akan perbuatan Allah yang perkasa di dalam kitab keluaran ini menjadi dasar dari identitas bangsa Israel sebagai suatu bangsa dan dasar dari seluruh harapan pada masa depan.
Kemudian di dalam perjanjian lama, pada saat Israel karena dosanya jatuh menjadi tawanan dan mengalami pembuangan, Nabi2 akan meramalkan terjadinya ” Keluaran baru ”, dipimpin oleh Mesias, seorang Musa baru, bahkan akan membawa penebusan dan pembebasan umat Allah yg lebih besar lagi. ( Yes 10 : 25 – 27; 11 : 15 – 16; 43 : 2, 16 – 19; 51 : 9 – 11 ). Inilah Exodus baru, yang diramalakn Nabi Yeremia yang menjadi tanda mulainya Covenant baru ( Yer 23 : 7 – 8;31 : 31 – 35 )
Dalam perjanjian baru, Yesus adalah Musa baru, pemimpin Exodus baru.Membebaskan umat Allah dari musuh terakhir – dosa dan kematian. Kita akan melihat semua ini pada pelajaran terakhir kita, pada saat kita melihat perjanjian baru secara terperinci.
Seperti yg kita baca kisah penyebrangan laut merah dan ujian bangsa Israel di padang gurun, kita harus tetap mengingat hal ini bagaimana peristiwa ini dimengerti dalam perjanjian baru. Disini dan diseluruh tradisi Gereja, kejadian bersejarah ini digambarkan sebagai simbol sakramen pembaptisan dan Ekaristi.
Seperti bangsa Israel melalui laut merah masuk ke dalam kemerdekaan dan identitas baru sebagai bangsa pilihan Allah, demikian juga orang kristen dalam pembaptisan dibebaskan dari dosa dan membuatnya menjadi Anak Allah. Dan seperti bangsa Israel menerima manna dari surga dan air dari batu karang, orang kristen diberi roti surgawi dan minuman spiritual pada Ekaristi.
” Nenek moyang kita ..... telah dibaptis Musa dalam awan dan dalam laut,” Paulus menulis.” Semua makan makanan spiritual yang sama, karena mereka minum dari batu karang yang sama, dan batu karang itu adalah Kristus. ( 1 Kor 10 : 1 – 3 )
b. Ujian di padang Gurun.
Paulus juga berkata kita harus membaca uraian tentang ujian bangsa Israel di padang gurun ” sebagai contoh ... sebagai contoh dan dituliskan untuk menjadi peringatan bagi kita, yg hidup pada waktu, di mana zaman akhir telah tiba”. ( 1 Kor 10 : 11 )
Meskipun, semua tanda dan keajaiban telah dikerjakan Allah, kisah perjalanan bangsa Israel ke Sinai setelah ke luar dari Mesir adalah sebuah kisah kekeraskepalaan dan pandangan dangkal dari sebuah bangsa ya tidak punya kemampuan untuk percaya bahwa Allah bersama mereka, bahwa Alllah yg membebaskan mereka akan tetap menjaga mereka sepanjang perjalanan mereka.
Dengan segera merke menggerutu di Mara bahwa rasa air terlalu pahit untuk diminum dan Allah menjawabnya dengan memberi Musa kekuasaan untuk membuat air jadi manis. ( Kel 15 : 22, 25 )
Satu bulan kemudian, mereka menggerutu mengenai makanan di padang gurun Sin. Allah memberi makan mereka dengan manna dari surga, memberi mereka roti harian setiap hari selama 40 th ( Kel 16 ) Ini adalah manna yang dikatakan Yesus sebagai simbol Ekaristi. ( Yoh 6 : 30 – 59)
Namun semua ini bukti yang tidak cukup bagi mereka. Pada saat merka haus di Meribah dan Masa dan menguji Allah ; ” adakah Allah ditengah-tengah kita ? ( Kel 17 : 2,7 ). Sehingga Musa memukul batu, seperti yang Allah perintahkan, dan air keluar sehingga bangsa Israel dapat minum.
40 th kemudian, dalam kitab Ulangan, Musa menerangkan kepada bangsa Israel bahwa Allah melakukan hal ini ” untuk menguji mu dengan penderitaan dan menemukan apakah menjaga perintahNya menjadi perhatian bangsa Israel atau tidak ?... Kamu harus menyadari bahwa Tuhan Allah mu, mendisiplinkanmu, seperti seseorang yg mendisiplinkan anaknya ( Ul 8 : 2 – 5 )
Mengapa Allah menguji Israel jika Allah sudah tahu segala sesuatu ? Kuncinya ditemukan pada ucapan Musa - UjianNya adalah suatu bentuk dari kedisiplinan seorang Ayah, yang membuat anakNya semakin kuat.
Allah tidak menguji bangsa Israel untuk belajar sesuatu yang Allah sendiri belum tahu. Dia menguji agar bangsa Israel semakin kuat, untuk mengajar mererka apa yg tidak diketahui mereka – seberapa jauh mereka membutuhkan Allah, tanpa Allah mereka bukan apa-apa.
Musa berkata, Allah menguji mereka, agar mereka tidak menganggap kebebasan dan kemakmuran mereka sebagai hasil kerja berdasarkan kekuatan mereka.
Kemudian ingatlah, kata Musa kepada mereka ” Adalah Tuhan Allah mu, yang memberimu kekuatan untuk mendapatkan kekayaan, sebagai pemenuhan, seperti sekarang yang telah Allah lakukan, pemenuhan terhadap Covenant yang Dia telah bersumpah kepada nenek moyang kita. ( Ul 8 : 17 – 18 )
c. Sebuah Kerajaan Imam, sebuah bangsa yang kudus.
Di Sinai, Allah menyatakan seluruh tujuanNya untuk bangsa terpilih, mengapa Ia membawa bangsa Israel ke luar dari Mesir di atas sayap rajawali dan membawa mereka pada DiriNya ( Kel 19 : 4 ). Allah ingin Anak sulungNya, bangsa pilihanNya menjadi sebuah Kerajaan Imam, sebuah bangsa yang kudus ( Kel 19 : 6 ).
Pada Covenant di Sinai ,kita mencapai titik balik dalam sejarak penyelamatan. Ingat apa yang telah kita katakan sejauh ini : Pada saat Allah membuat sebuah Covenant, Dia membuat sebuah keluarga, Dia membuat manusia menjadi sanak familiNya, Putra dan PutriNya.
Ingat juga, perumpamaan dalam Perjanjian Lama berakar dalam gambaran kuno sebuah keluarga. Dalam keluarga awal, Bapa adalah”Raja”, pengatur, pemberi hukum, dan pelindung keluarga mereka, Bapa juga ”Imam” , memimpin keluarga dalam memuja dan memberikan kurban. ”Anak sulung” adalah keturunan dari sifat ”Raja” dan ”Imam” peran seorang Bapa.
Sejak Adam, Allah telah mencari seorang anak sulung yg menghargai panggilanNya – untuk menjaga dan memelihara ciptaan, menawarkan Allah persembahan kurban dan memuji serta bersyukur, menjadi terang bagi semua bangsa, untuk tinggal dengan mesra bersamaNya.
Adam adalah bapa pendiri, menjadi tuan bagi ciptaan dan memberikan sifat keimaman yang berfungsi menjaga dan memlihara ciptaan Allah ( Kej 1 : 26; 2 : 15 ). Nuh juga, adalah seorang bapa keluarga, dan keluarganya menjadi ”anak sulung” yang akan mendiami bumi baru setelah air bah. Allah kemudian memilih Abram, yang namanya berarti ”bapa perkasa” dan menjadikannya Abraham – sebuah nama yang berarti ”bapa bagi semua orang”.
Namun, melalui seluruh sejarah ini, kita melihat bahwa Allah terpaksa mengabaikan anak sulungnya dalam banyak hal karena mereka terlalu sombong, terlalu tidak adil, terlalu jahat. Kita lihat hal ini pada kasus Kain,Ismail, Esau. Sungguh di antara anak sulung dalam kitab Kejadian, hanya garis keturunan Shem yang beriman.
Namun Allah tetap setia pada rencanaNya – dan janjiNya dengan Israel, anak sulungNya. Dia sekali lagi memulai yang baru. Mereka akan menjadi keluargaNya, keturunan kerajaanNya. Musa telah diperintahkan bahwa bangsa Israel akan ditahbiskan kepada Allah, didedikasikan kepada pelayanan keimamanNya ( Kel 13 : 2, 15; 24 : 5 )
Di sini di Sinai, Allah menyatakan bahwa Dia menginginkan Israel menjadi keluarga bangsa seperti dalam sistem keluarga kuno, Imam dan Raja.
Dia membuat keluargaNya menjadi sebuah bangsa – namun bukan sebuah bangsa seperti bangsa-bangsa lain. Israel akan menjadi ”sebuah bangsa yang kudus”, terpisah dari bangsa – bangsa lain, menjadi sebuah contoh kekudusan dan kehidupan yang benar, menjadi sebuah alat bagi Allah untuk memperluas penyelamatanNya kepada seluruh Bangsa.
CovenantNya di Sinai, seperti yang kita lihat, dimaksudkan untuk memenuhi janjiNya melalui keturunan Abraham, Allah akan memberkati seluruh bangsa dan dunia. Jadi bangsa Israel ditahbiskan disini di Sinai sebagai ”sebuah cahaya bagi bangsa – bangsa” dan memimpin mereka dalam perjalanan menuju kekekudusan ( Yes 42 : 6; 49 : 6).
Namun jangan melupakan kata ”jika” di dalam semua sabda Allah di Sinai : ” Jika kamu sungguh – sungguh mendengarkan firmanKu dan berpegang pada CovenantKu, maka kamu akan menjadi harta kesayanganKu sendiri di antara para bangsa ..... sebuah kerajaan Imam ” ( Kel 19 : 5 )
Covenant Allah mempunyai persyaratan. Agar mengalami berkatNya Israel harus berpegang pada CovenantNya, menuruti isi Covenant ( yang dinyatakan dalam Kel 20 – 23 ).Jika mereka tidak memegang CovenantNya, mereka juga bukan bangsa pilihan lagi, jumlah mereka akan ditelan dari permukaan bumi ( Ul 32 : 21; Hos 1 : 9; 1 Pet 2 : 10 )
Bacalah 10 perintah Allah sebagai sebuah hukum Covenant keluarga, sebuah aturan rummah tangga. Hukum – hukum ini terutama diberikan untuk mengatur hubungan dalam rumah tangga bangsa Israel.
Mereka mengatur bagaimana menyelesaikan sebuah perselisihan, bagaimana mengadakan perjanjian dengan budak, bagaimana menghukum kejahatan, bagaimana mengatur ganti rugi atas kehilangan atau kerusakan harta miliknya, dan bagaimana berrelasi dengan Allah dan otoritas atas manusia.
Setelah mendengar sabda Allah, Israel bersumpah untuk berpegang pada Covenant ( Kel 19 : 8, 24 : 3,7 ). Dan Musa membangun sebuah altar dengan 12 tiang, yg melambangkan seluruh suku Israel yang telah menyetujui Covenant ( Kel 24 : 4 )
Kemudian Musa mengambil darah dari binatang yang dikurbankan dan memercikinya kepada bangsa Israel, dan berkata ” Inilah darah perjanjian yang diadakan Tuhan dengan kamu ” ( Kel 24 : 8 ). Darah adalah simbol dari hubungan manusia. Itulah Covenant yang terjadi yang menjadikan Israel sebagai putra dan putri Allah.
Yesus menggunakan kata – kata yang sama pada saat perjamuan terakhir, namun menambahkan kata ”baru” – yang mengatakan kepada kita bahwa malaui DarahNya yang dicurahkan dari atas Salib untuk semua orang, Allah sedang membuat sebuah Covenant baru ( Mark 14 : 24; Mat 26 : 28 )
Ini adalah sebuah tanda bagi kita bahwa apa yang telah kita baca dalam kitab Keluaran ini merupakan ramalan / gambaran masa depan Perjanjian Baru – ini adalah sebagian penggenapan dari rencana Allah. Puncak penggenapan akan datang bersama Yesus.
Covenant baru ini untuk semua orang. Di dalam Covenant baru ini Yesus berjanji, 12 Rasulnya akan duduk dan menghakimi 12 suku Israel ( Luk 22 : 30 ) dan seperti sebuah altar di Sinai yang dibangun di atas tiang – tiang 12 suku Israel, Gereja Yesus akan dibangun di atas ”12 Rasul anak domba” ( Wah 21 : 12, 14 ). Semua Covenant disegel dengan sebuah ritual ”makan” , itulah mengapa Musa dan 70 orang para tua – tua Israel duduk untuk makan dalam hadirat Allah ( Kel 24 : 9 – 11 )
Kemudian, pada saat Israel dalam pengungsian sebagain akibat mematahkan Covenant, para Nabi akan mengingat keakraban dengan Allah – makan dan minum dalam kehadiranNya – dan mengajar bangsa Israel untuk tetap berharap akan hari perjamuan baru, pada saat itulah mereka sekali lagi makan dalam hadirat Allah dan di atas gunung kudusNya. ( Yes 55 : 1 – 3 ; Ams 9 : 1 – 6 )
Harapan ini juga digenapi dalam kedatangan Yesus, yang berbicara tentang Bapa yang mngundang pesta perjamuan pernikahan AnakNya ( Mat 22 : 1 – 14 ) dan menggambarkan Kerajaan Allah sebagai sebuah pesta yang besar ( Luk 14 : 12 – 24 )
d. Skandal anak sapi emas.
Tidak lama setelah Israel meratifikasi Covenant dengan Allah, bangsa Israel jatuh ke dalam penyembahan berhala. Musa naik ke atas gunung untuk menerima petunjuk lebih terperinci tentang bentuk bangun tabut perjanjian dan alat perlengkapannya, sebagai tempat tinggal Allah ( Kel 25 – 31 )dan bangsa Israel di bawah menciptakan anak lembu mas dan mulai menyembahnya.
Para rabi jaman dulu biasa mengatakan buah terlarang adalah untuk Adam, anak lembu emas adalah untuk Israel. Ini adalah kejatuhan dari rahmat Allah untuk ke-2 kali. Anak lembu emas adalah gambaran Apis, dewa kesuburan Mesir dan Israel menyembahnya ini merupakan ejekan terhadap Covenant di Sinai. Seperti yang Musa lakukan, mereka membangun sebuah altar mempersembahkan kurban, makan dan minum dalam sebuah ritual makan. Seperti Kitab suci katakan, mereka juga ” bangkit dan bersuka ria ” yang dengan cara yg sopan mengatakan bahwa mereka ikut serta dalam pesta pora gila-gilaan bergabung dengan memuja Apis. ( Kel 32 : 1 – 6 )
Allah tidak mengakui Israel. Perhatikan dalam perubahan bahasa. Tidak lama sesudah allah berbicara bahwa Israel sebagai umat istimewaNya ( Kel 3 : 10, 5 : 1, 6 : 7 ). Dia berkata kepada Musa bahwa Israel ”bangsamu, yang kau bawa ke luar dari tanah Mesir telah rusak tingkah lakunya” ( Kel 32 : 7 ). Musa menengahi untuk bangsanya, bahkan menawarkan untuk memikul kutukan yang akan diterima bangsa Israel – yaitu dihapuskan dari kitab yang ditulis Allah ( Kel 32 : 31 – 32 )
Meskipun mereka pantas mati untuk kejahatan melanggar Covenant – dan 3000 orang telah dibunuh oleh kaum Lewi – bangsa ini menomorduakan dan mengabaikan Covenant Allah. Namun kondisi Israel telah berubah selamanya. Dalam perjanjian lama tidak pernah lagi Israel dikatakan sebagai ”Kerajaan imam dan bangsa yang kudus” . Sampai rencana Allah kedatangan gereja sebagai kerajaan Imam terwujud. ( 1 Pet 2 : 5,9 ; Wah 1 : 6 )
4 bab pertama dari kitab bilangan menceritakan kepada kita apa yang terjadi segera setelah skandal anak lembu emas Musa menghitung secara terperinci ( yang mana bukunya diberi nama Kitab bilangan ) dan membangun otoritas kaum Lewi.
Suku Lewi, adalah satu-satunya suku yang tidak menyembah anak lembu emas dan hanya satu – satunya yang menjawab panggilan Musa ( Kel 32 : 36 ) yang mengabdi atau ditahbiskan sebagai imam bangsa Israel ( Kel 32 : 26 – 29 ). Tidak akan ada lagi anak sulung dalam setiap keluarga yg mewarisi peran bapa sebagai imam. Suku Lewi dipilih dan ditempatkan sebagai anak sulung ( Ul 3 : 11 – 13; 45 )
Untuk pertama kali, sebuah perbedaan dibuat antara Imam dan umat kebanyakan, dimana dengan segera setiap anak sulung adalah seorang Imam ( Kel 13 : 2, 15 : 24 : 5 ) Sekarang banyak yang bukan suku Lewi yg menjalankan fungsi keimaman ” ( akan mati ). Bil 3 : 10.
IV. Setelah anak sapi emas.
a. Membaca kitab Imamat.
Seluruh karakter dari hubungan Allah dengan umat pilihanNya telah berubah. Allah tidak dapat tinggal ditengah umatNya. Kaum Lewi harus berdiri di antara Allah dan umatNya. Hal ini membawa kita kepada bagian akhir dari Kitab Keluaran dan masuk ke kitab Imamat.
Kaum Lewi adalah bagian dari Covenant yang diperbaharui yang perlu dibuat setelah pemberontakan anak sapi emas. Dosa bangsa Israel sangat berat sehingga dibutuhkan sejumlah peraturan kedua.
10 perintah Allah telah menjadi hukum moral, namun hukum ke-2 ini adalah pengadilan dan upacara, yang berisi hukuman bagi para kriminal dan aturan untuk menyiapkan binatang kurban. Peraturan ke-2 diberlakukan kepada bangsa Israel yang dalam kondisi terpuruk setelah skandal anak sapi emas. Hal ini yg menghabiskan sisa kitab Keluaran ( pasal 33 – 40 ),seluruh kitab Imamat dan 10 pasal pertama kitab Bilangan dalam membahanya.
Kita harus selalu ingat pada saat membaca pasal – pasal kitab Imamat. Ini merupakan buku pegangan bagi para imam Lewi, sebelum skandal anak sapi emas kaum Lewi tidak dibutuhkan. Setelah skandal tsb kaum Lewi menjadi dibutuhkan. Seperti yang kita baca pada kitab Imamat, jangan berhenti pada gambaran seluruh ritual dan menolak buku ini karena, sebagai orang katolik, kita tidak akan memerinci aturan – aturan tsb. Ingat juga, kitab Imamat merupakan kelanjutan dari kisah dari keluarnya keluarga Allah dari Mesir.
Ingat pada saat kita membaca tentang ginjal dan bagian dalam isi perut serta semua detil yg mengerikan pada persiapan kurban – Allah sebenarnya tidak menginginkan hewan kurban. Dia tidak membutuhkan jutaan sapi dan domba untuk disembelih. Malahan Allah menginginkan jiwa yang penuh penyesalan dan rendah hati, dan berjalan dalam jalanNya ( Maz 50 : 8 – 14, Maz 51 : 18 – 19 )
Sistem pengurbanan diadakan sebagai jenis dari cara penebusan dosa atas seluruh bangsa. Tiga hewan yang dikurbankan bangsa israel kepada Allah – sapi, domba,dan kambing – merupakan hewan yang dimuliakan oleh bangsa Mesir.
Allah telah berjanji dengan bangsa Israel jika bangsa Israel ketagihan penyembahan berhala. Seperti yang kita telah lihat. Lebih mudah mengeluarkan bangsa Israel keluar dari Mesir dari pada mengeluarkan budaya Mesir keluar dari bangsa Israel.
Pengurbanan hewan kurban diminta perhari sebagai pengingat kemurtadan mereka dengan anak sapi emas. Setiap hari mereka dipaksa untuk mengingat dosa mereka dan melakukan penebusan, upacara penyembelihan ”dewa - dewa” yang pernah disembah mereka. Dengan cara ini, Allah berharap membebaskan hati bangsa Israel dari perbudakan penyembahan berhala. ( Yos 24 : 14; Yeh 20 : 7 – 8; Kis 7 : 39 – 41 ).
b. Menghitung generasi kedua.
Kaum Lewi bertujuan membantu bangsa Israel generasi ke-2, mengajar mereka hidup kudus, agar generasi ini tidak jatuh seperti generasi pertama. Namun generasi kedua tidak belajar. Kita melihat hal tsb dalam kisah yang diuraikan pada kitab Bilangan, dimulai dengan keberangkatan bangsa Israel dari Sinai ( Bil 10 : 11 )
Kitab Bilangan mengisahkan kisah generasi ke-2 Israel dalam perjalanan menuju tanah perjanjian. Pada saat keluar dari Mesir merekan yang masih anak – anak sekarang lebih beriman dari pada orang tua mereka. Akhirnya mereka dihukum untuk mengembara selama 40 tahun , ” penderitaan karena ketidak berimanan mereka ” ( Bil 14 : 33 – 34 )
Bahkan ditengah perjalanan mereka melakukan kesalahan yang sama, Allah telah memberi tanda penebusan kepada kita,suatu hari Dia memerintahkan Musa untuk mengangkat ular perunggu untuk menyembuhkan ketidak berimanan bangsa Israel, yang merupakan tanda dari Salib (Bil 21:4–9,Yoh 3:14)
Nabi bayaran, Bileamdikirim untuk menipu bangsa Israel, digunakan Allah untuk memberikan sebuah ramalan bahwa sebuah bintang akan naik atas Yakub dan tongkat kerajaan akan muncul dari Israel. Kita ingat ramalan ini dalam liturgi selama masa Natal, seperti asosiasi kita bintang Bileam diikuti oleh orang Majus ( Mat 2 : 1 – 12 )
Ketidakberimanan generasi kedua mencapai puncaknya di perbatasan Timur tanah perjanjian, di dataran Moab. Bangsa Israel tergoda, dan menyembah Baal Peor, dewa bangsa Moab. ( Bil 25 )
Catat persamaan antara kisah ini dengan kisah anak sapi emas ( Kel 34 ). Pemujaan terhadap dewa yang salah melalui ritual yang tidak bermoral dan ini dihukum dengan membunuh sejumlah besar orang Israel. Pada skandal anak sapi emas, Kaum Lewi membedakan diri mereka dengan pedang dan zeal. Disini seorang Lewi, Pinehas, juga mengambil pedangdai zealnya, menyembelih pasangan yang menyembah berhala. Dia adalah garis keturunan imam tinggi – Harun – ” Sebuah janji keimaman selama-lamanya ” (Bil 25 : 13)
c. Kitab Ulangan.
Skandal anak sapi emas terjadi pada generasi pertama, dan skandal Baal Peor terjadi pada generasi kedua di dataran Moab.
Kitab Bilangan menggambarkan mengapa Kitab Ulangan diperlukan. Ditulis 40 th setelah Kitab Keluaran, Kitab ulangan secara harafiah berarti ” Hukum kedua ” – bermaksud untuk memerintah 12 suku. Kitab ini ditulis segera setelah pemurtadan dan dosa penyembahan berhala Baal Peor.
Perhatikan hukum ini diberikan Musa, bukan Allah. Ini merupakan perbedaan besar antara hukum yang diberikan di Sinai yang dihadirkan berdasarkan Kata-kata Allah sendiri, diberikan Allah secara langsung. Kitab Ulangan adalah Hukum Musa, dan seperti yang Yesus akan jelaskan, hukum ini diberikan kepada bangsa yang berhati kerasx ( Mat 19 : 8 )
Berdasarkan jajak rekam nereka sejak keluar dari Mesir, Musa mengetahui bangsa ini tidak mungkin diharapkan hidup berdasarkan hukum Sinai, dan membiarkan kaum Lewi menyusun standar kekudusan. Kitab Ulangan adalah hukum untuk anak yang suka melawan. Ini yang menjelaskan mengapa pada kitab Ulangan, Musa memberi ijin yang dapat ditemukan pada bagian lain alkitab.
Diantaranya, Musa memberi ijin perceraian dan menikah lagi ( Ul 24 : 1 – 4 ); mengambil budak sebagai istri ( Ul 21 : 10 – 14 ) dan pemusnahan secara teratur dalam perang melawan keturunan Kanaan ( Ul 20:16 – 17). Dalam setiap kasus kelonggaran ini adalah ” kurang jahat ”. Sebagai contoh bangsa Israel diinstuksikan untuk tinggal di daerah Kanaan karena jika tidak mereka akan jatuh kembali menyembah dewa – dewa orang Kanaan.
Ini bukan hukum Allah yang kudus, ini adalah aturan kelonggaran dari Musa, komprominya dengan bangsa yang keras hati. Seperti Allah akan menjelaskan melalui Nabi Yehezkiel, ” Aku memberikan mereka ketetapan – ketetapan yang tidak baik dan peraturan – peraturan yang karenanya mereka tidak dapat hidup ” (Yeh 20 : 25 ).
Hal ini bukan berarti Allah telah melepaskan ide bahwa bangsa ini tidak akan pernah kudus. Melalui permintaan kepada Israel untuk mengurbankan segala yang sulung jantan dari ternak mereka bagi Allah (Ul 15 : 19 – 20). Musa berharap untuk mengingatkan bangsa Israel akan panggilan kepada kekudusan. Namun standar untuk bangsa Israel jauh dibawah dari pada yang diminta kepada Kaum Lewi.
Para ahli memberi catatan sementara Covenant pada Kitab Keluaran mirip dengan ”Covenant keluarga” pada jaman dulu, kitab Ulangan mirip dengan jenis Covenant bahwa kerajaan akan mempunyai pengikut setelah menaklukan dan memperbudak mereka. Dan Kitab Ulangan adalah kuk yang berat yang diletakkan di atas pundak bangsa Israel, yang bertujuan mematahkan hati bangsa yang keras. Namun Musa meramalkan hukum ini tidak akan menyelamatkan mereka dari godaan dan gagal menghargai Covenant.
Pada kenyataanya, ia meramalkan bahwa semua kutukan terhadap Covenant suatu hari akan menjatuhkan bangsa Israel ( Ul 30 : 1 – 10; 31 : 16 – 29 )
Pertama, Musa menasihatkan bahwa kutukan – kutukan merupakan suatu syarat : ” Jika kamu tidak mendengar firman Tuhan” (Ul 28 :15) dan menggambarkan dengan seram dan mendetail hukuman yg diberikan pada pengasingan. ( Ul 28 : 18 – 68 )
Namun 2 pasal kemudian Musa memberi jaminan bahwa semua kutukan ini akan jatuh di atas bangsa Israel. Namun jika mereka berbalik kepada Tuhan, Musa berjanji Allah akan seakli lagi menyelamatkan mereka, sekali lagi memberikan pengampunan ” Jika kamu dan anak-anakmu berbalik kepada Tuhan Allahmu, dan mendengarkan suaraNya, sesuai dengan segala yg Kuperintahkan ” ( Ul 30 : 1 – 2 )
Kutukan pada bangsa Israel akan terjadi, seperti yang diramalkan Musa, yang akhirnya akan memnawa mereka kepada penyesalan. Dan pada titik tsb, Musa meramalkan ” Tuhan, Allahmu, akan menyunat hatimu dan hati dari keturunanmu, sehingga engkau mengasihi Tuhan, Allahmu dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu, supaya engkau hidup. ( Ul 30 : 6 )
Perhatikan ! sebelumnya, Musa telah memerintahkan bangsa Israel untuk menyunat hati mereka(Ul 10:1) Namun sekarang, pada akhir Kitab Ulangan ia tahu bangsa Israel tidak mampu melakukan hal tsb – hanya rahmat dari Allah yg dapat mengubah hati bangsa tsb.
Inilah janji yang diajarkan para Nabi kepada Israel untuk berharap selama tahun – tahun pengucilan dan perbudakan.
Yehezkiel berjanji bahwa Allah akan memberikan bangsa Israel hati yang baru, dan menjauhkan hati mereka yang keras ( Yeh 36 : 22 – 28 ). Yeremia, dalam ayat – ayat perjanjian lama berbicara secara khusus tentang ” Covenant baru ”, berkata bahwa Allah akan menulis hukumNya dalam hati dari bangsa Israel ( Yer 31 : 31 – 33 )
Janji – janji ini dinanti sampai kedatangan Yesus sebagai penggenapan janji – janji tsb. Musa telah meramalkan kedatangan Nabi seperti dirinya ( Ul 18 : 15 ). Yesuslah yang akan menjadi Nabi tsb ( Yoh 6 : 14; 7 : 40; Kis 3 : 22; 7 : 37 )
Namun kitab Ulangan ditutup dengan Musa yang meningggal pada usia 120 th di puncak gunung Nebo. Tanah yang dijanjikan kepada Abraham, Isak, dan Yakub ada di depan matanya, namun tidak dapat dimasukinya.
V. Pertanyaan – pertanyaan.
1.Apa yang menjadi persamaan antara kehidupan Musa dengan kehidupan Kristus ?
2.Covenant apa yang diingat Allah pada saat membebaskan Israel dari perbudakan di Mesir ?
3.Bagaimana Allah digambarkan pada Kitab Keluaran sebagai Bapa yg mencintai anak sulungNya, israel ?
4.Mengapa penyaliban dan kebangkitan Yesus disebut ” Paskah Tuhan” ?Mengapa Paskah Tuhan seperti paskah Israel dan Kitab Keluaran?
Untuk doa dan renungan : Baca percakapan Yesus tentang roti yang hidup ( Yoh 6 : 27 - 59 ) dan baca kembali kitab Keluaran kisah tentang Manna ( Kel 16 : 1 – 5; 9 – 15 ). Mintalah dalam doamu untuk lebih mengerti tentang kata – kata Yesus : ”Tidak seperti nenek moyang muyang makan dan tetap mati, siapa yang makan roti ini akan tetap hidup selamanya”
Langganan:
Postingan (Atom)