Mengasihi Sesama

Mengasihi Sesama
Ibu Theresa dari Calcuta

Selasa, 12 Februari 2013

Katekismus Gereja Katolik Dalam Setahun - 125

KGK hari ke 125

Versi Bahasa Indonesia


1.            Amanat misi.
"Kepada para bangsa Gereja diutus oleh Allah untuk menjadi Sakramen universal kesela­mat­an. Untuk memenuhi tuntutan-tuntutan hakiki sifat katoliknya, menaati perintah Pendirinya, Gereja sungguh-sungguh berusaha mewartakan Injil kepada semua orang" (AG 1):
"Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman" (Mat 28:19-20).
Tugas yang diserahkan Tuhan kepada Gereja mempunyai asalnya dalam cinta abadi Tritunggal Maha Kudus:
"Pada hakikatnya Gereja penziarah bersifat misioner, sebab berasal dari perutusan Putera dan perutusan Roh Kudus menurut rencana Allah Bapa" (AG 2).
Tujuan terakhir misi ialah menyanggupkan manusia-manusia mengambil bagian dalam persekutuan, yang ada antara Bapa dan Putera dalam Roh cinta kasih.[1]
Darinya Gereja sejak dahulu telah menimba kewajiban dan kekuatan semangat misinya, karena "cinta kasih Kristus menguasai kami..." (2 Kor 5:14).[2] Allah menghendaki "supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran" (1 Tim 2:4). Allah menghendaki supaya semua orang sampai kepada keselamatan melalui pengetahuan akan kebenaran. Keselamatan terdapat dalam kebenaran. Barang siapa taat kepada dorongan roh kebenaran, ia sudah berada di jalan menuju keselamatan: tetapi Gereja, kepada siapa dipercayakan kebenaran ini, harus memperhatikan kerinduan manusia dan membawakan kebenaran itu kepadanya. Oleh karena Gereja percaya kepada keputusan keselamatan yang mencakup semua manusia, maka ia harus bersifat misioner. [39]
4.            Jalan-jalan misi.
"Roh Kudus benar-benar Pribadi utama untuk seluruh perutusan gerejani" (RM 21). Ia mengantar Gereja ke jalan-jalan misi. Ia "menjabarkan perutusan Kristus sendiri, yang diutus untuk mewartakan Kabar Gembira kepada kaum miskin. Atas dorongan Roh Kristus Gereja harus menempuh jalan yang sama seperti yang dilalui oleh Kristus sendiri, yakni jalan kemiskinan, ketaatan, pengabdian, dan pengurbanan diri sampai mati, dan dari kematian itu muncullah Ia melalui kebangkitan-Nya sebagai Pemenang" (AG 5).
"Darah orang-orang Kristen adalah benih" (Tertulianus, apol. 50).
5.            Tetapi dalam penziarahannya, Gereja juga mengalami "betapa besar kesenjangan antara warta yang disiarkannya dan kelemahan manusiawi mereka yang diserahi Injil" (GS 43, 6). Hanya atas "jalan tobat dan pembaharuan" (LG 8), dengan "menempuh jalan salib yang sempit"(AG 1), Umat Allah dapat menyebar-luaskan Kerajaan Kristus.[3]
"Seperti Kristus melaksanakan karya penebusan dalam kemiskinan dan penganiayaan, begitu pula Gereja dipanggil untuk menempuh jalan yang sama, supaya menyalurkan buah-buah keselamatan kepada manusia" (LG 8).
6.            Dalam perutusannya, "Gereja menempuh perjalanan bersama dengan seluruh umat manusia, dan bersama dengan dunia mengalami nasib keduniaan yang sama. Gereja hadir ibarat ragi dan bagaikan penjiwa masyarakat manusia, yang harus diperbaharui dalam Kristus dan diubah menjadi keluarga Allah" (GS 40, 2).
Dengan demikian misi menuntut kesabaran. Ia mulai dengan pewartaan Injil kepada bangsa-bangsa dan kelompok-kelompok yang belum percaya kepada Kristus; [4] ia maju terus dan membentuk kelompok-kelompok Kristen, yang harus menjadi "tanda kehadiran Allah di dunia" (AG 15), serta selanjutnya mendirikan Gereja-gereja lokal.[5]
Ia menuntut suatu proses inkulturasi, yang olehnya Injil ditanamkan dalam kebudayaan bangsa-bangsa,[6] dan ia sendiri pun tidak bebas dari mengalami kegagalan-kegagalan.
"Adapun mengenai orang-orang, golongan-golongan dan bangsa-bangsa, Gereja hanya menyentuh dan merasuki mereka secara berangsur-angsur, dan begitulah Gereja menampung mereka dalam kepenuhan katolik" (AG 6).
7.            Misi Gereja menuntut usaha mencari kesatuan umat Kristen.[7]
"Bagi Gereja perpecahan umat Kristen merupakan halangan untuk mewujudkan secara nyata kepenuhan ciri katoliknya dalam diri putera-puterinya, yang berkat Baptis memang ditambahkan padanya, tetapi masih tercerai dari kepenuhan persekutuan dengannya. Bahkan bagi Gereja sendiri pun menjadi lebih sukar untuk dalam kenyataan hidupnya mengungkapkan kepenuhan sifat katoliknya dalam segala seginya" (UR 4).
8.            Tugas misi menuntut dialog penuh hormat dengan mereka yang belum menerima Injil.[8] Orang beriman dapat menarik keuntungan untuk dirinya dari dialog ini, karena mereka akan mengerti lebih baik segala "kebenaran atau rahmat mana pun, yang sudah terdapat pada para bangsa sebagai kehadiran Allah yang serba rahasia" (AG 9). Kalau umat beriman mewartakan berita gembira kepada mereka, yang belum mengenalnya, mereka melakukan itu, untuk menguatkan, melengkapi, dan meningkatkan yang benar dan yang baik, yang telah Tuhan sebarkan di antara manusia dan bangsa-bangsa dan supaya manusia-manusia ini dibersihkan dari kekeliruan dan kejahatan "demi kemuliaan Allah, untuk mempermalukan setan dan demi kebahagiaan manusia" (AG 9).


[1]     Bdk. RM 23.
[2]     Bdk. AA 6; RM 11.
[3]     Bdk. RM 12-20.
[4]     Bdk. RM 42-47.
[5]     Bdk. RM 52-54.
[6]     Bdk. RM 48-49.
[7]     Bdk. RM 50.
[8]     Bdk. RM 55.


Versi Bahasa Inggris


Read the Catechism: Day 125

Part1:The Profession of Faith (26 - 1065)
Section2:The Profession of the Christian Faith (185 - 1065)
Chapter3:I Believe in the Holy Spirit (683 - 1065)
Article9:"I believe in the Holy Catholic Church" (748 - 975)
Paragraph3:The Church is One, Holy, Catholic, and Apostolic (811 - 870)
III. THE CHURCH IS CATHOLIC
Mission — a requirement of the Church's catholicity
849     The missionary mandate. "Having been divinely sent to the nations that she might be 'the universal sacrament of salvation,' the Church, in obedience to the command of her founder and because it is demanded by her own essential universality, strives to preach the Gospel to all men": "Go therefore and make disciples of all nations, baptizing them in the name of the Father and of the Son and of the Holy Spirit, teaching them to observe all that I have commanded you; and Lo, I am with you always, until the close of the age."
850     The origin and purpose of mission. The Lord's missionary mandate is ultimately grounded in the eternal love of the Most Holy Trinity: "The Church on earth is by her nature missionary since, according to the plan of the Father, she has as her origin the mission of the Son and the Holy Spirit." The ultimate purpose of mission is none other than to make men share in the communion between the Father and the Son in their Spirit of love.
851     Missionary motivation. It is from God's love for all men that the Church in every age receives both the obligation and the vigor of her missionary dynamism, "for the love of Christ urges us on." Indeed, God "desires all men to be saved and to come to the knowledge of the truth"; that is, God wills the salvation of everyone through the knowledge of the truth. Salvation is found in the truth. Those who obey the prompting of the Spirit of truth are already on the way of salvation. But the Church, to whom this truth has been entrusted, must go out to meet their desire, so as to bring them the truth. Because she believes in God's universal plan of salvation, the Church must be missionary.
852     Missionary paths. The Holy Spirit is the protagonist, "the principal agent of the whole of the Church's mission." It is he who leads the Church on her missionary paths. "This mission continues and, in the course of history, unfolds the mission of Christ, who was sent to evangelize the poor; so the Church, urged on by the Spirit of Christ, must walk the road Christ himself walked, a way of poverty and obedience, of service and self-sacrifice even to death, a death from which he emerged victorious by his resurrection." So it is that "the blood of martyrs is the seed of Christians."
853     On her pilgrimage, the Church has also experienced the "discrepancy existing between the message she proclaims and the human weakness of those to whom the Gospel has been entrusted." Only by taking the "way of penance and renewal," the "narrow way of the cross," can the People of God extend Christ's reign. For "just as Christ carried out the work of redemption in poverty and oppression, so the Church is called to follow the same path if she is to communicate the fruits of salvation to men."
854     By her very mission, "the Church ... travels the same journey as all humanity and shares the same earthly lot with the world: she is to be a leaven and, as it were, the soul of human society in its renewal by Christ and transformation into the family of God." Missionary endeavor requires patience. It begins with the proclamation of the Gospel to peoples and groups who do not yet believe in Christ, continues with the establishment of Christian communities that are "a sign of God's presence in the world," and leads to the foundation of local churches. It must involve a process of inculturation if the Gospel is to take flesh in each people's culture. There will be times of defeat. "With regard to individuals, groups, and peoples it is only by degrees that [the Church] touches and penetrates them and so receives them into a fullness which is Catholic."
855     The Church's mission stimulates efforts towards Christian unity. Indeed, "divisions among Christians prevent the Church from realizing in practice the fullness of catholicity proper to her in those of her sons who, though joined to her by Baptism, are yet separated from full communion with her. Furthermore, the Church herself finds it more difficult to express in actual life her full catholicity in all its aspects."
856     The missionary task implies a respectful dialogue with those who do not yet accept the Gospel. Believers can profit from this dialogue by learning to appreciate better "those elements of truth and grace which are found among peoples, and which are, as it were, a secret presence of God." They proclaim the Good News to those who do not know it, in order to consolidate, complete, and raise up the truth and the goodness that God has distributed among men and nations, and to purify them from error and evil "for the glory of God, the confusion of the demon, and the happiness of man."
Dig deeper: Scriptural and other references for today's section here.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar