Versi Bahasa Indonesia
Wewenang Mengajar
888. Bersama para imam, rekan sekerjanya, para Uskup mempunyai "tugas utama... mewartakan Injil Allah kepada semua orang" (PO 4), seperti yang diperintahkan Tuhan.6 Mereka adalah "pewarta iman, yang mengantarkan murid-murid baru kepada Kristus dan mereka pengajar yang otentik atau mengemban kewibawaan Kristus" (LG 25).
889. Untuk memelihara Gereja dalam kemurnian iman yang diwariskan oleh para Rasul, maka Kristus yang adalah kebenaran itu sendiri, menghendaki agar Gereja-Nya mengambil bagian dalam sifat-Nya sendiri yang tidak dapat keliru. Dengan "cita rasa iman yang
1 Bdk. CD 2;9.
2 Bdk. CIC, can. 336.
3 Bdk. CD 3.
4 Bdk. Gal2:10.
5 Bdk. Kanon Rasul 34.
6 Bdk. Mrk 16:15.
adikodrati", Umat Allah memegang teguh iman dan tidak menghilangkannya di bawah bimbingan Wewenang Mengajar Gereja yang hidup.1
890. Perutusan Wewenang Mengajar berkaitan dengan sifat definitif perjanjian, yang Allah adakan di dalam Kristus dengan Umat-Nya. Wewenang Mengajar itu harus melindungi umat terhadap kekeliruan dan kelemahan iman dan menjamin baginya kemungkinan obyektif, untuk mengakui iman asli, bebas dari kekeliruan. Tugas pastoral Wewenang Mengajar ialah menjaga agar Umat Allah tetap bertahan dalam kebenaran yang membebaskan. Untuk memenuhi pelayanan ini Kristus telah menganugerahkan kepada para gembala karisma "tidak dapat sesat" [infallibilitas] dalam masalah-masalah iman dan susila. Karisma ini dapat dilaksanakan dengan berbagai macam cara:
891. "Ciri tidak dapat sesat itu ada pada Imam Agung di Roma, kepala dewan para Uskup, berdasarkan tugas beliau, bila selaku gembala dan guru tertinggi segenap umat beriman, yang meneguhkan saudara-saudara beliau dalam iman, menetapkan ajaran tentang iman atau kesusilaan dengan tindakan definitif... Sifat tidak dapat sesat, yang dijanjikan kepada Gereja, ada pula pada Badan para Uskup, bila melaksanakan wewenang tertinggi untuk mengajar bersama dengan pengganti Petrus" (LG 25) terutama dalam konsili ekumenis.2 Apabila Gereja melalui Wewenang Mengajar tertingginya "menyampaikan sesuatu untuk diimani sebagai diwahyukan oleh Allah" (DV 10) dan sebagai ajaran Kristus, maka umat beriman harus "menerima ketetapan-ketetapan itu dengan ketaatan iman" (LG 25). Infallibilitas ini sama luasnya seperti warisan wahyu ilahi.3
892. Bantuan ilahi juga dianugerahkan kepada pengganti-pengganti para Rasul, yang mengajarkan dalam persekutuan dengan pengganti Petrus, dan terutama kepada.Uskup Roma, gembala seluruh Gereja, apabila mereka, walaupun tidak memberikan ketetapan-ketetapan kebal salah dan tidak menyatakannya secara definitif, tetapi dalam pelaksanaan Wewenang Mengajarnya yang biasa mengemukakan satu ajaran, yang dapat memberi pengertian yang lebih baik mengenai wahyu dalam masalah-masalah iman dan susila. Umat beriman harus mematuhi ajaran-ajaran otentik ini dengan: "kepatuhan kehendak dan akal budi yang suci" (LG 25), yang walaupun berbeda dengan persetujuan iman, namun mendukungnya.
Wewenang menguduskan
893. Uskup adalah juga "pengurus rahmat imamat tertinggi,4 terutama dalam Ekaristi, yang dipersembahkannya sendiri atau yang dipersembahkan atas kehendaknya" oleh para imam, rekan kerjanya (LG 26). Ekaristi adalah pusat kehidupan Gereja lokal. Uskup dan para imam menguduskan Gereja dengan doanya dan karyanya, dengan pelayanan Sabda dan Sakramen-Sakramen. Mereka menguduskan umat melalui contohnya, bukan sebagai "penguasa umat" melainkan sebagai "teladan bagi kawanan domba" (1 Ptr 5:3). "Dengan demikian mereka akan mencapai hidup kekal, bersama dengan kawanan yang dipercayakan kepada mereka" (LG 26).
1 Bdk. LG12; DV 10.
2 Bdk. Konsili Vatikan 1: DS 3074.
3 Bdk. LG 25.
4 Bdk. Luk 22:26-27.
Wewenang memimpin
894. "Para Uskup membimbing Gereja-gereja khusus yang dipercayakan kepada mereka sebagai wakil dan utusan Kristus, dengan petunjuk-petunjuk, nasihat-nasihat dan teladan mereka, tetapi juga dengan kewibawaan dan kuasa suci" (LG 27). Tetapi mereka harus melaksanakan wewenang ini untuk pembangunan umat dalam semangat pelayanan, yang adalah semangat guru mereka sendiri.
895. "Kuasa, yang mereka jalankan sendiri atas nama Kristus itu, bersifat pribadi, biasa dan langsung, walaupun penggunaannya akhirnya diatur oleh kewibawaan tertinggi Gereja" (LG 27). Tetapi para Uskup tidak boleh dianggap sebagai wakil Paus, yang wewenang-nya yang biasa dan langsung untuk seluruh Gereja tidak menghapuskan wewenang mereka sendiri, tetapi sebaliknya menguatkan dan melindunginya. Namun wewenang mereka harus dilaksanakan dalam persekutuan dengan seluruh Gereja di bawah pimpinan Paus.
896. Dalam melaksanakan tugasnya sebagai gembala, Uskup harus memakai Gembala baik sebagai teladan dan "rupa". Sadar akan kelemahan-kelemahannya, ia dapat "turut menderita dengan mereka yang tidak tahu dan sesat. Hendaklah ia selalu bersedia mendengarkan bawahannya, yang dikasihinya sebagai anak-anaknya sendiri... Adapun kaum beriman wajib patuh terhadap Uskup, seperti Gereja terhadap Yesus Kristus, dan seperti Yesus Kristus terhadap Bapa" (LG 27).
"Ikutilah Uskupmu seperti Yesus Kristus mengikuti Bapa dan ikutilah para imam seperti mengikuti para Rasul; tetapi taatilah para diaken seperti menaati perintah Allah. Jangan seorang pun melakukan sesuatu yang menyangkut Gereja tanpa Uskup" (Ignasius dari Antiokia, Smym. 8 1).
Versi Bahasa Inggris
Read the Catechism: Day 130 |
Part1:The Profession of Faith (26 - 1065)
Section2:The Profession of the Christian Faith (185 - 1065)
Chapter3:I Believe in the Holy Spirit (683 - 1065)
Article9:"I believe in the Holy Catholic Church" (748 - 975)
Paragraph4:Christ's Faithful — Hierarchy, Laity, Consecrated Life (871 - 945)
I. THE HIERARCHICAL CONSTITUTION OF THE CHURCH
* The teaching office
888 Bishops, with priests as co-workers, have as their first task "to preach the Gospel of God to all men," in keeping with the Lord's command. They are "heralds of faith, who draw new disciples to Christ; they are authentic teachers" of the apostolic faith "endowed with the authority of Christ."
889 In order to preserve the Church in the purity of the faith handed on by the apostles, Christ who is the Truth willed to confer on her a share in his own infallibility. By a "supernatural sense of faith" the People of God, under the guidance of the Church's living Magisterium, "unfailingly adheres to this faith."
890 The mission of the Magisterium is linked to the definitive nature of the covenant established by God with his people in Christ. It is this Magisterium's task to preserve God's people from deviations and defections and to guarantee them the objective possibility of professing the true faith without error. Thus, the pastoral duty of the Magisterium is aimed at seeing to it that the People of God abides in the truth that liberates. To fulfill this service, Christ endowed the Church's shepherds with the charism of infallibility in matters of faith and morals. The exercise of this charism takes several forms:
891 "The Roman Pontiff, head of the college of bishops, enjoys this infallibility in virtue of his office, when, as supreme pastor and teacher of all the faithful — who confirms his brethren in the faith he proclaims by a definitive act a doctrine pertaining to faith or morals. ... The infallibility promised to the Church is also present in the body of bishops when, together with Peter's successor, they exercise the supreme Magisterium," above all in an Ecumenical Council. When the Church through its supreme Magisterium proposes a doctrine "for belief as being divinely revealed," and as the teaching of Christ, the definitions "must be adhered to with the obedience of faith." This infallibility extends as far as the deposit of divine Revelation itself.
892 Divine assistance is also given to the successors of the apostles, teaching in communion with the successor of Peter, and, in a particular way, to the bishop of Rome, pastor of the whole Church, when, without arriving at an infallible definition and without pronouncing in a "definitive manner," they propose in the exercise of the ordinary Magisterium a teaching that leads to better understanding of Revelation in matters of faith and morals. To this ordinary teaching the faithful "are to adhere to it with religious assent" which, though distinct from the assent of faith, is nonetheless an extension of it.
The sanctifying office
893 The bishop is "the steward of the grace of the supreme priesthood," especially in the Eucharist which he offers personally or whose offering he assures through the priests, his co-workers. The Eucharist is the center of the life of the particular Church. The bishop and priests sanctify the Church by their prayer and work, by their ministry of the word and of the sacraments. They sanctify her by their example, "not as domineering over those in your charge but being examples to the flock." Thus, "together with the flock entrusted to them, they may attain to eternal life."
The governing office
894 "The bishops, as vicars and legates of Christ, govern the particular Churches assigned to them by their counsels, exhortations, and example, but over and above that also by the authority and sacred power" which indeed they ought to exercise so as to edify, in the spirit of service which is that of their Master.
895 "The power which they exercise personally in the name of Christ, is proper, ordinary, and immediate, although its exercise is ultimately controlled by the supreme authority of the Church." But the bishops should not be thought of as vicars of the Pope. His ordinary and immediate authority over the whole Church does not annul, but on the contrary confirms and defends that of the bishops. Their authority must be exercised in communion with the whole Church under the guidance of the Pope.
896 The Good Shepherd ought to be the model and "form" of the bishop's pastoral office. Conscious of his own weaknesses, "the bishop ... can have compassion for those who are ignorant and erring. He should not refuse to listen to his subjects whose welfare he promotes as of his very own children. ... The faithful ... should be closely attached to the bishop as the Church is to Jesus Christ, and as Jesus Christ is to the Father":
Let all follow the bishop, as Jesus Christ follows his Father, and the college of presbyters as the apostles; respect the deacons as you do God's law. Let no one do anything concerning the Church in separation from the bishop.
Dig deeper: Scriptural and other references for today's section here.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar