Luk 9:29 | Ketika Ia (Yesus) sedang berdoa, rupa wajah-Nya berubah dan pakaian-Nya menjadi putih berkilau-kilauan. |
Luk 9:30 | Dan tampaklah dua orang berbicara dengan Dia, yaitu Musa dan Elia. |
Luk 9:31 | Keduanya menampakkan diri dalam kemuliaan dan berbicara tentang tujuan kepergian-Nya yang akan digenapi-Nya di Yerusalem. |
Yesus yang sedang berdoa, kemudian menampakkan kemuliaan-Nya dan nampak bercakap-cakap dengan Musa dan Elia. Kenapa Musa dan Elia ? St. Agustinus dalam khotbahnya SERMO no 205 yang diucapkan pada awal masa puasa 40 hari :
.....Oleh sebab itu, Baik Musa, maupun Elia atau Tuhan sendiri telah berpuasa selama empatpuluh hari ......
ternyata ketiganya sama-sama mengalami dan mengadakan puasa selama empat puluh hari. dan tambahan menurut pengetahuan yang saya dapat : Elia diangkat ke Surga, Musa ... tidak diketemukan makamnya di dunia.... dan Yesus sendiri berasal dan kembali ke sorga. Ketiganya berada pada tempat yang sama ... dan ketiganya membicarakan tentang tujuan kepergian Yesus ke Yerusalem, untuk pengenapan misi-Nya.
Musa
Ulangan 34:5-8
34:5, Lalu matilah Musa, hamba TUHAN itu, di sana di tanah Moab, sesuai dengan firman TUHAN.
34:6, Dan dikuburkan- Nyalah dia di suatu lembah di tanah Moab, di tentangan Bet-Peor, dan tidak ada orang yang tahu kuburnya sampai hari ini.
34:7 Musa berumur seratus dua puluh tahun, ketika ia mati; matanya belum kabur dan kekuatannya belum hilang.
34:8, Orang Israel menangisi Musa di dataran Moab tiga puluh hari lamanya. Maka berakhirlah hari-hari tangis perkabungan karena Musa itu.
Elia
Sedang mereka berjalan terus sambil berkata-kata, tiba-tiba datanglah kereta berapi n dengan kuda berapi 1 memisahkan keduanya, lalu naiklah Elia ke sorga o dalam angin badai. p
Yesus
Mrk 16:19. Setelah Tuhan (Yesus) bersabda demikian kepada mereka itu, maka terangkatlah Ia naik ke surga lalu duduk di sebelah kanan Allah.
Tiga orang yang dipersatukan karena karya Allah, yang sama-sama berpuasa empat puluh hari.
Musa :
Puasa Musa, 40 hari 40 malam tidak makan dan tidak minum (Kel 24:16 dan Kel 34:28)
Kel 34:28 | Dan Musa ada di sana bersama-sama dengan TUHAN empat puluh hari empat puluh malam lamanya, tidak makan roti dan tidak minum air, dan ia menuliskan pada loh itu segala perkataan perjanjian, yakni Kesepuluh Firman. |
Berdasar yang dicatat dalam Ulangan 9, Musa berpuasa 40 hari 40 malam selama TIGA KALI:
(1) Saat menerima Kel 24:18.
Kel 24:18 | Masuklah Musa ke tengah-tengah awan itu dengan mendaki gunung itu. Lalu tinggallah ia di atas gunung itu empat puluh hari dan empat puluh malam lamanya. |
(2) Setelah Musa tahu bahwa orang Israel menyembah anak lembu emas Ul 9:18; 10:10, Kel 34:28.
Ul 9:18 | Sesudah itu aku sujud di hadapan TUHAN, empat puluh hari empat puluh malam lamanya, seperti yang pertama kali?roti tidak kumakan dan air tidak kuminum?karena segala dosa yang telah kamu perbuat, yakni kamu melakukan apa yang jahat di mata TUHAN, sehingga kamu menimbulkan sakit hati-Nya. |
Ul 10:10 | Maka aku ini berdiri di atas gunung seperti yang pertama kali, empat puluh hari empat puluh malam lamanya, dan sekali inipun TUHAN mendengarkan aku: TUHAN tidak mau memusnahkan engkau. |
Kel 34:28 | Dan Musa ada di sana bersama-sama dengan TUHAN empat puluh hari empat puluh malam lamanya, tidak makan roti dan tidak minum air, dan ia menuliskan pada loh itu segala perkataan perjanjian, yakni Kesepuluh Firman. |
(3) Di tengah perjalanan orang Israel, saat Tuhan menyuruh orang Israel berangkat dari Kadesh-Barnea, rupa-rupanya Musa berpuasa sekali lagi Ulg 9:25. Peristiwa yang terakhir ini memang tidak dicatat di tempat yang lain.
Ul 9:25 | Maka aku sujud di hadapan TUHAN?empat puluh hari empat puluh malam lamanya aku sujud?,karena TUHAN telah berfirman akan memunahkan kamu, |
Ada yang berpendapat bahwa puasa Musa dalam Ul 9:25 sebenarnya menerangkan peristiwa yang sama dengan puasa yang kedua Ul 9:18 (karena mulai Ulg 9:19-24 adalah penjelasan dari kekerasan hati bangsa Israel).
Mungkin inilah sebabnya sehingga ada yang menganggap 2 kali ada juga yang menganggap 3 kali.
Elia
Puasa Elia, 40 hari 40 malam berjalan kaki (1 Raj 19:8)
1raj 19:8 | Maka bangunlah ia, lalu makan dan minum, dan oleh kekuatan makanan itu ia berjalan empat puluh hari empat puluh malam lamanya sampai ke gunung Allah, yakni gunung Horeb. |
1raj 19:9 | Di sana masuklah ia ke dalam sebuah gua dan bermalam di situ. Maka firman TUHAN datang kepadanya, demikian: "Apakah kerjamu di sini, hai Elia?" |
Yesus
Puasa Yesus, 40 hari 40 malam tidak makan (Mat 4:2)
Mat 4:2 | Dan setelah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, akhirnya laparlah Yesus. |
Makanya, secara tidak langsung, peristiwa di atas mengingatkan kita untuk dapat berpuasa dengan baik dan sesuai anjuran Yesus dan Gereja-Nya. Yang berpuasa selama 40 hari tidak makan dan tidak minum, dalam kitab Suci yang tercatat di dalamnya memang hanya Musa, Elia dan Yesus ... dan masyarakat Niniwe yang di hukum Allah, yang karena puasa mereka, mereka di bebaskan !!!
Sebagai pelengkap, ada petunjuk pantang menurut St. Ignatius Loyola yang bisa kita pertimbangkan untuk dijalankan :
PATOKAN-PATOKAN UNTUK MENGATUR DIRI DALAM HAL MAKANAN
Patokan 1
Pantang nasi tidaklah begitu perlu, karena bukan makanan yang biasanya begitu merangsang selera tak teratur atau menjadi godaan kuat, seperti makanan-makanan lainya
Patokan 2
Dalam hal minuman, agaknya lebih wajar diadakan pantang daripada makan nasi. Maka dari itu haruslah dilihat betul-betul yang bermanfaat supaya diambil dan yang merugikan supaya dijauhkan.
Patokan 3
Dalam hal makanan-makanan lainnya, laku-pantang hendaknya dilaksanakan secermat-cermatnya dan seutuh-utuhnya, karena dalam hal ini selera lebih cepat menjadi tak teratur, dan godaannya lebih kuat. Untuk menghindarkan jangan sampai menjadi tak teratur dalam hal makanan, dapatlah dilaksanakan laku pantang dengan dua cara :
a. membiasakan diri mengambil makanan yang kurang enak
b. mengambil sedikit saja, kalau makanannya lezat
Patokan 4
Asalkan menjaga jangan sampai jatuh sakit, makain banyak mengurangi yang normal, makin cepat orang akan mencapai ukuran tengah yang harus ditepati dalam hal makan dan minum. Ada dua alasannya :
a. dengan usaha menyediakan diri semacam itu, kerapkali dapatlah ia lebih tajam merasakan
pengertian batin, hiburan dan inspirasi ilahi, untuk menemukan ukuran tengah yang cocok
b. jika orang melihat, bahwa oleh pantang sekeras itu, tenaga badan atau kesanggupannya untuk
melakukan latihan-latihan rohani berkurang, maka mudahlah ia menentukan mana yang lebih
berguna untuk memelihara tubuhnya.
Patokan 5
Pada waktu makan, menimbang-nimbang Kristus Tuhan kita, seolah-olah melihat DIA sedang bersantap bersama rasul-rasul Nya, bagaimana DIA makan minum, bagaimana DIA memandang, bagaimana DIA bicara, dan lalu bagaimana mencoba meneladanNya. Dengan demikian, budi terutama sibuk menimbang-nimbang Tuhan kita, dan tidak begitu memperhatikan soal pemeliharaan badan saja. Demikianlah orang merealisir persesuaian dan ketertiban yang lebih sempurna dalam cara bertindak dan memerintah dirinya sendiri.
Patokan 6
Selama makan , orang pun dapat menimbang-nimbang perkara lain, entah hidup orang-orang kudus, entah gagasan-gagasan saleh, atau tentang suatu tugas rohani yang dilaksanakannya. Karena dengan tercurahnya perhatian pada hal-hal ini, enak dan kepuasan indrawi atas makanan tubuh kurang terasa.
Patokan 7
Terlebih-lebih menjaga jangan sampai seluruh minat dipusatkan kepada apa yang dimakan, membiarkan dirinya dikuasai selera, tetapi hendaknya menguasai diri baik dalam cara makan, maupun dalam banyak sedikitnya yang dimakan.
Patokan 8
Untuk menghilangkan segala ketidak teraturan, sangatlah berguna, sesudah makan siang atau malam, atau pada saat lain, bila orang tak merasakan nafsu makan, menetapkan banyaknya makanan menurut kebutuhannya, untuk makan siang atau malam berikutnya; demikian selanjutnya setiap hari. Ukuran ini tak boleh dilanggar oleh karena nafsu makan atau pun oleh godaan apapun jua. Sebaliknya , untuk mengalahkan segala nafsu makan yang tak teratur dan sekalian godaan musuh dengan lebih baik, jika orang di goda makan lebih banyak, hendaknya malahan makan kurang.
Semoga, catatan dan tulisan ini bisa membantu kita dalam masa puasa dan pantang selama masa pra-paskah dan sesudahnya.
Salam
Asalkan menjaga jangan sampai jatuh sakit, makain banyak mengurangi yang normal, makin cepat orang akan mencapai ukuran tengah yang harus ditepati dalam hal makan dan minum. Ada dua alasannya :
a. dengan usaha menyediakan diri semacam itu, kerapkali dapatlah ia lebih tajam merasakan
pengertian batin, hiburan dan inspirasi ilahi, untuk menemukan ukuran tengah yang cocok
b. jika orang melihat, bahwa oleh pantang sekeras itu, tenaga badan atau kesanggupannya untuk
melakukan latihan-latihan rohani berkurang, maka mudahlah ia menentukan mana yang lebih
berguna untuk memelihara tubuhnya.
Patokan 5
Pada waktu makan, menimbang-nimbang Kristus Tuhan kita, seolah-olah melihat DIA sedang bersantap bersama rasul-rasul Nya, bagaimana DIA makan minum, bagaimana DIA memandang, bagaimana DIA bicara, dan lalu bagaimana mencoba meneladanNya. Dengan demikian, budi terutama sibuk menimbang-nimbang Tuhan kita, dan tidak begitu memperhatikan soal pemeliharaan badan saja. Demikianlah orang merealisir persesuaian dan ketertiban yang lebih sempurna dalam cara bertindak dan memerintah dirinya sendiri.
Patokan 6
Selama makan , orang pun dapat menimbang-nimbang perkara lain, entah hidup orang-orang kudus, entah gagasan-gagasan saleh, atau tentang suatu tugas rohani yang dilaksanakannya. Karena dengan tercurahnya perhatian pada hal-hal ini, enak dan kepuasan indrawi atas makanan tubuh kurang terasa.
Patokan 7
Terlebih-lebih menjaga jangan sampai seluruh minat dipusatkan kepada apa yang dimakan, membiarkan dirinya dikuasai selera, tetapi hendaknya menguasai diri baik dalam cara makan, maupun dalam banyak sedikitnya yang dimakan.
Patokan 8
Untuk menghilangkan segala ketidak teraturan, sangatlah berguna, sesudah makan siang atau malam, atau pada saat lain, bila orang tak merasakan nafsu makan, menetapkan banyaknya makanan menurut kebutuhannya, untuk makan siang atau malam berikutnya; demikian selanjutnya setiap hari. Ukuran ini tak boleh dilanggar oleh karena nafsu makan atau pun oleh godaan apapun jua. Sebaliknya , untuk mengalahkan segala nafsu makan yang tak teratur dan sekalian godaan musuh dengan lebih baik, jika orang di goda makan lebih banyak, hendaknya malahan makan kurang.
Semoga, catatan dan tulisan ini bisa membantu kita dalam masa puasa dan pantang selama masa pra-paskah dan sesudahnya.
Salam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar