Versi Bahasa Indonesia
PASAL 3: GEREJA YANG SATU, KUDUS, KATOLIK, DAN APOSTOLIK
811. "Itulah satu-satunya Gereja Kristus, yang dalam syahadat iman kita akui sebagai Gereja yang satu, kudus, katolik, dan apostolik" (LG 8). Keempat sifat ini, yang tidak boleh dipisahkan1 satu dari yang lain, melukiskan ciri-ciri hakikat Gereja dan perutusannya. Gereja tidak memilikinya dari dirinya sendiri. Melalui Roh Kudus, Kristus menjadikan Gereja-Nya itu satu, kudus, katolik, dan apostolik. Ia memanggilnya supaya melaksana-kan setiap sifat itu.
812. Hanya iman dapat mengakui bahwa Gereja menerima sifat-sifat ini dari asal ilahinya. Namun akibat-akibatnya dalam sejarah merupakan tanda yang juga jelas mengesankan akal budi manusia. Seperti yang dikatakan Konsili Vatikan 1, Gereja "oleh penyebar-luasannya yang mengagumkan, oleh kekudusannya yang luar biasa, dan oleh kesuburannya yang tidak habis-habisnya dalam segala sesuatu yang baik, oleh kesatuan katoliknya dan oleh kestabilannya yang tak terkalahkan, adalah alasan yang kuat dan berkelanjutan sehingga pantas dipercaya dan satu kesaksian yang tidak dapat dibantah mengenai perutusan ilahinya" (DS 3013).
I. Gereja yang satu
"Rahasia kudus kesatuan Gereja" (UR 2)
813. Gereja itu satu menurut asalnya. "Pola dan prinsip terluhur misteri itu ialah kesatuan Allah tunggal dalam tiga Pribadi, Bapa, Putera, dan Roh Kudus" (UR 2).
Gereja itu satu menurut Pendiri-Nya. "Sebab Putera sendiri yang menjelma telah mendamaikan semua orang dengan Allah, dan mengembalikan kesatuan semua orang dalam satu bangsa dan satu tubuh" (GS 78, 3). Gereja itu satu menurut jiwanya. "Roh Kudus, yang tinggal di hati umat beriman, dan memenuhi serta membimbing seluruh Gereja, menciptakan persekutuan umat beriman yang mengagumkan itu, dan sedemikian erat menghimpun mereka sekalian dalam Kristus, sehingga menjadi prinsip kesatuan Gereja" (UR 2). Dengan demikian, kesatuan termasuk dalam hakikat Gereja: "Sungguh keajaiban yang penuh rahasia! Satu adalah Bapa segala sesuatu, juga satu adalah Logos segala sesuatu, dan Roh Kudus adalah satu dan sama di mana-mana, dan juga ada hanya satu Bunda Perawan; aku mencintainya, dan menamakan dia Gereja" (Klemens dari Aleksandria, paed. 1, 6, 42).
814. Namun sejak awal, Gereja yang satu ini memiliki kemajemukan yang luar biasa. Di satu pihak kemajemukan itu disebabkan oleh perbedaan anugerah-anugerah Allah, di lain pihak oleh keanekaan orang yang menerimanya. Dalam kesatuan Umat Allah berhimpunlah perbedaan bangsa dan budaya. Di antara anggota-anggota Gereja ada keaneka-ragaman anugerah, tugas, syarat-syarat hidup dan cara hidup; "maka dalam persekutuan Gereja selayaknya pula terdapat. Gereja-gereja khusus, yang memiliki tradisi mereka sendiri" (LG 13). Kekayaan yang luar biasa akan perbedaan tidak
1 Bdk. DS 2888.
menghalang-halangi kesatuan Gereja, tetapi dosa dan akibat-akibatnya membebani dan mengancam anugerah kesatuan ini secara terus-menerus. Karena itu santo Paulus harus menyampaikan nasihatnya, "supaya memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera" (Ef 4:3).
815. Manakah ikatan-ikatan kesatuan?
Terutama cinta, "ikatan kesempurnaan" (Kol 3:14). Tetapi kesatuan Gereja penziarah juga diamankan oleh ikatan persekutuan yang tampak berikut ini:
- pengakuan iman yang satu dan sama, yang diwariskan oleh para Rasul;
- perayaan ibadat bersama, terutama Sakramen-Sakramen;
- suksesi apostolik, yang oleh Sakramen Tahbisan menegakkan kesepakatan sebagai saudara-saudari dalam keluarga Allah.1
816. "Itulah satu-satunya Gereja Kristus... Sesudah kebangkitan-Nya, Penebus kita menyerah-kan Gereja kepada Petrus untuk digembalakan. Ia mempercayakannya kepada Petrus dan para Rasul lainnya untuk diperluaskan dan dibimbing... Gereja itu, yang di dunia ini disusun dan diatur sebagai serikat, berada dalam [subsistit in] Gereja Katolik, yang dipimpin oleh pengganti Petrus dan para Uskup dalam persekutuan dengannya (LG 8).
Dekrit Konsili Vatikan II mengenai ekumene menyatakan: "Hanya melalui Gereja Kristus yang katoliklah, yakni upaya umum untuk keselamatan, dapat dicapai seluruh kepenuhan upaya-upaya penyelamatan. Sebab kita percaya, bahwa hanya kepada Dewan Para Rasul yang diketuai oleh Petruslah Tuhan telah mempercayakan segala harta Perjanjian Baru, untuk membentuk satu Tubuh Kristus di dunia. Dalam Tubuh itu harus disatu-ragakan sepenuhnya siapa saja, yang dengan suatu cara telah termasuk Umat Allah" (UR 3).
Luka-luka kesatuan
817. "Dalam satu dan satu-satunya Gereja Allah itu sejak awal mula telah timbul berbagai perpecahan, yang oleh Rasul dikecam dengan tajam sebagai hal yang layak dihukum. Dalam abad-abad sesudahnya timbullah pertentangan-pertentangan yang lebih luas lingkupnya, dan jemaat-jemaat yang cukup besar terpisahkan dari persekutuan sepenuhnya dengan Gereja Katolik, kadang-kadang bukannya tanpa kesalahan kedua pihak" (UR 3).
Perpecahan-perpecahan yang melukai kesatuan Tubuh Kristus (perlu dibedakan di sini bidah, apostasi, dan skisma),2 tidak terjadi tanpa dosa manusia: "Di mana ada dosa, di situ ada keaneka-ragaman, di situ ada perpecahan, sekte-sekte dan pertengkar-an. Di mana ada kebajikan, di situ ada kesepakatan, di situ ada kesatuan; karena itu semua umat beriman bersatu hati dan bersatu jiwa" (Origenes, hom. in Ezech. 9, 1).
818. "Tetapi mereka, yang sekarang lahir dan dibesarkan dalam iman akan Kristus di jemaat-jemaat itu, tidak dapat dipersalahkan dan dianggap berdosa karena memisahkan diri. Gereja Katolik merangkul mereka dengan sikap bersaudara penuh hormat dan cinta kasih... Sungguhpun begitu, karena mereka dalam Baptis dibenarkan berdasarkan iman, mereka disatu-ragakan dalam Kristus. Oleh karena itu mereka memang dengan tepat menyandang nama Kristen, dan tepat pula oleh putera-puteri Gereja Katolik diakui selaku saudara-saudari dalam Tuhan" (UR 3).
1 Bdk. UR 2; LG 14: CIC. can. 205 2 Bdk. CIC, can. 751.
819. Tambahan lagi di luar tapal batas Gereja Katolik yang kelihatan "ditemukan banyak unsur pengudusan dan kebenaran" (LG 8): "Sabda Allah dalam Kitab Suci, kehidupan rahmat, harapan, dan cinta kasih, begitu pula karunia-karunia Roh Kudus lainnya yang bersifat batiniah dan unsur-unsur lahiriah" (UR 3)1. Roh Kudus mempergunakan Gereja-gereja dan persekutuan-persekutuan gerejani ini sebagai sarana demi keselamatan. Kekuatannya berasal dari kepenuhan rahmat dan kebenaran, yang Kristus percayakan kepada Gereja Katolik. Semua hal ini berasal dari Kristus, mengantar menuju Dia2 dan dengan sendirinya "mendorong ke arah Kesatuan katolik" (LG 8).
Menuju kesatuan
820. "Kesatuan itulah yang sejak semula dianugerahkan oleh Kristus kepada Gereja-Nya. Kita percaya, bahwa kesatuan itu tetap lestari terdapat dalam Gereja Katolik, dan berharap, agar kesatuan itu dari hari ke hari bertambah erat sampai kepenuhan zaman" (UR 4).
Kristus selalu memberikan kepada Gereja-Nya anugerah kesatuan, tetapi Gereja harus terus-menerus berdoa dan bekerja untuk mempertahankan, memperkuat dan menyempurnakan kesatuan yang Kristus kehendaki untuk dia. Karena itu, Yesus sendiri berdoa pada saat kesengsaraan-Nya dan selalu kepada Bapa-Nya demi kesatuan murid-murid-Nya. "Semoga mereka semua menjadi satu, seperti Engkau ya Bapa, ada dalam Aku dan Aku dalam Engkau, mereka juga berada di dalam kita, supaya dunia percaya bahwa Engkaulah yang mengutus Aku" (Yoh 17:21).
Kerinduan untuk memulihkan kesatuan semua orang Kristen adalah satu anugerah Kristus dan satu panggilan Roh Kudus.3
821. Untuk menjawab panggilan secara tepat, dibutuhkan:
- satu pembaharuan Gereja secara terus-menerus dalam kesetiaan yang lebih besar terhadap panggilannya.
- pembaharuan ini adalah daya dorong gerakan menuju kesatuan; 4
- pertobatan hati, untuk mengusahakan satu kehidupan yang murni sesuai dengan Injil,5 karena ketidak-setiaan anggota-anggota terhadap anugerah Kristus menyebabkan perpecahan-perpecahan; - doa bersama, karena "pertobatan hati dan kesucian hidup itu, disertai doa-doa permohonan perorangan maupun bersama untuk kesatuan umat Kristen, harus dipandang sebagai jiwa seluruh gerakan ekumenis, dan memang tepat juga disebut ekumenisme rohani" (UR 8);
- pengenalan persaudaraan secara timbal balik; 6
- pembinaan semangat ekumenis pada umat beriman dan terutama para imam; 7
- pembicaraan antara para teolog dan pertemuan antara umat Kristen dari berbagai Gereja dan persekutuan; 8
- kerja sama umat Kristen dalam berbagai bidang pelayanan terhadap manusia.9
822. "Keprihatinan untuk memulihkan kesatuan melibatkan segenap Gereja, baik umat beriman, maupun para gembala" (UR 5).
Tetapi orang harus sadar juga, "bahwa maksud yang suci untuk mendamaikan segenap umat Kristen menjadi satu dalam Gereja Kristus yang satu dan tunggal melampaui daya
1 Bdk. LG 15. 2 Bdk. UR 3. 3 Bdk. UR 1. 4 Bdk. UR 6. 5 Bdk. UR 7. 6 Bdk. UR 9. 7 Bdk. UR 10. 8 Bdk. UR4; 9; 11. 9 Bdk. UR 12.
kekuatan serta bakat kemampuan manusiawi. Oleh karena itu konsili menaruh harapan sepenuhnya pada doa Kristus bagi Gereja, pada cinta kasih Bapa terhadap kita, dan pada kekuatan Roh Kudus" (UR 24).
Versi Bahasa Inggris
Read the Catechism: Day 121 |
Part1:The Profession of Faith (26 - 1065)
Section2:The Profession of the Christian Faith (185 - 1065)
Chapter3:I Believe in the Holy Spirit (683 - 1065)
Article9:"I believe in the Holy Catholic Church" (748 - 975)
Paragraph3:The Church is One, Holy, Catholic, and Apostolic (811 - 870)
811 "This is the sole Church of Christ, which in the Creed we profess to be one, holy, catholic and apostolic." These four characteristics, inseparably linked with each other, indicate essential features of the Church and her mission. The Church does not possess them of herself; it is Christ who, through the Holy Spirit, makes his Church one, holy, catholic, and apostolic, and it is he who calls her to realize each of these qualities.
812 Only faith can recognize that the Church possesses these properties from her divine source. But their historical manifestations are signs that also speak clearly to human reason. As the First Vatican Council noted, the "Church herself, with her marvelous propagation, eminent holiness, and inexhaustible fruitfulness in everything good, her catholic unity and invincible stability, is a great and perpetual motive of credibility and an irrefutable witness of her divine mission."
I. THE CHURCH IS ONE
"The sacred mystery of the Church's unity" (UR 2)
813 The Church is one because of her source: "the highest exemplar and source of this mystery is the unity, in the Trinity of Persons, of one God, the Father and the Son in the Holy Spirit." The Church is one because of her founder: for "the Word made flesh, the prince of peace, reconciled all men to God by the cross, ... restoring the unity of all in one people and one body." The Church is one because of her "soul": "It is the Holy Spirit, dwelling in those who believe and pervading and ruling over the entire Church, who brings about that wonderful communion of the faithful and joins them together so intimately in Christ that he is the principle of the Church's unity." Unity is of the essence of the Church:
What an astonishing mystery! There is one Father of the universe, one Logos of the universe, and also one Holy Spirit, everywhere one and the same; there is also one virgin become mother, and I should like to call her "Church."
814 From the beginning, this one Church has been marked by a great diversitywhich comes from both the variety of God's gifts and the diversity of those who receive them. Within the unity of the People of God, a multiplicity of peoples and cultures is gathered together. Among the Church's members, there are different gifts, offices, conditions, and ways of life. "Holding a rightful place in the communion of the Church there are also particular Churches that retain their own traditions." The great richness of such diversity is not opposed to the Church's unity. Yet sin and the burden of its consequences constantly threaten the gift of unity. And so the Apostle has to exhort Christians to "maintain the unity of the Spirit in the bond of peace."
815 What are these bonds of unity? Above all, charity "binds everything together in perfect harmony." But the unity of the pilgrim Church is also assured by visible bonds of communion:
816 "The sole Church of Christ [is that] which our Savior, after his Resurrection, entrusted to Peter's pastoral care, commissioning him and the other apostles to extend and rule it. ... This Church, constituted and organized as a society in the present world, subsists in (subsistit in) the Catholic Church, which is governed by the successor of Peter and by the bishops in communion with him."
The Second Vatican Council's Decree on Ecumenism explains: "For it is through Christ's Catholic Church alone, which is the universal help toward salvation, that the fullness of the means of salvation can be obtained. It was to the apostolic college alone, of which Peter is the head, that we believe that our Lord entrusted all the blessings of the New Covenant, in order to establish on earth the one Body of Christ into which all those should be fully incorporated who belong in any way to the People of God."
Wounds to unity
817 In fact, "in this one and only Church of God from its very beginnings there arose certain rifts, which the Apostle strongly censures as damnable. But in subsequent centuries much more serious dissensions appeared and large communities became separated from full communion with the Catholic Church — for which, often enough, men of both sides were to blame." The ruptures that wound the unity of Christ's Body — here we must distinguish heresy, apostasy, and schism — do not occur without human sin:
Where there are sins, there are also divisions, schisms, heresies, and disputes. Where there is virtue, however, there also are harmony and unity, from which arise the one heart and one soul of all believers.
818 "However, one cannot charge with the sin of the separation those who at present are born into these communities [that resulted from such separation] and in them are brought up in the faith of Christ, and the Catholic Church accepts them with respect and affection as brothers . ... All who have been justified by faith in Baptism are incorporated into Christ; they therefore have a right to be called Christians, and with good reason are accepted as brothers in the Lord by the children of the Catholic Church."
819 "Furthermore, many elements of sanctification and of truth" are found outside the visible confines of the Catholic Church: "the written Word of God; the life of grace; faith, hope, and charity, with the other interior gifts of the Holy Spirit, as well as visible elements." Christ's Spirit uses these Churches and ecclesial communities as means of salvation, whose power derives from the fullness of grace and truth that Christ has entrusted to the Catholic Church. All these blessings come from Christ and lead to him, and are in themselves calls to "Catholic unity."
Toward unity
820 "Christ bestowed unity on his Church from the beginning. This unity, we believe, subsists in the Catholic Church as something she can never lose, and we hope that it will continue to increase until the end of time." Christ always gives his Church the gift of unity, but the Church must always pray and work to maintain, reinforce, and perfect the unity that Christ wills for her. This is why Jesus himself prayed at the hour of his Passion, and does not cease praying to his Father, for the unity of his disciples: "That they may all be one. As you, Father, are in me and I am in you, may they also be one in us, ... so that the world may know that you have sent me." The desire to recover the unity of all Christians is a gift of Christ and a call of the Holy Spirit.
821 Certain things are required in order to respond adequately to this call:
822 Concern for achieving unity "involves the whole Church, faithful and clergy alike." But we must realize "that this holy objective — the reconciliation of all Christians in the unity of the one and only Church of Christ — transcends human powers and gifts." That is why we place all our hope "in the prayer of Christ for the Church, in the love of the Father for us, and in the power of the Holy Spirit."
Dig deeper: Scriptural and other references for today's section here.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar