THE CHURCH OR THE
BIBLE? / GEREJA ATAU ALKITAB ?
Sermon by / Khotbah Arnold Damen, S.J. [circa 1880 A.D.]
Dearly Beloved Christians: - When
our Divine Savior sent His Apostles and His Disciples throughout the whole universe
to preach the Gospel to every creature, He laid down the conditions of
salvation thus: "He that believeth and is baptized,"
said the Son of the Living God, "shall be
saved, but he that believeth not shall be condemned" (Mark
16:16). Here, then, Our Blessed Lord laid down the two conditions of
salvation: Faith and Baptism.
He that believeth and is baptized shall be saved, but he that believeth not
shall be condemned - or is damned. Hence, then, two conditions of salvation: Faith
and Baptism. I will speak this evening on the condition of Faith.
=====
Saudara2 Kristen yang tercinta: - Saat Penyelamat Ilahi kita mengutus Rasul-rasulNya dan Murid-muridNya keseluruh dunia untuk mewartakan Injil pada semua mahluk, Dia meletakkan kondisi persyaratan keselamatan sbb: "Siapa yang percaya dan dibaptis," kata Putra Allah-yang-Hidup, "akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum" (Mrk. 16:16). Jadi disini Tuhan kita meletakkan dua kondisi penyelamatan: Iman dan Baptisan. Jadi, siapa yang percaya dan dibaptis akan selamat, tapi yang tidak percaya akan dihukum - atau binasa. Jadi, kedua syarat2 agar bisa selamat: Iman/percaya dan Baptisan. Malam ini saya akan berbicara soal syarat Iman.
=====
Saudara2 Kristen yang tercinta: - Saat Penyelamat Ilahi kita mengutus Rasul-rasulNya dan Murid-muridNya keseluruh dunia untuk mewartakan Injil pada semua mahluk, Dia meletakkan kondisi persyaratan keselamatan sbb: "Siapa yang percaya dan dibaptis," kata Putra Allah-yang-Hidup, "akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum" (Mrk. 16:16). Jadi disini Tuhan kita meletakkan dua kondisi penyelamatan: Iman dan Baptisan. Jadi, siapa yang percaya dan dibaptis akan selamat, tapi yang tidak percaya akan dihukum - atau binasa. Jadi, kedua syarat2 agar bisa selamat: Iman/percaya dan Baptisan. Malam ini saya akan berbicara soal syarat Iman.
We must have Faith in
order to be saved, and we must have Divine Faith, not human faith.
Human faith will not save a man, but only Divine Faith. What is Divine
Faith? It is to believe, upon the authority of God, the truths that God has revealed; that is Divine
Faith. To believe all that God has taught upon the authority of God, and
to believe without doubting, without hesitating; for the moment you commence to
doubt or hesitate, that moment you commence to mistrust the authority of God,
and, therefore, insult God by doubting His word. Divine Faith, therefore, is to
believe without doubting, without hesitating. Human faith is when we believe a
thing upon the authority of men - on human authority. That is human faith. But
Divine Faith is to believe without doubting, without hesitating, whatsoever God
has revealed upon the authority of God, upon the word of God.
=====
Kita harus memiliki Iman agar bisa diselamatkan, dan kita harus punya Iman Ilahi, bukan iman manusia. Iman manusia tidak akan menyelamatkan, yang bisa cuma Iman Ilahi. Apa itu Iman Ilahi ? Itu ialah percaya dan meng-imani otoritas Allah , kebenaran-kebenaran yang Allah ungkapkan: itulah Iman Ilahi. Untuk mempercayai segala yang telah Allah ajarkan berdasarkan otoritas Allah, dan percaya tanpa ragu-ragu, tanpa maju mundur; sebab begitu anda mulai ragu-ragu dan maju mundur, saat itu kau mulai tidak mempercayai otoritas Allah, dan, karenanya, berarti menghina Allah dengan meragukan Firman-Nya. Jadi, Iman Ilahi ialah mempercayai tanpa keraguan, tanpa maju maudur. Sebaliknya, iman manusia ialah apabila kita percaya berdasarkan otoritas manusia - wewenang dan kuasa manusia. Itulah iman manusia. Tapi Iman Ilahi ialah sepenuhnya percaya tanpa ada keraguan apapun juga, segala apa yang Allah wahyukan berdasarkan kuasa otoritas Allah, berdasarkan Firman atau Sabda Allah.
Kita harus memiliki Iman agar bisa diselamatkan, dan kita harus punya Iman Ilahi, bukan iman manusia. Iman manusia tidak akan menyelamatkan, yang bisa cuma Iman Ilahi. Apa itu Iman Ilahi ? Itu ialah percaya dan meng-imani otoritas Allah , kebenaran-kebenaran yang Allah ungkapkan: itulah Iman Ilahi. Untuk mempercayai segala yang telah Allah ajarkan berdasarkan otoritas Allah, dan percaya tanpa ragu-ragu, tanpa maju mundur; sebab begitu anda mulai ragu-ragu dan maju mundur, saat itu kau mulai tidak mempercayai otoritas Allah, dan, karenanya, berarti menghina Allah dengan meragukan Firman-Nya. Jadi, Iman Ilahi ialah mempercayai tanpa keraguan, tanpa maju maudur. Sebaliknya, iman manusia ialah apabila kita percaya berdasarkan otoritas manusia - wewenang dan kuasa manusia. Itulah iman manusia. Tapi Iman Ilahi ialah sepenuhnya percaya tanpa ada keraguan apapun juga, segala apa yang Allah wahyukan berdasarkan kuasa otoritas Allah, berdasarkan Firman atau Sabda Allah.
Therefore, my dear people, it is
not a matter of indifference what religion a man professes, providing he be a
good man.
=====
Karena itulah, saudara2 ku, ini bukan masalah tidak ada bedanya agama apa yang diimani seseorang, pokoknya asal ia orang baik.
Karena itulah, saudara2 ku, ini bukan masalah tidak ada bedanya agama apa yang diimani seseorang, pokoknya asal ia orang baik.
You hear it said nowadays in this Nineteenth Century of little faith that it matters not what religion a man professes, providing he be a good man. That is heresy, my dear people and I will prove it to you to be such. If it be a matter of indifference what a man believes, providing he be a good man,
why then it is useless for God to make any revelation whatever. If a man is at liberty to reject what God revealeth, what use for Christ to send out His Apostles and disciples to teach all nations, if those nations are at liberty to believe or reject the teachings of the Apostles or disciples? You see at once that this would be insulting God.
=====
Hari2 ini kau dengar - diabad ke 19 dengan iman yang kecil – bahwa tidak jadi masalah agama apa yang dianut seseorang, pokoknya dan asal ia orang baik. Itu menyesatkan, dan akan kubuktikan demikian. Kalau memang tidak jadi soal apa yang diimani seseorang, asal dia orang baik, lalu kalau begitu kan tak ada gunanya Allah menyatakan pewahyuan apapun. Kalau seseorang bebas untuk menolak apa yang diwahyukan Allah, dimana manfaat dan apa gunanya Kristus mengirim Rasul2Nya dan para muridNya untuk mengajar semua bangsa, kalau bangsa2 itu merdeka dan boleh percaya atau menolak ajaran2 para Rasul atau murid2 itu? Langsung segera anda akan melihat bahwa ini akan menghina Allah.
Hari2 ini kau dengar - diabad ke 19 dengan iman yang kecil – bahwa tidak jadi masalah agama apa yang dianut seseorang, pokoknya dan asal ia orang baik. Itu menyesatkan, dan akan kubuktikan demikian. Kalau memang tidak jadi soal apa yang diimani seseorang, asal dia orang baik, lalu kalau begitu kan tak ada gunanya Allah menyatakan pewahyuan apapun. Kalau seseorang bebas untuk menolak apa yang diwahyukan Allah, dimana manfaat dan apa gunanya Kristus mengirim Rasul2Nya dan para muridNya untuk mengajar semua bangsa, kalau bangsa2 itu merdeka dan boleh percaya atau menolak ajaran2 para Rasul atau murid2 itu? Langsung segera anda akan melihat bahwa ini akan menghina Allah.
If God reveals a thing or teaches a thing, He means to be believed. He wants to be believed whenever He teaches or reveals a thing. Man is bound to believe whatsoever God has revealed, for, my dear people, we are bound to worship God, both with our reason and intellect, as well as with our heart and will. God is master of the whole man. He claims his will, his heart, his reason, and his intellect.
=====
Bila Allah mewahyukan atau mengajarkan sesuatu, maksudNya ialah untuk diimani. Ia ingin dipercayai bilamana Ia mengajar atau mewahyukan sesuatu. Manusia sebenarnya ditakdirkan mengimani apapun yang Allah wahyukan, karena, saudara2 terkasihku, kita ini ditakdirkan untuk menyembah Allah, baik dengan alasan dan akal budi , maupun dengan hati dan kemauan kita. Allah adalah penguasa manusia seluruhnya, seutuhnya. Ia menuntut kemauan, hati, alasan2 maupun akal budi, kecerdasannya.
Where is the man in his reason, no matter what denomination, church, or religion he belongs to, that will deny that we are bound to believe what God has taught? I am sure there is not a Christian who will deny that we are bound to believe whatsoever God has revealed. Therefore, it is not a matter of indifference what religion a man professes. He must profess that true religion if he would be saved.
=====
Dimana ada orang yang berdalih, tak peduli dari denominasi apa, gereja, atau agama yang ia anut, yang akan menyangkal bahwa kita ini ditakdirkan untuk mempercayai apa yang Allah ajarkan? Aku yakin tak ada seorang Kristen pun yang akan menyangkal hal itu. Oleh karena itu, bukan persoalan tidak-ada-bedanya agama apa yang dianut seseorang. Ia harus menjalani agama yang benar itu bila ia mau diselamatkan.
Dimana ada orang yang berdalih, tak peduli dari denominasi apa, gereja, atau agama yang ia anut, yang akan menyangkal bahwa kita ini ditakdirkan untuk mempercayai apa yang Allah ajarkan? Aku yakin tak ada seorang Kristen pun yang akan menyangkal hal itu. Oleh karena itu, bukan persoalan tidak-ada-bedanya agama apa yang dianut seseorang. Ia harus menjalani agama yang benar itu bila ia mau diselamatkan.
But what is the true religion? To
believe all that God has taught. I am sure that even my Protestant friends will
admit this is right; for, if they do not, I would say they are no Christians at
all.
=====
Tetapi apa agama yang benar? Yaitu mempercayai segala yang telah Allah ajarkan.. Saya begitu pasti, bahkan teman2 Protestan juga akan mengakui ini benar, sekiranya tidak, aku akan bilang mereka itu bukanlah orang2 Kristen sama sekali.
=====
Tetapi apa agama yang benar? Yaitu mempercayai segala yang telah Allah ajarkan.. Saya begitu pasti, bahkan teman2 Protestan juga akan mengakui ini benar, sekiranya tidak, aku akan bilang mereka itu bukanlah orang2 Kristen sama sekali.
"But what is the true Faith?" "The true Faith," say Protestant friends, "is to believe in the Lord Jesus."
=====
"Tetapi, apakah Iman yang benar itu?" "Iman yang benar," kata teman2 Protestan, "ialah percaya Tuhan Yesus."
Agreed, Catholics believe in that. Tell me what you mean by believing in the Lord Jesus? "Why," says my Protestant friend, "you must believe that He is the Son of the Living God."
=====
Setuju, Katolik percaya hal itu. Coba terangkan apa yang kau maksudkan dengan percaya dalam Tuhan Yesus? "Lho...," kata teman Protestant saya, "anda harus percaya bahwa Dia adalah Putra Allah-yang-Hidup."
Agreed again. Thanks be to God, we can agree on something. We believe that Jesus Christ is the Son of the Living God, that He is God. To this we all agree, excepting the Unitarians and Socinians, but we will leave them alone tonight. If Christ be God, then we must believe all He teaches. Is this not so, my dearly beloved Protestant brethren and sisters? And that's the right Faith, isn't it?
=====
Setuju lagi. Puji Tuhan, syukurlah kita bisa saling sepakat pada sesuatu. Kita percaya bahwa Yesus Kristus adalah Putra Allah-Hidup, bahwa Dia adalah Allah. Pada hal ini, kita semua sama2 setuju, kecuali orang2 Unitarian dan Socinian, tapi mereka tak kita singgung malam ini. Kalau Kristus Allah, maka kita harus mempercayai semua ajaranNya. Ini betul, kan, saudara saudari Protestan ku yang terkasih? Dan itulah iman yang benar, bukan?
"Well, yes," says my Protestant friend, "I guess that is the right Faith. To believe that Jesus is the Son of the Living God we must believe all that Christ has taught." We Catholics say the same, and here we agree again. Christ, then, we must believe, and that is the true Faith. We must believe all that Christ has taught - that God has revealed - and, without that Faith there is no salvation; without that Faith there is no hope of Heaven; without that Faith there is eternal damnation! We have the words of Christ for it: "He that believeth not shall be condemned," says Christ.
=====
"Ehhh, ya, betul,"
kata teman Protestan ku, "aku rasa itulah iman yang benar. Untuk
mempercayai bahwa Yesus ialah Putra Allah- hidup, kita harus mempercayai segala
yang Kristus ajarkan." Kami
Katolik juga percaya itu, disini kita sama2 setuju dan sependapat lagi. Jadi,
Kristus-lah yang harus kita percayai, dan itulah Iman yang benar. Kita harus
mempercayai semua yang Kristus ajarkan – apa yang Allah wahyukan - dan, tanpa
Iman itu tidak ada keselamatan; tanpa Iman itu tidak ada harapan akan Surga;
tanpa Iman itu adalah hukuman yang kekal! Ada kata2 Kristus untuk itu:
"Siapa yang tidak percaya akan dihukum."
But if Christ, my dearly beloved people, commands me under pain of eternal damnation to believe all that He has taught, He must give me the means to know what He has taught. If, therefore, Christ commands me upon pain of eternal damnation, He is bound to give me the means of knowing what He has taught. And the means Christ gives us of knowing this must have been at all times within the reach of all people.
=====
Tapi kalau Kristus, saudara2ku yang terkasih, memerintahku, demi penderitaan hukuman kekal, untuk mengimani semua apa yang Ia ajarkan, Ia pasti memberiku sarana untuk mengetahui apa yang Dia ajarkan. Jadi, kalau Kristus memberi perintah padaku, demi segala derita hukuman kekal, maka semestinya Dia terikat untuk memberiku sarana untuk mengetahui apa yang Dia ajarkan. Dan sarana2 yang Kristus berikan pada kita untuk bisa mengetahui ini haruslah sudah selamanya terjangkau oleh semua orang.
Secondly, the means that God gives us to know what He has taught must be a means adapted to the capacities of all intellects - even the dullest. For those of the dullest of understandings have a right to salvation, and consequently they have a right to the means whereby they shall learn the truths that God has taught, that they may believe them and be saved.
=====
Kedua, sarana yang Allah berikan pada kita untuk mengenal apa yang Ia ajarkan, haruslah cara2 yang sudah disesuaikan dengan kemampuan dan kapasitas semua akal budi - termasuk yang tertumpul. Sebab mereka yang sekalipun paling tumpul penalarannya, mempunyai hak keselamatan, jadi konsekwensinya mereka punya hak memperoleh sarana yang mengajarkan mereka kebenaran2 yang Allah ajarkan, sehingga mereka bisa percaya dan terselamatkan.
The means that God gives us to know what he has taught must be an infallible means. For if it be a means that can lead us astray, it can be no means at all. It must be an infallible means, so that if a man makes use of that means, he will infallibly, without fear of mistake or error, be brought to a knowledge of all the truths that God has taught.
Kedua, sarana yang Allah berikan pada kita untuk mengenal apa yang Ia ajarkan, haruslah cara2 yang sudah disesuaikan dengan kemampuan dan kapasitas semua akal budi - termasuk yang tertumpul. Sebab mereka yang sekalipun paling tumpul penalarannya, mempunyai hak keselamatan, jadi konsekwensinya mereka punya hak memperoleh sarana yang mengajarkan mereka kebenaran2 yang Allah ajarkan, sehingga mereka bisa percaya dan terselamatkan.
The means that God gives us to know what he has taught must be an infallible means. For if it be a means that can lead us astray, it can be no means at all. It must be an infallible means, so that if a man makes use of that means, he will infallibly, without fear of mistake or error, be brought to a knowledge of all the truths that God has taught.
=====
Sarana yang Allah berikan pada kita untuk mengenal apa yang Ia ajarkan, haruslah sarana atau cara2 yang pasti, tak-mungkin-salah. Sebab kalau itu bisa menyesatkan kita, itu bukanlah sarana sama sekali. Harusnya itu sarana yang tak-mungkin-salah, sehingga bila ada orang memakainya, ia tak mungkin salah, dan, bisa tanpa takut salah atau khilaf, dibawa pada suatu pengetahuan mengenai segala kebenaran2 yang Allah ajarkan.
Sarana yang Allah berikan pada kita untuk mengenal apa yang Ia ajarkan, haruslah sarana atau cara2 yang pasti, tak-mungkin-salah. Sebab kalau itu bisa menyesatkan kita, itu bukanlah sarana sama sekali. Harusnya itu sarana yang tak-mungkin-salah, sehingga bila ada orang memakainya, ia tak mungkin salah, dan, bisa tanpa takut salah atau khilaf, dibawa pada suatu pengetahuan mengenai segala kebenaran2 yang Allah ajarkan.
I don't think there can be anyone present here - I care not what he is, a Christian or an unbeliever - who can object to my premises. And these premises are the groundwork of my discourse and of all my reasoning, and, therefore, I want you to bear them in mind. I will repeat them, for on these premises rests all the strength of my discourse and reasoning.
=====
Saya percaya tidak ada seorangpun yang hadir disini – terlepas dia seorang Kristen ataupun tidak - yang bisa menyanggah dasar pikiran saya ini. Dan dasar2 pikiran inilah landasan paradigma saya untuk uraian, khotbah dan alasan2 saya, dan, karena itu, saya ingin anda ingat. Saya ingin mengulangi, bahwa diatas landasan tonggak2 pikiran saya inilah bertumpu segala kekuatan khotbah dan alasan2ku.
Saya percaya tidak ada seorangpun yang hadir disini – terlepas dia seorang Kristen ataupun tidak - yang bisa menyanggah dasar pikiran saya ini. Dan dasar2 pikiran inilah landasan paradigma saya untuk uraian, khotbah dan alasan2 saya, dan, karena itu, saya ingin anda ingat. Saya ingin mengulangi, bahwa diatas landasan tonggak2 pikiran saya inilah bertumpu segala kekuatan khotbah dan alasan2ku.
If God commands me under pain of eternal damnation to believe all that He has taught, He is bound to give me the means to know what He has taught. And the means that God gives me must have been at all times within the reach of all people - must be adapted to the capacities of all intellects, must be an infallible means to us, so that if a man makes use of it he will be brought to a knowledge of all the truths that God has taught.
=====
Kalau Allah memerintahku, demi penderitaan hukuman kekal, untuk mengimani semua apa yang Ia ajarkan, Ia pasti semestinya memberiku sarana untuk mengetahui apa yang Dia ajarkan. Dan sarana2 yang Allah berikan pada aku untuk bisa mengetahui ini haruslah sudah selamanya dalam jangkauan semua orang - haruslah cara2 yang sudah disesuaikan dengan kemampuan dan kapasitas semua akal budi, harusnya itu sarana yang tak-mungkin-salah, jadi bila ada orang memakainya, ia bisa dibawa pada suatu pengetahuan mengenai segala kebenaran2 yang Allah ajarkan.
Kalau Allah memerintahku, demi penderitaan hukuman kekal, untuk mengimani semua apa yang Ia ajarkan, Ia pasti semestinya memberiku sarana untuk mengetahui apa yang Dia ajarkan. Dan sarana2 yang Allah berikan pada aku untuk bisa mengetahui ini haruslah sudah selamanya dalam jangkauan semua orang - haruslah cara2 yang sudah disesuaikan dengan kemampuan dan kapasitas semua akal budi, harusnya itu sarana yang tak-mungkin-salah, jadi bila ada orang memakainya, ia bisa dibawa pada suatu pengetahuan mengenai segala kebenaran2 yang Allah ajarkan.
Has God given us such means? "Yes," say my Protestant friends, "He has." And so says the Catholic: God has given us such means. What is the means God has given us whereby we shall learn the truth that God has revealed? "The Bible," say my Protestant friends, "the Bible, the whole of the Bible, and nothing but the Bible." But we Catholics say, "No; not the Bible and its private interpretation, but the Church of the Living God."
=====
Adakah Allah memberikan kita sarana2 untuk itu? "Oh ya," kata teman2 Protestan saya, "Allah sudah kasih." Demikian juga kata orang2 Katolik: Allah sudah memberi kita sarana itu. Apa sarana yang telah Ia berikan pada kita yang daripadanya kita bisa belajar kebenaran2 yang Allah ungkapkan? "Alkitab," kata teman2 Protestan saya, "Alkitab, ya seluruh Alkitab seutuhnya, dan tidak ada lainnya kecuali Alkitab." Tapi kami Katolik berkata, "Tidak; bukan seluruh Alkitab dan penafsiran pribadi, melainkan Gereja Allah-yang-Hidup."
Adakah Allah memberikan kita sarana2 untuk itu? "Oh ya," kata teman2 Protestan saya, "Allah sudah kasih." Demikian juga kata orang2 Katolik: Allah sudah memberi kita sarana itu. Apa sarana yang telah Ia berikan pada kita yang daripadanya kita bisa belajar kebenaran2 yang Allah ungkapkan? "Alkitab," kata teman2 Protestan saya, "Alkitab, ya seluruh Alkitab seutuhnya, dan tidak ada lainnya kecuali Alkitab." Tapi kami Katolik berkata, "Tidak; bukan seluruh Alkitab dan penafsiran pribadi, melainkan Gereja Allah-yang-Hidup."
I will prove the facts, and I defy all my separated brethren - and all the preachers in the bargain - to disprove what I will say tonight. I say, then, it is not the private interpretation of the Bible that has been appointed by God to be the teacher of man, but the Church of the Living God.
=====
Akan saya buktikan fakta2, dan saya akan menantang saudara2ku yang terpisah - dan semua pengkhotbah2 yang ikut serta - untuk menolak apa yang akan kukatakan malam ini. Saya katakan, jadi, bukanlah cara2 penafsiran-Alkitab pribadi yang ditunjuk oleh Allah untuk menjadi guru manusia, melainkan Gereja Allah-yang-Hidup.
For, my dear people, if God has intended that man should learn His religion from a book - the Bible - surely God would have given that book to man; Christ would have given that book to man. Did He do it? He did not. Christ sent His Apostles throughout the whole universe and said: "Go ye, therefore, and teach all nations, baptizing them in the name of the Father, and of the Son, and of the Holy Ghost; teaching them to observe all things whatsoever I have commanded you."
=====
Sebab, saudara2 terkasih, seandainya Allah memang berniat bahwa manusia harus belajar agamaNya dari sebuah buku - Alkitab - pastilah Ia sudah memberikan sebuah kitab pada manusia; Kristus mestinya memberikan sebuah buku pada manusia. Apa Dia lakukan itu? Tidak sama sekali. Kristus mengirim Rasul2Nya keseluruh ujung dunia and bersabda: "Pergilah, karena itu, dan ajarilah semua bangsa2, baptislah mereka didalam nama Bapak, dan Putera, dan dalam Roh Kudus; ajarilah mereka untuk memperhatikan dan melakukan segala sesuatu yang Kuperintahkan."
Christ did not say, "Sit down and write Bibles and scatter them over the earth, and let every man read his Bible and judge for himself." If Christ had said that, there would never have been a Christianity on the earth at all, but a Babylon and confusion instead, and never one Church, the union of one body. Hence, Christ never said to His Apostles, "Go and write Bibles and distribute them, and let everyone judge for himself." That injunction was reserved for the Sixteenth Century, and we have seen the result of it. Ever since the Sixteenth Century there have been springing up religion upon religion, and churches upon churches, all fighting and quarreling with one another. And all because of the private interpretation of the Bible.
=====
Kristus tidak bersabda, "Duduklah dan tulislah Alkitab dan sebarkan itu keseluruh dunia, dan biarkan setiap orang membaca Alkitabnya dan menafsir-nilaikan sendiri2." Seandainya Kristus berkata demikian, sama sekali tidak akan pernah ada Kristenitas didunia ini, melainkan ada suatu Babilonia dan kekacauan, dan tidak pernah ada suatu gereja, suatu persatuan satu tubuh. Jadi, Kristus tidak pernah menyuruh para RasulNya, "Pergi dan tulislah Alkitab dan bagi2kan itu, dan biarkan setiap orang menilainya sendiri." Perintah keras itu dicadangkan untuk abad ke 16, dan kita sudah melihat hasilnya. Sejak Abad Enambelas terus menerus bermunculan agama demi agama, dan gereja demi gereja, semuanya berkelahi dan saling bertengkar. Dan semuanya gara2 Alkitab ditafsirkan secara sendiri2.
Kristus tidak bersabda, "Duduklah dan tulislah Alkitab dan sebarkan itu keseluruh dunia, dan biarkan setiap orang membaca Alkitabnya dan menafsir-nilaikan sendiri2." Seandainya Kristus berkata demikian, sama sekali tidak akan pernah ada Kristenitas didunia ini, melainkan ada suatu Babilonia dan kekacauan, dan tidak pernah ada suatu gereja, suatu persatuan satu tubuh. Jadi, Kristus tidak pernah menyuruh para RasulNya, "Pergi dan tulislah Alkitab dan bagi2kan itu, dan biarkan setiap orang menilainya sendiri." Perintah keras itu dicadangkan untuk abad ke 16, dan kita sudah melihat hasilnya. Sejak Abad Enambelas terus menerus bermunculan agama demi agama, dan gereja demi gereja, semuanya berkelahi dan saling bertengkar. Dan semuanya gara2 Alkitab ditafsirkan secara sendiri2.
Christ sent His Apostles with authority to teach all nations, and never gave them any command of writing the Bible. And the Apostles went forth and preached everywhere, and planted the Church of God throughout the earth, but never thought of writing.
=====
Kristus mengutus Rasul2Nya dengan kuasa untuk mengajar semua bangsa2, dan tidak pernah memberi perintah untuk menulis Alkitab. Dan semua Rasul2 itu pergi dan berkhotbah di-mana2, dan menanamkan Gereja Allah diseluruh dunia, tapi tidak pernah terpikir untuk menulis.
The first word written was by Saint Matthew, and he wrote for the benefit of a few individuals. He wrote the Gospel about seven years after Christ left this earth, so that the Church of God, established by Christ, existed seven years before a line was written of the New Testament.
=====
Kata2 pertama yang ditulis ialah oleh Santo Matius, dan ia menulis demi kemudahan beberapa pribadi. Ia menulis Injil itu sekitar tujuh tahun setelah Kristus meninggalkan dunia ini, sehingga Gereja Allah, yang dibangun oleh Kristus, sudah ada dan eksis tujuh tahun sebelum tertulisnya satu baris kalimat pun dari Perjanjian Baru.
Kristus mengutus Rasul2Nya dengan kuasa untuk mengajar semua bangsa2, dan tidak pernah memberi perintah untuk menulis Alkitab. Dan semua Rasul2 itu pergi dan berkhotbah di-mana2, dan menanamkan Gereja Allah diseluruh dunia, tapi tidak pernah terpikir untuk menulis.
The first word written was by Saint Matthew, and he wrote for the benefit of a few individuals. He wrote the Gospel about seven years after Christ left this earth, so that the Church of God, established by Christ, existed seven years before a line was written of the New Testament.
=====
Kata2 pertama yang ditulis ialah oleh Santo Matius, dan ia menulis demi kemudahan beberapa pribadi. Ia menulis Injil itu sekitar tujuh tahun setelah Kristus meninggalkan dunia ini, sehingga Gereja Allah, yang dibangun oleh Kristus, sudah ada dan eksis tujuh tahun sebelum tertulisnya satu baris kalimat pun dari Perjanjian Baru.
Saint Mark wrote about ten years after Christ left this earth; Saint Luke about twenty-five years, and Saint John about sixty-three years after Christ had established the Church of God. Saint John wrote the last portion of the Bible - the Book of Revelation - about sixty-five years after Christ had left this earth and the Church of God had been established. The Catholic religion had existed sixty five years before the Bible was completed, before it was written.
=====
Santo Markus menulis sekitar sepuluh tahun setelah Kristus meninggalkan dunia ini; Santo Lukas sekitar duapuluhlima tahun, dan Santo Yohanes kirakira enampuluhtiga tahun kemudian sesudah Kristus mendirikan Gereja Allah. Santo Yohanes menulis bagian terakhir Alkitab - Kitab Wahyu - sekitar enampuluhlima tahun setelah Kristus meninggalkan dunia ini dan semenjak dibangunnya Gereja Allah. Jadi agama Katolik sudah ada dan hadir enampuluhlima tahun sebelum Alkitab terselesaikan, rampung, sebelum itu tertulis.
Santo Markus menulis sekitar sepuluh tahun setelah Kristus meninggalkan dunia ini; Santo Lukas sekitar duapuluhlima tahun, dan Santo Yohanes kirakira enampuluhtiga tahun kemudian sesudah Kristus mendirikan Gereja Allah. Santo Yohanes menulis bagian terakhir Alkitab - Kitab Wahyu - sekitar enampuluhlima tahun setelah Kristus meninggalkan dunia ini dan semenjak dibangunnya Gereja Allah. Jadi agama Katolik sudah ada dan hadir enampuluhlima tahun sebelum Alkitab terselesaikan, rampung, sebelum itu tertulis.
Now, I ask you, my dearly beloved separated brethren, were these people, who lived during the period between the establishment of the Church of Jesus and the finishing of the Bible, were they really Christians, good Christians enlightened Christians? Did they know the religion of Jesus? Where is the man that will dare to say that those who lived from the time that Christ went up to Heaven to the time that the Bible was completed were not Christians? It is admitted on all sides, by all denominations, that they were the very best of Christians, the first fruit of the Blood of Jesus Christ.
=====
Sekarang, saudara2 terkasihku yang terpisah, saya mau bertanya, apakah orang2 itu, yang hidup dizaman antara pembentukan Gereja Yesus dan perampungan penulisan Alkitab, apakah mereka benar2 orang2 Kristen, betul2 orang2 Kristen yang diterangi secara Kristen? Apakah mereka kenal agamaNya Yesus? Apa ada orang yang berani berkata, bahwa mereka yang hidup antara saat Yesus naik ke Sorga sampai saat Alkitab rampung ditulis, bukan orang2 Kristen? Oleh semua pihak, oleh semua denominasi, mereka diakui sebagai orang2 Kristen terbaik, buah pertama Darah Yesus Kristus.
But how did they know what they had to do to save their souls? Was it from the Bible that they learned it? No, because the Bible was not written. And would our Divine Saviour have left His Church for sixty-five years without a teacher, if the Bible is the teacher of man? Most assuredly not.
=====
Tapi bagaimanakah mereka tahu apa yang harus dilakukan untuk menyelamatkan jiwa mereka? Belajar dari Alkitab? Tidak, sebab Alkitab kan belum tertulis. Dan apakah Penyelamat Ilahi kita akan meninggalkan Gereja-Nya selama enampuluhlima tahun tanpa guru, seandainya Alkitab itu memang guru pengajar manusia? Hampir pastilah tidak.
Were the Apostles Christians, I ask you, my dear Protestant friends? You say, "Yes, sir; they were the very founders of Christianity." Now, my dear friends, none of the Apostles ever read the Bible; not one of them except, perhaps, Saint John. For all of them had died martyrs for the Faith of Jesus Christ and never saw the cover of a Bible. Every one of them died martyrs and heroes for the Church of Jesus before the Bible was completed.
=====
Saya tanya, teman2 Protestan saya, apakah para Rasul itu Kristen? Kalian bilang, "Oh ya, ya pasti; kan mereka justru malah pendiri Kristenitas." Baiklah, teman2ku, tapi tidak seorangpun dari para Rasul itu yang sempat pernah membaca Alkitab; tidak seorangpun kecuali, mungkin, Santo Yohanes. Karena mereka semua telah mati terbunuh sebagai martir demi ImanNya Yesus Kristus dan bahkan tidak pernah sekalipun melihat sampul Alkitab. Masing2 mereka itu mati sebagai martir dan pahlawan Gereja Yesus jauh sebelum rampungnya Alkitab.
Saya tanya, teman2 Protestan saya, apakah para Rasul itu Kristen? Kalian bilang, "Oh ya, ya pasti; kan mereka justru malah pendiri Kristenitas." Baiklah, teman2ku, tapi tidak seorangpun dari para Rasul itu yang sempat pernah membaca Alkitab; tidak seorangpun kecuali, mungkin, Santo Yohanes. Karena mereka semua telah mati terbunuh sebagai martir demi ImanNya Yesus Kristus dan bahkan tidak pernah sekalipun melihat sampul Alkitab. Masing2 mereka itu mati sebagai martir dan pahlawan Gereja Yesus jauh sebelum rampungnya Alkitab.
How, then, did those Christians that lived in the first sixty-five years after Christ ascended - how did they know what they had to do to save their souls? They knew it precisely in the same way that you know it, my dear Catholic friends. You know it from the teaching of the Church of God, and so did the primitive Christians know it.
=====
Jadi, bagaimana caranya orang2 Kristen yang hidup dikurun waktu 65 tahun pertama setelah Yesus naik ke Sorga - bagaimana mereka tahu apa yang harus mereka kerjakan untuk menyelamatkan jiwa mereka? Mereka tahu dengan tepat dan pasti dengan cara dan jalan yang sama seperti yang kalian ketahui, kawan2 Katolik saya yang terkasih. Kalian tahu lewat pengajaran dari Gereja Allah, sama caranya seperti dulu para Kristen purba mengenalnya.
Jadi, bagaimana caranya orang2 Kristen yang hidup dikurun waktu 65 tahun pertama setelah Yesus naik ke Sorga - bagaimana mereka tahu apa yang harus mereka kerjakan untuk menyelamatkan jiwa mereka? Mereka tahu dengan tepat dan pasti dengan cara dan jalan yang sama seperti yang kalian ketahui, kawan2 Katolik saya yang terkasih. Kalian tahu lewat pengajaran dari Gereja Allah, sama caranya seperti dulu para Kristen purba mengenalnya.
Not only sixty-five years did Christ leave the Church He had established without a Bible, but over three hundred years. The Church of God was established and went spreading itself over the whole globe without the Bible for more than three hundred years. In all that time the people did not know what constituted the Bible.
=====
Tidak hanya 65 tahun Kristus meninggalkan Gereja yang telah Dia dirikan tanpa sebuah Alkitab, melainkan lebih dari 300 tahun. Gereja Allah sudah dibangun dan menyebar sendiri keseluruh dunia, tanpa adanya Alkitab, melebihi 300 tahun. Selama masa itu, orang2 tidak tahu isi maupun komponen apa yang membentuk Alkitab.
Tidak hanya 65 tahun Kristus meninggalkan Gereja yang telah Dia dirikan tanpa sebuah Alkitab, melainkan lebih dari 300 tahun. Gereja Allah sudah dibangun dan menyebar sendiri keseluruh dunia, tanpa adanya Alkitab, melebihi 300 tahun. Selama masa itu, orang2 tidak tahu isi maupun komponen apa yang membentuk Alkitab.
In the days of the Apostles there were many false gospels. There was the Gospel of Simon, the Gospel of Nicodemus, of Mary, and the Gospel of the Infancy of Jesus. All of these gospels were spread among the people, and the people did not know which of these were inspired and which were false and spurious. Even the learned themselves were disputing whether preference should be given to the Gospel of Simon or that of Mathew - to the Gospel of Nicodemus or the Gospel of Mark, the Gospel of Mary or that of Luke, the Gospel of the Infancy of Jesus or the Gospel of Saint John the Evangelist.
=====
Dizamannya para Rasul ada banyak injil palsu. Ada yang disebut Injil Simon, Injil Nikodemus, Injil Maria, dan juga Injil Kanak2 Yesus. Semua injil ini tersebar diantara masyarakat, dan mereka tidak tahu mana yang diinspirasikan, mana yang palsu dan tidak otentik, tak asli. Bahkan yang terpelajar diantara mereka sendiri berdebat mana yang diutamakan lebih dulu, Injil Simon ataukah Injil Matius - kepada Injil Nikodemus atau Injil Markus, Injil Maria atau yang punya Lukas, Injil Kanak2 Yesus ataukah Injil Santo Yohanes Penginjil.
Dizamannya para Rasul ada banyak injil palsu. Ada yang disebut Injil Simon, Injil Nikodemus, Injil Maria, dan juga Injil Kanak2 Yesus. Semua injil ini tersebar diantara masyarakat, dan mereka tidak tahu mana yang diinspirasikan, mana yang palsu dan tidak otentik, tak asli. Bahkan yang terpelajar diantara mereka sendiri berdebat mana yang diutamakan lebih dulu, Injil Simon ataukah Injil Matius - kepada Injil Nikodemus atau Injil Markus, Injil Maria atau yang punya Lukas, Injil Kanak2 Yesus ataukah Injil Santo Yohanes Penginjil.
And so it was in regard to the epistles: Many spurious epistles were written, and the people were at a loss for over three hundred years to know which was false or spurious, or which inspired. And, therefore, they did not know what constituted the books of the Bible.
=====
Jadi begitulah keadaan sehubungan dengan surat surat itu: Banyak surat2 tidak asli yang ditulis, dan orang2 selama lebih dari 300 tahun bingung, tidak mampu mengetahui mana yang palsu dan tidak sejati, atau mana yang diwahyukan. Dan, karena itu, mereka tidak mengetahui apa saja yang menjadi komponen kitab2 dalam Alkitab.
Jadi begitulah keadaan sehubungan dengan surat surat itu: Banyak surat2 tidak asli yang ditulis, dan orang2 selama lebih dari 300 tahun bingung, tidak mampu mengetahui mana yang palsu dan tidak sejati, atau mana yang diwahyukan. Dan, karena itu, mereka tidak mengetahui apa saja yang menjadi komponen kitab2 dalam Alkitab.
It was not until the Fourth Century that the Pope of Rome, the Head of the Church, the successor of Saint Peter, assembled together the Bishops of the world in a council. And there in that council it was decided that the Bible, as we Catholics have it now, is the Word of God, and that the Gospels of Simon, Nicodemus, Mary, the Infancy of Jesus, and all those other epistles were spurious or, at least, unauthentic; at least, that there was no evidence of their inspiration, and that the Gospels of Saints Luke, Matthew, Mark and John, and the Book of Revelation, were inspired by the Holy Ghost.
=====
Barulah dalam Abad Empat, Paus dari Roma, Pemimpin Gereja, penerus pengganti Santo Petrus, mengumpulkan bersama para Uskup dunia dalam sebuah konsili. Dan disanalah, dalam konsili itu ditetapkan bahwa Alkitab, seperti apa yang kami Katolik miliki kini, adalah Sabda Allah, dan bahwa Injil-injil Simon, Nikodemus, Maria, masa Kanak2 Yesus, dan lain2 surat atau tulisan2 adalah tidak sejati, minimal, tidak otentik; dan, paling tidak, bahwa tiada bukti2 pendukung inspirasinya, dan bahwa Injil Santo Lukas, Matius, Markus dan Yohanes, dan Kitab Wahyu, adalah pewahyuan oleh Roh Kudus.
Up to that time the whole world for three hundred years did not know what the Bible was; hence, they could not take the Bible for their guide, for they did not know what constituted the Bible. Would our Divine Savior, if He intended man to learn his religion from a book, have left the Christian for three hundred years without that book? Most assuredly not.
=====
Sampai waktu itu, seluruh dunia selama 300 tahun tidak mengenal apa Alkitab; jadi, mereka tidak bisa mengambil Alkitab sebagai pedoman penuntun, sebab mereka tidak tahu apa yang menyusun isi Alkitab. Apakah Penyelamat Ilahi kita, kalau Ia memang berniat agar manusia belajar soal agamanya dari sebuah buku, akan meninggalkan umat Kristen selama 300 tahun tanpa kitab itu? Kemungkinan besar pastilah tidak.
Not only for three hundred years was the world left without the Bible, but for one thousand four hundred years the Christian world was left without the Sacred Book.
=====
Tidak hanya selama 300 tahun dunia itu tanpa Alkitab, tapi selama 1400 tahun lamanya dunia Kristen ditinggal tanpa Kitab Suci itu.
Tidak hanya selama 300 tahun dunia itu tanpa Alkitab, tapi selama 1400 tahun lamanya dunia Kristen ditinggal tanpa Kitab Suci itu.
Before the art of printing was invented, Bibles were rare things; Bibles were costly things. Now, you must all be aware, if you have read history at all, that the art of printing was invented only a little more than four hundred years ago - about the middle of the Fifteenth Century - and about one hundred years before there was a Protestant in the world.
=====
Sebelum seni cetak ditemukan, Alkitab merupakan barang langka; Alkitab mahal sekali. Hendaknya kalian perhatikan, seandainya anda pernah membaca sejarah, bahwa ilmu atau seni cetak baru ditemukan sekitar 400 tahun-lebih-sedikit yang lalu - sekitar pertengahan Abad 15 - dan sekitar 100 tahun sebelum adanya satu orang Protestan didunia.
Sebelum seni cetak ditemukan, Alkitab merupakan barang langka; Alkitab mahal sekali. Hendaknya kalian perhatikan, seandainya anda pernah membaca sejarah, bahwa ilmu atau seni cetak baru ditemukan sekitar 400 tahun-lebih-sedikit yang lalu - sekitar pertengahan Abad 15 - dan sekitar 100 tahun sebelum adanya satu orang Protestan didunia.
As I have said, before printing
was invented books were rare and costly things. Historians tell us that in the
Eleventh Century - eight hundred years ago - Bibles were so rare and costly
that it took a fortune a considerable fortune, to buy oneself a copy of the
Bible! Before the art of printing, everything had to be done with the pen upon
parchment or sheepskin. It was, therefore, a tedious and slow operation - a
costly operation.
=====
Seperti saya katakan tadi, sebelum ditemukannya ilmu seni cetak, buku2 sangat langka selain jadi barang mahal. Ahli sejarah menyatakan bahwa dalam Abad Sebelas - sekitar 800 tahun yang lalu - Alkitab amat langka sekali dan mahal, luar biasa mahal untuk membelinya! Sebelum adanya percetakan, segala sesuatu harus dikerjakan dengan pena diatas perkamen, kertas kulit, atau kulit domba. Karena itu, pekerjaan itu bukan main mahalnya - sebab lambat [harus teliti] dan membosankan.
Now, in order to arrive at the probable cost of a Bible at that time, let us suppose that a man should work ten years to make a copy of the Bible and earn a dollar a day. Well, then, the cost of that Bible would be 3,650! Now, let us suppose that a man should work at the copying of the Bible for twenty years, as historians say it would have taken him at that time, not having the conveniences and improvements to aid him that we have now. Then, at a dollar a day, for twenty years, the cost of a Bible would be nearly 8,000.
Seperti saya katakan tadi, sebelum ditemukannya ilmu seni cetak, buku2 sangat langka selain jadi barang mahal. Ahli sejarah menyatakan bahwa dalam Abad Sebelas - sekitar 800 tahun yang lalu - Alkitab amat langka sekali dan mahal, luar biasa mahal untuk membelinya! Sebelum adanya percetakan, segala sesuatu harus dikerjakan dengan pena diatas perkamen, kertas kulit, atau kulit domba. Karena itu, pekerjaan itu bukan main mahalnya - sebab lambat [harus teliti] dan membosankan.
Now, in order to arrive at the probable cost of a Bible at that time, let us suppose that a man should work ten years to make a copy of the Bible and earn a dollar a day. Well, then, the cost of that Bible would be 3,650! Now, let us suppose that a man should work at the copying of the Bible for twenty years, as historians say it would have taken him at that time, not having the conveniences and improvements to aid him that we have now. Then, at a dollar a day, for twenty years, the cost of a Bible would be nearly 8,000.
=====
Sekarang, mari kita berandai memperkirakan biaya sebuah Alkitab pada zaman itu, dengan perumpamaan seseorang harus bekerja sepuluh tahun lamanya untuk menyalin sebuah Alkitab dan dibayar satu dollar per harinya. Untuk ini saja maka biaya ongkos sebuah Alkitab sudah $3.650,--! Nah, seandainya ia membutuhkan 20 tahun untuk menyalin sebuah Alkitab, para sejarahwan bilang zaman itu kira2 bisa membutuh-kan waktu sekian lamanya, sebab tidak ada segala kemudahan dan kemajuan2 sarana yang menunjangnya seperti masa kini. Lalu, dengan $1,-- per hari saja, untuk masa 20 tahun, biaya sebuah Alkitab hampir $8000.
Sekarang, mari kita berandai memperkirakan biaya sebuah Alkitab pada zaman itu, dengan perumpamaan seseorang harus bekerja sepuluh tahun lamanya untuk menyalin sebuah Alkitab dan dibayar satu dollar per harinya. Untuk ini saja maka biaya ongkos sebuah Alkitab sudah $3.650,--! Nah, seandainya ia membutuhkan 20 tahun untuk menyalin sebuah Alkitab, para sejarahwan bilang zaman itu kira2 bisa membutuh-kan waktu sekian lamanya, sebab tidak ada segala kemudahan dan kemajuan2 sarana yang menunjangnya seperti masa kini. Lalu, dengan $1,-- per hari saja, untuk masa 20 tahun, biaya sebuah Alkitab hampir $8000.
Suppose I came and said to you, "My dear people, save your soul, for if you lose your soul all is lost." You would ask, "What are we to do to save our souls?" The Protestant preacher would say to you, "You must get a Bible; you can get one at such-and-such a shop." You would ask the cost, and be told it was 8,000. You would exclaim: "The Lord save us! And can we not go to Heaven without that book?" The answer would be: "No; you must have the Bible and read it." You murmur at the price, but are asked, "is not your soul worth 8,000?" Yes, of course it is, but you say you do not have the money, and if you cannot get a Bible, and your salvation depends upon it, evidently you would have to remain outside the Kingdom of Heaven. This would be a hopeless condition, indeed. For fourteen hundred years the world was left without a Bible - not one in ten thousand, not one in twenty thousand, before the art of printing was invented, had the Bible. And would our Divine Lord have left the world without that book if it was necessary to man's salvation? Most assuredly not.
=====
Seandainya saya mendatangi kalian dan berkata, "Saudara2ku, selamatkanlah jiwamu, sebab kalau jiwamu sampai hilang maka segalanya ikut hilang." Kalian akan balik bertanya, "Apa yang harus kami lakukan untuk menyelamatkan jiwa2 kami?" Pengkhotbah Protestan akan bilang begini padamu, "Kalian harus pergi cari Alkitab, bisa dibeli ditoko ini atau itu." Kau bakal tanya berapa harganya, dan akan dijawab sekitar $8000,--. Kau bakal teriak kaget: " Tuhan selamatkanlah kami! Dan apakah kami tidak bisa masuk Sorga tanpa buku itu?" Jawabnya bakal begini: "Tidak; kalian harus punya Alkitab dan baca." Kalian mengomel soal harganya, tapi ditanya balik, "apakah jiwamu tak bernilai $8000,--?" Oh ya, tentu saja, tapi kalian bilang tidak punya uangnya, dan kalau kau tidak bisa mendapatkan sebuah Alkitab, padahal keselamatanmu bergantung padanya, jelaslah kau harus tinggal diluar Kerajaan Sorga. Situasi begini kan betul2 parah, membuat kondisi benar2 putus asa. Selama 14 abad, seribu empat ratus tahun, dunia ini tanpa Alkitab - sebelum penemuan seni pencetakan, tidak ada seorangpun dalam 10.000, bahkan tidak juga seorangpun dalam 20.000, yang memiliki Alkitab. Dan apakah Tuhan Ilahi kita bakal meninggalkan dunia ini tanpa kitab itu, kalau sekiranya itu perlu untuk keselamatan manusia? Pastilah tidak.
But let us suppose for a moment that all had Bibles, that Bibles were from the beginning, and that every man, woman, and child had a copy. What good would that book be to people who did not know how to read it? It is a blind thing to such persons.
=====
Tapi mari kita sekarang berandai sebentar, bahwa semua orang punya Alkitab, bahwa Alkitab sudah ada dulu sejak awal mulanya, dan setiap pria, wanita, dan setiap anakpun masing2 punya. Apa sih faedah dan manfaat baiknya bagi orang2 yang tidak tahu cara membacanya? Itu cuma menjadi barang buta, barang mati untuk orang2 begitu.
Tapi mari kita sekarang berandai sebentar, bahwa semua orang punya Alkitab, bahwa Alkitab sudah ada dulu sejak awal mulanya, dan setiap pria, wanita, dan setiap anakpun masing2 punya. Apa sih faedah dan manfaat baiknya bagi orang2 yang tidak tahu cara membacanya? Itu cuma menjadi barang buta, barang mati untuk orang2 begitu.
Even now one-half the inhabitants of the earth cannot read. Moreover, as the Bible was written in Greek and Hebrew, it would be necessary to know these languages in order to be able to read it.
=====
Sekarang ini saja separuh dari penduduk dunia buta huruf. Selain itu, karena Alkitab tertulis dalam bahasa Yunani dan Ibrani, mutlaklah harus belajar bahasa2 itu dulu agar supaya bisa membacanya.
But it is said that we have it translated now in French, English, and other languages of the day. Yes, but are you sure you have a faithful translation? If not, you have not the Word of God. If you have a false translation, it is the work of man. How shall you ascertain that? How shall you find out if you have a faithful translation from the Greek and Hebrew?
=====
Tapi ada dikatakan bahwa sekarang kita sudah punya terjemahan dalam bahasa Perancis, Inggris, atau bahasa2 populer lainnya. Ya benar, tapi apakah kau pasti dan yakin terjemahannya murni dan benar? Kalau tidak, kau tidak memiliki Firman Allah. Kalau terjemahannya salah, maka itu menjadi karya manusia. Bagaimana caramu untuk memastikannya? Bagaimana caramu menguji apakah anda memiliki terjemahan-benar dari bahasa Yunani dan Ibrani?
Tapi ada dikatakan bahwa sekarang kita sudah punya terjemahan dalam bahasa Perancis, Inggris, atau bahasa2 populer lainnya. Ya benar, tapi apakah kau pasti dan yakin terjemahannya murni dan benar? Kalau tidak, kau tidak memiliki Firman Allah. Kalau terjemahannya salah, maka itu menjadi karya manusia. Bagaimana caramu untuk memastikannya? Bagaimana caramu menguji apakah anda memiliki terjemahan-benar dari bahasa Yunani dan Ibrani?
"I do not know Greek or Hebrew," says my separated friend; "for my translation I must depend upon the opinion of the learned."
=====
"Wah, aku tidak mengerti bahasa Yunani maupun Ibrani," kata temanku yang terpisah; "untuk terjemahannya ya saya harus bergantung pada opini dan pendapat yang terpelajar dan ahli."
Well, then, my dear friends, suppose the learned should be divided in their opinions, and some of them should say it is good, and some false? Then your faith is gone; you must commence doubting and hesitating, because you do not know if the translation is good.
"Wah, aku tidak mengerti bahasa Yunani maupun Ibrani," kata temanku yang terpisah; "untuk terjemahannya ya saya harus bergantung pada opini dan pendapat yang terpelajar dan ahli."
Well, then, my dear friends, suppose the learned should be divided in their opinions, and some of them should say it is good, and some false? Then your faith is gone; you must commence doubting and hesitating, because you do not know if the translation is good.
=====
Nah, bagaimana sekarang, teman2ku, seandainya para ahli yang terpelajar ternyata saling berbeda pendapat, ada yang berkata ini baik, dan ada yang teriak itu salah? Maka imanmu hilanglah; kau mulai lagi meragukan, maju mundur, sebab tidak yakin terjemahannya benar.
Nah, bagaimana sekarang, teman2ku, seandainya para ahli yang terpelajar ternyata saling berbeda pendapat, ada yang berkata ini baik, dan ada yang teriak itu salah? Maka imanmu hilanglah; kau mulai lagi meragukan, maju mundur, sebab tidak yakin terjemahannya benar.
Now with regard to the Protestant translators of the Bible, allow me to tell you that the most learned among Protestants tell you that your translation - the King James edition - is a very faulty translation and is full of errors. Your own learned divines, preachers, and bishops have written whole volumes to point out all the errors that are there in the King James translation, and Protestants of various denominations acknowledge it.
=====
Sehubungan dengan para penerjemah-Alkitab Protestan, izinkan saya mengatakan bahwa kebanyakan para ahli dikalangan Protestan berkata bahwa terjemahan kalian - edisi versi King James - adalah sebuah terjemahan yang sangat salah dan penuh dengan cacat kesalahan2. Dan para rohaniwan-ahli kalian, pengkhotbah maupun para uskupmu telah menulis ber-jilid2 untuk menunjuk pada semua kesalahan2 yang ada didalam terjemahan King James, dan Protestan berbagai denominasipun setuju.
Sehubungan dengan para penerjemah-Alkitab Protestan, izinkan saya mengatakan bahwa kebanyakan para ahli dikalangan Protestan berkata bahwa terjemahan kalian - edisi versi King James - adalah sebuah terjemahan yang sangat salah dan penuh dengan cacat kesalahan2. Dan para rohaniwan-ahli kalian, pengkhotbah maupun para uskupmu telah menulis ber-jilid2 untuk menunjuk pada semua kesalahan2 yang ada didalam terjemahan King James, dan Protestan berbagai denominasipun setuju.
Some years ago, when I lived in St. Louis, there was held in that city a convention of ministers. All denominations were invited, the object being to arrange for a new translation of the Bible, and give it to the world. The proceedings of the convention were published daily in the Missouri Republican. A very learned Presbyterian, I think it was, stood up, and, urging the necessity of giving a new translation of the Bible, said that in the present Protestant translation of the Bible there were no less than thirty thousand errors.
=====
Beberapa tahun yang lalu, waktu saya masih tinggal di St. Louis, dikota itu diadakan sebuah konvensi untuk para hamba Tuhan. Segala denominasi diundang, objeknya ialah mengatur penterjemahan-baru Alkitab, dan memberikannya pada dunia. Acara dan pelaksanaan konvensi itu dilaporkan tiap hari dikoran Missouri Republican. Seorang ahli dari gereja Presbyterian, aku rasa, berdiri, dan, sambil mendesak perlunya suatu terjemahan-baru Alkitab, mengatakan bahwa didalam terjemahan-Protestan sekarang ini ada tidak kurang dari tigapuluh ribu kesalahan.
Beberapa tahun yang lalu, waktu saya masih tinggal di St. Louis, dikota itu diadakan sebuah konvensi untuk para hamba Tuhan. Segala denominasi diundang, objeknya ialah mengatur penterjemahan-baru Alkitab, dan memberikannya pada dunia. Acara dan pelaksanaan konvensi itu dilaporkan tiap hari dikoran Missouri Republican. Seorang ahli dari gereja Presbyterian, aku rasa, berdiri, dan, sambil mendesak perlunya suatu terjemahan-baru Alkitab, mengatakan bahwa didalam terjemahan-Protestan sekarang ini ada tidak kurang dari tigapuluh ribu kesalahan.
And you say, my dear Protestant friends, that the Bible is your guide and teacher. What a teacher, with thirty thousand errors! The Lord save us from such a teacher! One error is bad enough, but thirty thousand is a little too much.
=====
Dan kalian bilang, teman2 Protestanku yang baik, bahwa Alkitab adalah penuntun dan pengajarmu. Pengajar luar biasa, dengan 30.000 kesalahan! Tuhan semoga selamatkan kita dari pengajar demikian! Satu kesalahan saja sudah cukup jelek, tapi tigapuluh ribu kesalahan2 kiranya sedikit terlalu banyak.....
Dan kalian bilang, teman2 Protestanku yang baik, bahwa Alkitab adalah penuntun dan pengajarmu. Pengajar luar biasa, dengan 30.000 kesalahan! Tuhan semoga selamatkan kita dari pengajar demikian! Satu kesalahan saja sudah cukup jelek, tapi tigapuluh ribu kesalahan2 kiranya sedikit terlalu banyak.....
Another preacher stood up in the
convention - I think he was a Baptist - and, urging the necessity of giving a
new translation of the Bible, said for thirty years past the world was without
the Word of God, for the Bible we have is not the Word of God at all.
=====
Seorang pengkhotbah lain berdiri dikonvensi itu - saya pikir ia seorang Baptis - dan, sambil menekankan perlunya pemberian sebuah terjemahan-baru Alkitab, berujar bahwa selama tigapuluh tahun yang lewat ini dunia telah tanpa Sabda Allah, sebab katanya, Alkitab yang kita miliki sama sekali bukanlah Firman Allah.
Seorang pengkhotbah lain berdiri dikonvensi itu - saya pikir ia seorang Baptis - dan, sambil menekankan perlunya pemberian sebuah terjemahan-baru Alkitab, berujar bahwa selama tigapuluh tahun yang lewat ini dunia telah tanpa Sabda Allah, sebab katanya, Alkitab yang kita miliki sama sekali bukanlah Firman Allah.
Here are your own preachers for you. You all read the newspapers, no doubt, my friends, and must know what happened in England a few years ago. A petition was sent to Parliament for an allowance of a few thousand pounds sterling for the purpose of getting up a new translation of the Bible. And that movement was heaed and carried on by Protestant bishops and clergymen.
=====
Disinilah para pengkhotbahmu sendiri, berbicara untuk kalian. Anda semua membaca surat kabar, dan teman2, tentunya pasti tahu apa yang terjadi diInggris beberapa tahun yang silam. Sebuah petisi telah dikirimkan ke Parlemen untuk menyetujui permohonan dana subsidi sebanyak beberapa ribu poundsterling untuk pembiayaan sebuah terjemahan-baru Alkitab. Dan gerakan itu dipimpin dan dilaksanakan oleh uskup2 Protestan maupun para rohaniwan.
But, my dear people, how can you be sure of your faith? You say the Bible is your guide, but you do not know if you have it. Let us suppose for a moment that all should have a Bible. Should all read it and have a faithful translation, even then it cannot be the guide of man, because the private interpretation of the Bible is not infallible, but, on the contrary, most fallible. It is the source and fountain of all kinds of errors and heresies, and all kinds of blasphemous doctrines. Do not be shocked, my dear friends; just be calm and listen to my arguments.
=====
Tapi, saudara2ku terkasih, bagaimana anda bisa meyakini imanmu? Kalian bilang Alkitab ialah penuntunmu, namun sebaliknya kalian tidak tahu anda memilikinya atau tidak. Marilah untuk sejenak kita mengandaikan bahwa semuanya harus punya Alkitab. Biarpun seandainya semua membacanya dan memiliki terjemahan yang benar murni, itupun tetap tak bisa menuntun manusia, sebab interpretasi-pribadi Alkitab tidak mungkin bisa tanpa-salah, tapi, malah sebaliknya, kemungkinan besar bisa salah. Itu menjadi sumber dan berawalnya mata air segala macam kesalahan2 dan bidat2, dan juga segala macam doktrin2 hujatan. Janganlah kaget, teman temanku; tenang tenang saja dan dengarkan argumen2 ku.
Tapi, saudara2ku terkasih, bagaimana anda bisa meyakini imanmu? Kalian bilang Alkitab ialah penuntunmu, namun sebaliknya kalian tidak tahu anda memilikinya atau tidak. Marilah untuk sejenak kita mengandaikan bahwa semuanya harus punya Alkitab. Biarpun seandainya semua membacanya dan memiliki terjemahan yang benar murni, itupun tetap tak bisa menuntun manusia, sebab interpretasi-pribadi Alkitab tidak mungkin bisa tanpa-salah, tapi, malah sebaliknya, kemungkinan besar bisa salah. Itu menjadi sumber dan berawalnya mata air segala macam kesalahan2 dan bidat2, dan juga segala macam doktrin2 hujatan. Janganlah kaget, teman temanku; tenang tenang saja dan dengarkan argumen2 ku.
There are now throughout the world three hundred and fifty different denominations or churches, and all of them say the Bible is their guide and teacher. And I suppose they are all sincere. Are all of them true churches? This is an impossibility. Truth is one as God is one, and there can be no contradiction. Every man in his senses sees that every one of them cannot be true, for they differ and contradict one another, and cannot, therefore, be all true. The Protestants say the man that reads the Bible right and prayerfully has truth, and they all say that they read it right.
=====
Sekarang ini saja sudah ada sekitar 350 denominasi atau gereja2, dan semuanya berkata Alkitab adalah penuntun dan pengajarnya. Dan saya percaya mereka semuanya tulus. Apakah mereka semuanya gereja yang sejati? Ini kan mustahil. Kebenaran adalah tunggal, sama halnya seperti Allah yang Esa, dan tidak boleh ada pertentangan. Pada dasarnya setiap orang pada hakikinya melihat tidak setiap sesamanya bisa benar, sebab mereka saling berbeda dan saling kontradiksi, karena itu maka tidak semuanya bisa benar. Kaum Protestan berkata bahwa orang pendoa yang membaca Alkitab dengan benar memiliki kebenaran, dan mereka semuanya bilang mereka sudah betul benar bacanya.
Let us suppose that here is an Episcopal minister. He is a sincere, an honest, a well-meaning and prayerful man. He reads his Bible in a prayerful spirit, and from the word of the Bible, he says it is clear that there must be bishops. For without bishops there can be no priests, without priests no Sacraments, and without Sacraments no Church. The Presbyterian is a sincere and well-meaning man. He reads the Bible also, and deduces that there should be no bishops, but only presbyters. "Here is the Bible," says the Episcopalian; and "here is the Bible to give you the lie," says the Presbyterian. Yet both of them are prayerful and well-meaning men.
=====
Coba kita andaikan disini ada seorang pendeta Episkopal. Dia amat tulus, seorang yang jujur, penuh maksud-baik dan pendoa setia. Ia membaca Alkitabnya secara sangat rohani, dan dari kata2 Alkitab, ia bilang sangatlah jelas sekali bahwa harus ada para uskup. Sebab tanpa uskup mana bisa ada imam, dan tanpa imam berarti tidak ada Sakramen, dan kalau tidak ada Sakramen ya tidak ada Gereja. Ada juga seorang Presbyterian yang juga tulus dan berniat baik. Iapun juga membaca Alkitab, dan berkesimpulan bahwa tidak harus ada uskup, perlunya cuma penatua penatua saja. "Lho, ini ada diAlkitab," berujar pendeta Episcopal itu; dan, "ya ini ada juga di Alkitab untuk menunjukkan omong kosongmu itu," kata orang Presbyterian itu. Dan, keduanya sama2 pendoa soleh dan berkehendak baik.....
Coba kita andaikan disini ada seorang pendeta Episkopal. Dia amat tulus, seorang yang jujur, penuh maksud-baik dan pendoa setia. Ia membaca Alkitabnya secara sangat rohani, dan dari kata2 Alkitab, ia bilang sangatlah jelas sekali bahwa harus ada para uskup. Sebab tanpa uskup mana bisa ada imam, dan tanpa imam berarti tidak ada Sakramen, dan kalau tidak ada Sakramen ya tidak ada Gereja. Ada juga seorang Presbyterian yang juga tulus dan berniat baik. Iapun juga membaca Alkitab, dan berkesimpulan bahwa tidak harus ada uskup, perlunya cuma penatua penatua saja. "Lho, ini ada diAlkitab," berujar pendeta Episcopal itu; dan, "ya ini ada juga di Alkitab untuk menunjukkan omong kosongmu itu," kata orang Presbyterian itu. Dan, keduanya sama2 pendoa soleh dan berkehendak baik.....
Then the Baptist comes in. He is a well-meaning, honest man, and prayerful also. "Well," says the Baptist, "have you ever been baptized?" "I was," says the Episcopalian, "when I was a baby."
"And so was I," says the Presbyterian, "when I was a baby." "But," says the Baptist, "you are going to Hell as sure as you live."
=====
Lalu masuklah seorang umat Baptis. Diapun juga bertujuan baik, orang jujur selain juga pendoa yang tekun. "Nah," katanya, "kalian apa sudah dibaptis?" "Saya sudah," kata orang Episkopal, "waktu saya masih bayi." "Iya, saya juga sama," kata yang Presbyterian, "waktu bayi." "Tapi," sambung orang Baptis itu, "kalian pasti masuk Neraka sepasti kamu hidup ini."
Lalu masuklah seorang umat Baptis. Diapun juga bertujuan baik, orang jujur selain juga pendoa yang tekun. "Nah," katanya, "kalian apa sudah dibaptis?" "Saya sudah," kata orang Episkopal, "waktu saya masih bayi." "Iya, saya juga sama," kata yang Presbyterian, "waktu bayi." "Tapi," sambung orang Baptis itu, "kalian pasti masuk Neraka sepasti kamu hidup ini."
Next comes the Unitarian, well-meaning, honest, and sincere. "Well," says the Unitarian, "allow me to tell you that you are a pack of idolaters. You worship a man for a God who is no God at all." And he gives several texts from the Bible to prove it, while the others are stopping their ears that they may not hear the blasphemies of the Unitarian. And they all contend that they have the true meaning of the Bible.
=====
Selanjutnya masuklah seorang Unitarian, sama juga jujurnya, tulus dan berkehendak baik. "Begini loh...," ujarnya, "izinkan saya berkata, kalian semua ini sekelompok penyembah berhala. Kalian menyembah seorang manusia yang dianggap Allah, padahal bukan Allah sama sekali." Dan mulailah ia memberikan beberapa teks dari Alkitab untuk memberi bukti, sedang sementara itu yang lain2nya menyumbat kupingnya agar tidak harus mendengar hujatan orang Unitarian ini. Dan, semuanya berpegang dan ngotot mereka memiliki pengertian-Alkitab yang benar.
Selanjutnya masuklah seorang Unitarian, sama juga jujurnya, tulus dan berkehendak baik. "Begini loh...," ujarnya, "izinkan saya berkata, kalian semua ini sekelompok penyembah berhala. Kalian menyembah seorang manusia yang dianggap Allah, padahal bukan Allah sama sekali." Dan mulailah ia memberikan beberapa teks dari Alkitab untuk memberi bukti, sedang sementara itu yang lain2nya menyumbat kupingnya agar tidak harus mendengar hujatan orang Unitarian ini. Dan, semuanya berpegang dan ngotot mereka memiliki pengertian-Alkitab yang benar.
Next comes the Methodist, and he says, "My friends, have you got any religion at all?" "Of course we have," they say. "Did you ever feel religion," says the Methodist, "the Spirit of God moving within you?" "Nonsense," says the Presbyterian, "we are guided by our reason and judgment." "Well," says the Methodist, "if you never felt religion, you never had it, and will go to Hell for eternity."
=====
Setelah itu, masuklah seorang Metodis, dan ia berujar, "Sahabatku, apakah kalian betul2 sudah punya agama?" "Ya jelas kami punya," kata mereka balik. "Apakah kalian pernah merasakan agama," sambungnya, "Roh Allah yang bergerak gerak dalam dirimu?" ”Ah, omong kosong," sanggah orang Presbyterian, "kami dituntun oleh pertimbangan akal sehat dan penilaian." "Well," orang Metodis itu meneruskan, "kalau kalian belum pernah merasakan agama, kalian belum pernah menerimanya, dan akan masuk Neraka selamanya.
The Universalist next comes in, and hears them threatening one another with eternal hellfire. "Why," says he, "you are a strange set of people. Do you not understand the Word of God? There is no Hell at all. That idea is enough to scare old women and children," and he proves it from the Bible.
=====
Kemudian masuklah seorang Universalis, ia mendengar mereka yang saling mengancam saling bakal dimasukkan keapi neraka. Katanya penuh keheranan, "Waduhh, kalian ini benar2 semua orang aneh. Masak tidak mengerti Sabda Allah? Tidak ada sama sekali Neraka itu. Pikiran itu kan cukup untuk menakuti para ibu-ibu tua dan anak2," dan ia lalu membuktikan dari Alkitab.
Now comes in the Quaker. He urges them not to quarrel, and advises that they do not baptize at all. He is the sincerest of men, and gives the Bible far his faith.
=====
Sekarang masuklah seorang Quaker. Ia melerai dan memohon agar mereka tidak bertengkar, dan menyarankan agar mereka sama sekali jangan membaptis. Ia benar2 seorang yang sangat polos dan tulus, dan mengimani benar2 Alkitab.
Sekarang masuklah seorang Quaker. Ia melerai dan memohon agar mereka tidak bertengkar, dan menyarankan agar mereka sama sekali jangan membaptis. Ia benar2 seorang yang sangat polos dan tulus, dan mengimani benar2 Alkitab.
Another comes in and says: "Baptize the men and let the women alone. For the Bible says, unless a man be born again of water and the Holy Ghost, he cannot enter the Kingdom of Heaven. So," says he, "the women are all right, but baptize the men."
=====
Ada lagi orang lain yang masuk dan berseru: "Baptislah yang pria saja dan biarkan saja semua wanita. Sebab Alkitab berkata, kecuali bila seorang [man=manusia) lakilaki dilahirkan kembali oleh air dan Roh Kudus, dia tidak akan bisa masuk ke Kerajaan Sorga. Jadi," ujarnya, "para wanita sudah baik, tapi baptislah para pria."
Ada lagi orang lain yang masuk dan berseru: "Baptislah yang pria saja dan biarkan saja semua wanita. Sebab Alkitab berkata, kecuali bila seorang [man=manusia) lakilaki dilahirkan kembali oleh air dan Roh Kudus, dia tidak akan bisa masuk ke Kerajaan Sorga. Jadi," ujarnya, "para wanita sudah baik, tapi baptislah para pria."
Next comes in the Shaker, and says he "You are a presumptuous people. Do you not know that the Bible tells you that you must work out your salvation fear and trembling, and you do not tremble at all. My brethren, if you want to go to Heaven shake, my brethren, shake!"
=====
Setelah itu masuklah "Shaker", dan ia berkata, "Kalian semuanya kok lancang dan begitu congkak. Tidakkah kalian tahu bahwa Alkitab bilang kalian harus bekerja keras untuk memperoleh keselamatanmu dan harus dengan penuh ketakutan serta bergemetaran, dan kalian ini kok sama sekali tidak gemetar. Saudara2ku, kalau kalian ingin masuk Sorga, ayo, gemetarlah, shake, shake, saudara2ku, shake!"
I have here brought together seven or eight denominations, differing one from another, or understanding the Bible in different ways, illustrative of the fruits of private interpretation. What, then, if I brought together the three hundred and fifty different denominations, all taking the Bible for their guide and teaching, and all differing from one another? Are they all right? One says there is a Hell, and another says there is no Hell. Are both right? One says Christ is God; another says He is not. One says they are unessential. One says Baptism is a requisite, and another says it is not. Are both true? This is an impossibility, my friends; all cannot be true.
=====
Tadi ini telah kubawa sekitar tujuh atau delapan denominasi sebagai contoh, satu sama lain saling berbeda, atau pengertiannya mengenai Alkitab berlainan caranya, semua itu ilustrasi buah2 yang dihasilkan interpretasi pribadi masing2. Bagaimanakah ribut ramainya, kalau saya kumpulkan yang 350 denominasi yang saling berbeda, semuanya memegang Alkitab sebagai pedoman pengajarannya, dan semuanya berbeda satu sama lainnya? Apakah mereka semuanya benar? Yang satu bilang ada Neraka, dan lainnya lagi ngotot teriak tidak ada Neraka. Apakah keduanya benar? Yang satu berkata Kristus itu Allah, yang satunya lagi bilang Dia bukan! Seseorang lalu berkata mereka itu tidak penting. Seorang lagi bilang baptisan itu merupakan persyaratan, dibantah langsung oleh lainnya yang bilang itu tidak benar. Apakah keduanya benar? Ini hal yang mustahil, teman2ku, "semuanya" tidak mungkin bisa benar.
Tadi ini telah kubawa sekitar tujuh atau delapan denominasi sebagai contoh, satu sama lain saling berbeda, atau pengertiannya mengenai Alkitab berlainan caranya, semua itu ilustrasi buah2 yang dihasilkan interpretasi pribadi masing2. Bagaimanakah ribut ramainya, kalau saya kumpulkan yang 350 denominasi yang saling berbeda, semuanya memegang Alkitab sebagai pedoman pengajarannya, dan semuanya berbeda satu sama lainnya? Apakah mereka semuanya benar? Yang satu bilang ada Neraka, dan lainnya lagi ngotot teriak tidak ada Neraka. Apakah keduanya benar? Yang satu berkata Kristus itu Allah, yang satunya lagi bilang Dia bukan! Seseorang lalu berkata mereka itu tidak penting. Seorang lagi bilang baptisan itu merupakan persyaratan, dibantah langsung oleh lainnya yang bilang itu tidak benar. Apakah keduanya benar? Ini hal yang mustahil, teman2ku, "semuanya" tidak mungkin bisa benar.
Who, then, is true? He that has the true meaning of the Bible, you say. But the Bible does not tell us who that is - the Bible never settles the quarrel. It is not the teacher.
=====
Siapa, jadinya, yang benar? Dia yang memiliki pengertian yang benar dari Alkitab, begitu katamu. Tetapi Alkitab ternyata tidaklah memberitakan siapa itu - Alkitab tidak pernah menyelesaikan pertikaian itu. Alkitab bukanlah guru pengajar.
Siapa, jadinya, yang benar? Dia yang memiliki pengertian yang benar dari Alkitab, begitu katamu. Tetapi Alkitab ternyata tidaklah memberitakan siapa itu - Alkitab tidak pernah menyelesaikan pertikaian itu. Alkitab bukanlah guru pengajar.
The Bible, my dear people, is a good book. We Catholics allow that the Bible is the Word of God, the language of inspiration, and every Catholic is exhorted to read the Bible. But good as it is, the Bible, my dear friends, does not explain itself. It is a good book, the Word of God, the language of inspiration, but your explanation of the Bible is not the language of inspiration. Your understanding of the Bible is not inspired - for surely you do not pretend to be inspired!
=====
Alkitab itu, saudara2ku, adalah sebuah kitab yang baik. Kami kaum Katolik menghargai itu sebagai Sabda Allah, bahasa inspirasi, dan setiap Katolik diperingatkan untuk membaca Alkitab. Akan tetapi, se-baik2nya Alkitab itu, teman2ku, Alkitab tidak menerangkan diri sendiri. Itu sebuah buku yang baik, kitab Sabda Allah, bahasa penuh ilham dan pewahyuan, namun pengertian penafsiranmu mengenai Alkitab bukanlah bahasa wahyu. Pengertianmu mengenai Alkitab tidaklah diilhami, bukan wahyu – karena pastilah anda tidak menganggap diri anda telah diilhami dengan wahyu!
Alkitab itu, saudara2ku, adalah sebuah kitab yang baik. Kami kaum Katolik menghargai itu sebagai Sabda Allah, bahasa inspirasi, dan setiap Katolik diperingatkan untuk membaca Alkitab. Akan tetapi, se-baik2nya Alkitab itu, teman2ku, Alkitab tidak menerangkan diri sendiri. Itu sebuah buku yang baik, kitab Sabda Allah, bahasa penuh ilham dan pewahyuan, namun pengertian penafsiranmu mengenai Alkitab bukanlah bahasa wahyu. Pengertianmu mengenai Alkitab tidaklah diilhami, bukan wahyu – karena pastilah anda tidak menganggap diri anda telah diilhami dengan wahyu!
Now, then, what is the teaching of the Church on the subject? The Catholic Church says the Bible is the Word of God, and that God has appointed an authority to give us the true meaning.
=====
Baiklah, jadi apa dan bagaimana ajaran Gereja mengenai subjek ini? Gereja Katolik berkata bahwa Alkitab adalah Sabda Allah, dan bahwa Allah telah menunjuk satu otoritas untuk memberi arti benar.
It is with the Bible as it is with the Constitution of the United States. When Washington and his associates established the Constitution and the Supreme Law of the United States, they did not say to the people of the States: "Let every man read the Constitution and make a government unto himself; let every man make his own explanation of the Constitution." If Washington had
done that, there never would have been a United States. The people would all have been divided among themselves, and the country would have been cut up into a thousand different divisions or governments.
=====
Hal ihwal Alkitab bisa disamakan sama seperti Konstitusi Amerika Serikat. Waktu Washington dan kelompoknya menetapkan Konstitusi dan sistim Tata Hukum Amerika Serikat, mereka tidak berkata kepada rakyat Amerika Serikat: "Biarlah setiap orang membaca Konstitusi kemudian pergi bentuklah sebuah pemerintah bagi dirinya sendiri; biarlah setiap orang masing masing membuat penafsirannya sendiri2 mengenai Konstitusi ." Seandainya Washington melakukan itu, maka hampir dipastikan tidak pernah akan ada pembentukan Amerika Serikat. Orang2 semuanya akan ter-bagi2 antara mereka sendiri, dan negara ini akan terpecah belah menjadi seribu divisi, seribu bagian-bagian atau pemerintahan-pemerintahan.
What did Washington do? He gave the people the Constitution and the Supreme Law, and appointed his Supreme Court and Supreme Judge of the Constitution. And these are to give the true explanation of the Constitution to all the American citizens - all without exception, from the President to the beggar. All are bound to go by the decisions of the Supreme Court, and it is this and this alone that can keep the people together and reserve the Union of the United States. The moment the people take the interpretation of the Constitution into their own hands, that moment there is an end of union.
=====
Apa yang telah Washington kerjakan? Ia memberikan Konstitusi dan Tata Hukum, dan menunjuk Mahkamah Agung dan Hakim Agung bagi Konstitusi. Dan mereka ini yang harus memberikan penerangan yang benar mengenai Konstitusi kepada setiap warga negara Amerika - semua, tanpa pengecualian, dari Presiden sampai pengemis. Semuanya terikat untuk mematuhi keputusan Mahkamah Agung, dan inilah sebabnya, hanya sebab satu2nya ini, maka seluruh rakyat bisa disatukan bersama dan juga bisa mempertahankan Kebersatuan Amerika Serikat. Pada saat rakyat membuat penafsiran-sendiri mengenai Konstitusi, saat itu pula Kebersatuan berakhir.
Apa yang telah Washington kerjakan? Ia memberikan Konstitusi dan Tata Hukum, dan menunjuk Mahkamah Agung dan Hakim Agung bagi Konstitusi. Dan mereka ini yang harus memberikan penerangan yang benar mengenai Konstitusi kepada setiap warga negara Amerika - semua, tanpa pengecualian, dari Presiden sampai pengemis. Semuanya terikat untuk mematuhi keputusan Mahkamah Agung, dan inilah sebabnya, hanya sebab satu2nya ini, maka seluruh rakyat bisa disatukan bersama dan juga bisa mempertahankan Kebersatuan Amerika Serikat. Pada saat rakyat membuat penafsiran-sendiri mengenai Konstitusi, saat itu pula Kebersatuan berakhir.
And so it is in every government - so it is here and everywhere. There is a Constitution, a Supreme Court or Law, a Supreme Judge of that Constitution, and that Supreme Court is to give us the meaning of the Constitution and the Law.
=====
Jadi begitulah halnya dalam setiap pemerintahan - begitulah disini, diAmerika Serikat, dan di-mana2. Ada Konstitusi, ada Mahkamah Agung atau hukumnya, ada Hakim Agung dari Konstitusi, dan Mahkamah Agung itu tugasnya memberi kita pengertian2 Konstitusi dan Tata Hukum.
In every well-ruled country there must be such a thing as this - a Supreme Law, Supreme Court, Supreme Judge, that all the people abide by. There is in every country a Supreme Law, Supreme Court, Supreme Judge; and all are bound by decisions, and without that no government condition of affairs exists. How are they kept together? By their chief, who is their dictator.
=====
Dalam setiap negara yang terperintah-baik seharusnya ada sebuah susunan seperti ini - Undang2 Dasar, Mahkamah Agung, Hakim Agung, yang dipatuhi oleh semua orang. Disetiap negara ada susunan itu; dan semuanya terikat dan tunduk pada keputusan, dan tanpa itu tak ada kondisi, suasana ataupun urusan2 pemerintahan yang eksis. Bagaimana mereka bisa terus dipersatukan? Oleh pemimpinnya, yaitu diktator mereka.
Jadi begitulah halnya dalam setiap pemerintahan - begitulah disini, diAmerika Serikat, dan di-mana2. Ada Konstitusi, ada Mahkamah Agung atau hukumnya, ada Hakim Agung dari Konstitusi, dan Mahkamah Agung itu tugasnya memberi kita pengertian2 Konstitusi dan Tata Hukum.
In every well-ruled country there must be such a thing as this - a Supreme Law, Supreme Court, Supreme Judge, that all the people abide by. There is in every country a Supreme Law, Supreme Court, Supreme Judge; and all are bound by decisions, and without that no government condition of affairs exists. How are they kept together? By their chief, who is their dictator.
=====
Dalam setiap negara yang terperintah-baik seharusnya ada sebuah susunan seperti ini - Undang2 Dasar, Mahkamah Agung, Hakim Agung, yang dipatuhi oleh semua orang. Disetiap negara ada susunan itu; dan semuanya terikat dan tunduk pada keputusan, dan tanpa itu tak ada kondisi, suasana ataupun urusan2 pemerintahan yang eksis. Bagaimana mereka bisa terus dipersatukan? Oleh pemimpinnya, yaitu diktator mereka.
So our Divine Savior also has established His Supreme Court - His Supreme Judge - to give us the true meaning of the Scriptures, and to give us the true revelation and doctrines of the Word of Jesus. The Son of the Living God has pledged His Word that this Supreme Court is infallible, and, therefore, the true Catholic never doubts.
=====
Begitulah, Penyelamat Ilahi kita juga telah membentuk Mahkamah Agung-Nya - Hakim Agung-Nya - untuk memberi kita arti yang benar dan tepat dari Tulisan2 Suci, dan memberikan kita pewahyuan yang benar dan doktrin-doktrin Sabda Yesus. Putra Allah-yang-Hidup berjanji bahwa Mahkamah Agung ini tidak mungkin salah, dan, karena itu, para Katolik sejati tidak akan pernah ragu2.
Begitulah, Penyelamat Ilahi kita juga telah membentuk Mahkamah Agung-Nya - Hakim Agung-Nya - untuk memberi kita arti yang benar dan tepat dari Tulisan2 Suci, dan memberikan kita pewahyuan yang benar dan doktrin-doktrin Sabda Yesus. Putra Allah-yang-Hidup berjanji bahwa Mahkamah Agung ini tidak mungkin salah, dan, karena itu, para Katolik sejati tidak akan pernah ragu2.
"I believe," says the Catholic, "because the Church teaches me so. I believe the Church because God has commanded me to believe her. He said: 'Tell the church. And if he will not hear the church, let him be to thee as the heathen and publican."
=====
"Aku percaya," kata yang Katolik, "sebab Gereja mengajariku begitu. Aku percaya pada Gereja sebab Allah memberi perintah padaku untuk percaya pada Gereja.. Dia berkata: 'Sampaikanlah pada gereja. Dan kalau dia tidak mau mendengarkan gereja, pandanglah dia sebagai seorang yang tidak mengenal Allah atau seorang pemungut cukai." (Mat 18:17)
"Aku percaya," kata yang Katolik, "sebab Gereja mengajariku begitu. Aku percaya pada Gereja sebab Allah memberi perintah padaku untuk percaya pada Gereja.. Dia berkata: 'Sampaikanlah pada gereja. Dan kalau dia tidak mau mendengarkan gereja, pandanglah dia sebagai seorang yang tidak mengenal Allah atau seorang pemungut cukai." (Mat 18:17)
Didapat dari mailing list Api
Katolik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar