1516. Hanya imam (Uskup dan presbiter) adalah pemberi Urapan Orang Sakit.1 Para pastor mempunyai kewajiban untuk mengajarkan umat beriman mengenai daya guna yang menyelamatkan dari Sakramen ini. Umat beriman hendaknya mendorong orang sakit, supaya memanggil imam, dan menerima Sakramen ini. Orang sakit harus mempersiap-kan diri untuk itu, supaya menerimanya dalam keadaan batin yang baik. Para pastor dan seluruh jemaat hendaknya membantu mereka dan menyertai mereka dalam doa dan perhatian persaudaraannya.
III * Bagaimana Urapan Orang Sakit dirayakan?
1517. Seperti halnya semua Sakramen, Urapan Orang Sakit adalah perayaan liturgi dan perayaan bersama,2 apakah ia diberikan di rumah, di rumah sakit, atau di gereja, apakah untuk satu orang sakit saja atau untuk satu kelompok orang sakit. Sangatlah pantas, apabila ia dirayakan dalam perayaan Ekaristi, kenangan akan Paska Tuhan. Kalau keadaan mendukungnya, dapatlah Sakramen Pengakuan mendahului Sakramen Urapan Orang Sakit dan Sakramen Ekaristi menyusul. Sebagai Sakramen Paska Kristus, Ekaristi sebaiknya selalu merupakan Sakramen terakhir dalam penziarahan kita di dunia ini, "bekal perjalanan" untuk "peralihan" ke hidup abadi.
1518. Sabda dan Sakramen membentuk satu keseluruhan yang tidak terpisahkan. Ibadat Sabda, yang didahului pernyataan tobat, membuka upacara. Perkataan Kristus dan kesaksian para Rasul menghidupkan iman penderita sakit dan jemaat yang memohon dari Tuhan kekuatan Roh-Nya.
1519. Upacara Sakramen mencakup unsur-unsur pokok berikut: "para penatua jemaat" (Yak 5:14) meletakkan tangan ke atas orang sakit dalam keadaan diam; dalam iman Gereja mereka berdoa bagi orang sakit3 - inilah epiklese Sakramen ini. Sesudah itu mereka melakukan urapan dengan minyak, yang sedapat mungkin telah diberkati oleh Uskup.
Kegiatan liturgi ini menunjukkan, rahmat apa yang diberikan oleh Sakramen kepada orang sakit.
IV. * Buah-buah perayaan Urapan Orang Sakit
1520. Satu anugerah khusus Roh Kudus. Rahmat pertama Sakramen ini ialah kekuatan, ketenangan, dan kebesaran hati untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang berkaitan dengan satu penyakit berat atau dengan kelemahan karena usia lanjut. Rahmat ini adalah anugerah Roh Kudus, yang membaharui harapan dan iman kepada Allah dan menguat-kannya melawan godaan musuh yang jahat, melawan godaan untuk berkecil hati dan rasa
1 Bdk. Konsili Trente: DS 1697; 1719; CIC, can. 1003; CCEO, can. 739 §1.
2 Bdk. SC 27.
3 Bdk. Yak 5:15.
takut akan kematian.1 Bantuan Tuhan melalui kekuatan Roh-Nya hendak membawa orang sakit menuju kesembuhan jiwa, tetapi juga menuju kesembuhan badan, kalau itu sesuai dengan kehendak Allah.2 Dan jika ia telah berbuat dosa, maka dosanya itu akan diampuni (Yak 5:15).3
1521. Persatuan dengan sengsara Kristus. Oleh rahmat Sakramen ini, orang sakit menerima kekuatan dan anugerah untuk mempersatukan diri lebih erat lagi dengan sengsara Tuhan. Ia seakan-akan ditahbiskan untuk menghasilkan buah melalui keserupaan dengan sengsara Juru Selamat yang menebus. Sengsara sebagai akibat dosa asal, mendapat satu arti baru: ia menjadi keikutsertaan dalam karya keselamatan Yesus. 1535, 1499
1522. Rahmat Gerejani. Karena "secara bebas menggabungkan diri dengan sengsara dan wafat Kristus, maka orang-orang sakit memberi sumbangan bagi kesejahteraan umat Allah" (LG 11). Dalam upacara Urapan Orang Sakit, Gereja mendoakan orang sakit di dalam persekutuan para kudus. Sebaliknya orang sakit menyumbangkan melalui rahmat Sakramen demi pengudusan Gereja dan kesejahteraan semua orang, untuk siapa Gereja menderita dan menyerahkan diri kepada Allah Bapa melalui Kristus.
1523. Persiapan untuk perjalanan terakhir. Kalau Sakramen Urapan Orang Sakit diberikan kepada mereka yang menderita penyakit berat atau kelemahan, maka lebih lagi kepada mereka yang siap berpisah dari hidup ini (mereka yang "rasanya sudah berada di akhir hidup ini": Konsili Trente: DS 1698). Karena itu ia dinamakan juga "Sakramen orang yang menghadapi ajal" (ibid.). Urapan Orang Sakit membuat kita secara definitif serupa dengan kematian dan kebangkitan Kristus yang telah dimulai oleh Pembaptisan. Ia menyempurnakan urapan-urapan kudus yang membina seluruh hidup Kristen: urapan Pembaptisan mencurahkan hidup baru bagi kita; Penguatan meneguhkan kita untuk perjuangan hidup ini. Urapan terakhir ini membekali akhir hidup kita di dunia ini dengan satu tanggul kuat berhadapan dengan perjuangan perjuangan akhir sebelum masuk ke dalam rumah Bapa.4
V. * Bekal perjalanan - Sakramen terakhir bagi orang Kristen
1524. Selain Urapan Orang Sakit, Gereja memberi Ekaristi kepada orang yang berada di ambang kematian, sebagai bekal perjalanan. Dalam saat peralihan ke rumah Bapa ini, persatuan dengan tubuh dan darah Kristus mempunyai arti dan kepentingan khusus. Ia adalah benih hidup abadi dan kekuatan untuk kebangkitan, karena Tuhan berkata: "Barang siapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman" (Yoh 6:54). Sebagai Sakramen kematian dan kebangkitan Kristus, maka sekarang Ekaristi merupakan Sakramen peralihan dari kematian menuju kehidupan, dari dunia ini menuju rumah Bapa ".
1525. Sebagaimana Sakramen-Sakramen Pembaptisan, Penguatan, dan Ekaristi, yakni "Sakramen-Sakramen inisiasi Kristen" membentuk satu kesatuan, dapat dikatakan bahwa pengakuan dosa, urapan kudus, dan Ekaristi sebagai bekal perjalanan pada akhir hidup Kristen, merupakan "Sakramen-Sakramen yang menyiapkan untuk tanah air" atau "Sakramen-Sakramen yang mengakhiri penziarahan ini".
1 Bdk. Ibr 2:15.
2 Bdk. Konsili Firense: DS 1325.
3 Bdk. Konsili Trente: DS 1717.
4 Bdk. Konsili Trente: DS 1694.
TEKS-TEKS SINGKAT
1526. "Kalau ada seorang di antara kamu yang sakit, baiklah ia memanggil para panatua jemaat, supaya mereka mendoakan dia serta mengolesnya dengan minyak dalam nama Tuhan. Dan doa yang lahir dari iman akan menyelamatkan orang sakit itu dan Tuhan akan membangunkan dia; dan jika ia telah berbuat dosa, maka dosanya itu akan diampuni " (Yak 5:14- 15).
1527. Sakramen Urapan Orang Sakit memberi rahmat khusus kepada orang Kristen yang menderita sakit berat atau yang mengalami kesulitan karena usia lanjut.
1528. Waktu yang tepat untuk menerima urapan kudus ini ialah selambat-lambatnya kalau orang berada dalam bahaya maut karena penyakit atau karena kelemahan yang berkaitan dengan usia lanjut.
1529. Seorang Kristen dapat menerima urapan kudus ini setiap kali apabila ia sakit berat, atau setiap kali apabila penyakit itu menjadi lebih parah.
1530. Hanya imam (presbiter atau Uskup) dapat menerimakan Urapan Orang Sakit; untuk itu mereka memakai minyak yang telah diberkati oleh Uskup, atau dalam keadaan darurat oleh selebran sendiri.
1531. Upacara Urapan Orang Sakit pada hakikatnya terdiri atas urapan dahi dan tangan orang sakit (dalam ritus Roma) atau bagian tubuh yang lain (dalam ritus Gereja-gereja Timur). Urapan ini diiringi oleh doa liturgi dari selebran yang memohon rahmat khusus Sakramen ini.
1532. Buah-buah rahmat khusus dari Sakramen Urapan Orang Sakit adalah:
- persatuan orang sakit dengan sengsara Kristus demi keselamatannya sendiri dan keselamatan Gereja;
- penghiburan, perdamaian, dan keberanian untuk menderita secara Kristen sengsara yang ditimbulkan oleh penyakit atau oleh usia lanjut;
- pengampunan dosa, apabila orang sakit tidak dapat menerimanya melalui Sakramen Pengakuan;
- penyembuhan, kalau ini berguna bagi keselamatan jiwa;
- persiapan untuk peralihan ke hidup abadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar