Mengasihi Sesama

Mengasihi Sesama
Ibu Theresa dari Calcuta

Minggu, 03 Februari 2013

Katekismus Gereja Katolik Dalam Setahun - 115

KGK hari ke 115

Versi Bahasa Indonesia


Gereja – dinyatakan oleh Roh Kudus

767. "Sesuai tugas, yang diberikan Bapa kepada Putera untuk ditunaikan di dunia, diutuslah Roh Kudus pada hari Pentekosta, agar ia senantiasa menyucikan Gereja" (LG 4). Ketika itu "Gereja ditampilkan secara terbuka di depan khalayak ramai dan dimulailah penyebaran Injil di antara bangsa-bangsa melalui pewartaan" (AG 4). Sebagai "perhimpunan" semua manusia menuju keselamatan, Gereja itu misioner menurut kodratnya, diutus oleh Kristus kepada segala bangsa, untuk menjadikan semua orang murid-murid-Nya.2

768. Untuk melaksanakan perutusan-Nya, Roh "memperlengkapi dan membimbing Gereja dengan aneka karunia hierarkis dan karismatik" (LG 4). Melalui Dia "Gereja, yang diperlengkapi dengan karunia-karunia Pendirinya, dan yang dengan setia mematuhi perintah-perintah-Nya tentang cinta kasih, kerendahan hati, dan ingkar diri, menerima perutusan untuk mewartakan Kerajaan Kristus dan Kerajaan Allah, dan mendirikannya di tengah semua bangsa" (LG 5).

Gereja – disempurnakan dalam Kemuliaan

769. "Gereja... hanya akan disempurnakan dalam Kerajaan surgawi" (LG 48), waktu kedatangan kembali Kristus dalam kemuliaan-Nya. Sampai saat itu "Gereja berlangkah dalam penziarahannya antara penghambatan dunia dan penghiburan Allah" (Agustinus, civ. 18, 5 1).3 Gereja sadar bahwa di dunia ini ia masih jauh dari Tuhan, di perasingan4 dan merindukan Kerajaan yang disempurnakan, agar "dipersatukan dengan rajanya dalam kemuliaan" (LG 5). Penyempurnaan Gereja dan melalui dia penyempurnaan dunia dalam kejayaan, tidak akan terlaksana tanpa ujian-ujian besar. Baru sesudah itu "semua orang yang benar sejak Adam, dari Abel yang saleh sampai ke orang pilihan terakhir, akan dipersatukan dalam Gereja semesta di hadirat Bapa" (LG 2).

III. Misteri Gereja

770. Gereja berada di tengah sejarah, tetapi sekaligus juga di atasnya. Hanya "dengan mata iman" (Catech. R. 1, 10, 20) orang dapat di dalam kenyataan yang kelihatan juga melihat kenyataan rohani, pembawa kehidupan ilahi.

1 Bdk. Santo Ambrosius, Luc.II, 85-89 2 Bdk. Mat 28:19-20; AG 2;5-6. 3 Bdk. LG 8. 4 Bdk. 2 Kor 5:6; LG 6.

Gereja – kelihatan dan rohani

771. "Kristus satu-satunya Pengantara, di dunia ini telah membentuk Gereja-Nya yang kudus, persekutuan iman, harapan, dan cinta kasih sebagai himpunan yang kelihatan. Ia tiada hentinya memelihara Gereja. Melalui Gereja Ia melimpahkan kebenaran dan rahmat kepada semua orang" (LG 8). Gereja itu serentak merupakan:
- "serikat yang dilengkapi dengan jabatan hierarkis dan Tubuh Mistik Kristus,
- kelompok yang tampak dan persekutuan rohani,
- Gereja di dunia dan Gereja yang diperkaya dengan karunia-karunia surgawi.
"Kedua aspek itu "merupakan satu kenyataan yang kompleks, dan terwujud karena perpaduan unsur manusiawi dan ilahi" (LG 8). "Gereja sekaligus bersifat manusiawi dan ilahi, kelihatan namun penuh kenyataan yang tak kelihatan, penuh semangat dalam kegiatan namun meluangkan waktu juga untuk kontemplasi, hadir di dunia namun sebagai musafir. Dan semua itu berpadu sedemikian rupa, sehingga dalam Gereja apa yang insani diarahkan dan diabdikan kepada yang ilahi, apa yang kelihatan kepada yang tidak tampak, apa yang termasuk kegiatan kepada kontemplasi, dan apa yang ada sekarang kepada kota yang akan datang, yang sedang kita cari" (SC 2). "Betapa hinanya! Betapa agungnya! Kemah Kedar dan kanisah Allah, kediaman duniawi dan istana surgawi, gubuk tanah liat dan benteng raja, tubuh kematian dan kanisah terang, kemuakan orang sombong dan mempelai Tuhan! Ia hitam namun cantik, hai puteri-puteri Yerusalem! Walaupun jerih payah dan duka nestapa selama pengasingan yang lama merusaknya, namun ia masih dihias dengan keindahan surgawi" (Bernardus Cant. 27, 14).
Gereja – misteri persatuan manusia dengan Allah

772. Di dalam Gereja, Kristus melaksanakan dan menyatakan misteri sebagai tujuan keputusan Allah, "supaya mempersatukan lagi segala sesuatu di dalam Kristus sebagai kepala" (Ef 1:10). Santo Paulus menamakan persatuan mempelai Kristus dan Gereja "satu rahasia besar" (Ef 5:32). Karena Gereja dipersatukan dengan Kristus sebagai mempelainya,1 ia sendiri menjadi rahasia.2 Sambil merenungkan misteri ini, santo Paulus menulis: "Kristus ada di tengah-tengah kamu, Kristus adalah pengharapan akan kemuliaan" (Kol 1:27).

773. Persekutuan manusia dengan Allah oleh "kasih yang tidak berkesudahan" (1 Kor 13:8) adalah tujuan yang menentukan segala sesuatu, yang di dalam Gereja merupakan sarana sakramental yang terikat pada dunia yang fana ini.3 Struktur hierarkisnya "ditentukan secara menyeluruh untuk kekudusan anggota-anggota Kristus". Tetapi kekudusan diukur pada "rahasia besar, di mana mempelai wanita dengan penyerahan cintanya menjawab penyerahan diri mempelai pria" (MD 27). Sebagai mempelai wanita "tanpa cacat atau kerut" (Ef 5:27) Maria mendahului kita di jalan menuju kekudusan, yang merupakan misteri Gereja. "Dalam arti ini dimensi marianis dalam Gereja mendahului dimensi Petrus" (MD 27).

Gereja – Sakramen keselamatan universal

774. Kata Yunani "musterion" (rahasia) dijabarkan dalam bahasa Latin dengan dua istilah: "mysterium" dan "sacramentum". Menurut tafsiran di ke-nudian hari istilah "sacramentum" lebih banyak menonjolkan tanda kelihatan dari kenyataan keselamatan yang tak kelihatan, sedangkan kenyataan tak kelihatan itu sendiri

1 Bdk. Ef 5:25-27. 2 Bdk. Ef 3:9-11. 3 Bdk. LG 48.

dimaksudkan dengan istilah "mysterium". Dalam arti ini Kristus sendiri adalah misteri keselamatan: "Misteri Allah tidak lain dari Kristus sendiri" (Agustinus, cp. 187, 11, 34). Karya keselamatan dari kodrat manusiawi-Nya yang kudus dan inenguduskan adalah sakramen keselamatan yang dinyatakan dalam Sakramen-Sakramen Gereja (yang oleh Gereja-gereja Timur juga disebut "misteri-misteri kudus") dan bekerja di dalamnya. Ketujuh Sakramen itu adalah tanda dan sarana, yang olehnya Roh Kudus menyebarluaskan rahmat Kristus, yang adalah Kepala di dalam Gereja, Tubuh-Nya. Jadi, Gereja mengandung dan menyampaikan rahmat yang tidak tampak, yang ia lambangkan. Dalam arti analog ini, ia dinamakan "sakramen".

775. "Gereja itu dalam Kristus bagaikan Sakramen, yakni tanda dan sarana persatuan mesra dengan Allah dan kesatuan seluruh umat manusia" (LG 1). Tujuan utama Gereja ialah menjadi Sakramen persatuan manusia dengan Allah secara mendalam.Oleh karena persatuan di antara manusia berakar dalam persatuan dengan Allah, maka Gereja adalah juga Sakramen persatuan umat manusia. Di dalam Gereja kesatuan ini sudah mulai, karena ia mengumpulkan manusia-manusia "dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa" (Why 7:9). Serentak pula Gereja adalah "tanda dan sarana" untuk terwujudnya secara penuh kesatuan yang masih dinantikan.

776. Sebagai Sakramen, Gereja adalah alat Kristus. Gereja di dalam tangan Tuhan adalah "alat penyelamatan semua orang" (LG 9), "Sakramen keselamatan bagi semua orang" (LG 48), yang olehnya Kristus "menyatakan cinta Allah kepada manusia sekaligus melaksanakannya" (GS 45, 1). Ia adalah "proyek yang kelihatan dari cinta Allah kepada umat manusia" (Paulus VI, wejangan 22 Juni 1973). Cinta ini merindukan "supaya segenap umat manusia mewujudkan satu Umat Allah, bersatu padu menjadi satu Tubuh Kristus, serta dibangun menjadi satu kanisah Roh Kudus" (AG 7):1


Versi Bahasa Inggris

Read the Catechism: Day 115

Part1:The Profession of Faith (26 - 1065)
Section2:The Profession of the Christian Faith (185 - 1065)
Chapter3:I Believe in the Holy Spirit (683 - 1065)
Article9:"I believe in the Holy Catholic Church" (748 - 975)
Paragraph1:The Church in God's Plan (751 - 780)
II. THE CHURCH'S ORIGIN, FOUNDATION, AND MISSION
The Church — revealed by the Holy Spirit
767     "When the work which the Father gave the Son to do on earth was accomplished, the Holy Spirit was sent on the day of Pentecost in order that he might continually sanctify the Church." Then "the Church was openly displayed to the crowds and the spread of the Gospel among the nations, through preaching, was begun." As the "convocation" of all men for salvation, the Church in her very nature is missionary, sent by Christ to all the nations to make disciples of them.
768     So that she can fulfill her mission, the Holy Spirit "bestows upon [the Church] varied hierarchic and charismatic gifts, and in this way directs her." "Henceforward the Church, endowed with the gifts of her founder and faithfully observing his precepts of charity, humility and self-denial, receives the mission of proclaiming and establishing among all peoples the Kingdom of Christ and of God, and she is on earth the seed and the beginning of that kingdom."
The Church — perfected in glory
769     "The Church ... will receive its perfection only in the glory of heaven," at the time of Christ's glorious return. Until that day, "the Church progresses on her pilgrimage amidst this world's persecutions and God's consolations." Here below she knows that she is in exile far from the Lord, and longs for the full coming of the Kingdom, when she will "be united in glory with her king." The Church, and through her the world, will not be perfected in glory without great trials. Only then will "all the just from the time of Adam, 'from Abel, the just one, to the last of the elect,' ... be gathered together in the universal Church in the Father's presence."
III. THE MYSTERY OF THE CHURCH
770     The Church is in history, but at the same time she transcends it. It is only "with the eyes of faith" that one can see her in her visible reality and at the same time in her spiritual reality as bearer of divine life.
The Church — both visible and spiritual
771     "The one mediator, Christ, established and ever sustains here on earth his holy Church, the community of faith, hope, and charity, as a visible organization through which he communicates truth and grace to all men." The Church is at the same time:
  • a "society structured with hierarchical organs and the mystical body of Christ;
  • the visible society and the spiritual community;
  • the earthly Church and the Church endowed with heavenly riches."
These dimensions together constitute "one complex reality which comes together from a human and a divine element":
The Church is essentially both human and divine, visible but endowed with invisible realities, zealous in action and dedicated to contemplation, present in the world, but as a pilgrim, so constituted that in her the human is directed toward and subordinated to the divine, the visible to the invisible, action to contemplation, and this present world to that city yet to come, the object of our quest.
O humility! O sublimity! Both tabernacle of cedar and sanctuary of God; earthly dwelling and celestial palace; house of clay and royal hall; body of death and temple of light; and at last both object of scorn to the proud and bride of Christ! She is black but beautiful, O daughters of Jerusalem, for even if the labor and pain of her long exile may have discolored her, yet heaven's beauty has adorned her.
The Church — mystery of men's union with God
772     It is in the Church that Christ fulfills and reveals his own mystery as the purpose of God's plan: "to unite all things in him." St. Paul calls the nuptial union of Christ and the Church "a great mystery." Because she is united to Christ as to her bridegroom, she becomes a mystery in her turn. Contemplating this mystery in her, Paul exclaims: "Christ in you, the hope of glory."
773     In the Church this communion of men with God, in the "love [that] never ends," is the purpose which governs everything in her that is a sacramental means, tied to this passing world. "[The Church's] structure is totally ordered to the holiness of Christ's members. And holiness is measured according to the 'great mystery' in which the Bride responds with the gift of love to the gift of the Bridegroom." Mary goes before us all in the holiness that is the Church's mystery as "the bride without spot or wrinkle." This is why the "Marian" dimension of the Church precedes the "Petrine."
The universal Sacrament of Salvation
774     The Greek word mysterion was translated into Latin by two terms: mysteriumand sacramentum. In later usage the term sacramentum emphasizes the visible sign of the hidden reality of salvation which was indicated by the term mysterium. In this sense, Christ himself is the mystery of salvation: "For there is no other mystery of God, except Christ." The saving work of his holy and sanctifying humanity is the sacrament of salvation, which is revealed and active in the Church's sacraments (which the Eastern Churches also call "the holy mysteries"). The seven sacraments are the signs and instruments by which the Holy Spirit spreads the grace of Christ the head throughout the Church which is his Body. The Church, then, both contains and communicates the invisible grace she signifies. It is in this analogical sense, that the Church is called a "sacrament."
775     "The Church, in Christ, is like a sacrament — a sign and instrument, that is, of communion with God and of unity among all men." The Church's first purpose is to be the sacrament of the inner union of men with God. Because men's communion with one another is rooted in that union with God, the Church is also the sacrament of theunity of the human race. In her, this unity is already begun, since she gathers men "from every nation, from all tribes and peoples and tongues"; at the same time, the Church is the "sign and instrument" of the full realization of the unity yet to come.
776     As sacrament, the Church is Christ's instrument. "She is taken up by him also as the instrument for the salvation of all," "the universal sacrament of salvation," by which Christ is "at once manifesting and actualizing the mystery of God's love for men." The Church "is the visible plan of God's love for humanity," because God desires "that the whole human race may become one People of God, form one Body of Christ, and be built up into one temple of the Holy Spirit."
Dig deeper: Scriptural and other references for today's section here.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar