Salah satu rumusan Doa Jalan Salib yang paling saya suka ialah hasil karya almarhum Uskup Fulton J Sheen, seorang romo Amerika yang masih dalam proses menjadi orang suci.
Renungannya sangat menyentuh hati, mudah-mudahan membawa kebaikan bagi kita semua, yakni semakin mengasihi Yesus, Tuhan kita. Dan semakin intim bergaul dengan-Nya. Selamat menjalankan doa yang sangat menyentuh ini. Selamat berpantang dan berpuasa. AMDG.
Rumusannya sbb :
Doa sebelum
jalan Salib
Tuhan Yesus,
Sekarang tirai
pengorbanan-Mu
untuk menyelamatkan umat manusia akan diangkat , dengan peristiwa hebat yang
mengerikan dan cinta penebusan-Mu yang abadi. Dan ketika kami mendengar
kata-kataMu : “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia
harus menyangkal dirinya, memikul salibnya
setiap hari dan mengikut Aku! “
Kami
berdiri ketakutan.
Kalau-kalau bebannya terlampau berat
dan malunya
terlalu menyakitkan.
Kalau
saja kami dapat melihat, bahwa perintah-Mu untuk mengikuti ke Kalvari bukanlah semata-mata hukum keras dari
nasib yang kejam, melainkan suatu syarat untuk kebahagiaan yang abadi,
maka barangkali kami dapat membuat
perjalanan dengan lebih baik. Namun kami takut, ya Yesus, bahwa dengan
memiliki Engkau, kami harus tidak memiliki apa-apa lagi. Tolonglah usir ketakutan kami agar
dengan, melihat kematian sebagai fakta dari kehidupan. Karena melalui rasul-Mu, Paulus, Engkau mengatakan
kepada kami ; bahwa merupakan kegembiraan di akhir perjalanan yang
membuat kami tahan memikul beban salib,
karenanya, kami akan memikul salib kami.
Oh
Yesus yang baik …....
Mengapakah
kami harus mengasihi Dikau seperti ini ?
P :
Kasihanilah kami Ya Tuhan, kasihanilah kami
U : Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa
Perhentian Pertama
YESUS DI HUKUM MATI
Menghadapi pengadilan agama, dan pengadilan
Pilatus
P : Kami menyembah Dikau ya Tuhan, dan bersyukur
kepada-Mu
U : Sebab dengan Salib Suci, Engkau telah menebus
dunia
P :
Pilatus,
pejabat politik pada masa itu, melangkah kedepan serambinya, yang disinari
cahaya matahari. Disebelah kanannya
berdiri Yang Maha Adil, yang
datang untuk memberikan hidup-Nya,
demi keselamatan umat manusia.
Di sebelah kiri-Nya berdirilah Barabas, sang
penjahat besar yang menghasut
revolusi dan membunuh.
Pilatus
minta kepada khalayak ramai untuk memilih di antara keduanya : “ Siapa yang kamu kehendaki untuk
kubebaskan bagimu? Yesus Barabas atau Yesus, yang disebut Kristus? “
Kami tidak dapat lari dari
pertanyaan itu dengan mengatakan bahwa pertanyaan itu diajukan hanya pada saat yang lampau. Karena pertanyaan itu
aktual juga untuk saat ini dan bahkan selamanya. HATI NURANI kami adalah pengadilan Pilatus.
Setiap
hari, setiap jam dan tiap menit dari sepanjang hari, Kristus datang menghadap
pengadilan itu, sebagai kebaikan, kejujuran dan kemurnian
; Barabas datang sebagai kejahatan, kecurangan dan keburukkan.
Apabila setiap saat kami memilih
perkataan yang tak berbelas kasihan, melakukan perbuatan yang tidak
jujur atau mengijinkan pemikiran yang jahat berlanjut, artinya kami
mengatakan,
“ Lepaskan Barabas bagiku.”
Tetapi ingatlah ! Memilih Barabas, berarti Menyalibkan Kristus !
Saat hening …………………………………….
Berdoa bersama – sama :
Ya Yesus, seringkali dalam masa
hidup kami, kami lebih memilih Barabas
daripada memilih-Mu. Seakan-akan tak
ada jalan agar kami menggagalkan pilihan kami. Namun saat ini kami dapat
mengikuti langkah-Mu dan memohon pengampunan. Tetapi kelihatan begitu
memalukan, karena Engkau mengenakan pakaian seorang gila dan memegang buluh
sebagai tongkat kuasa, seorang
Raja Cemoohan! Alangkah beratnya bagi kami untuk
melakukan silih dan mengakui bahwa kami bersalah ! Begitu berat untuk
terlihat bersama-Mu, yang mengenakan
mahkota duri.! Sungguh berat ! Tapi mampukan kami untuk melihat Ya Yesus,
bahwa “Adalah jauh lebih berat lagi
bagi-Mu, mengenakan mahkota duri itu “ yang datang akibat jatuhnya Hukuman Mati,
yang seharusnya kami terima, karena dosa kami. Tapi kini Engkau yang
menanggungnya.
………………………… Hening
Bapa kami ………………..
Salam Maria ……………..
Kemuliaan ……………….
P : Kasihanilah kami ya Tuhan,
kasihanilah kami
U : Ya Allah, kasihanilah kami
orang berdosa
Perhentian Kedua
YESUS
MEMANGGUL SALIB
P : Kami menyembah Dikau ya Tuhan, dan bersyukur
kepada-Mu
U : Sebab dengan Salib Suci, Engkau telah menebus
dunia
P :
Tuhan baru menjadi pengunjung di
bumi kita ini selama 40 hari, ketika
Simeon dengan vision, ramalannya mengatakan bahwa “(anak ini) ……. akan menjadi
suatu tanda yang menimbulkan perbantahan.”
Hari
itu sekarang tiba, karena “Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi
orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya..”
Sebagai
lambang dari penolakan dunia terhadap warta damai yang diberikan Yesus melalui
kehidupan-Nya, para lawan-Nya memberi sebuah Salib, dimana satu batang
bersilang dengan batang yang lain. Batang yang mendatar melambangkan
kematian, (karena semua kematian adalah datar dan tidak berdaya). Batang
yang tegak lurus melambangkan kehidupan (karena kehidupan tumbuh).
Namun
dengan suatu tindakan ilahi, Tuhan
membuat tanda perbantahan itu menjadi lambang penebusan dan mengubah penyaliban menjadi Salib !
Penyaliban merupakan problema penderitaan dan kematian ;
tetapi Salib adalah cara pemecahan. Karena pada saat Putera
Manusia memuliakan Salib dengan kematian-Nya, DIA mengungkapkan bahwa kepedihan adalah keadaan yang
menyenangkan, karena : “ Kematian
justru merupakan permulaan kehidupan dan terlebih lagi apabila
kita mau memanggul salib kita, menyangkal diri dan mengikuti-Nya,
jika tidak, kita tak dapat menjadi murid-Nya !!!”
Saat hening …………………………………….
Berdoa bersama – sama :
Ya Yesus, kami tahu bagaimana
salib dibuat.
Kehendak-Mu adalah batang
yang menegak ;
Kemauan kami adalah batang
yang mendatar.
Bila kami menempatkan batang kemauan kami berlawanan dengan kehendak-Mu, maka
kami membuat sebuah Salib
Ya Yesus, hingga saat ini kami tidak melakukan apapun, kecuali mencipta salib – salib yakni dengan tidak mematuhi perintah-perintahMu yang suci dan memuaskan keinginan-keinginan kami sendiri.
Anugerahkanlah rahmat-Mu kepada
kami, hingga kami tidak lagi membuat salib-salib bagi-Mu, melainkan sejak saat ini akan menempatkan batang kemauan kami searah dengan kehendak-Mu
yang Mulia dan menjadikan pikulan
senantiasa manis dan beban selalu
terasa ringan.
………………………… Hening
Bapa kami ………………..
Salam Maria ……………..
Kemuliaan ……………….
P : Kasihanilah kami ya Tuhan,
kasihanilah kami
U : Ya Allah, kasihanilah kami
orang berdosa
Perhentian Ketiga
YESUS
JATUH PERTAMA KALI
P : Kami menyembah Dikau ya Tuhan, dan bersyukur
kepada-Mu
U : Sebab dengan Salib Suci, Engkau telah menebus
dunia
P :
Tiga kali Tuhan digodai di padang
gurun, dan tiga kali pula DIA jatuh pada perjalanan ke Kalvari, karenanya, DIA
menebus tiga bentuk kejatuhan kita, atas godaan
daging, godaan dunia dan godaan iblis.
Setelah berpuasa 40 hari di
padang gurun, Tuhan merasa lapar. Setan mencobai-Nya, pertama dari sudut
kelemahan daging, dengan minta Yesus melakukan hal alamiah saat lapar, yaitu
menggunakan kekuasaan-Nya, untuk mengubah batu menjadi roti. Tetapi Tuhan
menolak dan memarahi setan dengan mengatakan bahwa makanan yang memuaskan
keinginan hati kita, bukan datang dari keinginan daging, melainkan dari Roh
Allah.
Seringakali kitapun tergoda untuk
mengalah pada tuntutan alamiah kita yang lebih rendah, keinginan daging, justru
pada saat Roh-lah yang seharusnya dilayani. Namun tidak seperti Tuhan yang
ilahi, kita jatuh, dengan mengijinkan desakan daging menang, daripada menuruti
dorongan rahmat-Nya, dan melakukan perbuatan yang kodrati, dimana seharusnya
kita melakukan yang adikodrati. Dan …ah … kita yang seharusnya senantiasa
menemukan kebenaran, ternyata menyerah kepada dorongan-dorongan yang
mementingkan diri sendiri, yang akhirnya hanya meninggalkan diri kita berada
dalam keadaan kelaparan, daripada kepuasan.
Dari roti, keinginan-keinginan
yang rendah itu, orang tak dapat hidup
Saat hening …………………………………….
Berdoa bersama – sama :
Ya Tuhan, kuatkanlah kami jika
tubuh fisik kami diganggu oleh kuasa setan dan biarlah kami selalu ingat bahwa
tubuh kami adalah sebuah Bait bagi Roh Kudus dan hanya hati yang bersih yang
akan memampukan kami untuk melihat Dikau.
Mulai sekarang, anugerahkanlah
agar oleh jasa-jasa kejatuhan-Mu di bawah salib ini, kami dapat diselamatkan
dari kejatuhan daging. Tidak oleh roti yang dibuat dari batu ; melainkan oleh
Roti Kehidupan .
………………………… Hening
Bapa kami ………………..
Salam Maria ……………..
Kemuliaan ……………….
P : Kasihanilah kami ya Tuhan,
kasihanilah kami
U : Ya Allah, kasihanilah kami
orang berdosa
Perhentian Keempat
YESUS
BERTEMU IBU-NYA
P : Kami menyembah Dikau ya Tuhan, dan bersyukur
kepada-Mu
U : Sebab dengan Salib Suci, Engkau telah menebus
dunia
P
:
Pada
pesta perkawinan di Kana, ketika pertama kali Maria mencatat rasa malu tuan
rumah dan mohon kepada Puteranya yang ilahi itu, agat melakukan mujizatNya yang
pertama, Dia menjawab : “ Saat-Ku belum tiba. “. Namun karena permintaan ibu Maria, Yesus mendahului
‘waktu’ dan mengubah air menjadi anggur.
Dia
mengatakan saatNya belum tiba, tetapi saatnya adalah saat ibu Maria. Juga dan
sekarang saat itu tiba di Kana! Di Kana, Dia mengubah air menjadi anggur. Di
perjalanan menuju Kalvari anggur diubah menjadi darah.
Itulah saat
:
Pengabdian yang khidmat,
dimana Bunda Maria menyatukan diri dengan penderitaan Puteranya yang terkasih.
Menyelamatkan dunia dari dosa amat memalukan dan demi kehendak anggur Allah
yang menyelamatkan, karena Cinta Kasih-Nya kepada manusia.
Itulah
saat dimana angan-angan dunia mengenai cinta, menjadi terbalik ………., dimana Sang
Putera mengundang ibu-Nya untuk menderita.
Karenanya cinta tidak berarti “memiliki” melainkan berarti “dimiliki”. Itulah
pemberian diri sendiri kepada orang lain. Tak ada satu manusia pun yang pernah
mencintai Yesus sedalam ibu Maria; karena itu kita melihat, tak ada orang
yang pernah menderita demi Yesus, lebih berat dari ibu Maria.
Saat
hening …………………………………….
Berdoa bersama – sama :
Ibu
Maria terkasih, pada saat penderitaanmu ini, engkau sedang membayar dengan
penuh kerelaan atas hak istimewa dari keadaanmu, yang tidak bernoda ! Deritamu
sekarang adalah kesakitan dari kelahiran, dimana engkau menerima tugas menjadi
ibu umat manusia. Seperti di Betlehem, engkau menjadi ibu Yesus, Putera
Sulungmu. Karenanya engkau menjadi ibu kami juga.
Ajarilah
kami ibu, untuk melihat bahwa Yesus memanggil untuk menderita, justru
mereka-mereka yang DIA KASIHI. Dan sebagaimana Yesus menyimpan anggur terbaik
Cinta-Nya pada saat kami paling
memerlukan, maka anugerahkanlah agar DIA pun membiarkan engkau mendampingi
kami pada saat kami paling membutuhkanmu. Yakni dalam segala pencobaan dan
godaan, tetapi terutama pada saat kematian kami !
………………………… Hening
Bapa kami ………………..
Salam Maria ……………..
Kemuliaan ……………….
P : Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami
U : Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa
Perhentian Kelima
SIMON DARI
KIRENE MEMBANTU YESUS
MEMANGGUL SALIB
P : Kami menyembah Dikau ya Tuhan, dan bersyukur
kepada-Mu
U : Sebab dengan Salib Suci, Engkau telah menebus
dunia
P
:
Kematian bukanlah semata-mata
hasrat yang diinginkan oleh orang-rang jahat itu bagi Yesus, melainkan kematian khusus yang di dasari tanda
pertentangan tadi. Karena itu, takut bahwa kelelahan dan kelemahan tubuh Yesus
mencegah mereka untuk membentang-Nya,
maka bagaikan panji-panji peringatan yang terpancang di atas bukit Kalvari itu,
mereka memaksa Simon dari Kirene untuk membantu Yesus dengan tugas-Nya
memanggul salib. Simon melihat salib, pada
mulanya, hanyalah sebagai kayu beban
yang memalukan, tetapi tidak sebagai beban dosa-dosa dunia.
Sebab itu, mula-mula ia menjadi penolong yang terpaksa.
Namun beberapa menit bersama Yesus, telah mengubah pandangannya; perbudakannya
menjadi bebas, keterpaksaannya menjadi cinta dan keengganannya
menjadi penyerahan yang manis.
Kitapun mula-mula seperti Simon.
Tidak tahu mengenai Yesus, tidak mengenal Yesus, kita takut menjadi persero dari
salib-Nya ; oleh karena itu, kita hanya mencintai Dia sedikit. Kita seringkali
telah menuntut kesenangan pada permulaan, padahal kesenangan itu segala sesuatu
yang baru kita dapatkan setelah selesai perjuangan.
Saat hening …………………………………….
Berdoa bersama – sama :
Ya Yesus, berilah pengertian
kepada kami mengenai misteri besar ini : bahwa hanya bila berjarak, maka salib
menakutkan … bahwa bayangannyalah yang kelihatnannya lebih menakutkan daripada
kenyataannya …. Bahwa serpihannya lebih mengerikan daripada baloknya ……. Bahwa
keseluruhan salibnya lebih mudah diangkat daripada sebagiannya. Penyelamat kami
yang baik, telah Kau katakan bahwa kami masing-masing harus mengangkat salib
kami sehari-hari dan mengikuti-Mu. Maka bila sebuah salib datang menyilang
diantara Dikau dan kami, anugerahkanlah kepada kami, sebagimana telah terjadi
antara Simon dan diri-Mu. Kami mungkin akan mau mengikuti jejak-Mu seperti
Simon, hingga akhirnya kami makin lama, makin menjadi seorang tawanan yang tak
terlepaska lagi di tangan-Mu yang penuh kasih.
………………………… Hening
Bapa kami ………………..
Salam Maria ……………..
Kemuliaan ……………….
P : Kasihanilah kami ya Tuhan,
kasihanilah kami
U : Ya Allah, kasihanilah kami
orang berdosa
Perhentian Keenam
VERONIKA MENGUSAP
WAJAH YESUS
P : Kami menyembah Dikau ya Tuhan, dan bersyukur
kepada-Mu
U : Sebab dengan Salib Suci, Engkau telah menebus
dunia
P
:
Simon orang Kirene menolong Yesus
dengan mengangkat beban-Nya. Bagi kita, hal ini merupakan tanda bahwa setiap orang terpanggil untuk tugas mulia
memanggul salib. Pada hari yang menakutkan itu. Veronika dengan daya lihat
khusus seorang wanita , memandang sebuah wajah yang babak belur dan dekil,
penuh dengan debu dan darah, tapi ia melihat pada wajah itu sesuatu yang amat ilahi.
Tanpa memperdulikan apa anggapan
orang, ia menyapukan kain ke wajah Yesus, dan seolah hendak mengingatkan kita,
bahwa keserupaan Yesus dengan kita
adalah dalam penderitaan dan kesedihan. Maka dalam perjalanannya ke Kalvari,
Juruselamat Yang Agung ini telah meninggalkan cetakan gambar wajah-Nya yang
ilahi dalam kesedihan. Dengan tindakan yang satu ini, Tuhan hendak menyatakan :
Bahwa kita tidak pernah menjadi
seperti Dia, dalam keagungan kelahiran-Nya, ketika para malaikat menyanyi kepada para gembala, juga demikian dalam
kemuliaan-Nya pada wakt dimuliakan di atas gunung, ketika wajah-Nya bercahaya
sepert matahari dan baju-Nya putih bagaikan salju. Hanya ada satu jalan, agar
kita dapat menjadi sungguh-sungguh seperti Yesus, dan itu adalah melalui penderitaan.
Saat hening …………………………………….
Berdoa bersama – sama :
Ya Tuhan, pada hari kami lahir
kembali oleh air dan Roh Kudus, gambaran dari salib-Mu telah dicetak dalam jiwa
kami dan prasasti kesedihan-Mu telah terukir dalam hati kami. Pada hari ini Engkau
bertanya kepada kami : “ Prasasti siapa yang terukir di sana ?”. Jika itu dari
Engkau, maka baiarlah kami menyerahkan kepada Allah, semua yang menjadi milik
Allah. Seperti Veronica, anugerahkanlah kepada kami agar kami berani menantang
setiap respek manusia karena menyandang gambaran-Mu di dalam diri kami. Bukan
di atas kain, melainkan di dalam lembaran hati kami !
Limpahkanlah rahmat, supaya kami
dapat sungguh-sungguh menyerupai Engkau. Hingga orang-orang lain di dalam hidup
kami, dapat melihat diri-Mu pada kami, seperti halnya hamba yang melihat Dikau
dalam diri Petrus. Jika mereka tidak melihat tanda-tanda kesucian-Mu, biarlah
setidaknya mereka melihat percikan cinta-Mu !
………………………… Hening
Bapa kami ……………….
Salam Maria ……………..
Kemuliaan ……………….
P : Kasihanilah kami ya Tuhan,
kasihanilah kami
U : Ya Allah, kasihanilah kami
orang berdosa
Perhentian Ketujuh
YESUS
JATUH KEDUA KALI
P : Kami menyembah Dikau ya Tuhan, dan bersyukur
kepada-Mu
U : Sebab dengan Salib Suci, Engkau telah menebus
dunia
P
:
Pada pencobaan kedua, setan minta
supaya Tuhan melepaskan diri sepenuhnya kepada Allah dan tidak usah perduli
atau memikirkan diri sendiri. Dikatakannya : "Jika Engkau Anak Allah,
jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan
memerintahkan malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau di atas
tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu."
Tetapi Tuhan menjawaba: "Ada
pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!"
Dengan jawaban-Nya itu DIA memperingatkan
setan dan kita, bahwa Allah tidak menyelamatkan kita jika
melawan, melainkan akan menyelamatkan kita, apabila kita
bekerjasama dengan Rahmat-Nya.
Godaan ini datang bukan dari
daging, melainkan dari dunia, yang begitu seringnya mengatakan kepada kita :”
Berbuatlah dosa semaumu ; lalu serahkan dirimu kepada Allah, Allah itu penuh
belas kasihan ; Dia akan mengampuni dan mengangkat engkau, masih ada banyak
waktu untuk bertobat … Allah akan mengurusi dirimu.”
Dan seringkali, tidak seperti
Yesus, kita menyerah pada bujukan semacam itu. Kita berdosa oleh kepongahan,
lalu membuat keputusan setengah hati untuk mengubah hidup kita ……. Dan lalu
kita berbuat dosa lagi.
Saat hening …………………………………….
Berdoa bersama – sama :
Juruselamat yang baik, dengan
jatuh-Mu yang kedua kali ini, Engkau menebus cinta kami yang berlebihan kepada
dunia, dan acapkali kami menyalahgunakan belas kasihan dan kebaikan-Mu sebagai
alasan untuk berbuat dosa lagi ! Dengan bangkit berdiri lagi Engkau memberi
kami rahmat untuk mengangkat diri kami sekali lagi dan melanjutkan perjalanan
bersama-Mu ke Kalvari.
Bebaskanlah kami dari roh
duniawi, biarlah kami melihat bahwa memenangkan seluruh dunia ini, tidak
menguntungkan kami dan malahan kehilangan jiwa kami selama-lamanya. Engkau
mengatakan kepada kami bahwa dunia akan membenci kami jika kami mengasihi-Mu. Maka kami mohon, bila
dunia sangat menghina kami, kami dapat terhibur oleh ingatan bahwa merekapun
telah membenci Dikau sebelum kami.
………………………… Hening
Bapa kami ………………..
Salam Maria ……………..
Kemuliaan ……………….
P : Kasihanilah kami ya Tuhan,
kasihanilah kami
U : Ya Allah, kasihanilah kami
orang berdosa
Perhentian Kedelapan
YESUS
BERTEMU DENGAN WANITA-WANITA
YERUSALEM
P : Kami menyembah Dikau ya Tuhan, dan bersyukur
kepada-Mu
U : Sebab dengan Salib Suci, Engkau telah menebus
dunia
P
:
Dari semua hal dibumi ini, yang
paling sedikit kita ketahui adalah diri kita
sendiri, kita mengetahui dosa
dan cacad orang lain jauh lebih daripada kita mengetahui yang ada pada
diri kita ; dan kita segera melihat pasir kecil dimata tetangga kita. Namun
balok di mata kita sendiri tidak kita lihat. Kebenaran yang hebat ini,
diperjelas pada perjalanan ke Kalvari ini.
Wanita-wanita Yerusalaem yang
saleh, walaupun tidak takut untuk memperlihatkan kesalehan mereka dihadapan
para pria yang tak beriman, hanya melihat penderitaan Yesus yang
mereka cintai.
Mereka tidak melihat Kristus
yang menderita untuk mereka.
Mereka bersimpati dengan kesakitan-Nya. Namun mereka tidak melihat bahwa
diri merekalah penyebab dari semuanya, itu karena dosa mereka, … dan dosa
kita yang ditanggung-Nya sendiri.
Dan seolah-olah untuk
mengembalikan kebenaran kepada kita semua, terangkat dari kedalaman hatiNya
yang kudus dengan kata-kata ini :
“Hai puteri-puteri Yerusalem,
janganlah kamu menangisi Aku, melainkan tangisilah dirimu sendiri dan
anak-anakmu! “
Saat hening …………………………………….
Berdoa bersama – sama :
Ya Yesus, biarlah kami melihat
hubungan antara dosaku dan Kalvari-Mu. Janganlah kami menangisi-Mu, terlepas
dari diri kami, melainkan menangisi – Mu karena kami. Biarlah kami melihat
bahwa : Jika kami kurang sombong, maka mahkota duri akan berkurang menususk-Mu,
jika kami kurang mementingkan diri sendiri, salib akan berkurang beratnya
bagi-Mu, jika kami kurang berdosa, maka jalan-Mu menuju Kalvari akan lebih
pendek. Berilah kami rahmat untuk menangisi dosa-dosa kami. Dan melalaui
contoh-contoh Cinta kasih-Mu, biarlah sumber air mata kami menjadi suatu sumber
kegembiraan yang abadi.
………………………… Hening
Bapa kami ………………..
Salam Maria ……………..
Kemuliaan ……………….
P : Kasihanilah kami ya Tuhan,
kasihanilah kami
U : Ya Allah, kasihanilah kami
orang berdosa
Perhentian Kesembilan
YESUS
JATUH KETIGA KALI
P : Kami menyembah Dikau ya Tuhan, dan bersyukur
kepada-Mu
U : Sebab dengan Salib Suci, Engkau telah menebus
dunia
P
:
Percobaan
ketiga kalinya di padang gurun, bukanlah percobaan oleh daging atau dunia,
melainkan oleh setan sendiri. Setan minta supaya Tuhan menyembah dan memuja
dia, dengan menjanjikan akan memberi-Nya seluruh kerajaan dimuka bumi. Tapi
Yesus berkata kepadanya : "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau
harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!"
Tak
terhitung banyaknya kesempatan dalam hidup ini, dimana kita telah menukar harta yang tak ternilai,
yakni rahmat Allah, dengan mainan atau kesenangan yang sedang
melintas dalam hidup kita.
Tidak
seperti Kristus, kita telah percaya kepada dusta setan dan menukar keabadian
dengan yang sementara ; damai dengan penyesalan
dan kebebasan kami sebagai anak Allah dengan perbudakan
dosa yang menyedihkan.
Dan
setiap waktu kita belajar bahwa bilamana setan menjanjikan kerajaan kesenangan,
ia sebenarnya hanyalah memberi tanah yang sia-sia dari kesakitan dan ketidak
bahagiaan.
Saat
hening …………………………………….
Berdoa bersama
– sama :
Ya
Yesus, yang baik, seringkali kami berjanji pada-Mu, setelah jatuh dari
percobaan daging dan dunia, berkata kami tidak akan jatuh lagi. Jatuh-Mu yang
ketiga kalinya ini, Ya Yesus, adalah bukti bahwa kami telah jatuh oleh perangkap setan. Namun dengan
bangkit kembali, Dikau memberi kami alasan supaya berharap.
Engkau telah mengajarkan kepada kami, ada dua jenis manusia : seorang yang
jatuh dan tetap tinggal dalam kejahatan atau seorang yang jatuh
dan bangkit lagi. Dengan jatuh-Mu yang ketiga kalinya ini, Engkau
membayar bagi kami rahmat
kebangkitan-Mu kembali setiap kali kami jatuh. Setan mau menyerahkan dunia untuk memiliki kami.
Tapi
Engkau menyerahkan hidup-Mu sendiri untuk tetap mempertahankan kami
menjadi milik-Mu, menunjukkan kepada kami bahwa kami begitu berharga untuk
diselamatkan !
………………………… Hening
Bapa kami
………………..
Salam Maria
……………..
Kemuliaan ……………….
P : Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami
U : Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa
Perhentian Kesepuluh
PAKAIAN YESUS
DITANGGALKAN
P : Kami menyembah Dikau ya Tuhan, dan bersyukur
kepada-Mu
U : Sebab dengan Salib Suci, Engkau telah menebus
dunia
P
:
Urusan Allah dengan
kemanusiaan merupakan proses yang terus berkelanjutan, oleh kebaikan-Nya
yang melimpah. Kelimpahan-Nya yang pertama adalah dengan mengijinkan
segala-hal ada, dan itulah penciptaan. Kelimpahan yang
kedua adalah dengan mengatakan kepada kita rahasia cinta-Nya bagi
kita, dan itulah wahyu. Akhirnya cinta ini yang tidak
mempunyai batasan menghasilkan inkarnasi. Seperti ditulis oleh Santo
Paulus, bahwa Allah, “mengosongkan diri-Nya sendiri”, meninggalkan
ke-Agungan-Nya dan mengambil rupa bagi Diri-Nya bentuk dan kebiasaan
seorang manusia.
Sekarang, di atas bukit
yang disebut Kalvari, Yesus bukan saja mau mengosongkan bagi
diri-Nya, dari kemuliaan surgawi, malahan melepaskan
hak-Nya pada setiap kepemilikan duniawi, Dia, Gelandangan Surga yang tidak mempunyai
tempat untuk menyandarkan kepala-Nya, dilucuti pakain-Nya, hingga dalam
kematian-Nya, Dia sama sekali tak mempunyai apa-apa lagi, namun memberikan semuanya.
Saat hening …………………………………….
Berdoa bersama – sama :
Yesus penyelamat kami, jika
Engkau mengosongkan diri-Mu supaya
dengan demikian kami memiliki kehidupan yang ilahi, tidakkah Engkau bermaksud
agar kami di isi oleh-Nya? Karenanya Yesus yang baik, anugerahilah kami supaya
dapat mengosongkan diri dari ego kami, hingga dengan demikian kami dapat diisi
dengan sikap-Mu yang tidak mementingkan diri sendiri sama sekali itu ;
anugerahilah kami agar kami dapat mengosongkan diri dari keduniawian dan
dipenuhi dengan segala sesuatu yang surgawi.
Lucutilah kami dari jubah
keduniawian dan kenakanlah Jubah Putih Pembaptisan kepada kami, melalui ketidak
bergantungan akan hal-hal duniawi, kami akan menjadi kaya di dalam Roh.
Kuatkanlah kami agar dapat menyambut pengorbanan dan menerima penderitaan fisik
sebagai jalan kami dalam membalas-Mu
kembali dan bergabung dengan Dikau dalam sengsara-Mu secara pantas
………………………… Hening
Bapa kami ………………..
Salam Maria ……………..
Kemuliaan ……………….
P : Kasihanilah kami ya Tuhan,
kasihanilah kami
U : Ya Allah, kasihanilah kami
orang berdosa
Perhentian Kesebelas
YESUS
DI PAKU PADA KAYU
SALIB
P : Kami menyembah Dikau ya Tuhan, dan bersyukur
kepada-Mu
U : Sebab dengan Salib Suci, Engkau telah menebus
dunia
P
:
Tuhan bersandar pada mimbar-Nya
untuk terakhir kali. Sekarang bukan diperahu Petrus atau di bukit Galilea,
melainkan mimbar dari Salib. Seperti
kata-kata yang akan Dia keluarkan dari sana ; mimbar itu sendiri akan mengesankan
– bahkan hingga jaman berakhir – Sang Firman adalah Firman Allah yang Hidup.
“Orang-orang yang lewat di sana
menghujat Dia dan sambil menggelengkan kepala, mereka berkata: "Hai Engkau
yang mau merubuhkan Bait Suci dan mau membangunnya kembali dalam tiga hari,
selamatkanlah diri-Mu jikalau Engkau Anak Allah, turunlah dari salib
itu!". Demikian juga imam-imam kepala bersama-sama ahli-ahli Taurat dan
tua-tua mengolok-olokkan Dia dan mereka berkata: "Orang lain Ia
selamatkan, tetapi diri-Nya sendiri tidak dapat Ia selamatkan! Ia Raja Israel?
Baiklah Ia turun dari salib itu dan kami akan percaya kepada-Nya. Ia menaruh
harapan-Nya pada Allah: baiklah Allah menyelamatkan Dia, jikalau Allah berkenan
kepada-Nya! Karena Ia telah berkata: Aku adalah Anak Allah." Bahkan
penyamun-penyamun yang disalibkan bersama-sama dengan Dia mencela-Nya demikian
juga.
Jemaat-Nya (pendengar-Nya)
terdiri dari :
Para
prajurit yang bermain dadu untuk mengundi Jubah-Nya, yang tanpa jahitan
itu. …… “..Sesudah menyalibkan Dia mereka membagi-bagi pakaian-Nya
dengan membuang undi.”
Orang-orang tak beriman
yang mulutnya. Adalah terompet kebencian dan kutukan.
Dan tiga orang yang setia,
… Maria, Maria Magdalena dan Yohanes.
……
Yoh 19 : 25
Dan dekat salib Yesus berdiri
ibu-Nya dan saudara ibu-Nya, Maria, isteri Klopas dan Maria Magdalena. Ketiga
orang yang setia ini adalah ketiga jenis jiwa yang yang senantiasa diketemukan
di bawah salib. Mereka mewakili jiwa-jiwa yang setia, yang mampu memberi silih dosa dan imamat.
Kata-kata terakhir yang diucapkan
oleh Yesus, pertama-tama adalah atas nama para pembuang undi dan para pengejek
serta pengutuk itu. "Ya Bapa, ampunilah
mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.”
Kepada pendosa yang berharap
kepada-Nya ia berkata : "Aku berkata
kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di
dalam Firdaus."
Dan kepada murid-murid-Nya yang
setia ;” Ibu, inilah, anakmu! “
Saat hening …………………………………….
Berdoa bersama – sama :
Tuhan Yesus, kata-kata yang
Engkau ucapkan dari Salib, menyatakan kehausan-Mu yang hebat atas penyelamatan
umat manusia. Dari perbuatan-perbuatan-Mu di atas mimbar Salib – yang bagi kami
menjadi contoh – kami mulai melihat arti sebenarnya dari Cinta-Mu, dan makin
sadar betapa sering kami menyalibkan Cinta-Mu ! Tangan-Mu yang terangkat
memberkati kami, telah kami paku dengan cepat. Kaki-Mu yang telah mencari kami,
ketika kami terperangkap dalam jerat dosa, telah kami tusuk dengan pancang
besi. Bibir-Mu yang begitu seringnya memanggil kami kembali dari jalan
kejahatan, telah kami lepuh dengan debu.
Kata-kata pengampunanlah yang
sekarang kami dengar dari pada-Mu! Dan kami mulai mengerti bahwa jika kami
menusuk hati-Mu, itulah diri kami yang kami bunuh sendiri. Jadi sekarang kami
kembali pada Salib, piala segala kedukaan,
harapan dari para pendosa yang hampir tak berpengharapan. Kami berdiri
di bawah salib-Mu ya Tuhan, supaya kami dapat belajar bahwa hanya sedikit
waktu yang dibutuhkan untuk menjadi seorang kudus, tetapi banyak cinta.
Dan sekarang kami mengerti, bahwa bila kami tidak pernah berdosa, kami tidak
pernah memanggil-Mu : “ Penyelamat !”
………………………… Hening
Bapa kami ………………..
Salam Maria ……………..
Kemuliaan ……………….
P : Kasihanilah kami ya Tuhan,
kasihanilah kami
U : Ya Allah, kasihanilah kami
orang berdosa
Perhentian Keduabelas
YESUS
WAFAT DI SALIB
P : Kami menyembah Dikau ya Tuhan, dan bersyukur
kepada-Mu
U : Sebab dengan Salib Suci, Engkau telah menebus
dunia
P
:
Secara berangsur-angsur, onggokan
besar penderitaan menuju kematian itu telah terbakar habis dan Darah Putera
Manusia mengering di kayu Salib, suatu tanda kematiaan-Nya. Jubah-Nya diserahkan kepada para
algojo-Nya, Darah-Nya kepada bumi, Tubuh-Nya kepada makam, Ibu-Nya kepada Yohanes dan Nyawa-Nya kepada Bapa di sorga.
Setelah mengucapkan kata
terakhirNya. Dia menundukkan kepala dan wafat. Roh-Nya turun ke tempat orang
buangan dan pengawal-Nya yang menghantar adalah seorang penyamun !!! Semua
telah selesai, sekarang. Allah telah melakukan pembalasan terhadap setan dan
dosa.
Tiga hal bekerja sama dalam
kejatuhan umat manusia ke dalam dosa. Kejatuhan yang menjadikan manusia jauh
dari rahmat Allah.
Ketidaktaatan pria : Adam
Kesombongan wanita : Hawa
… dan
Pohon pengetahuan baik dan
jahat
Untuk
mengembalikan rahmat itu kepada kita, Allah menitahkan :
Seseorang pria yang patuh
: Yesus
Wanita yang rendah hati :
Maria
Salib dari batang pohon.
Namun pada saat kematian Kristus,
kemenangan-Nya masih tersembunyi dari mata manusia. Suara cemoohan dilontarkan
: “"Orang lain Ia selamatkan, biarlah sekarang Ia menyelamatkan diri-Nya
sendiri, jika Ia adalah Mesias, orang yang dipilih Allah.”
Saat hening …………………………………….
Berdoa bersama – sama :
Ya Yesus, alangkah benarnya
Engkau mengajar kami : “ Tak ada orang yang dapat menyelamatkan dirinya, jika
ia harus menyelamatkan orang-orang lain !!!”
Kelemahan-Mu di ambang kematian,
ternyata tak lain adalah ketaatan kepada permintaan hukum pengorbanan yang
Agung. Daun-daun dan pohon tak dapat
menyelamatkan diri mereka, jika karena jatuhnya, mereka harus menyemikan
dahan dan ranting. Biji Ace tidak dapat menyelamatkan diri mereka, jika mereka
harus menjadi buah Ace. Dan begitulah rupanya Ya Yesus, bahwa Engkaupun tak
dapat menyelamatkan diri-Mu sendiri dari kematian, Bila Engkau harus
menyelamatkan kami dari dosa !! Berilah kami cinta abadi bagi penebusan yang
telah Dikau menangkan bagi kami ini. Dan biarlah kami senantiasa ingat bahwa
dengan menerima salib pribadi kami dalam hidup ini, kami akan … oh, suatu paradoks
yang paling ganjil ………….. justru
menyelamatkan hidup kami selama-lamanya.
………………………… Hening
Bapa kami ………………..
Salam Maria ……………..
Kemuliaan ……………….
P : Kasihanilah kami ya Tuhan,
kasihanilah kami
U : Ya Allah, kasihanilah kami
orang berdosa
Perhentian Ketigabelas
YESUS DI TURUNKAN
DARI SALIB
P : Kami menyembah Dikau ya Tuhan, dan bersyukur
kepada-Mu
U : Sebab dengan Salib Suci, Engkau telah menebus
dunia
P
:
Lebih
dari 30 tahun sebelumnya, Yesus telah meningalkan Rumah Bapa-Nya di Sorga dan
berkelana di dunia ini. Kita mungkin menganggap-Nya sebagai Anak Allah Yang
Hilang, yang pergi jauh ke negeri asing dan mempergunakan diri-Nya demi
kebaikan penduduk negeri itu. Dia membuka mata mereka yang buta pada Terang
Allah dan Dia membuka telinga mereka untuk kata-kata Injil. Akhirnya di atas
gundukan bumi kecil Kalvari, Dia menyerahkan bagian terpenting diri-Nya
yakni Tubuh dan Darah-Nya, atas nama orang-orang berdosa itu..
Tubuh-Nya
diturunkan dari Salib, tempat kematian-Nya dan di tempatkan dipelukkan ibu-Nya,
yang masih teringat pada waktu pertama kali memeluk Dia di Betlehem. Mungkin
masih teringat bahwa tangan-tangan Yesus yang tertusuk itu, pernah dihangati
oleh nafas lembu-lembu! Matanya dipenuhi airmata segar, ketika ia mengenang
betapa ia pernah menyusui dan membesarkan-Nya“
Saat
hening …………………………………….
Berdoa bersama
– sama :
Ya
Maria, ini bukanlah Betlehem, melainkan Kalvari. Tangan-tangan yang pernah
menerima hadiah orang-orang Majus itu, sekarang ditembusi dengan paku-paku yang
kasar. Kening dimana ke-Agungan ilahi membuat singgasana-Nya, sekarang sedang
mengenakan Mahkota Duri yang menusuk. Kaki anak-anak itu yang pernah terlalu
kecil untuk memikul beban ke Maha Kuasaan Yang Ilahi, kembali sekarang tidak
bisa berjalan.
Antara
Betlehem dan Kalvari ya Maria, terbentang jurang dosa! Jadilah perantara kami
di Singgasana keadilan dan belas kasihan, ya Ibu kesedihan dan pertolongan
orang berdosa.!!
Sekarang
kami datang kepadamu Ibu, sebagai anak yang hilang, yang bertobat, yang ingin
menarik ketujuh pedang dari hatimu !!
………………………… Hening
Bapa kami
………………..
Salam Maria
……………..
Kemuliaan ……………….
P : Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami
U : Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa
Perhentian Keempatbelas
YESUS
DI MAKAMKAN
P : Kami menyembah Dikau ya Tuhan, dan bersyukur
kepada-Mu
U : Sebab dengan Salib Suci, Engkau telah menebus
dunia
P
:
Dunia memperlihatkan sedikit
keramahan kepada Tuhan yang adalah Penguasa Kehidupan dan Kematian. Untuk kelahiran-Nya hanya tersedia
kandang sebagai tempat bernaung yang kasar, yang biasa digunakan
bagi binatang : untuk kematian-Nya,
Dia diberi salib sebagai tempat tidur,
kematian yang keras, dengan Mahkota Duri sebagai bantal-Nya,
tangan-tangan dan kaki-Nya diselipkan pada
tempat tidur itu dengan paku !!
Kemuliaan kelahiran-Nya tersembunyi
di tempat yang terpencil di Israel. Makna kematian-Nya tersembunyi
dari mata manusia di kota terbesar, dunia ini. Lahir di Gua seorang
asing, mati di makam orang
asing, karena-Nya Kristus mengajar kita, bahwa kelahiran manusia dan
kematiannya adalah sama asingnya bagi kita, karena hal-hal itu adalah
asing bagi Allah
Saat hening …………………………………….
Berdoa bersama – sama :
Yesus yang manis, sekarang kami
mengerti – ketika tubuh-Mu yang tak bernyawa itu di tempatkan di kuburan orang
asing – bahwa hukum kehidupan adalah juga hukum kematian : bahwa semua yang
hidup juga harus mati ! Dan bahwa tak ada kematian tanpa datangnya kehidupan.
Dengan hidup-Mu, Dikau telah menunjukkan kepada kami bahwa kecuali ada salib,
tak akan ada makam kosong ; bahwa kecuali ada mahkota duri, tak akan ada
mahkota sorgawi !
Dengan kegembiraan yang meluap
karena kebangkitan-Mu, yang terjadi dihadapan kami, kami mohon kekuatan untuk
menahan salib kami dan berbagi sengsara dengan-Mu, hingga tiba-Nya hari
kebangkitan yang lain, ketika semua airmata terhapus di Yerusalem yang Sorgawi.
Ya Tuhan, kamipun berdoa untuk
semua orang yang ditolak dunia dan kepada siapa dunia ini tidak memberikan
keramahannya. Sambutlah mereka dalam kerajaan-Mu ya Penyelamat yang Pengasih,
dimana Dikau memerintah untuk selama-lamaNya
………………………… Hening
Bapa kami ………………..
Salam Maria ……………..
Kemuliaan ……………….
P : Kasihanilah kami ya Tuhan,
kasihanilah kami
U : Ya Allah, kasihanilah kami
orang berdosa
DOA PENUTUP
Yesus yang baik, Engkaulah firman
Allah yang hidup. Engkau telah berkata kepada kami bahwa Firman Allah adalah
sebutir benih yang membawa kehidupan, hanya jika benih itu jatuh ke tanah.
Engkaulah benih kehidupan abadi dan Engkau jatuh ke bumi dengan kematian-Mu
pada hari Jumat Besar. Namun Engkau bangkit dalam kehidupan yang mulia pada
hari minggu Paskah. Engkau mengajar kami bahwa kehidupan kristiani yang
sebenarnya adalah suatu kematian bagi dunia dalam ‘Masa Kalvari’ ini. Dan bahwa
hidup ini tak lain adalah pendahuluan menuju Paskah Abadi yang panjang, yang
menanti kami di Kerajaan Sorga-Mu.
Pada hari Akhir kelak, ketika
Engkau datang kembali dalam kemuliaan di atas awan-awan Sorga untk mengadili
orang hidup dan mati, dengan memanggul salib-Mu sebagi tanda kemenangan-Mu
terhadap dosa dan kematian. Anugerahilah kami, supaya sanggup memperlihatkan
salib kami dan mendengar-Mu bersabda : “ Datanglah engkau, yang diberkati
Bapa-Ku, menuju kerajaan yang dipersiapkan bagi-mu, sejak permulaan.” Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar