INDULGENSI
Apa sesungguhnya indulgensi itu ? Indulgensi merupakan salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan akan hukuman sementara, Indulgensi bukan suatu cara untuk mendapatkan pengampunan atas kesalahan atau dosa kita, karena pengampunan harus diperoleh melalui pertobatan, yang telah tersedia melalui pekerjaan yang diselesaikan oleh Kristus.
Ketika seorang Katolik menerima sebuah indulgensi, sebagian atau seluruh hukuman sementaranya dilepaskan. Pada umumnya suatu indulgensi terdiri dari suatu tindakan berdoa.
- • Kadang-kadang suatu indulgensi harus memberikan kontribusi bagi yang memerlukan, bersamaan dengan doa yang khusus.
- • Gereja tidak pernah mengajarkan bahwa pemberian uang cukup untuk memperoleh sebuah indulgensi. Jiwa dari orang yang berdosa harus menyesal dan melakukan doa.
Seluruh konsep mengenai indulgensi didasarkan pada peran perbuatan dan penderitaan dalam menyempurnakan jiwa kita.
Gereja merupakan gudang rahmat yang dihasilkan oleh Kristus dan orang-orang kudus yang menderita yang dikatakan oleh Paulus (Yoh 20:22-23: Mat 16:13-20).
Kolam rahmat ini tidak terbatas. Dengan demikian, Gereja memiliki kekuasaan untuk memberikan rahmat kepada orang Kristen yang membutuhkannya, dalam usaha menyucikan jiwa mereka.
Orang Evangelis bangga mengatakan bahwa Allah tidak memiliki cucu. Maksud mereka, setiap kita harus menjawab secara pribadi panggilan Allah. Hal ini sungguh benar. Namun itu tidak berarti orang Kristen yatim piatu, tidak memiliki saudara kandung dan keluarga.
Allah memberikan kita sebuah keluarga, Gereja, untuk membantu kita selama ziarah menuju kekudusan. Indulgensi adalah salah satu dari bantuan-bantuan itu.
Kepercayaan Gereja ini nyata pada para martir Kristen purba, di zaman Gereja purba, jika seorang pendosa mengaku dosanya, ia mungkin akan dikenakan penitensi yang sangat panjang, atau penyucian melalui usaha.
Para pendosa zaman itu sering pergi ke penjara mengunjungi mereka yang tidak lama kemudian menjadi martir dan “meminjam” beberapa jasa mereka kepada Allah, jasa yang telah dikumpulkan melalui penderitaan dan kehidupan yang kudus. Ketika pendosa itu kembali kepada uskupnya, penitensinya akan dinyatakan memuaskan, didasarkan pada jasa martir. Indulgensi tidak mempengaruhi kesalahan kekal pendosa itu tetapi hanya mempengaruhi hukuman sementaranya.
Seluruh konsep ini sangat asing bagi orang Evangelis, namun saya tidak dapat menemukan sesuatu yang secara fundamental tidak alkitabiah di dalamnya. Ini tidak mengatakan bahwa hal ini tidak bertentangan dengan pandangan Evangelis mengenai keselamatan. Tetapi saya tidak dapat membantah bahwa praktek indulgensi telah berlangsung sejak masa awal komunitas Kristen. Sebagaimana Chesterton, saya menyerahkan kehendak saya tanpa mempertimbangkan emosi saya.
Mungkin perlu saya tambahkan bahwa kebanyakan orang Katolik setuju bahwa Luther benar dalam menyerang penyelewengan atas indulgensi yang terjadi pada masanya. Banyak uskup yang baik juga menentang penyelewenganpenyelewengan yang sama selama bertahun-tahun sebelum Luther mengutuknya. Namun penyelewengan atas sesuatu tidak membatalkan praktek yang benar untuk seterusnya. Penyelewengan harus dikoreksi agar hal itu dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Tidak perlu melempar bayi keluar bersama air bekas mandinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar